Loading documents preview...
LAPORAN KASUS Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Dosen Pembimbing: drg. Bambang Tri Hartomo Disusun Oleh: Nisa Al Fida Arraniry G4B015004
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI PURWOKERTO 2016
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dilepas dan dipasang oleh pasien. Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan adalah perawatan yang dapat dipilih untuk merestorasi kehilangan gigi oleh sebagian besar pasien yang kehilangan gigi sebagian karena biayanya yang lebih terjangkau (Gunadi dkk., 1991). Beberapa akibat kehilangan gigi sebagian yang tidak digantikan adalah migrasi dan rotasi gigi asli yang masih ada, erupsi berlebih, penurunan efisiensi kunyah, gangguan pada sendi temporomandibular, beban berlebih pada jaringan pendukung, gangguan bicara, estetis yang buruk, terganggunya kebersihan mulut, atrisi, dan efek yang tidak diinginkan pada jaringan lunak. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara lain memperbaiki fungsi pengunyahan, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat (Jones dan Garcia, 2009). Operator perlu mengetahui klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada kasus kehilangan gigi sebagian pada pasien. Pengetahuan dan teori mengenai klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada kasus diperlukan untuk penentuan rencana perawatan yang tepat bagi pasien. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan tatalaksana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada pasien yang kehilangan sebagian giginya. C. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan ini adalah: 1. Operator dapat mengetahui hasil pemeriksaan, klasifikasi, dan desain kasus gigi tiruan sebagian lepasan
2. Operator dapat mengetahui penatalaksaan kasus secara runtut sesuai dengan ketentuan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi pada lengkung rahang yang kehilangan sebagian gigi dan gigi tiruan tersebut dapat dipasang dan dilepaskan dari rongga mulut. Bahan yang paling sering digunakan untuk membuat landasan dari gigi tiruan adalah resin akrilik (Carr dkk., 2011). Menurut American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yang digunakan sebagai landasan gigi tiruan lepasan yaitu resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured polymerization) dan resin akrilik autopolimerisasi (self-cured autopolymerizing/cold-curing resin). Resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured polymerization) merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan
pemanasan.
Resin
akrilik
autopolimerisasi
(self-cured
autopolymerizing/coldcuring resin) merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia. Jenis resin akrilik yang sering digunakan adalah akrilik heat cured karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu warna menyerupai gingiva, stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif murah, cara pengerjaannya mudah, pembuatan dan reparasi mudah. Sedangkan kekurangannya adalah porus, absorbsi air, mudah fraktur dan retak (The Academy of Denture Prosthetics, 2005). Keuntungan gigi tiruan sebagian lepasan ( GTSL ) adalah (Seal and Jones, 2003) : 1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam membersihkannya. 2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan. 3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan gigi tiruan cekat (GTC).
B. Macam/Jenis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Macam-macam Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ( GTSL ) menurut Carr dkk. (2011) adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan jaringan pendukungnya : a. tooth supported : dukungan berupa gigi asli b. mucosa supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas c. mucosa and tooth supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas dan gigi asli 2. Berdasarkan letak saddle dan free end menurut Applegate Kennedy Klasifikasi Kennedy addalah klasifikasi yang pertama kali ditemukan oleh Edward Kennedy yang bertujuan untuk menggolongkan dan menggabungkan sebagian lengkung rahang yang tidak bergigi. Untuk menentukan klasifikasi Kennedy, terdapat peraturan-peraturan tertentu yang harus diperhatikan. Tanpa aturan yang pokok untuk setiap keadaan, akan sulit untuk menetapkan klasifikasi Kennedy. Untuk itu, digunakan aturan Applegate sebagai berikut: a. Klasifikasi ditentukan setelah ekstraksi gigi yang mungkin mengubah klasifikasi awal b. Molar ketiga tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak akan digantikan c. Molar ketiga dipertimbangkan dalam klasifikasi jika ada dan digunakan sebagai gigi penyangga d. Molar kedua tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak akan digantikan e. Penentuan klasifikasi selalu dari daerah edentulus paling posterior f. Daerah edentulus diluar klasifikasi dikategorikan modifikasi dan sesuai jumlah daerah edentulus g. Luas daerah modifikasi tidak dipertimbangkan, hanya jumlah daerah edentulus tambahan h. Tidak ada modifikasi pada klas IV Klasifikasi Applegate-Kennedy adalah sebagai berikut: a. Kelas I yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi tertinggal pada kedua sisi rahang (bilateral free end) b. Kelas II, yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi rahang (unilateral free end)
c. Kelas III, yaitu daerah tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada; kedua gigi tetangga tidak mampu memberi dukungan pada gigi tiruan d. Kelas IV, yaitu daerah tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis median e. Kelas V, yaitu daerah tidak bergigi paradental di mana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan f. Kelas VI, yaitu daerah tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai penahan. (Carr dkk., 2011) C. Indikasi dan Kontraindikasi Indikasi dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah (Grant dkk., 2005): 1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi 2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai pegangan. Syarat–syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan sebagai pegangan klamer adalah: a. Gigi pilar harus cukup kuat. b. Akarnya panjang c. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar d. Makin banyak akar makin kuat e. Gigi abutment tidak boleh goyang f. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga. g. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan. h. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk abutment. i. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan. j. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang letaknya sejajar. 3. Keadaan processus alveolaris masih baik 4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik 5. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan Kontraindikasi dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah (Grant dkk., 2005):
1. Kurangnya gigi yang tersisa untuk mendukung dan menahan protesa 2. Karies rampan dan penyakit periodontal yang parah 3. Oral Hygiene buruk D. Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Gigi tiruan mempunyai beberapa komponen. Komponen GTSL bahan akrilik antara lain (Carr dkk., 2011): 1. Basis Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual. Macam-macam basis geligi tiruan adalah sebagai berikut: a. Basis dukungan gigi Pada basis dukungan gigi tekanan oklusal secara langsung disalurkan kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal. Selain fungsi tadi, basis bersama-sama mencegah
elemen
migrasi
gigi
tiruan
horisontal
gigi
berfungsi tetangga,
pula serta
migrasi vertikal gigi antagonis.
b. Basis dukungan jaringan Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat
disalurkan
ke
permukaan
yang
lebih
luas,
sehingga tekanan persatuan luas menjadi lebih kecil. Macam-macam bahan basis adalah sebagai berikut:
a. Metal Indikasi pemakaian basis metal adalah:
1) Penderita yang hipersensitif terhadap resin 2) Penderita dengan gaya kunyah abnormal
3) Ruang intermaksiller kecil 4) Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral 5) Permintaan penderita b. Resin Kelebihan basis resin adalah: 1) Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya 2) Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah 3) Relatif lebih ringan 4) Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah 5) Harganya murah
Fungsi basis adalah sebagai berikut: a. Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya. b. Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah c. Tempat melekatnya cengkeram d. Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik) 2. Sadel Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya: a. Antara gigi asli disebut bounded saddle b. Posterior dari gigi asli disebut free end saddle 3. Retainer Merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Retainer langsung (direct retainer), merupakan retainer yang berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga dan dapat berupa cengkeram. Bagian-bagian dari cengkeram yang terbuat dari kawat tahan karat adalah sandaran (rest), badan cengkeram (body), bahu cengkeram (shoulder), ujung lengan (terminal), dan lengan cengkeram. Contoh cengkeram dengan dukungan gigi adalah cengkeram 3 jari, Jackson, half Jackson, dan cengkeram S. Contoh cengkeram dengan dukungan jaringan adalah cengkeram 2 jari. b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), merupakan retainer yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tidak langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi yang berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tersebut bekerja. Macammacam indirect retainer misalnya sandaran oklusal, dukungan ruggae, dan perluasan basis/plat. 4. Elemen Gigi/Anasir Gigi Merupakan bagian GTSL yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan anasir gigi adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.
E. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan GTSL Faktor – faktor yang perlu diperhatikan menentukan desain GTSL adalah sebagai berikut (Tamin dkk., 2012): 1. Retensi Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah oklusal. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest , contour, landasan denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension. 2. Stabilisasi Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTSL dalam arah horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar–besarnya agar beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan retentive. 3. Estetika Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTSL adalah : a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat b.
dalam posisi bagaimanapun. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap – tiap pasien
c. d.
meliputi warna dan inklinasi/ posisi gigi. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien. Perlekatan gigi diatas ridge.
BAB III LAPORAN KASUS
Pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman dengan keluhan kehilangan gigi belakang bawah kanan dan kiri. Pasien merasa kesulitan untuk mengunyah makanan dan ingin dibuatkan gigi tiruan yang dapat dilepas. A. Anamnesis Dari hasil anamnesis, diperoleh informasi bahwa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian agar fungsi pengunyahannya dapat kembali terpenuhi. Kesehatan umum pasien baik dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pasien belum pernah menggunakan gigi tiruan sebelumnya.
B. Pemeriksaan Klinis 1. Pemeriksaan Ekstra Oral Dari hasil pemeriksaan ekstra oral, diperoleh hasil sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.
Bentuk Wajah Profil muka Pupil Tragus Hidung Bibir Atas Bibir Bawah Sendi rahang Kanan Kiri Deviasi Trismus i. Kelainan Lain
: Lonjong : Lurus : Simetris : Simetris : Simetris, Pernafasan melalui hidung lancar : Normal, Tipis, Simetris : Normal, Tebal, Simetris : : Normal : Normal : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada
2. Pemeriksaan Intra Oral Dari hasil pemeriksaan intra oral, diperoleh hasil sebagai berikut: a. Pemeriksaan Umum 1) Saliva
: Kuantitas Normal Kualitas Normal
2) Lidah
: Berukuran Normal Posisi Wright kelas I Mobilitas Normal
3) Refleks Muntah 4) Mukosa mulut 5) Kebiasaan buruk
: Rendah : Sehat, namun sering mengalami ulserasi : Tidak ada
b. Pemeriksaan Gigi Geligi dan Tulang Alveolar 1) Fraktur Gigi : Tidak ada 2) Perbandingan mahkota dan akar gigi 2 : 3 3) Gigi hilang pada gigi 36 dan 46 c. Pemeriksaan Lain 1) Kedalaman vestibulum pada rahang atas sedang dan rahang bawah dangkal. 2) Prosesus alveolaris rahang atas dan rahang bawah a) Bentuk : Oval b) Tahanan Jaringan : Tinggi c) Bentuk Permukaan : Rata
d) Ketinggian : Sedang e) Relasi rahang normal 3) Frenulum pada rahang atas dan rahang bawah sedang. 4) Palatum berbentuk kuadratik, sedang, tidak ada torus , dan palatum 5) 6) 7) 8)
molle House Kelas I Tuberositas alveolaris kiri dan kanan sedang Ruang retromilohioid kiri dan kanan sedang Bentuk lengkung rahang atas dan bawah oval Perlekatan dasar mulut normal
3. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada pasien. 4. Sikap mental 5. Model Studi
: Filosofis
6. Diagnosis
: Applegate
Kennedy Kelas VI Modifikasi 1 P 7. Rencana Perawatan : Pembuatan Gigi tiruan Lepasan Sebagian Akrilik
8. Desain Gigi tiruan
Gambar 2. Desain gigi tiruan sebagian lepasan
a. Jenis dukungan b. Gigi penyangga
: Dukungan gigi : 35, 37, 45, 47, 11, 12, 21, 22 c. Retainer : Klamer half Jackson pada gigi 35, 37, 45, 47, dan perluasan plat pada lingual gigi 11, 12, 21, 22 d. Plat dasar : Akrilik e. Anasir : Gigi 36 dan 46
BAB IV PENATALAKSANAAN
A. Perawatan Pra Prostodontik Perawatan pra-prosrodontik yang sebelumnya telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Scaling/Pembersihan karang gigi dengan Ultra Sonic Scaler 2. Restorasi Kelas V komposit pada gigi 43 3. Pencabutan sisa akar 36 dengan anestesi Blok Fisher. 4. Pencabutan sisa akar 46 dengan anestesi Blok Fisher. B. Pengisian Rekam Medis Prostodonsia Dilakukan pengisian rekam medis prostodonsia yang terdiri dari data pasien, pemeriksaan subjektif dan objektif, diagnosis, rencana perawatan, dan alternatif rencana perawatan. Pasien diinformasikan tentang diagnosis yakni edentulous sebagian pada rahang bawah dan diinformasikan tentang rencana perawatan yang akan dilakukan yakni pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dari bahan akrilik. C. Pencetakan Terdapat dua macam pencetakan untuk model kerja gigi tiruan sebagian lepasan yaitu cetakan non fungsional (mukostatik) dan cetakan fungsional
(mukokompresi). Pada indikasi kasus Kelas VI Applegate Kennedy menggunakan cetakan mukostatik dengan bahan alginat dan menggunakan stock tray. Hal ini bertujuan untuk mencetak keadaan rongga mulut dalam keadaan statis (Jahongiri dkk., 2011) .
D. Model kerja Model kerja merupakan replika anatomis dalam rongga mulut pasien yang dapat digunakan sebagai acuan dalam tahap pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Jahongiri dkk., 2011). E. Penentuan Desain dan Pembuatan Klamer/Cengkeram Penentuan desain disesuaikan dengan garis fulkrum untuk menentukan direct dan indirect retainer yang digunakan. Klamer merupakan bagian dari gigi tiruan lepasan sebagai direct retainer. Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan klamer pada gigi tiruan sebagaian lepasan adalah (Tamin dkk., 2012): 1. Ujung lengan klamer terletak pada daerah undercut (di bawah garis survey) pada bagian bukal dan palatal, lingual 2. Ujung dari klamer tidak boleh menekan dan menyentuh gigi sebelah 3. Lengan dari klamer tidak boleh menyentuh gingiva 4. Ujung dari klamer harus dibulatkan F. Survey dan Block Out Tindakan survey dilakukan dengan alat dental surveyor. Manfaat dari survey ini adalah (Jahongiri dkk., 2011) 1. Sebagai panduan menentukan arah pemasangan yang baik sehingga terjadi sangkutan (interference) pada saat gigi geligi tiruan dipasang dan dikeluarkan. 2. Menentukan lokasi dan besarnya daerah undercut pada permukaan gigi. 3. Menentukan kesejajaran bidang 4. Menentukan penutupan daerah undercut. G. Lempeng dan Galangan Gigit
Lempeng dan galangan gigit ini terbuat dari malam merah. Lempeng gigit dibuat mengikuti outline gigi tiruan. Galangan gigit digunakan untuk menentukan tinggi bidang oklusal, catatan awal hubungan antar rahang dalam arah vertikal dan horizontal, dan perkiraan jarak interoklusal (Tamin dkk., 2012). H. Penetapan gigit Penetapan gigit sebagai kunci oklusi yang sesuai dengan rahang. Pada gigi tiruan sebagian lepasan dengan tinggi gigit yang tetap, galangan gigit rahang atas dimasukkan terlebih dahulu hingga ada kontak antara galangan dan gigi lawan, kemudian catat kontak antara gigi lawan yang dapat dipakai sebagai panduan oklusi. I. Penyusunan Gigi Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam seleksi elemen gigi anterior dan posterior adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan dari elemen. Dalam penyusunan gigi yang dapat menjadi panduan adalah: 1. Gigi geligi harus disusun tepat pada puncak ridge 2. Gigi geligi disusun harus kontak dengan gigi sebelahnya, serta gigi antagonis. Sehingga diperoleh oklusi gigi yang harmonis antara gigi asli dengan anasir gigi tiruan, atau antar anasir gigi tiruan. J. Kontur Akhir Kontur pada malam dilakukan agar mendapat bentukan menyerupai anatomis asli jaringan lunak yang menyangga gigi geligi. Kontur dilakukan saat gigi tiruan saat di packing akrilik (Tamin dkk., 2012). K. Hasil Kasar Akrilik Setelah dilakukan packing akrilik di laboratorium, didapatkan hasil kasar akrilik. Hal yang perlu diperhatikan dari hasil kasar akrilik adalah (Tamin dkk., 2012): 1. Tidak boleh terdapat bagian yang porus 2. Tidak boleh terdapat bagian yang kasar dan tajam pada permukaan gigi tiruan yang menghadap mukosa 3. Kontur gingiva termasuk daerah servikal gigi tetap dipertahankan bentuknya
4. Dilakukan pembersihan dari sisa-sisa gipsum yang menempel pada akrilik. L. Percobaan Gigi Tiruan Akrilik dan Selective Grinding Sebelum dilakukan pemasangan akhir, gigi tiruan akrilik terlebih dahulu dicobakan kepada pasien. Pada percobaan gigi tiruan akrilik dalam rongga mulut pasien yang perlu diperhatikan adalah (Tamin dkk., 2012): 1. Retensi Diperiksa dengan cara menggerak gerakan pipi dan bibir pasien. Dapat dilihat penempatan oklusal rest harus sesuai dengan rest seat, dan lengan retentif klamer pada bagian undercut gigi penyangga. 2. Stabilisasi Diperiksa saat rongga mulut berfungsi. Bagian basis tidak boleh over extended, dan protesa tidak boleh mengganggu mastikasi, penelanan, bicara, dan berekspresi. 3. Oklusi Diperiksa dengan bantuan articulating paper. Bagian yang mengalami kontak prematur harus dilakukan selektif grinding. Pengasahan pada gigi tidak boleh mengurangi tinggi cusp gigi, dan disesuaikan kontak dari gigi antagonis asli ataupu n anasir gigi tiruan (Tamin dkk., 2012) M. Insersi Saat pemasangan akhir atau insersi padapasien perlu diperhatikan oklusi sentrik, artikulasi rahang, kenyamanan pasien, estetik, dan fungsi fonetik. Operator mengajarkan kepada pasien cara memasang dan memakai gigi tiruan sebagian lepasan. Kemudian pasien diberikan instruksi penggunaan dan pemeliharaan gigi tiruan sebagai berikut (Carr and Brown, 2011): 1. Bersihkan gigi tiruan dengan sikat halus sehabis dipakai 2. Gigi tiruan direndam dengan air bersih suhu kamar sewaktu dilepas 3. Pada malam hari sebelum tidur, lepaskan gigi tiruan agar jaringan otot dibawahnya istirahat 4. Sebagai latihan, pertama-tama makan-makanan yang lembut dan lunak. Apabila tidak ada keluhan dan terbiasa, maka boleh makan makanan yang biasa 5. Biasakan menguyah pada kedua sisi rahang secara bersamaan
6. Apabila ada rasa tidak nyaman, sakit, gangguan bicara, gigi tiruan tidak stabil, kerusakan pada kawat atau gigi tiruan, dapat segera menghubungi operator. N. Kontrol Pada kunjungan ini, perlu diperoleh riwayat yang cermat dari keluhan seperti rasa sakit atau longgarnya gigi tiruan tersebut.
BAB V PEMBAHASAN Pada laporan kasus ini, pasien termasuk dalam klasifikasi Kelas VI Applegate Kennedy modifikasi 1P sebab daerah yang tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada; kedua gigi tetangga mampu memberi dukungan pada gigi tiruan dan memenuhi syarat-syarat sebagai gigi penyangga. Desain utama basis gigi tiruan yang digunakan pada rahang bawah adalah gigi tiruan tooth borne dengan basis resin akrilik dengan direct retainer berupa
cengkeram half Jackson dan indirect retainer berupa perluasan basis pada bagian singulum gigi anterior. Desain untuk klasifikasi Kelas VI Applegate Kennedy dapat menggunakan cengkeram dengan dukungan gigi, karena sadelnya berbentuk paradental dan kedua gigi baik anterior mauoun posterior edentulous masih mampu memberi dukungan pada gigi tiruan. Penggunaan cengkeram ini berfungsi sebagai retensi untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan dan juga untuk meneruskan beban kunyah ke mukosa. Anasir gigi tiruan yang digunakan yaitu anasir akrilik pada gigi 36 dan 46. Anasir gigi yang dipilih berbahan akrilik agar dapat melekat secara kimia pada saddle yang juga berbahan akrilik.
BAB VI SIMPULAN Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan ini memerlukan waktu yang cukup lama, selain itu kesuksesannya tidak selalu dapat dijamin. Untuk meminimalkan terjadinya kesalahan saat gigi tiruan telah di-packing, maka setiap tahapan harus dilakukan dengan cermat pada saat gigi tiruan masih dapat diperbaiki dengan lebih mudah. Pasien juga sebaiknya diberikan informasi mengenai setiap tahapan yang akan dilakukan, agar pasien dapat memahami dan memaklumi pengerjaan
gigi tiruan yang memerlukan berkali-kali kunjungan sehingga memakan waktu, tenaga, dan biaya. Instruksi penggunaan dan pemeliharaan protesa juga penting diinformasikan kepada pasien mengingat pasien pada kasus ini memakai gigi tiruan untuk yang pertama kalinya. Kehilangan gigi harus sesegera mungkin apabila memungkinkan untuk diganti agar fungsi gigi-geligi asli dapat digantikan dengan gigi tiruan sekaligus mencegah dekstruksi jaringan gigi dan mulut lebih lanjut akibat kehilangan gigi.
DAFTAR PUSTAKA Bolouri, A., 2008, Removable Partial Denture Design for A Few Remaining Natural Teeth, J Prostho Dent 39(3): 346-348. Carr, A.B., McGivney, G.P., Brown, D.T., 2011, McCracken’s removable partial prosthodontics, Elsevier Mosby, St.Louis. Grant, A.A., Heath, J.R., and Cord, J.F., 2005, Complete Prosthodontics Problem, Diagnosis, and Management, Wolfe, New York.
Gunadi, H., Margo, A., Burhan, L., 1991, Buku ajar ilmu geligi tiruan sebagian lepasan, Hipokrates, Jakarta. Jones, J.D., Garcia, L.T., 2009, Removable partial dentures: a clinician’s guide, Wiley-Blackwell, Iowa. Seals, R.R.,Jones, J.D., 2003, Evidence Based Practice in Removable Prosthosontics, Texas Dent, J., 12 (12):1138. Tamin, H.Z., Zulkarnain, M., Ariyani, 2012, Bahan ajar ilmu gigi tiruan Sebagian lepasan, Departemen Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Sumatera Utara, Medan The Academy of Denture Prosthetics, 2005, The Glossary of Prosthodontic Terms, J Prosthet Dent: 31-68.