Kelompok 8 Kasus 4

  • Uploaded by: Fika Rasya
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kelompok 8 Kasus 4 as PDF for free.

More details

  • Words: 3,287
  • Pages: 41
Loading documents preview...
KELOMPOK 8 KASUS 4 AY U H E R A W AT I

1706105795

D I A N K U R N I A R TAT I

1606953801

D I TA A R D I A R I N I

1706105870

FIKA FEBRIANA

1706105946

S E LV I A C O R N E L I A W

1706106444

Z U L FA H U R I A T

1706106601

KASUS Pemerintah Kabupaten Seribu Situ, memutuskan untuk memberikan konsesi pertambangan emas kepada rakyat kabupaten tersebut. Lokasi pertambangan rakyat terletak disebuah bukit di kaki gunung Sentosa, ketinggian 1000 meter dpl. Alih alih memberi manfaat dan kesejahteraan terhadap rakyat kabupaten tsb, penduduk disekitar bahkan penduduk seberang pulau berduyun duyun menangguk emas di bukit Sentosa tersebut. Mereka menggunakan teknologi yang amat sederhana dengan cara galian tanah yang diduga terdapat emas di reaksikan dengan merkuri, kemudian di pisahkan dengan cara di panaskan. Sisa sisa merkuri beterbangan kemana mana, sebagian dibuang ke badan air, yang mengikuti waterways ke pemukiman penduduk di bawah lokasi tambang emas. Aliran air sepanjang belasan km melewati dusun tersebut terletak lebih ke hilir sejauh 3 km. selain itu, sisa sisa tambang juga pernah di teliti oleh mahasiswa FKMUI. Air buangan pertambangan juga mengandung beberapa logam berat di antaranya Cd, dan Pb. Sungai tersebut merupakan sumber kehidupan penduduk dusun dusun yang terlewati. Nyaris sepanjang sungai penduduk menggunakannya sebagai tempat untuk MCK.

OUTLINE • Dinamika (kinetika) agents logam berat terutama merkuri pada media (lingkungan) sebelum kontak dengan penduduk. • Dampak (penyakit) yang mungkin ditimbulkannya? Deskripsikan penyakit tersebut. • Hubungan interaktif komponen media berisi agents penyakit dengan kelompok penduduk • Apa yang dimaksud dengan population at risk termasuk variable berperan dalam kependudukan (termasuk genetic), • Siapa population at risk dari pencemaran udara, air dan pangan ( lokasi tempat tinggal, arah dan kecepatan angin, ukuran partikel.) • Dinamika transmisi agent Cd, Hg dan Pb dengan sebuah model Teori Simpul (yang telah dikembangkan). • Apakah unsur-unsur yang masuk kelompok dalam variabel kependudukan? Apa makna atau arti dalam proses kejadian penyakit? • Sebut dan diskusikan konsep ‘behavioural exposure’ (rujukan buku Dasar dasar PBL; Disertasi UF Achmadi Intersecoral Collaboration for Minimizing Behavioural Exposure toward Pesticide; Griffith University, 1985 – di Perpustakaan; WHO Guidelines Env epidemiology, 1983 dan kepustakaan lain yang relevan terkini) buku Disertasi dapat diperoleh di Perpustakaan FKMUI. Apa yang dimaksud dengan Behavioural Exposure? Berikan contoh lainnya. Mengapa konsep ini penting ? • Diskusikan aspek sosio-kultural serta aspek hukum dari kasus tersebut

LOGAM MERKURI (HG) Merkuri merupakan cairan yang berwarna putih keperakan, mudah menguap pada suhu ruangan, tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam nitrat dan mudah larut dalam lemak. Hg mudah larut dan bersenyawa dengan logam lain kecuali dengan besi dan platinum

Sumber Pajanan Penggunaan merkuri pada bidang medis dan industri : • Pada bidang industri, digunakan pada pertambangan emas dan perak, produk kulit binatang, cat, pigmen, tatoo, pestisida, fungisida, insektisida, baterai, kembang api, peralatan scientific, peralatan listrik (hampir 50% penggunaan) • Pajanan merkuri di bidang medis seperti laboratorium, rumah sakit, dan praktek dokter gigi. Pada bidang medis banyak digunakan pada peralatan medis, seperti tensimeter, thermometer, pacemakers, dll. • Pada bidang farmasi sebagai antiseptik • Pajanan merkuri selain dari tempat kerja juga berasal dari alam.

MERKURI TERDIRI DARI 3 (TIGA) JENIS, YAITU : Merkuri Organik Merkuri organik melalui saluran pencernaan

Merkuri elemental • Sumber merkuri organik : pestisida, fungisida, Merkuri elemental 80% masuk melalui saluran pernafasan. • Sumber merkuri jenis elemental antara lain : Amalgam, antiseptik, bakterisida. Termometer, Barometer, pekerja industri keramik, pekerja • Distribusi merkuri organik dalam tubuh ke pabrik, chlorine, pekerja industri lampu mercury. organ ginjal • Distribusi jaringan merkuri elemental ke SSP, ginjal. • Eksresi merkuri lebih banyak melalui urine dan pada feces. • Eksresi merkuri lebih banyak melalui urine daripada feces Merkuri anorganik Merkuri anorganik 7-15% masuk melalui saluran pencernaan • Sumber Anorganik : pembuat pewarna, peledak, kembang api, pembuat vinyl chloride. • Distribusi merkuri anorganik melalui ginjal • Eksresi merkuri anorganik melalui ginjal dan saluran pencernaan. • Hampir 90% di eksresikan melalui feces

• Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru – paru, 80% di absorpsi oleh tubuh dan larut dalam lemak. Selain itu logam air raksa juga dapat tertelan melalui saluran cerna. Beberapa merkuri organik dan anorganik dapat di absorpsi melalui kulit. • Efek kumulatif dan deposit terutama dalam otak, ginjal dan hepar. Eksresi terutama melalui ginjal, tapi dapat melalui air susu ibu dan plasenta

Merkuri terbawa angina sebagian jatuh ke bumi dan kelaut

HUBUNGAN INTERAKTIF KOMPONEN MEDIA BERISI AGENTS PENYAKIT DENGAN KELOMPOK PENDUDUK

MEDIA TRANSMISI MERKURI

Merkuri yang jatuh di tanah dan tidak menguap kemungkinan akan mengikat bahan organik

Sebagian akan terjebak dalam gambut atau tanah. Sisanya akan mengalir ke sungai dan sungai dan kemudian ke danau dan lautan.

Dalam lingkungan air, unsur merkuri kemungkinan akan menjadi terikat sedimen dan kemudian terbawa oleh arus sungai atau laut. Beberapa merkuri tetap terlarut dalam kolom air.

mikroorganisme alami yang terdapat di air -> dapat merubah merkuri menjadi methyl merkuri, suatu senyawa logam organik yang lebih beracun pada dosis rendah dibanding merkuri murni

Methyl merkuri menjadi bagian dari rantai makanan di ekosistem perairan dan bersifat bioakumulasi dan biomagnifikasi, dan kemudian dapat terbawa oleh migrasi spesies air (ikan dan kerang).

Berbagai jenis aktivitas penduduk dapat meningkatkan kadar ini, misalnya aktivitas penambangan yang dapat menghasilkan merkuri sebanyak 10.000 ton/tahun, hzl ini dapat membahayakan kesehatan penduduk di lingkungan hilir kesehatan serta masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Logam merkuri yang terdapat di lingkungan khususnya daerah pertambagan dapat memasuki tubuh melalui beberapa cara, seperti melalui kontak langsung dengan kulit, menghirup uap merkuri, dan memakan ikan yang telah terkontaminasi merkuri.

POPULATION AT RISK • Population at risk adalah kelompok yang terkena risiko/kelompok yang mendapatkan ancaman penyakit lebih tinggi untuk terjadinya penyakit.

• Dari kasus yang telah diberikan terkait dengan keracunan merkuri, maka kami menguraikan population at risk pada kasus ini antara lain pekerja tambang dan penduduk di sekitar tambang emas serta pemukiman disepanjang aliran sungai dari hulu ke hilir

VARIABLE BERPERAN DALAM KEPENDUDUKAN Lama tinggal (tinggal selama 5-10 tahun adanya peningkatan Hg dalam urin)

Jenis kelamin (Lebih banyak laki – laki yang bekerja sebagai penambang)

Jenis pekerjaan (Pekerja tambang Emas lebih beresiko)

Status kesehatan/genetic (Konsentrasi Hg dalam urine, berhubungan dengan densitas sel dan konsentrasinya dalam substrat)

Jarak dari sumber pencemar (uap Hg di udara dapat beredar di atmosfer hingga satu tahun dapat tersebar luas. Terlebih didukung oleh kecepatan angin dan arah angina)

Janin, bayi baru lahir dan anakanak ( kepekaan perkembangannya sistem saraf)

Ibu baru, ibu hamil, dan wanita yang mungkin menjadi hamil

a.Rahim, neonatus dapat lebih terpapar dengan mengkonsumsi ASI yang terkontaminasi.

a.Penduduk sekitar yang terpajan pada tingkat methylmercury karena menggunakan air sungai yang terpapar untuk MCK dan konsumsi ikan dan makanan yang di peroleh di sekitar sungai (ikan dan kerang-kerangan).

5. SIAPA POPULATION AT RISK DARI PENCEMARAN UDARA, AIR DAN PANGAN? Population at risk dalam kasus tersebut yaitu para penduduk yang tinggal di wilayah pemukiman di bawah bukit lokasi tambang emas tersebut, dan wilayah sekitar yang menjadi arah angin pada penyebaran bahan toksik melalui udara. Bahan pencemar yang melayang-layang di udara bisa mengendap di tanah atau langsung mencemari bahan pangan atau air, dan air tersebut digunakan untuk MCK dan sebagai bahan untuk mengolah makanan. Lalu bahan limbah pertambangan di hulu di bawa ke hilir hingga diabsorpsi oleh biota laut, yang pada akhirnya berada di meja makan, tidak hanya di wilayah tersebut tetapi juga bisa sampai ke keluarga di pedesaan bahkan perkotaan lainnya.

SOAL 6 GAMBARAN DINAMIKA TRANSMISI AGENT CD, HG DAN PB DENGAN TEORI SIMPUL

SIMPUL 1 (SUMBER) HG, PB DAN CD BERSUMBER DARI: • Merkuri (Hg) Pencemaran merkuri umumnya terjadi ketika limbah merkuri ini terlepas ke fluida air dan udara. Air terjadi ketika dilepas ke danau, sungai dan mengkontaminasi biota di dalamnya. Sedangkan pencemaran melalui udara akan terjadi melalui emisi. Emisi ini yang kemudian terhirup dan masuk ke dalam system pernafasan. Beberapa aktivitas yang menghasilkan emisi merkuri seperti instalasi sampah kota melalui alkali khlorin, peleburan merkuri dan industry tambang skala kecil.

Merkuri ini juga dapat masuk secara alami melalui makanan yang kita konsumsi. Beberapa makanan yang juga mengakumulasikan merkuri secara alami seperti jenis seafood (ikan dan kerang). Penduduk sekitar yang terpajan pada tingkat methylmercury karena menggunakan air sungai yang terpapar untuk MCK dan konsumsi ikan dan makanan yang di peroleh di sekitar sungai (ikan dan kerangkerangan).

Timbal (Pb) Manusia menyerap timbal melalui udara, debu, air dan makanan. Salah satu penyebab kehadiran timbal adalah pencemaran udara. Yaitu akibat kegiatan transportasi darat yang menghasilkan bahan pencemar seperti gas CO2, NOx, hidrokarbon, SO2, dan tetraethyl lead, yang merupakan bahan logam timah hitam (timbal) yang ditambahkan ke dalam bahan bakar berkualitas rendah untuk menurunkan nilai oktan. Timbal juga digunakan untuk berbagai kegunaan terutama sebagai bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, pigmen dan amunisi. Sumber potensial pajanan timbal dapat bervariasi di berbagai lokasi.

Cadmium (Cd) Kadmium hampir selalu ditemukan dalam jumlah yang kecil dalam bijih-bijih seng, seperti sphalerite (ZnS). Greenokcite (CdS) merupakan mineral satu-satunya yang mengandung kadmium. Hampir semua kadmium diambil sebagai hasil produksi dalam persiapan bijih-bijih seng, tembaga dan timbal. Unsur ini lunak, logam putih yang kebiru-biruan yang dapat dengan mudah dipotong dengan pisau sehingga cadmium banyak digunakan dalam industry baterai, pesawat terbang, persenjataan bereat. Kadmium juga dapat ditemukan di daerah penimbunan sampah, aliran air hujan dan air pembuangan.

SIMPUL 2 (MEDIA LINGKUNGAN) Media lingkungannya adalah air, tanah, udara, pangan, hewan, manusia. Ketika air, tanah dan udara telah tercemar maka akan mempengaruhi dasar piramida rantai makanan. Jika dari dasar rantai makanan (pangan) tersebut maka akumulasi dari racun tersebut akan terbawa ke puncak piramida, yaitu manusia. Sedangkan udara dapat membahayakan manusia jika terhirup terutama bagi yang terpapar langsung.

SIMPUL 3 • Perilaku Pemajan seperti Penggunaan MCK • Pekerja tidak mengggunakan APD Hubungan interaksi antara penduduk rentan dan agen adalah dari sifat bahan kimia, kemampuan daya tahan setiap penduduk yang terpapar, sifat kimia dan mengukur agen penyakit. Hasil sisa pembakaran kendaraan yang terhirup juga membahayakan. Lokasi pemukiman yang berdekatan juga akan meningkatkan resiko terpaparnya bahan toksik seperti pertambangan emas.

D. SIMPUL 4 (DAMPAK KESEHATAN) Merkuri (Hg) • Uap Merkuri yang terhirup dan tertelan dapat menyebabkan keracunan. Merkuri yang masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah dapat menyebabkan emboli paru (penyumbatan pembuluh darah paru oleh plak yang terlepas bebas). Karena bersifat larut dalam lemak, merkuri elemental ini mudah masuk melalui sawar darah otak dan plasenta. Di otak, merkuri akan berakumulasi di korteks cerebrum (otak besar) dan cerebellum (otak kecil) sehingga menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan. • Merkuri ini sering diserap melalui saluran pencernaan, paru, dan kulit. Pemaparan merkuri inorganik jangka pendek dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan gagal ginjal. Sedangkan pemaparan jangka panjang dengan dosis yang rendah dapat menyebabkan proteinuria, sindroma nefrotik, dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. • Terutama dalam bentuk rantai pendek alkil, metil merkuri dapat menimbulkan degenerasi neuron di otak dan mengakibatkan baal di ujung tangan atau kaki, ataksia (pergerakan yang tidak teratur), nyeri sendi, tuli, dan penyempitan jarak pandang. Metil merkuri dapat dengan mudah masuk melalui plasenta dan berakumulasi dalam janin yang mengakibatkan kematian

Timbal (Pb) • Keracunan timbal dapat mengurangi nafsu makan, pelupa, kelelahan, pusing, depresi, menurunnya kecepatan dalam reaksi dan konduksi saraf serta dapat mengurangi kecerdasan (IQ) pada anak. Timbal juga dapat memicu peningkatan tekanan darah, anoreksia, muntah, kram, mual, turunnya berat badan, sakit perut, dan konstipasi. • Paparan timbal berdampak pada reproduksi pria dan juga wanita. Wanita hamil yang terpapar timbal saat kehamilannya, bisa meningkatkan resiko keguguran, bayi lahir prematur, bayi meninggal di dalam kandungan. Sedangkan dampak terpaparnya timbal pada pria adalah dapat menurunkan jumlah dari sperma.

Cadmium (Cd) • Cadmium dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan organ tubuh. Keracunan dapat bersifat akut dan kronis. Gejala-gejala keracunan akut yaitu timbul rasa sakit dan panas di bagian dada dan akan menjadi lebih buruk jika terjadi keracunan bersifat kronis. • Pada ginjal cadmium dapat menimbulkan gangguan dan dapat menyebabkan kerusakan pada system uropoitika. Cadmium juga dapat mempengaruhi system reproduksi yaitu dapat mematikan sel sperma pada laki-laki dengan konsentrasi tertentu. Efek keracunan cadmium akan terlihat setelah 25 tahun yaitu pembengkakan paru-paru. Cadmium juga menyebabkan anemia dan sakit pada tulang.

SIMPUL 5 • Peraturan Pemerintah • Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air. • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

VARIABEL KEPENDUDUKAN • Sebaran penduduk pada Kabupaten Seribu Satu mayoritas berada di sekitar kaki Gunung Sentosa, karena di sana terdapat lokasi pertambangan rakyat. • Selain masyarakat Kabupaten Seribu Satu, masyarakat sekitar juga datang ke pertambangan untuk menambang emas di bukit Sentosa tersebut. • Selain di sekitar bukit Sentosa, sebaran penduduk juga terdapat di sepanjang aliran sungai, karena air merupakan sumber kehidupan.

PROSES PERTAMBANGAN EMAS

Merkuri digunakan pada saat proses pemisahan emas dari material lainnya.

Merkuri digunakan dalam proses pemurnian emas.

Alasan ekonomi, kurangnya fasilitas yang memadai, dan kurangnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat tentang dampak merkuri menyebabkan tindakan melepas merkuri ke perairan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah.

PROSES KEJADIAN PENYAKIT

AGEN Cd, Pb dan Hg dikenal sebagai the big three heavy metal (tiga logam berat paling berbahaya) dengan tingkat toksisitas tertinggi pada kesehatan manusia. (Widle & Benemann, 1993)

WHO juga memasukkan merkuri sebagai 10 daftar bahan kimia yang paling berbahaya bagi tubuh manusia.

HOST Masuknya methyl mercury ke tubuh ikan atau biota perairan lainnya dapat terjadi melalui proses penyerapan air melalui insang dan proses rantai makanan, sehingga ikan predator besar lebih mungkin untuk memiliki tingkat merkuri yang tinggi sebagai akibat dari proses memakan ikan kecil yang telah terkontaminasi merkuri

HOST Manusia dapat terpapar oleh merkuri melalui proses penghidupan uap merkuri secara langsung maupun melalui proses rantai makanan jika memakan ikan dan biota perairan yang sudah tercemar merkuri.

Keracunan merkuri dapat mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati. Merkuri dari jenis methyl mercury dapat memasuki plasenta dan merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan kromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.

LINGKUNGAN Di lingkungan, merkuri yang terdapat dalam limbah di perairan umum diubah oleh aktifitas mikro organisme menjadi komponen methyl merkuri (senyawa organik). • Pengaruh pencemaran merkuri terhadap ekologi bersifat jangka panjang, yaitu meliputi kerusakan struktur komunitas, gen, jaringan makanan, tingkah laku, dan fisiologi hewan air.

PERILAKU PEMAJANAN (BEHAVIOURAL EXPOSURE) • Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure (Achmadi, 1985). • Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit (agen penyakit).

• Environmental protection agency menyimpulkan bahwa merkuri merupakan sumber penyakit atau resiko bagi beberapa orang dewasa dan populasi hewan jika mengkonsumsi sejumlah besar air minum dan ikan yang terkontaminasi oleh merkuri. • Kegiatan penggarangan yang dilakukan di areal pemukiman penduduk menyebabkan pajanan merkuri bagi seluruh anggota masyarakat.

• Pembuangan limbah langsung ke saluran yang tidak permanen bukan hanya mencemari lingkungan namun juga menyebabkan tanah tercemar merkuri sehingga kemungkinan terjadi akumulasi merkuri pada tanaman pangan yang berada disekitarnya • Selain itu dapat pula menyebabkan infiltrasi Hg ke air tanah yang digunakan oleh penduduk sebagai sumber air bersih, antara lain untuk keperluan air minum dan memasak. • Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu Analisis yang berisiko Kesehatan Lingkungan (ARKL), yang dapat dijadikan acuan untuk penentuan keputusan guna meningkatkan kesehatan masyarakat di area penambangan emas tanpa ijin yang terkontaminasi oleh logam berat merkuri.

Aspek Sosio Kultural Pendidikan (Pengetahuna yang rendah tentang dampak merkuri dan logam berat lainnya seperti Pb dan Cd)

Ekonomi (Mata pencaharian yang menjanjiakan: emas)

Sosio Kultural (Penggunaan air sungai sebagai MCK, konsumsi ikan dan makanan yang di peroleh di sekitar sungai (ikan dan kerangkerangan). Toleransi: penduduk dari seberang pulau ikut dalam penambangan)

ASPEK HUKUM Pemerintah Kabupaten/ Kota yang mengeluarkan surat izin pertambangan salah satunya Surat Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

Undang - Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan – Ketentuan Pokok Pertambangan

UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

PENGERTIAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT  Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas.  UU Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pasal 67 UU Pertambangan Mineral dan Batubara Nomor 4 Tahun 2009 menyebutkan, bahwa Bupati/Walikota memberikan IPR terutama kepada penduduk setempat, perseorangan dan/atau kelompok masyarakat dan/atau koperasi. Jika masyarakat sudah mengantongi IPR, mereka sudah dilindungi oleh aturan main.

PELAKSANAAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT (IPR) Dalam BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 tentang Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut amdal, adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

Pasal 67 Pasal 69 Pasal 70

Bupati/walikota dapat melimpahkan kewenangan pelaksanaan pemberian IPR kepada camat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

• Pemegang IPR berhak mendapat pembinaan dan pengawasan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan, teknis pertambangan, dan manajemen dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah • Pemegang IPR berhak mendapat bantuan modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

• Pemegang IPR wajib: mematuhi peraturan perundang-undangan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan, pengelolaan lingkungan, dan memenuhi standar yang berlaku; • Mengelola lingkungan hidup bersama pemerintah daerah; dan lain – lain.

ASPEK HUKUM UU DALAM UU NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

izin

Tanggung Jawab

Pencabutan Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

• Izin diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk masyarakat disebut surat Izin Pertambangan Rakyat dengan terlebih dahulu melalui studi kelayakan • Studi kelayakan terdiri dari kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang.

• Pemerintah kabupaten/ kota bertanggung jawab pada : keselamatan dan kesehatan kerja; pengelolaan lingkungan hidup; dan pascatambang • Pemerintah kabupaten/kota wajib mencatat hasil produksi dari seluruh kegiatan usaha pertambangan rakyat yang berada dalam wilayahnya dan melaporkannya secara berkala kepada Menteri dan gubernur setempat.

• Bila ada ketentuan dalam UU ini dilanggar IPR akan dicabut sesuai dengan Bab XXII Sanksi Administratif Pasal 151 ayat 1). Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berhak memberikan sanksi administratif kepada pemegang IPR • Adapun saksi yang diberika dapat berupa peringatan tertulis; penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi; dan/atau pencabutan IUP, IPR, atau IUPK.

PENCABUTAN IZIN Dalam Pasal 152 dikatakan Dalam hal pemerintah daerah tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 dan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf j, Menteri dapat menghentikan sementara dan/atau mencabut IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DAFTAR PUSTAKA • Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara • BALIFOKUS & MEDICUSS. 2015. Dugaan Keracunan Merkuri di 3 lokasi PESK di Indonesia:Bombana-Sulawesi Tenggara, Sekotong-Lombok Barat, dan Cisitu-Lebak. Diakses dari: https://www.academia.edu/16013340/Laporan_awal_survey_kesehatan_lingkungan_di_3_hotspots_Pertambang an_Emas_Skala_Kecil_PESK_di_Indonesia_Bombana_Sekotong_dan_Cisitu tanggal 18 November 2018. • Health Information for Werstern Australians. Mercury exposure. Autralia: Department of Health, Government of Werstern Australia

• Sumantri, A. Logam Merkuri pada Pekerja Penambangan Emas Tanpa Izin. J Kesehatan Masyarakat Nasional. Mei 2014: 8(8); 398-403 • WHO. 2018. Guidance for Identifying Populations at Risk from Mercury Exposure. IOMC. Geneva, Switzerland • _____. 2012. Merkuri di Pertambangan. Kompasiana. Diakses dari : https://www.kompasiana.com/keprofesianhmt/5516eeefa33311c804ba7d3c/merkuri-di-pertambangan tanggal 18 November 2018. • Manullang, Corry Yanti. 2017. Bahaya Pencemaran Merkuri (dapat diakses di https://kumparan.com/corry-yantimanullang/bahaya-pencemaran-merkuri) • CDC.2012. Mercury Quick Facts Health Effects of Mercury Exposure.https://www.atsdr.cdc.gov/mercury/docs/11-229617-E-508_HealthEffects.pdf

• Kemenkes.2012.penyakit akibat kerja karena pajanan logam berat.

• Kesehatan Lingkungan. Diakses pada 17 November 2018 (http://repository.ut.ac.id/4376/1/LING1131-M1.pdf) • Achmadi UF. 2011. Dasar-dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers. • Rumah Belajar. 2017. Dinamika Penduduk Dan Unsur-Unsurnya. https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Dinamika-Penduduk-danUnsur-unsurnya-2006-/konten3.html diakses pada 17 November 2018. • Widyastuti, palupi. 2006. Bahaya Bahan Kimia pada Kesehatan Manusia dan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Related Documents

Kelompok 8 Kasus 4
February 2021 3
Kelompok 8
January 2021 1
Kelompok 8
January 2021 1
Makalah Fraud Kelompok 4
February 2021 1
B Indo Kelompok 4
February 2021 0

More Documents from "Novi Uliandarii"