Konstanta Disosiasi

  • Uploaded by: FredyHermawan
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konstanta Disosiasi as PDF for free.

More details

  • Words: 9,739
  • Pages: 59
Loading documents preview...
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK TITRASI KONSTANTA DISOSIASI ASAM

Oleh: Fredy Hermawan Budianto Lorenzo oliver Nicki william abner Achmad yoga chunaifi

(652015015) (652015019) (652015020) (652015023) (652015025)

Program Studi Kimia FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Nama/NIM

`

: Fredy Hermawan Budianto Lorenzo oliver Nicki william abner Achmad yoga chunaifi

(652015015) (652015019) (652015020) (652015023) (652015025)

Judul : Titrasi Konstanta Disosiasi Asam Tanggal Praktikum : 18 oktober 2016 Tujuan : 1. Menentukan grafik dari titrasi asam basa 2. Menentukan pka dan ka asam dari titrasi asam basa Dasar Teori : Sifat asam dan basa suatu larutan dipelajari oleh beberapa ahli. Pada mulanya teori asam dan basa dikemukakan oleh Arrhenius, kemudian Bronsted-Lowry dan selanjutnya Lewis. Ketiga teori ini tidak bertentangan satu sama lain, teori itu berkembang makin luas penggunaannya, teori Arrhenius hanya terbatas dalam larutan air, teori Bronsted-Lowry berlaku untuk semua pelarut, sedang teori Lewis lebih luas lagi. Walaupun tanpa pelarut, teori ini dapat berlaku. Definisi-definisi teori asam basa antara lain dijelaskan sebagai berikut:  Teori arhenius. Arrhenius menyatakan bahwa asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidrogen, H+ sedang basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion hidroksida, OH. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit mengandung ion yang bergerak bebas. Ion inilah yang menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa. kovalen polar. Senyawa ion terdiri atas ion, jika senyawa ion dilarutkan dalam air maka ion dapat bergerak bebas dan larutan dapat menghantarkan arus listrik. Padatan / kristal senyawa ion tidak dapat menghantarkan arus listrik , tetapi lelehan senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa Kovalen Polar : Molekul senyawa kovalen polar dapat diuraikan oleh air membentuk ion. Elektrolit jenis ini meliputi asam dan basa, tetapi lelehan senyawa kovalen terdiri atas molekul netral, maka tidak ada lelehan senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik walaupun bersifat polar (Utami, 2011).  Teori Bronsted-Lowry Pada tahun 1923, J.N. Bronnsted dan T.M. Lowry mengemukakan teori asam basa yang dikenal dengan teori asam basa bronsted-lowry yaitu mengartikan asam sebagai suatu molekul yang melepaskan proton (H+) yang sering disebut sebagai donor proton, sedangkan basa merupakan suatu molekul yang menerima proton (H+) yang sering disebut sebagai aseptor proton. Teori ini khusus digunakan untuk reaksi dalam larutan dengan pelarut air. Jika suatu asam kehilangan proton yang tertinggal adalah suatu basa, dan basa ini disebut sebagai basa konjugat. Jika asamnya lemah maka basa konjugatnya kuat tergantung pada afinitas basa konjugat untuk H+ (Herawa, 2008).  Teori lewis Pada tahun 1923, Gilbert N. Lewis seorang kimiawan dari Amerika Serikat mendfinisikan asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam adalah penerima (akseptor) pasangan electron bebas. Sementara itu, basa adalah pemberi atau donor pasangan electron bebas. Teori asam-basa lewis lebih luas dalam mendeskripsikan asam-basa bila dibandingkan dengan dua teori sebelumnya (Utami, 2011). Banyak teori yang mendeskripsikan tentang asam. Berdasarkan teori-teori tersebut asam dapat dibagi dalam berbagai macam spesifikasi. Asam secara spesifikasi tersebut ialah asam

monoprotik dan asam poliprotik. Asam lemah monoprotik (HA) di dalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan ion – ionnya (H3O+ dan A-) HA + H2O → H3O+ + Adengan tetapan disosiasi (Ka) H3O ¿ +¿ −¿¿ A ¿ ¿ ¿ Ka=¿ atau jika dinyatakan dalam –log Ka = pKa −¿¿ A ¿ ¿ log[HA ] pKa=pH + ¿ Asam lemah adalah salah satu yang tidak terionisasi seluruhnya ketika asam lemah tersebut dilarutkan dalam air. Asam etanoat (asam asetat) adalah asam lemah yang khas. Asam etanoat bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion hidroksonium dan ion etanoat, tetapi reaksi kebalikannya lebih baik dibandingkan dengan reaksi ke arah produk. Ion bereaksi dengan sangat mudah untuk membentuk kembali asam dan air. Asam poliprotik adalah asam yang dapat kehilangan lebih dari satu proton. Konstanta disosiasi untuk proton pertama dapat dinotasikan sebagai Ka1 dan konstanta disosiasi untuk proton yang berurutan sebagai Ka2, dan lain-lain. Asam fosfat, H3PO4, adalah contoh dari asam poliprotik karena dapat kehilangan tiga proton (Kennedy, 1990). Titrasi adalah suatu metode penentuan kadar (konsentrasi) suatu larutan dengan larutan lain yang telah diketahui konsentrasinya. Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. Reaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa) (Rivai, 1995). Potensial dalam titrasi potensiometri dapat diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi. Elektroda indikator yang digunakan dalam titrasi potensiometri tentu saja akan bergantung pada macam reaksi yang sedang diselidiki. Jadi untuk suatu titrasi asam basa, elektroda indikator dapat berupa elektroda hidrogen atau sesuatu elektroda lain yang peka akan ion hidrogen, untuk titrasi pengendapan halida dengan perak nitrat, atau perak dengan klorida akan digunakan elektroda perak, dan untuk titrasi redoks (misalnya, besi(II)) dengan dikromat yang digunakan kawat platinum semata-mata sebagai elektroda redoks (Khopkar, 1990). Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik

potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Informasi dari grafik dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Titrasi potensiometri larutan asam-basa ini tidak membutuhkan indikator untuk menentukan titik ekivalen maupun titik akhirnya (Annisa, 2009). Titik ekivalen titrasi adalah titik dimana titran ditambahkan tepat bereaksi dengan seluruh zat yang dititrasi tanpa adanya titran yang tersisa. Titik ekivalen menyatakan jumlah mol titran setara dengan jumlah mol titrat menurut stoikiometri.

Gambar 2.1 Kurva titrasi asam kuat dan basa kuat (kiri) dan kurva titrasi asam kuat dan basa lemah (kanan) Kurva titrasi (kiri) awalnya pH naik sedikit demi sedikit. Hal ini dikarenakan skala naiknya pH bersifat logaritmik, yang berarti pH 1 mempunyai keasaman 10 kali lipat daripada pH 2. Kosentrasi ion hidronium pada pH 1 adalah 10 kali lipat kosentrasi ion hidronium pada pH 2. Kemudian naik tajam hingga didekat titik ekivalen.Titik ini menginformasikan jika ion hidronium yang tersisa tinggal sedikit, dan hanya membutuhkan sedikit ion hidroksida untuk menaikkan pH. Kuva titrasi (kanan) awalnya asam kuat memiliki pH yang rendah, kemudian pH naik perlahan saat permulaan, kemudian pH meningkat cepat mendekati titik ekivalen dengan pH titik ekivalen tidak tepat pada pH 7. Penentu kekuatan asam atau basa adalah adalah posisi kesetimbangan reaksi disosiasi asam atau basa dalam air. Tingkat ionisasi atau disosiasinya yaitu jumlah ion H + dan ion OHyang dilepaskan oleh spesi asam dan basa. Suatu asam HA dimisalkan dalam air akan mengalami reaksi disosiasi sebagai berikut: HA + H2O H3O+ + AAsam kuat adalah zat dimana reaksi kesetimbangan disosiasinya mengarah jauh ke arah kanan, akibatnya pada keadaan setimbang hampir seluruh asam HA terdisosiasi menjadi H 3O+ dan A-. Sedangkan asam lemah kebalikan dengan asam kuat yaitu reaksi kesetimbangan disosiasinya mengarah jauh ke arah kiri, jadi sangat sedikit sekali HA yang akan terdisosiasi menjadi H3O+ dan A- (Skoog, 1994). Titrasi suatu asam monoprotik, pH pada setengah titik ekivalen secara sederhana dihubungkan dengan pK. Beberapa asam-basa Bronsted [HA] dan [A]: HA H+ + APada titik setengah ekivalen, bila molaritas [A]- sama dengan [HA], pH larutan sepadan dengan pK. Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hasselbach:  A  pK  pH  log  HA (2.3) (Tim Penyusun, 2015). Asam Fosfat

Asam fosfat, juga disebut asam ortofosfat (H 3PO4). Asam fosfat murni adalah kristal padat yang memiliki titik leleh 42,35 °C atau 108,2 °F. Asam fosfat membentuk tiga jenis garam sesuai dengan penggantian satu, dua, atau tiga atom hidrogennya. Di antara garam fosfat yang penting adalah natrium dihidrogen fosfat (NaH 2PO4), natrium fosfat (Na3PO4), kalsium superfosfat (Ca [H2PO4] 2), kalsium monohidrogen fosfat (CaHPO4). Molekul asam fosfat berinteraksi dalam kondisi yang sesuai, seringkali pada suhu tinggi, untuk membentuk molekul yang lebih besar. Difosforik, atau asam pirofosfat (H 4P2O7) terbentuk dari dua molekul asam fosfat, kurang satu molekul air. Ini adalah yang paling sederhana dari serangkaian homolog molekul rantai panjang yang disebut asam polifosfat. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan asam fosfat yaitu apabila terjadi kontak mata akan menyebabkan kerusakan atau corneal kebutaan. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah segera dibilas dengan air paling tidak 15 menit, kemudian segera meminta pertolongan medis. Kontak kulit dapat menyebabkan radang dan iritasi. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah segera dibilas dengan air sekurang-kurangnya 15 menit. Asam fosfat bila terkena pakaian dan sepatu segera cuci dengan air dingin dan sabun. Inhalasi zat akan menghasilkan iritasi ke perut usus atau saluran pernafasan, dicirikan oleh bersin dan batuk (Anonim, 2015) Natrium Hidroksida Natrium hidroksida memiliki nama lain yaitu soda kaustik. Massa molar yang dimilikinya yaitu sebesar 39,9971 g/mol , titik leleh dan titik didihnya berturut-turut sebesar 318oC (591 K) dan 1390oC (1663 K). Selain itu kelarutannya dalam air sebesar 111 g/100ml dalam suhu 20oC. Nilai kebasaannya atau pKb sebesar -2,43. NaOH sangat larut dalam air dan akan mengalami eksoterm jika dilarutkan. Selain itu, NaOH juga larut dalam etanol dan methanol, namun kelarutannyan senyawa NaOH dalam kedua cairan tersebut lebih kecil jika dibandingkan kelarutan NaOH dalam KOH. NaOH tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non polar lainnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika berinteraksi dengan natrium hidroksida yaitu apabila terjadi kontak dengan kulit akan menyebabkan iritasi, gatal, panas. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah bilas daerah kulit yang terkena kontak natriun hidroksida menggunakan air bersih mengalir minimal 15 menit. Kontak dengan mata menyebabkan iritasi, gatal, kemerahan, dan perih. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah cuci mata dengan air bersih minimal 15 menit dengan sesekali mata diangkat dan ditutup. Bila terhirup dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk dan dada sesak. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan adalah memberikan udara segar atau nafas buatan (Anonim, 2015). Asam Asetat 1. Definisi Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum, akan tetapi di kalangan masyarakat asam asetat biasa disebut cuka atau asam cuka.Asam cuka merupakan cairan yang rasanya masam (Agus, hadyana,dan dedi,1993) yang pembuatannya melalui proses fermentasi alkohol dan fermentasi asetat yang didapat dari bahan kaya gula seperti anggur, apel, nira kelapa, malt, gula, lain sebagainya.(Anton A, 2003). Asam asetat dengan kadar±25% beredar bebas di pasaran dan biasanya ada yang bermerek dan ada yang tidak bermerek. Pada cuka yang bermerek biasanya tertera atau tertulis kadar asam asetat pada etiketnya. b. Sifat Kimia

Asam asetat mengandung tidak kurang dari 36,0 %b/b dan tidak lebih dari 37,0 %b/b C2H4O2. Asam asetat mudah menguap diudara terbuka, mudah terbakar, dan dapat menyebabkan korosif pada logam. Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20oC, etanol (9,5%) pekat, dan gliserol pekat. Asam asetat jika diencerkan tetap bereaksi asam. Penetapan kadar asam asetat biasanya menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1ml natrium hidroksida 1N setara dengan 60,05 mg CH3COOH.(DepkesRI,1994).

3. Pembuatan Asam Asetat Asam asetat dapat dibuat melalui : 1. Oksidasi alkohol dengan pengaruh bakteri Asam asetat dengan oksidasi alkohol dibuat dengan pengaruh bakteri yaitu bakteriacetobacter dan dibuat dengan bantuan udara pada suhu 35oC. Reaksinya : Acetobacter (35 oC) C2H5OH + O2 ⎯⎯⎯→CH3COOH + H2O 2. Dengan destilasi kayu kering. Cara pembuatnya yaitu kayu dipanaskan secara kering dalam ruangan tertutup maka akan terjadi gas dan cairan seperti air yang mengandung aseton, metanol, dan asetat. Lalu didalam cairan itu ditambahkan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan akan terjadi kalsium asetat. Kemudian cairan tersebut didestilasi dan diperoleh destilat berupa metanol, aseton, dan air, sedangkan yang tertinggal kalsium asetat. Kalsium asetat jika ditambah asam sulfat akan menghasilkan asam asetat. 3. Pembuatan yang diperoleh dari etuna C2H2 + H2O ⎯⎯→H2C=C(OH)H ⎯→CH3CHO (Reaksi hidrolisis) CH3CHO +O2 ⎯⎯⎯→CH3COOH (Reaksi oksidasi) Reaksi antara etuna dengan air pada T=600- 800 C dan katalis Merkuri (II) maka akan membentuk etanol yang kemudian berubah menjadi aldehid. Pada hasil akhir aldehida dioksidasi maka akan diperoleh asam asetat. (Arsyad, M. Natsir) 4. Kegunaan Asam Asetat Asam asetat merupakan sumber utama dalam pembuatan garam, derivat, dan ester asam asetat. Asam asetat dapat digunakan sebagai pelarut zat organic yang baik dan untuk membuat selulosa asetat yang dibutuhkan untuk pembuatan film, rayon, dan selofan. Asam asetat dapat juga digunakan sebagai pengawet, bumbu-bumbu masak atau penambah rasa masakan, untuk membuat aneka ester, zat warna, dan propanon. 5. Penyimpanan Asam asetat Asam asetat mudah menguap sehingga penyimpanannya harus dengan wadah yang tertutup rapat. Asam asetat diletakkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung dan pada suhu ruang atau tidak lebih dari 40 oC. (depkesRI, 1995) Struktur Kimia Asam Sitrat Rumus kimia Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)-COH(COOH)- CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPACnya, asam 2-hidroksi- 1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan.Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sifat Kimia : 1. langsung (paparan) terhadap Asam Sitrat kering atau larutan dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata.

2. Mampu mengikat ion-ion logam sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan dalam air. 3. Keasaman Asam Sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil -COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. 4. Asam Sitrat dapat berupa kristal anhidrat yang bebas air atau berupa kristal monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekulnya. 5. Bentuk anhidrat Asam Sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi Asam Sitrat dalam air dingin. 6. Bentuk monohidrat Asam Sitrat dapat diubah menjadi bentuk anhidrat dengan pemanasan pada suhu 70-75°C. 7. Jika dipanaskan di atas suhu 175°C akan terurai (terdekomposisi) dengan melepaskan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Asam Sitrat Penggunaan utama Asam Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan.Kode Asam Sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330.Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga.Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen.Dengan mengikat ion-ion logam pada air sadah, Asam Sitrat akan memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Asam Sitrat juga digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.Asam Sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak, dan dalam resep makanan Asam Sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.Asam Sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional utama. (Wikipedia. 2008) Asam Borat Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama borax. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan nama “pijer”. Digunakan/ditambahkan ke dalam pangan/bahan pangan sebagai pengenyal atau sebagai pengawet (Cahyadi, 2008). Asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5% H3BO3 dan memiliki berat molekul 61,83. Asam borat berbentuk serbuk hablur putih atau tidak mengkilap atau tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis (Anonim, 1979). Borat diturunkan dari ketiga asam borat yaitu asam ortoborat (H3BO3), asam piroborat (H2B4O7), dan asam metaborat (HBO2). Asam ortoborat adalah zat padat zat padat kristalin putih, yang sedikit larut dalam air dingin, tetapi lebih larut dalam air panas. Garam-garam dari asam ini sangat sedikit yang diketahui dengan pasti. Asam ortoborat yang dipanaskan pada 1000 C, akan diubah menjadi asam metaborat. Pada 1400 C dihasilkan asam piroborat.Hal ini disebabkan oleh lemahnya asam borat, garam-garam yang larut terhidrolisis dalam larutan, dan karenanya bereaksi basa (Vogel, 1985). Kelarutan borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air.Borat dari logamlogam lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut dalam asam-asam dan dalam larutan amonium klorida (Vogel, 1985). Senyawa-senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut :

1. Jarak lebur sekitar 1710 C 2. Larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5 bagian gliserol 85%, dan tak larut dalam eter. 3. Kelarutan dalam air bertambah dengan penambahan asam klorida, asam sitrat, atau asam tartrat. 4. Mudah menguap dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 1000 C yang secara perlahan berubah menjadi asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa.Satu gram asam borat larut sempurna dalam 30 bagian air, menghasilkan larutan yang jernih dan tak berwarna.Asam borat tidak tercampur dengan alkali karbonat dan hidroksida (Cahyadi, 2008). Pada dasarnya asam dapat menurunkan kadar pH pada makanan, sehingga dapat menghambat bakteri pembusuk. Asam dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu asam alami yang pada umumnya adalah asam organik misalnya asam tartrat dan asam dari buah-buahan misalnya asam sitrat. Asam yang dihasilkan dari proses fermentasi misalnya asam laktat dan asam asetat. Asam-asam sintetik misalnya asam malat, asam fosfat dan asam adifat (Winarno, 1980).

Alat, Bahan, dan Metode : a. Alat  Magnetik stirrer  Buret  pH meter  Pipet ukur  Beker dan erlenmyer  Hot Plate - Magnetik stirrer  Laptop  volume pipet b. c. Bahan  CH3COOH 0,1 M  Asam borat  NaOH 0,1M  Asam sitrat  Asam oksalat  Phenolphtalein (PP),  Asam pospat  Aquades  C. Metode  Disiapkan larutan CH3COOH 0,1M,NaOH 0,1M,Asam oksalat 0,1 M ,asam pospat 0,1M,asam borat 0,1M,asam sitrat 0,1M.  Diambil 10ml CH3COOH dan dimasukkan didalam beaker glass  Dotambahkan 2 tetes indikator PP.  Dititrasi dengan NaOH  Dicatat pH setiap 0,2 ml NaOH  Dibuat kurva titrasi  Diulangi percobaan diatas dengan mengganti asam asetat dengan asam oksalat,asam pospat,asm borat , dan, asam sitrat.   

        Hasil Pengamatan 1. Titrasi dengan asam asetat  

v ol N a O H



0, 2



0, 4

 

0, 6 0, 8

     

 1  1, 2  1, 4 

1, 6



1, 8



3

 

3 3 , 1 3 , 1 3 , 1 3 , 2 3 ,

 

  

2 2, 2 2, 4

P h 2 , 8 2 , 8 2 , 9 2 , 9 2 , 9

 



2, 6



2, 8

  



3



3, 2



3, 4



3, 6



3, 8

    



4



4, 2



4, 4



4, 6



4, 8

    



5



5, 2



5, 4 5, 6

 

5, 8

   

3 3 , 3 3 , 4 3 , 4 3 , 5 3 , 5 3 , 5 3 , 6 3 , 6 3 , 7 3 , 7 3 , 8 3 , 8 3 , 9 3 , 9 3 , 9 3 , 9 3 ,

 6  6, 2  6, 4 

6, 6



6, 8



9 4



4

 

4 4 , 1 4 , 1 4 , 2 4 , 2 4 , 2 4 , 3 4 , 3 4 , 3 4 , 4 4 , 4 4 , 5 4 , 5 4 , 6 4 , 6 4 , 7

 



7



7, 2



7, 4

 

7, 6 7, 8

    



8



8, 2



8, 4



8, 6



8, 8

    

  

9 9, 2 9, 4

 



9, 6



9, 8 1 0 1 0, 2 1 0, 4 1 0, 6 1 0, 8

    

      

1 1 1 1, 2 1 1, 4 1 1, 6 1 1, 8 1 2

1 2, 2  1 2, 4  1 2, 6  1 2, 8

 

       

     



4 , 8 4 , 9 5 5 , 1 5 , 2 5 , 3 5 , 4 5 , 6 5 , 9 7 , 7 9 9 , 4 9 , 6 9 , 7 9 , 8 9 , 9 1 0

 

1 3



1 3, 2



1 3, 4



1 3, 6



1 3, 8









 

1 4



1 4, 2



1 4, 4



1 4, 6  1 4, 8









 

1 5



1 5, 2



1 5, 4





1 0 , 1 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 6 1 0 , 6



1 5, 6



1 5, 8





 

1 6



1 6, 2



1 6, 4



1 6, 6







1 0 , 6 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7



Grafik asam asetat 12 10 8 6 4 2 0 0

2

4

6

8



  2. Titrasi dengan asam oksalat   



v ol u m e 0,

 

p H 2

10

12

14

16

18

2 

0, 4



0, 6



0, 8

   



1



1, 2



1, 4



1, 6



1, 8

    



2



2, 2



2, 4



2, 6



2, 8

    



3



3, 2



3, 4 3,



  

, 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2

6 

3, 8

 



4



4, 2



4, 4



4, 6



4, 8

    



5



5, 2



5, 4



5, 6



5, 8

    



6



6, 2



6, 4



6, 6



6, 8 7



    

, 2 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 5 2 , 5 2 , 5 2



7, 2



7, 4



7, 6



7, 8

    



8



8, 2 8, 4 8, 6

  

8, 8





3

 

3 3 , 1 3 , 1 3 , 1 3 , 1 3 , 2 3 , 2 3 , 2 3 , 3 3 , 4

 

9



9, 2



9, 4



9, 6



9, 8



1 0 1 0, 2 1 0, 4

 

, 6 2 , 6 2 , 6 2 , 7 2 , 7 2 , 8 2 , 9

      

 

    

          

1 0, 6 1 0, 8 1 1 1 1, 2 1 1, 4 1 1, 6 1 1, 8 1 2 1 2, 2 1 2, 4 1 2, 6 1 2, 8 1 3 1 3, 2 1 3, 4 1 3, 6 1 3, 8 1

           

3 , 4 3 , 4 3 , 5 3 , 5 3 , 6 3 , 6 3 , 7 3 , 7 3 , 8 3 , 8 3 , 8 3 , 9



4

 

4 4 , 1 4 , 1 4 , 2 4

  

   

    

    

  

4 1 4, 2 1 4, 4 1 4, 6 1 4, 8 1 5 1 5, 2 1 5, 4 1 5, 6 1 5, 8 1 6 1 6, 2 1 6, 4 1 6, 6 1 6, 8 1 7 1 7, 2 1

     

          

, 2 4 , 3 4 , 4 4 , 6 4 , 7 4 , 8 4 , 9 5 5 , 5 5 , 6 6 , 1 6 , 4 6 , 7 6 , 9 7 , 2 7 , 4 7 , 6 7

 

    

    

    

7, 4 1 7, 6 1 7, 8 1 8 1 8, 2 1 8, 4 1 8, 6 1 8, 8 1 9 1 9, 2 1 9, 4 1 9, 6 1 9, 8 2 0 2 0, 2 2 0, 4 2 0, 6 2

, 8                 

8 8 , 2 8 , 4 8 , 6 8 , 9 9 , 5 9 , 5 9 , 5 9 , 6 9 , 6 9 , 6 9 , 7 9 , 7 9 , 8 9 , 8 9 , 9 1

   



0, 8 2 1 2 1, 2 2 1, 4 2 1, 6 2 1, 8

 

1 0



1 0



1 0 1 0 , 1 1 0 , 1 1 0 , 1 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 ,



 

2 2



2 2, 2



2 2, 4



2 2, 6



2 2, 8









 

2 3



2 3, 2



2 3, 4 2 3, 6



0 1 0











2 3, 8

 

2 4



2 4, 2



2 4, 4



2 4, 6



2 4, 8









 

2 5

2 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 4



Grafik asam oksalat 15 10 5 0 0

5

10

  3. Titrasi dengan asam pospat

15

20

 

v ol N a



P h

25

30

O H 

0, 2



0, 4



0, 6



0, 8

    



1



1, 2



1, 4



1, 6



1, 8

    



2



2, 2



2, 4



2, 6



2, 8

    

  

3 3, 2 3,

 

2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2

4 

3, 6



3, 8

  

 

4 4, 2



4, 4



4, 6



4, 8

    



5



5, 2



5, 4



5, 6



5, 8

    



6



6, 2



6, 4



6, 6 6,



   

, 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 2 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2 , 3 2

8  

7



7, 2



7, 4



7, 6



7, 8

    



8



8, 2



8, 4



8, 6



8, 8

    



9



9, 2



9, 4



9, 6



9, 8

 

1 0 1

     

, 3 2 , 3 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 4 2 , 5 2 , 5 2 , 5 2 , 5 2 , 5 2 , 6 2 , 6 2 , 6 2

0, 2  1 0, 4  1 0, 6  1 0, 8     

    



1 1 1 1, 2 1 1, 4 1 1, 6 1 1, 8 1 2 1 2, 2 1 2, 4 1 2, 6 1 2, 8

1 3  1 3, 2  1 3, 4  1

   

    

       

, 6 2 , 7 2 , 8 2 , 8 2 , 9 3 3 , 1 3 , 3 3 , 4 3 , 7 4 4 , 3 4 , 6 4 , 8 4 , 9 5 , 1 5 , 3 5

3, 6  1 3, 8     

          

1 4 1 4, 2 1 4, 4 1 4, 6 1 4, 8 1 5 1 5, 2 1 5, 4 1 5, 6 1 5, 8 1 6 1 6, 2 1 6, 4 1 6, 6 1 6, 8 1 7

        

, 4 5 , 5 5 , 6 5 , 6 5 , 7 5 , 8 5 , 8 5 , 8 5 , 9 5 , 9



6



6

 

6 6 , 1 6 , 1 6 , 2 6 , 2 6 ,

   



1 7, 2  1 7, 4  1 7, 6  1 7, 8     

    



1 8 1 8, 2 1 8, 4 1 8, 6 1 8, 8 1 9 1 9, 2 1 9, 4 1 9, 6 1 9, 8

2 0  2 0, 2  2 0,

                

2 6 , 3 6 , 3 6 , 3 6 , 3 6 , 4 6 , 4 6 , 5 6 , 5 6 , 5 6 , 5 6 , 6 6 , 6 6 , 7 6 , 7 6 , 7 6 , 8 6 ,

4 2 0, 6  2 0, 8 

    

    

    

2 1 2 1, 2 2 1, 4 2 1, 6 2 1, 8 2 2 2 2, 2 2 2, 4 2 2, 6 2 2, 8 2 3 2 3, 2 2 3, 4 2 3, 6 2 3,

  

8 6 , 8 6 , 9 6 , 9



7

 

7 7 , 1 7 , 1 7 , 2 7 , 2 7 , 3 7 , 4 7 , 5 7 , 6 7 , 8

       

  

8 8 , 1 8 ,

8     

2 4 2 4, 2 2 4, 4 2 4, 6 2 4, 8



2 5  2 5, 2  2 5, 4  2 5, 6 

2 5, 8

       

 

 

2 6



2 6, 2



2 6, 4



2 6, 6  2 6, 8









1 8 , 2 8 , 4 8 , 6 8 , 8 9 , 4 9 , 6 9 , 8 9 , 9 1 0 1 0 , 1 1 0 , 1 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 3 1 0 ,

 

2 7



2 7, 2



2 7, 4



2 7, 6



2 7, 8









 

2 8



2 8, 2



2 8, 4



2 8, 6



2 8, 8









  

2 9

2 9, 2  2 9, 4





3 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 ,





2 9, 6 2 9, 8





 

3 0



3 0, 2



3 0, 4



3 0, 6



3 0, 8









 

3 1



3 1, 2



3 1, 4



3 1, 6



3 1, 8  3 2











7 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 ,



       



3 2, 2



3 2, 4 3 2, 6 3 2, 8 3 3 3 3, 2 3 3, 4 3 3, 6 3 3, 8

9 1 0 , 9 1 0 , 9



1 1



1 1 1 1

 

1 1



1 1



1 1



1 1



 

Grafik asam pospat 12 10 8 6 4 2 0 0

  

5

10

15

20

25

30

35

40

 4. Titrasi dengan asam borat 

v ol n a O H

 

0, 2 0, 4



0, 6



0, 8

 

   

 

1 1, 2



1, 4



1, 6



1, 8

    



2



2, 2



2, 4



2, 6



2, 8  3

    

p h 5 , 9 6 6 , 2 6 , 3 6 , 5 6 , 7 6 , 9 7 , 2 7 , 2 7 , 6 7 , 7 7 , 8 7 , 9 7 , 9 8



3, 2



3, 4



3, 6



3, 8

    



4



4, 2



4, 4



4, 6



4, 8

    



5



5, 2



5, 4



5, 6



5, 8

    



6



6, 2



6, 4

 

8 , 1 8 , 1 8 , 1 8 , 1 8 , 2 8 , 2 8 , 2 8 , 3 8 , 3 8 , 4 8 , 4 8 , 5 8 , 5 8 , 5 8 , 6 8 , 6 8 , 6



6, 6



6, 8

  



7



7, 2



7, 4



7, 6  7, 8  8 

8, 2



8, 4



8, 6



8, 8

  

      

 

9 9, 2



9, 4



9, 6



9, 8



1 0

    

8 , 7 8 , 7 8 , 8 8 , 8 8 , 9 8 , 9 9 9 9 , 1 9 , 1 9 , 2 9 , 2 9 , 3 9 , 3 9 , 4 9 , 5 9 , 5 9 , 5



1 0, 2  1 0, 4  1 0, 6  1 0, 8 

1 1  1 1, 2 

1 1, 4



1 1, 6



1 1, 8

    

 





 

1 2



1 2, 2



1 2, 4



1 2, 6



1 2, 8  1 3











9 , 6 9 , 7 9 , 8 9 , 9 9 , 9 1 0 1 0 , 1 1 0 , 1 1 0 , 2 1 0 , 2 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 3 1 0 , 4 1 0



1 3, 2



1 3, 4



1 3, 6



1 3, 8









 

1 4



1 4, 2



1 4, 4



1 4, 6



1 4, 8









 

1 5



1 5, 2



1 5, 4  1 5,







, 4 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 4 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 5 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0 , 6 1 0

6 

1 5, 8



 

1 6



1 6, 2



1 6, 4



1 6, 6



1 6, 8









 

1 7



1 7, 2



1 7, 4



1 7, 6



1 7, 8









 

1 8  1 8,



, 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 7 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0 , 8 1 0

2 

1 8, 4



1 8, 6



1 8, 8













1 9



1 9, 2



1 9, 4



1 9, 6



1 9, 8









, 8 1 0 , 8 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9 1 0 , 9



Grafik asam borat 12 10 8 6 4 2 0 0

5

 5. Titrasi dengan asam sitrat 

   

v ol N a O H 0, 2 0, 4 0, 6 0, 8

 1  1, 2  1, 4  1, 6  1, 8  2  2, 2  2, 4  2,

             

p h 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 4 2, 5 2, 5 2, 5 2,

10

15

20

25



6 2, 8

 3  3, 2  3, 4  3, 6  3, 8  4  4, 2  4, 4  4, 6  4, 8  5  5, 2  5, 4  5, 6  5, 8  6  6, 2  6, 4  6, 6  6, 8  7  7, 2  7, 4  7,

                        

5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 5 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 6 2, 7 2, 7 2, 7 2,



6 7, 8

 8  8, 2  8, 4  8, 6  8, 8  9  9, 2  9, 4  9, 6  9, 8  1 0  1 0, 2  1 0, 4  1 0, 6  1 0, 8  1 1  1 1, 2  1 1, 4  1 1, 6  1 1,

      

7 2, 7 2, 8 2, 8 2, 8 2, 9 2, 9 2, 9



3



3



3

 3  3, 1 

3, 1



3, 2



3, 2



3, 3 3, 3

 

3, 3



3, 3



3, 4 3, 4



                 

8 1 2 1 2, 2 1 2, 4 1 2, 6 1 2, 8 1 3 1 3, 2 1 3, 4 1 3, 6 1 3, 8 1 4 1 4, 2 1 4, 4 1 4, 6 1 4, 8 1 5 1 5, 2 1 5, 4



3, 5



3, 5



3, 5



3, 6



3, 6 3, 6

 

3, 7



3, 7



3, 8



3, 8 3, 9

 

3, 9



3, 9



3, 9



4



4



4



4, 1

                  

1 5, 6 1 5, 8 1 6 1 6, 2 1 6, 4 1 6, 6 1 6, 8 1 7 1 7, 2 1 7, 4 1 7, 6 1 7, 8 1 8 1 8, 2 1 8, 4 1 8, 6 1 8, 8 1 9 1



4, 1



4, 1 4, 2

 

4, 2



4, 2



4, 3



4, 3 4, 4

 

4, 4



4, 5



4, 5



4, 5 4, 5

 

4, 6



4, 6



4, 7



4, 7 4, 8 4,

 

                 

9, 2 1 9, 4 1 9, 6 1 9, 8 2 0 2 0, 2 2 0, 4 2 0, 6 2 0, 8 2 1 2 1, 2 2 1, 4 2 1, 6 2 1, 8 2 2 2 2, 2 2 2, 4 2 2, 6 2

8 

4, 9



4, 9



5



5



5, 1



5, 1



5, 1



5, 2 5, 2

 

5, 3



5, 3



5, 4



5, 4 5, 4

 

5, 5



5, 5



5, 6 5,



                 

2, 8 2 3 2 3, 2 2 3, 4 2 3, 6 2 3, 8 2 4 2 4, 2 2 4, 4 2 4, 6 2 4, 8 2 5 2 5, 2 2 5, 4 2 5, 6 2 5, 8 2 6 2 6, 2 2 6,



6 5, 6



5, 7



5, 7



5, 7



5, 7 5, 7

 

5, 8



5, 9



5, 9



6



6



6, 1



6, 1



6, 2



6, 2 6, 3

  

6, 4 6, 5

                 

4 2 6, 6 2 6, 8 2 7 2 7, 2 2 7, 4 2 7, 6 2 7, 8 2 8 2 8, 2 2 8, 4 2 8, 6 2 8, 8 2 9 2 9, 2 2 9, 4 2 9, 6 2 9, 8 3 0



6, 6



6, 7 6, 9

 

7, 3



7, 5



8, 3



8, 9



9



9, 3



9, 5



9, 6



9, 8 9, 8

   

9, 9 1 0

1 0  1 0, 1  1 0,



3 0, 2  3 0, 4  3 0, 6  3 0, 8 

3 1  3 1, 2  3 1, 4

      

1 1 0, 2 1 0, 2 1 0, 3 1 0, 3 1 0, 4 1 0, 4 1 0, 5

   

Grafik asam sitrat 12 10 8

ph

6 4 2 0 0

5

10

15

20

25

30

35

     Pembahasan  Percobaan reaksi asam basa ini dilakukan untuk mengukur konstanta dua asam yaituasam monoprotik dan asam poliprotik dengan menggunakan teknik titrasi yang d apat menentukan nilai pH saat volume ekivalen untuk menentukan nilai pKa, sehingga Ka suatu asam dapat ditentukan. jenis asam yang digunakan monoprotik yang digunakan untuk percobaan ini yaitu asam asetat(CH3COOH) sedangkan asam poliprotik yang digunakan adalah asam oksalat, asam pospat, asam borat, asam sitrat. Reaksi yang digunakan untuk menentukan konstanta disosiasi asam adalah reaksi penetralan yang merupakan prinsip dasar titrasi pH. 

Asam monoprotik

 Asam asetat sebanyak 10ml ditambah indikator pp dititrasi dengan larutan NaOH. Indikator PP digunakan untuk menentukan titik equivalen dengan perubahan larutan menjadi merah muda . Titrasi dilakukan dengan setetes demi setetes larutan NaOH hingga titik ekivalen terbentuk. Titrasi dilakukan dengan pengontrolan komputer yang artinya ketika kurva titrasi yang terbaca pada komputer sudah memenuhi bentuk kurva titrasi sesuai dengan literatur, sehingga mengurangi terjadinya human error saat akan menghentikan proses titrasi. Reaksi antara asam asetat dan larutan NaOH

dilakukan dengan pengadukan menggunakan magnetic stirrer agar terbentunya ion H+. secara keseluruhan dapat terdeteksi oleh elektroda. Pengukuran Ph dilakukan dengan Ph meter. Reaksi antara asam asetat dan natrium hidroksida dapat digambarkan dibawah ini: 

CH3COOH(l) + NaOH(l)

Na+CH3COO-(l) + H+(l) + OH-(l)

 Asam asetat merupakan asam monoprotik lemah, sehingga kecepatan alir penambahkan titran NaOH yang merupakan basa kuat harus diatur tidak terlalu cepat. Titran yang ditambahkan dengan aliran terlalu cepat akan menyebabkan kenaikan pH secara tibatibadan juga dapat menyebabkan hasilkurva titrasi yang tidak sesuai, maka dari itu setiap 0,2 ml dicatat Ph larutan. Kurva hasil titrasi asam asetat :

Grafik asam asetat 12 10 8

Grafik asam asetat

6 4 2 0 0

2

4

6

8

10 12 14 16 18

  Titrasi penambahan NaOH pada asam asetat mengubah pH secara perlahanlahan, tetapi ketika hampir mencapai titik ekivalen pH berubah dengan cepat walaupun NaOH yang ditambahkan tidak sebanyak saat awal titrasi,karena saat hampir mencapai titik ekivalen sisa ion H+ dalam larutan sedikit hingga ketika mencapai titik ekivalen semua ion H+ bereaksi sempurna dengan NaOH. Hal ini yang menyebabkan pH semakin cepat naik. Nilai pH diatas titik ekivalen merupakan nilai pH dari basa,dimana basa akan bereaksi dengan air produk hasil titrasi asam asetat dan basa membentuk ion hidroksida yang dapat terukur sebagai pH basa.  Kurva titrasi asam monoprotik lemah dengan basa kuat pada percobaan ini sesuai dengan literatur.

Titik Ekivalen Titik ½ ekivalen   

Kurva titrasi asam monoprotik lemah dengan basa kuat pada percobaan ini ses uai dengan literatur. Nilai pH pada titik ekivalen asam lemah tidak tepat pada pH 7 dan nilai pH pada awal titrasi tidak dimulai pada nilai 0 saat titran basa belum ditambahkan melainkan pada Ph diatas 2 . nilai pKa asam asetat pada titrasi sebesar 4,4. Nilai pKa yang diketahui dapat menentukan nilai konstanta disosiasi asam asam asetat yaitu 10 -Pka, atau 3,9810 X 10-5 ,sedangkan literatur pka 4,5 yaitu 3,1622 x10-5 

Hal ini menunjukkan bahwa nilai pKa percobaan memiliki nilai yang hampir sama dengan pKa asam asetat literatur, tet api perbedaan nilai pka yang sangat kecil sangat mempengaruhi nilai konstanta disosiasi asam yang bila diperhatikan selisih nilai Ka asam asam asetat percobaan dengan nilai Ka literatur memiliki selisih nilai yang besar. ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan yang mempengaruhi nilai hasil eksperimen yang tidak sesuai dengan literatur diantaranya adalah pengadukan untuk mencampurkan asam asetat dan natriumhidroksida untuk menghasilkan ion H+ yang dapat terdeteksi oleh elektroda. Kecepatan stirrer harus diatur sedemikian rupa, agar ion H+ dapat menyentuh membran elektroda. Kecepatan stirrer yang tinggi menyebabkan laru tan teraduk dengan cepat sehingga ada beberapa ion H+ yang tidak secara tepat bersentuhan dengan membran yang akibatnya titran NaOH harus ditambahkan lebih banyak dan sudah diketahui sebelumnya bahwa penentuan nilai pKa dari volume ekivalen kurva titrasi.Volume NaOH yang ditambahkan terlalu banyak akan menyebabkan volume ekivalen akan semakin besar dan pKa yang diperoleh dari setengah volume ekivalen menjadi lebih besar dari nilai pKaliteratur. Penentuan nilai pKa yang salah akan mempengaruhi kesalahan saat penentuan nilai konstanta disosiasi asam



Asam diprotik



Berbeda dengan asam monoprotik yang hanya memiliki satu persamaan kesetimbangan antara asam dan basa konjugatnya. asam poliprotik memiliki

persamaan kesetimbangan lebih dari satu, dimana jumlahnya tergantung pada jumlah ion H+ yang terdisosiasi pada larutan berair (untuk total n+1 spesi). 

Asam fosfat

 Asam poliprotik yang digunakan pada percobaan titrasi selanjutnya yaitu asam fosfat (H3PO4). Ketika asam fosfat terdisosiasi dalam larutan terdapat empatmacam kesetimbangan yaitu spesi H3PO4, H2PO4- (anion dihidrogen fosfat), HPO4- (anion hidrogen fosfat) , PO4- (anion fosfat). Kurva hasil titrasi antaraasam fosfat dan NaOH yaitu:

Grafik asam fosfat 12 10 8 6 4 2 0 0

5

10

15

20

25

30

35

40

  Terdapat dua titik ekivalen yang terbentuk dari titrasi asam fosfat dengan basa NaOH. Berdasarkan kurva titrasi diatas dapat diketahui bahwa titik ekivalen pertama terletak pada range pH 5-6 dan titik ekivalen yang terletak pada range pH 8-9. Kurva yang diperoleh dari titrasi sama seperti literature bahwa titrasi asam poliprotik lemah dimulai dari pH 2 saat sebelum penambahan titran 

Kurva titrasi asam fosfat berdasarkan literatur dapat dilihat sebagai berikut:

  Titrasi pada asam fosfat hanya dilakukan hingga terbentuk titik ekivalen kedua. Didapatkan pH ekivalen asam fosfat didapat pka1 dan pka2 yaitu 2,4 dan 6,8 dengan

konstanta disosiasi asam ka1 dan ka2 yaitu 3,9810 x 10 -3 dan 1,5848 x10-7,sedangkan pka literatur 2,12 dan 7,21 selisih pka hasil pengamatan dan literatur memiliki selisih yang tidak terlalu besar. Nilai ka1 dan ka27,52x10-3 dan 6,23x10-8. Perbedaan kecil nilai pKa hasil dan pka literatur sangat mempengaruhi konstanta disosiasi,sehingga selisih ka hasil dan literatur cukup besar. 

Asam borat

 Selain asam fosfat yang merupakan asam poliprotik yaitu asam borat. Diambil 10ml asam borat kemudian ditambahkan indikator PP untuk menentukan titik equivalen larutan. Kemudian dititrasi dengan NaOH setetes demi setetes sampai berubah warna pertama kali. Setiap 0,2ml NaOH dicatat ph larutan. Kurva titrasi yang terbentuk :

Grafik asam borat 15 10 5 0 0

5

10

15

20

25

  kurva titrasi yang diperoleh dari titrasi asam lemah (H 2BO3) dengan basa kuat (NaOH). Pada awal titrasi perubahan nilai pH berlangsung pada Ph 6 dan perubahan Ph cepat sampai pH dari asam borat mencapai titik equivalen dan mulai lambat setelah Ph melewati titik eqivalen. Pada saat titrasi antara asam borat dan NaOH tidak begitu jelas terdapat titik ekuivalen. Hal ini disebabkan, karena selang volume titran yang pakai yaitu 0,2 ml terlalu besar sehingga kurva Ph yang diperoleh dari titrasi asam borat berbentuk datar dan titik eqivaen tidak begitu jelas. Seharusnya selang volume titran yang dipakai 0,1ml agar kurva Ph yang terbentuk tepat dan terdapat titik eqivalen yang jelas.  Nilai pka pada asam borat 7,8, sedangkan pka asam borat sesuai literatur 9,28. Selisih pka hasil pengamatan dan literatur cukup besar. Dari hasil pka dapat ditentukan konstanta disosiasi asam borat yaitu 1,5848 x 10-8 sedangkan ka literatur 5,7544 x 10-10. Nilai ka literatur dan hasil pengamatan sangat besar karena perbedaan pka yang cukup besar antara hasil dan literatur. 

Asam sitrat

 Percobaan yang selanjutnya adalah titrasi asam sitrat (C6H8O7).Dimana pada percobaan ini diambil 10 ml asam sitrat kedalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan dengan indikator phenolphthalein (PP) sebanyak 2 tetes, kemudian dititrasi dengan larutan NaOH.

Indikator ini dipilih karena ada asam lemah dan basa kuat yang digunakan dalam proses titrasi. Pada larutan asam indikator ini tidak berwarna, sedangkan pada larutan basa akan memberikan warna merah (Ahmad, 2012). Adapun tujuan dari penambahan indikator PP adalah untuk mengetahui titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna maupun endapan (Djibran, 2012). Perubahan yang terjadi pada larutan asam sitrat setelah dititrasi dengan larutan NaOH adalah perubahan warna larutan yang semula berwarna bening berubah menjadi warna ungu muda.pH mula-mula rendah, penambahan basa menyebabkan pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen (pH=7). Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat. 

Kurva titrasi yang diperoleh

Grafik asam sitrat 15 10 5 0 0

5

10

15

20

25

30

35

  Dari grafik,ph dimulai pada ph > 2 dan pH mengalami kenaikan Ph yang lambat pada awal titrasi dan mulai cepat setelah melewati titik eqivalen. Dari grafik asam sitrat diperoleh pka 3,2 sedangkan pada literatur 3,15 ,selisih dari pka hasil dan literatur kecil tetapi pada ka sangat berpengaruh sehingga ka hasil dan literatur 6,3095 x 10 -4 dan 7,0794 x 10-4. 

Asam oksalat

 Pertama, mengukur volume asam oksalat sebanyak 10. Kemudian larutan asam oksalat yang sudah diukur dituangkan ke dalam Erlenmeyer dan ditetesi dengan indikator penolphetalein sebanyak 2 tetes. Setelah itu larutan asam oksalat diletakkan dibawah buret dan ditetesi dengan larutan NaOH yang ada didalam buret setetes demi setetes, erlemeyer sambil di gojok hingga larutan asam oksalat yang semula bening berubah menjadi pink. Apabila larutan asam oksalat sudah berubah warna menjadi pink, maka cepat hentikan titrasi. Adapun tujuan dari penambahan indikator PP adalah untuk mengetahui titik akhir titrasi yaitu berupa perubahan warna maupun endapan (Djibran, 2012). penambahan basa menyebabkan pH naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekuivalen (pH=7). Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga pH terus meningkat.

Grafik asam oksalat 15 10 5 0 0

5

10

15

20

25

30

  Pada grafik asam oksalat kenaikan ph sangat lambat pada awal titrasi dan mulai cepat saat berada dititik eqivalen. Pka yang diperoleh dari kurva asam oksalat 4,3 sedangkan pada literatur 4,28. Sedangkan ka dari hasil dan literatur yaitu 5,0118 x10 -5 dan 5,248 x10-5 

Berdasarkan penentuan nilai Ka pada asam poliprotik diperoleh bahwa Ka monoprotik>Ka poliprotik. Nilai konstanta disosiasi asam menyatakan kekuatan asam. Semakin besar Ka dan semakin kecil nilai pKa sifat keasamannya semakin kuat. Nilai konstanta disosiasi asam untuk Ka monoprotik lebih besar daripada Ka poliprotik karena pada disosiasi yang pertama, asam mudah melepaskan ion H+ yang dapat dikatakan pada disosiasi pertama sifat keasaman masih kuat. Nilai Ka2 yang lebih kecil disebabkan karena anion dihidrogen difosfat memiliki nilai energi afinitas yang lebih besar daripada asam fosfat sehingga lebih sulit untuk melepaskan ion H +, sehingga pKa yang terukur pada pH meter memiliki nilai yang lebih besar daripada pKa yang pertama. Konstanta disosiasi asam poliprotik memiliki nilai semakin kecil pada tingkat disosiasi asam yang semakin tinggi (dalam kasus asam fosfat yaitu konstanta disosiasi asam ketiga yang memiliki nilai konstanta disosiasi terkecil).

           

KESIMPULAN 1. Menentukan grafik dari titrasi asam basa



Grafik asam asetat

Grafik asam asetat 15 10 5 0 0



2

4

6

8

10

12

14

16

18

 Grafik asam oksalat 

Grafik asam oksalat 15 10 5 0 0



5

10

15

20

25

30

Grafik asam fosfat 

Grafik asam pospat 12 10 8 6 4 2 0 0

 

5

10

15

20

25

30

35

40



     Grafik asam borat

Grafik asam borat 15 10 5 0 0



5

10

15

20

25

 Grafik asam sitrat

Grafik asam sitrat 15 10 5 0 0

5

10

15

20

 2. Menentukan pka dan ka asam dari titrasi asam basa  Asam asetat  Pka : 4,4  Ka : 3,9810 X 10-5  Asam oksalat  Pka : 4,3  Ka : 5,0118 x10-5  Asam fosfat  Pka : 2,4 dan 6,8  Ka : 3,9810 x 10-3 dan 1,5848 x10-7  Asam borat  Pka : 7,8  Ka : 1,5848 x 10-8  Asam sitrat  Pka : 3,2

25

30

35

       

  

Ka

: 6,3095 x 10-4

DAFTAR PUSTAKA 1. Herawa, Susi. 2008. Teori Asam Basa. Bandung: ITB 2. Kennedy, J.H. 1990. Analytical Chemistry Principles, 2nd ed. New York : Saunders College Publishing 3. Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia. 4. Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press. 5. Tim Penyusun. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: Jurusan Kimia Unej 6. Utami, Sri. 2011. Teori Asam Basa. Surabaya: Unair 7. Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta 8. Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press: Jakarta 9. Anonim. 2015. Material Safety Data Sheets Asam Fosfat. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927593. Diakses tanggal 5 Oktober 2015 10. Anonim. 2015. Material Safety Data Sheets Natrium Hidroksida. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927593. Diakses tanggal 5 Oktober 2015 11. Annisa, Syabatani. 2009. Kimia Analitik Titrasi Potensiometri. https://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/titrasi-potensiometri/. Diakses tanggal 5 Oktober 2015 

Related Documents