Loading documents preview...
LAMPIRAN Ilustrasi khasus transyaksi istishna
Pembayaran Oleh Pemesanan Dilakukan Pada Saat Penyerahan Barang Istishna PT. Usman Jaya membutuhkan rumah tipe 70/150 dengan sertifikasi khusus untuk kantor. Harga rumah Rp. 200 juta, dana yang dibayarkan PT. Usman Jaya untuk uang muka Rp. 50 juta. Perusahaan mengajukan pembiayan pada bank syari’ah. Setelah akad ditanda tangani antara PT. Usman Jaya dan bank syari’ah dengan nilai akad Rp. 200 juta, bank syariah memesan pada pengembang dan pengembang akan menyelesaikan pesanannya selama 9 bulan. Bank membayar biaya pra-akad sebesar Rp. 1 juta dan akad ditanda tangani antara bank dan PT. Usman Jaya pada 1 Juli 2002. PT. Usman Jaya menyerakan uang muka sebesar Rp. 50 juta. Disamping itu, bank menandatangani akad pembelian/ pesanan kepada pengembang pada 1 juli 2002, dengan harga beli Rp. 170 juta. Berikut ini data dan tangihan yang dilakukan oleh pengembang sampai per 1 maret 2003: 2 Juli 2003 : bank membayar uang muka kepada pengembang Rp. 50 Juta 1 Agustus 2003 : pengembang menagih untuk pembangunan pengembang istishna Rp.30 Juta 1 nopember 2003: pengembang menagih untuk pembangunan pengembang istishna Rp.50 Juta 1 febuari 2003 : pengembang menagih untuk pembangunan pengembang istishna Rp.40 Juta 1 Maret 2003 : pengembang menyerahkan aktiva istishna yang telah selesai kepada bank syariah. 1 Maret 2003 : bank syariah menyerahkan aktiva istishna yang telah selesai kepada tuan Usman. Tuan Usman mengangsur pembayaran rumah tersebut selama 2 tahun. Bank syariah mengenakan keuntungan istishna 10% dari pembiayaan, Diminta : Buatlah perhitungan untuk pengakuan, pengukuran, dan penyajian untuk transaksi istishna paralel tersebut: o Bila menggunkan kontrak selesai untuk pengakuan pendapatannya. Jawab : Perhitungan Pemesan akan melunasi rumah pesanannya pada saat rumah selesai dibangun dan diserahkan pada bank syariah kepada PT Usman, dengan harga kontrak Rp. 200 Juta. Harga pokok rumah adalah Rp. 170 Juta, = Rp. 30 Juta.
Berikut ini jurnal yang dibuat oleh Bank syari’ah 1. Pada saat bank syari’ah menerima uang muka dari PT Usman: 1 Juli 2003 Dr. Kas
Rp
50.000.000,00
Cr. Uang muka istishna
-
Rp
50.000.000,00
2. Pada saat bank mencatat biaya pra-akad
Rp 1.000.000,Dr. beban pra-akad yg ditangguhkan
Rp
Cr. kas
1.000.000,00 -
Rp
1.000.000,00
3. Pada saat ada kepastian akad istishna dengan nasabah PT. usman, bank mencatat : Dr. aktiva istishna dlm penyelesaian
Rp 1.000.000,00
-
-
Rp 1.000.000,00
Cr. beban pra-akad yg ditangguhkan
4. Pada saat bank menerima tagihan dari pengembang dan membayarannya:
Tanggal 1 Agustus 2003 sebesar Rp. 30.000.000,00 Dr. aktiva istishna dlm penyelesaian
Rp. 30.000.000,00
-
-
Rp. 30.000.000,00
Rp. 30.000.000,00
-
-
Rp. 30.000.000,00
Rp. 50.000.000,00
-
-
Rp. 50.000.000,00
Cr. Hutang istishna Pada saat bank syariah membayar hutang istishna: Dr. Hutang istishna
Cr. kas Tanggal 1 Nopember 2003 sebesar Rp. 50.000.000,00 Dr. aktiva istishna dlm penyelesaian
Cr. Hutang istishna
Pada saat bank syariah membayar hutang istishna:
Dr. Hutang istishna
Rp. 50.000.000,00
-
-
Rp. 50.000.000,00
Rp. 40.000.000,00
-
-
Rp. 40.000.000,00
Rp. 40.000.000,00
-
-
Rp. 40.000.000,00
Cr. kas Tanggal 1 Febuari 2004 sebesar Rp. 70.000.000,00 Dr. aktiva istishna dlm penyelesaian
Cr. Hutang istishna Pada saat bank syariah membayar hutang istishna: Dr. Hutang istishna
Cr. kas
5. Pada saat bank menerima barang pesanan dari pembangunan yang sudah selesai
100%, bank syariah akan menjual jurnal sebagai berikut: Dr. Persediaan barang Alistishna
Cr. Aktiva istishna dlm penyelesaian
Rp. 171.000.000,00
-
-
Rp. 171.000.000,00
6. Pada saat penyerahan barang istishna dan penagihan bank kepada nasabah PT>
Usman: Dr. Piutang istishna Dr. Uang muka istishna
Rp. 150.000.000,00 Rp. 50.000.000,00
Cr. Persediaan barang Al-istishna
-
Cr. Pendapatan istishna
-
-
Rp. 171.000.000,00 Rp. 29.000.000,00
7. Penyajiaan akhir tahun
Apabila metode kontrak selesai diterapkan dalam transaksi istishna dan pada akhir tahun/periode akutansi barang istishna belum selesai 100%, maka di neraca akan dilaporkan “akutansi istishna dalam penyelesaian” dan laporan laba rugi belum dialami adanya bagiaan pendapatan istishna pada periode berjalan. Aktiva istishna adalah penyelesaian dilaporkan dineraca per-31 Desember 2002 adalah sebesar = Rp. 1.000.000,00 + Rp. 30.000.000,00 + Rp. 50.000.000,00 = Rp. 81.000.000,00
Administrasi Pembiayaan Bprs Metro Dari Nasabah Saudari Aviva Administrasi pembiayaan BPRS Metro tercatat bahwa piutang istishna dari nasabah Saudari Aviva adalah sebesar Rp. 900.000.000,00 yang akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2008. Piutang istishna tersebut terdiri dari harga pokok barang pesanan Rp. 650.000.000,00 dan margin istisna yang belum direalisasikan sebesar Rp. 250.000.000,00 pada tanggal 21 Juni 2008 saudari Avivah melunasi seluruh pembiayaan istishnanya kepada BPRS Metro lebih cepat 9 hari dari tanggal jatuh tempo. Atas perhitungan terhadap saldo pembiayaan dan kondisi internal BPRS Metro, maka saudari Avivah diberikan potongan sebesar Rp. 100.000.000,00. Berdasarkan informasi tersebut maka: Pada saat penyelesaian, BPRS Metro mengurangi piutang istishna dan margin/pendapatan istishna. Kas Margin Istisna Tangguhan
Rp. 800.000.000,00 Rp. 250.000.000,00
Pendapatan Istishna
-
Piutang istishna
-
-
Rp. 150.000.000,00 Rp. 900.000.000,00
Contoh tiga:
Perubahan Pesanan Dan Klaim Tambahan Sebagai contoh tuan Ahmad memesan rumah melalui bank Syariah Metro dengan akad istishna senilai Rp. 500.000.000,00 pada akhir masa akad ternyata terdapat perubahan harga material sehingga mengakibatkan nilai kontrak berubah dan hal tersebut sudah disepakati dalam akad. Nilai rumah yang dipesan oleh tuan Ahmad menjadi Rp. 500.000.000,0, sebagai akibat penyesuaian harga-harga material yang meningkat. Maka bank syariah Metro akan mencatat klaim tambahan sesuai kesepakatan. Dengan jurnal: Biaya istishna (klaim tambahan Material)
Pendapatan istishna
Rp. 100.000.000,00
-
-
Rp. 100.000.000,00