Lahir Hidup Dan Lahir Mati (stillbirth)

  • Uploaded by: Esi Dimi Emaya
  • 0
  • 0
  • September 2022
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lahir Hidup Dan Lahir Mati (stillbirth) as PDF for free.

More details

  • Words: 881
  • Pages: 3
Loading documents preview...
STILLBIRTH Stillbirth atau kelahiran mati adalah kematian janin dalam uterus pada usia kandungan lebih dari 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram sebelum atau pada saat persalinan yang dibuktikan dengan tidak terdapatnya tanda-tanda kehidupan seperti denyut jantung, denyut tali pusat, dan gerakan otot janin. Lahir mati adalah peristiwa menghilangnya tandatanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi tersebut dilahirkan atau dikeluarkan dari rahim ibu. Dalam mortalitas, stillbirth tidak dihitung sebagai peristiwa mati karena keadaan mati tidak mungkin terjadi apabila tidak pernah ada kejadian hidup. Stillbirth memiliki istilah lain yaitu Intra Uterine Fetal Death (IUFD) (Utami et al., 2017). Intrauterine Fetal Death merupakan kematian perinatal. Menurut WHO dan The American College of Obstetricians and Gynecologist kematian janin (Intrauterine Fetal Death) adalah janin yang mati dalam rahim dengan berat badan 350 gram atau lebih atau kematian janin dalam rahim pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Secara garis besar terdapat tiga penyebab utama yang menjadi faktor risiko stillbirth yaitu faktor maternal, faktor fetal, dan faktor plasenta (Luqyana & Prabowo, 2017). Adapun beberapa faktor maternal yang dapat meningkatkan risiko kejadian stillbirth antara lain ialah usia ibu yang kurang dari 15 tahun dan lebih dari 35 tahun (<15 tahun dan >35 tahun), tingkat pendidikan ibu yang rendah, status pekerjaan ibu (ibu yang tidak bekerja), riwayat penyakit ibu seperti anemia dan hipertensi, paritas (primipara dan ≥3), tidak melakukan kunjungan antenatal care, dan terlambat dalam melakukan kunjulan antenatal care pertama (≥20 minggu) (Utami et al., 2017). Kemudian untuk faktor fetal misalnya karena adanya kecacatan dan atau tanpa adanya kromosom, infeksi, dan masalah pada tali pusar. Kelainan kromosom bertanggung jawab sebesar 15-20 persen dari semua kejadian bayi lahir mati. Bayi lahir mati juga dapat disebabkan karena adanya infeksi. Beberapa infeksi yang dapat menyebabkan bayi lahir mati adalah sitomegalovirus, rubella, infeksi saluran kencing fan saluran kelamin (seperti herpes genital), listeriosis (akibat keracunan makanan), sifilis dan toksoplasmosis. Kemudian, pada saat persalinan, terdapat kemungkinan bahwa tali pusar bayi yang keluar lebih dulu sebelum bayi keluar (prolaps tali pusar), sehingga menghalangi pasokan oksigen bayi sebelum bayi mampu bernapas sendiri. Tali pusar juga dapat terlilit di leher bayi sebelum persalinan, sehingga mengganggu pernapasan bayi. Dua kejadian yang melibatkan tali pusar ini dapat menyebabkan bayi lahir mati. Sedangkan faktor plasenta ialah adanya masalah pada plasenta yang menyebabkan sekitar 24 persen dari bayi lahir mati. Masalah pada plasenta ini mencakup pembekuan darah, peradangan, masalah

dengan pembuluh darah plasenta, abrupsio plasenta (plasenta memisah terlalu dini dari dinding rahim sebelum waktunya), dan kondisi lainnya yang berkaitan dengan plasenta. Wanita yang merokok selama kehamilan lebih mungkin untuk mengalami abrupsio plasenta dibandingkan wanita yang tidak merokok (Luqyana & Prabowo, 2017). Kejadian stillbirth atau lahir mati pada bayi adalah kejadian keluarnya janin dari rahim ibu tanpa adanya tanda kehidupan sesudah umur kehamilan mencapai 28 minggu atau lebih. Angka kejadian lahir mati atau stillbirth disebut dengan Angka Lahir Mati (Stillbirth Rate). Adapun rumus Angka Lahir Mati ialah sebagai berikut (Pangemanan & Kasim, n.d.) : Jumlah bayi lahir mati dalam satu tahun x 1000 Jumlah kelahiran hidup +mati periode yang sama Sebanyak 2,6 juta janin meninggal di dalam rahim pada tahun 2015. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa setiap hari lebih dari 7.200 bayi lahir mati. Sebagian besar di antaranya 98% terjadi di negara-negara berpendapatan rendah hingga sedang. The every newborn action plan (ENAP) yang disusun atas kerjasama antara WHO dan UNICEF telah menetapkan target stillbirth rate (SBR) untuk tingkat dunia yaitu 12 per 1000 kelahiran atau kurang pada 2030. SBR Indonesia berada pada rentang 10 – 20 per 1000 kelahiran total (Utami et al., 2017). Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia menurut Kemenkes (2016) sebesar 19/1000 kelahiran. Kasus bayi lahir mati di Jawa Barat yang dilaporkan yaitu sebesar 3,097 kematian dari 935,003 kelahiran, namun angka lahir mati (dilaporkan) tersebut belum tentu menggambarkan angka lahir mati yang sebenarnya (Putri & Ningrum, 2019). Berdasarkan Perpres No. 96 Tahun 2018 sebagai dasar hukum Surat Keterangan Lahir Mati terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai lahir mati atau stillbirth yaitu setiap lahir mati wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 hari sejak lahir mati, instansi pelaksana  menerbitkan Surat Keterangan Lahir Mati, dan proses penerbitan Surat Keterangan Lahir mati pada Instansi Pelaksana (Disdukpil) paling lambat 14 (empat belas) hari. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan Surat Keterangan Lahir Mati yaitu Keterangan Lahir-Mati dari dokter/ bidan /penolong kelahiran, KK dan KTP orang tua, Surat Pernyataan apabila tidak terdapat Keterangan LahirMati dari dokter/ bidan /penolong kelahiran, dan foto copy KTP 2 (dua) orang saksi (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak, n.d.)

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak. (n.d.). Lahir Mati. Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak. Luqyana, S. D., & Prabowo, A. Y. (2017). Intrauterine Fetal Death : Usia Maternal sebagai Salah Satu Faktor Risiko Intrauterine Fetal Death : Maternal Age as One of The Risk Factors. Medula, 7, 25–29. Pangemanan, D., & Kasim, F. (n.d.). BAB X STATISTIK VITAL (pp. 131–158). Maranatha Repository System Universitas Kristen Maranatha. http://repository.maranatha.edu/2522/11/Metlit BAB X.pdf Putri, S. M., & Ningrum, W. M. (2019). Gambaran Penyebab Bayi Lahir Mati (Stillbirth) Pada Proses Persalinan. Journal of Midwifery and Public Health, 1(1), 37. https://doi.org/10.25157/jmph.v1i1.2003 Utami, N. R., Nugroho, D., Dharmawan, Y., & Winarni, S. (2017). Hubungan Beberapa Faktor Ibu Dengan Kejadian Kelahiran Mati (Stillbirths) Di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(4), 223–230.

Related Documents