Laporan Kasus Tia

  • Uploaded by: tika
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Kasus Tia as PDF for free.

More details

  • Words: 1,751
  • Pages: 32
Loading documents preview...
LAPORAN KASUS TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK (TIA) Oleh: Mustika Rukmana 406172028 Zellinda Pembimbing: Dr. Ira

IDENTITAS PASIEN  Nama lengkap

: Tn. SK

 Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 29 Juni 1963  Alamat

: JL. Mangga Besar 1 Selatan RT 07/08 Taman Sari

 Pekerjaan

: -

 Status perkawinan

: Menikah

 Suku Bangsa

: Jawa

 Umur

: 56 tahun

 Jenis Kelamin

: Laki-laki

 Agama

: Budha

Anamnesa Diambil dari autoanamnesa, tanggal 22 Nove 2019, pukul 20.10 WIB Keluhan utama : lemah pada badan sebelah kiri sejak kurang lebih 9 jam SMRS Keluhan Tambahan : baal, kesemutan pada bada sebelah kiri dan mual Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang ke IGD RS Sumber Waras dengan keluhan lemah pada badan sebelah kiri sejak kurang lebih 9 jam yang lalu. Keluhan dirasakan pasien tiba-tiba saat pasien bangun tidur siang. Pasien juga merasakan baal dan kesemutan pada badan sisi kiri dan mual tapi tidak muntah. Pasien mengaku semua keluhan pasien tersebut membaik ± 3 jam kemudian. Pasien tidak meraskan bicara pelo, baal atau kesemutan ataupun lemah dibagian badan sisi lainnya, pandangan tidak kabur, tidak ada nyeri kepala, tidak kejang, tidak demam. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penggunaan obat:

 Kel serupa

: disangkal

 Amlodipin 10 mg tablet, 1x1

 DM

: disangkal

 Hipertensi

: ada, terkontrol obat

 Sakit jantung : disangkal  Riw trauma

: disangkal

 Riw alergi

: disangkal

 Dislipidemia : tidak pernah periksa  Merokok

: iya

Riwayat Penyakit Keluarga  Riwayat penyakit yang sama: disangkal  Riwayat penyakit DM

: disangkal

 Riwayat penyakit hipertensi : ayah pasien hipertensi  Riwayat penyakit jantung

: disangkal

Pemeriksaan fisik Dilakukan pada tanggal 22 November 2019, jam 20.25 WIB. Status Generalis  Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, compos mentis  GCS

: E4M6V5, 15

 Tinggi Badan

: 178 cm

 Berat Badan

: 68 kg

 Status Gizi

: baik (IMT 21,46)

Tanda Vital  - Suhu Tubuh

: 37.0oC (per axilla)

 - Tekanan Darah : 150/92 mmhg  - Nadi

: 84 x/menit, regular

 - Laju Nafas

: 17 x/menit, regular

Pemeriksaan internus  Kepala: Bentuk normal, normocephali.  Mata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung (+/+), pupil isokor (3mm/3mm),sekret (-/-)

 Hidung: Nafas cuping hidung (-), deformitas(-), darah (-/-), sekret (-/-), simetris  Telinga: Deformitas (-/-), darah (-/-),sekret (-/-)  Mulut: Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)

 Leher: Simetris, JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar, benjolan (-), nyeri tekan (-)

Paru-paru

 Inspeksi

: statis, dinamis, simetris, retraksi (-)

 Palpasi

: stem fremitus kanan=kiri, pelebaran sela iga (-)

 Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru.

 Auskultasi

: vesikular (+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung  Inspeksi

: ictus cordis tidak terlihat.

 Palpasi

: ictus cordis tidak teraba.

 Perkusi

: redup, batas jantung dalam batas normal.

 Auskultasi

: HR:76x/ menit, reguler, BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen  Inspeksi

: datar.

 Palpasi

: lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-).

 Perkusi

: timpani, shifting dullness (-).

 Auskultasi

: Bising usus (+) normal.

Pemeriksaan Neurologi  Nervus cranialis N. Olfaktorius

Kanan

Kiri

Penciuman

Normosmia

Normosmia

Kanan

Kiri

N. Opticus Visus Lapang pandang fundukopi Test ishihara

6/6 Sama dengan pemeriksa Tidak dilakukan Normal

6/6 Sama dengan pemeriksa Tidak dilakukan Normal

Nn. Occulomotorius, Trochlearis dan Abducens Kanan

Kiri

Pupil • Bentuk • Ukuran • Letak • Refleks cahaya langsung • Refleks cahaya tidak tidak langsung Ptosis

Bulat ± 2 mm Ditengah + +

Bulat ± 2 mm Ditengah + +

Tidak ada

Tidak ada

Gerak bola mata ke superior

dapat dilakukan

dapat dilakukan

Gerak bola mata ke inferior

dapat dilakukan

dapat dilakukan

Gerak bola mata ke medial

dapat dilakukan

dapat dilakukan

Gerak bola mata ke lateral-inferior

dapat dilakukan

dapat dilakukan

Nistagmus

Tidak ada

Tidak ada

Strabismus divergen

Tidak ada

Tidak ada

Strabismus konvergen

Tidak ada

Tidak ada

N.Trigeminus Kanan

Kiri

Cabang oftalmika

Berasa dan sama kuat

Berasa dan sama kuat

Cabang maksilaris

Berasa dan sama kuat

Berasa dan sama kuat

Cabang mandibularis

Berasa dan sama kuat

Berasa dan sama kuat

Sensorik

Motorik Buka mulut

Dapat dan simetris

Dapat dan simetris

Buka rahang

Dapat dan simetris

Dapat dan simetris

menggigit

Dapat dan kuat angkat

Dapat dan simetris

N.Facialis

Kanan

Kiri

Raut muka Mengerutkan dahi

Simetris simetris

Angkat alis Lagophtalmus

Dapat, Simetris tidak ada

Mencucu Kembung pipi

tidak ada Dapat

Dapat, tidak bocor

Menyeringai

Dapat dan simetris

Dapat dan simetris

Lipatan nasolabialis

tidak ada kelainan

tidak ada kelainan

N.vestibulokoklearis

Kanan

Kiri

Tidak ada lateralisasi

Tidak ada lateralisasi

Test romberg

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Test romberg dipertajam

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tes pendengaran

N. Glosopharingeus dan N. Vagus Kualitas suara Disatria

Baik

Tidak ada

Sengau Tidak ada

Menelan

Dapat

Mengejan Dapat Kedudukan palatum molle, arcus pharinx, letak uvula (saat istirahat dan bergerak)

Simetris, simetris, ditengah

N.Accesorius

Kanan

Kiri

M. sternokleidomastoideus

Kuat angkat dan tidak ada tahanan

Kuat angkat dan tidak ada tahanan

M. trapezius

Kuat angkat dan tidak ada tahanan

Kuat angkat dan tidak ada tahanan

N. Hipoglosus

Kanan

Kiri

Kedudukan lidah saat didalam dan diluar Atrofi papil lidah

Simetris Tidak ada

Tremor lidah

Tidak ada

Fasikulasi

Tidak ada

Pergerakan lidah

Dapat

Pem motorik:  Inspeksi :

simetris

 Trofi otot :

eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi

 Tonus otot:

normotonus

normotonus

normotonus

normotonus

 Kekuatan :

5555

4444

5555

4444

Kesan: hemiparese sinistra

Refleks fisiologis:

Refleks patologis:

 Biceps: +/+

 Hoffman-Tromner : -/-

 Triceps: +/+

 Babinski : -/-

 Brachioradialis: +/+

 Chaddock : -/-

 Patella: +/+

 Scheafer : -/-

 Achilles: +/+

 Gordon : -/-

 Oppenheim : -/ Klonus paha : -/ Klonus kaki : -/-

Faktor Risiko

Ya atau Tidak

Jumlah Poin

Ya

1 Poin

Tidak

0 Poin

Tekanan darah

Ya

1 Poin

> 140/90

Tidak

0 Poin

Kelemahan unilateral dengan atau

2 Poin

Usia > 60

Gambaran Klinis TIA:

Durasi

Diabetes

ABCD2 SCORE

tanpa gangguan berbicara ATAU Gangguan bicara tanpa kelemahan

1 Poin

60 menit atau lebih

2 Poin

10-59 menit

1 Poin

<10 menit

0 Poin

Ya

1 Poin

Tidak

0 Poin ABCD 2 Skor

Risiko stroke

0-3

Rendah

4-5

Sedang

6-7

Berat

Resume Telah diperiksa seorang pasien laki-laki dengan keluhan lemah pada satu sisi badan sebleah kiri dan baal atau kesemutan pada pada badan sisi kiri serta mual namun tidak muntah sejak 9 jam SMRS. Keluhan dirasakan pasien membaik kurang lebih 2 jam kemudian. Pemeriksaan fisik didapatkan : TD 150/92 mmHg hipertensi

Pemeriksaan neurologi didapatkan : hemiparese sinistra

DIAGNOSIS  DK: Hemiparese sinistra (perbaikan)  DT: suspek batang otak

Rencana pemeriksaan penunjang :

 DE: Transient Ischemic Attack

 Periksa darah rutin

 D(+): - Hipertensi

 Periksa GDS  Periksa kadar lipid  Periksa ureum creatinin  Periksa elektrolit  CT scan kepala

PENGOBATAN Nonfarmakologi:

Farmakologi:

 Infus RL 500cc/24 jam

 IInj. Omeprazole 1x40 mg IV

 O2 2-3L/m via nasal kanul (k/p)

 Miniaspi 1x 80 mg

 Head up 30o

 Clopidogrel 1x75 mg  Obat hipertensi->tunda

PROGNOSIS

 Quo ad Vitam

: dubia ad bonam

 Quo ad Functionam

: dubia ad bonam

 Quo ad Sanationam

: dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK (TIA)

22

23

Definisi 

TIA adalah disfungsi neurologis sementara yang disebabkan oleh iskemia fokal otak atau retina tanpa ada infark akut.

24

Epidemiologi •

Gawat darurat (ED) mendapatkan TIA terjadi pada tingkat perkiraan 1,1 per 1.000 penduduk AS, dan TIA didiagnosis pada 0,3% dari kunjungan ED.



Sekitar 15% dari stroke didiagnosa didahului oleh TIA.



Secara internasional, kemungkinan terjadinya TIA adalah sekitar 0,42 per 1000 penduduk di negaranegara maju.



Insiden TIA meningkat dengan usia, dari 1-3 kasus per 100.000 pada mereka yang lebih muda dari umur 35 tahun dan sebanyak 1.500 kasus per 100.000 pada mereka yang lebih tua dari umur 85 tahun.



Insiden TIA pada pria (101 kasus per 100.000 penduduk) secara signifikan lebih tinggi dibanding perempuan (70 per 100.000).

25

Etiologi Etiologi serangan iskemik transien (Transient Ischemic Attack, TIA) tersering adalah akibat tromboemboli dari atheroma pembuluh darah leher.  Berkurangnya aliran yang mengalir pada pembuluh darah  Berkurangnya aliran darah serebral. Penyebab lain adalah lipohialinosis pembuluh darah kecil intrakranial dan emboli kardiogenik. 26

Faktor Resiko

Dapat Dimodifikasi

• Hipertensi • Merokok • Penyakit jantung / aritmia • Konsumsi Alkohol • Keadaan hiperkoagulabilitas

Tidak dapat dimodifikasi

• Jenis Kelamin • Usia • Genetik • Ras

27

PATOFISIOLOGI

 Tromboemboli akut atau stenosis dari pembuluh darah  sebagian atau total oklusi  Penurunan sementara atau penghentian aliran darah otak dalam distribusi neurovaskular  hipoksia

Otak akan mencoba memulihkan aliran darah dengan vasodilatasi. Jika suplai darah dapat dipulihkan, maka fungsi dari sel-sel otak yang terkena dapat berfungsi kembali. Hal inilah yang terjadi pada TIA 28

Gejala Klinis Manifestasi klinis pada TIA akan bervariasi, tergantung pada pembuluh darah dan wilayah otak yang terlibat

Gejala TIA yang khas umumnya terjadi tiba-tiba, bersifat sementara dan hilang dalam waktu 30-60 menit.

Secara dasarnya, TIA tidak berlaku lebih dari 24 jam. TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen, karena darah disuplai ke daerah penyumbatan dengan cepat. Namun, TIA cenderung berulang. Penderita berkemungkinan mengalami beberapa serangan dalam 1 hari atau hanya 2 atau 3 dalam beberapa tahun.

   

Karotis (paling sering) Hemiparesis Hilangnya sensasi hemisensorik Disfasia Kebutaan monocular (amaurosis fugax) yang disebabkan oleh iskemia retina

Vertebrobasillar  Paresis atau hilangnya sensasi bilateral atau alternatif  Kebutaan mendadak bilateral (pada pasien usia lanjut)  Diplopia, ataksia, vertigo, disfagia – setidaknya dua dari tiga gejala ini terjadi secara bersamaan. 29

Terapi stroke thrombus  reperfusi/rekanalisasi segera  Trombolisis dengan menggunakan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator) IV 0,9mg/kg

 NINDS (National Institute of Neurological Disorders and Stroke) < 3 jam  ECASS 3 (European Cooperative Acute Stroke Study)  ≤ 4,5 jam : trombolisis  > 4,5 jam: intra arterial trombolisis  menurut proact 1 dan 2  6-8 jam : trombektomi  > 8 jam : aspirin, warfarin, heparin IV (efeknya lebih bagus)  Antiplatelet  aspirin 81-325mg/d PO  Clopidogrel 75mq qd

Terapi stroke emboli  NINDS < 3 jam : trombolisis  Selebihnya pakai antikoagulan atau antiplatelet

Daftar Pustaka  Aninditha T, Wiratman W. Buku ajar Neurologi buku 2. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017  Aminoff MJ, Greenberg D, Simon Rp. Clinical Neurology . 9th ed. Lange; n.d  Ropper AH, Samuels MA, Klein J, Prasad S. Adams and Victors principles of neurology. 10th ed. New York: McGraw-Hill Education; 2019.

Related Documents

Laporan Kasus Tia
February 2021 3
Laporan Kasus
February 2021 1
Laporan Kasus Difteri
January 2021 3
Laporan Kasus Glaukoma
February 2021 1
Laporan Kasus Forensik
February 2021 1

More Documents from "Danny Dzurizal"