Loading documents preview...
PENURUNAN KESADARAN Pembimbing: dr. Hygea Talita Patrisia Toemon, Sp. S
Oleh: Oktavia Putri Wulandari Effendy
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR
DEFINISI • Kesadaran pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. • Penurunan kesadaran salah satu kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian.
Proses Kesadaran • Keadaan sadar ditentukan oleh 2 komponen yaitu formasio retikularis dan hemisfer serebral. • Formasio retikularis terletak di rostral midpons, midbrain (mesencephalon) dan thalamus ke korteks serebri. Ini dinamakan ascending reticular activating system (ARAS).
PROSES KESADARAN Interaksi yang sangat kompleks dan terusmenerus secara efektif antara hemisfer otak, formatio retikularis serta semua rangsang sensorik yang masuk
…Proses Kesadaran
• Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik dan akan menggalakkan inti (neuron di formatio retikularis) untuk selanjutnya mengirimkan impuls ke seluruh korteks secara difus dan bilateral.
DERAJAT KESADARAN (KUALITATIF)
COMPOS MENTIS SOMNOLEN
• Kesadaran anak penuh • Respon adekuat terhadap stimulus • • • •
Kesadaran lebih rendah Mengantuk, ingin tidur Tidak responsif dengan rangsangan ringan Masih respon dengan respon kuat
Sopor
• Stimulus ringan & sedang no respon • Stimulus kuat respon sedikit • Reflek pupil terhadap cahaya +
Koma
• Tidak ada respon terhadap stimulus atau rangsangan apapun • Reflek pupil terhadap cahaya ada tetapi lambat
GLASGOW COMA SCALE (KUANTITATIF) Respon membuka mata (Eye)
(4). Spontan dgn adanya kedipan (3). Dengan suara (2). Dengan nyeri (1). Tdk ada reaksi
Respon bicara (Verbal)
(5). Orientasi baik (4). Disorientasi (mengacau/bingung) (3). Keluar kata-kata yg tdk teratur (2). Suara yg tidak berbentuk kata (1). Tdk ada suara untuk anak-anak (5). Kata-kata bermakna, senyum, mengikuti objek (4). Menangis, tp bisa diredakan (3). Teriritasi secara menetap (2). Gelisah, teragitasi (1). Diam saja
Nilai GCS = (E+V+M) = 15 (terbaik) dan 3 (terburuk)
Respon motorik (Motor)
(6). Mengikuti perintah (5). Melokalisir nyeri (4). Menarik ekstremitas yg dirangsang (3). Fleksi abnormal (dekortikasi) (2). Ekstensi abnormal (decerebrasi) (1). Tdk ada gerakan
Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“: • I : Intoksikasi Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan penurunan kesadaran • T:Trauma Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada. • E: Epilepsi Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan penurunan kesadaran.
Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“: • S : Sirkulasi Meliputi stroke dan penyakit jantung • E : Ensefalitis Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan. • M : Metabolik Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum • E : Elektrolit Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.
PATOGENESIS PENURUNAN KESADARAN Fokal (-) kaku kuduk (-) • • • • • •
Gangguan iskemik Gangguan metabolik ( hiperglikemia, hipoglikemia,hipoksia,uremia) Intoksikasi Infeksi sistemis Hipertemia Epilepsi
Fokal (-) kaku kuduk (+) • Perdarahan subarakhnoid • Radang selaput otak • Radang otak dan jaringan otak (meningoensefalitis)
Gangguan dengan kelainan fokal • Tumor otak • Perdarahan otak • Infark otak • Abses otak
Gangguan Struktur Intrakranial • Penurunan kesadaran akibat gangguan fungsi atau lesi struktural formasio retikularis di daerah mesensefalon dan diensefalon (pusat penggalak kesadaran) koma diensefalik. • Secara anatomik, koma diensefalik dibagi menjadi dua bagian utama yaitu: 1. Koma akibat lesi supratentorial 2. Koma lesi infratentorial
Koma akibat lesi supratentorial •
• •
Terjadi kerusakan langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan kompresi pada ARAS karena proses tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi dan edema yang diakibatkannya. Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua hemisfer serebri, sedangkan batang otak tetap normal. Lesi struktural supratentorial (hemisfer): Adanya massa yang mengambil tempat di dalam kranium (hemisfer serebri) beserta edema sekitarnya dorongan dan pergeseran struktur di sekitarnya herniasi girus singuli, herniasi transtentorial sentral dan herniasi unkus.
Koma akibat lesi infratentorial • Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau serta merusak pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat iskemik, perdarahan dan nekrosis. Misalnya pada stroke, tumor, cedera kepala, dll • Proses di luar batang otak yang menekan ARAS a. Langsung menekan pons b. Herniasi ke atas dari serebelum dan mesensefalon melalui celah tentorium dan menekan tegmentum mesensefalon c. Herniasi ke bawah dari serebelum melalui foramen magnum dan menekan medulla oblongata.
DIAGNOSIS-Anamnesis ANAMNESIS
AKUT/MENDADAK
PEMERIKSAAN FISIS
• • • • • •
Lesi vaskuler/CVA Post iktal Status epileptikus Aritmia jantung Trauma Keracunan
PENURUNAN KESADARAN GCS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
PERLAHAN/ INSIDIOUS
• Kelainan metabolik/inborn error of metabolism • Infeksi • Lesi massa yang meluas
DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU
Meningkat
• • • • •
Norma l
• •
Menurun
• • • •
ANAMNESI S
PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN N
DENYUT JANTUNG
FREKUENSI NAPAS GCS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
TEKANAN DARAH
KULIT
Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Antidepresan trisiklik • Halusinogenik
Trauma Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung) • Metabolik • Anafilaksis Infeksi neonatus/bayi Paparan dingin Hipotiroidism Keracunan opioid & sedatif
DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU
Meningkat
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN
KES DA N RA A
DENYUT JANTUNG FREKUENSI NAPAS
• •
GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
TEKANAN DARAH
Menurun
KULIT
• • • • •
Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Antidepresan trisiklik • Halusinogenik Trauma Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung, syok)
• •
Metabolik Anafilaksis
• • • • •
Hipoksia/hipoksemia lama Infark miokard Blok jantung Peningkatan TIK Keracunan opioid & sedatif
DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU
Meningkat
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN
GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
DENYUT JANTUNG
FREKUENSI NAPAS
• •
TEKANAN DARAH
Menurun KULIT
• • • • •
Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Kolinergik • Halusinogenik
Trauma
Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung, syok)
• •
Metabolik (KAD) Anafilaksis
•
Keracunan • Opioid & sedatif
• Antidepresan trisiklik • Cedera batang otak
DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU
Meningkat
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN PENURUNA KESADARAN N KESA DA N RA
DENYUT JANTUNG
FREKUENSI NAPAS
• Statusepileptikus • Hipertiroidism • Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Kolinergik • Halusinogenik • Antidepresan trisiklik • Gagal ginjal • PeningkatanTIK
GCS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
TEKANAN DARAH Menurun KULIT
• Keracunan • Opioid & sedatif • Syok dekompensata • Insufisiensi adrenal
DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN KESA DA N RA
DENYUT JANTUNG
FREKUENSI NAPAS
Biru
• Hipoksia/hipoksemia
Ikterus
• Ensefalopati hepatik
Pucat
• Anemia • Perdarahanmasif
Merah ceri
• KeracunanCO
GCS
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
TEKANAN DARAH
KULIT
Rash
• Infeksi
DIAGNOSIS-GCS ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS
PENURUNAN PENURUNA KESADARAN N KESA DA N RA
GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
UNTUK MENENTUKAN DERAJATKESADARAN
DIAGNOSIS-Pemeriksaan neurologis ANAMNESIS
Tanda rangsang meningeal
Abnormal
• Kelainanintrakranial/ sistem saraf pusat • Keracunan
Saraf kranialis PEMERIKSAAN FISIS
Tentukan Refleks pupil
Motorik
PENURUNAN KESADARAN KESA DA N RA
Fungsi luhur
Sensorik GCS
Tonus
TOPIS LESI
Postur
Pola napas
Refleks Fisiologis
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks bola mata
Refleks Patologis Sistemsaraf otonom
Normal
• Ekstrakranial
PEMERIKSAAN PUPIL • Simetris / refleks cahaya normal • Integritas mesensefalon baik. Jika refleks pupil normal, refleks kornea dan okulosefalik (-) dicurigai koma metabolik
• Midposisi (2-5 mm) fixed dan ireguler • Lesi mesensefalon fokal
• Pupil reaktif pinpoint • Kerusakan pons, intoksikasi opiat kolinergik
• Dilatasi unilateral dan fixed • Herniasi
• Pupil bilateral fixed dan dilatasi • Herniasi sentral, hipoksik-iskemi global, keracunan barbiturate
• Lesi di hemisfer • Kedua mata melihat ke samping arah hemisfer yang terganggu, refleks cahaya normal
• Lesi di thalamus • Kedua mata melihat ke medial bawah, pupil kecil, refleks cahaya ( - )
• Lesi di pons • Kedua mata ditengah, gerakan bola mata (-), pupil kecil, refleks cahaya (+)
• Lesi di serebelum • Kedua mata ditengah, besar, bentuk pupil normal, refleks cahaya (+)
PEMERIKSAAN PUPIL
Pola Pernapasan
Pola napas
Respiratory pattern • Cheyne-Stokes respiration : bilateral cortical or bilateral thalamic lesions, metabolic disturbances, incipient transtentorial herniation • Hyperventilation : midbrain or pons lesions • Apneusis : lateral tegmentum of lower half of pons • Cluster : lower pontine or high medullary lesions • Ataxic : dorsomedial medulla lesion
Rangsang nyeri pada pasien koma
Reaksi terhadap rangsang nyeri Reaksi yang dapat dilihat: Gerakan abduksi : seakan-akan pasien menghalau rangsangan menandakan bahwa masih terdapat fungsi hemisfer. Gerakan adduksi : seakan-akan pasien menjauhi rangsangan (withdrawal), gerakan fleksi lengan dan tungkai terdapat gangguan di hemisfer. Kedua lengan dan tungkai mengambil posisi ekstensi (rigiditas deserebrasi) terdapat gangguan di batang otak.
Pemeriksaan untuk menetapkan letak proses patologik di batang otak • Gerakan otomatik misalnya menelan, menguap, atau membasahi bibir fungsi nukleus di batang otak masih baik. • Adanya kejat mioklonik multifokal dan berulang kali gangguan metabolisme sel hemisfer otak. • Letak lengan dan tungkai:
Dekortikasi di hemisfer Deserebrasi di batang otak
Dekortikasi: lesi di atas midbrain
Deserebrasi: Lesi di bawah midbrain
DIAGNOSIS-Pemeriksaan penunjang Abnormal CTscan YA PENURUNAN KESADARAN
• STABILISASI • Ax, PxFISIS • GCS
Normal
Peningkatan TIK? TIDAK
Abnormal
• • • • • • • • •
ICH Tumor AVM Ruptur aneurisma Edema serebri Hidrosefalus Abses Emboli Stroke
• Hipoglikemia • Hiperglikemia
Glukosa Normal Tanda infeksi SSP?
NEXTSLIDE
DIAGNOSIS-Pemeriksaan penunjang • Meningitis • Ensefalitis
Lumbal pungsi
YA PENURUNAN KESADARAN
Tanda infeksi SSP?
TIDAK
• Keracunan • Sepsis • Kelainanmetabolik (inborn error of metabolism) • HIE • Epilepsi • SindromReye
Abnormal • • • • • • •
DL, kultur Elektrolit, BGA LFT, RFT Amonia Osmolaritas serum EEG Toksikologi
Normal
Abnormal
Lesi anatomis
Normal
Psikogenik
CTscan
Indonesian Neurological Association 2010
Kesadaran menurun
Tanda-tanda trauma (-)
Tanda-tanda trauma kepala (+) • ABC o Hati-hati trauma leher o O2 2-3 L/menit o I.V. line, infus NaCl 0,9 %/ RL 100=150 cc/jam (hindari dekstrosa) • Tinggikan posisi kepala 300 • Anamnesis (Allo) • PF umum • PF neurologi • Obs trauma primer & sekunder • Foley cateter (hematuria?, urinalisis) • NGT (Hati-hati pada perdarahan hidung masif) • Usahakan TDS > 100 mmHg, berikan SA bila P < 45 • Temperatur usahakan <37,5 • Lab hematologi (DPL), urinalisis, AGD, elektrolit, Ureum,/ Creatinin, GDS • Radiologi: Ro Schedel, CT Scan tanpa kontras
Tanda-tanda neurologi fokal (+) 1. 2. 3. 4.
Infark Hemoragik Neoplasma Abscess/infeksi
Tanda-tanda rangsang meningeal (+)
1. 2. 3.
Tanda-tanda neurologi fokal (-)
Meningitis Meningoensefalitis PSA
Tanda-tanda rangsang meningeal (-) Ensefalopati metabolik 1. Hipoksik-iskemik 2. Endokrin (hipo/hiperglikemia, tiroid) 3. Elektrolit(hiper/hiponatre mia,hiperkalsemia) 4. Toksin 5. Obat-obatan 6. Epilepsi 7. Gg. behaviour
Manajemen A. Suportif 1. Awasi : - Jalan nafas - Jangan banyak dimanipulasi - Batuk dibuat minimal 2. Awasi tekanan darah dengan pemberian cairan obat2an ionotropik, dibuat normotensif. Bila terjadi hipotensi diberi terapi cairan atau pasopretor. Apabila terjadi hipotensi diberi obat anti hipertensi.
3. Pasang nasogastrictube Bila memungkinkan sedini mungkin diberi makanan per sonde. 4. Analisa gas darah untuk menentukan adanay alkalosis atau asidosis. 5. Awasi trombosis dengan pemberian stoking. 6. Awasi cairan tubuh Hindari hiponatremia, hipernatremia. 7. Kateter urine 8. Alih posisi Mencegah dekubitus
B. Kausatif / Spesifik 1. Antibiotik : Gangguan kesadaran samapi koma bila disertai panas dan kaku kudu. 2. CT Scan atau lumbal pungsi : Gangguan kesadaran sampai koma dengan kaku kuduk tanpa panas. 3. Manitol, dexametasone, hperventilasi : Koma dengan neurologis fokal bila ada tanda-tanda tekanan intrakranial meninggi berupa keluhan nyeri kepala progresif, ataksia, drosinus, parese N.VI, gangguan N.III, gangguan melihat keatas, tekanan darah meningkat dengan bradikardi.
4. Koma tanpa disertai gejala neurologi fokal atau kaku kuduk sangat mungkin penyebabnya adalah metabolic. Pemeriksaan gula darah, ureum kreatinin, elektrolit, fungsi hati. Lumbal pungsi untuk kecurigaan adanya enchepalitis. Pemeriksaan EEG dimungkinkan pada adanya epilepsi dan enchepalitis.
5. Terapi spesifik - Hipoglikemia : Glukosa - Overdose opiat : Nalokson - Overdose bensodiazepin : Flumazenil - Wernick’s enchepalopatia : tiamin
Laporan kasus
Identitas Pasien • Nama pasien : Tn. L • Usia : 77 tahun • Pekerjaan : Petani • Alamat : Pangkoh IV • MRS : 05/07/2018 pukul 11.36 WIB
Anamnesis Keluhan utama • Penurunan kesadaran sejak kemarin malam Riwayat penyakit sekarang • Pasien awalnya merasakan nyeri kepala dan kemudian tiba-tiba mengeluh bicara pelo, dan sulit menelan sejak 2 hari SMRS. • Menurut pengakuan keluarga pasien hal tersebut baru pertama kali dialami pasien. Kelemahan dan bicara pelo muncul secara tiba-tiba saat pasien bangun dari tidur. Penurunan kesadaran (+), Kejang (-), Kesemutan (-), sakit kepala (+) kesulitan bicara(+), bibir mencong (-), gangguan penglihatan atau penglihatan kabur (-) mual (+), muntah (-). Riwayat trauma kepala (-), batuk (-)
Anamnesis Riwayat penyakit dahulu • Tidak memiliki riwayat stroke sebelumnya • Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan tidak terkontrol. • DM (-) Riwayat penyakit keluarga • Penyakit serupa (-) HT (-) DM (-)
Pemeriksaan fisik Temuan
Keadaan umum
Tampak lemah
Kesadaran
Coma . GCS: E1M2V1
TTV
TD: 140/90 mmHg, N: 96x/m, RR: 25x/m, T: 37,10C
Cephal
Normocephal, jejas (-) CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+) rhinorea (-), deviasi (-/-) Simetris, otorea (-/-) Deviasi (-/-)
Mata Hidung Telinga Lidah Thorax Pulmo
Inspeksi: Simetris, retraksi (-/-) Palpasi : Simetris kanan=kiri Perkusi : sonor Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Thorax Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea axila anterior sinistra Perkusi : Dalam batas normal Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Supel, BU (+) Normal, timpani, hepar/ lien tidak teraba besar
Ekstremitas
Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-), edema (-) Kekuatan motorik 1 1 1 1
Sensorik
- - -
Nervus Cranialis Nervus
Pemeriksaan
Kanan
Kiri
N. I Olfaktorius
Daya penghidu
Tidak dilevaluasi
Tidak dilevaluasi
Daya penglihatan
Tidak dilevaluasi
Tidak dilevaluasi
Penglihatan warna
Tidak dilevaluasi
Tidak dilevaluasi
Lapang pandang
Tidak dilevaluasi
Tidak dilevaluasi
Ptosis
N
N
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Gerakan mata ke atas
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Gerakan mata ke bawah
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Ukuran pupil
3 mm
3 mm
Refleks cahaya langsung
N
N
N. II Optikus
N. III Okulomotorius
Gerakan mata ke medial
Nervus Cranialis
N. III Okulomotorius
Nervus Cranialis Gerakan mata ke lateral
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Strabismus konvergen
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Menggigit
Sulit dievaluasi
Membuka mulut
Sulit dievaluasi
Sensibilitas muka
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Refleks kornea
N
N
Trismus
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Gerakan mata ke lateral
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Strabismus konvergen
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Kedipan mata
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Lipatan nasolabial
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Sudut mulut
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Mengerutkan dahi
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
bawah N. IV Trokhlearis
N. V Trigeminus
N. VI Abdusens
N. VII Fasialis
Nervus Cranialis Meringis N. VII Fasialis
Menggembungkan pipi Daya kecap lidah 2/3 depan
N. VIII Vestibulokokhlearis
N. IX Glossofaringeus
Tes Rinne Tes Schwabach Tes Weber
Simetris Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi Tidak dilakukan (keterbatasan alat)
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Sulit dievaluasi
Refleks muntah
Sulit dievaluasi
Sengau
Sulit dievaluasi
Tersedak
Sulit dievaluasi
Arkus faring
Sulit dievaluasi
Bersuara
Sulit dievaluasi
Nervus Cranialis N. X Vagus
Nervus Cranialis Memalingkan
N
N
Sikap bahu
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Mengangkat bahu
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
Trofi otot bahu
Sulit dievaluasi
Sulit dievaluasi
kepala
N. XI Aksessorius
N. XII Hipoglossus
Sikap lidah
Sulit dievaluasi
Artikulasi
Sulit dievaluasi
Tremor lidah
Sulit dievaluasi
Menjulurkan lidah
Sulit dievaluasi
Trofi otot lidah
Sulit dievaluasi
Fasikulasi lidah
Sulit dievaluasi
Pemeriksaan penunjang • Multiple infark pada parenkim temporoparietal kanan, ganglia basalis bilateral, substansia alba periventrikel lateral kanan-kiri, thalamus kiri • Perdarahan pada pons dengan edema perifokal
Parameter
Hasil
Nilai normal
Darah lengkap Hemoglobin
14,9 gr/dl
12,0 – 16,0 gr/dl
Hematokrit
44,2 %
40,0 – 54,0 %
Trombosit
305.000 /ul
100 – 300 x 103/ul
Leukosit
22.050 /ul
4,0 – 10,0 x 103/ul
Eritrosit
4.83 x 106/ul
4,0 – 5,50 x 106/ul
Ureum
38
21 – 53
Creatinin
1,4
0,7 – 1,5
GDS
153
< 200
Natrium (Na)
137 mmol/L
135 – 148 mmol/L
Kalium (K)
34.3 mmol/L
3,5 – 5,3 mmol/L
Calcium (Ca)
1,15 mmol/L
0,98 – 1,2 mmol/L
Elektrolit
Diagnosis Klinis
• Penurunan kesadaran • Hipertensi • Dispnea
Topis
• Multiple infark pada parenkim temporoparietal kanan, ganglia basalis bilateral, substansia alba periventrikel lateral kanan-kiri, thalamus kiri • Perdarahan pada pons dengan edema perifokal
Assesment
• Penurunan kesadaran ec. Stroke non Hemoragik dd stroke hemoragik • Hipertensi grade I
TATALAKSANA Tx IGD • IFVD NaCl 0,9% 20 tpm • Inf.. Manitol 4x100 ml • Inj. Citicoline 2 x 250 mg • Inj. Ranitidine 2 x 50 mg • Inj. Ondansetron 2 x 8 mg k/p • Po. Micardis 1 x 80 mg
Dokter Spesialis saraf • IVFD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 5 x 150 cc • Inj. Citicoline 2 x 250 mg • Inj. Ranitidine 2 x 50 mg • Inj. Ondansetron 2 x 4 mg k/p • Inj. As. traneksamat 3 x 250 mg • Po. Micardis 80 mg (0-0-1) • Po. Herbesser 100 mg (1-1-0)
Prognosis • Quo ad vitam malam • Quo ad functionam malam • Quo ad sanactionam malam
: dubia ad : dubia ad : dubia ad
PEMBAHASAN
SKOR SIRRAJ • Skor Sirraj = (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x petanda ateroma) – 12 = (2,5 x 2 ) + (2 x 0) + (2 x 1 ) + (0,1 x 90)} - (3 x 0) –12 = 4 Stroke Hemoragik
ALGORITMA GAJAH MADA • penurunan kesadaran (+) • Nyeri Kepala (+) • Refleks Babinski (-)
Stroke
Hemoragik
TATALAKSANA Tx IGD • IFVD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 4 x 100 ml gol. Diuretik osmotik edem cerebri • Inj. Citicoline 2 x 250 mg gol. Neurotropik memperbaiki kerusakan membran saraf • Inj Ondansetron 2 x 8 mg Antiemetik • Drip fenitoin 8 amp 3x100 mg antikonvulsan mencegah kejang • Inf. PCT 4x1g antipiretik mencegah demam • Inj. Omeprazole 2x40mggol. Pompa proton produksi as. lambung • Inj. Ceftriaxone 1x2g antibiotik mencegah infeksi • Inj. As. traneksamat 3 x 500 mgAntifibrinolitik menghentikan perdarahan
Dokter Spesialis saraf • IVFD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 4 x 100 cc gol. Diuretik osmotik edem cerebri • Inj. Citicoline 2 x 500 mg gol. Neurotropik memperbaiki kerusakan membran saraf • Inj. Ondansetron 2 x 8 mg k/p Antiemetik • Inj. As. traneksamat 3 x 500 mgAntifibrinolitik menghentikan perdarahan • Inj. Ceftriaxone 1x2g antibiotik mencegah infeksi • Inf. PCT 4x1g (kp) antipiretik mencegah demam • Drip fenitoin 2x100 mg (kp) antikonvulsan mencegah kejang
• Pasien didiagnosis Penurunan kesadaran ec. Stroke non Hemoragik dd stroke hemoragik + Hipertensi • Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang • Tatalaksana pada pasien meliputi tatalaksana supportif berupa pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala dan membantu proses penyembuhan kerusakan otak
KESIMPULAN