Kelompok 8-etika Dalam Pemasaran

  • Uploaded by: Aulia Rahmiputri
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 8-etika Dalam Pemasaran as PDF for free.

More details

  • Words: 5,502
  • Pages: 26
Loading documents preview...
Etika Bisnis “Etika Pemasaran” Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah etika bisnis Dosen Pengampu : Emylia Yuniartie,SE.,M.SI,.AK Dr. Hj. Relasari,SE.,M.SI,AK Achmad Soediro,SE.,M,COMM,AK

Disusun Oleh : Aulia Rahmi Putri

(01031181823020)

Elsa Ari Sandi

(01031281823211)

Jumila Eka Susanti

(01031181823199)

Nova Dea Permata Sari

(01031181823011)

Rini Puspita Sari

(01031181823001)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2020

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam memenuhi mata kuliah Etika Bisnis yang berjudul “Etika Pemasaran”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang tetap istiqamah hingga akhir zaman. Penulis juga berterima kasih untuk semua pihak yang membantu jalannya penyusunan tugas ini, antara lain : 1. Keluarga yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk terus belajar. 2. Achmad Soediro,SE.,M,COMM,AK selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini dan juga memberikan nasihat selama proses penyelesaian tugas ini. Akhir kata penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan dan akan diterima dengan lapang dada. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 12 Oktober 2020

Penulis

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1 1.1 Latar Belakang................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3 1.3 Tujuan Penyusunan Makalah..........................................................................3 1.4 Manfaat Penyusunan Makalah........................................................................3 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4 2.1. Etika Dalam Pemasaran.................................................................................4 2.2 Bisnis Dan Perlindungan Konsumen..............................................................7 2.3.Iklan Dan Dimensi Etisnya...........................................................................11 2.4.E-Commerce.................................................................................................15 2.5.Studi Kasus...................................................................................................20

BAB III PENUTUP................................................................................................21 3.1. Kesimpulan .......................................................................................................21 3.2. Saran..................................................................................................................21 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................22

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia yang ada di dunia ini pasti memiliki kebutuhan yang harus mereka penuhi. Mulai dari kebutuhan yang sifatnya dasar atau primer seperti sandang, pangan dan papan hingga kebutuhan yang sifatnya tersier atau barang mewah. Berbagai cara dapat ditempuh oleh manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan tersebut. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menjalankan bisnis. Bisnis dapat diartikan sebagai organisasi yang menyediakan barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba (keuntungan). Laba (keuntungan) yang didapatkan tersebut dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan memenuhi kebutuhan.Walaupun tujuan utama dari bisnis itu adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar -besarnya (maximum profit), bukan berarti organisasi yang menjalankan bisnis tersebut dapat menghalalkan segala cara yang mereka tempuh. Bisnis yang dijalankan harus menjunjung etika. Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ´kebaikan (rightness)´atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik atau buruk. Sedangkan Penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah. Etika bisnis adalah standarstandar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Para manajer pun kini menyadari bahwa hanya bisnis yang beretikalah yang mampu bertahan. Bahkan etika itu sendiri kini diyakini dapat menjadi sumber keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. sehingga etika dan laba dapat diseleraskan dalam berbisnis. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep

pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll. Banyak orang percaya bahwa tujuan utama bisnis dapat ditemukan didalam fungsi pemasaran. Pemasaran (marketing) merupakan sebagai jantung dari kegiatan bisnis menurut berbagai ahli pemasaran. Konsep sebuah pertukaran antara seorang pembeli dan penjual sangatlah sentral terhadap “pasar” dan merupakan ide inti dibalik pemasaran. Pemasaran melibatkan semua aspek dari menghasilkan sebuah produk atau jasa dan membawanya ke pasar dimana pertukaran dilakukan. Dengan demikian etika pemasaran memeriksa tanggungjawab yang berkaitan dengan membawa sebuah produk ke pasar, mempromosikan produk kepada pembeli, dan mempertukarkannya dengan pembeli. Akan tetapi, model sederhana dari seorang penjual membawa produknya ke pasar, dan etika yang tersirat didalamnya, dengan segera menciptakan kerumitan yang cukup menyulitkan. Ketika produk siap dipasarkan, produsen harus memutuskan berapa harga yang bisa diterima baik oleh pembeli maupun produsen.

Guna mendapatkan profit semaksimal mungkin, perusahaan tentunya berusaha sebaik mungkin agar produknya laku terjual. Dibutukan konsep pemasaran guna memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan produk perusahaan. Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dll. Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana caranya agar produk perusahaan dapat habis terjual namun juga menciptakan, menumbuhkan, dan menjaga pelanggan/konsumen. Oleh karena itu,dibutuhkan etika bisnis dalam memasarkan produk untuk mencegah praktik – praktik pemasaran yang tidak etis, yang ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen. Meliputi etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan juga keetisan iklan.

2

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa Etika yang dibutuhkan untuk melakukan pemasaran produk ? 2. Apa saja yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan dalam melakukan pemasaran produk? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah : a. Untuk dapat mengetahui apa saja etika yang dibutuhkan untuk melakukan pemasaran produk. b. Untuk dapat mengetahui lebih jelas apa saja yang tidak boleh dilakukan dan yang boleh dilakukan dalam melakukan pemasaran produk. 1.4 Manfaat 1. Penulis mengharapkan mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana menulis makalah yang baik serta memperoleh pengetahuan lebih mengenai E t i k a p e m a s a r a n 2. Penulis berharap agar pembaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru mengenai Etika pemasaran

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1.

Etika dalam Pemasaran

2.1.1. Pengertian Etika Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat. Etika adalah prinsip atau standar yang mengatur perilaku suatu komunitas, kelompok, organisasi dan individu. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain. 2.1.2. Definisi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler (2002 : 9), dalam bukunya Manajemen Pemasaran adalah“Suatu proses sosial yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan piha lain”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses saling interaksi antar individu baik dalam kelompok ataupun tidak, dalam memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkannya dengan menciptakan dan menawarkan produk yang dianggap bernilai. Semua ini dilakukan untuk memuaskan kebutuhan dan mendapat keuntungan yang mereka inginkan. Sedangkan definisi pemasaran menurut Menurut Stanton (1996:6), “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan

kebutuhan

baik

kepada

pembeli

yang

ada

maupun

pembeli

potensial”.Selanjutnya definisi pemasaran yang dikemukakan Lamb, Hair, Me Daniel (2001:6), “Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi “.

4

2.1.2.1.

Tujuan Pemasaran

Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan pangsa pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu. Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkunganpasar lainnya. Kotler (2002:15) mengemukakan bahwa pemasaran mempunyai tujuan membangun hubungan jangka panjang yang saling memuaskan dengan pihak-pihak yang memiliki kepentingan utama pelanggan, pemasok, distributor dalam rangka mendapatkan serta mempertahankan referensi dan kelangsungan bisnis jangka panjang mereka. Buchari Alma (2004 :5) mengemukakan tujuan pemasaran : a. Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer's market dan seller's market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus ke daerah minus, dan produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan jasa ke calon konsumen. b. Tujuan pemasaran yang utama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba. Tapi tujuan pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen, Dengan adanya tujuan memberi kepuasan ini, maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga produsen. Istilah marketing meliputi marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing pribadi, marketing masjid, marketing nonprofit organization. Tujuan pemasaran lembaga-lembaga non profit ini ialah membuat satisfaction kepada konsumen, nasabah, jamaah, murid, rakyat, yang akan menikmati produk yang dihasilkannya. Oleh sebab itu lembaga-lembaga tersebut harus mengenal betul siapa konsumen, jamaah, murid yang akan dilayaninya. Jika konsumen merasa puas, maka masalah keuntungan akan datang dengan sendirinya. Produsen akan

5

memetik keuntungan secara terus menerus, sebagai hasil dari memberi kepuasan kepada konsumennya. 2.1.3. Pengertian Etika Bisnis Dalam Pemasaran Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Dibutuhkan konsep pemasaran guna memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan produk perusahaan.  Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun elektronik, membuat event atau acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dan lain-lain. Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana caranya agar produk perusahaan dapat habis terjual  namun  juga menciptakan, menumbuhkan, dan menjaga pelanggan/konsumen. Oleh karena itu, dibutuhkan etika bisnis dalammemasarkan produk untuk mencegah praktikpraktik pemasaran yang tidak etis, yang ujungnya menimbulkan persaingan yang tidak sehat dan mencelakakan konsumen. Meliputi etika pemasaran dalam konteks produk, etika pemasaran dalam konteks harga, etika pemasaran dalam konteks distribusi/penyaluran, etika pemasaran dalam konteks promosi, dan juga keetisan iklan. Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. 2.1.3.1.

Norma & Etika Umum dalam bidang Pemasaran

a. Etika pemasaran dalam konsep produk 1. Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat. 2. Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit 3. Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi 4. Produk yang dapat memuaskan masyarakat b. Etika pemasaran dalam konteks harga 1. Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat. 2. Perusahaan mencari margin laba yang layak. 3. Harga dibebani cost produksi yang layak. 6

c. Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi 1. Barang dijamin keamanan dan keutuhannya. 2. Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat. d. Etika pemasaran dalam konteks promosi 1. Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif. 2. Sebagai sarana untuk membangun image positif. 3. Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen. 4. Selalu berpedoman pada prinsip2 kejujuran. 5. Tidak mengecewakan konsumen. Ada tiga fakor yang mempengaruhi manajer pemasaran untuk melakukan tindakan tidak etis (Schermerhorn, 1999), yaitu : 1. Manajer sebagai pribadi. Manajer sebagai pribadi ingin memaksimalkan keuntungan bagi dirinya sendiri, faktor lain yang mendorong manajer melakukan perilaku tidak etis yaitu agama dan tingkat pendidikan 2. Organisasi. Adanya aturan tertulis serta kebijakan resmi dari top manajemen akan mempengaruhi

tindakan

etis

para manajer,

sehingga kadangkala

mereka

mengabaikan prinsip-prinsip pribadi mereka untuk kepentingan organisasi. 3. Lingkungan 2.2. Bisnis dan Perlindungan Konsumen Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Pengertian konsumen sendiri adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Sesuai dengan pasal 3 Undang-undang Perlindungan Konsumen, tujuan dari Perlindungan ini adalah : a. Meningkatkan

kesadaran,

kemampuan,

dan

kemandirian

konsumen

untuk

melindungi diri, b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan/atau jasa, 7

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen, d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi, e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan ini sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha, f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen. Adapun Azas perlindungan konsumen antara lain : a. Asas Manfaat Mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan ini harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. b. Asas Keadilan Partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil. c. Asas Keseimbangan Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual d. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. e. Asas Kepastian Hukum Baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Masyarakat modern adalah masyarakat bisnis. Pelaku bisnis beranggapan hanya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan dan bersikap netral. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memiliki peran melindungi konsumen dari tindakan produsen.Ada 2 alasan perangkat pengendalian terutama tertuju pada produsen dalam hubungannya dengan konsumen, adalah: 8

a. Dalam hubungan antara konsumen atau pelanggan di satu pihak dan pemasok, produsen, dan penyalur barang atau jasa tertentu di pihak lain, konsumen atau pelanggan terutama berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan untuk dirugikan. b. Dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen sesungguhnya membayar produsen untuk menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara profesional. 2.2.1 Hubungan Produsen dan Konsumen Pada umumnya konsumen dianggap mempunyai hak tertentu yang wajib dipenuhi oleh produsen, yang disebut sebagai hak kontraktual. Hak kontraktual adalah hak yang timbul dan dimiliki seseorang ketika ia memasuki suatu persetujuan atau kontrak dengan pihak lain. Maka, hak ini hanya terwujud dan mengikat orang-orang tertentu, yaitu orang-orang yang mengadakan persetujuan atau kontrak satu dengan yang lainnya. Hak ini tergantung dan diatur oleh aturan yang ada dalam masing-masing masyarakat. Ada beberapa aturan yang perlu dipenuhi dalam sebuah kontrak yang dianggap baik dan adil, yang menjadi dasar bagi hak kontraktual setiap pihak dalam suatu kontrak. a. Kedua belah pihak mengetahui sepenuhnya hakikat dan kondisi persetujuan yang mereka sepakati. Termasuk disini, setiap pihak harus tahu hak dan kewajiban, apa konsekuensi dari persetujuan atau kontrak itu, angka waktu dan lingkup kontrak itu dan sebagainya. b. Tidak ada pihak yang secara sengajamemberikan fakta yang salah atau memasukkan fakta tentang kondisi dan syarat-syarat kontrak untuk pihak yang lain. Semua informasi yang relevan untuk diketahui oleh pihak lain c. Tidak boleh ada pihak yang dipaksa untuk melakukan kontrak atau persetujuan itu. Kontrak atau persetujuan yang dilakukan dalam keadaan terpaksa dandipaksa harus batal demi hukum. d. Kontrak juga tidak mengikat bagi pihak mana pun untuktindakan yang bertentangan dengan moralitas. Ada 2 alasan perangkat pengendalian terutama tertuju pada produsen dalam hubungannya dengan konsumen, adalah: a. Dalam hubungan antara konsumen atau pelanggan di satu pihak dan pemasok, produsen, dan penyalur barang atau jasa tertentu di pihak lain, konsumen atau pelanggan terutama berada pada posisi yang lebih lemah dan rentan untuk dirugikan.

9

b. Dalam kerangka bisnis sebagai profesi, konsumen sesungguhnya membayar produsen untuk menyediakan barang kebutuhan hidupnya secara profesional Adapun aturan-aturan hubungan produsen dan konsumen adalah: a. Produsen wajib memenuhi semua ketentuan yang melekat baik pada produk yang ditawarkan maupun pada iklan tentang produk itu. b. Produsen punya kewajiban untuk menyikapkan semua informasi yang perlu diketahui oleh semua konsumen tentang sebuah produk. c. Kewajiban untuk tidak mengatakan yang tidak benar tentang produk yang ditawarkan. 2.2.2 Gerakan Konsumen Salah satu syarat bagi terpenuhi dan terjaminnya hak-hak  konsumen adalah perlunya pasar dibuka dan dibebaskan bagi semua pelaku ekonomi, termasuk bagi produsen dan konsumen untuk keluar masuk pasar. Gerakan konsumen lahir karena beberapa pertimbangan sebagai berikut : a. Produk yang semakin banyak disatu pihak menguntungkan konsumen, karena mereka punya pilihan bebas yang terbuka, namun dipihak lain jugamembuat mereka menjadi rumit. b. Jasa kini semakin terspesialisasi sehingga menyulitkan konsumen untuk memutuskan mana yang memang benar-benar dibutuhkannya. c. Pengaruh iklan yang merasuki setiap menit dan segi kehidupan manusia modern melalui berbagai media massa dan media informasi lainnya, membawa pengaruh yang besar bagi kehidupan konsumen. d. Kenyataan menunjukkan bahwa keamanan produk jarang sekali diperhatikan secara serius oleh produsen. e. Dalam hubungan jual beli yang didasarkan pada kontrak, konsumen lebih berada pada posisi yang lemah. 2.2.3 Konsumen Adalah Raja Konsumen setia merupakan idaman setiap perusahaan. Bagaimana caranya agar konsumen tersebut setia terhadap suatu perusahaan? Layanilah konsumen kita  layaknya

10

“raja”. Jika kita perhatikan kolom surat pembaca dimedia masa, banyak sekali pembaca yang mengkritik atau mengeluh terhadap suatu produk. Kenyataan tersebut memberikan isyarat: a. Pasar yang bebas dan terbuka pada akhirnya menempatkan konsumen menjadi raja. b. Prinsip etika, seperti kejujuran,tanggung jawab dan kewajiban melayani dengan baik. 2.3. Iklan dan Dimensi Etisnya Iklan adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Dengan iklan perusahaan ingin menarik perhatian calon konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkannya. Banyak orang memutuskan membeli suatu barang atau jasa karena pengaruh iklan yang sedemikian atraktif tampilan visualnya. Kecermatan menimbang dan rasionalitas pemikiran seringkali ‘kalah wibawa’ dengan semangat hedonis yang ditawarkan iklan. Tapi selalu saja banyak orang yang kemudian kecewa, karena spesifikasi atau manfaat barang yang dibeli tidak seperti  yang ditawarkan.Dengan berbagai macam manfaat atau kebaikan yang dapat ditumbulkan oleh iklan, ada dampak negatif atau keburukan dari adanya iklan. Efek negatif dari iklan bisa sangat signifikan karena tiga faktor utama dari ciri-ciri dasar iklan, yaitu : 1) PersuasiF Iklan bagaimanapun juga akan selalu mempunyai unsur membujuk seseorang untuk mempercayai isi pesan pada iklan tersebut dengan harapan konsumer mau memperhatikan, mencoba dan menjadi loyal terhadap suatu produk/jasa. 2) Frekuensi Iklan akan selalu ditampilkan dengan frekuensi yang tinggi dengan harapan dapat menjangkau lebih banyak konsumer dan makin mudah diingat oleh konsumer. 3) Exposure Eksposur berkaitan dengan bagaimana pengiklan berusaha “mengurung” konsumer dengan berbagai macam media untuk menyampaikan pesan-pesan iklannya. Setiap media yang digunakan berarti akan menambah tingkat eksposur dari produk/jasa tersebut sehingga konsumer selalu teringat atas produk/jasa tersebut. Ciri-ciri iklan yang baik, yaitu: 1) Etis: berkaitan dengan kepantasan. 2) Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan. 3) Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak. 2.3.1. Fungsi Iklan 11

a. Iklan Sebagai Pemberi Informasi Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar. Bagi produsen ia tidak hanya sebagai media informasi yang menjembatani produsen dengan konsumen, tetapi juga bagi konsumen iklan adalah cara untuk membangun citra atau kepercayaan terhadap dirinya. Sehubungan dengan iklan sebagai pemberi informasi yang benar kepada konsumen, ada 3 pihak yang terlibat dan bertanggung jawab secara moral atas informasi yang disampaikan sebuah iklan: 1) Produsen yang memiliki produk tersebut. 2) Biro iklan yang mengemas iklan dalam segala dimensinya: etis, estetik, informatif dan sebagainya. 3) Bintang iklan. Perkembangan dimasa yang akan datang, iklan informatif akan lebih digemari, karena: 1) Masyarakat semakin kritis dan tidak lagi mudah dibohongi atau bahkan ditipu oleh iklan-iklan yang tidak mengungkapkan kenyataan secara sebenarnya. 2) Masyarakat sudah bosan atau muak dengan berbagai iklan yang hanya melebihlebihkan suatu produk. 3) Peran Lembaga Konsumen yang semakin gencar memberi informasi yang benar dan akurat kepada konsumen menjadi tantangan serius bagi iklan. 2.3.2. Iklan Sebagai Pembentuk Pendapat Umum Iklan sebagai pembentuk pendapat umum dipakai oleh propagandis sebagai cara untuk mempengaruhi opini publik. Dalam hal ini, iklan bertujuan untuk menciptakan rasa ingin tahu atau penasaran untuk memiliki atau membeli produk. Dalam hal ini fungsi iklan mirip dengan fungsi propaganda politik yang berusaha mempengaruhi massa pemilih. Dengan kata lain, fungsi iklan adalah untuk menarik konsumen untuk membeli produk itu. Caranya dengan menampilkan model iklan yang manipulatif, persuasif, dan tendensius dengan maksud untuk menggiring konsumen membeli produk tersebut. Karena itu model iklan ini juga disebut sebagai iklan manipulatif. 2.3.3. Beberapa Persoalan Etis Periklanan

12

Penayangan suatu iklan pada ruang publik seharusnya menyandarkan diri pada prinsip utama serta fungsi utama sebuah iklan.Tentunya kita telah mengetahui bahwa iklan berfungsi sebagai alat informatif dan persuasif. Iklan yang sesuai dengan etika bisnis adalah iklan yang penyampaiannya kepada masyarakat sesuai dengan kebenaran, artinya apa-apa yang diinformasikan melalui iklan tersebut memang pada kenyataannya adalah benar. Ada beberapa persoalan etis yang ditimbulkan oleh iklan, khususnya iklan yang manipulatif dan persuasif non-rasional : a. Iklan merongrong otonomi dan kebebasan manusia. b. Dalam kaitan dengan itu, iklan manipulatif dan persuasif non-rasional menciptakan kebutuhan manusia dengan akibat manusia modern menjadi konsumtif. c. Yang menjadi persoalan etis yang serius adalah bahwa iklan manipulatif dan persuasif non-rasional malah membentuk dan menentukan identitas atau citra memiliki barang sebagaimana ditawarkan iklan. d. Bagi masyarakat Indonesia dengan tingkat perbedaan ekonomi dan sosial yang tinggi, iklan merongrong rasa keadilan sosial masyarakat. Iklan yang menampilkan yang serba mewah sangat ironis dengan kenyataan sosial di mana banyak anggota masyarakat masih berjuang untuk sadar hidup. Beberapa prinsip yang kiranya perlu diperhatikan dalam iklan yaitu: a. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud memperdaya konsumen. b. Iklan wajib menyampaikan tentang produk tertentu,khususnya menyangkut keamanan dankeselamatan manusia. c. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan,khususnya secara kasar dan terangterangan d. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan moralitas. 2.3.4. Makna Etis Menipu Dalam Iklan Iklan yang menipu dan karena itu secara moral yang dikutuk adalah iklan yang secara sengaja menyampaikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan kenyataan dengan maksud menipu atau yang menampilkan pernyataan yang bisa menimbulkan penafsiran yang keliru

13

pada pihak konsumen yang sesungguhnya berhak mendapatkan informasi yang benar apa adanya tentang produk yang ditawarkan dalam pasar. Dengan kata lain, berdasarkan prinsip kejujuran, iklan yang baik dan diterima secara moral adalah iklan yang memberi pernyataan atau informasi yang benar sebagaimana adanya.Selain itu, manipulasi dalam periklanan juga merupakan hal yang cukup merugikan bagi konsumen. Manipulasi disini diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh si pengiklan terhadap si konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan. Fungsi iklan pada akhirnya membentuk citra sebuah produk dan perusahaan dimata masyarakat. Citra ini terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang diiklankan dengan informasi yang disampaikan dalam iklan. Prinsip etika bisnis yang paling relevan dalam hal ini adalah nilai kejujuran. Dengan demikian, iklan yang membuat pernyataan salah atau tidak benar dengan maksud memperdaya konsumen adalah sebuah tipuan. 2.3.5. Kebebasan Konsumen Kode etik periklanan tentu saja sangat diharapkan untuk membatasi pengaruh iklan ini. Tetapi, perumusan kode etik ini harus melibatkan berbagai pihak: ahli etika, konsumen (atau lembaga konsumen), ahli hukum, pengusaha, pemerintahan, tokoh agama dan tokoh masyarakat tertentu, tanpa harus berarti merampas kemandirian profesi periklanan. Yang juga penting adalah bahwa profesi periklanan dan organisasi profesi periklanan perlu benar-benar punya komitmen moral untuk mewujudkan iklan yang baik bagi masyarakat. Menurut John F. Kenedy ada beberapa hak dasar konsumen yaitu : a. Hak akan keselamatan b. Hak untuk mendapatkan informasi c. Hak untuk memilih d. Hak untuk didengar e. Hak untuk menikmati lingkungan yang bersih. Konsumen merupakan stakeholder yang sangat hakiki dalam bisnis modern. Bisnis tidak mungkinberjalan, kalau tidak ada konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang di buat dan ditawarkan oleh bisnis.

14

Konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral, tidak saja merupakan tuntutan etis, melainkan juga syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Etika dalam praktik bisnis sejalan dengan kesuksesan dalam berbisnis. a. Hak Atas Keamanan Banyak produk mengandung risiko tertentu untuk konsumen, khususnya risiko untuk kesehatan dan keselamatan. b. Hak Atas Informasi Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang dibelinya, baik apa sesungguhnya produk itu maupun bagaimana cara memakainya, maupun juga risiko yang menyertai pemakaiannya. c. Hak Untuk Memilih Dalam ekonomi pasar bebas di mana kompetisi merupakan unsur hakiki, konsumen berhak untuk memilih antara pelbagai produk dan jasa yang di tawarkan. d. Hak Untuk Didengarkan Konsumen adalah orang yang menggunakan produk atau jasa. Ia berhak bahwa keinginannya tentang produk atau jasa itu didengarkan dan dipertimbangkan, terutama keluhannya. e. Hak Lingkungan Hidup Konsumen

memanfaatkan

sumber

daya

alam,

sehingga

tidak

mengakibatkan pencemaran lingkungan atau merugikan berkelanjutan proses-proses alam. 2.4. Tentang E-Commerce Sejumalah situs perdangan seperti Alibaba, Lazada, Tokopedia, Buka Lapak, Shopie, dan lain sebagainya merupakan indikasi bergantinya pola perdangan atau bisnis yang dilakukan oleh masyarakat. Dengan diberlakukannya perdangan elektronik disejumlah Negara, kemudian menarik perhatian beberapa orang untuk mengkaji dan memerhatikan lalu mendefinisikan kegiatan-kegiatan tersebut dalam beberapa hal. Pada dasarnya transaksi ecommerce berbeda dengan transaksi perdangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut : 

Transaksi tanpa batas



Transaksi anonym 15



Produk digital dan non digital



Produk barang tak terwujud

Hal-hal yang anda bias lakukan dengan e-commerce adalah berkaitan dengan : 

Pembelian melalui buku online



Pembelian barang elektronik melalui online



pembelian kendaraan melalui online



belanja pakaian atau aksesoris lainnya melalui online, dan lain-lain

Namun

dalam

pendapat

yang

dikemukakan

oleh

turban

et,

al:

(2004)

mengklasifikasikan e-commerce yang pada umumnya dapat berdasarkan transaksi. Tipe-tipe e-commerce dapat digambarkan berikut ini : 1. Business to business (B2B) 2. Business to costomer (B2C) 3. Costumer to costumer (C2C) 4. Consumer to business (C2B) 5. Non business e-commerce 6. Intra business (organizational) 2.4.1. Perkembangan Sir timothy john “Tim” Berners-Lee, ia lahir di London, inggris, 8 junin 1995 dikenal sebagai penemu wprld wide web dan ketua world wide wed consortion, yang mengatur perkembangannya. Dialah ilmuwan computer yang menemukan dan mengembangkan jaringan global maya atau www. Kemudian tak lama berselang beberapa tahun setelahnya, yaitu pada tahun 1994 sebuah situs jerman meluncurkan situs online pertama di dunia yang bernama Intershop. Kemudian disusul oleh amazon.com dan selanjutnya ebay.com di tahun berikutnya. Web resmi yang telah menyelenggarakan e-commerce di Indonesia adalah RisTI Shop. Perkembangan e-commerce sendiri telah ada sekitar tahun1996. Hal tersebut ditandai dengan berdirinya perusahan yang berbasis pada pelayanan transaksi online yaitu Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id), sehingga dijuluki sebagai perintis transaksi online. Saat ini di dengan jumlah pengguna internet yang mencapai 82 juta orang atau sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi peluang yang sangat menggoda bagi sebagaian orang yang bias melihat potensi ke depannya. Hasil data dari lembaga riset ICD (International statistical Classification of Diseases and Related Health Problem). Memprediksi bahwa pasar e-commerce di Indonesia akan 16

tumbuh 42% dari tahun 2012-2015. Kehadiran e-commerce sebagai media transaksi baru ini tentunya menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak penjual (retailer). 2.4.2. Manfaat dan Keuntungan a. Manfaat e-commerce bagi pemilik usaha 

Penjualan Global



Pengurangan Infrastruktur Perusahaan



Pengurangan Biaya Perusahan (Meningkatan Keuntungan)



Pengurangan Harga Pokok Produk



Mendapatkan Pelanggan Baru Lewat Search Engine

b. Manfaat dan keuntungan e-commerce bagi konsumen 

Belanja Sepanjang Waktu, atau 24/7 (AM:PM)



Menghemat Waktu



Barang/Jasa Semakin Murah



Konsumen Mampu Membandingkan Lebih Akurat



Membeli Lintas Wilayah

2.4.3. Kekurangan dan Kelemahan Walau adanya e-commerce banyak sekali diminati oleh masyarakat dan memberikan banyak keuntungan, namun masih terdapat berbagai kekurangan dari e-commerce. Dampak negative dari e-commerce ini dapat menimbulkan kerugian bagi berbagai pihak antara lain berikut ini : a. Bagi organisasi/perusahaan 

Keamanan System Rentan Diserang



Persaingan Yang Tidak Sehat



Masalah kompabilitas teknologi lama dengan yang lebih baru dengan perkembangan dan inovasi yang melahirkan teknologi baru, sering muncul masalah yaitu system bisnis yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan infrastuktur berbasis web dan internet.

b. Bagi konsumen 

Perlunya Keahliaan Computer



Biaya Tambahan Untuk Mengakses Internet



Biaya Peralatan Computer 17



Risiko Bocornya Privasi Dan Data Pribadi



Berkurangnya waktu untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain disekitar



Berkurangnya rasa kepercayaan, karena konsumen berinteraksi hanya dengan computer.

c. Bagi masyarakat 

Berkurangnya Interaksi Antarmanusia



Kesenjangan Social



Adanya Sumber Daya Yang Terbuang



Sulitnya Mengatur Intenet



Dampak kejahatan yang berkontribusi dalam e-commerce ini sudah jelas tidak akan terhindarkan.

2.4.4. PELANGGARAN Iming-iming harga yang murah, discount, model dan tampilan yang menarik, serta janji-janji yang diberikan haruslah diwaspadai sebagai strategi para cyber crime dalam menerat mangsanya. Beberapa tipikal kejahatan dengan modus yang biasa terjadi dengan menggunakan internet dapat kita lihat dalam beberapa jenis sebagai berikut : a. Data Forgery, yaitu kategori kejahatan dengan modus operandi dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang tersimpan sebagai scripless document melalui internet. b. Cyber Espionage, yang termasuk kejahatan cyber espionage dalah dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan matamata terhadap pihak lain, yaitu dengan termasuk system jaringan computer (computer network system) pihak sasaran. c. Cyber Sabotage And Extortion, diantara kejahatan cyber yang sering terjadi mungkin tipe inilah yang banyak dijumpai oleh public. Kejahatan sejenis ini dilakukan dengan membuat ganguan, perusahaan atau penghancuran terhadap suatu data, program computer atau system jaringan computer yang terhubung dengan internet. 18

d. Offense Against Intellectual Property, kejahatan lain cyber crime adalah pada sabortase kekayaan intelektual. Modusnya ditunjukkan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet. e. Illegal Contents, dalam praktik sehari-hari terkadang terdapat kejain yang disengaja maupun tidak disengaja, namun lebih sering dengan disengaja. f. Infringements Of Privacykejahatan

ini biasanya ditunjukkan terhadap

keterangan pribadi seseorang yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materil maupun immaterial, seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi lainnya. 2.4.5. UNDANG-UNDANG TRANSAKSI ELEKTRONIK Secara singkat dikemukakan peraturan yang mengatur bisnis e-commerce Indonesia di UU No. 7 Tahun 2014, yang secara khusus di atas pada BAB VIII- Perdagangan melalui sisitem elektronik, yang isinya adalah berikut ini : a. V Pasal 65 1) Setiap pelaku usaha yang memperdagangkan barangdan/atau jasa dengan menggunakan system elektronik wajib meneydiakan data/atau informasi secara lengkap dan benar. 2) Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan menggunakan system elektronik yang tidak sesuai dengan data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3) Penggunaan system elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. b. V Pasal 66 Ketentuan lebih lanjut mengenai transaksi perdagangan melalui Elekronik diatur dengan berdasarkan peraturan pemerintah. Hal-hal yang sangat berkaitan erat dengan perkembangan kegiatan e-commerce yang disoroti pada hal-hal yang mencangkup diantaranya : 1. Ketentuan mengenai penyelenggaraan transaksi elektronik-dalam UU ITE Bab V dijelaskan akan diterbitkannya peraturan pemerintah untuk mengatur 19

penyelenggaraan transaksi elektronik dalam lingkup public maupun privat, tetap undang-undang tersebut tidak menjelaskan tentang cara penyelengaraan yang diatur dalam peraturan tersebut. Hal ini tergambar dalam pasal 17 dan penjelasannya di UU ITE 2. Ketentuan menegnai sertifikasi elektronik dan lembaganya-kelembagaan yang mensertifikasi pelaku usaha e-commerce mutlak perlu sebagai bukti kelayakan usaha e-commerce, sesuai dengan pasal 10 UU ITE. Sertifikasi juga penting untuk meningkatkan kepercayaan 3. masyarakat dalam bertransaksi melalui system elektronik. 2.5. Studi Kasus IKLAN “MIE SEDAP” MELECEHKAN PROFESI GURU

KPI Pusat mengimbau semua stasiun televisi untuk memperbaiki adegan dalam tayangan iklan “Mie Sedap” sebelum tayang kembali. Menurut KPI tayangan yang terdapat dalam iklan tersebut tidak memperhatikan norma dan nilai yang berlaku dalam lingkungan sekolah, memperolok tenaga pendidik (guru) dan merendahkan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Teguran dan penjelasan tersebut tertuang dalam surat imbauan KPI Pusat yang ditandatangani Ketua KPI Pusat, Dadang Rahmat Hidayat, kepada semua stasiun televisi, Rabu, 28 Desember 2011. Adapun adegan pelanggaran yang dimaksud dalam iklan “Mie Sedap” yakni adegan seorang guru yang memegang sebuah produk mie dan di kepalanya bertengger seekor ayam. Dalam surat imbauan itu, KPI meminta kepada semua stasiun televisi untuk menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) KPI tahun 2009 sebagai acuan utama dalam menayangkan sebuah program siaran. KPI akan terus melakukan pemantauan terhadap iklan tersebut. Bila ditemukan adanya pelanggaran, KPI akan memberikan sanksi administratif.

20

21

BAB III PENUTUP 3.1.

Kesimpulan Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Pemasaran adalah proses saling interaksi antar individu baik dalam kelompok ataupun tidak, dalam memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkannya dengan menciptakan dan menawarkan produk yang dianggap bernilai. Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkunganpasar lainnya. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Dibutuhkan konsep pemasaran guna memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Pemasaran produk yang dilakukan perusahaan tidak hanya memikirkan bagaimana caranya agar produk perusahaan dapat habis

 terjual

 namun

 juga

menciptakan,

menumbuhkan,

dan

menjaga

pelanggan/konsumen. Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian untuk memberikan perlindungan hukum kepada konsumen. Sedangkan Iklan adalah salah satu alat pemasaran yang penting. Dengan iklan perusahaan ingin menarik perhatian calon konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkannya. Banyak orang memutuskan membeli suatu barang atau jasa karena pengaruh iklan yang sedemikian atraktif tampilan visualnya. Dengan diberlakukannya perdangan elektronik disejumlah Negara, kemudian menarik perhatian beberapa orang untuk mengkaji dan memerhatikan lalu mendefinisikan kegiatan-kegiatan tersebut dalam beberapa hal. 3.2.

Saran Dengan adanya E t i k a

pemasaran

dapat

diimplementasikan

dalam

dunia bisnis agar dapat menjalankan bisnis dengan baik dan dapat berkembang sehinga mempunyai umur perusahaan yang panjang

22

DAFTAR PUSTAKA Prihanto, Hendi. 2018. Etika Bisnis dan Profesi. Jakarta: Rajawali Pers. Dr. Keraf, A. Sonny. 2006. Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius http://www.vbook.pub.com/doc/39578297/Etikas-Bisnis-Dalam-Pemasaran-PRO http://www.perencanaanpemasaran.com/2013/04/contoh-kasus-pemasaran-aqua.html  Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: PenerbitPrenhalindo.

23

Related Documents

Pemasaran Online
March 2021 0
Strategi Pemasaran
February 2021 1
Modul Pemasaran Online
February 2021 1
5. Pemasaran Online
January 2021 0
Dasar-dasar Pemasaran
March 2021 0

More Documents from "AdheVhya Novhy Vhyazlamanya"

Dops Ekg
March 2021 0
Teknik Merancang Bahan
February 2021 1
Kb 2 Kampuh.docx
February 2021 0
Dops Perawatan Diri Mandi
February 2021 1
Soal Tropmed
January 2021 0