Kelainan Refraksi Raihan

  • Uploaded by: Arief Rianraharjo
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelainan Refraksi Raihan as PDF for free.

More details

  • Words: 1,208
  • Pages: 48
Loading documents preview...
Kelainan Refraksi dan Ambliopia M. Raihan Rustan / 19710010



fi





Pembimbing : dr. Mohammad Tauhid Ra ’i, Sp.M dr. Pinky Endrina Heliasanty, Sp.M dr. Miftakhur Rochmah, Sp.M dr. Shinta Arta Wiguna, Sp.M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata RSUD Sidoarjo/FK Universitas Wijaya Kusuma Surabaya 2021

Kelainan Refraksi Penyebab gangguan penglihatan -> keluhan utama pasien ke dokter mata Indonesia: 9,5% menyebabkan kebutaan



Kemenkes, 2010

Apa itu Kelainan Refraksi ? Kelainan pembiasan sinar pada mata, sehingga Sinar tidak dapat difokuskan pada retina





Tetapi difokuskan di depan atau di belakang retina

Anatomi Media Refraksi Kornea: Lapisan bening tembus cahaya dan avaskular Membiaskan sinar 80% Indeks Refraksi 1,37









Pembias sinar terkuat -> 40-43 D

Anatomi Media Refraksi Humor akuos: Cairan dalam BMD yang menutrisi kornea dan lensa Indeks refraksi 1,33 Humor vitreus: Mempertahankan bentuk bola mata











Indeks refraksi 1,33

Anatomi Media Refraksi Lensa: Bersifat transparan Membiaskan sinar 20% (dengan kekuatan 20D) Indeks refraksi 1,40









Selain media refraksi, berperan dalam akomodasi

Akomodasi Kemampuan lensa mata untuk menebal dan memipih -> memfokuskan cahaya ke retina Teori Helmholtz: Kontraksi otot siliar sirkuler -> zonula zinii kendor -> lensa cembung





Berkaitan dengan presbiopia

Kelainan Refraksi Penyebab Sumbu bola mata Kelainan media refrakta





Kelainan indeks refraksi

Pemeriksaan Kelainan Refraksi Objective

Retinoskopi Oftalmoskopi





Refraktometer

Subjective

Trial and error

Table of content Ametropia: Miopia, Hipermetropia, Astigmatisma + Presbiopia Anisometropia





Ambliopia

Emetropia: Sinar sejajar difokuskan sempurna di makula lutea tanpa bantuan akomodasi



Ametropia: Sinar sejajar tidak difokuskan pada makula lutea

Miopia Sinar yang datang sejajar dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina saat mata tidak berakomodasi Klas kasi: Etiologi Perjalanannya Onset











fi

Derajat

Miopia Klas kasi Etiologi Aksial: axis bertambah panjang Refraksional: kelainan media refraksi Posisional: lensa lebih anterior Akomodasi yang berlebihan Klas kasi berdasarkan perjalanannya Miopia simplex ( siologis)















fi

fi

fi

Miopia Patologis/degeneratif

Miopia Klas kasi Onset kongenital Juvenile onset Adult onset

Klasi kasi Derajat Ringan: <-3,00 D Sedang: -3,00 s/d -6,00 D Berat: > -6,00 s/d -9,00 D

















fi

fi

Sangat berat: > -9,00 D

Miopia Gejala: Penglihatan jauh kabur Kecenderungan menyipitkan mata saat melihat jauh







Gejala astenopia

Miopia Tatalaksana: Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik



Kacamata / lensa kontak

Miopia Pembedahan (miopia berat dengan usia > 20 tahun) Clear lens extraction (CLE) Radial keratotomy (RK) Photorefractive keratotomy (PRK)









Laser in-situ keratomileusis (LASIK)

Miopia Komplikasi Strabismus





Ablasio retina

Hipermetropia Sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga tanpa akomodasi difokuskan di belakang retina Etiologi Aksial: Bola mata terlalu pendek Refraktif: daya bias lemah Kurvatur: kelengkungan kornea atau lensa kurang Posisional: posisi lensa lebih posterior













Afakia

Hipermetropia Klasi kasi berdasarkan perjalanannya Hipermetropia simpleks ( siologis) Hipermetropia patologik Hipermetropia fungsional (paralisis akomodasi/ NIII) Klasi kasi derajat Ringan: +2,00 D atau kurang Sedang: +2,25 s/d +5,00 D









fi





fi

fi



Berat: +5,25 D atau lebih

Hipermetropia Klasi kasi berdasarkan status akomodasi Hipermetropia laten: dikoreksi lengkap akomodasi mata dan dideteksi dengan sikloplegia Hipermetropia Manifes: tanpa menggunakan sikloplegia diukur dengan pemeriksaan refraksi







fi

Hipermetropia total: dapat dideteksi dengan agen sikloplegia

Hipermetropia Gejala Penglihatan dekat kabur lebih awal Penglihatan jauh kabur terutama pada hipermetropia +3,00 D atau lebih







Astenopia (mata lelah dan sakit karena terus menerus berakomodasi terutama bila melihat jarak dekat  dan malam hari disertai sakit kepala daerah frontal)

Hipermetropia Penatalaksanaan: Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik



Kacamata/lensa kontak

Hipermetropia Pembedahan Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK) Conductive keratoplasty (CK) LASIK PRK Komplikasi Accommodative Convergent Squint / Esotropia















Predisposisi terjadinya glaukoma sudut tertutup

Astigmatisma Dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) sinar sejajar yang masuk ke mata difokuskan pada lebih dari satu titik Etiologi Kelainan kornea







Kelainan lensa

Astigmatisma Bentuk Astigmatisma Reguler: kekuatan pembiasan bertambah dan berkurang perlahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya (2 titik fokus)





Irreguler: Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus (>2 titik fokus)

Astigmatisma Astigmatisma Reguler With the rule: daya bias lebih besar terletak di meridian vertikal





Against the rule: daya bias lebih besar terletak di meridian horizontal

Astigmatisma Berdasarkan Titik Fokus Astigmatisma Simpleks Ast. Miopia simpleks (koreksi dengan lensa Silinder negatif)





Ast. Hipermetropia simpleks (koreksi dengan lensa Silinder positif)

Astigmatisma Berdasarkan Titik Fokus Astigmatisma Kompositus Ast. Miopia kompositus (koreksi dengan lensa Spheris-Silinder negatif)





Ast. Hipermetropia kompositus (koreksi dengan lensa SpherisSilinder positif)

Astigmatisma Berdasarkan Titik Fokus Astigmatisma Mixtus



Koreksi dengan lensa spheris negatif dan silinder positif atau sebaliknya. Atau di transposisi agar menjadi compositus dengan syarat ukuran Spheris lebih besar dari pada silinder

Astigmatisma Gejala Memiringkan kepala saat Melihat sesuatu Penglihatan kabur Bentuk benda yang dilihat berubah (distorsi)









Astenopia (nyeri pada mata, nyeri kepala dan rasa Lelah)

Astigmatisma Pemeriksaan Kartu snellen Kipas Astigmat







Placido’s disc

Astigmatisma Penatalaksanaan Ast. Reguler: Lensa silinder Ast. Ireguler: Hard contact lens







Pembedahan: PRK, LASIK, RK

Presbiopia Bukan kelainan refraksi, melainkan proses siologis Makin berkurangnya akomodasi mata sesuai dengan meningkatnya usia (40 tahun ke atas), akibat; Kelemahan otot akomodasi







fi

Sklerosis lensa (lensa tidak kenyal)

Presbiopia Gejala Kabur saat Melihat dekat/ membaca Menjauhkan objek yang dibaca Astenopia (mata lelah, berair)









Pemeriksaan subjective (kartu jegger)

Presbiopia

Tatalaksana



Penambahan lensa spheris positif sesuai pedoman umur (addisi)

Presbiopia Addisi 40 th : S + 1.00 D 45 th : S + 1.50 D 50 th : S + 2.00 D 55 th : S + 2.50 D 60 th : S + 3.00 D



Karena jarak baca biasanya 33cm maka addisi +3,00 dioptri adalah lensa positif terkuat yang dapat diberikan pada seseorang.

Presbiopia Kacamata presbiopi Monofokal Bifokal Trifokal









Multifokal/progresif

Anisometropia Suatu keadaan dengan kelainan refraksi pada kedua mata yang tidak sama Istilah anisometropia lebih banyak dimaksudkan untuk perbedaan kelainan refraksi yang signi kan antara kedua mata Etiologi Kongenital



fi







Acquired (e.g: Afakia)

Anisometropia Gejala Penglihatan kabur satu mata umumnya pada anisometropia dengan miopia Aniseikonia atau Diplopia Astenopia umumnya pada anisometropia dengan hipermetropia Jika perbedaan refraksi sangat kecil atau sangat besar (>6.0 D) umumnya tidak ada keluhan











Bila perbedaan sangat besar -> supresi mata pada penglihatan yang kurang -> anisometropic ambliopia

Anisometropia Klasi kasi Anisometropia Simpleks : satu mata normal dan yang lainnya miopia atau hipermetropía. Anisometropia Kompositus : Kedua mata sama sama hypermetropia atau myopia. Anisometropia Miktus : Satu mata myopia satu mata hipermetropia. Anisometropia Astigmatisma Simpleks : Satu mata normal  dan satu mata astigmatisma hipermetropia / miopia simplex.











fi

Anisometropia Astigmatisma Kompositus : kedua mata sama sama astigmatisma namun besarnya berbeda

Anisometropia Penatalaksanaan Kacamata: maksimum perbedaan refraksi 4,00D agar tidak diplopia Lensa kontak pada anisometropia yang lebih berat







Pembedahan: refractive corneal surgery, IOL implantation untuk afakia unioculer, operasi fucala (CLE unilateral dengan miopia tinggi)

Ambliopia “Lazy Eye” Penurunan tajam penglihatan unilateral atau bilateral yang tidak dapat dikoreksi yang disebabkan karena kehilangan stimulasi pengenalan bentuk, interaksi binokuler atau keduanya tanpa ada kelainan organik Etiologi Gangguan aliran bayangan penglihatan ke dalam otak saat usia muda (e.g katarak kongenital) Gangguan perkembangan otak Strabismus











Anisometropia

Ambliopia Klasi kasi Ambliopia strabismus Ambliopia anisometropia (perbedaan refraksi) Ambliopia isometropia (kelainan refraksi tidak dikoreksi)









fi

Ambliopia deprivasi (e.g Ambliopia ex anopsia pada katarak kongenital)

Ambliopia Gejala Penglihatan kabur terutama pada fenomena crowding Memiringkan kepala ketika melihat / saat membaca karena hanya menggunakan satu mata yang jelas Sensitivitas kontras berkurang









Mata tidak selamanya lurus

Ambliopia Pemeriksaan Uji Crowding Phenomenon Uji Density Filter Netral







Uji Worth’s Four Dot

Ambliopia Tatalaksana Oklusi mata yang lebih baik; Full time / part time





Degradasi optik -> atropinisasi pada mata yang lebih baik agar menjadi kabur

“Thank You”

Related Documents

Refraksi Subyektif
January 2021 0
Kelainan Kongenital.docx
February 2021 1
Kelainan Pewarisan
January 2021 1
Kelainan Kongenital
February 2021 1
Ppt Kelainan Telinga Luar
February 2021 1

More Documents from "Retno Suciana"

Lamaran Pekerjaan
January 2021 1
Rangkuman Skdi
February 2021 1
Dzikir
February 2021 1
Shahih Qoshosh.pdf
March 2021 0
Djumala Sahputra - Tm044
February 2021 1