Laporan Kasus Penurunan Kesadaran

  • Uploaded by: Oktavia Putri Wulandari Effendy
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus Penurunan Kesadaran as PDF for free.

More details

  • Words: 3,080
  • Pages: 57
Loading documents preview...
PENURUNAN KESADARAN Pembimbing: dr. Hygea Talita Patrisia Toemon, Sp. S

Oleh: Oktavia Putri Wulandari Effendy

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN/SMF NEUROLOGI RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UPR

DEFINISI • Kesadaran  pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. • Penurunan kesadaran  salah satu kegawatan neurologi yang menjadi petunjuk kegagalan fungsi integritas otak dan sebagai “final common pathway” dari gagal organ seperti kegagalan jantung, nafas dan sirkulasi akan mengarah kepada gagal otak dengan akibat kematian.

Proses Kesadaran • Keadaan sadar ditentukan oleh 2 komponen yaitu formasio retikularis dan hemisfer serebral. • Formasio retikularis terletak di rostral midpons, midbrain (mesencephalon) dan thalamus ke korteks serebri. Ini dinamakan ascending reticular activating system (ARAS).

PROSES KESADARAN Interaksi yang sangat kompleks dan terusmenerus secara efektif antara hemisfer otak, formatio retikularis serta semua rangsang sensorik yang masuk

…Proses Kesadaran

• Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik dan akan menggalakkan inti (neuron di formatio retikularis) untuk selanjutnya mengirimkan impuls ke seluruh korteks secara difus dan bilateral.

DERAJAT KESADARAN (KUALITATIF)

COMPOS MENTIS SOMNOLEN

• Kesadaran anak penuh • Respon adekuat terhadap stimulus • • • •

Kesadaran lebih rendah Mengantuk, ingin tidur Tidak responsif dengan rangsangan ringan Masih respon dengan respon kuat

Sopor

• Stimulus ringan & sedang  no respon • Stimulus kuat  respon sedikit • Reflek pupil terhadap cahaya +

Koma

• Tidak ada respon terhadap stimulus atau rangsangan apapun • Reflek pupil terhadap cahaya ada tetapi lambat

GLASGOW COMA SCALE (KUANTITATIF) Respon membuka mata (Eye)

(4). Spontan dgn adanya kedipan (3). Dengan suara (2). Dengan nyeri (1). Tdk ada reaksi

Respon bicara (Verbal)

(5). Orientasi baik (4). Disorientasi (mengacau/bingung) (3). Keluar kata-kata yg tdk teratur (2). Suara yg tidak berbentuk kata (1). Tdk ada suara untuk anak-anak (5). Kata-kata bermakna, senyum, mengikuti objek (4). Menangis, tp bisa diredakan (3). Teriritasi secara menetap (2). Gelisah, teragitasi (1). Diam saja

Nilai GCS = (E+V+M) = 15 (terbaik) dan 3 (terburuk)

Respon motorik (Motor)

(6). Mengikuti perintah (5). Melokalisir nyeri (4). Menarik ekstremitas yg dirangsang (3). Fleksi abnormal (dekortikasi) (2). Ekstensi abnormal (decerebrasi) (1). Tdk ada gerakan

Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“: • I : Intoksikasi Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat menyebabkan penurunan kesadaran • T:Trauma Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural, perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada. • E: Epilepsi Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat menyebabkan penurunan kesadaran.

Etiologi penurunan kesadaran “SEMENITE“: • S : Sirkulasi Meliputi stroke dan penyakit jantung • E : Ensefalitis Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan. • M : Metabolik Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum • E : Elektrolit Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.

PATOGENESIS PENURUNAN KESADARAN Fokal (-) kaku kuduk (-) • • • • • •

Gangguan iskemik Gangguan metabolik ( hiperglikemia, hipoglikemia,hipoksia,uremia) Intoksikasi Infeksi sistemis Hipertemia Epilepsi

Fokal (-) kaku kuduk (+) • Perdarahan subarakhnoid • Radang selaput otak • Radang otak dan jaringan otak (meningoensefalitis)

Gangguan dengan kelainan fokal • Tumor otak • Perdarahan otak • Infark otak • Abses otak

Gangguan Struktur Intrakranial • Penurunan kesadaran akibat gangguan fungsi atau lesi struktural formasio retikularis di daerah mesensefalon dan diensefalon (pusat penggalak kesadaran)  koma diensefalik. • Secara anatomik, koma diensefalik dibagi menjadi dua bagian utama yaitu: 1. Koma akibat lesi supratentorial 2. Koma lesi infratentorial

Koma akibat lesi supratentorial •

• •

Terjadi kerusakan langsung pada jaringan otak atau akibat penggeseran dan kompresi pada ARAS karena proses tersebut maupun oleh gangguan vaskularisasi dan edema yang diakibatkannya. Lesi mengakibatkan kerusakan difus kedua hemisfer serebri, sedangkan batang otak tetap normal. Lesi struktural supratentorial (hemisfer): Adanya massa yang mengambil tempat di dalam kranium (hemisfer serebri) beserta edema sekitarnya  dorongan dan pergeseran struktur di sekitarnya  herniasi girus singuli, herniasi transtentorial sentral dan herniasi unkus.

Koma akibat lesi infratentorial • Proses di dalam batang otak sendiri yang merusak ARAS atau serta merusak pembuluh darah yang mendarahinya dengan akibat iskemik, perdarahan dan nekrosis. Misalnya pada stroke, tumor, cedera kepala, dll • Proses di luar batang otak yang menekan ARAS a. Langsung menekan pons b. Herniasi ke atas dari serebelum dan mesensefalon melalui celah tentorium dan menekan tegmentum mesensefalon c. Herniasi ke bawah dari serebelum melalui foramen magnum dan menekan medulla oblongata.

DIAGNOSIS-Anamnesis ANAMNESIS

AKUT/MENDADAK

PEMERIKSAAN FISIS

• • • • • •

Lesi vaskuler/CVA Post iktal Status epileptikus Aritmia jantung Trauma Keracunan

PENURUNAN KESADARAN GCS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

PERLAHAN/ INSIDIOUS

• Kelainan metabolik/inborn error of metabolism • Infeksi • Lesi massa yang meluas

DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU

Meningkat

• • • • •

Norma l

• •

Menurun

• • • •

ANAMNESI S

PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN N

DENYUT JANTUNG

FREKUENSI NAPAS GCS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

TEKANAN DARAH

KULIT

Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Antidepresan trisiklik • Halusinogenik

Trauma Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung) • Metabolik • Anafilaksis Infeksi neonatus/bayi Paparan dingin Hipotiroidism Keracunan opioid & sedatif

DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU

Meningkat

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN

KES DA N RA A

DENYUT JANTUNG FREKUENSI NAPAS

• •

GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

TEKANAN DARAH

Menurun

KULIT

• • • • •

Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Antidepresan trisiklik • Halusinogenik Trauma Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung, syok)

• •

Metabolik Anafilaksis

• • • • •

Hipoksia/hipoksemia lama Infark miokard Blok jantung Peningkatan TIK Keracunan opioid & sedatif

DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU

Meningkat

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN

GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

DENYUT JANTUNG

FREKUENSI NAPAS

• •

TEKANAN DARAH

Menurun KULIT

• • • • •

Infeksi Heat stroke Status epileptikus Hipertiroidism Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Kolinergik • Halusinogenik

Trauma

Gangguan kardiovaskuler (aritmia, gagal jantung, syok)

• •

Metabolik (KAD) Anafilaksis



Keracunan • Opioid & sedatif

• Antidepresan trisiklik • Cedera batang otak

DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU

Meningkat

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN PENURUNA KESADARAN N KESA DA N RA

DENYUT JANTUNG

FREKUENSI NAPAS

• Statusepileptikus • Hipertiroidism • Keracunan • Anti-kolinergik • Simpatomimetik • Serotonin • Kolinergik • Halusinogenik • Antidepresan trisiklik • Gagal ginjal • PeningkatanTIK

GCS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

TEKANAN DARAH Menurun KULIT

• Keracunan • Opioid & sedatif • Syok dekompensata • Insufisiensi adrenal

DIAGNOSIS-Pemeriksaan fisik SUHU

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS PENURUNAN KESADARAN KESA DA N RA

DENYUT JANTUNG

FREKUENSI NAPAS

Biru

• Hipoksia/hipoksemia

Ikterus

• Ensefalopati hepatik

Pucat

• Anemia • Perdarahanmasif

Merah ceri

• KeracunanCO

GCS

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

TEKANAN DARAH

KULIT

Rash

• Infeksi

DIAGNOSIS-GCS ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS

PENURUNAN PENURUNA KESADARAN N KESA DA N RA

GCS PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

UNTUK MENENTUKAN DERAJATKESADARAN

DIAGNOSIS-Pemeriksaan neurologis ANAMNESIS

Tanda rangsang meningeal

Abnormal

• Kelainanintrakranial/ sistem saraf pusat • Keracunan

Saraf kranialis PEMERIKSAAN FISIS

Tentukan Refleks pupil

Motorik

PENURUNAN KESADARAN KESA DA N RA

Fungsi luhur

Sensorik GCS

Tonus

TOPIS LESI

Postur

Pola napas

Refleks Fisiologis

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

Refleks bola mata

Refleks Patologis Sistemsaraf otonom

Normal

• Ekstrakranial

PEMERIKSAAN PUPIL • Simetris / refleks cahaya normal • Integritas mesensefalon baik. Jika refleks pupil normal, refleks kornea dan okulosefalik (-) dicurigai koma metabolik

• Midposisi (2-5 mm) fixed dan ireguler • Lesi mesensefalon fokal

• Pupil reaktif pinpoint • Kerusakan pons, intoksikasi opiat kolinergik

• Dilatasi unilateral dan fixed • Herniasi

• Pupil bilateral fixed dan dilatasi • Herniasi sentral, hipoksik-iskemi global, keracunan barbiturate

• Lesi di hemisfer • Kedua mata melihat ke samping arah hemisfer yang terganggu, refleks cahaya normal

• Lesi di thalamus • Kedua mata melihat ke medial bawah, pupil kecil, refleks cahaya ( - )

• Lesi di pons • Kedua mata ditengah, gerakan bola mata (-), pupil kecil, refleks cahaya (+)

• Lesi di serebelum • Kedua mata ditengah, besar, bentuk pupil normal, refleks cahaya (+)

PEMERIKSAAN PUPIL

Pola Pernapasan

Pola napas

Respiratory pattern • Cheyne-Stokes respiration : bilateral cortical or bilateral thalamic lesions, metabolic disturbances, incipient transtentorial herniation • Hyperventilation : midbrain or pons lesions • Apneusis : lateral tegmentum of lower half of pons • Cluster : lower pontine or high medullary lesions • Ataxic : dorsomedial medulla lesion

Rangsang nyeri pada pasien koma

Reaksi terhadap rangsang nyeri Reaksi yang dapat dilihat:  Gerakan abduksi : seakan-akan pasien menghalau rangsangan  menandakan bahwa masih terdapat fungsi hemisfer.  Gerakan adduksi : seakan-akan pasien menjauhi rangsangan (withdrawal), gerakan fleksi lengan dan tungkai  terdapat gangguan di hemisfer.  Kedua lengan dan tungkai mengambil posisi ekstensi (rigiditas deserebrasi)  terdapat gangguan di batang otak.

Pemeriksaan untuk menetapkan letak proses patologik di batang otak • Gerakan otomatik misalnya menelan, menguap, atau membasahi bibir  fungsi nukleus di batang otak masih baik. • Adanya kejat mioklonik multifokal dan berulang kali  gangguan metabolisme sel hemisfer otak. • Letak lengan dan tungkai:

Dekortikasi  di hemisfer Deserebrasi  di batang otak

Dekortikasi: lesi di atas midbrain

Deserebrasi: Lesi di bawah midbrain

DIAGNOSIS-Pemeriksaan penunjang Abnormal CTscan YA PENURUNAN KESADARAN

• STABILISASI • Ax, PxFISIS • GCS

Normal

Peningkatan TIK? TIDAK

Abnormal

• • • • • • • • •

ICH Tumor AVM Ruptur aneurisma Edema serebri Hidrosefalus Abses Emboli Stroke

• Hipoglikemia • Hiperglikemia

Glukosa Normal Tanda infeksi SSP?

NEXTSLIDE

DIAGNOSIS-Pemeriksaan penunjang • Meningitis • Ensefalitis

Lumbal pungsi

YA PENURUNAN KESADARAN

Tanda infeksi SSP?

TIDAK

• Keracunan • Sepsis • Kelainanmetabolik (inborn error of metabolism) • HIE • Epilepsi • SindromReye

Abnormal • • • • • • •

DL, kultur Elektrolit, BGA LFT, RFT Amonia Osmolaritas serum EEG Toksikologi

Normal

Abnormal

Lesi anatomis

Normal

Psikogenik

CTscan

Indonesian Neurological Association 2010

Kesadaran menurun

Tanda-tanda trauma (-)

Tanda-tanda trauma kepala (+) • ABC o Hati-hati trauma leher o O2 2-3 L/menit o I.V. line, infus NaCl 0,9 %/ RL 100=150 cc/jam (hindari dekstrosa) • Tinggikan posisi kepala 300 • Anamnesis (Allo) • PF umum • PF neurologi • Obs trauma primer & sekunder • Foley cateter (hematuria?, urinalisis) • NGT (Hati-hati pada perdarahan hidung masif) • Usahakan TDS > 100 mmHg, berikan SA bila P < 45 • Temperatur usahakan <37,5 • Lab hematologi (DPL), urinalisis, AGD, elektrolit, Ureum,/ Creatinin, GDS • Radiologi: Ro Schedel, CT Scan tanpa kontras

Tanda-tanda neurologi fokal (+) 1. 2. 3. 4.

Infark Hemoragik Neoplasma Abscess/infeksi

Tanda-tanda rangsang meningeal (+)

1. 2. 3.

Tanda-tanda neurologi fokal (-)

Meningitis Meningoensefalitis PSA

Tanda-tanda rangsang meningeal (-) Ensefalopati metabolik 1. Hipoksik-iskemik 2. Endokrin (hipo/hiperglikemia, tiroid) 3. Elektrolit(hiper/hiponatre mia,hiperkalsemia) 4. Toksin 5. Obat-obatan 6. Epilepsi 7. Gg. behaviour

Manajemen A. Suportif 1. Awasi : - Jalan nafas - Jangan banyak dimanipulasi - Batuk dibuat minimal 2. Awasi tekanan darah dengan pemberian cairan obat2an ionotropik, dibuat normotensif. Bila terjadi hipotensi diberi terapi cairan atau pasopretor. Apabila terjadi hipotensi diberi obat anti hipertensi.

3. Pasang nasogastrictube Bila memungkinkan sedini mungkin diberi makanan per sonde. 4. Analisa gas darah untuk menentukan adanay alkalosis atau asidosis. 5. Awasi trombosis dengan pemberian stoking. 6. Awasi cairan tubuh Hindari hiponatremia, hipernatremia. 7. Kateter urine 8. Alih posisi Mencegah dekubitus

B. Kausatif / Spesifik 1. Antibiotik : Gangguan kesadaran samapi koma bila disertai panas dan kaku kudu. 2. CT Scan atau lumbal pungsi : Gangguan kesadaran sampai koma dengan kaku kuduk tanpa panas. 3. Manitol, dexametasone, hperventilasi : Koma dengan neurologis fokal bila ada tanda-tanda tekanan intrakranial meninggi berupa keluhan nyeri kepala progresif, ataksia, drosinus, parese N.VI, gangguan N.III, gangguan melihat keatas, tekanan darah meningkat dengan bradikardi.

4. Koma tanpa disertai gejala neurologi fokal atau kaku kuduk sangat mungkin penyebabnya adalah metabolic. Pemeriksaan gula darah, ureum kreatinin, elektrolit, fungsi hati. Lumbal pungsi untuk kecurigaan adanya enchepalitis. Pemeriksaan EEG dimungkinkan pada adanya epilepsi dan enchepalitis.

5. Terapi spesifik - Hipoglikemia : Glukosa - Overdose opiat : Nalokson - Overdose bensodiazepin : Flumazenil - Wernick’s enchepalopatia : tiamin

Laporan kasus

Identitas Pasien • Nama pasien : Tn. L • Usia : 77 tahun • Pekerjaan : Petani • Alamat : Pangkoh IV • MRS : 05/07/2018 pukul 11.36 WIB

Anamnesis Keluhan utama • Penurunan kesadaran sejak kemarin malam Riwayat penyakit sekarang • Pasien awalnya merasakan nyeri kepala dan kemudian tiba-tiba mengeluh bicara pelo, dan sulit menelan sejak 2 hari SMRS. • Menurut pengakuan keluarga pasien hal tersebut baru pertama kali dialami pasien. Kelemahan dan bicara pelo muncul secara tiba-tiba saat pasien bangun dari tidur. Penurunan kesadaran (+), Kejang (-), Kesemutan (-), sakit kepala (+) kesulitan bicara(+), bibir mencong (-), gangguan penglihatan atau penglihatan kabur (-) mual (+), muntah (-). Riwayat trauma kepala (-), batuk (-)

Anamnesis Riwayat penyakit dahulu • Tidak memiliki riwayat stroke sebelumnya • Pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan tidak terkontrol. • DM (-) Riwayat penyakit keluarga • Penyakit serupa (-) HT (-) DM (-)

Pemeriksaan fisik Temuan

Keadaan umum

Tampak lemah

Kesadaran

Coma . GCS: E1M2V1

TTV

TD: 140/90 mmHg, N: 96x/m, RR: 25x/m, T: 37,10C

Cephal

Normocephal, jejas (-) CA(-/-), SI (-/-), pupil isokor, refleks cahaya (+/+) rhinorea (-), deviasi (-/-) Simetris, otorea (-/-) Deviasi (-/-)

Mata Hidung Telinga Lidah Thorax Pulmo

Inspeksi: Simetris, retraksi (-/-) Palpasi : Simetris kanan=kiri Perkusi : sonor Auskultasi : Ves (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Thorax Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS VI linea axila anterior sinistra Perkusi : Dalam batas normal Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Supel, BU (+) Normal, timpani, hepar/ lien tidak teraba besar

Ekstremitas

Akral hangat, CRT<2 detik, sianosis (-), edema (-) Kekuatan motorik 1 1 1 1

Sensorik

- - -

Nervus Cranialis Nervus

Pemeriksaan

Kanan

Kiri

N. I Olfaktorius

Daya penghidu

Tidak dilevaluasi

Tidak dilevaluasi

Daya penglihatan

Tidak dilevaluasi

Tidak dilevaluasi

Penglihatan warna

Tidak dilevaluasi

Tidak dilevaluasi

Lapang pandang

Tidak dilevaluasi

Tidak dilevaluasi

Ptosis

N

N

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Gerakan mata ke atas

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Gerakan mata ke bawah

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Ukuran pupil

3 mm

3 mm

Refleks cahaya langsung

N

N

N. II Optikus

N. III Okulomotorius

Gerakan mata ke medial

Nervus Cranialis

N. III Okulomotorius

Nervus Cranialis Gerakan mata ke lateral

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Strabismus konvergen

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Menggigit

Sulit dievaluasi

Membuka mulut

Sulit dievaluasi

Sensibilitas muka

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Refleks kornea

N

N

Trismus

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Gerakan mata ke lateral

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Strabismus konvergen

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Kedipan mata

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Lipatan nasolabial

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Sudut mulut

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Mengerutkan dahi

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

bawah N. IV Trokhlearis

N. V Trigeminus

N. VI Abdusens

N. VII Fasialis

Nervus Cranialis Meringis N. VII Fasialis

Menggembungkan pipi Daya kecap lidah 2/3 depan

N. VIII Vestibulokokhlearis

N. IX Glossofaringeus

Tes Rinne Tes Schwabach Tes Weber

Simetris Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi Tidak dilakukan (keterbatasan alat)

Daya kecap lidah 1/3 belakang

Sulit dievaluasi

Refleks muntah

Sulit dievaluasi

Sengau

Sulit dievaluasi

Tersedak

Sulit dievaluasi

Arkus faring

Sulit dievaluasi

Bersuara

Sulit dievaluasi

Nervus Cranialis N. X Vagus

Nervus Cranialis Memalingkan

N

N

Sikap bahu

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Mengangkat bahu

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

Trofi otot bahu

Sulit dievaluasi

Sulit dievaluasi

kepala

N. XI Aksessorius

N. XII Hipoglossus

Sikap lidah

Sulit dievaluasi

Artikulasi

Sulit dievaluasi

Tremor lidah

Sulit dievaluasi

Menjulurkan lidah

Sulit dievaluasi

Trofi otot lidah

Sulit dievaluasi

Fasikulasi lidah

Sulit dievaluasi

Pemeriksaan penunjang • Multiple infark pada parenkim temporoparietal kanan, ganglia basalis bilateral, substansia alba periventrikel lateral kanan-kiri, thalamus kiri • Perdarahan pada pons dengan edema perifokal

Parameter

Hasil

Nilai normal

Darah lengkap Hemoglobin

14,9 gr/dl

12,0 – 16,0 gr/dl

Hematokrit

44,2 %

40,0 – 54,0 %

Trombosit

305.000 /ul

100 – 300 x 103/ul

Leukosit

22.050 /ul

4,0 – 10,0 x 103/ul

Eritrosit

4.83 x 106/ul

4,0 – 5,50 x 106/ul

Ureum

38

21 – 53

Creatinin

1,4

0,7 – 1,5

GDS

153

< 200

Natrium (Na)

137 mmol/L

135 – 148 mmol/L

Kalium (K)

34.3 mmol/L

3,5 – 5,3 mmol/L

Calcium (Ca)

1,15 mmol/L

0,98 – 1,2 mmol/L

Elektrolit

Diagnosis Klinis

• Penurunan kesadaran • Hipertensi • Dispnea

Topis

• Multiple infark pada parenkim temporoparietal kanan, ganglia basalis bilateral, substansia alba periventrikel lateral kanan-kiri, thalamus kiri • Perdarahan pada pons dengan edema perifokal

Assesment

• Penurunan kesadaran ec. Stroke non Hemoragik dd stroke hemoragik • Hipertensi grade I

TATALAKSANA Tx IGD • IFVD NaCl 0,9% 20 tpm • Inf.. Manitol 4x100 ml • Inj. Citicoline 2 x 250 mg • Inj. Ranitidine 2 x 50 mg • Inj. Ondansetron 2 x 8 mg k/p • Po. Micardis 1 x 80 mg

Dokter Spesialis saraf • IVFD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 5 x 150 cc • Inj. Citicoline 2 x 250 mg • Inj. Ranitidine 2 x 50 mg • Inj. Ondansetron 2 x 4 mg k/p • Inj. As. traneksamat 3 x 250 mg • Po. Micardis 80 mg (0-0-1) • Po. Herbesser 100 mg (1-1-0)

Prognosis • Quo ad vitam malam • Quo ad functionam malam • Quo ad sanactionam malam

: dubia ad : dubia ad : dubia ad

PEMBAHASAN

SKOR SIRRAJ • Skor Sirraj = (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) – (3 x petanda ateroma) – 12 = (2,5 x 2 ) + (2 x 0) + (2 x 1 ) + (0,1 x 90)} - (3 x 0) –12 = 4  Stroke Hemoragik

ALGORITMA GAJAH MADA • penurunan kesadaran (+) • Nyeri Kepala (+) • Refleks Babinski (-)

Stroke

Hemoragik

TATALAKSANA Tx IGD • IFVD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 4 x 100 ml gol. Diuretik osmotik   edem cerebri • Inj. Citicoline 2 x 250 mg gol. Neurotropik  memperbaiki kerusakan membran saraf • Inj Ondansetron 2 x 8 mg Antiemetik • Drip fenitoin 8 amp 3x100 mg  antikonvulsan  mencegah kejang • Inf. PCT 4x1g  antipiretik  mencegah demam • Inj. Omeprazole 2x40mggol. Pompa proton   produksi as. lambung • Inj. Ceftriaxone 1x2g  antibiotik  mencegah infeksi • Inj. As. traneksamat 3 x 500 mgAntifibrinolitik  menghentikan perdarahan

Dokter Spesialis saraf • IVFD NaCl 0,9% 16 tpm • Inf. Manitol 4 x 100 cc gol. Diuretik osmotik   edem cerebri • Inj. Citicoline 2 x 500 mg gol. Neurotropik  memperbaiki kerusakan membran saraf • Inj. Ondansetron 2 x 8 mg k/p Antiemetik • Inj. As. traneksamat 3 x 500 mgAntifibrinolitik  menghentikan perdarahan • Inj. Ceftriaxone 1x2g  antibiotik  mencegah infeksi • Inf. PCT 4x1g (kp)  antipiretik  mencegah demam • Drip fenitoin 2x100 mg (kp)  antikonvulsan  mencegah kejang

• Pasien didiagnosis Penurunan kesadaran ec. Stroke non Hemoragik dd stroke hemoragik + Hipertensi • Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang • Tatalaksana pada pasien meliputi tatalaksana supportif berupa pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala dan membantu proses penyembuhan kerusakan otak

KESIMPULAN

Related Documents


More Documents from "Amelia Fossetta Manatar"