K3 Di Pt Telkom

  • Uploaded by: triana permata
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View K3 Di Pt Telkom as PDF for free.

More details

  • Words: 4,041
  • Pages: 20
Loading documents preview...
DAFTAR ISI

Halaman Judul .....................................................................................................

i

Kata Pengantar ..................................................................................................... ii Daftar Isi .............................................................................................................. iii A. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang .................................................................................... 4 1.2 Rumusan masalah .............................................................................. 5 1.3 Tujuan penulisan makalah ................................................................. 5 1.4 Metode ilmiah .................................................................................... 6 1.5 Sistematika penulisan ......................................................................... 6 1.6 Tinjauan pustaka ................................................................................ 7 B. BAB II PEMBAHASAN MATERI ......................................................... 13 C. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 18 D. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 21 Daftar Pustaka ...................................................................................................... 23 Lampiran .............................................................................................................. 24

i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Lingkungan yang sehat akan membuat seorang pekerja dapat menjalankan tugasnya dan dapat terselesaikan sesuai dengan prosedur yang baik. Lingkungan juga dapat menjadi tolak ukur fisik dan mental pekerja. Lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada kesehatan yang menurun, timbulnya berbagai penyakit dan biaya kesehatan yang besar. Di Indonesia sendiri keselamatan dan kesehatan kerja masih terbilang terabaikan. Hal ini ditunjukan dengan adanya kecelakaan kerja tiap tahun yang meningkat. Padahal seorang pekerja merupakan orang berharga bagi perusahaan. Selain adanya kecelakaan juga akan berdampak pada ekonomi yang menurun. Ekonomi yang menurun maka akan menyebabkan kondisi tempat tinggal yang buruk. Dengan begitu perlu adanya keselamatan dan kesehatan dalam bekerja sehingga akan berdampak pada kondisi tempat tinggal yang baik akan memberi pengaruh pada kesehatan pekerja dan meningkatkan pelayanan dalam bekerja. Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 87 ayat 1 dinyatakan bahwa “Setiap perusahaan wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan”. Selanjutnya ketentuan mengenai penerapan Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 05/MEN/1996 Pasal 3 Ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit kerja akibat kerja wajib menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom Indonesia atau Telkom) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta.

2

PT. TELKOM merupakan salah satu BUMN. Oleh karena adanya program perluasan jaringan serta penyedia jasa maka peran dari pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sangat diperlukan agar proses tersebut dapat berjalan secara lancer, efektif dan aman menimbulkan potensi bahaya serta meningkatkan kepercayaan pada perusahaan yang bekerja sama maupun pada investor, ditambah pula dengan upaya perusahaan tersebut dalam mendapatkan kepuasan konsumen dengan memberikan tanggung jawab pada masyarakat Indonesia yang meliputi komitmen dalam menjalankan usaha dengan menjunjung Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tenaga kerja ditempat kerja dalam menjaga produktifitas tenaga kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah diatur dalam suatu sistem manajemen yaitu Sistem Manajemen K3. Untuk menerapkan Sistem Manajemen K3 tersebut maka harus berpedoman pada 5 prinsip berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996. Beberapa diantaranya adalah komitmen, kebijakan serta perencanaan K3 yang harus diterapkan sebagai langkah awal dalam Sistem Manajemen K3.

1.2 Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan K3? b. Apa fungsi dan tujuan dari K3? c, Bagaimana komitmen, kebijakan dan perencanaan K3 yang telah dilakukan di PT. Telkom? d. Bagaimana sistem penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Telkom?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah a. Mengetahui pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja. b. Mengetahui fungsi dan tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja. c. Mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Telkom. d. Mengetahui komitmen dan kebijakan pihak manajemen terhadap Sistem Manajemen di PT. Telkom. e. Mengetahui perencanaan K3 yang telah dilakukan PT. Telkom dalam menjalankan Sistem Manajemen K3.

3

1.4 Metode Ilmiah 1. Perencanaan Penyelidikan Ilmiah Dengan merencanakan penyelidikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat menjalankannya tentang dengan peraturan yang ada. Perencanaan ini dapat menjadi patokan untuk melakukan pada tahap selanjutnya agar sesuai dengan prediksi. 2. Pelaksanaan Penyelidikan Sebelum melaksanakan penyelidikan pada keselamatan dan kesehatan kerja dapat dilakukan dengan hipotesa terlebih dahulu. Dalam melaksanakan penyelidikan terdapat 2 cara: 1. Dengan mencari informasi lewat berbagai media yaitu buku, internet dan lain-lain. 2. Dengan mencari informasi langsung terhadap perusahaan yang dituju. Pada kali ini metode yang digunakan adalah dengan mencari informasi lewat media. Metode ini dapat dilaksanakan untuk mengetahui dari jarak jauh tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada perusahaan. 3.

Hasil Penelitian Hasil penelitian dapat ditulis dengan menggunakan bahasa yang jelas sesuai dengan informasi yang didapat tanpa ada rekayasa pada sumbernya.

1.5 Sistematika Penulisan BAB I

PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, batasasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan dan tinjauan pustaka.

BAB II

PEMBAHASAN MATERI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan materi mengenai objek yang akan diteliti.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil dari sebuah pembahasan penelitian yang telah dilakukan. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan pembahasan serta dilengkapi dengan saran-saran.

4

1.6 Tinjauan Pustaka 1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan, maka sangatlah penting bagi perusahaan untuk memberikan perhatian bagi karyawannya. Salah satu faktor yang harus diperhatikan yaitu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja yaitu 1. Secara Filosofis Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. 2. Secara Keilmuan Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan akibat kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3 tentang keselamatan dan kesehatan kerja disebutkan syarat-syarat keselamatan kerja sebagai berikut: a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan. d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya. e. Memberi pertolongan pada kecelakaan. f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja. g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembapan, debu, kotoran asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan. i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik. k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup. l. Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban. m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya. n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang. 5

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang. q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptakan lingkungan atau suasana yang aman dan sehat, guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja dalam hubungannya dengan pemeliharaan karyawan agar loyalitas karyawan terhadap perusahaan terbina dengan baik. Adapun tujuan dan pentingnya K3 menurut Rivai (2005) adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Lingkungan Kerja yang Aman dan Sehat Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat adalah agar setiap karyawan mendapatkan jaminan K3 baik secara fisik, social, dan psikologis yang dapat memberikan rasa aman dan terlindungi dalam bekerja serta terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja, serta meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja. 2. Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat Jumlah biaya yang sangat besar sering muncul karena ada kerugian-kerugian akibat kematian dan kecelakaan ditempat kerja dan kerugian akibat menderita penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan, serta yang berkaitan dengan kondisi-kondisi psikologis. Kesimpulan dari tujuan kerja yaitu terciptanya lingkungan kerja yang aman dan sehat serta melindungi karyawan dan memelihara kondisi baik secara fisik maupun mental

2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Manajemen adalah susatu perencanaan, pengorganisir, pelaksanaan pengukuran dan tindak lanjut yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya yang ada. Sistem manajemen adalah perencanaan kegiatan manajemen yang baik dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen K3 merupakan bagian dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaaan, tanggung jawab, pelaksanaan, penerapan, pencapaian, 6

pengkajian dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja untuk menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Lingkup penerapan Sistem Manajemen K3 berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya yang ditentukan oleh beberapa faktor: a. Ukuran perusahaaan b. Lokasi kegiatan c. Kondisi budaya perusahaan d. Jenis aktifitas perusahaan e. Kewajiban hukum yang berlaku bagi perusahaan f. Lingkup dan bentuk Sistem Manajemen K3 yang telah dijalankan g. Kegiatan K3 perusahaan h. Bentuk dan resiko atau bahaya yang dihadapi (Ramli, 2009) Tujuan dan sasarannya adalah untuk menciptakan suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditempat kerja dengan melibatkan unsure manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dari penerapan Sistem Manajemen K3 antara lain: a. Menempatkan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan mertabatnya sebagai manusia. b. Meningkatkan komitmen pemimpin dalam melindungi tenaga kerja. c. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. d. Proteksi terhadap industri dalam negeri. e. Meningkatkan daya saing dalam perdagangan internasional. f. Meningkatkan pencegahan kecelakaan melalui pendekatan sistem. Konsep Dasar Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja salah satunya sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 maka organisasi perusahaan diwajibkan untuk melaksanakan 5 ketentuan pokok sebagai berikut: a. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan sistem manajemen keelamatan dan kesehatan kerja. b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif d. Mengatur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan pencegaan dan perbaikan 7

e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja. Langkah-langkah dalam mengembangkan Sistem Manajemen K3 dapat diuraikan sebagai berikut : a. Peraturan Perundang-undangan dan Standar Sebelum mengimplementasikan harus diidentifikasi semua peraturan perundangundangan dan standar K3 yang berlaku dalam perusahaan yang bersangkutan. Sebaiknya dibentuk tim untuk mendokumentasikan peraturan perundang-undangan dan standar dibidang K3. Kemudian disusun Peraturan K3 perusahaan dan pedoman pelaksanaan K3. Sebagian besar perusahaan, peraturan keselamatan dan kesehatan kerja dicetak dalam bentuk buku saku yang selalu dibawa oleh tenaga kerja, agar setiap pekerja memahami peraturan tersebut dan menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada setiap tenaga kerja. b. Menetapkan Kebijakan K3 Perusahaan Dalam menetapkan Kebijakan K3 di perusahaan ini yaitu dengan pernyataan mengenai komitmen dari organisasi untuk melaksanakan K3 yang menegaskan keterikatan perusahaan terhadap pelaksanaan K3 dengan melaksanakan semua ketentuan K3 yang berlaku sesuai dengan operasi perusahaan, melindungi keselamatan dan kesehatan semua pekerja termasuk kontraktor dan stackholder lainnya seperti pelanggan dan pemasok. c. Mengorganisasikan Bagaimana Top Manajemen menempatkan organisasi K3 di perusahaan serta dukungan yang diberikan merupakan pencerminan dari komitmen terhadap K3. d. Merncanakan Sistem Manajemen K3 Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. e. Penerapan Sistem Manajemen K3 Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki kualifikasi, sarana yang memadai sesuai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan membuat prosedur yang dapat memantau manfaat yang akan didapat maupun biaya yang harus dikeluarkan. f. Mengukur dan Memantau Hasil Pelaksanaan 8

Dalam pengukuran dan memantau

hasil pelaksanaan adalah dengan

menggunakan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada dua macam ukuran yang dapat digunakan yaitu ukuran yang bersifat reaktif yang didasarkan pada kebijakan kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif yang didasarkan kepada upaya dari keseluruhan sistem. g. Melakukan Audit dan Meninjau Ulang secara Menyeluruh Melaksanakan

audit

dan

meninjau

ulang

secara

menyeluruh

dengan

melaksanakan audit K3. Manajemen dapat memeriksa sejauh mana organisasi telah melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi berbagai kelemahan yang masih ada yang mungkin terletak pada perumusan komitmen dan kebijakan

K3

atau

pada

pengorganisasian,

atau

pada

perencanaan

dan

pelaksanaannya. Penerapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan atau organisasi mendapatkan beberapa faktor menghambat dan faktor keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3. Faktor penghambat tersebut antara lain: a. Belum adanya persyaratan dari konsumen mengenai pembuktian penerapan Sistem Manajemen K3. b. Dampak krisis ekonomi. c. Tidak adanya konsekuensi bagi perusahaan yang menunda dan atau menolak adanya pelaksanaan audit Sistem Manajemen K3. d. Kekurangsiapan

perusahaan

dikarenakan

ketidaktahuan

perusahaan

untuk

menerapkan Sistem Manajemen K3. e. Biaya audit dianggap memberatkan perusahaan. f. Frame koordinasi pelaksanaan audit dengan Departemen Teknis lain belum terwujud. Faktor keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3 antara lain: a. Telah diterapkannya beberapa sistem manajemen yang mendukung penerapan Sistem Manajemen K3. b. Tingginya komitmen K3 dari manajemen puncak atau perusahaan induk. c. Melakukan studi banding. d. Adanya ahli dalam bidang K3. e. Asanya Departemen atau bagian yang khusus mengangani K3. f. Telah dimilikinya Safety Committee yang berperan aktif dalam pelaksanaan K3 g. Telah diperolehnya penghargaan dibidang K3 dari institusi lain. 9

h. Terdapatnya tuntutan dari pihak konsumen kepada perusahaan untuk menerapkan Sistem Manajemen K3. i. Terpacunya suatu perusahaan dalam sectornya karena perusahaan lain telah berhasil menerapkan Sistem Manajemen K3. j. Adanya upaya pembinaan mengenai Sistem Manajemen K3 baik dari asosiasi profesi maupun dari Pembina kawasan perusahaan. Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ini perusahaan atau organisasi harus berpedoman pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per-05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen K3. Pedoman tersebut diantaranya adalah: a. Komitmen dan Kebijakan b. Perencanaan c. Penerapan d. Pengukuran dan Evaluasi e. Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen

10

BAB II PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan, Kesehatan dan Keamanan Kerja ( K3 ) adalah suatu upaya guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat – tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja dalam rangka melancarkan usaha berproduksi. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas dan finansial. Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan terciptanya tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan dilingkungan kerja dan penyakit akibat kerja. Beberapa pengertian kesehatan dan keselamatan kerja: 1.

Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan

upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. 2.

Menurut Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan. 3.

Menurut Simanjuntak (1994), keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas

dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja 4.

Mathis dan Jackson, menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. 5.

Menurut Ridley, John (1983), mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah

suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. 6.

Jackson, menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada

kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

11

7. Menurut Ramlan Dj, 2006, pelaksanaan keselamatan kerja adalah berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh berbagai faktor bahaya, baik berasal dari penggunaan mesin-mesin produksi maupun lingkungan kerja serta tindakan pekerja sendiri. 8.

Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan

dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni, 2003: 138). Jadi keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.

B. Fungsi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fungsi keselamatan dan kesehatan dalam ilmu K3: Fungsi kesehatan dan keselamatan dalam ilmu kesehatan kerja adalah upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan cara promosi kesehatan, dan meningkatkan daya tubuh dan kebugaran pekerja. Sementara fungsi keselamatan adalah menciptakan sistem kerja yang aman atau yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan. Fungsi K3 yaitu: 1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi. 2. Setiap orang yang berada ditempat kerja dijamin keselamatannya. 3. Setiap sumber produksi perlu dipakai atau digunakan secara aman dan efisien. 4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kecelakaan kerja.

C. Tujuan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja yaitu memelihara keselamatan dan kesehatan dilingkungan kerja. Menurut Ramlan Dj, 2006 tujuan kesehatan kerja adalah : a. Memelihara dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat pekerja dilingkungan kerja. b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan kerja seperti kecelakaan pekerja. 12

c. Memberi perlindungan bagi pekerja dalam melakukan pekerjaannya dan kemungkinan terjadinya bahaya akibat faktor yang membahayakan ditempat kerja. d. Menempatkan pekerja disuatu lingkungan pekerjaan berdasarkan keterampilan, kemampuan fisik dan psikis pekerjaannya. Keselamatan kerja memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menciptakan sistem kerja yang aman mulai dari input, proses dan output. 2. Mencegah terjadinya kerugian baik moril maupun material akibat terjadinya kecelakaan. 3. Melakukan pengadilan terhadap resiko yang ada ditempat kerja.

Dengan adanya keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan dapat meminimalisir bahaya terjadinya kecelakaan dilingkungan kerja. Bahaya fisik merupakan sumber utama kecelakaan dibanyak industri. Bahaya tersebut mungkin tidak bisa dihindari dalam banyak industri seperti konstruksi. Seiring dengan berjalannya waktu manusia mengembangkan metode dan prosedur keamanan untuk mengatur resiko tersebut. Selain itu jatuh merupakan kecelakaan dan penyebab kematian yang sering terjadi dilingkungan kerja. Bahaya mekanik yait bahaya yang bersumber dari mesin ataupun alat. Mesin adalah komponen utama yang digunakan untuk membantu pekerjaan namun dalam pelaksanaanya dapat membahayakan pekerjaan. Banyak mesin yang melibatkan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang tajam, permukaan yang cukup panas, dan bahaya yang berpotensi meremukan, memotong, membakar, menusuk dan memberikan benturan serta melukai pekerja jika tidak digunakan dengan aman. Bahaya yang ditimbulkan secara biologis dan kimiawi: 1. Secara biologis a. Virus b. Bakteri c. Fungi d. Patogen bawaan darah e. Tubercolosis 2. Secara kimiawi a. Asam b. Basa c. Logam berat d. Asap e. Bahan kimia reaktif 13

f. Api atau bahan yang mudah terbakar

D. Gambaran Umum Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jada dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. PT. TELKOM mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta. PT. TELKOM merupakan BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (51,19%) dan oleh public sebesar 48,81%. Sebagian besar kepemilikan saham public (45,58%) dimiliki oleh investor asing dan sisanya (3,23%) oleh investor dalam negeri. Oleh karena adanya program perluasan jaringan serta penyediaan jasa maka peran dari pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Higiene. Perusahaan adalah sangat diperlukan agar proses tersebut dapat berjalan secara lancer, efektif dan aman tanpa menimbulkan potensi bahaya serta meningkatkan kepercayaan pada perusahaan yang bekerja sama maupun pada investor, ditambah pula dengan upaya perusahaan tersebut dalam mendapatkan kepuasan konsumen dengan memberikan tanggung jawab pada masyarakat Indonesia yang meliputi komitmen dalam menjalankan usaha dengan menunjang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tenaga kerja ditempat kerja serta penerapan Higiene Perusahaan dalam menjaga produktifitas tenaga kerja. PT. TELKOM berkomitmen seluruh karyawan aman dari resiko kesehatan dan kecelakaan di tempat kerja. Komitmen ini juga mencakup seluruh tamu yang berkunjung ke lingkungan kerja maupun di gedung kantor PT. TELKOM. Sesuai dengan Visi, Misi dan Budaya Perusahaan The TELKOM Way 135, PT. TELKOM memiliki komitmen dan tekad yang tinggi untuk memberikan yang terbaik bagi Stake Holder. Untuk mencapai komitmen dan tekad tersebut, Manajer PT. TELKOM DIVRE IV secara terusmenerus meningkatkan performansi kinerja perusahaan dengan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten dan berkesinambungan dengan melakukan upaya-upaya, sebagai berikut: 1. Menjamin kesesuaian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan persyaratan perundangan dan standart norma-norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku. 2. Mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan. 14

3. Menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui isentifikasi bahaya dan pengendalian resiko. 4. Menyediakan prosedur dan instruksi tertulis untuk menjamin sistem kerja yang aman. 5. Melakukan pembinaan kompetensi SMK3, bekerja sama dengan institusi terkait. 6. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja baik Karyawan, Mitra Kerja, maupun orang lain yang berada di tempat kerja dan lingkungan kerja dalam keadaan aman, nyaman dan kondusif. 7. Membangun komitmen dan partisipasi seluruh Karyawan, Mitra Kerja dan Unit kerja terkait lainnya di lingkungan PT. TELKOM. 8. Membudayakan SMK3 di lingkungan Unit Kerja Perusahaan PT. TELKOM.

15

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Menerapkan program K3 merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan oleh perusahaan guna melindungi karyawannya, sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dengan tujuan untuk melindungi kerugian yang timbul dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang timbul dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja terhadap perusahaan. Untuk itu melalui program K3 yang baik diharapkan karyawan dapat terjaga kondisi keselamatan dan kesehatannya. Agar dapat terciptanya situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga mampu meningkatkan pencapaian produktivitas perusahaan. Untuk program keselamatan kerja PT. TELKOM memiliki beberapa program kerja yang dibuat oleh bagian HSE (Health, Safety & Environment) yang memiliki fungsi untuk membantu mengkoordinasikan dan memastikan pengelolaan program-program K3 disetiap bagian berjalan dengan baik dan benar sesuai standar untuk penerapan K3. Adapun jenis program keselamatan kerja adalah sebagai berikut: 3.1 Safety Talk Program safety talk digunakan untuk menggambarkan program yang berfokus pada perilaku karyawan sebagai salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 3.2 Check List Kesiapan Kerja Aman Upaya mempelajari serta pencatatan masing-masing urutan langkah kerja suatu pekerjaan, mengidentifikasi bahaya-bahaya didalamnya dan memastikan usaha paling baik untuk mengurangi maupun menyingkirkan bahaya-bahaya disuatu pekerjaan. 3.3 Managemen Visit Pengawasan/inspeksi tentang K3 yang dilakukan oleh manajer selaku pimpinan perusahaan beserta stafnya untuk langsung melihat kegiatan kerja karyawan yang berada dilapangan 3.4 HSE Patrol Pemeriksaan secara berkala yang dilakukan oleh bagian HSE PT. TELKOM untuk memantau keadaan alat pelindung, ketersedian dari kotak P3K dan alat pemadam api ringan. Berikut beberapa kegiatan yang dilakukan pada HSEPatrol, yaitu: 1. Pemeriksaan kualitas dan kelayakan dari alat pelindung yang digunakan a. Helm pelindung 16

b. Kaca mata

c. Full body harmess

d. Sarung tangan

17

e. Sepatu pelindung

2. Pemeriksaan dan pereliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

18

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Komitmen dan Kebijakan Dalam komitmen dan kebijakan ini maka melalui proses antara lain: a. Kepemimpian dan Komitmen 1. Dalam menempatkan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan, menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang diperlukan dibidang keselamatan dan kesehatan kerja, dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkoordinasi di PT. TELKOM sesuai dengan Permenaker RI No. Per-05/MEN/1996. 2. Dalam menetapkan personel yang mempunyai tanggung jawab, wewenang dan kewajiban yang jelas dalam penanganan keselamatan dan kesehatan kerja dan melakukan penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. TELKOM sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per-05/MEN/1996. b. Tinjauan Awal Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam hal tinjauan awal di PT. TELKOM sudah sesuai dengan Permenaker RI No.Per-05/MEN/1996. c. Kebijakan K3 yang di PT. TELKOM dapat dikatakan sudah sesuai dengan Permenaker RI No. Per-06/MEN/1996. 2. PT. TELKOM sudah mulai menerapkan Sistem Manajemen K3 yang dimulai sejak tahun 2007 yang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per05/MEN/1996 dimana persahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya. 3. PT. TELKOM termasuk perusahaan besar dan berdasarkan hasil audit terakhir hasil audit terakhir yang dilakukan Badan Audit Independen Sucofindo mendapatkan sertifikat dan Golden Flag sehingga dapat dikatakan sesuai dengan Permenaker RI No. Per-05/MEN/1996.

B. Saran 1. Mempertahankan dan tetap meningkatkan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang telah berjalan dengan menerapkan 19

program atau sistem yang belum berjalan ataupun menambah program-program tersebut. 2. Perlu adanya organisasi untuk membantu manajemen dalam mengkoordinasi dan melaksanakan usaha-usaha Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan. 3. Perlu adanya program pembelajaran Safety untuk mengurangi faktor resiko dan potensi bahaya yang dapat diidentifikasikan lebih awal.

20

Related Documents


More Documents from "Syafiq Ilham Shiddiqi"

K3 Di Pt Telkom
January 2021 1
Spanish Ophi-ii
January 2021 0
Trabajo De Muros Anclados
January 2021 1
February 2021 0
February 2021 0