Laporan Akhir Pemuliaan Tanaman

  • Uploaded by: Nopita Sari
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Akhir Pemuliaan Tanaman as PDF for free.

More details

  • Words: 6,292
  • Pages: 33
Loading documents preview...
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN "Persilangan Buatan pada Tanaman Jagung (Zea Mays) dan Kedelai (Glycine max (L.) Merr)

OLEH

NOPITA SARI D1A012072 AGRONOMI H

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Prospek usaha tani jagung dan kedelai cukup cerah bila dikelola secara intensif dan komersial kepada agrobisnis. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan. Produksi dan kualitas jagung dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi mutakhir (modern) yang disesuaikan dengan agroekologi setempat. Rendahnya hasil rata-rata jagung nasional, anatara lain disebabkan belum meluasnya penanaman varietas - varietas unggul dan belum memperhatikan penggunaan benih berkualitas ditingkat petani, dan disamping itu, pengelolaan tanaman dilingkungan budidaya tanaman jagung, misalnya teknik bercocok tanam, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, belum sesuai dengan paket teknologi maju yang berkembang di lapangan atau teknologi penelitian para pakar dibidangnya, hal inilah yang menjadi latar belakang usaha dalam upaya peningkatan produksi pertanian khususnya pertanian jagung di Indonesia. Pada dasarnya tanaman penyerbuk silang adalah heterozigot dan heterogenus. Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda. Karena keragaman genetis yang umumnya cukup besar dibanding dengan tanaman penyerbuk sendiri dalam menentukan kriteria seleksi diutamakan pada sifat ekonomis yang terpenting dulu, tanpa dicampur aduk dengan sifat – sifat lain yang kurang urgensinya. Pengertian yang bertalian dengan keseimbangan Hardy-Weinberg pengertian mengenai silang dalam, macam – macam gen dan sebagainya sangat membantu memahami sifat – sifat tanaman penyerbuk silang dan metode – metode seleksinya. Varietas unggul didapat melalui beberapa metode pemuliaan tanaman. Metode pemuliaan ini sangat ditentukan oleh sistem penyerbukan ataupun cara perkembang biakan tanman. Metode untuk tanman menyerbuk sendiri berbeda dengan metode untuk tanaman menyerbuk silang. Metode yang dikembangkan secara seksual berbeda dengan

yang dikembangkan secara aseksual. Beberapa metode pemuliaan tanaman yang diketahui yaitu introduksi, seleksi dan hibridisasi dilanjutkan seleksi. Metode pemuliaan tanaman ini punya manfaat yang sangat penting bagi perakitan varietas. Hibridisasi merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman dimana bertujuan memperoleh kombinasi genetik yang diinginkan melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipenya. Diharapkan setelah adanya hibridisasi dapat menghasilkan kombinasi baru genetika dari tanaman tetua yang diharapkan sifat unggulnya harapkan sifat unggulnya. Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan, karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya. Misalnya, suatu genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen. Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari ke kepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang menmyerbuk silang (cross polination crop).

1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum pemuliaan tanaman ini adalah : 1. Agar mahasiswa mengetahui cara penyerbukan selfing juga crossing pada tanaman jagung dan kedelai 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui hasil dari penyerbukan jagung dan kedelai dengan varietas yang berbeda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Jagung dan Kedelai Klasifikasi tanaman jagung Kerajaan

: Plantae

Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Poales

Familia

: Poaceae

Genus

: Zea

Spesies

: Zea mays L.

Jagung termasuk tanaman berumah satu, dimana bunga jantan dan bunga betina terpisah tetapi terdapat pada satu tanaman. Malai merupakan rangkaian bunga jantan yang terletak pada ujung batang. Malai bercabang-cabang, pada tiap cabang terdapat deretan spikelet yang masing-masing terdiri dari sepasang bunga jantan. Tiap bunga jantan mempunyai 3 kepala sari (anther), masing-masing menghasilkan tepung sari sampai 12 juta butir. Tepung sari sangat lembut dan ringan sehingga mudah tersebar oleh angin. Penyebaran tepung sari biasanya sejauh 6-15 m tetapi dapat mencapai 800 m. Tongkol muda yang biasanya tumbuh pada ruas batang ke-6 sampai ke-8 dari pangkal, merupakan rangkaian bunga betina. Pada janggung muda tersusun pasanganpasangan bunga betina, tetapi hanya bunga disebelah atas dari masing-masing pasangan yang terus hidup. Rambut jagung adalah putik yang ujungnya bercabang dan penuh dengan bulu halus. Bulu halus jumlahnya semakin berkurang mendekati pangkal. Untuk pembuahan, tepung sari tumbuh kedalam putik melalui bulu tersebut. Satu tongkol hanya memerlukan paling banyak 800 - 1000 tepung sari. Bunga jantan masak lebih dulu daripada bunga betina (protandri). Pada umumnya tepung sari mulai menyebar 1-3 hari sebelum rambut keluar dari kelobot yang menutup.

Jagung adalah tanaman menyerbuk secara silang. Penyerbukan terjadi terutama oleh bantuan angin. Dilapang terjadi 97 % atau lebih penyerbukan silang antara tanaman satu dengan yang lain. Daun jagung tumbuh melekat pada buku-buku batang, struktur daun terdiri atas tiga bagian yaitu kelopak daun, lidah daun(ligula) dan helaian mdaun. Mbagian permukaan daun berbulu, dan terdiri dari sel-sel bulifor. Jumlah helaian daun bervariasi antar 8-48 helaian. Bunga jantan matang terlebih dahulu 1-2 hari dari pada bunga betian. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. B iji jagung mempunyai bentuk , warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung jenisnya. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seedcoat), endosperm, dan embrio (Hasym,2007). Faktor-faktor yang paling penting dalam penanaman jagung antara lain sinar matahari, air, hujan dan angin. Air yang memadai di daerah areal sekitar pertanian yang cukup akan membantu biji, bunga, dan buah dalam proses pertumbuhan dan disertai hujan yang relative optiamal. Keberadaan angin juga sangat penting didalam membantu penyerbukan. Temperature untuk jagung berkisar antara 23-27 0C (Allard, 1992). Tanaman jagung dapat hidup dengan pH berkisar antara 5,5-7,0. keasaman tanah sangat erat didalam pembentukan biji, buah serta pertumbuhan tanaman. Jenis tanah yang baik untuk jagung berupa tanah yang gembur dan remah-reamah. Tekstur tanah seperti lempung berdebu atau berpasir. Disisni juga diperlukan aerase yang baik untuk meningkatkan peredaran udar didalam tanah(Rukmana,1997). Untuk tanaman jagung kemirigan tanah optimum adalah 5-8 %. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat rendah. Pada daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 % kurang sesuai untuk penanaman jagung (Warisno, 1998). Klasifikasi tanaman kedelai yaitu : Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tanaman berpembuluh) Super divisi

: Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua)

Sub kelas

: Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus

: Glycine

Spesies

: Glycine max (L.) Merr Jarak tanam mempengaruhi lingkungan fisik baik langsung maupun tidak

langsung melalui persaingan antar tanaman dalam memanfaatkan faktor tumbuh. Jarak tanaman yang tepat tajuk tanaman akan segera menutup yang secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan gulma sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik yang akhirnya dapat memberikan hasil yang tinggi (Bunting, 1973)

2.2 Hibridisasi Hibridisasi ialah perkawinan antara berbagai spesies, suku, ras atau varietas tumbuhan yang bertujuan memperoleh organisme yang diinginkan. Tujuan hibridisasi untuk menambah keragaman genetik melalui proses pengkombinasian genetik dari tetua yang berbeda genotipnya. Dari tujuan tersebut dapat diketahui bahwa hibridisasi memiliki peranan penting dalam pemuliaan tanaman, terutama dalam memperluas keragaman genetic (Purnamasari, 2012) Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Kriteria klasifikasi yang dipergunakan hanya berdasarkan tingkat penyerbkan sendiri dan penyerbukan silang. Polonasi sendiri sudah barang tentu hanya merupakan salah satu system perbanyakan tanaman dan hanya sebagai salah satu jalan dimana populasi dapat dikawinkan. Didalam group penyerbukan silang jumlah persilangan dari luar adalah sangat penting karena ia memepengaruhi dalam kontaminasi stok pemuliaan. Ada perbedaan yang besar antara jumlah persilangan dengan luar didalam species dari suatu kelompok. Jumlah persilangan dari varietas yang diberikan juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang berubah (Allard, 1998). Terjadinya penyerbukan silang disebabkan oleh : a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri b. Perbedaan periode matang serbuk sari dan kepala putik c. Sterilitas dan inkompabilitas d. Adanya bunga monocious dan diocious

Metode pemuliaan tanaman menyerbuk silang sedikit berbeda dengan tanaman menyerbuk sendiri karena pada tanaman menyerbuk silang, dalam populasi alami terdapat individu-individu yang secara genetik heterozigot untuk kebanyakan lokus. Secara genotipe juga berbeda dari satu individu ke individu lainnya, sehingga keragaman genetik dalam populasi sangat besar. Fenomena lain yang dimanfaatkan dalam tanaman menyerbuk silang adalah ketegaran hibrida atau heterosis. Heterosis didefinisikan sebagai meningkatnya ketegaran (vigor) dan besaran F1 melebihi kedua tetuanya. Sebaliknya bila diserbuk sendiri akan terjadi tekanan inbreeding. Beberapa metode yang populer pada tanaman menyerbuk silang misalnya pembentukan varietas hibrida, seleksi massa, seleksi daur ulang, dan dilanjutkan dengan pembentukan varietas bersari bebas atau varietas sintetik. Untuk tanaman yang membiak secara vegetaif dapat dilakukan seleksi klon, hibridisasi yang dilanjutkan dengan seleksi klon. Cara ini dapat digunakan juga untuk pemuliaan tanaman tahunan yang biasa dibiakan secara vegetative (Lubis,2013). Metode penting yang sesuai dengan penyerbukan silang antara lain : 1. Seleksi massal Seleksi ini merupakan cara yang penting dalam pengembanan macam-macam varietas yang disilangkan. Dalam seleksi ini jumlah yang dipilih banyak untuk memperbanyak generasi berikutnya. 2. Pemuliaan persilangan kembali Metode ini digunakan dengan spesies persilangan luar yang nilainya sama baiknya dengan spesies yang berpolinasi sendiri. 3. Hibridisasi dari galur yang dikawinkan Varietas hibrida tergantung dari keunggulan keragaman yang mencirikan dihibrid F1 diantara genotipe tertentu. Tipe genotipe yang disilangkan melahirkan galur-galur, klon, strain, dan varietas. 4. Seleksi berulang Seleksi diulang, genotipe yang diinginkan dipilih dari genotipe ini atau turunan sejenisnya disilangkan dengan luar semua kombinasi yang menghasilkan populasi untuk disilangkan. 5. Pengembangan varietas buatan (Allard, 1998).

Jagung adalah tipe monocious, staminate terdapat diujung batang dan pistilate pada batang. Serbuk sari mudah diterbangkan angin sehingga penyerbukan lebih dominan meskipun penyerbukan sendiri bisa terjadi 5% atau lebih. Ada perbedaan besar dalam hal penyerbukan pengontrolan polinasi silang dan juga kemudahan pengontrolan polinasi silang oleh pemulia tanaman. Beberapa spesies mempunyai sifat tidak serasi dan dapat dikawinkan tanpa adanya kesulitan terhadap sifat yang tidak cocok (Tjitrosoepomo,2000).

2.3 Teknik persilangan pada kedelai Kedelai merupakan tanaman semusim yang sering dibudidayakan petani selain tanaman padi. Seperti tanaman pada umumnya kedelai akan berbunga ketika memasuki masa generatifnya (kira-kira 40 HST). Bunga akan muncul pada ketiak daun secara bergerombol hingga 3-5 bunga. Dalam satu gerombol ini bunga mekar tidak serempak. Tanaman kedelai ini merupakan tanaman menyerbuk sendiri (autogami) yang memiliki bunga sempurna (hermaprhodit/banci) karena putik dan benangsari terletak dalam satu bunga. Bunga kedelai berbentuk kupu-kupu dengan 3 mahkota yang menutupi alat kelamin secara sempurna (oleh sebab itu dinyatakan bahwa tanaman kedelai merupakan penyerbuk sendiri). Bunga kedelai berukuran sekitar 5-8mm ketika membuka penuh. Warna mahkota bervariasi ada yang ungu ataupun putih tergantung dari varietas yang ditanam. Putik bunga sangat kecil berukuran sekitar 3 mm dan berbentuk menyerupai calon polong. Setelah pembuahan terjadi putik tidak akan gugur dan berkembang menjadi polong kedelai. Benangsari bunga kedelai juga berukuran sangat kecil. Tangkai benangsari menyatu dan membentuk suatu selaput tipis yang menutupi/mengelilingi putik. Selaput ini mendukung benangsari diatasnya. Bunga ini akan mulai membuka pada pukul 05.00 pagi. Penyerbukan alami akan terjadi pada saat serbuk sari matang yaitu pada saat bunga mekar sempurna (06.0010.00). Pada saat itulah hendaknya penyerbukan/persilangan tanaman dilakukan. Letak anther pada bunga kedelai lebih panjang daripada stigma (disebut juga dengan heteromorfik). Namun demikian, bunga kedelai anther (benangsari) dan stigma (putik) memiliki panjang yang berbeda (heteromorfik). Letak kelopak bunga dan benangsari sejajar sehingga terkadang menjadi penghalang persilangan yang akan dilakukan.

2.4 Tahap Persilangan Kedelai Alat yang harus dipersiapkan untuk menyilangkan bunga adalah pinset, benang plastik penutup putik dan label. Secara umum proses persilangan bunga kedelai sama dengan teknik persilangan biasa. 1. Pemilihan Bunga Sebagai Induk Betina Satu hal yang harus diketahui bersama adalah tanaman kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri sehigga tanpa penyerbukan bantuan, secara alami bunga akan terserbuki. Bunga yang dipilih pada adalah bunga yag masih kuncup sehingga dapat diyakini putik bunga belum terserbuki. 2. Kastrasi Kastrasi dilakukan untuk menghindari penyerbukan sendiri (selfing). Kastrasi dilakukan dengan mengambil seluruh perhiasan bunga dan tentu saja alat kelamin jantan (benangsari). Kastrasi pada bunga kedelai cukup sulit dilakukan karena bunga berukuran kecil (sekitar 5-7mm ketika mekar sempurna) juga karena tangkai benangsari yang saling melekat dan membentuk seludang (selaput) menutupi putik. Untuk membuka seludang benangsari gunakanlah pinset dan goyangkan perlahan2 hingga seludang terbuka, kemudian cabutlah seludang tersebut maka benangsari akan tercabut. Pada proses ini lakukanlah dengan hati-hati karena dikhawatirkan putik akan terluka dan akhirnya tidak fertile lagi. 3. Penyerbukan Untuk mempermudah penyerbukan maka ambillah sekuntum bunga dari varietas lain, periksa benangsarinya apakah masih dalam keadaan segar. kemudian oleskan pada bunga yang sudah dikastrasi. 4. Pembuangan bunga Dalam satu dompol terdapat cukup banyak bunga. untuk mempermudah pengamatan maka bunga dalam dompol yang sama segera dibuang dengan cara menggunting bunga tersebut. hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam pengamatan polong. 5. Pelabelan Jangan lupa melakukan pelabelan agar persilangan mudah diamati. Jika persilangan berhasil maka setelah tiga hari putik akan membentuk polong.

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan persilangan pada kedelai tidak berhasil: a) Pengetahuan tentang Organ Reproduksi dan Tipe Penyerbukan. Untuk dapat melakukan penyerbukan silang secara buatan, hal yang paling mendasar dan yang paling penting diketahui adalah organ reproduksi dan tipe penyerbukan. Dengan mengetahui organ reproduksi, kita dapat menduga tipe penyerbukannya, apakah tanaman tersebut menyerbuk silang atau menyerbuk sendiri. Tanaman menyerbuk silang dicirikan oleh struktur bunga sebagai berikut : a) Secara morfologi, bunganya mempunyai struktur tertentu. b) Waktu antesis dan reseptif berbeda. c) Inkompatibilitas atau ketidaksesuaian alat kelamin. d) Adanya bunga monoecious dan dioecious. b) Cuaca Saat Penyerbukan Cuaca sangat besar peranannya dalam menentukan keberhasilan persilangan buatan. Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Demikian pula jika ada angin kencang dan hujan yang terlalu lebat. c) Pelaksana Pemulia yang melaksanakan hibridisasi harus dengan serius dan bersungguhsungguh dalam melakukan hibridisasi, karena jika pemulia ceroboh maka hibridisasi akan gagal. Di samping itu ada faktor faktor lain yang juga perlu di perhatikan yaitu: a. Gangguan mekanis terhadap penyerbukan sendiri. b. Perbedaan periode matang sebuk sari dan kepala putik. c. Sterilitas dan inkompatibilitas d. Adanya bunga monocious dan diocious o Kedelai Varietas Edamame Merupakan kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan kedelai biasa. Berat Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus bijinya. Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau. Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil dalam bentuk edamame rebus. Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus,

pastry edamame, keripik edamame dan lainya. Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging. Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi. Varietas yang banyak dibudidayakan antara lain Ryoko, Taiso, Surumidori dan Surunoko. Ryoko merupakan varietas yang paling banyak dibudidayakan karena polongnya lebih besar, rasanya lebih manis dan bulu halus pada polongnya lebih sedikit. Edamame meliliki peluang yang bagus, prospek pasarnya masih terbuka lebar. Harga Edamame juga relatif baik , harganya berkisar antara Rp. 7.500 – Rp. 9.500 per kilogram untuk Edamame segar. Pembudidaya edamame ini masih relatif sedikit, sedangkan kebutuhan pasarnya besar. Selain untuk konsumsi di dalam negeri, Edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang. Kebutuhan di dalam negeri kurang lebih 700 ton per tahun, sedangkan untuk ekspor ke Jepang diperkirakan mencapai 40 kontainer per bulan sedangkan kemampuan pasokan kita baru mencapai 4 kontainer per bulan. Syarat Tumbuh Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl), suhu berkisar 26 – 30 ° C, dengan penyinaran matahari penuh. Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral. o Jagung Varietas Provit A Jagung Provit-A mempunyai kandungan vitamin A (beta carotene) tinggi berkisar 8-15 µg/g, lebih tinggi dibanding jagung biasa (non Provit-A) yang hanya mengandung beta carotene 1,0 µg/g. Beta carotene bermanfaat untuk pertumbuhan badan, mencegah kebutaan dini dan meningkatkan nafsu makan pada anak balita. Materi genetik jagung provit A telah tersedia di Balitseral introduksi asal CIMMYT dan plasma nutfah yang diperoleh dari sejumlah wilayah sentra jagung diantaranya Sulteng. Materi genetik telah digalurkan dan dimurnikan di KP. Maros sampai generasi S3 termasuk asal introduksi. Dalam hal ini Balitsereal sudah merilis dua varietas bersari bebas jagung Provit-A pada tahun 2011 yaitu varietas jagung ProvitA1 dan Provit-A2 dengan potensi hasil 6-7 t/ha. Hal ini disampaikan oleh

Jamaluddin, SP dan Nining Nurini Andayani, SP pada seminar dua mingguan Balitsereal pada hari Senin, 15 April 2015 di auditorium Balitsereal.

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan mulai tanggal 8 April 2015 sampai 16 Juni 2015 bertempat di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam hibridisasi kedelai adalah pinset, benang berwarna, label dan pensil. Sementara untuk hibridisasi jagung antara lain kantong penutup tasel ukuran 5.75 × 4.25 × 14 (Lawson bag No.402), kantong penutup tongkol ukuran 2 × 1 × 7 (Lawson bag No.217), spidol permanen, staples, pisau, pensil dan label. Bahan - bahan yang digunakan dalam hibridisasi yaitu benih kedelai varietas Argomulyo, Anjasmoro, Edamame dan benih jagung varietas Sukmaraga, Lamuru dan Provit A.

3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu ; 1. Membersihkan lahan dari semak belukar 2. Setiap kelompok membuat 2 bedengan dengan ukuran 1,5 x 2 m sehingga diperoleh 12 bedengan (6 untuk tanaman jagung dan 6 untuk tanaman kedelai) 3. Memberikan pupuk kandang sebanyak 20 kg ke setiap bedengan 4. Menanam benih kedelai dengan jarak tanam 25 x 40 cm sehingga dalam satu bedengan diperoleh 30 tanaman dan jarak tanam jagung 20 x 75 cm sehingga diperoleh 10 tanaman per bedengan. Dimana setiap lubang ditanami masing-masing 2 benih.

5. Menyulam tanaman kedelai dan jagung yang tidak tumbuh 6. Memberikan pupuk Urea sebanyak 2 gr ke masing-masing lubang tanam 2 minggu setelah benih ditanam 7. Memberikan pupuk NPK sebanyak 2 gr ke masing-masing lubang tanam 4 minggu setelah benih ditanam 6. Membersihkan gulma yang tumbuh di bedengan 7. Merempel tanaman kedelai dan jagung sehingga setiap lubang hanya terdapat satu tanaman 8. Melakukan persilangan 

Metode Persilangan Buatan Pada Kedelai Persilangan dilakukan pada varietas yang berbeda, dengan tanaman pada

masing-masing petakan praktikan sebagai tetua betina. Tetua jantan adalah tanaman dari petakan lain dengan varietas yang berbeda. Pada setiap buku sebaiknya hanya 2 bunga saja yang disilangkan, sisanya dibuang. Kuncup bunga yang akan dikastari dipegang pangkalnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri. Ujung daun kelopak kemudian dijepit dengan pinset yang dipegang dengan kanan, kemudian ditarik kebawah ke arah samping, dengan cara ini seluruh daun kelopak akan terambil dengan 2-3 kali tarikan. Setelah daun kelopak terbuang, mahkota bunga dijepit pada sekitar ¼ bagian dari ujung atas, kemudian dengan hati-hati dicabut sambil digoyang-goyangkan. Kepala sari dibuang dengan menggunakan pinset yang runcing. Serbuk sari diambil dari bunga tetua jantan yang sedang mekar dan tampak segar, biasanya ditandai dengan warnanya yang cerah. Bunga-bunga tersebut diambil dengan menggunakan pinset dan dikumpulkan dalam cawan petri. Mahkota bunga dibuka dan dicabut dengan pinset, kemudian benang sari diambil dengan cara menjepit dan mencabut tangkai sarinya. Pada tanaman tetua betina diberikan label yang menyatakan kombinasi persilangan. Polong hasil persilangan dipanen saat telah matang dan kering dengan kadar air sekitar 20%. Persilangan dilakukan pada saat tanaman mulai berbunga (3050 HST), sampai bunga habis. Persilangan dilakukan setiap hari (kecuali hujan) mulai pukul 08.00-11.00 WIB. 

Metode Persilangan Buatan Pada Jagung

Penyerbukan dilakukan antara tanaman jagung yang berbeda varietas (crossing) atau antara bunga jantan dan betina pada varietas yang sama (selfing). Pilih bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki sebelum rambut pada ujung tongkol keluar, tongkol dibungkus dengan kantong kertas yang sudah disiapkan. Penutupan bunga betina dilakukan setiap hari. Pilih tanaman yang akan dipakai sebagai pejantan (sumber serbuk sari) dengan tanda-tanda bunga jantan sudah mekar, kemudian bungkus bunga jantan tersebut sampai rapat dengan kantong kertas, jangan sampai serbuk sari jatuh beterbangan. Setelah satu atau dua hari bunga jantan tersebut telah siap untuk disilangkan. Untuk memastikan diperolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang terbungkus tersebut. Apabila bunga betina yang dipilih telah siap diserbuki, yaitu pada tongkol yang telah keluar rambut diujungnya, maka persilangan telah siap dilaksanakan. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke bunga betina (putik) dengan meletakkan serbuk sari pada rambut tongkol. Tongkol yang telah diserbuki ditutup kembali dengan kantong kertas yang digunakan untuk menutup tasel (bunga jantan). Tulis dan gantungkan label persilangan pada tongkol tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Praktikum

No.

Gambar

Keterangan

1. Tanaman jagung yang berumur 2 minggu

2. Tanaman jagung yang berumur 3 minggu

3. Penyungkupan bunga jantan varietas Sukmaraga

4. Penyungkupan bunga betina varietas Sukmaraga

5. Jagung yang sudah mulai muncul rambutnya dimana jagung ini sudah tidak dapat dilakukan penyilangan buatan

6. Persilangan buatan antara varietas Sukmaraga X Provit A

7. Hasil selfing varietas Sukmaraga

8. Persilangan (crossing) varietas Provit A X Lamuru

9. Hasil persilangan sendiri varietas Sukmaraga X Provit A

10. Hasil persilangan antara varietas Sukmaraga X Provit A

11. Hasil persilangan antara varietas Provit A X Lamuru

Persilangan pada Kedelai

No.

Gambar

Keterangan

1. Bunga betina yang sudah dapat dilakukan persilangan

2. Bunga jantan digunakan dalam persilangan

3. Proses persilangan sendiri antara varietas Anjasmoro X Anjasmoro

4. Hasil persilangan antara varietas Anjasmoro X Anjasmoro

5. Hasil persilangan antara varietas Anjasmoro X Edamame

6. Hasil persillangan antara varietas Anjasmoro X Argomulyo

7. Hasil persilngan antara varietas Anjasmoro X Anjasmoro

4.2 Pembahasan Persilangan Jagung Usaha perbaikan kualitas produk dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan. Hal ini juga yang menjadi alasan dalam persilangan jagung. Dengan adanya persilangan, diharapkan tanaman jagung hasil persilangan memiliki kualitas yang lebih bagus, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Persilangan tanaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperoleh keturunan yang bervariasi. Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi persilangan sendiri (selfing) dan pembastaran (crossing). Selfing adalah persilangan yang dilakukan terhadap tanaman itu sendiri. Artinya, tidak ada perbedaan antara genotipe kedua tanaman yang disilangkan. Sedangkan crossing atau pembastaran adalah persilangan antara dua individu yang berbeda karakter atau genotipnya. Tujuan melakukan persilangan adalah untuk menggabungkan semua sifat baik ke dalam satu genotipe baru, memperluas keragaman genetic, dan menguji potensi tetua (uji turunan). Pada praktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung (Zea mays). Tanaman jagung dipilih karena penyerbukan buatan yang dapat dilakukan relative mudah. Selain itu periode tumbuh atau masa tanam jagung juga tidak terlalu lama, sekitar dua bulan. Pada praktikum kondisi lapang pada saat melakukan penyerbukan silang adalah cukup mendukung karena cuaca pada saat hendak melakukan penyerbukan silang baik sekali dan suhu pada saat itu tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah kira kira 20-25 dan hal ini merupakan suhu yang optimum dan bagus untuk melakukan penyerbukan silang. Karena pada pelaksanaan hibridisasi tanamana menyerbuk silang jika suhunya tinggi maka akan mengakibatkan proses penyerbukannya menjadi gagal karena bunganya akan rontok. Ketika menyilangkan tanaman ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pemilihan tetua dalam hubungannya dengan tujuan dilakukannya persilangan, pengetahuan tentang morfologi dan metode reproduksi tanaman, waktu tanaman bunga (waktu bunga mekar/tanaman berbunga), dan keadaan cuaca saat penyerbukan. Tetua dipilih sesuai dengan persilangan yang akan dilakukan. Pemilihan bunga dalam persilangan tanaman juga penting. Bunga yang akan berperan sebagai betina maupun jantan harus sudah mencapai tahap siap kawin (siap dilakukan penyerbukan) pada saat yang bersamaan. Bunga betina yang akan diserbuki harus belum terkontaminasi oleh serbuk sari yang lain (masih steril). Pada tanaman jagung yang akan digunakan untuk persilangan, bunga betina di bungkus menggunakan kantong kertas untuk mencegah tongkol terkontaminasi (terserbuki) oleh serbuk sari malai lain. Begitu juga dengan malai atau bunga jantan yang belum pecah dibungkus menggunakan kantong kertas agar nantinya ketika malai sudah siap menyerbuki, serbuk sarinya dapat tertampung di kantong kertas tersebut. Keadaan cuaca saat penyerbukan juga penting, apabila

penyerbukan dilakukan pada saat kecepatan angin cukup kencang maka dimungkinkan akan banyak serbuk sari yang hilang terbawa angin, sehingga penyerbukan tidak terjadi secara maksimal. Sedangkan kendala kendala yang ditemui pada saat melakukan hibridisasi tanaman menyebuk silang adalah sedikitnya tongkol tongkol (bunga betina) yang mempunyai rambut pendek yang akan dilakukan proses penyerbukan. Karena syarat yang tepat dan sesuai untuk penyerbukan tanaman silang pada jagung adalah tongkol tersebut mempunyai rambut yang masih pendek atau belum muncul rambut ketika dilakukan penyungkupan. Keberhasilan suatu persilangan buatan dapat dilihat kira-kira satu sampai dua minggu setelah dilakukan penyerbukan. Jika calon buah mulai membesar dan tidak rontok maka kemungkinan telah terjadi pembuahan. Sebaliknya, jika calon buah tidak membesar atau rontok maka kemungkinan telah terjadi kegagalan pembuahan. Tanaman yang menyerbuk silang terjadi dengan jatuhnya tepung sari pada rambut lebih kurang 95% dari bakal biji terjadi karena penyerbukan. Sedangkan hanya 5% terjadi karena penyerbukan sendiri, karena jagung merupakan tanaman berumah satu. Teknik hibridisasi atau penyerbukan silang buatan adalah teknik yang dimaksudkan untuk menggabungkan sifat-sifat baik yang dimiliki oleh induk jantan dan induk betina, dengan harapan akan diperoleh keturunan yang memiliki gabungan dari sifat-sifat baik tersebut. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah kastrasi yaitu pengebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.

Berdasarkan praktikum ini hasil yang diperoleh pada persilangan Sukmaraga x Sukmaraga dihasilkan biji warna kuning tua. Persilangan Crossing varietas Provit A x Lamuru dihasilkan biji yang berwarna kuning pucat. Pada persilangan Crossing Sukmaraga x Provit A menghasilkan biji berwarna kuning kehijuaan. Hasil persilangan ini menunjukkan bahwa persilangan tersebut cukup berhasil karena betina tidak terbuahi oleh serbuk sari dari jagung lain. Namun ada beberapa persilangan yang gagal karena adanya gangguan hama besar berupa monyet yang merusak tanaman dan memakan jagung hasil persilangan.

Pada percobaan ini dilakukan penyerbukan jagung yang dilakukan oleh manusia, di alam pada umumnya dibantu oleh angin. Jagung termasuk tanaman berputik tunggal, dimana benang sari dan putik berada dalam satu tanaman namun berbeda bunga. Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan persilangan adalah waktu dan proses penyerbukan yang dilakukan. Waktu yang optimal untuk melakukan proses penyerbukan pada tanaman jagung adalah pada pagi hari yaitu antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. Faktor lainnya adalah proses penyerbukan, setelah serbuk sari jagung hibrida kuning diserbukkan ke jagung manis harus segera ditutup rapat dengan sungkup untuk melindungi jagung betina agar serbuk sari dari tanaman jagung lain tidak dapat mengenai putik jagung betina tersebut. Selain itu untuk menghindari adanya kemungkinan pencucian Faktor biji kerut selain disebabkan oleh faktor genetik, kemungkinan besar bisa saja terjadi bila jagung terlalu lama dipanen.adapun beberapa gangguan dari faktor luar seperti adanya serangga vektor penyakit, ulat yang memakan biji jagung sehingga tongkol kosong. Dalam praktikum ini, hasil yang didapat menunjukkan keberhasilan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya prosentase jumlah biji jagung yang dihasilkan. Keberhasilan ini dapat ditunjang dengan adanya cuaca yang tidak banyak hujan, walau ditengah-tengah masa setelah penyerbukan terjadi hujan lebat, tetapi hasil yang didapat dapat sesuai dengan harapan. Dan apabila terjadi kegagalan, hal ini dapat diakibatkan adanya hujan yang terlalu lebat yang mengakibatkan suasana menjadi lembab dan seringnya terserang hama dan penyakit sehingga mudah busuk. Selain itu, pada saat penyerbukan tanpa diketahui praktikan, tongkol yang akan diserbuki sudah diserbuki terdahulu oleh serbuk sari dari jantan lain melalui perantara angin. Dan juga adanya kematangan yang tidak bersamaan antara malai dan tongkol pada satu pohon jagung, sehingga waktu penyerbukan menjadi lama tertunda. Begitu pula dengan gangguan dari hama monyet yang menyerang tongkol jagung yang masih muda sehingga jagung tidak dapat dipanen. Persilangan Tanaman Kedela Persilangan kedelai (persilangan sendiri) Dari hasil persilangan yang kami lakukan pada tanaman kedelai, ternyata persen

keberhasilan cukup besar yaitu sekitar 25%. Hal ini didapatkan setelah

panen tanaman kedelai dilakukan. Sebenarnya untuk mencapai keberhasilan

demikian besar cukup sulit dalam melakukan penyerbukan sebab tanaman kedelai memiliki struktur bunga yang kecil. Sehingga untuk melakukan penyerbukan sangat dibutuhkan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Hasil persilangan tersebut kemungkinan tidak 100% dihasilkan dari persilangan silang. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan penerimaan informasi, yaitu bunga yang kami silangkan ternyata telah hampir mekar sehingga kemungkinan ada serbuk sari yang sudah jatuh pada stigma dan telah terjadi pembuahan. Namun tidak semua hasil silang tersebut berasal dari bunga yang hampir mekar, namun ada juga bunga yang disilangkan tersebut berasal dari bunga yang disilangkan sewaktu kuncup dan hampir mekar. Sebenarnya cukup banyak bunga yang kami silangkan namun dari sebanyak itu hanya 9 bunga yang jadi dan sisanya tidak jadi, memang pada awalnya bunga itu telah hampir jadi pentil/buah polong. Namun setelah beberapa hari kemudian bakal polong tersebut tidak berhasil menjadi polong melainkan gugur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung misalnya pada saat persilangan ada banyak turun hujan, akibatnya banyak pentil/polong kedelai yang gugur karena kadar air yang banyak, kemungkinan ada juga pengaruh penyakit, sebab pada saat persilangan ada juga miselia-miselia jamur. Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, karena pada saat itu kondisi cuaca mudah berubah-ubah. Ada kegagalan yang begitu besar dari penyerbukan silang ini, mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh tingkat ketelitian oleh pemulia sendiri, sebab struktur bunga yang begitu kecil dan kondisi lingkungan yang tidak stabil serta adanya faktor dalam misalnya perbedaan tingkat persilangan antara varietas yang berbeda. Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam hibridisasi atau persilangan tanaman menyerbuk silang adalah : a) Cuaca saat penyerbukan Kondisi panas dengan suhu tinggi dan kelembaban udara terlalu rendah menyebabkan bunga rontok. Sehingga dalam hal ini akan mengakibatkan persilangan yang kita lakukan menjadi gagal. b) Pemulia

Keseriusan dan kesungguhan seorang pemulia dalam melaksanakan persilangan ini sangat menentukan keberhasilan persilangan. Karena dalam melakukan persilangan ini harus berhati hati dan tidak teledor. Di samping itu adalah pengetahuan pemuliaa tentang tanaman yang akan di silangkan. c) Hujan Curah hujan yang tinggi pada saat sedang melakukan proses persilangan akan mengganggu dan menggaggalkan persilangan yang telah di lakukan. Karena hujan tadi akan mengguggurkan bunga yang telah di serbuki sekalipun ada kantong. d) Angin Angin mempunyai pengaruh penting dalam persilangan. Angin dapat menerbangkan serbuk sari kemana kemana. Sehingga dalam hal ini jika tanaman yang kita silangkan tidak di lindungi dan di tutup dengan baik makan memungkinkan akan terjadinya suatu penyerbukan yang tidak di kehendaki. e) Pemilihan tetua jantan dan betina Pemilihan tetua jantan dan betina sangatlah penting dalam proses persilangan ini. Apabila dalam pemilihan tetua jantan dan tetua betina tidak tepat maka persilanganpun tidak berjalan dengan maksimal dan memungkin kan persilangan tersebut menjadi gagal. Sebagai contoh pada tanaman jagung yang steril.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik persilangan buatan pada tanaman kedelai sama dengan teknik persilangan tanaman pada umumnya. Teknik persilangan tanaman kedelai ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pemilihan bunga sebagai induk betina, kastrasi, penyerbukan, pembuangan bunga dan pelabelan.

1. Persilangan merupakan cara untuk meningkatkan produksi pertanian melalui bibit yang unggul. 2. Setiap tumbuhan memiliki tehnik persilangan yang tidak sama. 3. Tehnik persilangan menyerbuk sendiri dilakukan pada tanaman yang dapat melakukan penyerbukan dalam satu bunga 4. Banyak hal yang mempengaruhi pada tanaman menyerbuk sendiri antara lain kondisi lingkungan, stuktur bunga, jenis varietas dan ketelitian si pemulia. 5. Demikian pula pada tanaman yang menyerbuk silang, ada beberapa faktor yang juga berpengaruh pada persilangannya, antara lain pengaruh organisme hidup, iklim dan keterampilan pemulia. 6. Persilangan pada tanaman menyerbuk silang lebih mudah dilakukan dari tanaman yang menyerbuk sendiri.

3.2 Saran Untuk melakukan teknik persilangan buatan pada tanaman jagung dan kedelai ini dibutuhkan ketelitian dan keseriusan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

LAMPIRAN Deskripsi Jagung Varietas Lamuru Nama Varietas

: Lamuru

Kategori

: Varietas unggul nasional (released variety)

SK

: 52/Kpts/TP.240/2/2000 tanggal Pebruari 2000

Tahun

: 2000

Tetua

: Dibentuk dari 3 galur GK, 5 galur SW1 GM4, GM12, GM15,

GM11 dan galur SW3 Rataan Hasil

: 5.6 t/ha

Pemulia

: Mustari Basir, Marsum M. Dahlan, Made J. Mejaya, Arbi Mappe, Firdaus Kasim

Golongan

: Bersari bebas

Umur

: Umur 50% keluar rambut : 55 hari

None

: Umur masak fisiologis : 90-95 hari

Batang

: Tegap

Warna batang

: Hijau

Tinggi tanaman

: 190 cm (160-210 cm)

Keragaman tanaman : Agak seragam Daun

: Hijau dan panjang

Malai

: Semi kompak

Rambut

: Coklat keunguan (75%)

Anthera

: Coklat muda (80%)

Tinggi letak tongkol : 90 cm (85-110 cm) Tongkol

: Panjang dan selendris

Kelobot

: Kelobot tertutup baik (75%)

Tipe biji

: Mutiara (flint)

Warna biji

: Kuning

Jumlah biji

: 12-16 baris/tongkol

Baris biji

: Lurus

Bobot 1000 biji

: 275 gram

Hasil biji pipilan

: 5.6 t/ha

kering Perakaran

: Baik

Kerebahan

: None

Ketahanan penyakit : Cukup tahan bulai (Sclerospora maydis) dan karat

Daerah sebaran

: Daerah rendah sampai 600 m.dpl

Deskripsi Jagung Varietas Sukmaraga

Tanggal dilepas

: 14 Februari 2003

Asal

: Bahan introduksi AMATL (Asian Mildew Acid Tolerance Late), asal CIMMYT Thailand dengan Introgressi bahan lokal yang diperbaiki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai.Populasi awalnya diseleksi pada tanah kering masam Sitiung Sumbar, dan tanah sulfat masam di Barambai (Kalsel). Hasil kombinasi diuji pada berbagai lingkungan asam dan normal.

Umur

: 50% keluar rambut : + 58 hari Masak fisiologis : + 105 - 110 hari

Batang

: Tegap

Warna batang

: Hijau

Tinggi tanaman

: + 195 cm (180 - 220 cm)

Daun

: Panjang dan lebar

Warna daun

: Hijau muda

Keragaman tanaman : Agak seragam Perakaran

: Dalam, kuat dan baik

Kerebahan

: Agak tahan

Malai

: Semi kompak

Warna rambut

: Coklat keunguan

Tongkol

: Panjang silindris

Tinggi letak tongkol : + 195 cm (90-100 cm) Kelobot

: Tertutup baik (85%)

Tipe biji

: Semi mutiara (semi flint)

Warna biji

: Kuning tua

Baris biji

: Lurus dan rapat

Jumlah baris/tongkol : 12 - 16 baris Bobot 1000 biji

: + 270 g

Rata-rata hasil

: 6,0 t/ha pipilan kering

Potensi hasil

: 8,50 t/ha pipilan kering

Ketahanan

: Cukup tahan terhadap penyakit bulai (P.maydis), penyakit bercak daun (H. maydis), dan penyakit karat daun (Pucciniasp.)

Daerah sebaran

: Dataran rendah sampai 800 m dpl, adaptif tanah-tanah masam

Pemulia

: Firdaus Kasim, M. Yasin HG., M. Basir, Wasmo Wakman, Syafruddin, A. Muliadi, Nurtitayani, dan Adr

Deskripsi Jagung Varietas Provit A1 Tanggal dilepas

: 23 September 2011

Asal

: Berasal dari CIMMYT-Afrika (Kenya) tahun 2007. Nama populasi ”Oba-tanpa” status BC1C2. Pada status C2 dilakukan kawin diri (selfing) dua kali (F2) dan di bulk.

Umur

: Sedang 50% keluaar pollen + 47 hari setelah tanam 50% keluar rambut + 49 hari setelah tanam

Masak fisiologis

: + 96 hari setelah tanam

Tinggi tanaman

: + 192 cm

Batang

: Besar dan kuat

Warna batang

: Saat muda kecoklatan, menjelang tua berwarna hijau

Warna daun

: Hijau

Keragaman tanaman : Sedang Perakaran

: Baik

Kerebahan

: Tahan rebah

Bentuk malai

: Besar dan terbuka

Warna malai (anthera): Merah Warna sekam (glume) : Merah Warna rambut

: Merah

Bentuk tongkol

: Panjang dan selindris

Kedudukan tongkol

: Di pertengahan tinggi tanaman

Kelobot

: Menutup tongkol dengan baik

Tipe biji

: Semi mutiara - mutiara

Baris biji

: Lurus dan rapat

Warna biji

: Kuning kemerahan

Jumlah baris/tongkol : 12 - 14 Bobot 1000 biji

: + 318 g

Rata-rata hasil

: 6,6 t/ha pipilan kering

Potensi hasil

: 7,4 t/ha pipilan kering

Kandungan ß. Carotene: 0,081 ppm Kandungan karbohidrat: + 74,85% Kandungan protein

: + 9,34%

Kandungan lemak

: + 4,73%

Ketahanan

: Sangat peka terhadap penyakit bulai (Peronosclerosporamaydis)

Anjuran tanam

: Populasi sampai 67.000 tanaman/ha jarak tanam 75X20 cm, 1 tanaman/lubang. Untuk dataran rendah sampai 800 mdpl.

Pemulia

: M. Yasin HG., Rahman H., Sigit B. Santoso, AT. Dewi dan Firdaus K.

Peneliti

: Ali Jamil, Parlin B. S., Yunizar, Marsid, J. Bobihoe, Djumakir, Syafri Edi, Adri, Surtikanti, Awaluddin P, Wasmo W. Bahtiar, A. Muis, S. Mas’ud, Hj. Suarni, Margaretha SL.

Teknisi

: Hasbi, Rasyid, Demaks, Damsir, Sri W. Wisnu, Fattah, Gassing, Wem L., Stefanus M., Arifuddin, Burhaddin, Firman

Pengusul

: Balai Penelitian Tanaman Serealia

Deskripsi Kedelai Varietas Argo Mulyo Nama Varietas Tahun

: Argo Mulyo 1988 :

Asal

: Introduksi dari Thailand

Tetua

: Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia dengan nama asal Nakhon Sawan I

Rataan Hasil

: 1,5 - 2 ton/ha

Pemulia

: Rodiah S., C. Ismail, Gatot Sunyoto, Sumarno

Warna hipokotil

: Ungu

Warna bunga

: Ungu

Warna biji

: Kuning

Warna hilum biji

: Putih terang

Warna bulu

: Coklat

Tipe tumbuh

: Determinate

Tinggi tanaman

: 40 cm

Percabangan

: 3 - 4 cabang dari batang utama

Umur mulai

: 35 hari

berbunga Umur saat panen

: 80 - 82 hari

Kerebahan

: Tahan rebah

Kandungan minyal

: 20,8%

biji Kandungan protein

: 39,4%

biji Daya hasil

: 1,5 - 2 ton/ha

Ketahanan terhadap

: Toleran terhadap penyakit karat

penyakit Keterangan

: Sesuai untuk bahan baku susu kedelai

Pemulia

: Rodiah S., C. Ismail, Gatot Sunyoto, dan Sumarno

Penyedia Breeder

: BPTP Karangploso, Malang

Seed Tahun dilepas

: 1998 Deskripsi Kedelai Varietas Anjasmoro

Dilepas tahun

: 22 Oktober 2001

SK Mentan

: 537/Kpts/TP.240/10/2001

Nomor galur

: Mansuria 395-49-4

Asal

: Seleksi massa dari populasi galur murni Mansuria

Daya hasil

: 2,03–2,25 t/ha

Warna hipokotil

: Ungu

Warna epikotil

: Ungu

Warna daun

: Hijau

Warna bulu

: Putih

Warna bunga

: Ungu

Warna kulit biji

: Kuning

Warna polong masak : Coklat muda Warna hilum

: Kuning kecoklatan

Bentuk daun

: Oval

Ukuran daun

: Lebar

Tipe tumbuh

: Determinit

Umur berbunga

: 35,7–39,4 hari

Umur polong masak : 82,5–92,5 hari Tinggi tanaman

: 64 - 68 cm

Percabangan

: 2,9–5,6 cabang

Jml. buku batang utama : 12,9–14,8 Bobot 100 biji

: 14,8–15,3 g

Kandungan protein

: 41,8–42,1%

Kandungan lemak

: 17,2–18,6%

Kerebahan

: Tahan rebah

Ketahanan thd penyakit : Moderat terhadap karat daun Sifat-sifat lain

: Polong tidak mudah pecah

Pemulia

: Takashi Sanbuichi, Nagaaki Sekiya, Jamaluddin M., Susanto, Darman M.A., dan M. Muchlish Adie.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009. Penyerbukan Pada Tanaman Kedelai. http://www.koranplus.com/forum/867-next-thread.html. (tanggal akses 4 Juni 2010). Anonim, 2009. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri. http://lamaditissueculture.blogspot.com/2009/12/pemuliaan-tanaman-menyerbuksendiri.html. (tanggal 4 Juni 2010).

Anonim, 2010. Penyerbukan Pada Tanaman Jagung. http://www.vbook.pub.com/html5. (tanggal akses 1 Juni 2010). Anonim, 2010. Pemuliaan tanaman Menyerbuk Silang. tissueculture.blogsport.com. (tanggal akses 3 Juni 2010).

http://lamadi-

Anonim, 2013. Penuntun Praktikum Pemuliaan Tanaman. Prodi Agronomi. FAPERTA UNIB. Bari, A, S. Musa, dan E. Syamsudin, 1974. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Bag. Pemuliaan Tanaman. Dept. Agron. Fak. Pertanian, IPB, Bogor. Ihsan, Farihul dan Sukarmin. 2008. Teknik Persilangan Untuk Perakitan Varietas Unggul Baru. Buletin Teknik Pertanian, 13 (1): 33-36. Lukman, Wawan. 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Secara Konvensional. Buletin Teknik Pertanian, 7 (2) : 62-64. Nasir.

M, 2001. Pengantar Nasional. Jakarta.

Pemuliaan

Tanaman.

Depatemen

Pendidikan

Prof. Dr. Ir. Nasir Muhammad, MP.,SH. 1990. Pengantar Pemuliaan Tanaman Pertanian. Penerbit CV.Puga Cipta Mandiri. Zulfikar, Ahmad. 2009. Penyerbukan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. http://www.gudangmateri.com/2009/03/penyerbukan-danpembuahanbunga.html Diakses tanggal 26 Maret 2013.

Related Documents


More Documents from "King Bima Sakti"

Merindu Lagi
January 2021 2
Hemorrhoid
January 2021 0
Pajak Penghasilan
January 2021 1