Loading documents preview...
KOMPONEN DASAR USG
•
PULSER : yaitu alat yg berfungsi sbg penghasil tegangan utk merangsang kristal pd transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.
•
TRANSDUCER/PROBE : yaitu alat yg berfungsi sbg transmitter (pemancar) sekaligus sbg recevier (penerima). Dalam fungsinya sbg pemancar, transducer merubah energi listrik menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada transducer merubah energi mekanik menjadi listrik.
•
PRINTER : yaitu alat yg digunakan utk mendokumentasikan gambaran yg ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
•
DISPLAY : yaitu alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.
PRINSIP KERJA Generator pulsa (oscilator) berfungsi sbg penghasil gelombang listrik, kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yg diteruskan ke medium. Apabila gelombang suara mengenai jaringan yg memiliki nilai akustik impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sbg echo.
Didalam media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema(echo) yg lebih jauh maka intensitasnya lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih superficial. Dan utk memperoleh gambaran yg sama jelasnya disemua lapisan diperkuat dg TGC (Time Gain Compensator). Pantulan gema akan ditangkap oleh transducer dan diteruskan ke amplifier utk diperkuat. Dan gelombang ini kmd diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan sbg gambar di layar monitor.
KOMPONEN DARI TRANSDUCER : 1. Kristal Piezo Elektrik, kristal ini mengalami perubahan bentuk jika diberi signal listrik yg menghasilkan gelombang suara. 2. Damping Element, terbuat dari tungstan campuran yg berfungsi utk menyaring gema yg timbul dari kristal dan meningkatkan kualitas gambaran. 3. Matching Layer, terletak didepan transducer yg berfungsi utk meningkatkan jumlah gelombang ultrasoud yg ditransmisikan antara permukaan bahan dg kristal. 4. Wire, alat yg menghubungkan pulsa listrik dg kristal.
Scanning protocol 1.
Input data pasien dengan benar ( nama, id ).
2.
Tentukan jenis pemeriksaan dan transducer yang akan digunakan.
Linear (5-10 MHz) untuk evaluasi jaringan lunak dan kelenjar thyroid.
Sektoral ( 2-3 MHz) untuk evaluasi jantung dan usg kepala bayi.
Curved / convex (3,5-5 MHz) untuk evaluasi abdomen
USG ABDOMEN Persiapan pasien Puasa 6 jam sebelum pemeriksaan.
Minum air putih 30 menit sebelum pemeriksaan. Transducer 3,5 – 5 MHz curved atau sektoral.
Penting untuk di kenali : 1.
Aorta and inferior vena cava
2.
Liver, portal vein, hepatic vein
3.
Biliary tract and gallbladder
4.
Spleen
5.
Pancreas
6.
Kidneys
7.
Diaphragm
8.
Urinary bladder (if filled)
9.
Pelvic contents
Longitudinal scan
Menampilkan gambaran lobus kiri, aorta,SMA, celiac arteri
LLL
Aorta < 25 mm.
Aortomesenteric angle < 30 ° < 30°
Sub costal scan
Lobus kanan (RLL) dengan vena hepatika sebagai landmark.
Vena hepatika.
Diameter normal < 6 mm.
Dilatasi vena hepatika
Suplai darah dalam liver Liver memiliki 2 suplai darah ; Vena porta (75%) & hepatic artery (25%), Vena hepatika menyalurkan darah yang terfilter dari liver menuju ke IVC .
LIVER
Merupakan organ terbesar dalam rongga abdomen. Besarnya bervariasi pada masing masing individu.
Ukuran lobus kiri 5-10 cm. Lobus kanan 8-10 cm.
Indikasi lesi : single /multiple ?,ukuran?,letak?, bentuk echo ?
1.
POSISI Terletak dalam rongga abdomen sebelah kanan dibawah diafragma.
2.
UKURAN Berat normal dewasa 1400-1600 gram dengan lobus kanan 6x lebih besar daripada lobus kiri.
3.
Bentuk dan outline. Berbentuk kapak dan outline yang halus
4.
Kecerahan Pancreas > Liver > Spleen > Kidneys
5.
TESTURE
Homogen , mid grey
Teknik scanning Longitudinal scan dari tepi terluar lobus kiri sampai dengan tepi terluar lobus kanan.
Transversal scan dengan probe disudutkan chepalad untuk visualisasi batas superior sampai dengan inferior lobus kanan dan kiri.
Scan subcostal untuk evaluasi lobus kanan. Intercostal scan which is a supplementary view for examining the right lobe of the liver especially when the right lobe is well within the rib cage
Teknik scanning
TUGAS
Gallbladder dan traktus biliaris
Pemeriksaan dimulai dengan posisi pasien supine.
Pemeriksaan juga dilakukan dengan posisipasien oblique kanan atau kiri, decubitus atau kadangkala dengan posisi tegak untuk mendeteksi batu.
Transversal , longitudinal, oblique scan dilakukan.
SUB-COSTAL SCANNING for Gallbladder
NORMAL GB GB wall < 3 mm
GB STONE
Pancreas Vasculair land mark dan struktur yang berdekatan harus teridentifikasi. • Ketika udara dalam lambung mengganggu visualisasi sarankan pasien untuk minum air dan gunakan lambung sebagai acoustik window. •
TRANSVERSE PANCREATIC SCAN
GASTRODUODENAL ARTERY
PANCREATIC DUCT SMA AORTA
NORMAL PANCREAS & PANCREATIC DUCT
Traktus urinarius • • •
•
•
Ginjal kanan dapat terlihat jelas dengan posisi pasien supine menggunakan liver sebagai acoustic window. Dengan tahan nafas , scaning dilakukan dengan subcostal atau intercostal. Potongan Sagital dan transversal dari ginjal sebaiknya dilakukan. Ginjal kiri dapatdilihat dengan baik pada posisi lateral decubitus dengan corona axis, jika memungkinkan limpa dapat digunakan sebagai acoustik window. Kandung kencing sebaiknya dalam kondisi penuh , transvesal dan longitudinal scan digunakan untuk mendeteksi lesi atau penebalan dinding. Kadangkala posisi decubitus dilakukan untuk membedakan lesi dinding kandung kencing atau batu.
Right Kidney Long Axis Anterior
Superior
Liver
Inferior Sinus Cortex
Diaphragm
Posterior
Left Kidney Short Axis Anterior Right
Left
Liver
Spleen L Kidney Posterior
LONGITUDINAL
TRANSVERSAL
SPLEEN / LIMPA
Dilihat melalui intercostal kiri bawah.
Posisi pasien RLD (Right Lateral decubitus )
Evaluasi secara oblique dan longitudinal.
SPLEEN
Teknik scanning
CHECK LIST ULTRASONOGRAFI 1. 2. 3. 4. 5.
Periksa keberadaan limpa. Periksa ukuran limpa. Adakah splenecules. Periksa keberadaan lesi : kalsifikasi, hiper/hipoechoic, atau cystic. Periksa uotline diafragma, subdiafragma dan subcapsular.
Normal Spleen
Texture Homogen , echogenitas mirip dengan hepar .
pembuluh darah dalam limpa lebih sedikit dibandingkan hepar.
Ukuran panjang pada longitudinal scan < 110 mm dengan ketebalan < 40 mm
Identifikasi hilum sebagai tempat masuk pembuluh darah limpa (↑)