Komunikasi Kelompok

  • Uploaded by: Ranii Wiidya
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Kelompok as PDF for free.

More details

  • Words: 1,804
  • Pages: 10
Loading documents preview...
A. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa kepada siapa dengan efek apa (Laswell). Menurut Cartwright dan Zander (1971). Kelompok adalah suatu kolektif yang terdiri atas berbagai organisme dimana eksistensi semua anggota sangat penting untuk memuaskan berbagai kebutuhan individu. Artinya, kelompok merupakan suatu alat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan individu. Individu menjadi milik kelompok karena mereka mendapatkan berbagai kepuasan ssebaik mungkin melalui organisasi yang tidak dengan mudah mereka dapatkan melalui cara lainnya. Sedangkan menurut Wekley dan Yulk (1977) mengemukakan bahwa kelompok merupakan suatu kumpulan orang yang berinteraksi satu sama lain secara teratur dalam suatu periode tertentu, dan merasakan adanya ketergantungan diantara mereka dalam rangka mencapai satu atau lebih tujuan bersama. Komunikasi banyak macamnya antara lain komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Pada bagian ini akan diuraikan mengenai komunikasi kelompok. Michael Burgoon (1978) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai berikut: “Komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih dengan tujuan yang telah diketahui seperti berbagi informasi, menjaga diri, memecahkan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota lain secara tepat”. Komunikasi dalam konteks kelompok merupakan komunikasi yang terjadi di antara sejumlah orang (kalau kelompok kecil berjumlah 4-20 orang, kelompok besar 20-50 orang), umpan balik pesan berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat khusus, tujuan atau maksud komunikasi tidak berstruktur. Contoh komunikasi: Sekelompok dokter bedah yang sedang berdikusi untuk pembedahan seorang pasien kanker. Mereka membagi tugas masing-masing secara rinci misalnya siapa saja yang membedah, siapa yang bagian menjahit bagian tubuh pasien. Untuk ukuran mengenai kelompok kecil, beberapa ahli memberikan batasan yang berbeda-beda. De Vito (1997) memberi batasan, bahwa kelompok

kecil sebagai sekumpulan orang kurang lebih 5-12 orang. Menurut Kumar (2000) berkisar antara 15-25 orang. Contoh komunikasi kecil: Mahasiswa mengerjakan tugas komunikasi kesehatan. Mereka mendiskusikan materi apa saja tentang komunikasi kesehatan yang akan dituliskan dalam makalah tersebut. Dalam kelompok kecil ini tiap-tiap mahasiswa dilakukan pembagian tugas. Ada yang mencari materi, sub materi, dan contoh-contoh dari setiap materi yang dituliskan. Sedangkan kelompok besar lebih banyak dibandingkan kelompok kecil, sekitar antara 20-50 orang. Yang termasuk kelompok besar antara lain sebuah organisasi, LSM, ibu-ibu PKK, dan sebagainya.

B. Klasifikasi Kelompok Kelompok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang bukan anggota. 2. Nasib anggota-anggota kelompok saling bergantung sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain. (Burgoon dan Byrne, 1979).

Dalam kelompok terdapat beberapa pembagian : a. Kelompok primer (Primary Group) Kelompok primer bersifat personal dalam dan meluas sehingga dapat memahami kepribadian tiap personal yang hanya ditampakan dalam suasana privat saja. pada kelompok ini diungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dan menggunakan berbagai lambang verbal maupun nonverbal. Hubungan dalam kelompok primer bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (non tranferable) Contoh : Ibu mengajarkan kepada anak-anaknya tata cara makan secara benar misalnya makan sebaiknya menggunakan tangan kanan dan tanpa diselingi bicara.

b. Kelompok sekunder Kelompok sekunder secara sederhana adalah lawan kelompok primer. Kelompok sekunder dalam berkomunikasi tidak terlalu personal dan tidak menyentuh hati kita. Termasuk dalam kelompok sekunder adalah organisasi masa, fakultas dan serikat buruh. Contoh:  Kelompok buruh dan pekerja yang melakukan aksi demo menuntut haknya mengenai upah kerja.  Rapat panitia donor darah UKK KSR Unit FKM.

c. In group In group adalah sekelompok kita. In group dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah contoh in group yang primer. Fakultas kita adalah contoh in group sekunder. Kelompok ini di ungkapkan dengan kesetiaan solidaritas kesenangang dan kerja sama.

d. Out group Out group adalah sekelompok mereka. Untuk membedakan in group dan out grup kita bisa membuat batas (boundaries) yang menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar. Batasbatas ini dapat berubah lokasi geografis, suku bangsa, pandangan ideologi, pekerjaan atau profesi, bahasa, status sosial, dan kekerabatan. Contoh: Sekelompok ilmuwan sedang menyelidiki Tomcat.

e. Kelompok Keanggotaan Kelompok keanggotaan terbentuk karena adanya kesadaran dan kesamaan minat untuk bergabung menjadi satu kelompok. Contoh: BEM, UKK, UKM, Advokasi Berhenti Merokok, STOP HIVA, dan sebagainya.

f. Kelompok rujukan Kelompok ini digunakan untuk alat ukur (standar) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Contoh: Seorang ibu yang menjadi pengurus Posyandu dapat menilai bagaimana sikap yang senantiasa dilakukan kepada anaknya setelah melihat temannya memberikan penyuluhan terhadap ibu dan balita.

Menurut teori kelompok rujukan (Hyman, 1942; diperluas oleh Kelley, 1952; dan Merton, 1957), kelompok rujukan mempunyai 2 fungsi : a. Fungsi komparatif Untuk mengukur dan menilai keadaan dan status Contoh : Kelompok dokter yang memeriksa pasien sedangkan perawat membantu dokter dalam merawat pasien. b. Fungsi normatif Untuk membimbing perilaku sekaligus menunjukan apa yang seharusnya dilakukan. Contoh : Seorang dokter yang melayani pasien-pasiennya sesuai dengan norma-norma kedokteran yang berlaku.

Tamotsu shibutani (1967) menambahkan satu fungsi lagi yaitu fungsi perspektif. c. Fungsi Perspektif Cara

memandang

dunia

ini,cara

mendefinisikan

situasi,

mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang ditemui. Contoh: Setiap rumah sakit mempunyai kebijakan yang berbeda-beda menurut kebijakan dari rumah sakit tersebut untuk melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya.

C. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK a. Komunikasi kelompok Deskriptif Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga: 

Kelompok tugas



Kelompok pertemuan



Kelompok penyadar

Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang Undang –undang Kesehatan. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan. Kelompok penyadar membantu setiap anggota belajar lebih banyak tentang dirinya dan belajar mempercayai dan berempati pada orang lain. Contohnya yaitu orang berkonsultasi dengan psikolog.

b. Komunikasi kelompok Preskriptif Kelompok ini mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh setiap anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu:

1) Diskusi meja bundar Susunan tempat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebas di antara anggota-anggotanya. Susunan ini biasanya digunakan untuk diskusi yang sifatnya terbatas. Susunan meja bundar memudahkan partisipasi spontan yang lebih demokratis daripada susunan meja segi empat yang lebih orokratis dan kaku.

2) Simposium Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajukan berbagai ospek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial, dalam format diskusi yang sudah dirancang sebelumnya. Sebagai

contoh

adalah

seorang

dokter

menghadiri

simposium kedokteran mengenai diabetes melitus. Dalam simposium tersebut terdapat empat pembicara yaitu dua orang ahli gizi dan dua orang dokter spesialis penyakit dalam. Mereka diberi waktu yang sama untuk berbicara. Diantara mereka hampir tidak terjadi interaksi. Setelah simposium, hadirin dapat mendiskusikannya dalam forum yang

diatur

moderator.

Tugas

moderator

hanyalah

memberikan gambaran umum tentang masalah yang dibicarakan dengan urutan yang logis, menarik pendengar, memperkenalkan pembicara, dan menjelaskan prosedur yang harus dijelaskan kelompok. Biasanya pembicara berdiri di podium dan hadirin berada dalam jejeran kursi di depan mimbar. 3) Diskusi panel Diskusi panel adalah format khusus yang anggota kelompoknya berinteraksi, baik berhadap-hadapan maupun melalui seorang moderator, di antara mereka sendiri dan dengan hadirin, tentang masalah yang kontroversial. Biasanya susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan peserta diskusi pada meja segi empat yang menghadap khalayak, dengan moderator yang duduk di tengah-tengah diantara dua pihak yang berdiskusi. (Cragan dan Wright, 1980). Diskusi panel dapat dilakukan di hadapan hadirin dalam ruangan atau studio televisi. Suasana dalam diskusi panel dapat bersifat formal maupun informal. 4) Forum

Forum adalah waktu tanya jawab yang terjadi setelah diskusi dibuka. Terdapat lima macam forum yaitu forum ceramah, forum debat, forum dialog, forum panel, dan forum simposium. 5) Kolokium Kolokium adalah format diskusi

yang

memberikan

kesempatan pada wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada orang atau (beberapa orang) ahli. Kolokium diatur secara ketat oleh moderator. 6) Prosedur parlementer Prosedur parlementer adalah format diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada periode waktu tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat. Tata tertib parlemen dijalankan dengan ketat sehingga sidang dapat menentukan siapa yang dapat bernicara, untuk berapa lama, dan berapa kali. D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan a. Melaksanakan tugas kelompok b. Memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota da/pat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Untuk itu faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu: 1. Ukuran kelompok (jumlah anggota kelompok) 2. Jaringan komunikasi, yaitu sistem penyampaian informasi antara satu dengan yang lain.

3. Kohesi kelompok, adalah kekuatan saling tarik di antara anggota-anggota kelompok 4. Kepemimpinan, yaitu proses mempengaruhi dan memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. (Jalaluddin Rakhmat, 1994).

E. Pengaruh Kelompok dalam Perilaku Komunikasi 1) Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekanrekan anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga. 2) Fasilitasi Sosial Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz

(1965)

menjelaskan

bahwa

kehadiran

orang

lain-dianggap-

menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar;

karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu. 3) Polarisasi Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

F. Karakteristik Unik Komunikasi Kelompok 1. Kepribadian Kelompok Kelompok memiliki kepribadian kelompok sendiri, berbeda dengan kepribadian individu para anggotanya. Misalnya, seseorang di rumah dikenal pendiam tapi ketika berada di dalam kelompok orang tersebut menjadi suka berbicara. 2. Norma Kelompok Norma di dalam kelompok mengidentifikasikan anggota kelompok itu berperilaku.

G. Manfaat Komunikasi Kelompok Manfaat komunikasi kelompok antara lain: 1. Saling bertukar informasi dan menambah pengetahuan. 2. Memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku. 3. Menjadi kerangka rujukan dalam berkomunikasi. Menurut Handy (1985), kegunaan komunikasi kelompok adalah: (1) Memenuhi kebutuhan sosial; (2) Membentuk konsep diri; (3) Memberi atau menerima dukungan dan bantuan; (4) Berbagi dengan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA Gerungan, W.A. DR, Dipl. Psych. 2004. Psikologi Sosial. PT. Refika Aditama: Bandung Rahmat, Jalaludin. 2011. Psikologi Komunikasi.PT. Remaja Rosdakarya: Bandung http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/komunikasi-kelompok.html http://massofa.wordpress.com

Related Documents