Konseling Infertilitas

  • Uploaded by: Ekdira Putri Wulandari
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konseling Infertilitas as PDF for free.

More details

  • Words: 1,258
  • Pages: 4
Loading documents preview...
KONSELING INFERTILITAS

Setting : Pada suatu hari terdapat sepasang suami istri, mereka adalah Ibu Mbulan dan Pak Dhana. Mereka sudah menikah selama 5 tahun namun belum dikaruniai seorang ana, karena Ibu Mbulan lebih mementingkan karirnya . 2 Tahun kemudian mereka baru sadar bahwa mereka membutuhkan sosok malaikat kecil untuk menemani masa tua mereka . Tapi mereka sudah melakukan berbagai cara dengan ke dukun atau meminum ramuan seperti yang dikatakan tetangganya, namun tidak ada yang berhasil. Dalam 5 tahun pernikahan, Pak Dhana masih sabar dan masih menemani istrinya, tapi dalam 1 tahun terakhir ini Pak Dhana seakan ingin menyerah dan ingin meninggalkan istrinya itu. Alhasil rumah tangga mereka pun dipenuhi dengan cek-cok yang tiada henti. Pertengkaran itu pun terdengar oleh Ibu dari Pak Dhana (Mertua Ibu Mbulan). Beliau menyuruh Pak Dhana untuk tetap sabar dan beliau memberi solusi untuk mereka pergi ke Bidan yang dekat dari rumahnya. Pak Dhana pun menuruti apa kata ibunya. Pada tanggal 3 Mei 2019 pukul 10.00 WIB, Pak Dhana dan Ibu Mbulan pun pergi ke Bidan yang bernama Bidan Inah. Mereka pergi kesana untuk mengkonsultasikan masalah yang mereka hadapi. Mereka mengatakan kepada Bidan bahwa ingin mempunyai anak. Setelah mengetahui keluhan dari mereka bidanpun menyarankan untuk mengecek keadaannya di rumah sakit untuk mengetahui penyebab pastinya. Penanganan : Bidan mengatasi masalah pasangan itu dengan memberi solusi bahwa mereka bisa melakukan bayi tabung(Inseminasi) kalau memang masalahnya kesuburan. Bidan juga menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Dialog : Di pagi hari seperti biasa, Ibu Mbulan membuatkan suaminya kopi dan sarapan. Dan tiba-tiba Pak Dhana datang menghampirinya dengan menanyakan bagaimana hasil dari testpack yang dibeli untuk istrinya, karena malam kemarin mereka telah melakukan hubungan suami istri dengan harapan bisa mempunyai anak. Pak Dhana

: Bu, lagi ngapain?

Ibu Mbulan : Lagi masak nasi goreng pak, sama buatkan bapak kopi. Pak Dhana

: Hmm, oh iya buk bagaimana hasil testpack nya? Ibuk sudah tes kan? Positif tidak buk ?

Ibu Mbulan : Iya pak sudah, tapi hasilnya masih negatif. Apa cara ibu salah ya pak? Tapi ibu sudah melakukan sesuai yang tertulis dibungkus testpacknya pak.

Pak Dhana

: Hmm, masih negatif ya?! Saya sudah capek bu, kita sudah menunggu bertahun-tahun tapi hasilnya selalu negatif. Kita juga sudah melakukan cara apapun tapi tetap saja tidak berpengaruh.

Ibu Mbulan : Ya terus ibu harus bagaimana pak? Ibu juga tidak tahu, mungkin Tuhan belum mengizinkan kita mempunyai anak pak. Bapak yaabaabar ya pak. Pak Dhana

: Sabar, sabar, sabar!!! Bapak ini sudah sabar bu, kalau Bapak tidak sabar pasti kamu sudah aku tinggalkan dari dulu. Kita sudah menikah 5 tahun, aku ingin punya anak bu.

Ibu Mbulan : Ya allah bapak, bapak jangan bicara seperti itu. Tidak baik pak. Ibu minta maaf belum bisa membuatkan keturunan untuk bapak. Pak Dhana

: Sudahlah, aku makan nanti saja. Sekarang aku tidak selera makan.

(Pak Dhana meninggalkan istrinya, sedangkan Ibu Mbulan menangis tersedu-sedu melihat tingkah suaminya yang tidak seperti biasanya) Pada sore harinya pasangan suami istri itu masih tetap melanjutkan pertengkarannya tadi pagi dan terdengar oleh Ibu Dania (Ibu dari Pak Dhana dan mertua dari Bu Mbulan) yang sengaja datang kerumah mereka tanpa memberitahu mereka. Melihat Pak Dhana dan Bu Mbulan sedang cek-cok Bu Dania memisah mereka dan menanyakan apa yang terjadi. Pak Dhana : Kalau masih seperti ini, aku akan pergi meninggalkan kamu dan akan menikah dengan perempuan lain yang bisa memberiku keturunan. Ibu Mbulan : Astaghfirullah, istighfar pak. Bapak jangan seperti itu, aku masih istrimu dan aku tidak mau dipoligami. Pak Dhana

: Ya itu semua salahmu, karena kamu gagal menjadi istri, dan kamu juga lebih mementingkan karirmu dari dulu.

Ibu Dania

: Assalamuallaikum, eh eh ada apa ini kok bertengkar? Ada masalah apa? Dhana apa yang kamu lakukan sampai istrimu menangis begini?!

Pak Dhana

: Aku ingin cerai dari dia bu, aku ingin mempunyai anak dan dia tidak bisa mewujudkan keinginanku. Aku sudah lelah menunggu bertahun-tahun.

Ibu Dania

: Dhana kamu tidak boleh seperti itu, Ibu tidak pernah mengajarkan kamu menjadi laki-laki yang kasar. Ibu tau kamu ingin punya keturunan tapi kamu harus sabar dan terus berdoa. Ibu tidak mau kamu cerai dari Mbulan.

Ibu Mbulan : Pak, tolong beri aku kesempatan. Mungkin jika kita mencoba lagi, Tuhan akan memberi kita mukjizat. Ibu Dania

: Begini saja, didekat rumah Ibu ada seorang bidan. Nama bidan itu Bidan Inah, kalian bisa kesana untuk konsultasi masalah kalian. Mending kalian datang ke Bidan daripada ke dukun. Kalian mau kan?

Ibu Mbulan : Iya bu saya mau, saya akan terus mencoba untuk bisa membahagiakan suamiku. Pak Dhana

: Baik, ini kesempatan terakhirmu. Jika cara ini tidak berhasil lagi, aku akan menceraikan kamu.

Pada Keesokan harinya pada pukul 10 pagi Pak Dhana pergi ke Bidan yang dekat dari rumah ibunya bersama istrinya. Saat sudah sampai di tempat praktek bidan tersebut, mereka masuk dan disambut oleh bidan. Setelah itu, mereka mengatakan apa masalah mereka pada bidan tersebut. Pak Dhana & Ibu Mbulan : Assalamuallaikum Bidan Inah

: Waalaikumsalam. Mari duduk pak, bu. Sebelumnya perkenalkan nama saya Bidan Inah. Ada yang bisa saya bantu pak, bu?

Ibu Mbulan : Begini bu bidan, kami sudah menikah selama 5 tahun dan belum mempunyai anak sampai saat ini. Kami sudah usaha bagaimanapun tetapi hasilnya selalu nihil. Kami kesini diberitahu ibu kami untuk konsultasikan pada ibu. Kami sudah tidak tahu harus bagaimana lagi bu. Bidan Inah : 5 tahun ? Kenapa baru sekarang berkonsultasi bu? Pak Dhana

: begini bu Bidan, Istri saya masih belum mau hamil karena dia lebih mementingkan karirnya. Tetapi baru 2 tahun ini kami sadar bahwa kami butuh seorang malaikat kecil yang menemani mas tua kami

Ibu Mbulan : iya bu, kami sudah berusaha selama 2 tahun ini tetapi belum berhasil juga. Bidan Inah : keluhan nyonya selama ini apa? Ibu Mbulan : siklus menstruasi saya tidak beraturan bu. Bidan Inah Pak Dhana

: kalau aktifitas Nyonya sendiri bagaimana? : Istri saya ini sering pulang subuh bu, kebanyakan mengisi acara di berbagai stasiun televisi bu.

Bidan Inah : kalau tuan candra sendiri bagaimana? Mungkin ada keluhan yang tidak wajar? Pak Dhana

: rambut saya sering rontok bu, kulit saya juga semakin berkerut, kelemahan umum seperti tidak sehat, lemas, lesu, lelah, loyo dan letih.

Bidan Inah : begini Nyonya, tuan. Dari tanda-tanda yang Nyonya dan Tuan sebutkan tadi, alangkah lebih baiknya bila Nyonya Olief dan Tuan Candra ini melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Ibu Mbulan

: pemeriksaannya nanti apa saja bu?

Bidan Inah : Nanti untuk pemeriksaan wanita meliputi Pemeriksaan ginekologi, Pemeriksaan siklus ovulasi,Transvaginal USG dan Pemeriksaan darah (kadar hormon). Pak Dhana

: kalau untuk saya Bu?

Bidan Inah : kalau untuk laki-laki hanya Analisis sperma lengkap saja, Tuan. Ibu Mbulan : kalau nanti salah satu diantara kami atau mungkin kami berdua postif mandul bagaimana Bu Bidan? Bidan Inah

Pak Dhana

: jangan berfikir negative dulu Nyonya, mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi seperti disfungsi seksual. Disfungsi seksual ini dapat disembuhkan dengan pengobatan. Tapi kalau memang masalah kesuburan, sangat kecil kemungkinan untuk sembuh. : lalu bagaimana solusinya Bu?

Bidan Inah : kalau memang ini masalah kesuburan, salah satu solusinya adalah dengan bayi tabung Nyonya atau biasa disebut dengan inseminasi -konselingPak Dhana

: terima kasih bu, saya akan mengusahakan yang terbaik untuk mendapatkan momongan. Sekali lagi terima kasih untuk saran-saran yang bidan berikan.

Ibu Mbulan

: kalau begitu kami permisi dulu bu, terima kasih. Assalammualaikum

Bidan Inah

: Iya bu, sama-sama. Waalaikumsalam.

Setelah melakukan konsultasi dengan Bidan Dini, Tuan Candra dan Nyonya Olief langsung pergi untuk melakukan pemeriksaan di Rumah sakit terdekat. Setelah 2 tahun berlalu, ternyata Nyonya Olief dan Tuan Candra sudah berhasil memiliki momongan yang ganteng dan cantik, kembar.

Related Documents

Infertilitas
February 2021 3
Infertilitas
February 2021 3
Sap Infertilitas
February 2021 1
Makalah Infertilitas
February 2021 1
Askep Infertilitas
February 2021 0
Askep-infertilitas
February 2021 0

More Documents from "edi khoiruman"