Konsep Sosial Budaya Dalam Kesehatan Gigi Dan Mulut

  • Uploaded by: YUYUN APRILIA UTAMI
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konsep Sosial Budaya Dalam Kesehatan Gigi Dan Mulut as PDF for free.

More details

  • Words: 2,247
  • Pages: 39
Loading documents preview...
KONSEP SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Etty Yuniarly

SOSIO/MASYARAKAT Manusia mrp makhluk yg dlm kehidupannya tdk dpt hidup sendiri, cenderung hidup berkelompok Menurut Koentjaraningrat dlm bukunya Pengantar Antropologi menyatakan bhw manusia adalah kesatuan hidup manusia yg berinteraksi sesuai dgn sistem adat istiadat tertentu yg sifatnya berkesinambungan, dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama Sebagai makhluk sosial, manusia cenderung utk berinteraksi utk memenuhi kebutuhan hidupnya

KEBUDAYAAN Dalam pengertian yg terbatas banyak orang yg memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan indah, candi, tari-tarian, seni suara, dan seni rupa Kebudayaan diartikan sebagai kesenian atau sebagai hasil dari cipta, karsa dan rasa Budaya berasal dari bahasa Sansekerta budhaya, bentuk jamak dari budhi, yang berarti budi atau akal Kebudayaan diartikan sebagai hal yg bersangkutan dgn akal

Pengaruh sosial pada kesehatan dan perilaku kesehatan • Sehat sering diartikan sebagai efisiensi sosial utk dapat melakukan peran dan fungsi dlm masyarakat • Ketika seorang individu sehat secara otomatis individu tsb akan mampu beremansipasi dlm melaksanakan hak dan kewajibannya di masyarakat • Sebaliknya, ketika individu terganggu status kesehatannya, emansipasi dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di masyarakat juga akan terganggu • Kondisi ini dpt merugikan masyarakt shg dgn status kesehatannya tsb individu diharapkan dpt mencapai kepuasaan dlm memenuhi kebutuhan hidupnya

Ada bbrp aspek sosial yg mempengaruhi status kesehatan, di antaranya: 1. Umur • Semakin bertambah umur seorang individu, pola penyakit yg dialami jg akan mengalami pergeseran • Jika dilihat dari golongan umur, maka ada perbedaan pola penyakit berdasarkan golongan umur 2. Jenis kelamin Kecenderungan penyakit terkadang dipengaruhi oleh jenis kelamin individu Berdasarkan jenis kelamin, terdapat bbrp jenis penyakit yg hanya diderita oleh jenis kelamin tertentu

3. Pekerjaan Terdapat hub antar jenis pekerjaan dgn pola penyakit tertentu Misalnya, petani mempunyai pola penyakit yang berbeda dengan pola penyakit pekerja di industri Di kalangan petani banyak yg menderita penyakit cacing akibat kerja yang dilakukan di sawah dgn lingkungan yang banyak cacing Buruh yg bekerja di industri, misalnya di pabrik tekstil, banyak yg menderita penyakti saluran pernapasan krn banyak terpapar dgn debu

4. Sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi jg dipengaruh pd pola penyakit dan berpengaruh pd kematian Misalnya, angka kematian akan lbh tinggi di kalangan golongan yg status ekonominya rendah dibandingkan dgn mereka dari golongan status ekonomi tinggi Demikian pula obesitas, lbh banyak ditemukan pd golongan masyarakat yg berstatus ekonomi tinggi, ttp malnutrisi lbh banyak ditemukan di kalangan masyarakat yg status ekonominya rendah

Pengaruh budaya pada kesehatan dan perilaku kesehatan Terdapat bbrp tradisi di dlm masyarakat yg dpt berpengaruh negatif thd kesehatan masyarakat: 1. Sikap fatalistis Bbrp anggota masyarakat di kalangan kelompok yg beragama Islam percaya bhw anak adl titipan Tuhan dan sakit atau mati itu adl takdir shg masyarakat kurang berusaha utk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yg sakit atau menyelamatkan seseorang dari kematian

2. Pengaruh sikap ethnocentris Sikap yg memandang kebudayaan sendiri paling baik jika dibandingakan kebudayan lain Sebagai perawat/tenaga kesehatan hrs menghindari sikap yg menganggap bhw perawat adalah orang yg paling pandai, paling mengetahui ttg masalah kesehatan dan merasa pendidikan perawat lebih tinggi drpd masyarakat setempat shg tdk perlu mengikutsertakan masyarakat dlm mengatasi masalah kesehatan masyarakat Dalam hal ini memang perawat lebih menguasai tentang masalah kesehatan ttp masyarakat lebih mengetahui keadaan dirinya

3. Pengaruh perasan bangga pada status kesehatan Bangga thd budaya boleh berlaku pd semua orang Hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnocentris Di Surabaya, penulis melakukan berbagai upaya perbaikan gizi, masalah yg ditemukan masih banyak masyarakat yg enggan membawa bayinya ke Posyandu utk dilakukan penimbangan dan diberikan makanan tambahan, padahal pemerintah bersama Puskesmas memiliki program perbaikan gizi Setelah dilakukan pendekatan dengan keluarga, baru diketahui bahwa terdapat anggapan bhw kalau anaknya dibawa ke posyandu dan ditimbang mereka menganggap anaknya seperti beras yg ditimbang

4. Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan Norma yg berlaku di masyarakat sgt mempengaruhi perilaku kesehatan dan anggota masyarakat yg mendukung norma tersebut Misalnya upaya utk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan krn adanya norma yg melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi pelayanan dengan ibu hamil sebagai pengguna pelayanan Mslh tsb juga terjadi pd masyarakat yg beragama Islam di Indonesia pada awal program KB diperkenalkan kepada masyarakat

5. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan Terdapat perilaku kesehatan yg menguntungkan dan merugikan bidang kesehatan Perilaku yg merugikan kesehatan, masih banyaknya petugas kesehatan yg merokok meskipun mereka mengetahui bagaimana bahaya merokok thd tubuh Mereka memberikan nilai tinggi utk perilaku merokok krn rokok memberikan kenikmatan, karena bahaya merokok tdk dpt segera dirasakan

6. Pengaruh proses sosialisasi unsur budaya thd perilaku kesehatan Pada tingkat awal proses sosialisasi, seorang anak diajarkan bagaiaman cara makan, bahan makanan apa yg dapat dimakan, cara menyikat gigi, dan kebiasaan lain Kebiasaan tsb akan terus dilakukan sampai anak tsb dewasa dan tua Kebiasaan tsb sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dan sulit utk diubah Oleh karena itu, upaya menganjurkan masyarakat utk menyikat gigi secara baik dan benar hrs dimulai sejak kecil

7. Pengaruh konsekuensi dan inovasi perilaku kesehatan Suatu proses perubahan akan menghasilkan sebuah konsekuensi Apabila seorang penyuluh kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan pada masyarakat, maka yg harus dipikirkan adl konsekuensi apa yg akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor yg berpengaruh pd perubahan dan berusaha utk memprediksi perubahan yg terjadi

Implementasi Sosio-Budaya Dalam Kesehatan Gigi dan Mulut Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yg paling sering dikeluhan masyarakat Indonesia Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia thd kesehatan gigi dan mulut masih buruk Hal ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yg cenderung meningkat

Hal yang sangat mempengaruhi masalah tsb adl faktor pendidikan dan ekonomi dari masyarakat,yg berpengaruh pd pengetahuan, sikap dan perilaku pola hidup sehat masyarakat • Segi ekonomi dpt dilihat dari pemukiman kumuh dan daerah pedalaman • Segi sosial dpt dilihat dari kurangnya sosialisasi ttg kesehatan gigi dan mulut Selain itu kurangnya tenaga medis yg dibutuhkan

Faktor eksternal lain yg mempengaruhinya adl mengenai budaya dan adat dari masyarakat, serta ketidaktahuan masyarakat thd kesehatan gigi dan mulut • Segi budaya misalnya kesehatan gigi dan mulut masih dipengaruhi oleh kebudayaankebudayaan yg melekat pada diri masyarakat Contohnya budaya pangur dan sirih

• Segi ilmu pengetahuan, masih banyak dari masyarakat yg belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut shg mereka juga tdk mengetahui dampak dan efek yg timbul apabila mereka tdk menjaga dan merawat kebersihan gigi dan mulut Selain itu, ada juga sekelompok masyarakat yg hanya mengetahui tapi tdk paham shg mereka tdk menjaga kebersihan gigi dan mulut dgn baik dan benar

Perilaku masyarakat thd kesehatan gigi mulut mereka sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya dan ekonomi penduduk yg khas pedesaan Persepsi masyarakat bahwa sakit gigi tdk perlu segera diobati, penderita pd umumnya datang berobat setelah tjd pembengkakan pd daerah gusi dan pipi Rendahnya pengetahuan kesehatan gigi masyarakat, mengakibatkan perilaku mencari pengobatan ke puskesmas maupun Rumah Sakit juga rendah

Perilaku kesehatan pada dasarnya adl suatu respons seseorang (organisme) thd stimulus yg berkaitan dgn sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan Klasifikasi perilaku yg berhubungan dgn kesehatan sbb: 1. Perilaku kesehatan (health behavior) Hal-hal yg berkaitan dgn tindakan atau kegiatan seseorang dlm memelihara dan meningkatkan kesehatannya Termasuk juga tindakan-tindakan utk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi, dsb

2. Perilaku sakit (illness behavior) Adl tindakan atau kegiatan yg dilakukan seorang individu yg merasa sakit utk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha mencegah penyakit tsb 3.Perilaku mencari kesembuhan (the sick role behavior) Adl segala tindakan atau kegiatan yg dilakukan individu yang sedang sakit utk memperoleh kesembuhan Perilaku ini disamping berpengaruh thd kesehatan / kesakitannya sendiri, juga berpengaruh thd orang lain terutama kpd anak-anak yg belum mempunyai kesadaran dan tanggung jawab thd kesehatannya

Perubahan-perubahan perilaku dlm diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi Persepsi sbg pengalaman yg dihasilkan melalui panca indera Setiap orang mempunyai persepsi yg berbeda meskipun mengamati obyek yg sama Motivasi diartikan sbg suatu dorongan utk bertindak dlm rangka mencapai suatu tujuan, juga dapat terwujud dlm bentuk perilaku

Perilaku juga dapat timbul karena emosi Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, yg pd hakekatnya mrp faktor keturunan (bawaan) Manusia dlm mencapai kedewasaan semua aspek tsb diatas akan berkembang sesuai dgn hukum perkembangan

Faktor-faktor yg mempengaruhi terbentuknya perilaku: Faktor intern: pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dsb yg berfungsi utk mengolah rangsangan dari luar Faktor ekstern: lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial ekonomi, kebudayaan dsb

Saparinah Sadli menggambarkan individu dgn lingkungan sosial yg saling mempengaruhi: a. Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yg erat kaitannya dgn lingkungan b. Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan c. Lingkungan terbatas: tradisi, adat-istiadat dan kepercayaan masyarakat sehubungan dgn kesehatan d. Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dsb

Setiap individu sejak lahir terkait didalam suatu kelompok, terutama kelompok keluarga Dalam keterkaitannya dengan kelompok ini membuka kemungkinan utk dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain Oleh krn pd setiap kelompok senantiasa berlaku aturan-aturan atau norma-norma sosial tertentu maka perilaku tiap individu anggota kelompok berlangsung didalam suatu jaringan norma

Upaya perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut Melakukan survey di daerah tsb spy kita bisa mengetahui kondisi derajat kesehatan mereka, misalnya sikat gigi yg baik dan benar berapa kali dalam sehari Pendekatan yg dilakukan dpt dilakukan dgn 2 cara: 1. Pendekatan secara sugestif Melakukan pendekatan pd penduduk di wilayah kumuh tsb dgn cara menakut-nakuti mereka scr halus agar mereka memiliki keinginan, motivasi, dorongan ataupun kemauan utk menjaga dan merawat kebersihan gigi dan mulut mereka spy terhindar dari penyakit-penyakit yg mereka takuti

2. Pendekatan secara persuasif Melakukan pendekatan pd penduduk tsb dgn cara memberikan pengetahuan kpd mereka mengenai kesehatan gigi dan mulut dgn mengadakan penyuluhan-penyuluhan

Proses pembelajaran ada 4: 1. Kognitif (Pengetahuan) Sikap seseorang bisa berubah krn adanya informasi, dipaksa dari lingkungan, dan keinginan utk berubah 2. Afektif (Sikap) Segala sesuatu yg mendorong manusia utk melakukan sesuatu Misalnya motivasi dan disiplin Sikap bukan mrp perilaku, tdk dpt ditangkap oleh pancaindera tp bisa diukur menggunakan skala tertentu • Sikap yg positif: – cenderung disiplin – cenderung motivasi – cenderung minat baik • Motivasi : – intrinsik: melakukan sesuatu utk mencapai cita-cita – ekstrinsik: melakukan sesuatu utk dpt imbalan

• Perilaku / behaviour Adl tindakan dari pengetahuan/sikap yg dpt diamati oleh indera kita (pengetahuan – sikap – perilaku) Sikap yg positif menghasilkan perilaku yg positif Perilaku sehat – orang yang mendapat informasi agar dirinya tetap sehat Perilaku sakit – orang yang sangat ekstrim Kalau sakit harus mencari tahu dan mencari cara bagaimana hrs mengobatinya

3. Psikomotor (keterampilan) Dalam memberi penyuluhan kita harus fokus pada orang yg dekat dengan objek (tokoh masyarakat) Tokoh masyarakat sgt berpengaruh makanya kita hrs mendekatkan diri agar masyarakat mulai mengikuti tokoh (perilaku yang baik) 4. Komunikasi Satu arah yi komunikasi yang berlangsung secara tdk aktif Hanya pembicara yg aktif, pendengar hanya mendengarkan saja (ceramah, pidato) Dua arah yi komunikasi yg memiliki tujuan tertentu dan memiliki hubungan timbal balik (misalnya tanya jawab)

Untuk dapat melakukan kegiatan pelayanan kesehatan gigi promotif dan preventif lebih lanjut dengan baik, ada tahapan yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh tenaga kesehatan sebagai pelaksana yaitu: 1. Organisasi Banyak pelaku usaha berpandangan bhw sukses sebuah organisasi usaha tergantung pada modal dan aset yg dimiliki Namun yg paling penting adl sumber daya manusia yg memiliki kemampuan prima dan relevan dgn bidang dan profesinya Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan dan disiapkan utk kelancaran organisasi (unit pelayanan kesehatan gigi promotif dan preventif): -tenaga -dana -bentuk pelayanan -Jenis pelayanan

2. Perencanaan Dilakukan sblm kegiatan pelayanan kesehatan gigi diselenggarakan di sekolah Perlu dilakukan perencanaan yg matang agar dpt diantisipasi kesulitan-kesulitan teknis maupun administratif pd waktu pelaksanaannya di lapangan 3. Persiapan: • Penyiapan bahan dan alat • Menyusun jadwal kegiatan pelayanan

4. Pelaksanaan: • Melakukan kegiatan yang sesuai dengan paket pelayanan yang disepakati • Melakukan pencatatan dan pelaporan 5. Monitoring dan Evaluasi Monitoring diperlukan sebagai kegiatan pengamatan yg dilakukan secara terus menerus utk melihat apakah kegiatan yg dilaksanakan berjalan sesuai dgn apa yg telah dilaksanakan Evaluasi dilakukan minimal pd setiap semester dgn melakukan analisis thd hasil monitoring serta penyimpangan yg terjadi Kegiatan monev dilakukan oleh pengelola pelayanan mandiri kesehatan gigi promotif dan preventif

Untuk melakukan pendekatan kpd masyarakat di wilayah padat penduduk dan wilayah kumuh daerah aliran sungai, sebagai tenaga medis kita menggunakan pendekatan sugestif Hal ini dilakukan krn bila kita hanya memberikan informasi tentang apa itu kesehatan gigi dan mulut, apa pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, kemungkinan besar masyarakat tsb hanya sebatas mengetahui tetapi tdk mengerti/memahami apa yg sebaiknya mereka lakukan

Yg harus kita lakukan adl mempengaruhi emosi mereka dgn hal-hal yg nantinya akan memberikan dampak positif bagi mereka Sebagai contoh kita dapat mengatakan bahwa sakit gigi bisa menyebabkan penyakit jantung dan kencing manis karena banyak orang yg berpikiran bahwa penyakit tsb adl penyakit yg sangat menakutkan/mengerikan shg mereka akan mencoba dan berusaha menghindari penyakit tsb dgn cara mulai menjaga dan merawat kesehatan gigi dan mulut mereka

Program-program yang dilakukan utk memperbaiki perilaku kesehatan gigi dan mulut dpt berupa: penyuluhan, pelatihan kader-kader kesehatan gigi dan mulut,dll Setelah program berjalan dengan baik, kita tidak boleh lepas tangan begitu saja, harus tetap memantau secara berkala kondisi kesehatan gigi dan mulut masyarakat di daerah tsb dengan melakukan survey ulang dalam jangka waktu tertentu dan tetap melanjutkan pelatihan kader kesehatan supaya tdk berhenti pada satu titik saja (kader kesehatannya bukan itu-itu saja), tapi berkelanjutan

Diberikan penyuluhan juga harus secara bertahap sampai tingkat kesadaran warga thd kesehatan mereka meningkat Hal ini juga harus di dukung dengan pengadaan fasilitas yg memadai agar tingkat kesehatan mereka meningkat meskipun kondisi lingkungan tempat mereka tinggal tdk mendukung Untuk jangka panjang masyarakat hrs tetap di pantau agar tingkat kesadaran mereka tdk menurun

Terima Kasih

Related Documents


More Documents from "Leonard Young"