Laporan Kasus - Gangguan Penyesuaian (f43.2)

  • Uploaded by: Ricardo Seno Leite
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus - Gangguan Penyesuaian (f43.2) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,251
  • Pages: 15
Loading documents preview...
LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK GANGGUAN PENYESUAIAN (F43.2)

IDENTITAS PASIEN Nama

: Ny. A

Tempat/Tanggal lahir : Wakatobi/ 30 Desember 1965 Umur

: 51 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Status Perkawinan

: Menikah

Agama

: Islam

Penddikan

: Sarjana

Suku Bangsa

: Buton

Pekerjaan

: Guru SD

Alamat/No. telepon

: Wakatobi/ 081 342 078 xxx

Alloanamnesis diperoleh dari anak pasien: Nama

: Tn. L

Alamat

: Wakatobi

No. Telepon

: 081 342 078 xxx

Laporan Psikiatrik I.

RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama : Cemas B. Riwayat Gangguan Sekarang Cemas dialami sekitar 2 bulan yang lalu. Keluhan cemas muncul disertai jantung berdebar-debar, dan keringat dingin. Pasien juga sering sakit kepala dan sulit berkonsentrasi. Pasien sulit tidur, dan nafsu makan menurun. Gejala diawali 2 bulan yang lalu, akibat keluhan nyeri perut oleh karena tumor colon. Pasien didiagnosis tumor colon sejak bulan Maret 2015 dan telah menjalani 3 kali operasi. Sejak saat itu, pasien jarang keluar rumah,

1

dan

tidak

aktif

mengajar

sebagai

guru

SD.

Pasien

juga

selalu

mengkhawatirkan dirinya dan sering menangis sendiri. Pasien akan dioperasi hari Senin 29/08/2016 dan merasa pesimis untuk sembuh. Pasien tidak memiliki riwayat mendengar suara atau hal-hal yang mengomentari tentang dirinya ataupun merasa seperti ada yang memerintah atau mengendalikan dari luar dirinya. Sejak sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa oleh karena sulit berkonsentrasi dan mudah lelah. Pasien mengatakan bahwa ia sangat dekat sekali dengan adik iparnya dan anak-anaknya. Pasien juga merasa sedih mengingat anak sulungnya yang harus cuti kuliah untuk merawat dirinya. C. Hendaya/ Disfungsi : Hendaya dalam bidang sosial (+) Hendaya dalam bidang pekerjaan (+) Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+) D. Faktor stressor psikososial : Stressor psikososial: Pasien mencemaskan masalah penyakitnya terutama bahwa ia akan kembali menjalani operasi. Pasien juga sedih memikirkan anaknya yang harus cuti kuliah untuk menemani dirinya. E. Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya : Riwayat trauma (-)

Riwayat merokok (-)

Riwayat infeksi (-)

Riwayat kejang (-)

Riwayat NAPZA (-) F. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya : Riwayat keluhan yang sama sejak didiagnosis tumor colon bulan Maret 2015 namun membaik kembali setelah menjalani operasi. G. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat Prenatal dan Perinatal Pasien lahir di Wakatobi pada tanggal 30 Desember 1965, dalam keadaan normal, cukup bulan, spontan dan ditolong oleh dukun. Selama hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pasien adalah anak yang diharapkan. 2. Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun) Pasien mendapatkan ASI namun tidak diketahui usia berhentinya, tumbuh kembang pasien sama dengan anak seusianya, pasien diasuh oleh kedua orangtuanya.

2

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 tahun) Pasien tumbuh dalam lingkungan keluarga yang harmonis, hubungan pasen dengan keluarga baik, pada saat berusia 7 tahun pasien sudah bersekolah di SD. Prestasi di sekolah baik, pasien biasa mendapat peringkat 2 dan 3 serta pasien saat itu dikenal sebagai anak yang ramah, mudah bergaul. 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun) Setamat SD, pasien melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Prestasi di SMP biasa-biasa saja, setelah lulus SMP pasien melanjutkan sekolah ke Sekolah Pendidikan Guru. 5. Riwayat Masa Dewasa a. Riwayat pendidikan Setelah lulus Sekolah Pendidikan Guru pasien melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Haluoleo Kendari selama 4 tahun dan menyelesaikan pendidikannya tahun 2010. b. Riwayat pekerjaan Setelah lulus dari Sekolah Pendidikan Guru, dan pasien bekerja sebagai Guru SD 4 Wakatobi berstatus PNS. c. Riwayat pernikahan Pasien menikah pada tahun 1990 dan memiliki 3 orang anak. d. Riwayat kehidupan spiritual Paien merupakan orang yang taat menjalankan ibadah, sering mengikuti kegiatan keagamaan. e. Riwayat kehidupan Sosial Pasien aktif dalam perkumpulan majelis taklim di lingkungan rumahnya dan juga pasien aktif dalam organisasi kemasyarakatan. Pasien juga rajin mengikuti arisan bersama tetangga dan teman-temannya. H. Riwayat Kehidupan keluarga Pasien adalah anak ke 4 dari 6 bersaudara (♀, ♂, ♀, ♀, ♀, ♂). Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik. Ayah pasien adalah seorang pedagang dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga. Tidak ada riwayat dalam anggota keluarga pasien yang menderita gejala yang sama. Ibu pasien telah meninggal saat pasien duduk kelas 2 SPG, sedangkan ayah pasien meninggal tahun 2005. I. Situasi kehidupan sekarang : Pasien tinggal bersama anak bungsunya dan iparnya di Wakatobi. Kedua anaknya sedang menjalani kuliah di Yogyakarta dan Kendari. Suami pasien telah meninggal tahun 2009. J. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya : Pasien merasa dirinya sakit, ingin berobat dan sembuh (Tilikan derajat 6).

3

II.

STATUS MENTAL A. Deskripsi Umum: 1. Penampilan : Tampak seorang perempuan, rambut panjang bergelombang berwarna hitam, wajah sesuai umur (51 tahun), menggunakan daster merah, perawakan sedang dengan penampilan rapi dan perawatan diri cukup. 2. Kesadaran : Baik 3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Tenang 4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi lemah 5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif B. Keadaan afektif (mood) perasaan, perhatian, dan empati : 1. Mood : Depresi 2. Afek : Terbatas 3. Empati : Dapat diraba rasakan C. Fungsi Intelektual (kognitif) : 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan sesuai tingkat

D.

E.

F. G.

pendidikan. 2. Daya konsentrasi : Baik 3. Orientasi  Orientasi waktu : Baik  Orang : Baik  Tempat : Baik 4. Daya ingat  Jangka panjang : Baik  Jangka menengah : Baik  Jangka pendek : Baik  Jangka segera : Baik 5. Pikiran abstrak : Baik 6. Bakat kreatif : Tidak ada 7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik Gangguan Persepsi : 1. Halusinasi : Tidak ada 2. Ilusi : Tidak ada 3. Depersonalisasi : Tidak ada 4. Derealisasi : Tidak ada Proses Berpikir : 1. Arus pikiran :  Produktivitas : Cukup  Kontinuitas : Relevan, Koheren  Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa 2. Isi pikiran :  Preokupasi : Khawatir dengan penyakitnya  Gangguan isi pikiran : Tidak ada Pengendalian impuls : Baik Daya nilai :

4

III.

 Norma sosial  Uji daya nilai  Penilaian realitas H. Tilikan (insight)

: Baik : Baik : Baik : Derajat 6 (Pasien menyadari dirinya sakit dan

butuh pengobatan) I. Taraf dipercaya

: Dapat dipercaya

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT: A. Status Internus a. Keadaan umum : Sakit sedang b. Kesadaran : Compos mentis c. Tanda vital 

Tekanan Darah ``: 140/90 mmHg



Nadi

: 82 x/menit



Suhu

: 36,7oC

 Pernapasan : 22 x/menit d. Konjungtiva: Anemis (-), Ikterus (-) e. Cor dan pulmo dalam batas normal. f. Abdomen: tampak scar di lateral kanan bekas drain, lateral kiri bekas colostomy, contour tidak ada. Teraba penonjolan di kuadran kanan bawah. Nyeri tekan tidak ada. Peristaltik ada, kesan normal. g. Ekstremitas bawah kiri mengalami udem non pitting B. a. b. c.

d. e. f. g.

Status Neurologis GCS Rangsang meningeal Tanda ekstrapiramidal  Tremor tangan  Cara berjalan  Keseimbangan Sistem saraf motorik Sistem saraf sensorik Pupil Refleks cahaya

Kesan IV.

: E4M6V5 : Negatif : Tidak ada : Baik : Baik : Dalam batas normal. : Dalam batas normal. : Bulat isokor diameter ODS 2,5mm / 2,5mm : +/+ : Normal

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Seorang perempuan berumur 51 tahun di konsul ke bagian jiwa dengan keluhan cemas. Keluhan dialami sejak kurang lebih dua bulan yang lalu setelah nyeri perut akibat tumor colonnya dirasakan kembali. Sejak saat itu,

5

pasien sering cemas memikirkan penyakitnya bahkan sering menangis sendiri. Keluhan cemas muncul disertai jantung berdebar-debar, dan keringat dingin. Pasien juga mengeluh sulit tidur, sering sakit kepala, sulit berkonsentrasi dan nafsu makan berkurang. Sejak sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa oleh karena sulit berkonsentrasi dan mudah lelah. Pasien mengatakan bahwa ia sangat dekat sekali dengan iparnya dan anak - anaknya. Pasien juga merasa sedih mengingat anak sulungnya yang harus cuti kuliah untuk merawat dirinya. Pada pemeriksaan status mental didapatkan perawakan sedang. Mood pasien depresi dan afek pasien depresi. Preokupasi berupa khawatir akan penyakitnya. V.

EVALUASI MULTI AKSIAL Aksis I Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu cemas, berkeringat dingin, merasa jantung berdebar-debar, sering pusing dan sakit kepala, susah tidur, sulit berkonsentrasi, nafsu makan menurun, sering menangis sendiri. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (Distress) pada pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (Disability) pada fungsi psikososial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status internus ditemukan penonjolan pada kuadran kanan bawah abdomen, serta scar bekas operasi oleh bedah digestif didiagnosis tumor colon. Pemeriksaan neurologi tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosis gangguan jiwa non psikotik non organik. Pada pasien ditemukan adanya rasa cemas yang berlangsung sekitar dua bulan setelah nyeri perut akibat tumor colonnya muncul kembali, sehingga pasien sering memikirkan penyakitnya dan merasa kurang nyaman/ gelisah. Jika memikirkan penyakitnya terkadang pasien merasa jantung berdebar-debar. Pasien juga merasa sedih dan sering menangis. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah, sulit tidur, dan nafsu makan menurun. Maka berdasarkan PPDGJ III pasien ini masuk dalam kategori Gangguan Penyesuaian (F.43) Aksis II

6

Dari informasi yang didapatkan, pasien dikenal sebagai orang yang ramah, dan mudah bergaul. Data yang didapatkan ini belum cukup untuk mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian. Aksis III Berdasarkan gejala nyeri perut, hematochezia, lemah, dan riwayat didiagnosis tumor colon sejak tahun 2015, serta didapatkanpenonjolan pada abdomen region kuadran kanan bawah, pasien didiagnosis tumor colon residual (Neoplasma). Aksis IV Stressor psikososial adalah masalah dari penyakit fisiknya dan anaknya yang harus cuti karena dirinya. Aksis V GAF Scale 70 - 61 (Gejala ringan dan menetap, disabilty ringan dalam fungsi secara umum baik). VI.

DAFTAR PROBLEM  Organobiologik

: Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna.

Namun diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien 

memerlukan farmakoterapi. Psikologi : Ditemukan adanya gejala cemas dan depresi sehingga



diperlukan psikoterapi. Sosiologi : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, sehingga memerlukan sosioterapi.

VII.

RENCANA TERAPI  Psikofarmakoterapi : 1. Alprazolam 0,5 mg 0 - 0 - 1 2. Fluoxetin 20 mg 1 - 0 - 0  Psikoterapi suportif : 1. Ventilasi : Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati dan keinginannya sehingga pasien merasa lega. 2. Konseling

: Memberikan penjelasan dan pengertian kepada

pasien tentang penyakitnya agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.

7

3. Sosioterapi

: Memberikan penjelasan kepada keluarga dan

orang terdekat pasien tentang keadaan pasien agar tercipta dukungan sosial sehingga membantu proses penyembuhan pasien sendiri. VIII. FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan. IX.

PROGNOSIS Ad Vitam

: Dubia ad bonam.

Ad Sanatiorem

: Dubia ad bonam.

Faktor Pendukung

:

   

Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga. Keluarga mendukung penuh kesembuhan pasien. Keinginan pasien untuk sembuh dan berobat. Tingkat pendidikan yang cukup tinggi.

Faktor penghambat:????

8

AUTOANAMNESA (Kamis, 25 Agustus 2016 di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo) (DM : dr muda, P : Pasien) DM

: Selamat siang ibu A?

P

: Selamat siang dok.

DM

: Perkenalkan nama saya Fuad, saya dokter muda dari bagian jiwa, saya dating karena ibu dikonsultasikan ke bagian jiwa oleh dokter bedah ibu. Kalau boleh tahu nama ibu siapa?

P

: A dok.

DM

: Sejak kapan dirawat?

P

: Sejak kemarin malam.

DM

: Ibu dijaga sama siapa ?

P

: Ada anak sulung saya dok.

DM

: Tanggal berapa ibu lahir?

P

: Tanggal 30 Desember 1965 dok.

DM

: Oh jadi umur ibu sekarang 51 tahun yah?

P

: Iya dok

DM

: Ibu tinggal dimana dan bersama siapa?

P

: Di Wakatobi dok, di rumah ipar saya, tinggal bertiga dengan anak bungsu yang masih kelas 6 SD..

DM

: Bagaimana perasaan ibu sekarang ?

P

: Saya rasa gelisah dok.

DM

: Kenapa ibu gelisah ?

P

: Begini dok. Saya akhir – akhir ini susah tidur dok, terutama kalau muncul nyeri perutku. Jadi kadang saya mondar – mandir di sekitar tempat tidur, kalua baring saya selalu bergerak ubah posisi.

DM

: Sejak kapan ibu mulai merasa seperti itu Bu?

P

: Sejak bulan Ramadhan dok. Sudah ada dua bulan kira – kira.

DM

: Kalau susah tidurnya bu, sejak kapan ?

P

: Kurang lebih sama dok, apalagi kalau muncul nyerinya, Saya rasa memberat sejak beberapa hari terakhir ini. Tadi malam saya tidur jam 9 malam, tapi terbangun lagi jam 10, nanti jam 3 pagi baru mulai tidur kembali, jam 5 terbagun lagi. Kalau siang dan sore saya jarang tertidur, Cuma baring – baring saja dok.

9

DM

: Ibu sering alami mimpi buruk?

P

: Tidak pernah dok.

DM

: Ibu merasa tidurnya cukup ?

P

: Tidak dok, saya terkadang mudah lelah, jadi cuma baring terus dok. Sesekali duduk – duduk.

DM

: Sejak kapan muncul nyeri perutnya?

P

: Sejak 2 bulan dok, tapi ini nyeri perutku sudah sejak lama. Saya sudah 3 kali dioperasi dan dokter bilang ada tumor di ususku.

DM

:Bagaimana pendapatnya ibu, mengenai penyakitnya ?

P

: Saya sedih dok, ini penyakit sudah sejak tahun lalu, sudah 3 kali dioperasi tapi tidak sembuh – sembuh. Dokter juga bilang mau dioperasi lagi hari Senin. Sebelum dioperasi katanya mau di kemo. Saya bingung kenapa penyakit saya banyak sekali, padahal di keluarga saya tidak ada yang seperti ini. Sampai kapan saya mau dioperasi terus dok.

DM

:Ibu merasa takut kalau dioperasi ? Kalau operasi ibu dibius jadi tidak rasa apa- apa

P

: Saya tidak terlalu takutkan nyerinya, saya cuma pikir kalau ada apa – apa nantinya, saya masih punya 3 orang anak. Saya sudah keempat kalinya dioperasi dok, walaupun sudah pernah jalani tapi masih khawatir. Kadang kalau saya pikir saya sering menangis dok, biasa rasa dada berdebar juga dok. Kata dokter juga saya mau di kemo. Banyak orang bilang kalau kemo seperti dibakar dan macam – macam lah.

DM

: Ketika memikirkan penyakitnya, ibu meraasa berkeringat dingin atau sesak napas ?

P

: Tidak pernah dok.

DM

: Bagaimana nafsu makannya ibu ?

P

: Saya hilang nafsu makan dok.

DM

: Apakah ibu pernah mendengar suara-suara seperti memanggil ibu, menyuruh, atau mendengar bunyi-bunyi?

P

: Tidak pernah dok.

DM

: Kalau melihat bayangan-bayangan?

P

: Tidak pernah dok.

DM

: Apakah ibu pernah merasa senang sekali, tertawa, melompat, atau sangat sedih sekali?

10

P

: Perasaan senang pernah dok, tapi tidak sampai saya tertawa sendiri atau melompat-lompat. Wajar saja dok, tapi jika perasaan sedih sering dok. Kesedihan saya membuat saya menjadi sulit beraktivitas.

DM

: apakah ibu mempunyai riwayat keluhan yang sama sebelumnya?

P

: Biasa saya khawatir setiap mau operasi. Tapi kalau sudah dioperasi perasaan membaik lagi dok dan beraktivitas seperti biasa.

DM

:Sebelum sakit, Bagaimana aktivitasnya ibu di rumah ?

P

:Saya tinggal bertiga dok sama ipar saya dirumahnya dia. Biasanya ipar saya urus pekerjaan rumah. Sebelum sakit saya masih aktif mengajar dok, tapi setelah sakit dan dioperasi saya mulai kurangi jam mengajar saya. Sejak muncul nyeri perut lagi saat Ramadhan, saya beritahu kepala sekolah untuk berhenti mengajar untuk beberapa waktu. Jadi saya cuma di rumah, kadang di kamar sendiri baring – baring dok. Kalau pagi saya jalan – jalan di sekitar rumah untuk olahraga, karena orang bilang penyakit itu harus dilawan, makanya saya usahakan untuk olahraga. Dulu saya suka duduk – duduk menonton TV dok dan sering kunjungi rumah saudara. Tapi sekarang sudah malas dok, apalagi kalau cuma sendiri di rumah, kadang kepikiran lagi dengan penyakit.

DM

: Bagaimana waktu ibu lahir? Dan bagaimana persalinannya?

P

: Normal dok, di rumah dok dibantu dukun.

DM

: Bagaimana tumbuh kembang ibu saat masih kecil?

P

: normal dok, sama seperti anak-anak lainnya.

DM

: Ibu anak keberapa dan berapa bersaudara?

P

: Saya anak ke-4 dari 6 bersaudara (♀, ♂, ♀, ♀, ♀, ♂)

DM

: Bagaimana hubungan ibu dengan orang tua dan saudara-saudara ibu yang lainnya?

P

: Sangat baik dok. Orang tua saya sudah lama meninggal dok, saudara – saudara saya tinggal berjauhan semua dok, saya cuma berdua di Wakatobi. Kadang kalau rindu saya hubungi pakai telpon.

DM

: Bagaimana hubungan ibu dengan suami dan anak-anak ibu?

P

: Baik dok, suami saya sudah meninggal tahun 2009, kalau anak saya yang pertama kuliah di Yogyakarta, kalau yang kedua di Kendari. Jadi, saya cuma tinggal dengan ipar dan anak bungsu yang masih kelas 6 SD. Saya kasihan juga dengan anak saya yang pertama, harus dia tinggalkan kuliahnya karena

11

cuma dia yang jaga saya semenjak pertama kali sakit. Sekarang dia ambil cuti satu semester lagi dok, saya sedih sekali rasanya. DM

: Iya bu, maaf kalau boleh saya tau, umur berapa ibu masuk SD ? dan bagaimana prestasinya ? bagaimana pergaulannya ?

P

: umur 7 tahun dok. Dulu ada teman saya yang sangat pintar dok, jadi saya Cuma dapat peringkat 2 atau 3. Sama seperti anak lainnya, saya juga suka main sama teman – teman saya dok.

DM

: Sewaktu SMP dan SMA, bagaimana prestasi dan pergaulannya ibu ? Ibu aktif organisasi ?

P

: Biasa – biasa saja dok, main dengan teman – teman. Sering ikut juga kegiatan organisasi OSIS dan lainnya. Setelah SMP saya lanjut ke SPG, tahun kedua saya SPG baru ibu saya meninggal. Setelah itu baru aktif mengajar menjadi guru.

DM

: Dimana ibu mengajar ? Bagaimana hubungannya dengan teman – teman kerja ?

P

: Di SD 4 Wakatobi, hubungan dengan teman – teman baik dok.

DM

: Ibu pernah berkuliah ?

P

: Pernah dok, saya ambil S1 di Unhalu selesai tahun 2010.

DM

: Bagaimana hubungan ibu dengan tetangga – tetangga sekitar rumah ibu ?

P

: Hubungan kami baik dok, saya sering ikut majelis taklim, dan arisan dok, kalau ada lomba 17-an di sekitar rumah, saya biasa jadi panitia juga dok.

DM

: Apakah di keluarganya ibu ada yang pernah mengalami keluhan seperti ini juga?

P

: Tidak ada dok.

DM

: Baik Ibu. Perasaan cemas nya ibu itu sering muncul saat memikirkan penyakitnya ibu. Ibu harus mencoba untuk menenangkan pikirannya ibu, Ibu coba untuk melakukan aktvitas lain seperti menonton TV atau mendengar lagu. Dalam kehidupan ini, pasti akan ada masalah yang datang silih berganti dan semuanya tergantung dari cara kita menyikapinya. Ibu banyak berdoa buat adik ibu, semoga diberi kesembuhan dan dapat segera keluar dari rumah sakit.

P

: Iya dok. Saya akan mencoba. Terima kasih banyak dok.

12

X.

DISKUSI PEMBAHASAN Gangguan penyesuaian merupakan keadaan sementara yang ditandai dengan munculnya gejala dan terganggunya fungsi seseorang akibat tekanan pada emosi dan psikis, yang muncul sebagai bagian adaptasi terhadap perubahan hidup yang signifikan, kejadian hidup yang penuh tekanan, penyakit fisik yang serius, atau kemungkinan adanya penyakit yang serius. Diagnosis berdasarkan PPDGJ III gangguan penyesuaian sebagai berikut : 



Diagnosis tergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara : a) Bentuk, isi, dan beratnya gejala b) Riwayat sebelumnya dan corak kepribadian dan c) Kejadian, situasi yang “stressful”, atau krisis kehidupan Adanya faktor ketiga © harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan



tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut. Manifestasi dari gangguan bervariasi, dan mencakup afek depresif, anxietas, campuran anxietas-depresif, gangguan tingkah laku, disertai adanya disabilitas dalam kegiatan rutin sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala



tersebut yang spesifik untuk mendukung diagnosis. Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah terjadinya kejadian yang “stressful”, dan gejala-gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi depresif berkepanjangan.

Pada pasien ini, menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan penyesuaian yang ditandai dengan adanya suatu kejadiaan, situasi yang “stressful” yaitu penyakit tumor colon sejak tahun 2015 dan dirasakan muncul kembali 2 bulan yang lalu yang membuat pasien mulai merasa cemas disertai jantung berdebar-debar,sulit berkonsentrasi, mudah lelah, sulit tidur, nafsu makan menurun, merasa sedih bahkan sampai menangiss sendiri. Pada kasus ini terdapat suatu kejadian yang jelas yang menyebabkan pasien mengalamai gejala-gejala berupa anxietas dan depresi. Sehingga dapat disimpulkan diagnosa pada pasien tersebut adalah Gangguan Penyesuaian.

13

14

15

Related Documents


More Documents from "ankyramadhany"