Loading documents preview...
LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN ANAK 1
DISUSUN OLEH : SHELI SULISTIA NINGSIH
21117106
SHELLY NUGRAHA
21117107
SHINDY PRIMA UTAMI
21117108
SHINTA PRIMA DEWI
21117110
SICI SAFITRI
21117111
NAMA PEMBIMBING : YUNIZA.,S.Kep.,Ns.M.Kep
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN AKADEMIK 2018/2019
i
KATA PENGANTAR
Assalamu‘alaikum warahmatullahi Wabarakatuh Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan keperawatan anak ini. Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Palembang,27 juni 2019
Penyusun
ii
DAFTAR ISI Halaman judul............................................................................................................................ Kata Pengantar.......................................................................................................................... Daftar isi...................................................................................................................................... BAB.1 Pendahuluan.................................................................................................................. Latar Belakang............................................................................................................................. Tujuan........................................................................................................................................... Tujuan Umum.............................................................................................................................. Tujuan Khusus............................................................................................................................. Tempat dan Waktu....................................................................................................................... Manfaat......................................................................................................................................... Metode Penulisan......................................................................................................................... BAB.II Tinjauan Lapangan..................................................................................................... 2.1 Sejarah.................................................................................................................................... 2.2 Visi, Misi dan Moto.............................................................................................................. BAB.III Tinjauan Teori........................................................................................................... 3.1 Pengertian tindakan keperawatan........................................................................................ 3.2 Tujuan tindakan keperawatan.............................................................................................. 3.3 Gambar Alat dan anatomi tubuh yang berkaitan...............................................................
iii
3.4 Indikasi tindakan keperawatan (diagnosis medis dan diagnosis keperawatan ) ............ 3.5 Kontra indikasi tindakan keperawatan................................................................................ 3.8 Asuhan Keperawatan yang berkaitan (diagnosis, outcomes dan intervention) ............. 3.6 Persiapan tindakan keperawatan.......................................................................................... 3.7 Prosedur pelaksanaan tindakan keperawatan..................................................................... BAB.IV Tinjauan Kasus dan Askep...................................................................................... 4.1 Pengkajian.............................................................................................................................. 4.2 Analisa data............................................................................................................................ 4.3 Prioritas Masalah................................................................................................................... 4.4 Diagnosa Keperawatan......................................................................................................... 4.5 Intervensi Keperawatan........................................................................................................ 4.6 Implementasi Keperawatan.................................................................................................. 4.7 Evaluasi Keperawatan........................................................................................................... BAB.V Pembahasan.................................................................................................................. BAB.VI Penutup........................................................................................................................ 5.1 Kesimpulan dan saran........................................................................................................... Daftar Pustaka.............................................................................................................................. Lampir...........................................................................................................................................
iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah
Sakit
merupakan
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun sumber
daya
manusia
dan
lingkungan
rumah
sakit,
sehingga
perlu
diselenggarakan keselamatan dan kesehatan agar tercipta kondisi rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman secara berkesinambungan (KEMENKES RI, 2016). Penerapan keselamatan pasien dapat diwujudkan dengan menetapkan standar, sasaran dan langkah menuju keselamatan pasien dengan tujuan akhir yaitu memberikan asuhan pasien yang lebih aman (KEMENKES RI, 2017a). Peningkatan kualitas pelayanan dalam upaya penyediaan layanan publik menjadi perhatian utama pemerintah terutama pelayanan kesehatan yang optimal guna memastikan kondisi kehidupan yang layak bagi seluruh masyarakat. Hal tersebut akan tercapai dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan kerjasama antara akademisi, rumah sakit pemerintah dan perusahaan publik, sehingga pelayanan kesehatan dapat diberikan dan dirasakan oleh seluruh masyarakat indonesia (Fitriati & Rahmayanti, 2012). Usaha mewujudkan pelayanan kesehatan kesehatan yang bermutu, rumah sakit menghadirkan beberapa sifat khusus dibandingkan dengan sebagian besar layanan pelanggan sektor lainnya, seperti kompleksitas sumber daya manusia, coproduction, dan intangibility dan konsekuensi finansial. (Mitropoulos, Vasileiou, & Mitropoulos, 2017). Oleh sebab itu mengukur kualitas layanan merupakan prasyarat dasar untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit (Mohebifar, Hasani, Barikani, & Rafiei, 2016). Rumah sakit sebagai bagian terpadu dari sistem perawatan kesehatan yang luas memiliki fokus dominan pada penyediaan layanan kesehatan untuk memenuhi, memelihara dan mempromosikan 1
kebutuhan kesehatan masyarakat guna memenuhi kepuasan pasien (Shafii et al., 2016). Pengukuran kualitas pelayanan merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh setiap rumah sakit, sehingga hasilnya akan lebih ilmiah dan personal dalam menentukan kualitas pelayanan kinerja rumah sakit (Akdag, Kalaycı, Karagoz, Zulfikar, & Giz, 2014). Indikator kinerja pelayanan Rumah Sakit berdasarkan Undang undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin oleh negara yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya (RI, 2012). Penerapan asuhan yang aman perlu dukungan, pembinaan dan pengawasan melalui sistem berjenjang yang bertujuan untuk memastikan pelaksanaan dan melaporkan perkembangan standar yang telah ditetapkan dan diimplementasikan guna menjamin pelayanan yang bermutu (KEMENKES RI, 2010). Upaya meningkatkan kualitas sistem manajemen mutu di rumah sakit memerlukan komisi yang dapat mengendalikan mutu yang berdampak terhadap pengakuan publik (Jaiswal, 2016) Standar pelayanan rumah sakit bertujuan agar masyarakat mendapatkan mutu pelayanan yang baik karena sesuai dengan pasal 40 undang-undang Republik Indonesia bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib
dilakukan
akreditasi
secara
berkala
minimal
tiga
tahun
sekali
(KEMENKESRI, 2012) yang berguna untuk memenuhi semua standar yang telah ditetapkanrumah sakit (Devkaran & Farrell, 2015). Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu palayanan rumah sakit setelah dilakukan penilaian oleh badan independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku yang ditetapkan oleh menteri. Lembaga independen yang dapat melakukan akreditasi antara lain adalah Badan akreditasi internasional yaitu Joint Commision Internasinal (JCI) dan komite akreditasi rumah sakit (KARS) (Permenkes 34, 2017). Tuntutan dalam memenuhi semua standar pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan yang profesional dengan standar internasional sudah
2
didepan mata tidak lagi hanya berfokus pada kepuasan pasien tetapi lebih penting lagi adalah keselamatan pasien (patient safety). Harapan pelayanan profesional yang bermutu tinggi yang berfokus pada keselamatan (safety) dan kepuasan pasien dapat terlaksana (Setyarini EA, 2013) Oleh karena itu, keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Oleh harena itu implementasi sistem manajemen mutu dengan meningkatkan keselamatan pasien “patient safety” (Jaiswal, 2016), yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian akibat cedera medis dapat dicegah dengan membangun dan membudayakan keselamatan pasien di rumah sakit (Bea, Pasinringi, & Noo,2013). Evaluasi program peningkatan implementasi keselamatan pasien dengan tujuan peningkatan kinerja untuk memperbaiki proses yang telah ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis insiden dalam melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja standar keselamatan pasien pada rumah sakit yang akan diakreditasi maupun yang telah diakreditasi. Kualitas layanan rumah sakit terakreditasi lebih baik dari pada rumah sakit yang tidak atau belum terakreditasi terutama dalam pelaksanaan keselamatan pasien (Chang, 2014). Proses implementasi standar keselamatan pasien yang pertama kali dilakukan adalah dengan menerapkan ketepatan identifikasi pasein dengan minimal dua identitas yaitu nama lengkap dan tanggal lahir atau nomor rekam medik pada gelang identitas dengan bar-code (KEMENKES RI, 2017a). Hal tersebut harus dilakukan oleh setiap perawat dengan target capaian 100%, karena bila terjadi kesalahan identifikasi pasien dapat mejadi akar penyebab banyak kesalahan. Lembaga nasional keselamatan pasien di Inggris melaporkan 236 kejadian near miss berhubungan dengan kehilangan gelang identitas selama november 2013 sampai juli 2015 (Setiyani, 2016). Data yang didapatkan dari TIM PPI RSU kabupaten tangerang pada bulan agustus 2016 bahwa jumlah insiden keslematan pasien berjumlah 31 kasus (Setiyani, 2016). Penyelenggaraan keselamatan pasien yang berkesinambungan dilakukan dengan pembentukan sistem yang terdiri dari standar, sasaran dan
3
langkah - langkah, (KEMENKES RI, 2017a). Penerapan keselamatan pasien secara berkesinambungan dapat dilakukan dengan supervisi buna meningkatkan penerapan budaya keselamatan pasien oleh perawat pelaksana (Saraswati, 2014). Pencapaian standar keselamatan yang merupakan salah satu isu penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit didukung dengan komunikasi yang berpengaruh sebesar 19% (Lewis, Packard, & Lewis, 2012) baik dengan menggunakan teknik SBAR (situation, background, assessment, recommendation) dan TBK (Tulis, Baca, Konfirmasi) yang membutuhkan sarana prasarana yaitu lembar konfirmasi (Ulva, 2017). Hal tersebut terjadi karena belum optimalnya pelaksanaan sistem supervisi terhadap pelaksanaan prosedur identifikasi yang belum optimal serta budaya safety yang masih perlu terus ditingkatkan (Anggraeni, Hakim, & I, 2014). Penelitian lain tentang faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam implementasi sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit Stella Maris Makasar dengan hasil penelitian bahwa sumber daya, kepemimpinan, imbalan dan struktur organisasi yang baik berdampak pada penerapankeselamatan pasien di rumah sakit (Jumriani, Noor, & Rivai, 2016).Keselamatan pasien juga didukung oleh faktor pendidikan, lama kerja (Setyarini EA, 2013) karena semakin lama masa kerja maka semakin baik upaya mengimplementasikan standar keselamatan pasien (Satria, Sidin, & Noor, 2013). Selain itu pelatihan patient safety juga berhubungan dengan pelaksanaan sasaran keselamatan pasein (Yulia. S & Hamid AY, 2012) Tersedianya sarana, dan SOP dapat berpengaruh terhadap upaya pencegahan insiden infeksi nosokomial yang berdampak pada keselamatan pasien (Lindawati, 2013). Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang murupakan Rumah Sakit Swasta tipe C yang memiliki 7 Ruang Rawat Inap dengan kapasitas 221 tempat tidur yang menjadi rujukan kesehatan di Kota Palembang dan Propinsi Sumatera Selatan serta telah mendapatkan Status Akreditasi Paripurna pada September 2017 dan berlaku sampai dengan 5 september 2020. Data insiden keselamatan pasien pada tahun 2015 tercatat terjadi plebitis 0,8% dari seluruh pasien dirawat inap, tahun
4
2016 kejadian plebitis masih terjadi 0,08% sedangkan pada tahun 2017 kejadian plebitis terjadi 0,2% dan Infeksi Daerah Operasi (IDO) sebesar 0,5%. Data kepatuhan pelaksanaan hand hygiene tercatat pada tahun 2015 (58%), tahun 2016, (62%) dan tahun 2017 (72%), sedangkan insiden yang terdiri dari Kejadian tidak diharapkan (KTD) (4%), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (1%), serta kejadian tidak cedera (KTC) (2%) (RSMP, 2017). Upaya yang perlu dilakukan dalam usaha memperbaiki dan meningkatkan menjamin keselamatan pasien dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan supervisi oleh pihak manajemen rumah sakit terhadap pelaksanaan kerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Hal tersebut perlu di eksplorasi
dengan
melakukan
penelitian
tentang
implementasi
standar
keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Strategi dalam mempertahankan mutu dapat dilakukan dengan cara mengukur kualitas pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Upaya mempertahankan dan mengukur keberhasilan dalam menjaga kualitas kerja dalam implementasi sasaran keselamatan pasien dapat dilakukan dengan adanya sistem manajemen mutu di rumah sakit. Adanya rencana perbaikan strategi dari Tim Akreditasi KARS serta adanya beberapa keluhan dari perawat dan pasien merupakan ecvaluasi yang harus segera ditindak lanjuti sebagai upaya mempertahankan standar pelayanan dengan adanya pengawasan dari setiap lini manajemen rumah sakit secara berkesinambungan. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan implementasi
5
sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2018. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasi distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, pendidikan, masa kerja, pelatihan keselamatan pasien, supervisi dan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 2. Untuk menganalisis hubungan variabel usia dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 3. Untuk menganalisis hubungan variabel jenis kelamin dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 4. Untuk menganalisis hubungan variabel pendidikan dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 5. Untuk menganalisis hubungan variabel masa kerja dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 6. Untuk menganalisis hubungan variabel pelatihan keselamatan pasien dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. 7. Untuk menganalisis hubungan variabel supervisi dengan implementasi sasaran keselamatan pasien oleh perawat pasca akreditasi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.
6
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Manfaat Akademik dan Keilmuan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam
memberikan mata kuliah manajemen keperawatan terutama keselamatan pasien dengan membekali mahasiswa dengan pelatihan keselamatan pasien serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapatkan melalui implementasi penelitian serta menghasilkan informasi terbaru terkait keselamatan pasien. 1.4.2 Manfaat Aplikatif Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan kepada pihak rumah sakit dalam mengevaluasi dan meningkatkan penerapan standar keselamatan pasien dalam proses perbaikan secara berkesinambungan. 1.4.3 Manfaat Metodologi Sebagai referensi dalam pelaksanaan perkembangan proses penelitian sehingga kedepan dapat menggunakan atau mengembangkan penelitian dengan menggunakan desain, metode, sampel dan ruang lingkup yang lebih luas sehingga dapat digeneralisir.
7
BAB II TINJAUAN LAPANGAN 2.1 Sejarah Sejak tahun 1965 cita-cita Muhammadiyah yang ingin mendirikan amal usaha dibidang kesehatan khususnya dalam bentuk rumah sakit yang komprehensif telah menjadi obsesi tokoh-tokoh Muhammadiyah di Sumatera Selatan. Wacana pendirian rumah sakit tersebut selanjutnya diaktualisasikan oleh beberapa tokoh Muhammadiyah diantaranya adalah HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur Azhari, HM. Rasjid Talib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom, HM. Soeripto, A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya yang mendapat sambutan positif dan dukungan penuh dari Bapak H. Abu Jazid Bustomi dan Bapak HM. Ali Amin, SH selaku Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sumatera Selatan pada saat itu. Akan tetapi karena situasi sosial politik dan kondisi internal Muhammadiyah khususnya dalam bidang finansial, akhirnya RSMP baru dapat diresmikan pendiriannya pada tanggal 10 Dzulhijjah 1417 H / 18 April 1997 M oleh Gubernur Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli Hasan Basri bersama Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bapak Prof Dr. HM. Amien Rais, MA.
Keberadaan RSMP saat ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup
menggembirakan dan dapat mensejajarkan diri dengan rumah sakit lainnya di Kota Palembang. Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang tinggi dapat dilihat dari kunjungan pasien setiap hari hingga RSMP dipercaya sebagai provider PT. ASKES sejak tahun 2005 dalam melayani pasien ASKES PNS, Komersial, Jamkesmas dan Jamsoskes Sumsel Semesta, bahkan saat ini juga telah dijalin kerjasama dengan banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di Sumatera Selatan terutama dalam bidang pelayanan kesehatan.
8
Kepercayaan dan dukungan masyarakat serta pemerintah diatas, bagi RSMP disamping sebagai rahmat Allah SWT dan wujud pencapaian perjuangan serta kerja keras seluruh pimpinan dan pegawai RSMP, disisi lain juga merupakan amanah yang harus dipertahankan bahkan kedepan wajib ditingkatkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itulah dalam rangka akselerasi peningkatan kualitas pelayanan tersebut, RSMP telah merencanakan pembangunan infra dan supra struktur dengan tetap bertumpu pada kondisi finansial dan prioritas pengembangan RSMP.
2.2 Visi , misi dan motto
Motto : Pelayanan sebagai ibadah dan dakwah Visi : Terwujudnya Rumah Sakit yang profesional , modern , terkemuka dan islami sehingga menjaadi rahmatan lil'Allamin bagi masyarakat
Misi : 1. Mewujudkan citra sebagai Rumah Sakit islam kebanggaan muhammadiyah yang berfungsi sebagai wahana ibadah dan berperan aktif sebagai media dakwah perserikatan dalam bidang kesehatan. 2. Menjadi pusat persemaian kader muhammadiyah dalam bidang kesehatan. 3. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional modern dan islama kepada masyarakat.
9
BAB III TINJAUAN TEORI
“ PEMBERIAN OBAT “ 1. Definisi Pemberian obat adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan salah satunya melalui mulut (oral) dan dengan injeksi (suntikan) lain sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Obat adalah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya. Sistem pemberian obat:
Jenis atau rute pemberian obat
Oral Memberikan obat oral
10
adalah suatu tindakan untuk membantu proses penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai dengan program pengobatan dari dokter. Tujuan untuk mencegah, mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan Pemberian Obat Secara Parenteral Pemberian obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infus. Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui beberapa rute pemberian, yaitu antara lain Intra Vena (IV), Intra Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Melalui Intrakutan (IC) Pemberian obat intrakutan merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit, tujuannya adalah untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Melalui Intra Muskular (IM) 1. Pengertian Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha dengan posisi posisi berbaring, posisi tengkurap, atau lengan atas (deltoid). Melalui Jaringan Subkutan (SC) Merupakan cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen). Melalui Intravena (IV) Cara memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala) dan vena brakhialis. 2. Tujuan Tindakan Keperawatan 1. Meberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang dirasakan klien
11
2. Membantu mengurangi atau menghilangkan rasa tidak nyaman ataupun keluhan yang dirasakan klien 3. Meminimalisasikan efek samping obat
3. Gambar dan alat Anatomi yang berkaitan Bak Instrumen:
obat-obatan
Spuit:5cc, 3cc, 1cc
aquades
12
Kassa Steril :
handscone :
Bengkok :
alkohol swabs
Plester :
Anatomi :
13
4. Indikasi Tindakan Keperawatan a. Pemberian Obat secara Oral Indikasi: bisa dilakukan pada pasien yang tidak membutuhkan absorpsi obat secara cepat dan yang tidak mengalami gangguan pencernaan. b. Pemberian obat secara Parenteral Indikasi: bisa dilakukan pada klien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan punggung bagian atas. c. Melalui Intravena (IV) Indikasi:bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
14
d. Melalui Intra Muskular ( IM ) Indikasi:bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya e. Melalui Subkutan ( SC ) Indikasi : bisa dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air. 5. Kontra Indikasi Tindakan Keperawatan a. Pemberian obat Oral Kontra Indikasi : dengan gangguan pencernaan, seperti kanker oral , gangguan menelan. b. Pemberian obat Parentral Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi dan infeksi kulit. c. Pemnerian obat melalui Intravena (IV) Kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah. d. Pemberian obat melalui Intra Muskular (IM) Kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.
15
e. Melalui Jaringan Subkutan (SC) Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak.
6. Asuhan
Keperawatan
yang
berkaitan
(Diagnosis,Outomes,dan
Intervensi) Diagnosa
Outcomes
Setelah 1. Hipertermia
b.d
dilakukan
Intervention
tindakan Manajemen cairan
keperawatan selama 3 x 24 jam.
dehidrasi
Termoregulasi No 1
2
intake/asupan
Indikator
Awal
Tujuan
Berkering
2
5
at
sangat
panas Menggigl
3
5
catat output 2. Monitor TTV kelebihan cairan/retensi 4. Berikan
dingin Tingkat
2
5
pernapasa 4
yang akurat dan
3. Monitor indikasi
saat 3
1. Menjaga
n Peningkat
16
cairan
,dengan tepat 5. Berikan deuretik
2
5
yang diresepkan 6. Tingkatkan
an
suhu
asupan
oral
(misalnya
kulit
:
memberikan sedotan, menawarkan cairan di antara waktu
makan)
yang sesuai Pengaturan suhu 1. Monitor
suhu
paling
tidak
selama 2 jam, sesuai kebutuhan 2. Tingkatkan intake
cairan
dan
nutrisi
adekuat
7. Persiapan dan Tindakan Keperawatan Obat Oral Alat dan bahan : a) Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat. b) Obat dan tempatnya. c) Air minum dalam tempatnya. Prosedur kerja :
17
a.Cuci tangan b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan c.Bantu untuk meminumkan’nya Obat Parenteral Alat dan Bahan : a) Daftar buku obat/ catatan, jadwal pemberian obat. b) Obat dalam tempatnya c) Spuit 1 cc/spuit insulin d).Cairan pelarut e).Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit) f).Bengkok g).Perlak dan alasnya. Melalui Intravena ( IV ) Alat dan bahan a).Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat. b). Obat dalam tempatnya. c). Spuit sesuai dengan jenis ukuran d).Kapas alcohol dalam tempatnya. e).Cairan pelarut (aquades).
18
f).Bak injeksi. i).Bengkok. j).Perlak dan alasnya. k).Karet pembendung. Melalui Intra Muskular (IM) Alat dan bahan 1) Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat. 2) Obat dalam tempatnya 3) Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran Untuk dewasa panjangnya 2,5-3 cm, untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm. 4) Kapas alcohol dalam tempatnya. 5) Cairan pelarut. 6) Bak injeksi. 8) Bengkok. Melalui Jaringan Subkutan ( SC ) Alat dan bahan 1).Daftar buku obat/catatan dan jadual pemberian obat 2).Obat dalam tempatnya 3).Spuit insulin 4).Kapas alcohol dalam tempatnya
19
5).Cairan pelarut 6).Bak injeks 7).Bengkok perlak dan alasanya
8. Perosedur Pelaksanaan Tindakan Intrakutan Prosedur Kerja : 1) Cuci tangan 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien 3) Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju 4) Lengan panjang terbuka dan keatasan Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik 5) Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan 6) Dilakukan suntikan. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
20
7) Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
Suntikkan sampai
terjadi gelembung. 8) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase. 9) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, 10) Tanggal dan jenis obat.
Intravena Prosedur kerja: 1) Cuci tangan. 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3) Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosi yang telah ditentukan 4) Apabila obat dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril. 5) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi. 6) Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi ravena ( IV ) 7) Desinfeksi dengan kapas alcohol.
21
8) Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah yang akan dilakukakn pemberian obat atau minta bantuan untuk membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan penekanan. 9) Ambil spuit yang berisi obat. 10) Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan hingga 11) Setelah selesai ambil spuit perlahan-lahan dan lakukan masase pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok. 12) Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat. 13) Cuci tangan. Intramuskular Prosedur kerja 1) Cuci tangan. 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3) Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya. Setelah itu letakkan dalam bak injeksi. 4) Periksa tempat yang akan di lakukan penyuntikan (perhatikan lokasi penyuntikan). 5) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan injeksi. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus
22
6) Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit, bila tidak ada darah yang tertarik dalam spuit, maka tekanlah spuit hingga obat masuk secara perlahan-lahan hingga habis. 7) Setelah selesai, tarik spuit dan tekan sambuil di masase daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan letakkan dalam bengkok.
Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan
waktu pemberian. 8) Cuci tangan 9) Daerah Penyuntikan 10) Bagian lateral bokong (vastus lateralis) Lengan atas (deltoid)
Subkutan Prosedur kerja : 1) Cuci tangan 2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3) Bebaskan daerah yang akan disuntik atau bebaskan suntikan dari pakaian. Apabila menggunakan pakaian, maka buka pakaian dan di keataskan. 4) Ambil obat dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan Setelah itu tempatkan pada bak injeksi. 5) Desinfeksi dengan kapas alcohol. 6) Regangkan dengan tangan kiri (daerah yang akan dilakukan
23
suntikan subkutan 7) Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dari permukaan kulit. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah, suntikkan secara perlahan-lahan hingga habis. 8) Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan ke dalam bengkok.
Catat hasil pemberian,
tanggal, waktu pemberian, dan jenis 9) Serta dosis obat lalu cuci tangan
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN ASKEP
FORMAT PENGKAJIAN ANAK Nama Mahasiswa
:
Tempat Praktek
: Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tanggal Praktek
:28 Juni 2019
Pengkajian Dilakukan Tanggal 28 jam 08.30 WIB I. IDENTITAS Inisial Nama
: An.N
Alamat : jln.ahmad yani gang sejahtera
Tempat/tgl.lahir
:9 Agustus 2018
Agama
24
: Islam
Usia
:10 bulan
Suku Bangsa
: Indonesia
Nama Ayah/Ibu
: Anggi/Agung
Pendidikan ayah : SMA
Pekerjaan Ayah
: Driver
Pendidikan ibu
Pekerjaan Ibu
:IRT
: SMA
II. RIWAYAT KEPERAWATAN a. Keluhan Utama (saat masuk RS) : Batuk,sesak nafas dan demam b. Keluhan utama (saat pengkajian) : batuk,sesak nafas, demam dan anak mengigil rewel c. Riwayat Perjalanan Penyakit : d. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Anak : Prenatal
:
Internatal
:
Postnatal
:
e. Riwayat Masa Lampau 1. Penyakit waktu kecil
:
25
2. Pernah dirawat di RS
:
3. Obat-obatan yang digunakan : 4. Tindakan (operasi)
:
5. Alergi 6. Kecelakaan
:
7. Imunisasi
: Vaksin, hepatitis B , polio , campak
f. Riwayat Keluarga Genogram g. Riwayat Sosial Yang mengasuh
: Orang tua
Hubungan dengan anggota keluarga : Harmonis Hubungan dengan teman sebaya
:
Pembawaan secara umum
: Ceria
Lingkungan rumah
:
IV. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI V. PENGKAJIAN FISIK (12 DOMAIN NANDA) 1.
PROMOSI
KESEHATAN
(KESADARAN
KESEHATAN)
26
&
MANAJEMEN
Masalah keperawatan:
2. NUTRISI (MAKAN, PENCERNAAN, ABSORPSI, METABOLISME & HIDRASI) a.
Mulut
Trismus (
), Halitosis ( )
Bibir: lembab(
), pucat(
), sianosis(
), labio/palatoskizis(
), stomatitis(
) Gusi: (
), plak putih(
), lesi(
Gigi: Normal(
), Ompong(
Lidah: bersih (
), kotor/ putih (
b.
)
), Caries(
), Jumlah gigi:...................
), jamur (
)
Leher
Kaku Kuduk (
) Simetris(
Kelenjar Tiroid : normal (
), Benjolan ( ), pembesaran (
Tenggorok : kesulitan menelan (
) Tonsil (
)
)
), dll
Kebutuhan Nutrisi dan Cairan BB sebelum sakit:
6,7
kg
BB sakit:
6,3
Makanan yang disukai: bubur , susu, biskuit Selera makan: Sebelum sakit nafsu makan baik, saat sakit nafsu makan
27
kg
berkurang Alat makan yang digunakan: botol susu Pola makan( x/ hari): 2x/hari Porsi makan yang dihabiskan: 1 porsi Pola Minum (4gelas/hari) jenis air minum: Susu c.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk: simetris( Palpasi : massa (
), nyeri (
), tidak simetris( )
Kuadran I : Kuadran II : Kuadran III : Kuadran IV : Auskultasi : bising usus........................x/mnt Perkusi : Timpani (
), redup (
)
Data Tambahan :
Masalah keperawatan:
28
), kembung(
), asites(
),
3.
ELIMINASI
&
PERTUKARAN
(FUNGSI
URINARIUS,
GASTROINTESTINAL & PERNAPASAN) Pola Eliminasi BAK: Warna: kuning jernih Konsistensi: normal Frekuensi: 7x/ hari Urine Output :
cc
Penggunaan Kateter:.................................................................................................................. .............. Vesika Urinaria: Membesar .....................Nyeri tekan............................ Gangguan; Anuaria ( Inkontinensia Urin (
), Oliguria ( ), Poliuria (
), Retensi Uria ( ), Dysuria (
), nokturia (
)
Jelaskan:...............................................................................................................
BAB : warna kuning kecoklatan Frekuensi 2x/hari Konsisitensi:.................................... lendir ( Konstipasi (
)
29
), darah (
), ampas (
)
),
Jalan nafas: Sputum (
), warna sputum (
)
konsisitensi:........................................ Batuk (
) frekuensi:..............................
Dada Bentuk: Simetris ( ) benjolan (
), Barrel chest/dada tong(
), pigeon chest/dada burung (
), dll………………..
Paru-paru: Inspeksi: RR………x/ min, Palpasi: Normal (
), ekspansi pernafasan(
Perkusi: Normal/ Sonor( Auskultasi: irama(
), teratur(
Suara nafas: vesicular( Sound (
), redup/pekak(
), taktil fremitus( ), hiper sonor(
)
),
), bronkial(
), Amforik (
) metamorphosing breath sound (
Suara Tambahan: Ronki (
)
), pleural friction(
), Cog Wheel Breath
) )
Data Tambahan :
Masalah keperawatan:
4.
AKTIVITAS KESEIMBANGAN
/
ISTIRAHAT
ENERGI,
(ISTIRAHAT,
RESPON
PULMONAL & PERAWATAN DIRI)
30
AKTIVITAS,
KARDIOVASKULAR
/
Jantung Inspeksi: ictus cordis/denyut apeks( Palpasi: kardiomegali( Perkusi: redup(
), normal(
) melebar(
)
)
), pekak(
)
Auskultasi: HR...............x/mnt. Aritmia(
),Disritmia(
) , Murmur (
)
Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa saat tidur,dll): Kebiasaan Tidur siang: 5jam/hari Skala Aktivitas: Kemampuan perawatan diri Makan/minum Mandi Toileting Berpakaian Mobilitas di tempat tidur Berpindah Ambulasi/ROM
0
1
2
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total Personal hygine : Mandi: 2x/hari Sikat gigi : x/hari Ganti Pakaian : 3x/hari Memotong kuku: 2x/minggu
31
3
4
Data Tambahan :
Masalah keperawatan:
5.
PERSEPSI / KOGNISI (PERHATIAN, ORIENTASI, SENSASI PERSEPSI, KOGNISI & KOMUNIKASI)
a. Kesan Umum Tampak Sakit: ringan ( kejang (
), sedang ( ), berat (
), pucat (
), sesak (
),
)
b. Kepala Bentuk : Normal Hematoma( Fontanel: cekung (
), Datar (
), Luka(
)
), Keras (
Rambut: warna hitam mudah dicabut (
), Lunak (
), ketombe(
) ), kutu(
)
c. Mata Mata: jernih( Visus: 6/6(
), mengalir, kemerahan( ), 6/300(
Pupil: Isokor(
), 6/ tak terhingga(
), anisokor(
), miosis(
reaksi terhadap cahaya: kanan Positif( positif(
), sekret(
),
32
)
),
), midriasis( ), negatif(
), ), kiri negatif(
)
alat bantu: kacamata(
), Softlens(
Conjungtiva: merah jambu( Sklera: Putih( d.
), Ikterik(
)
), anemis(
)
)
Telinga
Simetri( ), sekret( ), radang( ), Pendengaran: ( e.
Hidung : Simetris(
f. Lidah: bersih (
), pilek(
), kotor/ putih (
), kurang(
), epistaksis(
), jamur (
), tuli(
)
)
)
Data Tambahan :
Masalah keperawatan:
6. PERSEPSI DIRI (KONSEP DIRI, HARGA DIRI,& CITRA TUBUH) Perasaaan
klien
terhadap
penyakit
yang
didieritanya............................................................................. Persepsi
klien
terhadap
dirinya...................................................................................................................... Konsep diri............................................................................................................................ ........................................ Tingkat kecemasan................................................................................................................ ....................................
33
CitraDiri/Bodyimage:.................................................................................................... .......................................... Data Tambahan :
Masalah keperawatan:
7. HUBUNGAN PERAN (PERAN PEMBERI ASUHAN, HUBUNGAN KELUARGA & PERFORMA PERAN) Masalah sosial yang penting: Hubungan orang tua dan bayi : harmonis Orang terdekat yang dapat dihubungi: orangtua Orang tua berespon terhadap penyakit:
ya (
)
tidak
(
)
Respon: Orang tua berespon terhadap hospitalisasi: ya (
)
tidak (
)
Data Tambahan
Masalah keperawatan:
8.
SEKSUALITAS
(IDENTITAS,
REPRODUKSI) Genitalia dan Anus Laki-laki
34
FUNGSI
SEKSUALITAS
&
Penis: normal/ada (
), Abnormal…………………,
Scrotum dan testis: normal( Anus ; normal/ada (
), hernia(
), atresia ani(
), hidrokel(
)
)
Perempuan Vagina: sekret(
), warna(
Anus: normal/ada (
)
), atresia ani(
)
Data Tambahan Masalah keperawatan:
9.
KOPING / TOLERANSI STRESS (RESPONS PASCATRAUMA, RESPON KOPING & STRES NEUROBIHAVIOUR)
GCS :....... E:........................................................................................ V: ....................................................................................... M:....................................................................................... Reflek Patologis : Babinsky ............................................................................................................. Kernig ........................................................................................................... Brudzinsky..................................................................................................
35
Reflek Fisiologis: Biceps............................................................................................................. Triceps............................................................................................................ Patella........................................................................
Data Tambahan
Masalah keperawatan:
10.
PRINSIP HIDUP (NILAI, KEYAKINAN & KESELARASAN / KEYAKINAN)
Budaya
:
Spritual / Religius : Harapan
:
Psikososial
:
Data Tambahan Masalah keperawatan:
11. KEAMANAN / PERLINDUNGAN (INFEKSI, CEDERA FISIK, KEKERASAN, BAHAYA LINGKUNGAN, PROSES PERTAHANAN, & TERMOREGULASI)
36
Tingkat Kesadaran : Composmentis ( ), Apatis ( ), Somnolen ( ), Sopor (),Soporocoma ( ) Coma (
)
TTV : Suhu 36O C, Nadi 115x/min, TD 96/65mmHg, RR 40x/min Warna kulit : Sawo matang Sianosis ( ), I kterus ( oedema ( Bula (
), discoid lupus (
),
), nekrotik jaringan (
), Hiperpigmentasi (
),
), Ganggren (
Echimosis (
), eritematosus rash (
), Petekie (
Turgor Kulit:
)
elastis ( ), tidak elastis (
)
Data Tambahan
Masalah keperawatan:
12. KENYAMANAN (FISIK, LINGKUNGAN & SOSIAL) Nyeri : Ya ( )
Tidak ( )
Jika ya, Pengkajian nyeri : P (Provokatif/paliatif) Q( Quality) R(Regio)
37
)
S(Scale) T(Time) Data Tambahan Masalah keperawatan:
13. PERTUMBUHAN / PERKEMBANGAN PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN (DDST/KPSP) Kemandirian dan bergaul
:
Motorik Halus
:
Kognitif dan bahasa
:
Motorik kasar
:
Data Tambahan
Masalah keperawatan:
TERAPI Terapi
Cara
Dosis
Cairan
Pemberian Injeksi intravena GTT
infus DL
memalui selang 10xmnt
Golongan / Jenis :
38
Indikasi
infus
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tanggal Pemeriksaan : 28 Juni 2019 ANALISA DATA Data klien
Etiologi
1. DS :
Sesak nafas Demam,batuk produktif
- Ibu mengatakan batuk DO: - RR : 36x/menit - Wheezing(+)
klien An.N
Masalah keperawatan Bersihan
tidak efektif
Penumpukan sekret di jalan nafas Demam Mengigil Infeksi atau cedera jaringan Proses inflamasi
- Batuk(+) Demam Menggigil Infeksi atau cedera jaringan Proses inflamasi 2. DS :
39
jalan
Hipertermi
nafas
- Ibu
mengatakan
anaknya demam - Suhu : 36C - Klien tidak dapat beraktivitas DO : - Klien tampak pucat PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif 2. Hipertermi DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d penumpukan sekret ditandai dengan batuk produktif 2. Hipertermi b/d proses inflamasi ditandai dengan lemah dan pucat
PLANNING KEPERAWATAN Nama Pasien
:An.N
Diagnosa : Medisbronkopnumonia
Jenis kelamin
: laki-laki
Hari/Tanggal
:
No.Kamar/Bed
Talib
Shift
:
No 1.
Dx. Keperawatan bersihan
Tujuan (NOC)
jalan Setealah
dilakukan
40
28 juni 2019
Intervensi (NIC) tindakan 1. Kaji
nafas tidak efektif
frekuensi/ked
b/d
alaman
penumpukan keperawatan 2x24 jam, pasien sekret ditandai diharapkan menunjukkan perbaikan dengan
batuk dengan bersihan jalan nafas tidak
produktif
efektif dengan kriteria hasil : Awal
Tujuan
2 2
5 5
pernapasan 3.kemampuan 2
5
Indikator 1. batuk 2.irama
b/d Setealah
proses inflamasi
memberikan senyaman
anaknya 3. Observasi karakteristik
bentuk tindakan 1. Kaji
dilakukan
keperawatan
ibu
untuk
kan secret Hipertermi
2. Ajukan
mungkin
mengeluar
2.
gerakan dada
2x24
jam,
pasien
diharapkan menunjukkan perbaikan
perubahan vital sign
hipertermi dapat diatasi kriteria 2. Berikan
hasil : Indikator 1. suhu tubuh 2. Berkerin
Awal
Tujuan
2
5
kompres hangat 3. Ajukan
2
5
gat saat
pasien untuk beristirahat
panas 3. Mengigil 2
5
saat dingin
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama Pasien : An.N
Diagnosa Medis : Bronchopnemonia
41
air
Jenis kelamin : Perempuan
Hari/Tanggal :28-062019
No.Kamar/Bed
Shift
Dx. Keperawatan
: Thalib
Implementasi
Tanggal &
Waktu Bersih jalan nafas 28 06 2019
: Respons
Keperawatan - Mengajarkan pada
tidak efektif 09:00 WIB
- Keluarga
keluarga pasien untuk
pasien
memberikan
mengerti
posisi
nyaman pada pasien
mengenai posisi
- Menganjurkan
pada
keluarga pasien untuk minum air hangat - Menganjurkan
pada pasien
pada
keluarga pasien untuk melakukan
nyaman
batuk
- Keluarga pasien paham
efektif padan anaknya - Keluarga pasien mengerti mengenai cara batuk yang efektif untuk Hipertermi
28 06 2019
-
09:10
Mengajarkan kepada -
anaknya keluarga
keluarga
pasien
pasien
memberikan
minum
mengerti
air
42
putih
sesering
mungkin -
keluarga
Mengajarkan keluarga
pasien
pasien
mengerti
untuk
memberikan kompres
cara
air hangat
mengompr es
Menganjurkan pasien
-
air
hangat
untuk beristirahat
yang benar -
istirahat pasien terpenuhi
EVALUASI KEPERAWATAN Nama Pasien : An. N
Diagnosa Medis
:
Jenis kelamin : Perempuan
Hari/Tanggal
: 28 06 2-019
No.Kamar/Bed:
Shift
:
Dx.
Tanggal
Evaluasi
Keperawatan Bersih jalan nafas
& Jam 28 06 S : Ibu pasien menyetujui ajaran pendidikan 2019
kesehatan dari perawat
tidak efektif 09 : 05
O : keluarga pasein mengerti dari penjelasan perawat A: Indikator 1. Batuk 2. Irama
43
Awal
Capaian
Tujuan
2 2
3 3
5 5
pernapas an 3. Kemamp
2
2
5
uan mengelu arkan secret Masalah jalan nafas belum teratasi P : intervensi dilanjutkan
S : Keluarga pasien menerima anjuran atau Hipertermi
pendidikan promosi kesehatan dari perawat 28
06 O : Keluarga pasien mengerti dan paham 2019
09 : 15
tentang promosi kesehatan dari perawat A: Awal
Capaian
Tujuan
Indikator 1. Suhu
2
4
5
tubuh 2. Berkering
2
4
5
2
4
5
at
saat
panas 3. Mengigil saat dingin Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
44
BAB V PEMBAHASAN
Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi saluran nafas bagian bawah . penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan balita hampir diseluruh dunia. Bronkopneumonia merupakan salah satu bagian dari penyakit pneumonia. Bronkopneumonia adalah peradangan yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat olek eksudat mukosa purulen untuk membentuk
bercak konsolidasi pada lobus-lobusn yang berbeda
didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis ( wong, 2008) Menurut WHO (2008) , insidens pneumonia anak-balita di negara berkembang adalah 151,8 juta kasus pneumonia/tahun, 10% diantaranya merupakan pneumonia berat dan perlu perawatan dirumah sakit. Berdasarkan teori diatas bayi “ N “ usia 10 bulan dapat dikatakan menderita bronkopneumonia yang ditandai dengan demam, nafas cepat dan batuk. Untuk menegakkan diagnosa dapat digunakan cara pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan darah. Pada kasus bronkopneumonia oleh
45
bakteri akan terjadi leukositosis ( meningkatnya jumlah neutrofil).( Sandra M.Nettina,2005).
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Bronkpneumenia adalah peradangan pada parankim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisah, dispnea, napas yang cepat dan dangkal, muntah, diare, serta batuk kering dan produktif. Timbulnya bronchopneuminia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur protozoa, mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. Pada kasus asuhan keperawatan pada An.N di ruang Thalib Rumah Sakit Muhammmadiyah Palembang maka dapat dinyatakan An.N menderita Bronkopneumonia. Ibu pasien mengeluh anaknya demam tinggi disertai batuk. Diberi terapi Infus D4-1/4ns 8 tetes/menit, Injeksi cefoferazone sirup 3x2ml, Ambroxol 3x1/5 tablet jika batuk. B. Saran Dengan adanya laporan tentang bronkopneumonia ini diharapkan pada tenaga kesehatan dapat menyesuaikan tindakan berdasarkan prinsip pengelolaan bronkopneumonia. Pada keluarga pasien setelah pulang ke rumah dapat memantau perkembangan anaknya, terutama berat badan anaknya. 46
Daftar Pustaka
Hidayat, A.A.A. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. EGC: Jakarta Nettina, S.M. 2005. Pedoman Praktik Keperawatan. EGC : Jakarta Wong, D.L. 2008. Perawatan Pediatrik. EGC : Jakarta Sujono,R & S, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta Surasmi, A. 2004. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. EGC: Jakarta Suriadi, Y. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. CV Sagung Seto: Jakarta
47