Loading documents preview...
Keseimbangan Asam dan Basa Christy Oktaviana S1 Keperawatan Program B NIM : 2017166053
KESEIMBANGAN ASAM BASA TUBUH Keseimbangan asam basa adalah homeostasis dari kadar ion hidrogen dalam tubuh Kadar normal ion hidrogen (H) arteri adalah: 4x108 atau pH = 7,4 (7,35 – 7,45) Asidosis = asidemia → kadar pH darah <7,35 Alkalemia = alkalosis → kadar pH darah >7,45 Kadar pH darah <6,8 atau >7,8 tidak dapat diatasi oleh tubuh
2
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal memiliki kemampuan untuk mengatur jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya berlangsung selama beberapa hari.
3
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Penyangga pH yang paling penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam).
4
Jika lebih banyak asam yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
5
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan (dihembuskan). Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian ph tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. 6
Asidosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Alkalosis adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
7
Gangguan Asam Basa darah
Asidosis metabolik [HCO3-] ↓ dikompensasi dengan PaCO2 ↓ Alkalosis metabolik [HCO3-] ↑ dikompensasi dengan PaCO2↑ Asidosis respiratorik PaCO2↑ dikompensasi dengan [HCO3-] ↑ Alkalosis respiratorik PaCO2↓ dikompensasi dengan [HCO3-] ↓
8
Asidosis Metabolik Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Ciri: [HCO3-] ↓ <22mEq/L dan pH <7,35 → kompensasi dengan hiperventilasi PaCO2↓, kompensasi akhir ginjal → ekskresi H+, sebagai NH4+ atau H3PO4 Penyebab: Penambahan asam terfiksasi: ketoasidosis diabetik, asidosis laktat (henti jantung atau syok), overdosis aspirin Gagal ginjal mengekskresi beban asam Hilangnya HCO3- basa → diare
9
Gejala Asidosis Metabolik Tidak jelas dan asimptomatis Kardiovaskuler: disritmia, penurunan kontraksi jantung, vasodilatasi perifer dan serebral Neurologis: letargi, stupor, koma Pernafasan: hiperventilasi (Kussmal) Perubahan fungsi tulang: osteodistrofi ginjal (dewasa) dan retardasi pada anak
10
Penatalaksanaan Asidosis Metabolik Tujuan: meningkatkan pH darah hingga ke kadar aman (7,20 hingga 7,25) dan mengobati penyakit dasar NaHCO3 dapat digunakan bila pH <7,2 atau [HCO3-] <15mEq/L
11
Risiko NaHCO3 yang berlebihan: penekanan pusat nafas, alkalosis respiratorik, hipoksia jaringan, alkalosis metabolik, hipokalsemia, kejang, tetani Alkalosis Metabolik Ciri: [HCO3-] ↑ >26mEq/L dan pH >;7,45 → kompensasi dengan hipoventilasi PaCO2↑, kompensasi akhir oleh ginjal → ekskresi [HCO3-] yang berlebihan
12
Penyebab: Hilangnya H+ (muntah, diuretik, perpindahan H+dari ECF ke ICF pada hipokalemia) Retensi [HCO3-] (asidosis metabolik pasca hiperkapnia)
13
Alkalosis Metabolik Defenisi :Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat. Gejala Alkalosis Metabolik Gejala dan tanda tidak spesifik Kejang dan kelemahan otot → akibat hipokalemia dan dehidrasi Disritmia jantung, kelainan EKG → hipokalemi Parestesia, kejang otot → hipokalsemia 14
Penatalaksanaan Alkalosis Metabolik Penatalaksanaan Alkalosis Metabolik Tujuan: menghilangkan penyakit dasar Pemberian KCl secara IV dalam salin 0,9% → (diberikan jika Cl- urine <10mEq/L) menghilangkan rangsangan aldosteron → ekskresi NaHCO3 Jika Cl- urine >20mEq/L → disebabkan aldosteron yang berlebihan → tidak dapat diobati dengan salin IV, tapi dengan diuretik
15
Asidosis Respiratorik Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat. Ciri: PaCO2 ↑ >45mmHg dan pH <7,35 → kompensasi ginjal retensi dan peningkatan [HCO3-] Penyebab: hipoventilasi (retensi CO2), inhibisi pusat nafas (overdosis sedatif, henti jantung), penyakit dinding dada dan otot nafas (fraktur costae, miastemia gravis), gangguan pertukaran gas (COPD), obstruksi jalan nafas atas 16
Gejala Asidosis Respiratorik Tidak spesifik Hipoksemia (dominan) → asidosis respiratorik akut akibat obstruksi nafas Somnolen progresif, koma → asidosis respiratorik kronis Vasodilatasi serebral → meningkatkan ICV → papiledema dan pusing
17
Penatalaksanaan Asidosis Respiratorik Pemulihan ventilasi yang efektif sesegera mungkin → pemberian O2 dan mengobati penyebab penyakit dasar PaO2 harus ditingkatkan >60mmHg dan pH >7,2
18
Alkalosis Respiratorik Ciri: penurunan PaCO2 <35mmHg dan peningkatan pH serum >7,45 → kompensasi ginjal meningkatkan ekskresi HCO3 Penyebab: hiperventilasi (tersering psikogenik karena stress dan kecemasan), hipoksemia (pneumonia, gagal jantung kongestif, hipermetabolik (demam), stroke, stadium dini keracunan aspirin, septikemia
19
Alkalosis Respiratorik Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah. Gejala Alkalosis Respiratorik Hiperventilasi (kadar gas, frekuensi nafas) Menguap, mendesak, merasa sulit bernafas Kecemasan: mulut kering, palpitasi, keletihan, telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat Parastesia, otot berkedut, tetani Vasokontriksi serebal → hipoksia cerebral → kepala dingin dan sulit konsentrasi 20
Penatalaksanaan Alkalosis Respiratorik Menghilangkan penyebab dasar Kecemasan dapat dihilangkan dengan pernafasan kantong kertas yang dipegang erat disekitar hidung dan mulut dapat memulihkan serangan akut Hiperventilasi mekanik → diatasi dengan menurangi ventilasi dalam satu menit, menambah ruang hampa udara atau menghirup 3% CO2 dalam waktu singkat 21
Regulasi Pernapasan dlm Keseimbangan Asam-Basa
22
23
Cara Mudah Membaca BGA Ketidakseimb angan asam dan basa Asidosis Metabolik
PH
PCO2
Alkalosis Respiratorik
BE
N
N
N
N
N
Asidosis Respiratorik Alkalosis Metabolik
HCO3
N
24
TERKOMPENSASI atau TIDAK? Lihat pH kembali - jika mendekati kadar normal (7,35-7,45) terkompensasi - jika belum mendekati normal tidak terkompensasi atau terkompensasi sebagian Jika asidosis respiratorik dgn HCO3- < 24 mM terkompensasi sebagian Jika asidosis metabolik dgn pCO2 < 40 mmHg terkompensasi sebagian Jika alkalosis respiratorik dgn HCO3- > 24 mM terkompensasi sebagian Jika alkalosis metabolik dgn pCO2 > 40 mmHg terkompensasi sebagian 25
26
Diagnosa Keperawatan Perubahan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder,kompensasi melalui alkalosis respiratorik. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringanmenurun Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yangmeningkat.
27
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan odem sekunder: volume cairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengananoreksia, mual, muntah
28
Intervensi Gangguan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder : kompensasi melalui alkalosis respiratorik Tujuan : Pola napas kembali normal Kriteria Hasil : 1.Mampu mengeluarkan sputum, mampu bernapas dengan mudah,tidak ada pursed lips. 2.Irama napas normal, frekuensi pernapasan dalam rentang normal,tidak ada suara napas abnormal. 3.Tanda-tanda vital dalam rentang normal.
29
Intervensi: Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crakles R/ Menyatakan adanya pengumpulan sekret Ajarkan pasien batuk efektif dan nafas dalam R/ Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2 Atur posisi nyaman pasien R/ Mencegah terjadinya sesak nafas Batasi aktivitas R/ Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia 30
Intervensi Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplai O2 ke jaringan menurun. Tujuan : Suplai O2 ke otak lancar Kriteria Hasil : Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan systole diastole dalam rentang normal
31
Intervensi : Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul. Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung. Monitor kemampuan BAB Intruksikan ke keluarga untuk mmengobservasi kulit jika ada laserasi. Kolaborasi pemberian analgesik
32
Intervensi Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat Tujuan: Penurunan curah jantung tidak terjadi kriteria hasil : mempertahankan curah jantung dengan ditandai tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal, nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
33
Intervensi: Auskultasi bunyi jantung dan paru R/ Adanya takikardia frekuensi jantung tidak teratur Kaji adanya hipertensi R/ Hipertensi dapat terjadi karena gangguan pada sistem aldosteron-renin-angiotensin (disebabkan oleh disfungsi ginjal) Kaji keluhan nyeri dada, perhatikanlokasi, rediasi, beratnya (skala 0-10) R/ HT dan GGK dapat menyebabkan nyeri Kaji tingkat aktivitas, respon terhadap aktivitas R/Kelelahan dapat menyertai GGK juga anemia 34
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volumecairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O) Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan Kriteria hasil: tidak ada edema, keseimbangan antara intake dan output
35
Intervensi Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan edema sekunder : volumecairan tidak seimbang oleh karena retensi Na dan H2O) Tujuan: Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan Kriteria hasil: 1. tidak ada edema, keseimbangan antara intake dan output
36
Intervensi: Kaji status cairan dengan menimbang BB perhari,keseimbangan intake dan output, turgor kulit tandatanda vital Batasi masukan cairan R/ Pembatasan cairan akn menentukan BB ideal, pengeluaran urin, dan respon terhadap terapi Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang pembatasan cairan R/ Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
37
Anjurkan pasien / ajari pasien untuk mencatat penggunaan cairan terutama pemasukan dan haluaran R/ Untuk mengetahui keseimbangan input
38
Intervensi Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah Tujuan: Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat Kriteria hasil: Menunjukan BB stabil
39
Intervensi: Awasi konsumsi makanan / cairan R/ Mengidentifikasi kekurangan nutrisi Perhatikan adanya mual dan muntah R/ Gejala yang menyertai akumulasi toksin endogen yang dapat mengubah atau menurunkan pemasukan dan memerlukan intervensi Anjurkan makanan sedikit tapi sering R/ Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan makanan Motivasi kunjungan oleh orang terdekat selama makan R/ Memberikan pengalihan dan meningkatkan aspek sosial 40
Ajarkan Oral hygiene jika diperlukan R/ Menurunkan ketidaknyamanan stomatitis oral dan rasa tak disukai dalam mulut yang dapat mempengaruhi masukan makanan
41
faal_cairan-asam-basa/ikun/2006
42