Loading documents preview...
Menurut kelompok kalian, strategi apa yang bagus buat indosat? Bagaimana kondisi Indosat sebelum dilepas dan setelah sekian persen sahamnya dipegang tangan asing? Marwan
Batubara:
Harga saham Indosat saat dilepas di bawah harga buku. Saya menduga ini merupakan permainan dari pihak-pihak tertentu di pemerintahan. Sahamnya digoreng dulu supaya rendah. Saat dilepas, harganya Rp 12.950 per saham, tapi perhitungan kami di Serikat Pekerja harganya mencapai Rp 18.000 per saham. Ketika dipegang STT, keuangan Indosat malah berdarah-darah. Saya menduga hal itu disebabkan adanya praktik transfer pricing dan hedging yang dilakukan dengan sesama anak perusahaan STT. Kami sudah lapor ke KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha). KPPU sudah melakukan penyelidikan dan penyidikan, tapi berhenti di tengah jalan. Sejak dikuasai Temasek, pembayaran pajaknya juga semakin hancur. Dari sebelum dijual, 700 M. Kemudian jadi 600 M, kemudian menjadi 500 M. Kendati demikian, ketika menjual sahamnya ke Qatar Telecom pada Juni 2006, STT berhasil mengeruk keuntungan hampir tiga kali lipat. Saat membeli 42% saham pada Desember 2002, dana yang dikeluarkan senilai Rp 5,6 triliun, tapi ketika menjual memperoleh sekitar Rp 16,7 triliun. Apakah Indosat bisa kita beli kembali,? Kwik
Kian
Gie:
Kalau mau buyback, ya harus lihat-lihat dulu. Jangan sampai nanti kita beli lagi dengan harga tinggi, karena kita tahu Singapura tidak akan menjual dengan harga murah. Kita buat satelit baru saja yang lebih canggih, ketimbang beli kembali Indosat. Saya akan berhitung dan Jokowi juga silahkan berhitung untung ruginya melakukan buyback Indosat beberapa hari kedepan, nanti kita bandingkan. Saya kira STT tidak akan menjual dengan harga wajar, mereka tidak akan menghitung nilai pasar saja, tapi juga nilai geopolitik. Kemarin Jokowi ngomongin soal geopolitik, tetapi kenapa soal Indosat ini tidak dimasukkan? Marwan
Batubara:
Karena Indosat ini menyangkut hankam, dan potensi keuntungan juga sangat besar. Kalau harga wajar ya dibeli. Kalau tidak wajar, buat baru atau kembangkan saja Telkom atau Telkomsel. Tetapi sayangnya Telkomsel saat ini 30% sahamnya juga sudah dikuasai Temasek. Dan mereka tidak akan
melepasnya dengan harga murah. Karena Telkomsel ini relatif lebih sehat, dibandingkan dengan Indosat yang banyak hutang. =====| .end. |===== Jokowi menyebut meskipun Indosat dijual, dalam klausul yang disepakati, pemerintah Indonesia mempunyai hak beli kembali (buyback). Hanya saja belum ada yang mau beli kembali, ia menyatakan
kesiapannya
untuk buybackIndosat.
Pertanyaannya sekarang, adakah hak buyback Indosat dalam klausul sebagaimana yang disebut Jokowi? FAKTAnya.. Indonesia ternyata tidak mempunyai hak sama sekali untuk membeli kembali 41,94 persen saham Indosat yang kini sudah dikuasai STT. Masalah buyback sama sekali tidak tercantum dalam perjanjian jual beli atau sales and purchase agreement (SPA). Hal tersebut diungkapkan oleh Menkominfo Sofyan Djalil usai rapat yang dipimpin Wapres Jusuf Kalla soal RUU Aceh di Istana Wapres, Jakarta, pada 5 Januari 2006. Sebelumnya mantan Menneg BUMN Laksamana Sukardi pernah mengisyaratkan Indonesia bisa membeli kembali saham tersebut. [Detik]
Saat ini Pemerintah Indonesia memegang 14,29 persen saham Indosat, sedangkan mayoritasnya dikuasai Ooredoo Asia Pte Ltd (Qatar Telecom) sebanyak 65 persen. Sisanya sekitar 20,71 persen beredar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
1. Sumber Daya Manusia Indosat mempunyai SDM yang cukup baik, 40% komposisinya berpendidikan S-1 ke atas. Selain itu didukung dengan program pelatihan berjenjang sesuai posisinya untuk meningkatkan keahlian.
BAB 4. ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN
4.1. Analisa SWOT
1. Strength: Kekuatan Indosat antara lain terdapat pada: hak duopoli yang dimilikinya, pengalaman mengelola bisnis telekomunikasi internasional, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, rangkaian produk dan jasa yang luas, teknologi yang mutakhir pada peralatannya, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik. 2. Weakness: Kelemahan Indosat antara lain terdapat pada: kurangnya kebiasaan bersaing secara ketat akibat kenikmatan hak duopoli yang dimilikinya, rentannya likuiditas perusahaan akibat besarnya kewajiban yang dimilikinya, dan diversifikasi yang berlebihan seperti pada perusahaan anak dan afiliasi yang kurang menguntungkan. 3. Oppurtunities: Peluang bagi Indosat antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, perluasan usaha baru yang melingkupi bisnis inti yang cukup menguntungkan, dan bisnis telekomunikasi global yang cukup menjanjikan. 4. Threat: Ancaman bagi Indosat antara lain: masuknya pendatang baru terutama dari luar negeri sehubungan akan berakhirnya hak duopoli, kompetisi global yang memasuki pasar domestik, dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
4.2. Grand Strategy Adaptasi pada perubahan lingkungan yang cepat dalam telekomunikasi telah menjadi critical factor bagi Indosat. Peningkatan kompetisi, perubahan teknologi, dan aliansi strategi global , di antara kesemuanya, sedang membentuk pasar telekomunikasi yang akan datang. Dalam menanggapi tantangan-tantangan baru tersebut Indosat telah membangun cetak biru pertumbuhan, dikenal sebagai Grand Strategy Indosat 2000: Jasa Telekomunikasi Internasional Dasar akan tetap menjadi core business Indosat Peranan regional dan internasional yang telah meningkat sejak 1994
Jasa selular dan sistem satelit bergerak saat ini sedang diperluas melalui perusahaan selular lokal dan konsorsium internasional Jasa bernilai-tambah yang meliputi telekomunikasi pada saat ini, integrasi sistem dan informasi multimedia dan hiburan yang melengkapi dan menambah nilai dari jasa core Indosat
4.3. Growth Strategy Indosat berusaha mempertahankan keberadaannya sebagai pemimpin pasar untuk jasa telekomunikasi internasional di Indonesia, memposisikan dirinya sebagai perusahaan telekomunikasi berkelas-dunia, dan menjadi pemain global dalam industri telekomunikasi dunia. Hal ini dicapai melalui Strategi Bisnis "1-plus-3" yang mencoba: "1" Membangun jasa telekomunikasi internasional melingkupi central core business Lalu-lintas telekomunikasi internasional Indosat di transmisikan melalui satelit internasional, sistem kabel bawah laut, dan sambungan gelombang mikro, yang kesemuanya menggunakan teknologi digital mutakhir termasuk protokol multimedia canggih. Indosat mengoperasikan empat gerbang internasional di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Batam dimana lalu-lintas melewati dari Indonesia ke seluruh dunia, dan sebaliknya. Setelah membangun akses ke satelit yang cukup melalui sembilan stasiun bumi di empat lokasi gerbang melintang Indonesia, Indosat pada saat ini memperluas aksesnya ke kabel serat optik digital bawah laut dengan bergabung ke konsorsium kabel regional dan dunia. Ini semua adalah bagian dari program perluasan yang didesain untuk meningkatkan kapasitas, memperbaiki kualitas, dan menyediakan jasa baru untuk memenuhi perubahan permintaan konsumen. 1. Partisipasi dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi domestik Indosat memandang investasinya pada infrastruktur telekomunikasi domestik selain sebagai alat untuk memperluas pasar jasa telekomunikasi internasional, juga sebagai sumber pendapatan baru untuk perusahaan. Dua ventura utama Indosat pada lapangan ini adalah PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia sebagai pemegang lisensi operator telekomunikasi di daerah Jawa Tengah, PT Pramindo Ikat Nisantara di Sumatra, dan PT Telekomunikasi Selular Indonesia (Telkomsel), perusahaan join-ventura jasa GSM selular bergerak. 2. Meningkatkan peranannya dalam telekomunikasi regional dan internasional Indosat memulai proyek internasional, melibatkan join-ventura dengan mendasarkan sebagaimana membangun carriers telekomunikasi internasional.
Tujuan utamanya adalah meningkatkan lalu-lintas internasional melalui gerbang perusahaan, memperoleh pendapatan langsung dari proyek dan mendapatkan tambahan keahlian dari pembukaan internasional. Sampai sekarang, Indosat terikat dengan berbagai proyek telekomunikasi termasuk join-ventura dengan entitas telekomunikasi yang bersangkutan dari Kamboja dan Kazakstan dan investasi ekuitas pada jasa selular berbasis PHS di Jepang sebagaimana di USA Global Link dan Alphanet Telecom Inc. Keduanya adalah pemain utama carrier telekomunkasi. Sebagai tambahan, Indosat telah bergabung dengan aliansi internasional seperti Concert and World Partners dan telah ditunjuk sebagai gerbang bagi Sistem Bergerak Global Inmarsat, SAN ICO melayani kawasan Asia Tenggara. 3. Mengambil diversifikasi terbatas pada bisnis komplementer Indosat juga mencoba untuk mendiversifikasi pada daerah di mana keahlian perusahaan dalam telekomunikasi dapat dipergunakan untuk mengoptimumkan efek seperti pada jasa bernilai tambah yang melengkapi bisnis core perusahaan. Jasa –jasa ini tersedia melalui perusahaan anak dan pada saat ini meliputi beberapa jasa pertukaran data elektronik, bank elektronik, multimedia , dan internet Dengan strategi perusahaan "1+3", Indosat akan menjadi perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
4.4. Analisa Strategi Bisnis Indosat Menghadapi Krisis Ekonomi Sehubungan dengan krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Indosat mengalami masa yang sulit sejak awal 1998 ketika Rupiah terdepresiasi secara drastis. Banyak bisnis di Indonesia yang mengalami kemacetan karena kondisi makro ekonomi, instabilitas politik, dan gejolak sosial. Dilengkapi dengan krisis moneter, situasi ini mempengaruhi pertumbuhan permintaan jasa telekomunikasi internasional di Indonesia. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan volume lalu-lintas lebih lambat, yang memaksa Indosat untuk : lebih berhati-hati dalam kegiatan operasi dan manajemen arus kas terutama mata uang asing, sehubungan komitmen investasi yang jatuh waktu. Namun demikian tampaknya krisis ekonomi tersebut tidak menurunkan keuntungan Indosat, melainkan menurunkan pertumbuhannya saja. Selama Januari hingga September 1998, incoming dan outgoing calls menigkat masing-masing 4,1% dan 10,3% dari periode sebelumnya. Pertumbuhan yang lamban dari incoming traffic disebabkan turunnya kegiatan bisnis internasional sebagai bagian dari situasi
nilai tukar rupiah dan instabilitas politik, menyusul kerusuhan Mei di Jakarta. Indosat masih memproyeksikan pertumbuhan positif lalu-lintas telepon. Pendapatan operasi meningkat 45,6% sedangkan beban operasi meningkat 33%. Sebagai strategi bisnis dalam menghadapi krisis ekonomi ini, Indosat menerapkan kebijakan, antara lain: Selalu mencari cara yang paling ekonomis menurunkan beban pembelanjaan pada mata uang asing Indosat mengurangi biaya sirkuit dengan menggunakan lebih banyak sirkuit kabel bawah laut ketimbang satelit, yang pada saat ini mencapai 74% dari total bandwith. Melakukan kebijakan konservatif menyangkut situasi krisis ekonomi Indonesia Pengalokasian hutang tak tertagih yang cukup besar, meningkat 88,4% dari tahun sebelumnya. Menerapkan kebijakan likuiditas yang berhati-hati Biaya telekomunikasi dan beban perawatan meningkat sebagai dampak melemahnya Rupiah. Namun dalam hal ini pertumbuhan beban operasi diupayakan lebih rendah dari pendapatan operasi, serta meningkatkan profit margin. Melindungi fundamental dasar Indosat dari pengaruh kinerja negatif anak perusahaan Untuk menghindari dampak dari kinerja negatif anak perusahaan, maka dilakukan program restrukturisasi diversifikasi bisnis, yang akan memperbaiki posisi keuangan perusahaan dalam jangka pendek dan sesuai dengan strategi jangka panjang. Dilihat dari hasil-hasil yang dicapai pada kuartal ketiga seperti yang disebutkan di atas, sejauh ini Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis maupun penerapannya guna menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang tentunya harus sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalam Grand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemen strategi Indosat, yaitu: 1. Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam industri telekomunikasi, yang tingkat persaingannya tidak lagi domestik, tetapi bersifat internasional. 2. Indosat mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan keuntungan, namun mempunyai posisi yang rentan menyangkut likuiditasnya. 3. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia mempunyai dampak yang cukup dirasakan oleh Indosat, walaupun tidak mempengaruhi kenaikan pendapatan namun mengalami penurunan. 4. Indosat cukup tepat dalam memilih strategi bisnis menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat ini, yang sesuai dengan strategi jangka panjang Indosat seperti yang tertuang dalamGrand Strategy dan Growth Strategy untuk mewujudkan Indosat sebagai perusahaan yang merupakan "penyedia jasa penuh" dan "pemimpin bisnis multimedia".
5.2. Saran Berdasarkan analisa competitive strategy dan SWOT, terdapat beberapa hal yang dapat diterapkan Indosat, antara lain: 1. Dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil peluangpeluang yang bersifat strategis , serta memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut budaya bersaing dalam menghadapi ancaman masuknya pendatang baru dari luar negeri. 2. Lebih memperkuat posisi keuangannya, mengingat rentannya likuiditas perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. 3. Membatasi diversifikasi bisnis secara selektif, sehingga tidak mempengaruhi fundamental dasar perusahaan.
4. Melakukan langkah-langkah yang tepat dan berhati-hati dalam menghadapi krisis ekonomi, sehingga dapat menjaga apa yang telah dicapai perusahaan selama ini. Adakah dampak negative dari privatisasi yang dilakukan pemerintah terhadap PT indosat? Sedangkan dampak negatif yang diberikan dari dilakukannya privatisasi ini adalah adanya tandatanda bahwa adanya monopoli pasar yang dilakukan oleh perusahaan induk dari Singtel dan dan STT Singapore yaitu PT Temasek Singapura. Kondisi monopoli pasar ini merupakan kondisi yang tidak diinginkan dalam suatu lingkungan industri yang dapat merusak iklim bisnis di Indonesia. Walaupun tidak menguasai seluruh saham kedua perusahaan tersebut, tetapi lebih dari sepertiga sahamnya dikuasainya dan secara langsung Temasek mempunyai kewenangan yang sangat besar dalam mengatur kebijaksanaan, strategi dan profit yang didapat oleh kedua perusahaan telekomunikasi Indonesia tersebut. Selain itu pemerintah akan mengalami kesulitan untuk mengintervensi dan mengatur perusahaan-perusahaan ini secara langsung, karena selain berhadapan dengan Temasek, pemerintah juga akan berhadapan dengan hukum Internasional.Studi Kasus Privatisasi PT. Indosat Tbk. (2002-2003). Agus Sarwanto ... politik ekonomi pada Pemerintahan Megawati Soekarnoputri: Studi kasus Soekarnoputri mengeluarkan kebijakan privatisasi terhadap perusahaan yang sangat strategis dan ... Korporasi perusahaan agar tercipta manajemen dan budaya kerja ..
The lessons learned that could be taken from the case are;1.
Privatization is vehicle for foreign direct investment (FDI)2.
Privatization id fundamental transformational strategy both at the organizational level and themacroeconomic level3.
The cultural understanding is important in order to build strong international alliances4.
Bargaining power of government is needed to avoid negative spread in equity placementstrategic alliance