Loading documents preview...
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan
perawatan
kesehatan
masyarakat,
dimana
perawatan
kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan. Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan 1
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008). Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi (Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal (Yuddi,2008). Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi, 2007). Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan , terdiri dari 18 dusun dengan jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak 1712 KK lebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut jumlah penduduk 7203 jiwa (laki-laki 3655 jiwa dan perempuan 3548 jiwa), kondisi lingkungan di Desa Percut merupakan daerah dataran rendah, kelembaban udara yang tinggi dan perilaku pembuangan sampah yang kurang tertib sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti ISPA, diare, TB paru dan lainnya. Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui praktik keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 2
1.2 Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan Umum Setelah melakukan praktik lapangan asuhan keperawatan komunitas mahasiswa mampu menerapkan konsep keperawatan komunitas (masyarakat, puskesmas, keluarga dan kelompok khusus ) guna meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat di Desa Percut, Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan 1.2.2
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Tujuan Khusus Setelah melakukan praktik belajar lapangan keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang selama 2 minggu mahasiswa dapat : 1. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 2. Merumuskan masalah yang ditemukan dari prioritas masalah Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 3. Membuat intervensi dari masalah yang ditemukan dari hasil musyawarah masyarakat desa di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 4. Melakukan implementasi keperawatan bersama dengan masyarakat dari intervensi yang telah ditetapkan di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang 5. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. 1.3 Manfaat Laporan Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Masyarakat di Desa Percut Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan. 2. Puskesmas Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
3
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 3. Mahasiswa / Penyusun Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di Desa Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ini sebagai berikut : Bab 1: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistimatika penulisan laporan. Bab 2: Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas Bab 3: Pelaksanaan terdiri dari tahap pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi Bab 4: Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas. Bab 5: Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran
4
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keperawatan Komunitas 2.1.1 Pengertian Keperawatan Komunitas Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006). Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006). Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
5
keperawatan (Wahyudi, 2010). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan optimal (Elisabeth, 2007). Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak, 2005). 2.1.2 Paradigma Keperawatan Komunitas Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat. a. Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien. b. Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. 6
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu: 1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. 2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri. 3) Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. 7
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
2.1.3 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas a. Upaya Promotif Untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan jalan: 1) Penyuluhan kesehatan masyarakat 2) Peningkatan gizi 3) Pemeliharaan kesehatan perorangan 4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur 5) Rekreasi 6) Pendidikan seks
8
b. Upaya Preventif Untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluaga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan: 1) Imunisasi masal terhadap bayi dan balita 2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah 3) Pemberian vitamin A, yodium melalui posyandu, puskesmas, ataupun di rumah 4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan menyusui c. Upaya Kuratif Untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit ataupun masalah kesehatan melalui: 1) Perawatn orang sakit di rumah (home nursing) 2) Perawatn orang sakit sebagai tindak lanjut keperawatan dari Puskesmas dan Rumah Sakit 3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah ibu bersalin dan nifas 4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir d. Upaya Rehabilitatif Upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap kelompok kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.
9
1) Pelatihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan 2) Pelatihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, seperti TBC, pelatihan nafas dan batuk, penderita struk melalui fisioterafi e. Upaya Resosialitatif Upaya untuk mengembalkan individu, keluarga, dan kelompok khusus kedalam pergaulan masyarakat. 2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai – nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan atau sebagai pandangan hidup. Falsafah keperawatan memandang keperawatan sebagai pekerjaan yang luhur dan manusiawi. Penerapan falsafah dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu: a. Pelayanan keperawatan kesehatan komunitas merupakan bagian integral dari upaya kesehatan yang harus ada dan terjangkau serta dapat di terima oleh semua orang. b. Upaya promotif dan preventif adalah upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. c. Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien berlangsung secara berkelanjutan. d. Perawat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan kesehatan, menjalin suatu.hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan. e.
Pengembangan
tenaga
keperawatan
berkesinambungan.
10
kesehatan
masyarakat
direncanakan
f. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas kesehatannya. la harus ikut mendorong, medidik, dan berpartisipasi secara aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri. 2.1.5 Filosofi Keperawatan Komunitas Menurut Helvie (1991) keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut: a. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang b. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan c. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu meningkatkan kesehatannya d. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya e. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang berbeda pada waktu yang berbeda f. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar belakang budaya, agama dan sosial klien g. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada waktu yang berbeda h. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang internal dan eksternal i. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan j. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya k. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang berbeda
11
l. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien bergerak kea rah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka teori dan pendekatan sistematik m. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan merubah kebutuhan kesehatan 2.1.6 Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu, keluarga dan kelompok didalam konteks komunitas serta perhatian lagsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat. a. Tujuan Umum Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri. b. Tujuan Khusus 1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat 2) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan 3) Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan keperawatan
12
4) Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat 5) Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah 6) Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas 7) Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk menuju keadaan sehat optimal c. Fungsi 1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya dibidang kesehatan 3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat 4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006). 2.1.7 Sasaran Keperawatan Komunitas Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
13
balita dan ibu hamil. Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
a. Tingkat Individu Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu. b. Tingkat Keluarga Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu: - Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik). - Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
14
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Tingkat Komunitas Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien : 1) Pembinaan kelompok khusus 2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah 2.1.8 Strategi Keperawatan Komunitas Dalam melaksanakan program asuhan keperawatan komunitas perlu digunakan strategi sebagai berikut: a. Locality Development: yang menekankan pada peran serta masyarakat dan masyarakat terlibat langsung dalam proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi b. Social Planning: dapat berubah dan dibuat oleh para ahli dengan menggunakan birokrasi c. Social Action: adanya proses perubahan yang berfokus pada masyarakat atau program yang dibuat oleh pemerintah untuk perubahan yang mendasar. Sedangkan dalam melaksanakan program pelayanan keperawatan kesehatan komunitas perlu juga diberi strategi: 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan kesehatan komunitas serta tenaga pelaksana puskesmas melalui kegiatan penataran.
15
2) Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector, melalui kegiatan temu karya dan forum pertemuan di kecamatan ataupun puskesmas. 3) Membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan melalui pendidikan kesehatan pada keluarga, memberikan bimbingan teknis dalam bidang kesehatan khususnya pelayanan keperawatan. 4) Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan. 5) Sesuai dengan teori Blum bahwa derajat kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh 4 faktor: - Lingkungan, yaitu segala sesuatu yang berada disekeliling keluarga dimana ia tumbuh dan berkembang. Factor ini mencakup lingkungan. Fisik, social budaya, dan biologi. - Perilaku dari keluarga, baik sebagai satu kesatuan terkecil dalam masyarakat, maupun perilaku dari tiap anggota keluarga tersebut. - Pelayanan kesehatan, terutama pelayanan kesehatan keluarga baik sebagai upaya professional maupun sebagai upaya pelayanan swadaya masyarakat dan atau keluarga sendiri. - Keturunan, yaitu sifat genetika yang ada dan diturunkan kepada keluarga 2.1.9 Prinsip Dasar Keperawatan Komunitas Pada perawatan kesehatan masyarakat harusmempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu: a. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
16
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2005). b. Kerjasama Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007). c. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007). d. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005). e. Otonomi Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
2.1.10 Peran Perawat Komunitas Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah: a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
17
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor) Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual. Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005). c. Sebagai Panutan (Role Model) Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat. d. Sebagai pembela (Client Advocate) Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang 18
ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hakhak klien (Mubarak, 2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hakhak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005). e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager) Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. f. Sebagai kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005). g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
19
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan. h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder) Melaksanakan monitoring terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data. i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services) Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak, 2005). j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader) Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney
mendeskripsikan
pembawa
peubahan
adalah
yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji
sumber
daya,
menunjukkan
peran
membantu,
membina
dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005). Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
20
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005). k. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider And Researcher) Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
2.2 Keperawatan Keluarga 2.2.1 Pengertian Keluarga Adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,2008). Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan ( Maglaya, 1989 dalam Setiadi,2008). Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008). 2.2.2 Tipe Keluarga
21
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam yaitu: a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. 2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah) b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri 3) Commune Family
22
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama 4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan 5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners) 6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu 7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat–alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya 8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya 9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya 23
10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental 11) Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
2.2.3 Struktur Keluarga Dalam (Setiadi,2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantarannya adalah: a. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah b. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu c. Matrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah istri d. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tingga bersama keluarga sedarah suami e. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 2.2.4 Fungsi Keluarga 24
Dalam (Setiadi,2008) fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut: a. Fungsi Biologis 1) Untuk meneruskan keturunan 2) Memelihara dan membesarkan anak 3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga 4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis 1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman 2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga 3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga 4) Memberikan identitas keluarga c. Fungsi Sosialisasi 1) Membina sosial pada anak 2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak 3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga d. Fungsi Ekonomi 1) Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhankeluarga 2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga 25
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya e. Fungsi Pendidikan 1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki 2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa 3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya 2.2.5 Peran Keluarga Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut: a. Peranan ayah: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunmgan. b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagaipengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga. c. Peranan anak: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.
26
2.2.6 Prinsip Perawatan Keluarga Dalam (Setiadi,2008), ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga adalah: a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah 27
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi 2.2.7 Peran Perawat Keluarga Dalam (Setiadi,2008), memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain: a. Pemberian Asuhan Keperwatan kepada anggota keluarga b. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga c. Koordinator pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan keluarga d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau e. Pendidikan kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidikan untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat f. Penyulun dan konsultan, perawat dapat berperan memberikan petunjuk tentang Asuhan Keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah perawatan keluarga.
2.3 Konsep Masalah Kesehatan Komunitas 2.3.1 Kesehatan Lingkungan Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli 28
Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO(2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009). Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998). Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008. Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas: 1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan. 2. Mencuci tangan pakai sabun. 3. Mengelola air minum dan makanan yang aman. 4. Mengelola sampah dengan benar. 5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman. Menurt WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: 1. Penyediaan air minum 2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
29
3. Pembuangan sampah padat 4. Pengendalian vector 5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6. Higiene makanan, termasuk higiene susu 7. Pengendalian pencemaran udara 8. Pengendalian radiasi 9. Kesehatan kerja 10. Pengendalian kebisingan 11. Perumahan dan pemukiman 12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara 13. Perencanaan daerah dan perkotaan 14. Pencegahan kecelakaan 15. Rekreasi umum dan pariwisata 16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah), bencana alam dan perpindahan penduduk 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan Menurut pasal 22 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut: 1. Penyehatan air dan udara 2. Pengamanan limbah padat atau sampah
30
3. Pengamanan limbah cair 4. Pengamanan limbah gas 5. Pengamanan radiasi 6. Pengamanan kebisingan 7. Pengamanan vektor penyakit 8. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pasca bencana
2.3.2 Perilaku Masyarakat Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi (Wawan, 2010). Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan , makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan, 2010). Perilaku yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan, 2010), yaitu: 1. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar 31
2. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar. Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan (Wawan, 2010).
2.4 Asuhan Keperawatan Komunitas 2.4.1 Pengkajian Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005). 1. Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas: A. Sanders Interactional Framework Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian: a) Komunitas sebagai system sosial (dimensi system) b) Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat) 32
c) Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi) B. Kliens interactional framework a) Masyarakat sebagai system social b) Pola komunikasi c) Pengambilan keputusan d) Hubungan dengan system lain e) Batas wilayah 2. Penduduk dan lingkungannya a) Karakter penduduk (demografi) b) Faktor lingkungan, biologi dan social c) Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan) 3. Community assessment wheel (community as client model) Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data inti dari masyarakat itu sendiri (community core). a. Community core (data inti), Aspek yang dikaji: - Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas - Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status perkawinan - Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan b. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama 1) Phisical environment pada komunitas 33
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dengan mengelilingi wilayah komunitas 2) Pelayanan kesehatan dan social, Pelayanan kesehatan : a) Hospital b) Praktik swasta c) Puskesmas d) Rumah perawatan e) Pelayanan kesehatan khusus f) Perawatan di rumah g) Counseling support services h) Pelayanan khusus (social worker) 3) Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata: a) Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja) b) Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan) c) Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana transportasi) d) statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan e) Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian pelayanan 4) Ekonomi, Aspek/komponen yang perlu dikaji: a) Karakteristik pendapatan keluarga/RT b) rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga 34
c) pendapatan kelas bawah d) keluarga mendapat bantuan social e) keluarga dengan kepala keluarga wanita f) rata-2 pendapatan perorangan
5) Karakteristik pekerjaan a) Status ketergantungan b) Jumlah populasi secara umum (umur > 18 th) c) yg menganggur d) yg bekerja e) yg menganggur terselubung f) Jumlah kelompok khusus g) kategori yang bekerja, jml dan % 6) Keamanan transportasi a) Keamanan b) Protection service c) Kwalitas udara, air bersih d) Transportasi (milik pribadi/umum)
35
7) Politik & Government a) Jenjang pemerintahan b) Kebijakan Dep.Kes 8) Komunikasi a) Formal b) In formal 9) Pendidikan a) Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa) b) Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar komunitas 10) Recreation Menyangkut tempat rekreasi Kerangka pengkajian profile masyarakat (modifikasi) Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas. 2.4.2 Pengumpulan data Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Wawancara atau anamnesa Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan 36
ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005). 2) Pengamatan Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,2005). 3) Pemeriksaan fisik Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005). 2.4.3 Pengolahan data Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut a) Klasifikasi data atau kategori data b) Penghitungan prosentase cakupan c) Tabulasi data d) Interpretasi data 2.4.4 Analisis data
37
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). 2.4.5 Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005) 2.4.6 Prioritas Masalah Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai criteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005): 1) Perhatian masyarakat 2) Prevalensi kejadian 3) Berat ringannya masalah 4) Kemungkinan masalah untuk diatasi 5) Tersedianya sumberdaya masyarakat 2.4.7 Aspek Politis Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke (1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain: 1) Sesuai dengan peran perawat komunitas
38
2) Jumlah yang beresiko 3) Besarnya resiko 4) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan 5) Minat masyarakat 6) Kemungkinan untuk diatasi 7) Sesuai dengan program pemerintah 8) Sumber daya tempat 9) Sumber daya waktu 10) Sumber daya dana 11) Sumber daya peralatan 12) Sumber daya manusia 2.4.8 Diagnosis Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak,2009). 2.4.9 Rencana Asuhan Keperawatan 39
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuanterpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnose keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009). Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain sebagai berikut: 1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan 2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan 3.Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaanmelalui kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini 4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia 5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat 6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai 7. Tindakan harus bersifat realistis 8. Disusun secara berurutan 2.4.10 Implementasi Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
40
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah: 1. Inovative Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009) 2. Integrated Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009). 3. Rasional Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2009). 4. Mampu dan mandiri Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten (Mubarak, 2009). 5. Ugem Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009). 41
2.4.11 Evaluasi Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998: 1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan pelaksanaan. 3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya apabila masalah belum teratasi. 4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas. BAB 3 TINJAUAN KASUS 3.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik klinik/ terjun ke lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain: 1) Pembekalan
42
Pembekalan dilakukan pada taggal 23-29 November 2015 pukul 07.30 – 17.00 WIB di aula STIKes St. Elisabeth Medan oleh tim pembimbing praktik komunitas. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme praktek komunitas dan keluarga, pembagian kelompok komunitas dan peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik dan tugas yang harus diselesaikan. 2) Pengorganisasian Kelompok Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Struktur organisasi (terlampir) . 3) Orientasi dan Analisa Situasi 3.2 Tahap Pelaksanaan 3.2.1 Pengkajian Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan di Desa Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setempat, yang dalam pelaksanaannya menerangkan berbagai konsep keperawatan komunitas yang ada. Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan oleh mahasiswa di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang (tanggal 1 – 12 Desember 2015) dalam pelaksanaannya mahasiswa bekerja sama dengan Kepala Desa, ketua RW, ketua RT, kader dan pihak yang terkait lainnya. Ketua RW, ketua RT dan kader sebagai motor penggerak yang akan melaksanakan kegiatan praktek keperawatan komunitas bersama-sama dengan mahasiswa. Sedangkan fokus intervensi yang dilaksanakan oleh warga dan mahasiswa di desa Percut adalah pada gangguan kesehatan akibat lingkungan yang kurang sehat.
43
A Gamabaran Umum Desa Percut Wilayah kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas wilayah 1063 Ha yang terdiri dari 22 desa dan yang menjadi wilayah binaan mahasiswa STIKes Sanata Elisabeth Medan adalah desa Percut yang terdiri dari 19 dusun, tetapi hanya 12 dusun yang menjadi wilayah binaan yaitu dusun 1-12. Pusat pemerintahan berkedudukan di jalan Medan-Batang Kuis desa Tembung dengan batas-batas sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Sebelah utara berbatasan dengan selat Malaka Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cinta Damai. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cinta Rakyat. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Rejo.
Keadaan Geografi 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Luas daratan Persawahan Perkebunan Kuburan Perkantoran Prasarana umum
: 585 Ha/m2 : 500 Ha/m2 : 5 Ha/m2 : 5 Ha/m2 : 4 Ha/m2 : 3 Ha/m2
Organisasi masyarakat di Desa Percut 1. 2. 3. 4. 5. 6.
LKMD PKK Karang Taruna Dan Organisasi Olahraga Kelompok Arisan Koperasi Kelompok Perwiritan
: 33 : 26 :1 :1 :1 : 14
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Percut antara lain : .
Sarana pendidikan formal 1. TK : 5 unit 2. SD : 10 unit
44
.
. .
.
3. SMP : 6 unit 4. SMA : 2 unit Sarana ibadah 1. Mesjid : 5 unit 2. Gereja : 4 unit 3. Klenteng : 1 unit Sarana umum dan balai pertemuan : 1 unit Sarana Kesehatan Masyarakat 1. Puskesmas pembantu : 1 unit 2. Praktek Dokter : 1 unit 3. Praktek Bidan : 6 unit 4. Balai Pengobatan : 1 unit 5. Polindes : 1 unit 6. Posyandu : 6 unit Letak sarana terhadap pusat kesehatan masyarakat kota 1. Kantor Camat : 15 km 2. Puskesmas terdekat : 3 km 3. RSU terdekat : 18 km Kepala desa ????
B. Data Khusus Desa Percut Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi ke setiap rumah keluarga yang terdata dengan total jumlah penduduk 7203 jiwa. Setelah data terkumpul, lalu dilakukan tabulasi data yang meliputi pengelompokan data sesuai dengan masing-masing dusun sehingga tersusun menjadi data desa. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data. Hasil pengkajian dari wawancara dan observasi disajikan sebagai berikut : 1. Proporsi
jumlah
penduduk
Desa
Percut
berdasarkan
penghasilan
warga berdasarkan wawancara dengan keluarga yaitu penghasilan rendah berjumlah 601 kk, menengah berjumlah 978 kk, tinggi berjumlah 133 kk. 2. Proporsi jumlah kunjungan 9 penyakit terbesar pada bulan oktober-november tahun 2015 Puskesmas Tanjung Rejo ISPA 126 kunjungan, kunjungan, Bagian gigi dan jaringan penyangga lainnya 82 kunjungan, Gastritis 81 kunjungan,
45
TBC 58 ,Diare 20 kunjungan, Asma 17 kunjungan, Pemeriksaan Kehamilan 16 kunjungan,Penyakit Kulit 14 kunjungan, Rematik 9 kunjungan. 3. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan jumlah anggota keluarga yang lansia yaitu lansia yang mandiri beraktivita sekitar 898 orang dan dengan bantuan sekitar 164 orang dengan jumlah lansia keseluruhan sekitar 1062 orang. Jenis penyakit lansia sepeti DM sekitar 80 orang, hipertensi sekitar 154 orang, stroke sekitar 78 orang, jantung sekitar 115 orang, osteoporosis sekitar 124 orang, dan lainnya sekitar 511 orang. 4. Usaha pencegahan dari pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif, dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas, sedangkan kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan kerumah-rumah pasien untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan. Kegiatan P2P meliputi : a. Penyuluhan mengenai bahaya dan cara menularnya penyakit di puskesmas, posyandu, dan balai desa, terutama tentang DBD, ISPA, diare, TB, flu burung, HIV/AIDS. b. Menentukan dan memberantas sumber infeksi. c. Menemukan dan mengobati penyakit. d. Mengadakan kerjasama sektoral untuk menanggulangani wabah penyakit menular dengan patrol kesehatan, kegiatan jumat bersih, kegiatan gotong royong dihari minggu, kegiatan lingkungan bersih di sekolah. e. Menggerakkan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah merupakan suatu upaya yang dilakukan meliputi 3M + 1T (menguras, menutup, mengubur, telungkup) f. Bila ada kasus DBD melakukan PE dan fogging di wilayah kerja yang dilakukan di kecamatan, kelurahan, sekolah, rumah penduduk serta puskesmas 1. Pengobatan Pengobatan dan perawatan adalah untuk menegakkan diagnosa penyakit. Tujuan dari pengobatan itu sendiri adalah memberikan pertolongan segera dengan menyelesaikan masalah kritis yang di temukan untuk mengembalikan funsi vital tubuh serta meringankan penderita dari sakitnya. Kegiatan yang dilakukan dalam pengobatan adalah memeriksa dan mendiagnosa penyakit serta memberikan obat
46
kepada pasien melalui ruang obat yang terdapat di puskesmas, pelayanan pengobatan gratis diberikan kepada pasien yang mempunyai : KTP/KTR, AKSES, BPJS. Program Pengembangan Puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut: 5. Usaha Kesehatan Sekolah Kegiatannya: - Memberikan penyuluhan di sekolah - Mengembangkan kemampuan perserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan (Dokter Kecil, Dokter Remaja, PMR) 6. Usaha kesehatan sekolah Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penerangan kepada pengunjung agar menjaga kesehatan kebugaran tubuh dengan berolahraga di puskesmas Tanjung Rejo sendiri, kegiatan olahraga sampai saat ini belum berjalan baik. a. Perawatan kesehatan masyarakat Tujuan: - Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien, atau keluarga dirumah pasien dengan mengikuti sertakan masyarakat dan kelompok -
masyarakat sekitarnya. Membantu keluarga dan masyarakat mengenai kebutuhan kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
-
mereka. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan individu dan keluarga. 7. Usaha Kesehatan Kerja Kesehatan kerja belum berjalan dengan baik dan tidak dilakukan kegitan apapun. 8. Usaha Kesehatan Gigi Dan Mulut Dilaksanakan diklinik gigi puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut dibawah pimpinan dokter gigi dalam bentuk pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
-
penyuluhan. 9. Usahan Kesehatan Jiwa Usaha Kesehatan Jiwa sampai saat ini belum berjalan dengan baik 10. Kesehatan usia lanjut (USILA) Kegiatannya: Melakukan pendataan terhadap jumlah usila dalam wilayah kerja. Memberikan makanan tambahan dan vitamin disertai senam lansia Posyandu lansia diwilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo Desa Percut ada. 11. Pembinaan Pengobatan Tradisional
47
Melakukan pendataan pengobatan tradisional di wilayah kerja puskesmas Tanjung Rejo. 12. Program Pengobatan Pelayanan laboratorium di puskesmas Tanjung Rejo meliputi pemeriksaan asam urat,gula darah, BTA, Hb, LED, trombosit, dan Planote. 13. Pencataan dan Pelaporan Pencatatan dan pelaporan sangat penting bagi mutu suatu organisasi antara lain puskesemas. Pencatatan dan Pelaporan bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan atau kegiatan yang telah dilakukan adalah: -
Mengisi rekam midic setiap penderita yang diobati. Mencatat kebuku registrasi setelah pasien diobati Membantu kepala puskesmas dalam hal evaluasi kinerja serta laporan puskesmas setiap akhir tahun dan rencana usulan kegiatan. 14. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut Berdasarkan
hasil
wawancara
dari
warga
Berdasarkan Desa
Percut
Agama beragama
Islam 6423 orang, Kristen 696 orang Katolik 71 orang, Hindu 1 orang, Budha 13 orang. 15. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan pembuangan sampah yang kurang ada yang kurang baik sekitar 31,20%, pengolahan limbah yang kurang baik sekitar 35,32%, 16. Proporsi jumlah penduduk Desa Percut berdasarkan yang tidak memiliki kepemilikan KIA KMS dari usia 0-12 bulan yaitu 49 orang dari 149 orang, yang tidak memiliki KIA KMS bayi usia 1-<5 tahun berjumlah 222 orang dari 512 orang.
3.2.2
Pengolahan Data
48
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan dari dusun 1 – 12 desa percut dimana penulis melakukan pengolahan data sesuai dengan data-data yang dikumpulkan. Adapun pengolahan data tersebut tercantum di bawah ini dalam bentuk tabel : Tabel 1. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan umur pada dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Umur
Frekuensi
Persentase
1.
Bayi (0-12 bulan)
149
2.07%
2.
Balita ( 1-4 tahun)
512
7.11%
3.
Anak –anak ( 5-11 tahun)
961
13.34%
4.
Remaja awal ( 12-16 tahun)
775
10.76%
5.
Remaja akhir ( 17-25 tahun)
1268
17.60%
6.
Dewasa awal (26-35 tahun)
1303
18.09%
7.
Dewasa akhir ( 36-45 tahun)
989
13.73%
8.
Lansia awal ( 46-55 tahun)
670
9.30%
9.
Lansia akhir ( 56-65 tahun)
392
5.44%
10.
Manula ( > 65 tahun)
184
2.55%
Total
7203
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data: Mayoritas penduduk dusun 1- 12 desa percut adalah pada tahap dewasa awal atau usia reproduktif dengan presentase 18.09% Tabel 2. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
1.
Umur
Bayi (0-12 bulan)
Frekuensi Laki2
Perempuan
79
70
49
Persentase Laki2 1,09%
Perempuan 0,97%
2.
Balita ( 1-4 tahun)
232
280
3,30%
3,88%
3.
Anak –anak ( 5-11 tahun)
530
431
7,35%
5,98%
4.
Remaja awal ( 12-16 tahun)
364
411
5,05%
5,70%
5.
Remaja akhir ( 17-25 tahun)
660
608
9,16%
8,44%
6.
Dewasa awal (26-35 tahun)
640
663
8,88%
9,20%
7.
Dewasa akhir ( 36-45 tahun
496
493
6,88%
6,84%
8.
Lansia awal ( 46-55 tahun)
348
322
4,83%
4,47%
9.
Lansia akhir ( 56-65 tahun)
202
190
2,80%
2,63%
10.
Manula ( > 65 tahun)
104
80
1,44%
1,11%
Total
3655
3548
51,18%
48,82%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk desa percut dusun1-12 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dengan presentase 51,18%
Tabel 3. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan agama dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Agama
Frekuensi
Persentase
1.
Islam
6423
89.17%
2.
Kristen
696
9.66%
3.
Katolik
71
0.99%
4.
Hindu
1
0.01%
5.
Budha
13
0.18%
6.
Lainnya
-
0.00%
7203
100%
Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
50
Analisa data: Menurut tabel diatas penduduk mayoritas beragama islam dengan prsentase 89,17% Tabel 4. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan pendidikan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Persentase
1.
SD
1527
89.19%
2.
SMP
98
5.72%
3.
SMA
45
2.63%
4.
Diploma
20
1.17%
5.
Sarjana
21
1.22%
6.
Magister
1
0.01%
7.
Doktor
-
0.00%
1712
100%
8 Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data: dari data diatas pendidikan terakhir penduduk mayoritas tamatan SD dengan presentase 26,00% Tabel 5. Distribusi frekuansi jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Suku
Frekuensi
Persentase
1.
Jawa
2156
29.93%
2.
Batak
1746
24.24%
3.
Minang
220
3.05%
4.
Melayu
2826
39.23%
51
5.
Tionghoa
45
0.62%
6.
Lainnya
210
2.92%
Total
7203
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data: dari tabel diatas lebih banyak penduduk bersuku melayu dengan presentase 39,23% Tabel 6. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
1.
PNS
55
3.21%
2.
Honor
25
1.46%
3.
Wiraswasta
1136
66.35%
4.
Pegawai swasta
20
1.17%
5.
Petani
40
2.34%
6.
Nelayan
344
20.01%
7.
Buruh
92
5.37%
Total
1712
100%
8
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data: dari tabel diatas mayoritas penduduk belum bekerja dengan presentase 56,89%
Tabel 7. Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan penghasilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
52
No.
Penghasilan
Frekuensi
Persentase
1.
Rendah
601
35.11%
2.
Menengah
978
57.13%
3.
Tinggi
133
7.77%
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas penduduk berpenghasilan menengah dengan presentase 57,13% Tabel 8. Distribusi frekuansi usia nikah ibu dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Usia Nikah Ibu
Frekuensi
Persentase
1.
< 20 tahun
601
35.11%
2.
20-35 tahun
978
57.13%
3.
> 35 tahun
133
7.77%
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi usia nikah ibu lebih bnayak pada usia 20-35 tahun dengan presentase 57,13% Tabel 9. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis kelamin dan umur dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No. 1.
Umur Bayi (0-12 bulan)
Frekuensi 22
53
Persentase 5.77%
2.
Balita ( 1-4 tahun)
65
17.06%
3.
Anak –anak ( 5-11 tahun)
59
15.49%
4.
Remaja awal ( 12-16 tahun)
19
4.99%
5.
Remaja akhir ( 17-25 tahun)
26
6.82%
6.
Dewasa awal (26-35 tahun)
38
9.97%
7.
Dewasa akhir ( 36-45 tahun
29
7.61%
8.
Lansia awal ( 46-55 tahun)
46
12.07%
9.
Lansia akhir ( 56-65 tahun)
49
12.86%
10.
Manula ( > 65 tahun)
29
7.61%
Total
381
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit lebih banyak pada usia balita dengan presentase 17,06% Tabel 10. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan jenis penyakit dusun
1
– 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Jenis Penyakit
Frekuensi
Persentase
1.
Menular
27
7.09%
2.
Tidak Menular
249
65.35%
3
Degenerative
105
27.56%
Total
381
100%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis penyakit yang dialami anggota keluarga di dusun 1-12 tidak menular dengan presentase 65,35%
54
Tabel 11. Distribusi anggota keluarga yang sakit berdasarkan penanggulangannya dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Penanggulangan
Frekuensi
Persentase
1.
Berobat
323
84.78%
2.
Tidak berobat
58
15.22%
Total
381
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa anggota keluarga yang sakit pergi berobat dengan presentase 84,78% Tabel 12. Distribusi alasan anggota keluarga yang sakit tidak berobat dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan Tidak Berobat
Frekuensi
Persentase
1.
Ekonomi
44
75.86%
2.
Jarak pelayanan kesehatan
8
13.79%
3.
Ketidaktersediaan petugas kesehatan
2
3.45%
4.
Kepercayaan
4
6.90%
Total
58
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa alasan anggota keluarga yang tidak berobat karena faktor ekonomi dengan presentase 75,86% Tabel 13. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan Tipe keluarga dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No. 1.
Tipe Keluarga Nucleus family
55
Frekuensi
Persentase
1259
73.54%
2.
Extended family
266
15.54%
3.
Keluarga dyad
13
0.76%
4.
Single family
133
7.77%
5.
Single adult
8
0.47%
6.
Keluarga lansia
33
1.93%
7.
Commune family
-
8.
Tanpa ikatan darah
-
9.
Homo seksual
-
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tipe keluarga di dusun 1-12 adalah nucleus family dengan presentase 73,54% Tabel 14. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan Tahap perkembangan keluarga dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Tipe Keluarga
Frekuensi
Persentase
1.
Pasangan Pemula/ Pasangan Baru Menikah
73
4.26%
2.
Tahap dengan kelahiran anak pertama
173
10.11%
3.
Tahap keluarga dengan anak pra sekolah
236
13.79%
4.
Tahap dengan anak usia sekolah
584
34.11%
5.
Tahap dengan melepas anak ke masyarakat
534
31.19%
6.
Tahap kelaurga dengan berdua kembali
89
5.20%
7.
Lainnya…………………..
23
1.34%
8.
……………………….
56
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tahap perkembangan keluarga masuk di tahap dengan usia anak sekolah dengan presentase 34,11% Tabel 15. Distribusi frekuansi jumlah KK berdasarkan cara penyelesaian masalah dalam keluarga dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Tipe Keluarga
Frekuensi
Persentase
1.
Musyawarah
1483
86.62%
2.
Keputusan KK
215
12.56%
3.
Bantuan orang lain
12
0.70%
4.
Didiamkan
2
0.12%
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penyelesaian masalah pada setiap KK lebih mengarah ke musyawarah dengan presentase 86,62% Tabel 16. Distribusi Frekuensi Aktivitas Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Jadwal Rekreasi
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
750
43.81%
2.
Tidak
962
56.19%
Total
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
57
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa di setiap KK lebih banyak tidak berekreasi dengan presentase 56,19% Tabel 17. Distribusi Frekuensi Tempat Rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Tempat Rekreasi
Frekuensi
Persentase
1.
Mall
74
9.87%
2.
Pantai
294
39.20%
3
Dll…………………………………
382
50.93%
Total
750
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap KK hanya menonton tv,bercerita di rumah dengan presentase 50,93% Tabel 18. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan frekuensi makan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Frekuensi Makan
1.
Baik
2.
Kurang Total
Frekuensi
Persentase
1644
96.03%
68
3.97%
1712
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi makan penduduk baik dengan presentase 96,03% Tabel 19. Distribusi frekuansi Pola makan keluarga berdasarkan penyajian makanan, pengolahan beras, pengolahan sayur, penyimpanan makanan, pemilihan
58
bahan makanan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pola Makan Keluarga
Frekuensi
Persentase
Penyajian Makan 1.
Baik
1141
66.65%
2.
Kurang
571
33.35%
Total
1712
Pengolahan beras 1.
Baik
471
27.51%
2.
Kurang
1241
72.49%
Total
1712
Pengolahan sayur 1.
Baik
495
28.91%
2.
Kurang
1217
71.09%
Total
1712
Penyimpanan makanan 1.
Baik
1100
64.25%
2.
Kurang
612
35.75%
Total
1712
Pemilihan bahan makanan 1.
Baik
1563
91.30%
2.
Kurang
149
8.70%
Total
1712
59
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pola makan keluarga berdasarkan penyajian makanan baik (66,65%),pengolahan beras kurang (72,49%), pengolahan sayur kurang (71,09%), penyimpanan makanan baik (64,25%), dan pemilihan bahan makanan baik (91,30%) Tabel 20. Distribusi frekuensi kebiasaan sehari-hari keluarga berdasarkan pola istirahat dan tidur, aktivitas keluarga, rekreasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Kebiasaan Sehari-Hari
Frekuensi
Persentase
Pola istirahat dan tidur 1.
Baik
1243
72.61%
2.
Kurang
469
27.39%
Total
1712
Aktivitas keluarga (Keluarga Sering Melakukan Olahraga) 1.
Baik
309
18.04%
2.
Kurang
1403
81.95%
Total
1712
Jenis Olahraga Yang Dilakukan 1
Lari Pagi
185
59.87%
2
Sepak Bola
15
4.85%
3
Tenis Meja
2
0.65%
4
Dll……………..
107
34.63%
Total
309
Rekreasi Bersama 1.
Baik
796
60
46.50%
2.
Kurang
916
Total
1712
53.50%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa kebiasaan setiap keluarga berdasarakan pola istirahat dan tidur baik (72,61%), aktivitas keluarga kurang (81,95%), jenis olahraga yang dilakukan lari pagi (59,87%), rekreasi bersama kurang (53,50%) Tabel 21. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan bentuk bangunan rumah, lantai rumah, luas rumah, luas ventilasi rumah, atap rumah, penerangan dan kebersihan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Perumahan Dan Karakteristik Rumah
Frekuensi
Persentase
Bentuk bangunan rumah 1.
Baik
1446
84.46%
2.
Kurang
266
15.54%
Total
1712
Lantai rumah 1.
Baik
1517
88.61%
2.
Kurang
195
11.39%
Total
1712
Luas rumah 1.
Baik
1365
79.73%
2.
Kurang
347
20.27%
Total
1712
61
Luas ventilasi rumah 1.
Baik
1252
73.13%
2.
Kurang
460
26.87%
Total
1712
Atap rumah 1.
Baik
1514
88.43%
2.
Kurang
198
11.57%
Total
1712
Penerangan rumah 1.
Baik
1363
79.61%
2.
Kurang
349
20.39%
Total
1712
Kebersihan rumah 1.
Baik
1100
64.25%
2.
Kurang
612
35.75%
Total
1712
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berdasrakan bentuk bangunan rumah baik (84,46%), lantai rumah baik (88,61%), luas rummah baik (79,73%), luas ventilasi rumah baik (73,13%), atap rumah baik (88,43%), penerangan rumah baik (79,61%), kebersihan rumah baik (64,25%) Tabel 22. Distribusi frekuensi perumahan dan karakteristik rumah berdasarkan komposisi ruangan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
62
No.
Komposisi ruangan rumah
Frekuensi
Persentase
1.
R. tamu
1523
88.96%
2.
R. makan
1269
74/12%
3.
R. tidur
1712
100%
4.
R. dapur
1712
100%
5.
K. mandi
1712
100%
Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa karakteristik rumah berkomposisi baik di dusun 1-12 Tabel 23. Distribusi frekuensi sumber air minum berdasarkan sumber air minum keluarga, kecukupan persediaan air minum, kualitas air, pengolahan air minum, dan jarak sumber air minum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Sumber air minum
Frekuensi
Persentase
Memperoleh Air Minum 1.
Baik
1592
92.99%
2.
Kurang
120
7.01%
Total
1712
Persediaan air minum 1.
Baik
1610
94.04%
2.
Kurang
102
5.96%
Total
1712
Usaha Keluarga Mencukupi Air Minum 1.
Dibeli
1391
63
81.25%
2.
Mencari Mata Air
267
15.60%
3
Menampung air hujan
54
3.15%
Total
1712
Pengolahan air minum 1.
Baik
1583
92.46%
2.
Kurang
129
7.54%
Total
1712
Jarak sumber air minum 1.
Baik
1488
86.92%
2.
Kurang
224
13.08%
Total
1712
Kualitas air minum 1.
Baik
1493
87.21%
2.
Kurang
219
12.79%
Total
1712
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa sumber air minum keluarga berdasarkan perolehan air minum baik (92,99%), persediaan minum baik (94,04%) dan usaha keluarga mencukupi air minum dengan dibeli (81,25%), pengolahan air minum baik (92,46%), jarak sumber air minum (86,92%), kualitas air minum baik (87,21%) Tabel 24. Distribusi Frekuensi Sarana Pembuangan Tinja KK dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Sarana Pembuangan Tinja
Frekuensi
64
Persentase
Jenis Pembuangan Tinja 1
Baik
1566
91.47%
2
Kurang
146
8.53%
Total
1712
Kebiasaan Memelihara Jamban 1
Baik
1374
80.26%
2
Kurang
338
19.74%
Total
1712
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jenis pembuangan tinja dan kebiasaan memelihara jamban didusun 1-12 baik di desa percut Tabel 25. Distribusi Frekuensi Pembuangan Sampah dan Limbah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Sarana Pembuangan Tinja
Frekuensi
Persentase
Keluarga Membuang sampah 1
Baik
1478
86.33%
2
Kurang
234
13.67%
Total
1712
Pengelolaan Limbah 1
Baik
1409
82.30%
2
Kurang
303
17.70%
Total
1712
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
65
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga membuang sampah dan pengelolaan limbah baik didusun 1-12 desa percut Tabel 26. Distribusi Frekuensi Ternak dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Ternak dan Pemanfaatan Pekarangan Rumah
Frekuensi
Persentase
Cara Memelihara Ternak 1
Baik
604
71.56%
2
Kurang
240
28.44%
Total
844
Jarak Rumah Dengan Kandang Ternak 1
Baik
429
50.83%
2
Kurang
415
49.17%
Total
844
Keadaan Kandang Ternak 1
Baik
538
63.74%
2
Kurang
306
36.26%
Total
844
Keluarga Mempunyai Pekarangan 1
Baik
986
57.59%
2
Kurang
726
42.41%
Total
1712
Pemanfaatan Perkarangan 1
Baik
880
89.25%
2
Kurang
106
10.75%
66
Total
986
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ternak dan pemanfaatan pekarangan di setiap KK baik Tabel 27. Distribusi frekuensi pemanfaatan sarana kesehatan keluarga berdasarkan fasilitas pelayanan kesehatan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pemanfaatan sarana kesehatan
Frekuensi
Persentase
keluarga 1.
Rumah sakit
198
12.01%
2.
Puskesmas/ Pustu
513
31.13%
3.
Praktek dokter
108
6.55%
4.
Praktek bidan
733
44.48%
5.
Polindes
7
0.42%
6.
Poskesdes
7
0.42%
7.
Posyandu
35
2.12%
8.
Tidak menggunakan
47
2.85%
1712
100%
Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa penduduk memanfaatkan saran kesehatan di praktek bidan dengan presentase 44,48% Tabel 28. Distribusi frekuensi pemanfaatan sarana kesehatan keluarga berdasarkan jarak dengan rumah dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
67
No.
Jarak dengan rumah
Frekuensi
Persentase
1.
1-2 km
1412
82.48%
2.
> 2 km
300
17.52%
Total
1712
100%
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jarak rumah dengan sarana kesehatan adalah 1-2km Tabel 29. Distribusi frekuensi perilaku yang merugikan kesehatan berdasarkan perilaku merokok, penggunaan obat terlarang, konsumsi minuman keras, perilaku seks menyimpang dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Perilaku
Frekuensi
Persentase
Kebiasaan Merokok 1.
Ya
1960
27.21%
2.
Tidak
5243
72.79%
Total
7203
Penggunaan obat terlarang 1.
Ya
-
2.
Tidak
7203
Total
7203
100%
Konsumsi minuman keras 1.
Ya
-
2.
Tidak
7203
Total
7203
Perilaku seks menyimpang
68
0% 100 %
1.
Ya
-
0%
2.
Tidak
7203
Total
7203
100 %
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa prilaku menyimpang kesehatan di dusun 1-12 adalah merokok Tabel 30. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan keluarga tentang DHF ,Diare ,TBC, ISPA, Dermatitis, Gizi Buruk, Stroke, Hipertensi ,DM, Anemia, AIDS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
DHF 1.
Baik
1027
59,99%
2.
Kurang
685
40,01%
Total
1712
1.
Baik
1258
73,48%
2.
Kurang
454
26,52%
Total
1712
1.
Baik
815
47,61%
2.
Kurang
897
52,39%
Total
1712
1.
Baik
685
40,01%
2.
Kurang
1027
59,99%
Diare
TBC
ISPA
69
Total
1712
Dermatitis 1.
Baik
539
31,48%
2.
Kurang
1173
68,52%
Total
1712
Gizi Buruk 1.
Baik
883
51,58%
2.
Kurang
829
48,42%
Total
1712
1.
Baik
872
50,93%
2.
Kurang
840
49,07%
Total
1712
Stroke
Hipertensi 1.
Baik
1048
61,21%
2.
Kurang
664
38,79%
Total
1712
1.
Baik
864
50,47%
2.
Kurang
846
49,42%
Total
1712
DM
Anemia 1.
Baik
792
46,26%
2.
Kurang
920
53,74%
Total
1712
AIDS 70
1.
Baik
623
36,39%
2.
Kurang
1089
63,61%
Total
1712
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa keluarga di dusun 1-12 kurang pengetahuan tentang penyakit DHF,diare,TBC,ISPA,dermatitis,gizi buruk,stroke,hioertensi,DM,anemia,AIDS Tabel 31. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesehatan Remaja dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Kesehatan Remaja
Frekuensi
Persentase
Informasi Pubertas 1.
Ya
1358
66,47%
2.
Tidak
685
33,53%
Total
2043
Pengetahuan Pubertas 1.
Ya
1508
73,81%
2.
Tidak
535
26,19%
Total
2043
Sumber Informasi Tentang NARKOBA 1.
Media Massa (Koran, Radio,
455
Majalah,dll)
22,27%
2.
Tenaga Kesehatan
352
17,23%
3
Sekolah
504
24,67%
4
Lingkungan
433
21,19%
71
5
Orang tua
299
Total
2043
14,64%
Pengetahuan dampak NARKOBA 1.
Ya
1312
64,22%
2.
Tidak
731
35,78%
Total
2043
Pendidikan SEKS 1.
Ya
1097
53,70%
2.
Tidak
946
46,30%
Total
2043
Informasi Tentang Pendidikan 1.
Media Massa (Koran, Radio,
472
Majalah,dll)
23,10%
2.
Tenaga Kesehatan
218
10,67%
3
Sekolah
650
31,82%
4
Lingkungan
232
11,36%
5
Orang tua
471
23,05%
Total
2043
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada masyarakat yang kurang mengetahui informasi tentang kesehatan remaja dan narkoba Tabel 32. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan ibu hamil dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Ibu Hamil
Frekuensi
Usia Kehamilan
72
Persentase
1
0-12 minggu
15
44,12%
2
13-27 minggu
5
14,71%
3
28-40 minggu
14
41,18%
Total
34
Jarak kelahiran anak sebelumnya dengan kehamilan saat ini 1.
< 2 tahun
16
47,06%
2.
2-3 tahun
11
32,35%
3.
> 3 tahun
7
20,59%
Total
34
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada KK yang memiliki ibu hamil dengan usia kehamilan 0-12 minggu dengan jarak kelahiran <2tahun Tabel 33. Distribusi frekuensi jumlah kejadian ibu hamil berdasarkan tempat pemeriksaan kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Tempat pemeriksaan kehamilan saat
Frekuensi
Persentase
ini 1.
Rumah sakit
2
5,88%
2.
Puskesmas/ Posyandu
-
0,00%
3.
Praktek Dokter/ Bidan
31
91,18%
4
Dukun
-
0,00%
5.
Tidak periksa
1
2,94%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
73
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa tempat pemeriksaan kehamilan tebanyak di praktek dokter/bidan Tabel 34. Distribusi Frekuensi Tidak Melakukan Pemeriksaan Kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan Tidak Melakukan pemeriksaan kehamilan
1.
Tidak tahu
2.
Merasa tidak perlu
3.
Tempat jauh
4.
Tidak ada waktu
5.
Malas
6.
Dll………………..
Frekuensi
Total
Tabel 35. Distribusi frekuensi kejadian ibu hamil berdasarkan Melakukan pemeriksaan kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan Melakukan pemeriksaan kehamilan
Frekuensi
Persentase
1.
Kesadaran Sendiri
19
55,88%
2.
Rutinitas
4
11,76%
3.
Anjuran Keluarga
4
11,76%
4.
Ada Keluhan
4
11,76%
5.
Dll………………..
3
8,82%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 memeriksa kehamilan kerena kesadaran diri sendiri
74
Persentase
Tabel 36. Distribusi frekuensi kejadian ibu hamil berdasarkan perolehan imunisasi TT dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Memperoleh imunisasi TT
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
11
32,35%
2.
Tidak
23
67,65%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil telah memperoleh TT dengan presentase 67,65%
Tabel 37. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mendapatkan imunisasi TT berdasarkan jumlah perolehan imunisasi TT dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Jumlah perolehan imunisasi TT
Frekuensi
Persentase
1.
1 kali
3
27,27%
2.
2 kali
8
72,73%
3.
> 2 kali
0
0,00%
4.
Tidak tahu 11
100,00%
Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa jumlah perolehan imunisasi TT sebanyak 2x Tabel 38. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Berdasarkan Pemeriksaan Penunjang dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
75
No.
Pemeriksaan Penunjang Kehamilan
Frekuensi
Persentase
1.
Hb
20
58,82%
2.
Protein Urin
14
41,18%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pemeriksaan penunjang kehamilan dilakukan ibu hamil di dusun 1-12 Tabel 39. Distribusi frekuensi jumlah keluarga yang Mengalami Faktor Resiko kehamilan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Faktor Resiko Kehamilan
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
1
2,94%
2.
Tidak
33
97,06%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 tidak mengalami resiko pada kehamilan Tabel 40. Distribusi frekuensi jumlah keluarga berdasarkan Rencana Penolong Persalinan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Rencana Penolong Persalinan
Frekuensi
Persentase
1.
Dokter
1
2,94%
2.
Bidan
33
97,06%
76
3.
Perawat
0
0,00%
4.
Dukun
0
0,00%
5.
Dlll……………………
0
0,00%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 berencana bersalin di bidan Tabel 41. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai Keluhan Selama kehamilan saat ini dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Keluhan Selama kehamilan saat ini
Frekuensi
Persentase
Keluhan 1.
Ada
23
67,65%
2.
Tidak
11
32,35%
Total
34
100,00%
Keluhan Yang Dirasakan 1.
Mual Muntah
13
38,24%
2.
Mudah Lelah
6
17,65%
3
Susah BAB
1
2,94%
4
Pusing
4
11,76%
5
Sering Miksi
3
8,82%
6
Dll…………………………….
7
20,59%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
77
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil di dusun 1-12 mengeluh selama kehamilan dengan keluhan mual dan muntah Tabel 42. Distribusi frekuensi ibu hamil yang mempunyai pantangan makanan selama hamil dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pantangan Makanan Selama kehamilan
Frekuensi
Persentase
1.
Ada
7
20,59%
2.
Tidak
27
79,41%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ibu hamil didusun 1-12 tidak ada pantangan makanan selama kehamilan Tabel 43. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan Penkes Yang Berhubungan Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Balita dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Penkes
Frekuensi
Persentase
1.
Pernah
23
67,65%
2.
Tidak Pernah
11
32,35%
Total
34
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa setiap rata-rata ibu hamil di dusun 112 pernah mendapat pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan
78
Tabel 44. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan Yang Pernah Mendapatkan Penkes Yang Berhubungan Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Balita dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Penkes Yang Didapat
Frekuensi
Persentase
1.
Senam Hamil
4
10,00%
2.
ASI
6
15,00%
3
Kebersihan Diri
13
32,50%
4
Gizi Ibu Hamil
16
40,00%
5
Persi
1
2,50%
Total
40
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pendidikan kesehatan yang didapatkan adalah gizi ibu hamil Tabel 45. Distribusi frekuensi jumlah KK berdasarkan kejadian nifas 40 hari dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Ibu nifas
Frekuensi
Persentase
Nifas Hari/ Minggu Ke 1.
0-10 hari
21
50,00%
2.
11-20 hari
1
2,38%
3
20-30 hari
18
42,86%
4
>31 hari
2
4,76%
Total
42
Kunjungan Ulang 1
Ya
11
26,19%
2
Tidak
31
73,81%
79
Total
42
Waktu Kunjungan Ulang 1
6 jam
0
0,00%
2
6 hari
4
36,36%
3
2 minggu
4
36,36%
4
6 minggu
3
27,27%
Total
11
Frekuensi Kunjungan 1
1-2 Kali
2
18,18%
2
3-4 kali
4
36,36%
3
5-6 kali
2
18,18%
4
>6 kali
3
27,27%
Total
11
Alasan Tidak Kunjungan Ulang 1
Tidak tahu
24
77,42%
2
Tidak perlu
3
9,68%
3
Tidak Ada biaya
3
9,68%
4
Tempat Yan-Kes jauh
1
3,23%
Total
31
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi kunjungan ulang nifas 40 hari ada yang tidak melakukan kunjungan ulang sebanyak 73,81% Tabel 46. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara Perawatan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
80
No.
Cara Perawatan
Frekuensi
Persentase
Perawatan Tali Pusat 1.
Tahu
12
57,14%
2.
Tidak tahu
9
42,86%
Total
21
Cara Memandikan Bayi 1.
Tahu
14
66,67%
2.
Tidak tahu
7
33,33%
Total
21
Perawatan Perenium 1.
Tahu
13
61,90%
2.
Tidak tahu
8
38,10%
Total
21
Keluhan Selama Masa Nifas 1.
Ada
5
11,90%
2.
Tidak ada
37
88,10%
Total
42
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa frekuensi berdasarakan cara perawatan bayi baru lahir ada ibu yang tidak tahu cara melakukan perawatan tali pusat,memandikan bayi,perawatan perineum.
Tabel 47. Distribusi Frekuensi jumlah ibu menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
81
No.
Ibu Menyusui
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
103
69,13%
2.
Tidak
46
30,87%
Total
149
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui bayi sebanyak 30,87% Tabel 48. Distribusi frekuensi ibu Menyusui berdasarkan Alasan Yang Tidak Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan Yang Tidak Menyusui
Frekuensi
Persentase
1.
Bekerja
8
17,39%
2.
ASI Tidak lancer
33
80,43%
3.
Ibu hamil lagi
0
0,00%
4.
Payudara lecet/ bengkak
0
0,00%
5.
Ibu sakit dan tidak mau memberikan ASI
0
0,00%
6
Estetika
0
0,00%
7
Dll……………………….
1
2,17%
Total
42
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada ibu tidak menyusui dengan alasan ASI tidak lancar 78,85% Tabel 49. Distribusi frekuensi berdasarkan Pasangan Usia Subur dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
82
No.
Pasangan Usia Subur
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
1156
67,52%
2.
Tidak
556
32,48%
Total
1712
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS sebanyak 67,52% Tabel 50. Distribusi frekuensi berdasarkan berdasarkan pernah mendapatkan informasi KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pasangan Usia Subur
Frekuensi
Persentase
1111
91,44%
1.
Ya
2.
Tidak
45
8,56%
Total
1156
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS mendapatkan informasi tentang KB dengan presentase 91,44% Tabel 51. Distribusi frekuensi berdasarkan sumber Informasi Alat/ Cara KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Sumber Informasi Pemakaian alat/cara
Frekuensi
Persentase
KB 1.
Dokter/ Bidan/Perawat
710
63,91%
2.
Tetangga
107
9,63%
3
Radio/TV/Buku/Majalah
156
14,04%
4
Dll………………………….
138
12,42%
83
Total
1111
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa informasi alat/cara berKB didapatkan dari dokter/bidan/perawat Tabel 52. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Pasangan Usia Subur menggunakan KB
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
879
72,35%
2.
Tidak
156
12,84%
3
Drop-out
180
14,81%
Total
1215
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS menggunakan alat KB Tabel 53. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang menggunakan alat/cara KB berdasarkan jenis alat/cara KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Jenis alat/cara KB
Frekuensi
Persentase
147
16,80%
1.
Sanggama terputus
2.
Pantang berkala/kalender
1
0,20%
3.
MAL
7
1,00%
4.
Diafragma/intravag
0
0,00%
5.
Kondom
1
0,20%
6.
Suntikan
400
47,00%
7.
Pil
227
26,00%
84
8.
AKBK
39
4,50%
9.
AKDR
19
3,00%
10.
Sterilisasi wanita
6
1,00%
11.
Sterilisasi pria
2
0,30%
879
100,00%
Total Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa cara berKB yang digunakan di dusun 1-12 adalah cara suntikan hormone Tabel 54. Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur Berdasarkan Keluhan Penggunaan KB dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Keluhan Penggunaan KB
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
194
22,07%
2.
Tidak
685
77,93%
Total
879
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa pada PUS tidak ada keluhan dalam mengguanakan KB Tabel 55. Distribusi frekuensi pasangan usia subur yang pernah menggunakan alat/cara KB berdasarkan alasan utama tidak menggunakan KB/ Berhenti dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan utama berhenti KB
Frekuensi
Persentase
1.
Tidak cocok
22
12,22%
2.
Efek samping
17
9,44%
85
3.
Ingin hamil lagi
68
37,78%
4.
Kurang informasi
15
8,33%
5.
Dll…………….
58
32,22%
Total
180
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa PUS berhenti menggunakan KB karena ingin hamil lagi Tabel 56. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan kepemilikan KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Kepemilikan KIA/KMS
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
100
67,11%
2.
Tidak
49
32,89%
Total
149
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak memiliki KIA Tabel 57. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan status imunisasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Status imunisasi
Frekuensi
Persentase
1.
Lengkap
56
37.58%
2.
Tidak lengkap
38
25,50%
3.
Tidak memperoleh imunisasi
7
4,70%
4.
Tidak ada catatan imunisasi
8
5,37%
5.
Belum lengkap
40
26,84%
86
Total
149
100,00%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 0-12 bulan yang tidak lengkap imunisasi Tabel 58. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1- < 5 tahun bulan berdasarkan kepemilikan KIA/KMS dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Kepemilikan KIA/KMS
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
290
56.64%
2.
Tidak
222
43.36%
Total
512
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak memiliki KIA Tabel 59. Distribusi frekuensi jumlah bayi 1-< 5 tahun berdasarkan status imunisasi dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Status imunisasi
Frekuensi
Persentase
1.
Lengkap
272
53.13%
2.
Tidak lengkap
176
34.38%
3.
Tidak memperoleh imunisasi
30
5.86%
4.
Tidak ada catatan imunisasi
34
6.64%
Total
512
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
87
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi 1-5 tahun tidak lengkap imunisasi Tabel 60. Distribusi frekuensi jumlah bayi yang tidak memperoleh imunisasi/imunisasi tidak lengkap berdasarkan alasan dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan
Frekuensi
Persentase
1.
Pelayanan kesehatan jauh
20
36.36%
2.
Biaya
18
32.73%
3.
Lupa
13
23.64%
4.
Dilarang keluarga
333
98,37%%
5.
Kepercayaan
2
3.64%
6.
Vaksin tidak tersedia
2
3.64%
7.
lainnya
273
41,30%
Total
661
100%
Sumber mahasiswa stikes st. elisabeth
Analisa data : dari tabel diatas ditemukan bahwa ada bayi yang tidak imunisasi karena dilarang keluarga Tabel 61. Distribusi frekuensi jumlah bayi 0-12 bulan berdasarkan perolehan ASI Eksklusif dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Memperoleh ASI
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
134
89.93%
2.
Tidak
15
10.07%
88
Total
149
100%
Tabel 62. Distribusi frekeunsi ibu yang menyusui bayi berdasarkan tindakan memberikan kolostrum dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Kolostrum
Frekuensi
Persentase
1.
Ya
132
88.59%
2.
Tidak
7
4.70%
Total
149
100%
Tabel 63. Distribusi frekuensi ibu menyusui berdasarkan Waktu Pemberian Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Waktu Pemberian ASI
Frekuensi
Persentase
1.
Setiap menangis
63
47.73%
2.
Setiap 3 jam
33
25.00%
3.
Malam Hari saja
-
0.00%
4
Setiap saat
36
27.27%
Total
132
100%
Tabel 64. Distribusi frekuensi Ibu menyusui berdasarkan rencana lama menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Rencana Lama Menyusui
Frekuensi
Persentase
1.
6 Bulan
57
43.18%
2.
> 6 bulan
75
56.82%
89
Total
132
100%
Tabel 65. Distribudsi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasrakan Alasan < 6 bulan Menyusui dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Alasan < 6 bulan Menyusui
Frekuensi
Persentase
1
Ibu sakit
2
4.88%
2
Ibu bekerja
26
63.41%
3
Ibu hamil lagi
-
0.00%
4
ASI tidak ada
11
26.83%
5
Sudah waktunya
2
4.88%
Total
41
100%
Tabel 66. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Berdasarkan Perawatan Payudara dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
Perawatan Payudara
Frekuensi
Persentase
1
Ya
107
71.81%
2
Tidak
42
28.19%
Total
149
100%
Tabel 67. Distribusi Frekuensi Anak Tidak Diberi ASI Berdasarkan ASI pengganti dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No. 1
ASI Pengganti
Frekuensi
Susu Formula khusus bayi
11
90
Persentase 73.33%
2
Air Tajin
3
20.00%
3
Teh manis
-
0.00%
4
Susu Kental manis
-
0.00%
5
Air putih
-
0.00%
6
Bubur saring/ Milna
1
6.67%
Total
15
100%
Tabel 68. Distribusi frekuensi Keluarga berdasarkan Aspek Lansia dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015
No.
Aspek Lansia
Frekuensi
Persentase
Anggota Keluarga Yang Lansia 1.
Ya
1062
15.12%
2.
Tidak
5961
84.88%
Total
7023
100%
Aktifitas Lansia 1.
Mandiri
898
84.56%
2.
Dibantu
164
15.44%
Total
1062
100%
Pelayanan Kesehatan Lansia 1.
Baik
815
76.74%
2.
Kurang
247
23.26%
Total
1062
100%
Jenis Penyakit Lansia
91
1.
DM
80
7.53%
2.
Hipertensi
154
14.50%
3
Stroke
78
7.34%
4
Jantung
115
10.83%
5
Osteoporosis
124
11.68%
6
Dll…………………………………..
511
48.12%
Total
1062
100%
Tabel 69. Distribusi Frekuensi Keluarga Berdasarkan Data Unit Kesehatan Masyarakat (UKBM) dusun 1 – 12 di Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 No.
UKBM
Frekuensi
Persentase
Keluarga Anggota JPKM/ BPJS/ Dana Sehat/ Asuransi 1.
Ya
2862
40.75%
2.
Tidak
4161
59.25%
Total
7023
100%
Bentuk Fasilitas Kesehatan Berbasis Masyarakat 1.
Posyandu
573
33.47%
2.
Polindes
119
6.95%
3
Poskesdes
362
21.14%
4
Dll……………………………
658
38.43%
Total
1712
100%
-
-
1712
100%
Anggota Keluarga Yang Menjadi Donor darah Berjalan 1.
Ya
2.
Tidak
92
Total
1712
100%
Ambulance Desa 1.
Ya
-
2.
Tidak
1712
100%
Total
1712
100%
93
3.1 Analisa Data No 1
2
Data
Penyebab
Masalah
Data Subjektif : ada ibu mengatakan bahwa bayi nya tidak di
Rendahnya cakupan
Kurang pengetahuan
imunisasi karena larangan keluarga
imunisasi pada bayi dan
tentang imunisasi
Data Objektif :
balita
jumlah bayi dan balita 661 orang - Presentasi bayi tidak lengkap imunisasi 25,50% - Presentasi balita tidak imunisasi 34.38% DS :
factor lingkungan
Resiko terjadinya cedera
- Jumlah lansia 1246 orang dengan persentase 17,29% - Lingkungan rumah yang kurang bersih 35,75% - Pengelolaan limbah yang kurang 17,70% - Rumah yang memiliki pekarangan 57,59% - Keluarga yang kirang memanfaatkan pekarangan 10,75% DS :ada keluarga mengatakan yang kurang mengerti tentang
Rendahnya pengetahuan
Resiko terjadinya penyakit
penyebab,gejala dari berbagai penyakit
tentang penyakit (DHF,
DO : persentase kurang pengetahuan
chikungunya,malaria,TBC,
-
Ada sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan lingkungan yang becek dan saluran pembuangan yang tersumbat
DO :
3
-
DHF 40,01% TBC 52,39% ISPA 59,99% Dermatitis 68,52% Gizi buruk 48,42% Stroke 49,07% Hipertensi 38,79%
ISPA, Dermatitis, Gizi buruk, Hipertensi, DM, Anemia, AIDS)
94
4
DS : -
DM 49,42% Anemia 53,74% AIDS 63,61% Ada remaja yang tidak tahu tentang dampak dari narkoba
Resiko terjadinya prilaku
remaja tentang kesehatan
menyimpang
remaja
DO : -
Rendahnya pengetahuan
tidak mendapat informasi : 33,53% tidak mengetahui pubertas 26,19% tidak mengetahui dampak narkoba 35,78% tidak mendapatkan pendidikan seks 46,30% setiap malam ada remaja yang kumpul-kumpul bermain judi sambil merokok
5
DS : -
Ada ibu yang mengatakan tidak perlu diimunisasi TT
Resiko terjadinya infeksi
imunisasi TT pada ibu hamil
pada ibu dan anak dalam kandungan
karena anak sebelumnya sehat-sehat saja. DO : -
Rendahnya pemberian
Tidak memperoleh imunisasi TT 67,65%
95
3.3 Prioritas Masalah Desa/ Dusun Dalam menentukan masalah kesehatan masyarakat dusun 1- 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang penulis mengaplikasikan teori menurut Bayllon (2013) yang dipaparkan pada tabel berikut : Tabel 70. Penentuan prioritas masalah masyarakat dusun 1 -12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang 2015 Masalah Rendahnya
Perhatian
Poin
Tingkat
Kemungkinan Untuk
Masyarakat
Prevalence
Keparahan
dicegah
++++
++++
+++
++++
++++
++++
Total
Prioritas
+++
144
I
+++
64
II
cakupan imunisasi
pada
bayi dan balita Resiko terjadinya cedera berhubungan dengan
factor
96
lingkungan Rendahnya
++
++
+++
+++
36
III
++
+++
+++
+
18
IV
++
++++
++
+
16
V
pengetahuan tentang penyakit (DHF,TBC,Anem ia,AIDS) Rendahnya pengetahuan remaja
tentang
kesehatan remaja Rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
97
3.5
Rencana Keperawatan Dalam menentukan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli
Serdang dimana penulis menggunakan rancangan/desain tindakan dalam solusi penanggulangan masalah yang dipaparkan dengan sisitem/ komponen dibawah ini : Masalah kesehatan Kurang pengetahuan
Tujuan Setelah
Sasaran Ibu yang
Waktu / tempat Materi 9 Des 2015 / Memberikan
Pelaksana Mahasiswa
tentang imunisasi
dilakukan
memiliki
dusun IX
penyuluhan
mengikuti
berhubungan dengan
penyuluhan 1x
bayi 0-12
10.00 WIB s/d
tentang
penyuluhan
rendahnya cakupan
diharapkam
bulan dan
selesai
imunisasi dan
dapat
imunisasi pada bayi dan
masyarakat
balita 1- <5
pijat bayi
memahami
balita
mengerti
tahun
-
Evaluasi Peserta yang
pentingnya
tentang
imunisasi
imunisasi
terhadap kesehatan bayi -
dan balita Orang
tua
tampak antusias dalam bertanya dan mengikuti Resiko terjadinya cedera
Setelah
Semua lansia
9-10 Des
Memberikan
Mahasiswa
berhubungan dengan factor
dilakukan
di dusun I-
2015 / dusun
penyuluhan
DIII
98
-
kegiatan Peserta mengikuti
yang
lingkungan
penyuluhan 1x
XII
VIII-XII
tentang
diharapkan
10.00 WIB s.d
cedera fisik
dapat
masyarakat
selesai
dan luka
memahami dan
bakar
mempraktekkan
dapat
Keperawatan
penyuluhan
mengurangi
tentang
resiko cedera
Semua warga
9 Des
Melakukan
Mahasiswa
pertolongan
dengan baik
dusun I-XII
2015/dusun I-
gotong
DIII
pertama
XII pukul
royong
Keperawatan
dan benar di dusun I-XII
08.000s.d
dan
selesai
Kebidananan
-
pada
cedera fisik Warga tampak kurang antusias dapat mengikuti kegiatan gotong royong dengan
-
Resiko terjadinya penyakit
Setelah
Seluruh
10 Des 2015 /
Penyuluhan
berhubungan dengan
dilakukan
masyarakat
dusun XI dan
tentang DHF,
dapat mengerti
rendahnya pengetahuan
penyuluhan 1x
dusun I-XII
XII
DM,
tentang
tentang penyakit (DHF,
masyarakat
09.00 WIB s.d
chikungunya,
penyuluhan
TBC, ISPA, Dermatitis,
diharapkan
selesai
malaria,hiper
yang
Gizi buruk, Hipertensi, DM, mengerti Anemia, AIDS)
Mahasiswa
baik dan benar Masyarakat
tensi, AIDS,
tentang
dan gizi
penyakit
buruk
-
disampaikan Masyarakat tampak antusias dalam bertanya
99
dan Mahasiswa
-
menjawab
pertanyaan Remaja dapat
Resiko terjadinya prilaku
Setelah
Remaja
9 Des 2015/
Penyuluhan
menyimpang berhubungan
dilakukan
dusun VIII-
dusun XI
tentang
mengerti
dengan Rendahnya
penyuluhan 1x
XII
16.00 WIB s.d
narkoba dan
tentang narkoba
pengetahuan remaja tentang
remaja
selesai
kesehatan
dan
kesehatan remaja
diharapkan
reproduksi
penyalahgunaan
mengerti -
tentang
bahaya
narkoba Remaja
dapat
mengerti
kesehatan
tentang
remaja
kesehatan -
reproduksi Remaja tampak antusias
Resiko terjadinya infeksi
Setelah
pada ibu dan anak dalam
Ibu hamil
Mahasiswa
-
dalam
bertanya Para ibu hamil
10 Des 2015 /
Penyuluhan
dilakukan
dusun XII
kesehatan
dapat mengerti
kandungan berhubungan
penyuluhan
10.00 WIB s.d
tentang
tentang
dengan rendahnya
tentang
selesai
imunisasi TT
pemberian imunisasi TT
imunisasi TT
imunisasi TT Ibu hamil
pada ibu hamil
diharapkan
-
tampak antusias dalam bertanya
ibu-ibu
dan
mengerti 100
menjawab
tentang
pertanyaan
imunisasi TT dan terhindar dari resiko infeksi
3.6 Implementasi dan evaluasi
101
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas ( masyarakat, kelompok khusus, keluarga ) dilakukan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan tergantung dalam masalah/ kondisi masyarakat dusun 1 – 12 Desa Percut Kec. Percut Sei Tuan Kab. Deli Serdang yang dilakukan pada tanggal 3- 11 Desember 2015 Tanggal/
No.
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Jam 09-12-
DX 1
1. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi dan
S:
2015
pijat bayi di dusun IX oleh mahasiswa DIII
Ada ibu yang mengatakan sudah mengetahui efek
10.00
Keperawatan pada Ibu yang memiliki bayi 0-12
samping imunisasi dan tidak takut lagi membawa
10-12-
bulan, yang diikuti oleh 9 orang bayi dan ibunya,
bayinya imunisasi.
2015 09.00
Ada ibu yang mengatakan takut membawa bayinya imunisasi karena setelah imunisasi bayi demam dan rewel.
Ada ibu yang mengatakan baru mengetahui manfaat pijat bayi setelah mengikuti penyuluhan. Ada ibu yang mengatakan akan rutin melakukan pijat bayi di rumah.
Ada ibu yang mengatakan anaknya sehat-sehat
O:
saja tanpa diimunisasi.
Ibu-ibu tampak antusias mengikuti penyuluhan dengan bertanya dan mengungkapkan pengalaman
2. Memeberikan penyuluhan tentang pijat bayi,
tentang imunisasi.
imunisasi di dusun I-VII yang diselenggarakan
Ada ibu yang melakukan simulasi pijat bayi pada
didusun IV oleh mahasiswa DIII Kebidanan pada
bayinya.
ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan, yang diikuti
A:
oleh 15 orang bayi dan ibunya.
Masalah kurang pengetahuan tentang imunisasi teratasi. 102
P: Kolaborasi dengan petugas kader Puskesmas memantau pelaksanaan imunisasi.
3 /11-
2
1. Melakukan gotongroyong di dusun I-XII oleh
2015 10.00
mahasiswa DIII Keperawatan dan kebidanan yang diikuti oleh warga dan mahasiswa 2. Masyarakat kurang merespon kegiatan dan tidak aktif pada saat kegiatan gotongroyong
10/12-
Ada lansia dan warga yang baru mengerti tentang penanganan dan mempraktekkan cedera fisik dan luka bakar O:
2015 17.00
S:
Lansia dan warga tampak antusias mengikuti 3. Memberikan penyuluhan tentang penanganan dan mempraktekkan cedera fisik dan luka bakar yang dilakukan didusun XI oleh mahasiswa DIII Keperawatan diikuti oleh 30 orang warga dusun
penyuluhan dengan bertanya. Terlihat warga yang antusias ikut setra dalam kegiatan gotong royong A: Masalah tentang resiko cedera fisik dan lingkungan yang sehat sudah teratasi
4. Melakukan senam lansia di dusun VIII oleh mahasiswa DIII Keperawatan yang diikuti oleh 8 orang lansia.
5. 103
P: Kolaborasi dengan kader, kepala desa
10-12
3
1. Memberikan penyuluhan tentang DHF,
S:
-2015
chikungunya, malaria,DM, hipertensi, AIDS, yang
Ada sebagian masyarakat mulai paham tentang
09.00
dilakukan oleh DIII Keperawatan di dusun XI dan
penyakit dan cara penularan penyakit.
11-12-
XII yang diikuti oleh masyarakat dusun XI dan
O:
2015
XII.
Masyarakat tampak antusias mengikuti penyuluhan
10.00
2. Melakukan penyuluhan tentang PHBS yang dilakuan oleh DIII Kebidanan di dusun I -VII
Masyarakat tampak aktif bertanya A: Masalah kurang pengetahuan tentang penyakit teratasi P: Kolaborasi dengan kepala dusun dan petugas Puskesmas dalam melanjutkan intervensi
9-12
4
Memberikan penyuluhan tentang narkoba dan kesehatan
S:
-2015
reproduksi yang dilakukan oleh DIII Keperawatan di
Ada sebagian remaja belum mengetahui tentang
16.00
dusun XI di ikuti oleh remaja dusun VIII –XII dengan
kesehatan reproduksi
jumlah remaja 27 orang.
O: Remaja tampak antusias mendengarkan dan mengikuti kegiatan penyuluhan A: Masalah resiko terjadinya perilaku menyimpang pada remaja sebagian teratasi 104
P: Kolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam Memberikan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi TT
melanjutkan implementasi S:
2015
yang dilakukan oleh DIII Keperawatan di dusun XII di
Ada ibu yang mengatakan sudah paham manfaat
10.00
ikuti oleh ibu hamil dengan 12 orang dari dusun VIII
imunisasi TT dan efek samping jika tidak
sampai XII.
melakukan imunisasi TT
10-12-
5
O: Ibu-ibu tampak antusias mengikuti penyuluhan A: Masalah sebagian teratasi P: Kolaborasi dengan petugas Puskesmas dalam melanjutkan implementasi
105
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi berhubungan dengan rendahnya cakupan imunisasi pada bayi dan balita 2. Resiko terjadinya cedera fisik berhubungan dengan fakto lingkungan 3. Resiko terjadinya penyakit berhubungan dengan rendahnya pengetahuan tentang penyakit (DHF,TBC,ISPA,Dermatitis,Gizi buruk,Hipertensi,DM,Anemia,AIDS) 4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang berhubungan dengan Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan remaja 5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan berhubungan dengan rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
106
BAB 4 PEMBAHASAN Praktik keperawatan keluarga dan komunitas di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Santa Elisabeth Medan adalah salah satu program untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah yang dilakukan pada tanggal 1-12 Desember 2015. Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik keperawatan komunitas; keluarga dan puskesmas. 4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan dari pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tatanan lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan masyarakat secara lebih nyata. 4.1.1 Pengkajian Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas dengan menggunakan tehnik wawancara dan observasi. Setelah format pengkajian siap, maka mahasiswa langsung menyebar ke rumah-rumah warga di desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Dari pengumpulan data didapatkan bahwa 108
mayoritas warga merupakan warga asli melayu, mayoritas dari warga bekerja pagi sore hari. Hal tersebut merupakan kendala terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan dari aparat dan Tokoh di desa percut, dan model pendekatan secara persuasif dengan mengikuti kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat diatasi. Respon yang diberikan warga didesa Percut sangat positif, dibuktikan dengan perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya, sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik. Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan aparat serta tokoh-tokoh masyarakat desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang dan melakukan program turun ke lapangan sehingga keberadaan mahasiswa membaur dengan warga. Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat, meliputi: 1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi 2. Resiko terjadinya cedera fisik 3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk, Hipertensi, DM, Anemia, AIDS) 4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja 5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil Dari lima masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan warga mengalami kesulitan, karena masyarakat kurang menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka dan terdapat sedikit masalah dalam hal ketepatan
110
waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 07.00 – 17.00 WIB padahal seluruh masyarakat mayoritas bekerja dan ada dirumah sewaktu malam hari. 4.1.2 Penentuan Prioritas Masalah Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah. Berdasarkan Musyawarah Masyarakat Desa yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 8 desember 2015 dan, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut: 1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi 2. Resiko terjadinya cidera fisik 3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk, Hipertensi, DM, Anemia, AIDS) 4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja 5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil Penentuan prioritas masalah ini menemukan kesulitan, hal ini dikarenakan warga kurang memahami pentingnya kesehatan dan partisipasi kurang aktif saat dilaksanakan musyawarah masyarakat desa. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80% meskipun tidak dihadiri oleh kepala Puskesmas Tanjung Rejo. 4.1.3 Perencanaan Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat disepakati saat MMD disusun berdasarkan diskusi yang dilakukan mahasiswa dengan setiap kepala dusun. Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain: 1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi 112
a.
Penyuluhan tentang iunisasi 2. Resiko terjadinya cidera a. Kegiatan gotong royong b. Penyuluhan tentang cidera fisik dan trauma tulang c. Senam Lansia 3. Resiko terjadinya penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Giziburuk, Hipertensi, DM, Anemia, AIDS)
a.
Penyuluhan tentang DHF, DM, hipertensi, AIDS, dan gizi buruk 4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang pada remaja
a.
Penyuluhan tentang narkoba dan kesehatan reproduksi 5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan terhadap rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
a.
Penyuluhan kesehatan tentang imunisasi TT
4.1.4 Implementasi
114
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 9-11 Desember 2015 dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh mahasiswa dan para tokoh masyarakat Desa Percut. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk. Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa juga melakukan beberapa kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kesehatan masyarakat Desa Percut, yaitu : 1. 2. 3. 4.
Melakukan gotong royong di dusun 1-12 di desa Percut Penyuluhan Cara mencuci tangan dan Gosok gigi di SD HKBP Desa Percut. Melakukan senam lansia di dusun VIII desa percut. Melakukan penyuluhan pertolongan pertama pada luka bakar dan fraktur di dusun 12 desa Percut. Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (80%), penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan meskipun masih ada masyarakat yang tidak hadir.
Penulis tidak melakukan pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan kepada 1 KK di dusun 8 yang mengalami gizi buruk dikarenakan keterbatasan waktu yang tersedia. Namun penulis telah bekerja sama dengan Puskesmas Tanjung Rejo agar tim Puskesmas melakukan penyuluhan kesehatan di bidang peningkatan gizi kepada masyarakat serta mengajak masyarakat berperan aktif ( dokter kecil, dokter remaja ) 4.1.5 Evaluasi Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap dan setiap malam yang dilakukan oleh mahasiswa dengan mahasiwa untuk mengevaluasi kegiatan harian dan mematangkan rencana yang akan dilaksanakan keesokan harinya., Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga, tokoh masyarakat desa Percut, perangkat desa dan kepala desa Percut, bida desa dan Kepala Puskesmas Tanjung Rejo serta para dosen pembimbing praktik keperawatan Keluarga dan Komunitas.
116
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga desa Percut senang dengan program-program kami dan berdampak terjadinya perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan. 4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga Pendekatan yang digunakan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya. Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi. Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk dilakukan supervisi minimal 3 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami menyadari dan memaklumi tentang keberadaan hal tersebut. 4.3 Praktik Klinik di Puskesmas Kegiatan praktik yang dilakukan mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat bantuan dan kerjasama yang kondusif antara mahasiswa dengan staf Puskesmas Tanjung Rejo. Tapi ada Kendala karena kurangnya masyarakat yang berobat danmelakukan pemeriksaan di Puskesmas Dari 2 minggu pratktek klinik di Puskesmas, tiap mahasiswa hanya mendapatkan jatah 2 kali praktek di Puskesmas, hal ini menyebabkan kurangnya kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah skillnya di lapangan. Tapi walaupun hanya mendapat jatah 2 kali praktek di puskesmas, mahasiswa mendapat banyak masukan dan arahan yang diberikan pembimbing Puskesmas dan staf bagi peningkatan wawasan mahasiswa.
BAB 5
118
PENUTUP 5.1 Kesimpulan Praktik keperawatan keluarga dan komunitas di Desa percut kecamatan percut sei tuan kabupaten
deli serdang yang dilaksanakan oleh Mahasiswa D-III
Keperawatan dan Kebidanan STIKes Elisabeth Medan untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah. Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas. Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang terstruktur. 5.1.1. Pengkajian Pada tahap pengkajian, penulis banyak mendapat kesenjangan antara teoritis dengan kasus langsung dilapangan dimana pada teoritis terdapat 5 fungsi keluarga dalam peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tetapi pada masyarakat secara langsung penulis mengamati serta mendata keluarga menjalankan tugas dan fungsinya tidak sesuai dengan kesehatan keperawatan yaitu masalahkurang pengetahuan tentang imunisasi, pengolahan sampah, pengolahan makanan yang tidak baik, lingkungan kotor yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan perilaku merokok dimana penyebab masalah itu adalah kurang pengetahuan keluarga dalam bidang kesehatan keluarga dan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
5.1.2. Diagnosa
120
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah. Berdasarkan Musyawarah Masyarakat Desa yang dilaksanakan pada hari selasa tanggal 08 Desember 2015, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut: 1. Kurang pengetahuan tentang imunisasi berhubungan dengan rendahnya cakupan imunisasi pada bayi dan balita 2. Resiko terjadinya cidera berhubungan dengan factor lingkungan. 3. Resiko terjadinya penyakit berhubungan dengan rendahnya pengetahuan tentang penyakit (DHF, TBC, ISPA, Dermatitis, Gizi buruk, Hipertensi, DM, Anemia, AIDS) 4. Resiko terjadinya prilaku menyimpang berhubungan dengan Rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan remaja 5. Resiko terjadinya infeksi pada ibu dan anak dalam kandungan berhubungan 5.1.3
dengan rendahnya pemberian imunisasi TT pada ibu hamil. Perencanaan Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat MMD dan disusun berdasarkan diskusi mahasiswa Kelompok Prodi DIII KeperawatanSTIKes Santa Elisabeth Medan . Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan masyarakat antara lain: 1. Penyuluhan tentang imunisasi 2. Penyuluhan tentang PHBS 3. Penyuluhan tentang KB 4. Penyuluhan tentang Menyikat Gigi 5. Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja 6. Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi 7. Penyuluhan tentang Narkoba 8. Penyuluhan tentang Pijat Bayi 9. Penyuluhan tentang relaksasi ibu hamil(Hypnobreathing) 10. Penyuluhan tentang Hipertensi, Diabetes Melitus.
122
11. Pengabdian Masyarakat tentang DBD, Chikungunya, Malaria, Preeklamsia, Pertolongan Pertama pada Cidera Fisik, Luka Bakar. 12. Senam Lansia. 5.1.4
Implementasi Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada tanggal 07 Desember
2015 dengan metode melibatkan masyarakat,meliputi: anak bayi,balita,anak sekolah,remaja,serta orang tua, secara aktif digerakkan oleh mahasiswa dan para tokoh masyarakat desa percut. Hanya pada kegiatan penyuluhan, dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa DIII Keperawatan STIKes Santa Elisabeth Medan,yaitu: 1. Penyuluhan tentang imunisasi 2. Penyuluhan tentang PHBS 3. Penyuluhan tentang KB 4. Penyuluhan tentang Menyikat Gigi 5. Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja 6. Penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi 7. Penyuluhan tentang Narkoba 8. Penyuluhan tentang Pijat Bayi 9. Penyuluhan tentang relaksasi ibu hamil 10. Penyuluhan tentang Hipertensi, Diabetes Melitus. 11. Pengabdian Masyarakat tentang DBD, Chikungunya, Malaria, Preeklamsia, Luka Bakar, Fraktur, Hipertensi, Senam Lansia. 12. Tensi, pemeriksaan kadar gula darah, dan pemeriksaan protein urine pada ibu hamil dilakukan secara gratis pada saat PEMA di Desa Percut. Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%), penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan. 5.1.5 Evaluasi Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara bertahap yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengevaluasi kegiatan harian dan mematangkan rencana yang akan dilaksanakan keesokan harinya. Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga,
124
tokoh masyarakat desa percut, perangkat desa dan kepala desa, perawat dan Kepala UPT Puskesmas Tanjung Rejo. Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon positif warga dusun Sumber Bentong desa Karangcampaka senang dengan program-program kami dan berdampak terjadinya perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan. 5.2 Saran Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan: 1. Untuk Masyarakat Desa agar dapat mengubah prilaku hidup sehat dan Diharapkan masyarakt lebih aktif untuk mendapat dan memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan optimal. 2. Untuk Mahasiswa Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas. 3. Untuk puskesmas agar meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada masyarakat
126
DAFTAR PUSTAKA Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Imam, S Dkk.2005. Asuhan Keperawatan Keluarga. Buntara Media: Malang Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika Smet, Bart.1994. Psikologi Kesehatan. Pt Grasindo: Jakarta
128