Laporan Kasus

  • Uploaded by: ankyramadhany
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus as PDF for free.

More details

  • Words: 1,266
  • Pages: 8
Loading documents preview...
LAPORAN KASUS “KERATOSIS SEBOROIK”

Disusun Oleh: Putri Rafika Zahra ( 2011730080 ) Pembimbing : dr. Chadijah Rifa’i, Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA SMF KULIT DAN KELAMIN RSIJ CEMPAKA PUTIH 2016

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya pada penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul Keratosis Seboroik. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Laporan Kasus ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas untuk penilaian kegiatan kepaniteraan klinik stase Kulit dan Kelamin tahun 2016. Dan juga untuk memperdalam pemahaman tinjauan pustaka yang telah dipelajari sebelumnya. Penulis menyadari ketidaksempurnaan Laporana Kasus ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan penyusunan laporan selanjutnya. Terimakasih penulis ucapkan kepada pembimbing Laporan Kasus dr. Chadijah Rifa’i, Sp.KK

yang telah membimbing dalam penyusunan Laporan Kasus.

Terimakasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam tahap pengumpulan referensi, analisis materi dan penyusunan Laporan Kasus ini. Semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi instansi kepaniteraan klinik FKK UMJ dan RSIJ Cempaka Putih pada umumnya.

Jakarta, Maret 2016

Penulis

BAB I PENDAHULUAN Penyakit kelamin adalah penyakit yang penularannya terutama melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-enital, atau ano-genital, sehingga kelainan yang dapat timbul akibat penyakit kelamin ini tidak terbatas hanya pada daerah genital saja, tetapi dapat juga pada daerah ekstra genital. Meskipun demikian tidak berarti bahwa semuanya harus melalui hubungan kelamin, tetapi bberapa ada yang dapat juga ditularkan melalui kontak langsung dengan alat-alat, handuk, thermometer, dan sebagainya. Selain itu penyakit kelamin ini juga dapar menularkan penyakitnya ini kepada bayi dalam kandungan. Selama decade terakhir ini insidem penyakit menular seksual cukup cepat meningkat di berbagai negeri di dunia. Banyak laporan mengenai penyakit ini, tetapi angka-angka yang dilaporkan tidak menggambarkan angka yang sesungguhnya. Hal tersebut

disebabkan antara lain oleh banyak kasus banyak kasus yang tidak

dilaporkan, karena belum ada undang-undang yang mengharuskan melaporkan setiap kasus baru penyakit menular seksual yang ditemukan.bila ada laporan sistem pelaporan yang berlaku belum seragam. Fasilitas diagnostic yang ada sekarang ini kurang sempurna sehingga seringkali terjadi salah diagnose dan penangannya. Banyak kasus yang asimptomatik terutama penderita wanita. Pengontrolan terhadap penyakit menular seksual ini belum berjalan baik.

LAPORAN KASUS A. Identitas Nama Usia Jenis kelamin Alamat No Rekam Medis

:Tn.A N : 26 tahun :Laki-laki :Jakarta : 93 66 55

B. Anamnesa Keluhan Utama : Timbul kutil berwarna coklat kehitaman di daerah rahang dan pipi Riwayat penyakit sekarang : Tn. A datang ke dokter kulit karena timbul kutil berwarna coklat kehitaman di daerah rahang dan pipi. Pasien mengatakan keluhan sudah lama dirasakan, kurang lebih 26 tahun. Pada awalnya kutil muncul hanya sedikit dan kecilkecil, tapi makin lama semakin banyak dan membesar. Pasien tidak mengeluh gatal maupun nyeri. Riwayat penyakit dahulu :  Riwayat asma disangkal  Riwayat penyakit menahun disangkal Riwayat penyakit keluarga :  Riwayat asma dalam keluarga disangkal  Riwayat penyakit menahun dalam keluarga disangkal Riwayat alergi  Alergi obat disangkal  Alergi makanan disangkal  Alergi cuaca disangkal Riwayat Pengobatan  Pasien sebelumnya sudah berobat ke RSIJ Riwayat Psikososial  Pasien bekerja sebagai karyawan swasta C. Pemeriksaan Fisik Keadaan umum : Baik Kesadaran : compos mentis Tanda Vital : Tekanan darah : 120/90 mmHg Nadi : 82 x/menit

Pernapasan : 21 x/menit Suhu : 36,70C Status generalis :  Kepala : normocephal, rambut hitam, distribusi merata.  Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)  Telinga : sekret (-/-), cairan yang keluar (-/-)  Hidung : epistaksis (-/-), deviasi septum (-/-)  Mulut : mukosa bibir lembab, perdarahan (-)  Leher : pembesarah KGB (-), deviasi trakea (-)  Thorax : Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-) Paru : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)  Abdomen : supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar dan lien (-)  Ekstremitas : Superior : akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik Inferior : akral hangat, edema (-/0), CRT < 2 detik D. Status Dermatologikus E. Resume Pasien laki-laki usia 26 tahun, datang dengan keluhan terdapat kutil berwarna coklat kehitaman di daerah rahang dan pipi sejak 26 tahun yang lalu. Kutil awalnya hanya kecil-kecil tetapi makin lama makin banyak dan membesar. Keluhan gatal maupun nyeri disangkal. Status dermatologikus terdapat di region mandibularis terdapat papul-papul berwarna coklat kehitaman, menonjol, berbatas tegas, berkonfluens, berdiameter 1,5cm. terdapat lesi yang bertangkai pada region bucalis. F. Pemeriksaan Penunjang Electrocautery G. Saran Pemeriksaan Bedah listrik Bedah beku Bedah kimia H. Diagnosis Kerja Keratosis seboroik I. Diagnosis Banding Veruka vulgaris Nevus melanositik Keratosis aktinik J. Penatalaksanaan Non Medikamentosa Medikamentosa

K. Prognosis L. Analisa Kasus

TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. (siregar,2005) EPIDEMIOLOGI 1) Ras Keratosis seboroik kurang umum di populasi dengan kulit gelap dibandingkan dengan mereka yang memiliki kulit putih, namun orangorang kulit hitam mengembangkan varian keratosis seboroik yang disebut dermatosis papolosa nigra. Lesi ini mempengaruhi wajah, terutama pipi atas dan lateral daerah orbital. Lesi ini kecil, pedunkulasi, dan sangat berpigmen dengan elemen keratotic minimal. Awal lesi ini umumnya berawal dari keratosis seborok biasa. (balin) 2) Gender Tidak ada perbedaan gender dalam frekuensi terjadinya seborrheic keratosis. (balin) 3) Umur Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang umum pada individu yang lebih tua. Mereka tampak meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Keratosis seboroik juga telah ditemukan terjadi pada individu mereka. ETIOLOGI Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. Ada pendapat yang mengatakan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting. Pada individu yang mempunyai predisposisi genetik, pembentukan keratosis seboroik juga dapat dipacu oleh kerusakan aktinik dan kadang bentuk lesi kulit yang lain seperti drug eruption. Ada pula yang mengatakan bahwa terpapar sinar matahari secara kronis yang menjadi penyebabnya. Proses terjadinya disebabkan oleh efek

kumulasi dari energi radiasi sinar matahari. Sebagian besar kasus menyerang mereka yang berkulit putih dan terpapar sinar mtahari. PATOGENESIS Epidermal Growth Factor (EGF) atau reseptornya, telah terbukti terlibat dalam pembentukan keratosis seboroik. Tidak ada perbedaan yang nyata dari ekspresi immunoreactive growth hormone receptor di keratinosit pada epidermis normal dan keratosis seboroik. Ekspresi dari gen bcl-2, suatu gen onkogen penekanan apoptosis, rendah pada keratosis seboroik dibandingkan dengan basal sel karsinoma atau skuamos sel karsinoma, yang memiliki nilai yang tinggi untuk jenis gen ini. 1 Tidak ada peningkatan yang dapat dilihat dalam sonic hedgehoh signal transducers patched dan smoothened mRNA pada keratosis seboroik disbanding kulit yang normal.1 Frekuensi yang tinggi dari mutasi gene dalam mengencode reseptor tyrosine kinase FGFR3 (fibroblast growth factor 3) telah ditemukan pada beberapa tipe keratosis seboroik. Hal ini menjadi alasan bahwa faktor gen menjadi basis dalam patogenesis keratosis seboroik. FGFR3 terdapat dalam reseptor transmembrane tyrosine kinase yang ikut serta dalam memberikan sinyal transduksi guna regulasi pertumbuhan, deferensiasi, migrasi dan penyembuhan sel. Mutasi FGFR3 terdapat 40% keratosis seboroik hyperkeratosis, 40% keratosis seboroik akantosis, dan 85% keratosis seboroik adenoid. (haffner) Keratosis seboroik memiliki banyak derajat pigmentasi. Pada pigmentasi keratosis seboroik, ploriferasi dari kerationosit memacu aktivitas dari melanosit di sekitarnya dengan mensekresi melanocyte-stimulating cytokines. Endotelin-1 memiliki efek simulasi ganda pada sintesis DNA dan melanisasi pada melanosit manusia dan telah terbukti terlibat sebagai salah satu peran penting dalam pembentukan hiperpigmentasi pada keratosis seboroik.1 Secara immunohistokimia, keratinosit pada keratosis seboroik memperlihatkan keratin dengan berat molekul yang rendah, tetapi ada sebagian kecil pembentukan keratin dengan berat molekul yang tinggi. GEJALA KLINIS

DAFTAR PUSTAKA 1. Balin,

Arthur.

2009.

Seborrheic

Keratosis.

http://emedicine.medscape.com/article/1059477-overview 2. Hafner C, Van Oers JM, Hartmann A, Landthaler M, Stoehr R, Blaszyk H, et al. High frequency of FGFR3 mutations in adenoid seborrheic keratosis.

J

Invest

http://emedicine.medscape.com/article/1059477-overview 3. Siregar, R.A., 2005. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta. EGC 4.

Dermatol.

Related Documents

Laporan Kasus
February 2021 1
Laporan Kasus Difteri
January 2021 3
Laporan Kasus Glaukoma
February 2021 1
Laporan Kasus Forensik
February 2021 1
Laporan Kasus Tia
February 2021 3

More Documents from "tika"

Laporan Kasus
February 2021 1