Komunikasi Terapeutik: Ns I Wayan Darsana,s.kep

  • Uploaded by: Darsana Wayan
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Terapeutik: Ns I Wayan Darsana,s.kep as PDF for free.

More details

  • Words: 2,760
  • Pages: 68
Loading documents preview...
LOGO

KOMUNIKASI TERAPEUTIK Ns I Wayan Darsana,S.Kep

Pendahuluan Sebelum berinteraksi dengan pasien dengan gangguan jiwa, ada sebaiknya perawat harus mengetahui prinsip - prinsip dalam berkomunikasi supaya tujuan yang kita inginkan tercapai.

Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus, ada beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan gangguan akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah : 1.Penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita gangguan penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien dengan perubahan fisik, ex : pasien dengan penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll). 2.Gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit fisik membutuhkan Penderita support dari orang lain. 3.Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.

 Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan tentang ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang melompat, fokus terhadap topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata – kata bisa saja kacau balau.

Komunikasi yang dapat digunakan dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa adalah komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik ini pada dasarnya adalah komunikasi interpersonal.

Pengertian Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Musliha dan Fatmawati, 2009).

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan, disengaja dan merupakan tindakan profesional. Komunikasi terapeutik bertujuan membantu klien mencapai hubungan baik perawat dan klien dan membantu klien memahami tujuan dari tindakan perawatan yang dilakukan (Potter & Perry, 2005).

Komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan klien yang selama interaksi berlangsung, perawat berfokus pada kebutuhan khusus klien untuk meningkatkan pertukaran informasi yang efektif antara perawat dan klien (Videbeck, 2008).

Tujuan KOMTER  Membangun hubungan terapeutik perawat-klien.  Mengidentifikasi masalah klien yang paling penting pada saat tersebut tepat pada waktunya (tujuan berpusat pada klien).  Mengkaji persepsi klien tentang masalah saat klien terbuka dalam menceritakan peristiwa tersebut.  Mengenali kebutuhan mendasar klien.  Mamandu klien dalam mengidentifikasi cara pencapaian solusi yang memuaskan dan dapat diterima oleh klien

PRINSIP KOMTER  Perawat harus mengenal dirinya sendiri  Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai.  Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien.  Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.  Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.

 Perawat harus mampu menguasasi perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi.  Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.

Sikap dalam KOMTER 1. 2. 3. 4.

Berhadapan Mempertahankan kontak mata Membungkuk ke arah klien Tetap rileks

TEHNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian Berusaha mendengarkan klien menyampaikan pesan non-verbal bahwa perawat perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan

Ketrampilan mendengarkan sepenuh perhatian adalah dengan: Pandang klien ketika sedang bicara Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk mendengarkan Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian dengan tidak menyilangkan kaki atau tangan. Hindarkan gerakan yang tidak perlu. Anggukan kepala jika klien membicarakan hal penting atau memerlukan umpan balik. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

Menunjukkan penerimaan Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju Perawat sebaiknya menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya

Berikut ini sikap perawat yang menunjukkan penerimaan :  Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.  Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.  Memastikan bahwa isyarat non-verbal cocok dengan komunikasi verbal.  Menghindarkan untuk berdebat, mengekspresikan keraguan, atau mencoba untuk mengubah pikiran klien. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya”, “saya mengikuti apa yang anda ucapkan.”

2. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien

3. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri.  Dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut  Namun perawat harus berhati-hati ketika menggunakan metode ini, karena pengertian bisa rancu jika pengucapan ulang mempunyai arti yang berbeda. Contoh: - K : “saya tidak dapat tidur, sepanjang malam saya terjaga” - P : “ Saudara mengalami kesulitan untuk tidur….”

4. Klarifikasi  Apabila terjadi kesalah pahaman, perawat perlu menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan.  Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien  Contoh: - “Saya tidak yakin saya mengikuti apa yang anda katakan, Apakah yang anda katakan tadi adalah…….”

5. Memfokuskan Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Contoh: “ Hal ini nampaknya penting, nanti kita bicarakan lebih dalam lagi ”

6. Menyampaikan hasil observasi Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat non-verbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan. Contoh: - “Anda tampak cemas, Apakah anda merasa tidak tenang apabila anda……”

7. Menawarkan informasi  Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih baik bagi klien terhadap keadaanya.  Memberikan tambahan informasi merupakan pendidikan kesehatan bagi klien juga dapat menambah rasa percaya klien terhadap perawat.  Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya.  Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika memberikan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk membuat keputusan

8. Diam  Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya.  Penggunaan metode diam memerlukan ketrampilan dan ketetapan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan tidak enak.  Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi.  Diam terutama berguna pada saat klien harus mengambil keputusan

9. Meringkas Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu meringkas topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Meringkas pembicaraan membantu perawat mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan. Contoh: - “Selama beberapa jam, anda dan saya telah membicarakan…”

10. Memberikan penghargaan  Memberi salam pada klien dengan menyebut namanya, menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi menghargai klien sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung jawab atas dirinya sendiri sebagai individu.  Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban baginya, dalam arti kata jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya demi mendapatkan pujian atau persetujuan atas perbuatannya  Contoh: - “Selamat pagi Pak Wayan.” Atau - “Assalmualaikum”, Om Swastiastu” - “Saya perhatikan Ibu sudah menyisi rambut ibu”

11. Menawarkan diri Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Seringkali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, tehnik komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih. Contoh: - “Saya ingin anda merasa tenang dan nyaman”

13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan.  Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.  Apabila klien merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya dalam interakasi ini perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.  Contoh: - “ Adakah sesuatu yang ingin anda bicarakan?” - “ Apakah yang sedang saudara pikirkan?” - “ Darimana anda ingin mulai pembicaraan ini?”

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan Tehnik ini menganjurkan klien untuk mengarahkan hampir seluruh pembicaraan yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan selanjutnya. Perawat lebih berusaha untuk menafsirkan dari pada mengarahkan diskusi/pembicaraan Contoh: - “…..teruskan…..!” - “…..dan kemudian….? - “ Ceritakan kepada saya tentang itu….”

15. Menganjurkan klien unutk menguraikan persepsinya  Apabila perawat ingin mengerti klien, maka ia harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien. Klien harus merasa bebas untuk menguraikan persepsinya kepada perawat. Ketika menceritakan pengalamannya, perawat harus waspada akan timbulnya gejala ansietas.  Contoh: - “Ceritakan kepada saya bagaimana perasaan saudara ketika mendengarkan suara-suara tersebut - “Apa yang sedang terjadi”

16. Refleksi  menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaanya sebagai bagian dari dirinya sendiri  Contoh: K: “Apakah menurutmu saya harus mengatakannya kepada dokter?” P: “Apakah menurut anda, anda harus mengatakannya?” K: “Suami saya sudah lama tidak datang mengunjungi saya, tidak menelpon saya, kalau dia datang saya tidak ingin berbicara dengannya”. P: “Ini menyebabkan anda marah”

LOGO

By : Rizki Muliani, S.Kep., Ners TAHAPAN

KOMTER

TAHAPAN KOMTER

Proses komter terdiri dari 4 tahap yaitu : Tahap persiapan/ pra interaksi Tahap perkenalan/ orientasi Tahap kerja Tahap terminasi

Tahap persiapan/ pra interaksi

Tahap yg sangat penting sebelum interaksi dgn Klien  P menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya P mencari info ttg K P merancang strategi u/ pertemuan pertama dgn K

Tahap ini  masa persiapan sebelum berhub dan berkomunikasi dgn K  P

harus memahami dirinya, mengatasi kecemasannya dan menyakinkan dirinya bahwa dia betul2 siap u/ berinteraksi dgn klien

Tugas P pd tahap pra interaksi ini a/ :

Mengeksplorasi perasaan, harapan, nilai, norma dan kecemasan Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri Mengumpulkan data ttg kien Merencanakan pertemuan pertama dgn klien

CONTOH KOMTER FASE PRA INTERAKSI

1. Mengenal Diri sendiri.  Selamat Pagi, Siang, malam  Perkenalkan nama saya …………………. dari ……………..  Pada kesempatan ini saya akan melaksanakan ujian komter.  Adapun harapan saya : Saya ingin komunikasi ini dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah disepakati ( kontrak ) dan saya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.  Norma : Saya adalah seorang anak dan status masih sendiri. Hal ini sama dengan klien saya sehingga secara normatif kedudukan kita sama dan saya akan memanggil klien saya dengan sebutan nama dan hal ini telah disetujui oleh klien.

Lanjutan Mengenal Diri sendiri … Nilai : Nilai yang kami anut sama, yaitu klien beragama islam dan klienpun tidak menolak jika dilakukan sentuhan. Kekuatan : Adapun kekuatan saya dalam melakukan komter ini adalah saya telah membaca buku tentang ………… Saya telah mencoba melakukan komter dengan teman – teman saya. Kelemahan : Sedangkan kelemahan saya adalah saya sering bloking dan mengalami kesulitan dalam penyusunan kata – kata.

Lanjutan Mengenal Diri sendiri … klien saya tiba – tiba  Adapun pada saat komter diam saya akan diam dulu sejenak dengan klien kemudian melakukan sentuhan terapeutik dan mencoba mengingatkan kembali kepada klien akan kontrak yang telah disepakati.  Dan jika klien saya ingin mengakhiri komter sebelum waktu yang telah disepakati bersamasama saya akan mencoba mengingatkan kembali akan kontrak semula dan jika masih tidak bisa maka saya akan mengakhiri komter ini dan akan membuat kontrak baru dengan klien.

2. Mengenal Perasaan Sendiri  Perasaan saya saat ini adalah cemas dan takut jika saya dan klien tidak bisa menyelesaikan komter ini sesuai waktu yang telah disepakati.  Penyebabnya yaitu saya harus melakukan komter ini didepan penguji sehingga hal ini membuat saya stress.  Adapun usaha saya dalam menghadapi situasi ini, saya akan berusaha menenangkan diri, kemudian tarik nafas dalam dan saya akan meningkatkan bahwa ini hanyalah PBM. Berhasil atau tidak yang penting saya telah berusaha seoptimal mungkin.

3. Tujuan Interaksi P – K  Pada komter saat ini saya akan berusaha untuk mengetahui dan menggali alasan klien masuk ke RS ini, kemudian menggali permasalahan – permasalahan yang klien rasakan pada saat ini dan memberikan implementasi pada waktu yang telah ditentukan. Adapun kontrak waktu yang ditetapkan adalah selama 15 menit.

Tahap Perkenalan/ Orientasi

 Perkenalan  keg yg dilakukan P saat pertama kali bertemu atau kontak dgn K  Pd saat berkenalan  P harus memperkenalkan dirinya terlebih dulu pd klien  Dgn memperkenalkan diri  P telah bersikap terbuka pd K  mendorong K u/ membuka dirinya  Tahap perkenalan dilaksanakan pd awal setiap pertemuan  Tujuan tahap ini  u/ memvalidasi keakuratan data dan rencana yg telah dibuat dgn keadaan K saat ini serta mengevaluasi hasil tindakan yg lalu

Tahap orientasi  dasar bagi hub terapeutik P-K dan menentukan tahap selanjutnya Peran utama P pd tahap ini : Memberikan situasi lingk yg peka Menunjukkan penerimaan Membantu K dlm mengekspresikan perasaan dan pikiran

Tugas P pd tahap ini :  Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi terbuka  memberikan salam  Merumuskan kontrak (topik, tempat dan waktu) bersama K  Kontrak ptg u/ menjamin kelangsungan interaksi  Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi mslh K  Ekspresi perasaan K dgn menggunakan teknik pertanyaan terbuka  Merumuskan tujuan dgn K

CONTOH KOMTER FASE ORIENTASI

Memberi salam selamat pagi/ siang/ sore/ malam atau sesuai dengan latar belakang sosial budaya spiritual pasien, disertai dengan mengulurkan tangan untuk jabatan tangan. Pasien gangguan jiwa mungkin tidak menjawab salam dan uluran tangan saudara.

Memperkenalkan diri perawat

Nama saya Wayan Darsana, senang dipanggil Pak Wayan

saya

Menanyakan nama pasien Nama bapak/Bpk/Ibu/saudara siapa? Apa panggilan kesenangannya? (Misalkan pasien senang dipanggil Ayu).

Mengevaluasi kondisi pasien

Bagaimana perasaan Ayu saat ini? Atau, apa keluhan Ayu?

Menyepakati kontrak/pertemuan Topik/tindakan/kegiatan yang akan dilakukan Untuk menanyakan kesediaan pasien: Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang ... (sesuaikan dengan keluhan atau perasaan pasien saat ini. Jika pasien tampak ragu perawat dapat menambahkan): Saya akan membantu ... (nama pasien) untuk menyelesaikan masalah yang ... hadapi. Kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah yang ... hadapi.

Tempat Di mana kita duduk? Bagaimana kalau kita duduk di sana? (sebutkan) Ayo kita duduk di sana! (sebutkan) Waktu Mau berapa lama kita bercakapcakap? Bagaimana kalau 10 menit?

TAHAP KERJA

 Tahap kerja  inti dari keseluruhan proses komter  Pd tahap ini P-K bekerjasama u/ mengatasi mslh yg dihadapi K  Pd tahap ini P perlu mendorong K mengungkapkan perasaan dan pikirannya, memp kepekaan dan tingkat analisis yg tinggi terhdp adanya perub dlm respon verbal maupun non verbal  Tahap kerja berhub dgn pelaksanaan rencana tindakan kep yg akan dilaksanakan sesuai tujuan yg ingin dicapai

Hal2 yg perlu dilakukan P dlm tahap kerja a/ :  P perlu melakukan active listening  P harus peka terhdp ucapan verbal maupun respon non verbal  P harus mampu menyimpulkan percakapannya dgn klien

Contoh komunikasi untuk tindakan melatih mengontrol halusinasi: Ada beberapa cara untuk mencegah suarasuara agar tidak mengganggu Ayu. Salah satu adalah menghardik atau tidak memperdulikan suara-suara itu, caranya katakan: “pergi, jangan ganggu saya, saya tidak mau dengar”. Coba Aayu lakukan. (Jika pasien dapat melakukan berikan pujian). “Bagus, Ayu sudah dapat melakukannya. Coba ulangi lagi!” “Bagus sekali!”

Tahap Terminasi

Terminasi  akhir dari pertemuan P-K Tahap terminasi dibagi 2 : Terminasi sementara Akhir dari tiap pertemuan P-K Terminasi akhir Setelah P menyelesaikan proses secara keseluruhan

kep

 Tugas P dlm tahap terminasi a/ :  Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yg dilaksanakan  evaluasi obyektif P tdk boleh terkesan menguji kemamp K  sebaiknya hanya terkesan mengulang/ menyimpulkan  Melakukan evaluasi subyektif  menanyakan perasaan K setelah berinteraksi dgn P  Menyepakati tindak lanjut terhdp interaksi yg telah dilakukan  PR u/ klien Tindak lanjut dievaluasi pd tahap orientasi pertemuan berikutnya  Membuat kontrak (topik, tempat dan waktu) u/ pertemuan berikutnya

CONTOH KOMTER FASE TERMINASI

Evaluasi subyektif:  Bagaimana perasaan Ayu setelah latihan ini? Evaluasi obyektif:  Coba ayu sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi!  Ayu tadi telah bagus melakukannya.

Tindak lanjut Bagaimana kalau mulai saat ini Ayu coba lakukan cara tadi untuk mencegah suara-suara. Ayu mau coba latih ? Pada jam berapa? Kita buatkan jadualnya? (Buat jadual harian pasien untuk latihan dan melakukannya pada saat suara-suara datang).

Kontrak yang akan datang Waktu: Kapan kita bertemu lagi? Bagaimana kalau dua hari lagi? Topik: Apa saja yang akan kita bicarakan nanti? Bagaimana kalau kita bicara tentang cara lain untuk mencegah suara-suara? Tempat: Kita akan bertemu di sini lagi. Sampai jumpa.

Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa : 1. Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi dengan klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan harus sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik. 2. Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement 3. Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang bersama – sama, ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan manfaat berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll. 4. Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus direduksi atau ditenangkan dengan obat – obatan sebelum kita support dengan terapi – terapi lain, jika pasien masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain bisa menjadi korban.

Related Documents


More Documents from "Abdul Gafur"