Loading documents preview...
SAINT SAINT KEPERAWATAN KEPERAWATAN
KELOMPOK KELOMPOK 22
1. DWI NOVIYANI 1. DWI NOVIYANI 2. FEBRIAN RAHMAT 2. FEBRIAN RAHMAT
S . SN S . SN 3. MURHAYENI 3. MURHAYENI 4. NURWINDIA 4. NURWINDIA SUKMAWATI SUKMAWATI 5. SEKANI NIRIYAH 5. SEKANI NIRIYAH
APLIKASI APLIKASITEORI TEORI KEPERAWATAN KEPERAWATAN MENURUT MENURUT EAKES EAKES, , BURKE BURKEDAN DAN HAINSWORTH HAINSWORTH (CRHONIC (CRHONICSOROW) SOROW) PADA PADAJURNAL JURNAL
BAB 1 PENDAHULUAN Teori Keperawatan adalah seperangkan ide, definisi, hubungan dan harapan atau sasaran yang Pertama kali bersal dari model keperawatan atau dari disiplin Pertama kali didokumentasikan dalam bidang ilmu lain dan rancangan proposive, pandangan didokumentasikan dalam literatur pada 1998 metodis fenomena dengan merancang inter literatur pada 1998 Eakes, Burke Dan relationship khusus diantara ide-ide yang bertujuan Eakes, Burke Dan Hainsworth menggambarkan, memjelaskan, peramalan, dan atau Hainsworth merekomendasikan. Teori berduka kronis atau lebih dikenal dengan teori cronic sorrow merupakan salah satu teori keperawatan yang membahas mengenai masalahmasalah yang ditimbulkan akibat kehilangan. Teori keperawatan ini sanagat bagus dibahas untuk dapat menyelesaikan bernagai masalah dengan pengaplikasian secarainternal maupun eksternal.
Eakes, Burke Dan Hainsworth
••CRHONIC CRHONIC SOROW SOROW
••CRHONIC CRHONIC SOROW SOROW
••CRHONIC CRHONIC SOROW SOROW
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Model Teori Crhonic Sorow
2.3 Konsep Utama Teori 1.
2.2 Riwayat Tokoh 1. Georgene Gaskill Eakes 2. Marry Lermann Burke 3. Margaret A Hainsworth
2. 3. 4.
Berduka kronis (chronic sorrow) Kehilangan (Loss) Peristiwa Pencetus (Triger Events) Metode Manajemen (Management Method)
2.4 Konsep Utama
Keperawatan Menurut Hansworth 2.5 Asumsi Teori
Skema Teori Chronic sorrow
Konsep Utama Keperawatan Menurut Hansworth Keperawatan
Manusia
Kesehatan
Lingkungan
Asumsi Teori Kejelasan Kesederhanaan Keumuman Presisi Empiris Konsekuensi yang di dapat
BAB III PEMBAHASAN JURNAL JURNAL 1
JUDUL Using Online Health Communication To Manage Chonic Sorrow: Mothers Of Children With Rare Diseases Speak
27 Septembe r 2014
Jurnal Keperawata n Anak
PENULIS Adriana D. Glenn PhD, MA, MN, RN, FNP-BC
Metode Penelitian Peneliti menggunakan fenomenalogi yang berorientasi pada pengalaman/ perasaan ibu menggunakan komunikasi kesehatan online
Jenis Penelitia n
Proposive Sampling
Pendekata n
Cross Section al
Prosedure , instrument dan sampel Teknik wawancara dengan kuesioner Peneliti melakukan wawancara melalui telephone dan merekap audio dengan menggunakan aplikasi skype
Sampel Sebanyak 16 ibu dengan anak ALGS berusia berkisar dari 6 bulan hingga 17 tahun dan memiliki berbagai diagnosa medis terkait dengan ALGS
RINGKASAN JURNAL PROSES BERDUKA
Masalah atau kesenjangan yang terjadi dalam jurnal ini adalah penyakit langka pada anak dengan sindrom Alagille (ALGS) yang merupakan penyakit kompleks yang dipengaruhi oleh mutasi gen pada kromosom 20 dimana hanya 1 berbanding 7000 kelahiran yang hidup. Anak-anak ini mempunyai masalah di saluran empedu pada hati dan penyakit jantung bawaan serta juga dapat mempengaruhi organ lainnya. Hal ini membuat para ibu mengalami kesedihan dikarenakan anak yang mereka lahirkan memderita penyakit langka yang jarang diderita oleh anak- anak lainnya serta jarang ditemui di sekitar lingkungan mereka yang membuat ibu kebingungan dan kesulitan dalam merawat dan membesarkan anak tersebut.
KEHILANGAN
Harapan orang tua terhadap anak mereka tidak sesuai dengan idealnya, dimana setiap orang tua mengharapkan anak mereka sehat tanpa ada masalah kesehatan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang seperti anak normal lainnya. FAKTOR PENCETUS
Orang tua dengan anak yang menderita penyakit langka melihat perkembangan anak mereka lebih lambat dibangdingkan dengan anak normal lainnya serta hambatan dan tantangan orang tua menghadapi penyakit anak menjadi penyebab pencetus terjadinya berduka kronis ini.
Metode Manajemet Metode Manajemet
Hal ini ini membuat orang tua mencari informasi melalui internet Hal ini ini membuat orang tua mencari informasi melalui internet dan memperoleh informasi menambah pengetahuan, dan dan memperoleh informasi menambah pengetahuan, dan pemberdayaan yang berguna untuk menjalin hubungan dengan pemberdayaan yang berguna untuk menjalin hubungan dengan anakny, ibu bisa saling berbagi pengalaman dengan anak-anaknya. anakny, ibu bisa saling berbagi pengalaman dengan anak-anaknya. Komunikasi online membuat para ibu dapat mengelola kesedihan Komunikasi online membuat para ibu dapat mengelola kesedihan kronis atau perasaan tidak menyenangkan yang dialami anaknya , kronis atau perasaan tidak menyenangkan yang dialami anaknya , dengan cara ini hubungan ibu dengan anak terasa lebih dakat dan ibu dengan cara ini hubungan ibu dengan anak terasa lebih dakat dan ibu selalu merasaan terhubung dengan anaknya. selalu merasaan terhubung dengan anaknya. Dari sini orang tua mulai membangun koping internal terhadap Dari sini orang tua mulai membangun koping internal terhadap anak mereka dimana mereka melihat perbandingan anak mereka anak mereka dimana mereka melihat perbandingan anak mereka dengan anak-anak yang menderita penyakit alagille lainnya bahwa dengan anak-anak yang menderita penyakit alagille lainnya bahwa tidak ada yang salah pada anak mereka, anak mereka melakukan apa tidak ada yang salah pada anak mereka, anak mereka melakukan apa yang anak-anak alagille lakukan pada umumnya serta berkembang yang anak-anak alagille lakukan pada umumnya serta berkembang seperti anak-anak yang menderita penyakit sindrom alagille seperti anak-anak yang menderita penyakit sindrom alagille laiinya(Glenn, 2015). laiinya(Glenn, 2015).
PEMBAHASAN JURNAL JURNAL 2
2015
Jurnal Keperawatan Jiwa
JUDUL Chronic Sorrow: Lived Experiences of Caregivers of Patients Diagnosed With Schizophrenia in Butabika Mental Hospital, Kampala, Uganda
PENULIS Connie Olwit, Seggane Musisi, Sebalda Leshabari, Ingvar Sanyu
Metode Penelitian
Jenis Penelitia n
Deskriptif Kualitatif
Pendekata n
Cross Section al
Prosedure , instrument dan sampel Teknik diskusi kelompok (FGD) dan wawancara secara mendalam dengan instrument kuesioner kesedihan kronis Burke / Eakes (Burke / NCRS, 1998).
Sampel Ada 12 orang dengan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terdiri dari 7 orang pengasuh perempuan dan 5 orang pengasuh lakilaki.
Ringkasan jurnal Terdapat beberapa tema yang dibahas dalam jurnal ini diantaranya: 1. Pengalaman Berduka Wawancara mendalam Peserta menceritakan banyak situasi dan keadaan dari waktu ke waktu dimana perasan itu dialami kembali. Ketika peserta diminta untuk mengingat kembali diwaktu pertama kali menyatakan bahwa dari kerabat mereka sakit mental mereka mengambarkan perasaan kesediahan, kebinggungan, ketakutan, kehancuran, sakit dan amarah .
Diskusi kelompok (FGD)
Perasaan dan emosi yang dirasakan dalam diskusi kelompok serupa dengan apa yang diungkapkan dengan wawancara secara mendalam dimana perasaan sedih paling sering diikuti dengan gangguan stres, kemarahan, emosi nyeri maupun kesedihan. Perasaan kesedihan lainnya yang dilaporkan seperti perasaan kerusakan, ketakutan, khawatir, frustasi, kebingungan dan kaget. Namun setelah membawa kerabat ke rumah sakit bahwa gejala dapat dikontrol dengan obat, beberapa harapan dan intensitas kesedihan berkurang.
Faktor Pemicu 1.
2.
3.
4.
Pemberian perawatan tanpa henti, dikarenakan sering dan rawat inap yang panjang, gejala berulang, pemberi rawatan mengeluarkan energi berlebih, kendala keuangan, tanggung jawab yang besar. Perubahan perilaku pasien, termasuk penolakan untuk pergi ke rumah sakit, penolakan untuk mengambil medikasi dan kebencian. Manajemen krisis, Karena penyakit yang kambuh atau mengalami efek samping dari pengobatan yang mereka percayai akan meningkatkan penyakit seiring waktu. Reaksi masyarakat terhadap penyakit mental dan kepanikan, termasuk memukul dan menganiaya orang dengan penyakit mental, timbulnya stigma yang salah mengenai penyakit mental.
Mekanisme Koping
Yang dilakukan oleh para pengasuh agar merasa lebih baik; . . . .
• Startegi interpersonal • Kegiatan yang berorientasi pada tindakan • Mengatasi emosi • Strategi kognitif yang digunaan
Situasi Yang Membantu maupun Tidak
1. Kerabat dan teman-teman membantu mereka selama situasi sulit dengan simpatik, menghibur serta memberikan konseling. 2. Petugas kesehatan sangat membantu dalam hal memberikan obat untuk mengurangi gejala dan mengurangi frekuensi rawat inap . Namun, mayoritas pengasuh melaporkan petugas kesehatan sebagai sumber besar pemicu kesedihan kronis. Faktor-faktor yang tidak membantu dilaporkan seperti stigma, melontarkan lelucon negatif tentang penyakit mental dan tertawa ketika kerabatnya sakit