Komunikasi Terapeutik Pada Bayi Dan Anak

  • Uploaded by: popy nurmaisa
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunikasi Terapeutik Pada Bayi Dan Anak as PDF for free.

More details

  • Words: 3,373
  • Pages: 16
Loading documents preview...
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut (Smart 1998) komunikasi terapeutik adalah merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kebutuhan pasien.(Siti Fatmawati, 2010) Komunikasi pada bayi dan anak merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan. Dalam proses ini melibatkan usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih dan mengirimkan lambang- lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima berita mengamati dan menyusun kembali dalam pikirannya arti dan makna yang terkandung dalam pikiran komunikator.

Pada bayi dan anak -anak yang dirawat dirumah sakit karena banyaknya permasalahan yang dialaminya baik yang berhubungan dengan sakitnya maupun karena ketakutan dan kecemasannya terhadap situasi maupun prosedur tindakan , sering komunikasi menjadi terganggu. Anak menjadi lebih pendiam ataupun tidak berkomunikasi. Keadaan ini apabila dibiarkan akan dapat memberikan efek yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan disamping proses penyembuhan penyakitnya. Perawat yang mempunyai banyak waktu dengan pasien , diharapkan dapat memulai menciptakan komunikasi yang efektif. Keterlibatan perawat dalam berkomunikasi sangat penting karena dengan demikian perawat mendapat informasi dan dapat membina rasa percaya anak pada perawat serta membantu anak agar dapat mengekspresikan perasaannya sehingga dapat dicari solusinya. Sehubungan dengan itu perawat dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi dalam memberikan askep pada anak, menguasai teknik-teknik komunikasi yang cocok bagi anak sesuai dengan perkembangannya.

1

1.2 Rumusan Masalah

2) Apa pengertian Komunikasi pada bayi dan anak ? 3) Apa tujuan komunikasi pada bayi dan anak ? 4) Bagaimana Perkembangan Komunikasi Pada Bayi dan Anak ? 5) Bagaimana Bentuk Komunikasi Pra-bicara ? 6) Bagaimana Teknik Komunikasi Dengan Bayi dan Anak ? 7) Apa Peran Bicara Dalam Komunikasi? 8) Bagaimana penerapan strategi pelaksanaan Komunikasi pada bayi dan anak?

1.3 Tujuan

1)

Untuk mengetahui pengertian Komunikasi pada bayi dan anak

2)

Untuk mengetahui tujuan komunikasi pada bayi dan anak

3)

Untuk mengetahui tentang perkembangan komunikasi pada bayi dan anak

4)

Untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi pra-bicara

5)

Untuk mengetahui bagaimana teknik komunikasi dengan bayi dan anak

6)

Untuk mengetahui apa peran bicara dalam komunikasi

7)

Untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi pelaksanaan komunikasi

pada bayi dan anak

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi pada Bayi dan Anak

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar,bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik pada anak adalah komunikasi yang dilakukan antara perawat dan klien (bayi dan anak), yang direncanakan secara sadar , bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan bayi dan anak. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang, antara lain : 

Usia Bayi (0-1 tahun) Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui

gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal. Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi. Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya, kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi dirinya. Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata. Selain melakukan komunikasi seperti di atas terdapat cara komunikasi yang efektif pada bayi yakni dengan cara menggunakan komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap, menggendong, memangku, dan lain-lain

3



Usia Todler dan Pra Sekolah todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun) Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan perkembangan

bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan masih terdengan kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya. Komunikasi pada usia tersebut sifatnya sangat egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi, inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat, mudah merasa kecewa dan rasa bersalah karena tuntutan tinggi, setiap komunikasi harus berpusat pada dirinya, takut terhadap ketidaktahuan dan perlu diingat bahwa pada usia ini anak masih belum fasih dalam berbicara (Behrman, 1996). Pada usia ini cara berkomunikasi yang dapat dilakukan adalah dengan memberi tahu apa yang terjadi pada dirinya, memberi kesempatan pada mereka untuk menyentuh alat pemeriksaan yang akan digunakan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana, hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”, mengalihkan aktivitas saat komunikasi, memberikan mainan saat komunikasi dengan maksud anak mudah diajak komunikasi dimana kita dalam berkomunikasi dengan anak sebaiknya mengatur jarak, adanya kesadaran diri dimana kita harus menghindari konfrontasi langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan. Secara non verbal kita selalu memberi dorongan penerimaan dan persetujuan jika diperlukan, jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak si saat melakukan komunikasi. 

Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan kemampuan anak membaca

4

disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan. Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi. Maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya, maksud dan tujuan dari sesuatu yang ditanyakn secara jelas dan jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu berkomunikasi secara efektif. 

Usia Remaja (11-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

2.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak

Adapun tujuan yang diharapkan dalam melakukan komunikasi terapeutik pada bayi ataupun anak adalah : 1) Membantu

anak

untuk

memperjelas

dan

mengurangi

beban

perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila klien percaya pada hal- hal yang diperlukan. 2)

Mengurangi keraguan , membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.

3) Mempengaruhi orang lain , lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

5

2.3 Perkembangan Komunikasi Pada Bayi dan Anak

A. Masa bayi 1. Belum bisa berkomunikasi dengan kata-kata. Komunikasi yang digunakan adalah komunikasi non verbal. 2. Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan suara yang bisa diinterpretasikan oleh orang-orang disekitarnya, seperti menangis, yang bisa jadi menunjukan lapar, sakit, pembatasan gerak, atau kesepian. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan mengusap, berbicara halus, menggendong, atau dipangku. 3. Ketika bayi berumur 6 bulan, perilaku yang basa dilakukan adalah menggerakgerakkan tangan dan kaki. Gerakan itu dilakukan guna, menarik perhatian orangorang disekitarnya. Adapun tindakan yang bisa dilakukan adalah dengan menepuk tubuh dengan perasaan. 4. Ketika bayi berusia diatas 6 bulan, biasanya selalu berpusat pada diri dan ibunya. Saat itu, bayi merasa takut pada orang asing. B.

Anak usia kurang 5 tahun 1. Sangat egosentris. Melihat sesuatu hanya dengan sudut pandangnya sendiri (komunikasi yang berpusat pada dirinya sendiri). 2. Takut ketidaktahuan. Guna mengatasinya, beritahuan apa yang akan terjadi pada dirinya, bagaimana merasakannya serta diberi kesempatan guna menyentuh atau memegang alat yang menarik perhatiannya. 3. Belum lancar dalam berbicara. Pergunakkan kata-kata yang simpel, singkat, dan dikenal oleh anak dalam berkomunikasi serta berikan pujian mengenai hal-hal yang sudah dicapainya. 4. Sering-seringlah berpandangan dengan mata sejajar kepada anak.

C. Usia sekolah (5-11 tahun) 1. Pada umunya, saat menemui masalah, mereka hanya percaya pada apa yang dilihat dan diketahui tanpa membutuhkan penjelasan lebih lanjut. 2. Anak usia ini sangat memerhatikan keberadaan tubuhnya. Mereka sangat peka terhadap segala sesuatu yang diasumsikan bisa mengancam atau menyakiti tubuhnya. D. Anak usia remaja 1. Mulai memiliki pola pikir dan tingkah laku, sebagai penanda peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. 2. Apabila sedang mengalami stres, biasanya akan mendiskusikan masalah tersebut dengan teman sebaya atau orang dewasa diluar keluarganya. 3. Menolak sesorang yang diasumsikan dapat menjatuhkan harga dirinya. Untuk hal ini, berikan mereka support dan pengertian agar jangan melakukan interupsi. Selain itu, hindari ragam bentuk ertanyaan yang berpotensi menimbulkan rasa malu.

6

2.4 Bentuk Komunikasi Pra-Bicara pada Bayi dan Anak

Sebelum anak siap untuk belajar berbicara, alam telah menyediakan bentuk komunikasi tertentu yang sifatnya sementara. Selama satu setengah tahun pertama, sebelum anak mempelajari kata-kata sebagai, bentuk komunikasi, mereka menggunakan empat bentuk komunikasi pra-bicara yakni : tangisan, celoteh, isyarat, dan ekspresi emosional. Bentuk komunikasi pra-bicara sifatnya sementara , sehingga bentuk komunikasi prabicara ini sebaiknya ditinggalkan apabila kegunaannya sudah berakhir. 1. Tangisan Pada awal kehidupan pasca lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia memberitahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk diperhatikan. Jika kebutuhanya segera dipenuhi, bayi hanya akan menangis bila ia mmerasa sakit atau tertekan. Perawat harus banyak berlatih mengenal macammacam arti tangisan bayi karena ibu muda memerlukan bantuan ini. Setelah berusia 2 minggu, kebanyakan kasus disebabkan karena orang tua yang tidak cepat tanggap terhadap arti tangis bayinya dan tidak konsisten dalam menanggapinya. Bayi yang sehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada usia 6 bulan karena keinginan dan kebutuhan mereka cukup terpenuhi. Frekuensi tangisan seharusnya menurun sejalan dengan meningkatnya kemampuan berbicara. 2. Ocehan dan Celoteh Bentuk komunikasi

prabicara disebut “ ocehan “ (cooing) atau “ celoteh “

(babbling). Ocehan timbul karena bunyi eksplosif awal yang disebabkan oleh perubahan gerakan mekanisme ‘suara’. Ocehan ini terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti : merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis, dan mengeluh. Sebagian ocehan akan berkembang menjadi celoteh dan sebagian akan hilang. Celotehan merupakan mekanisme otot saraf bayi berkembang dan sebagian bayi mulai berceloteh pada awal bulan kedua, kemudian meningkat cepat antara bulan ke 6 dan ke-8. Nilai celoteh : 7

a. Berceloteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat keterampilan berbicara. b. Celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Berceloteh membantu bayi merasakan bahwa dia bagian dari kelompok sosial. 3. Isyarat Isyarat yaitu gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai pengganti atau pelengkap bicara. Contoh isyarat umum pada masa bayi: a. Mendorong putting susu dari mulut artingya kenyang/tidak lapar b. Tersenyum dan mengacungkan tangan artinya ingin digendong c. Mengeliat, meronta, menangis, selama berpakaian dan mandi artinya tidak suka akan pembatasan gerak. 4. Ungkapan Emosional Ungkapan Emosional adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh dan roman muka. Contoh : a. Gembira: mengendurkan badan, mengankat tangan/kaki, tersenyum dan marah. b. Marah : menegakkan badan, gerak membanting tangan atau kaki, roman muka tegang dan menangis.

2.5 Teknik Komunikasi Dengan Bayi dan Anak A. Pada Bayi 1. Verbal 1. Dengan cara menimang-nimang saat tidur dan menyanyikannya lagu. 2. Dengan cara merespon tangisannya. 3. Mengajak bicara setiap akan melakukan suatu hal 2. Non-Verbal 1. Dengan cara sentuhan. 2. Dengan nada suara. 3. Dengan ekspresi. 8

B. Pada Anak 1. Verbal 1. Menulis Menuis adalah satu alternative pendekatan komunikasi bagi anak, remaja muda dan praremaja. Untuk memulai suatu percakapan perawat dapat memeriksa/ menyelidiki tentang tulisan dan mungkin juga untuk membaca beberapa bagian. Dengan menulis anak-anak lebih riil dan nyata. 2. Menggambar Menggambar adalah salah satu bentuk komunikasi berharga melalui pengamatan gambar. Dasar asumsi dalam menginterpretasi gambar adalah bahwa anak-anak mengungkapkan tentang dirinya. 3. Gerakan Gambar Keluarga Menggambarkan suatu kelompok, berpengaruh pada perasaan anak-anak dan respon emosi, dia akan menggambarkan pikirannya tentang dirinya dan anggota keluarga yang lainnya. Gambar kelompok yang paling berharga bagi anak adalah gambar keluarga. 4. Sosiogram Menggambar tak perlu dibatasi bagi anak-anak, dan jenis gambar yang berguna bagi anak-anak seusia 5 tahun adalah sosiogram (gambar ruang kehidupan) atau lingkaran keluarga. Menggambar suatu lingkaran adalah untuk melambangkan orangorang. 5. Menggambar bersama dalam keluarga Menggambar bersama dalam keluarga merupakan satu alat yang berguna untuk mengungkapkan dinamika dan hubungan keluarga. 6. Bermain Bermain adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling penting dan dapat menjadi teknik yang paling efektif untuk berhubungan dengan mereka. Dengan bermain dapat dikumpulkan petunjuk mengenai tumbuh kembang fisik, intelektual dan sosial.

9

2. Non-Verbal 1. Teknik orang ketiga Teknik semacam ini mengungkapkan ekspresi perasaan orang ketiga, semisal “ia” atau “mereka”. Teknik tersebut sangat membantu guna mengurangi perasaan terancam pada diri anak dibandingkan dengan bertanya secara langsung pada diri mereka. Cara semacam ini sangt efektif guna memberikan kesempatan kepada anak guna memilih setuju tanpa ada keinginan untuk bertahan. 2. NLP (Neuro Linguistik Programming) Pendekatan ini dilakukan untuk mengerti proses suatu komunikasi, yaitu dengan memperhatikan cara, gaya, atau kelakuan individu. Seorang perawat bisa menggunakan sensoris yang sama guna meningkatkan hubungan sekaligus mengomunikasikan informasi yang lebih efektif, seperti jenis orang : a. Tipe Visual (penglihatan) Orang yang biasa memanfaatkan alat bantu visual, seperti diagram dan ilustrasi. b. Tipe Mendengar (Pendengaran) Orang yang biasa menggunakan kata-kata atau suara. c. Tipe kinestetis Orang yang memiliki kecenderungan belajar dari manipulasi objek. 3. Facilitative Responding Mendengarkan secara seksama sama sekaligus membayangkan kembali perasaan pasien dan isi pernyataan anak. 4. Story Telling (Bercerita) Fungsi cerita tidak hanya membantu membuka pikiran anak, tetapi berguna untuk mengubah menghilangkan rasa takut dan persepsi anak. 5. Bibliotherapy Adapun petunjuk umum bagi seorang perawat dalam menggunakan bibliotherapy adalah: 1. Jajaki perkembangan emosi serta pengetahuan anak 2. Hayati isi buku serta sesuaikan dengan tingkat usia anak. 3. Menikmati buku tersebut bersama anak. 4. Menyisir secara lebih mendalam mengenai isi yang terkandung dalam buku tersebut kemudian ceritakan kembali. 6. Fantasi Bentuk khusus dari bibliotherapy adalah menggunakan dongeng fantasi, penting bagi seorang perawat untuk memberikan penjelasan terhadap anak mengenai arti dari cerita dongeng tersebut. 7. Mimpi Salah satu cara pada ilmu psikoterapi guna mengatasi penafsiran mimpi dengan menanyakan kepada anak atau orang tua mengenai mimpi yang dialaminya. 10

8. Pertanyaan “Bagaimana Bila” Pertanyaan “bagaimana bila” mendorong anak untuk menjelajahi situasi dan menentukan berbagai pemecahan masalah. Jenis komunikasi yang baik akan membantu anak mempelajari ketermpilan pertahanan diri khususnya pada situasi-situasi yang berbahaya 9. Three Wishes Tiga permintaan merupakan salah satu teknik yang sangat efektif serta merupakan salah satu strategi guna mengundang anak-anak kedalam suatu komunikasi. 10. Rating Game Anak-anak pada tingkat usia sekolah dapat menggunakan cara ini yaitu dengan menulis pengalaman/perasaan mereka selama dirawat dalam buku hariannya. 11. Word Assocation Game Pendekatan dengan cara “permainan asosiasi kata” dapat dimulai dengan sejumlah kata-kata kunci dan meminta anak untuk menyebut kata pertama yang dia kenal. 12. Sentenoe Completion (melengkapi kalimat) Tanpa menanyakan langsung tentang keadaannya, tetapi menyadarkan pernyataan yang harus dilengkapi oleh anak. Pernyataan dimulai dengan yang netral kemudian diakhiri dengan pernyataan yang difokuskan pada perasaan tentang dirinya. 13. Pros and Cons (Pro dan Kontra) Suatu pendekatan yang agak berbeda untuk mendorong menjelajahi perasaanperasaannya.

2.6 Peran Bicara Dalam Komunikasi bayi dan anak A. Pada Bayi 1. Merupakan ungkapan sayang pada bayi. 2. Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana, sehingga lambat laun bayi akan menirukannya. 3. Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja syaraf otak dan pendengaran untuk merangsang syaraf pada indera pengecapan. 4. Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa selalu diperhatikan.

11

B. Pada Anak 1.

Persiapan fisik Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam hal kematangan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang kurang sempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.

2. Persiapan mental Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak ), yang berkembang antara 1 sampai 18 bulan,saat yang tepat di ajak bicara. Meskipun bayi tidak dapat merespon dengan kata-kata, namun suara atau bicara yang kita tunjukan pada bayi akan menjadi stimulus bayi dan akan direspon dengan bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau tertawa. 3. Model untuk ditiru Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian ucapanucapan yang kita sampaikan hendaknya ucapan yang baik dan mendidik. 4. Kesempatan praktek/ untuk berlatih Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau diberikan untuk meniru kata-kata yang sering kita ucapkan. 5. Motivasi dan tantangan Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi. Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang keluar baru berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada bayi/anak. 6. Bimbingan Upaya untuk membantu keterampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara : menyediakan model yang baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas, serta membetulkan kesalahan yang diucapkan si anak.

12

2.7 Penerapan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Pada Bayi dan Anak

1. Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun) Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginanya melalui komunikasi non verbal. Bayi akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak dia rasakan, lapar, popok basah, kedinginan,lelah dan lain-lain. (Kemenkes, 2013) 2. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun) Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Ciri khas kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat segala sesuatu dengan sudut pandangnya sendiri. Contoh penerapan komunikasi dalam perawatan : a)

Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak

b)

Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat pemeriksaan yang

akan digunakan c)

Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus diulang lebih

jelas dengan pengarahan yang sederhana d)

Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab dong”

e)

Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan mainan

saat komunikasi f)

Menghindari konfrontasi langsung

g)

Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak

h)

Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman dengan anak

merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas i)

Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali perasaan

dan fikiran anak. (Kemenkes, 2013 :15-16)

13

3. Komunikasi pada usia sekolah (5-11 tahun) Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi yang tidak jelas baginya. Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan : a)

Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-kata

sederhana yang spesifik b)

Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak

c)

Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek

tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya d)

Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu

berkomunikasi secara afektif. (Kemenkes, 2013)

14

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang-lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Tujuan komunikasi yaitu pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti oleh si komunikan. Dalam melakukan komunikasi pada anak dan remaja, perawat perlu memperhatikan berbagai aspek diantaranya adalah cara berkomunikasi dengan anak, tehnik komunikasi, tahapan komunikasi dan faktor yang mempengaruhi komuikasi. Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan. Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip, strategi / tehnik, dan hambatan - hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi. Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut. Pembagian rentang 19 umur dapat dibedakan atas bayi (01), toddler (1-3), anak-anak pra sekolah (3-5), anak usia sekolah (5-12).

3.2 Saran Dalam penulisan makalah ini penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan pada penulisan makalah dan sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga bermanfaat serta kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat menerapkan komunikasi terapeutik ini.

DAFTAR PUSTAKA

15

Anonym. http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-terapeutik-padabayi.html, akses pada 10 oktober 2016 jam 12.00 WIB Anonym. https://indriana112.blogspot.co.id/2016/04/makalah-kelompok-komunikasipadabayi.html, akses pada 10 oktober 2016 jam 12.00 WIB Mundakir.2006.Komunikasi dalam Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan.Yogyakarta:Graha Ilmu Tamsuri,anas.2006.Komunikasi dalam Keperawtan.Jakarta:BUKU KEDOKTERAN EGC

16

Related Documents


More Documents from "yuanita eka"