Laporan Las Listrik

  • Uploaded by: Hasna R Syarif
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Las Listrik as PDF for free.

More details

  • Words: 2,502
  • Pages: 16
Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN Las Listrik Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Bintang Ihwan Moehady, M.Sc

Kelompok/Kelas : VII / 2A-TKPB Nama: 1. Salma Liska

NIM : 151424027

2. Shabrina Ghassani

NIM : 151424028

3. Sinta Putri Karisma

NIM : 151424008

Tanggal Praktikum: 27 Februari 2017 Tanggal Pengumpulan Praktikum: 6 Maret 2017

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan dan pemotongan merupakan pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini. Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atomatom molekul dari logam yang disambungkan. 1.2 Tujuan Percobaan 1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las listrik 2. Memahami dan dapat mengoprasikan mesin las dengan benar 3. Mengerti setiap komponen-komponen dan fungsinya 4. Mampu mengerjakan penyambungan atau penempelan logam besi dengan las listrik 5. Mengetahui posisi yang tepat pada saat pengelasan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Teori Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut. (Wikipedia, 2017) Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu :      

Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya: Las listrik dengan elektroda karbon tunggal. Las listrik dengan elektroda karbon ganda. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya: Las-listrik dengan elektroda berselaput Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) Las Iistrik submerged

2.1.1 Prinsip Kerja Las Listrik Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dengan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan dalam satuan, panas joule atau kalori seperti rumus dibawah ini : H=ExIxt dimana : H = panas dalam satuan joule

E = tegangan listrik dalam volt I = kuat arus dalam amper t = waktu dalam detik (Kur,2013) 2.1.2 Jenis Las Listrik A. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi. (Kur,2013)

B. Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW ) Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Gambar dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan ke terminal positif. (Kur,2013)

Dalam Gambar. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410of sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan. (Kur,2013) Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergantung dari jenis logem yang akan dilas.Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gambar dibawah ini. (Kur,2013)

C. LAS MIG ( METAL INERT GAS ) Las MIG adalah pengelasan dengan menggunakan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, dipakai sebagai pencair metal yang dilas dan metal penambah Disebut juga dengan Solid Wire. Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung berupa gas kekal (inert), CO2 dan Arcal 21. Dan juga Wire Feeder berfungsi memutar elektroda menjulur keluar pada saat proses pengelasan berlangsung. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah menggunakan Karbon dioxida CO2. Di dalam logam gas mulia, kawat las MIG yang digunakan berfungsi sebagai elektroda yang diumpamakan terus menerus. Busur listriknya pun terjadi diantara kawat pengisi dan logam induk. Gas pelindung tersebut adalah gas argon, helium yang juga bisa dicampur keduanya. Dan untuk menetapkan busur terkadang ditembakkan gas O2 dari 2% sampai 5% ataupun CO2 diantara 5% sampai 20%. Dengan banyaknya penggunaan las MIG sangat menguntungkan. karena hal-hal yang disebabkan oleh pengelasan ini sangat baik. (Setiawan, 2013) 2.1.3

PENGKUTUBAN ELEKTRODA A. Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-). (Kur,2013)

B. Pengkutuban Terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

C. Pangaruh Pengkutuban Pada Hasil Las Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : 

Jenis bahan dasar yang akan dilas



Jenis elektroda yang dipergunakan

Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

2.1.4

Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)

A. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC) Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt. B. Pesawat Las Arus Searah (DC) Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator) C. Pesawat Las AC-DC. Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel. 2.1.5 Alat-Alat Bantu Las A. Kabel Las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu : 

kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan travo las/mesin las ke pemegang elektroda.



kabel massa adalah kabel yang menghubungkan masa dari mesin las ke benda kerja.



kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan mesin las ke generator atau ke PLN. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan

B. Palu Las Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. D. Klem Massa Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak. E. Sikat Kawat Dipergunakan untuk : 

membersihkan benda kerja yang akan dilas



membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

F. Tang (penjepit) Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas

BAB III METODOLOGI KERJA

3.1 Alat dan Bahan Alat Mesin pemotong plat baja

Topeng las

Plat baja ukuran (20 x 5) cm

Sarung tangan

Mesin las

Kaca mata pengaman

Palu las

Stick elektrode

Tang penjepit

Elektroda

3.2 Prosedur Kerja Menyiapkan rangkaian alat mesin las

Memotong plat baja dengan ukuran 20 x 5 cm sebanyak 6 buah

Menyambungkan kabel las listrik ke sumber arus listrik AC

Mengatur benda kerja sesuai perencanaan sambungan (lihat tabel)

Menyambungkan kutub negatif ke benda kerja (logam yangakan dilasa)(dengan jepitan)

Menyambungkan elektroda ke kutub positif (dengan pemegang elektroda)

Mengatur arus listrik sesuai dengan diamter elektroda dan ketebalan benda kerja

Menyalakan busur kerja

Menggerakkan elektroda dengan gerakan menarik atau gerakan maju mundur

Memukul terak hasil pengelasan sampai rontok

Melanjutkan proses pengelasan sampai hasil pengelasan / jalur las penuh dan rata

Mengulangi dengan cara yang sama untuk perencanaan sambungan yang lain

3.3 Keselamatan Kerja 1. Pastikan tempat bekerja kering dan tidak terlalu sempit. 2. Pastikan ada tidaknya alat pemadam kebakaran. 3. Gunakan sepatu bersol karet,sarung tangan kering,earplug,masker,helm las dan safety glass dan celana berbahan tidak mudah terbakar seperti wol/katun. 4. Selama bekerja,logam yang akan dilas disimpan dipapan kering untuk mencegah hantaran listrik pada lantai. 5. Pastikan elektroda yang digunakan kering/tidak lembab. 6. Jangan menyentuh elektroda dangan tangan kosong. 7. Tempat bekerja harus bebas dari benda yang mudah terbakar seperti kayu,plastik, gas,bahan kimia. 8. Tutup pintu dan jendela. 9. Pastikan benda yang akan dilas bersih dari bahan yang mudah meledak/terbakar. 10. Jauhkan kabel dari panas yang disebabkan oleh elektroda.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Praktikum las listrik bertujuan untuk menyambung 2 buah logam atau lebih dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Penyambungan logam dilakukan dengan proses pemanasan atau pelumeran, dimana bagian logam yang akan disambung dilelehkan dengan panas yang diperoleh dari busur nyala listrik sehingga bagian logam tidak mudah dipisahkan. Wiryosumarto dan Okumura (2004) menyebutkan bahwa pengelasan adalah penyambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Peralatan mesin las listrik terdiri dari mesin las, pemegang elektroda, penjepit masa atau tang masa, alat bantu dan alat keselamatan kerja (seperti: topeng las, sarung tangan kulit). 1. Mesin las Dalam praktikum ini mesin yang digunakan adalah mesin las AC (arus bolak balik), kelebihannya kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang dihasilkan. 2. Pemegang elektroda Bagian terpenting dari pemegang elektroda adalah bagian mulutnya, bagian ini harus bersih agar hambatannya kecil sehingga baik untuk mengalirkan arus listrik. 3. Penjepit masa atau tang masa Bagian ini berfungsi sebagai alat untuk mengalirkan arus listrik dari kabel massa ke benda kerja. 4. Alat bantu Contoh: palu las yang berfungsi untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya, jika saat dipukul terak menjadi retak maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengelasan kurang rapat. 5. Alat keselamatan kerja Agar diri kita terlindungi saat proses pengelasan berlangsung. Pada saat praktikum, pengelasan dilakukan untuk menyambung plat baja dengan 5 model bentuk sambungan, yaitu: -

sambungan tumpul sambungan T sambungan sudut

-

sambungan tumpang sambungan sisi

Pada saat pengelasan, parameter pengelasan perlu diperhatikan karena besarnya arus pada alat diatur sesuai dengan ketebalan benda kerja dan diameter elektroda. Pemegang elektroda dan tang masa harus benar-benar kencang saat dijepiitkan pada elektroda atau benda kerja agar proses pengelasan berjalan dengan lancar. Jarak antara benda kerja dan elektroda tidak boleh terlalu dekat karena jika terlalu dekat maka elektroda akan menempel pada benda kerja dan bisa menyebabkan benda kerja menjadi berlubang hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh arus yang terlalu besar, begitupun jika elektroda terlalu jauh maka hasil las akan lebih kasar dan tidak merata. Dalam pengelasan dilakukan penandaan terlebih dahulu titik ujung tiap pertemuan antar plat baja agar ketika kita melakukan pengelasan kedua plat baja tersebut akan diam dan lebih mudah dirapatkan sehingga hasilnya pun lebih baik. Adapun setelah pengelasan dapat kita uji dengan pemukulan terak plat baja, jika dipukul tidak terjadi keretakan ataupun patah maka hasil pengelasan kita sudah cukup baik. Pengelasan dapat terjadi dengan baik ketika elektroda yang kita gunakan harus mengenai kedua plat baja yang akan kita las, hal tersebut agar kedua plat baja dapat terpasang secara sempurna. Kecepatan pengelesan harus diperhatikan sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-rigi las yang berbentuk gergaji. Jika dikerjakan terlalu cepat akibatnya penetrasi buruk, dan jejak hasil pengelasan akan terlihat agak menonjol. Sebaliknya, jika terlalu lambat maka cairan elektroda akan melebar, dan akan berbentuk lekukan yang menonjol serta tidak ekonomis dalam pemakaian bahan. Alat keselamatan saat proses pengelasan wajib digunakan, seperti jas lab untuk melindungi tubuh, sarung tangan kulit untuk melindungi tangan dari percikan api, dan topeng wajah untuk melindungi wajah dari percikan api serta melindungi mata dari cahaya yang timbul pada proses pengelasan yang terlalu terang yang akan merusak mata.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penyambungan logam/ besi dapat terjadi karena proses pengelasan dengan cara pemanasan /pelelehan dari busur nyala listrik sehingga logam dapat disatukan. Mesin las yang kita gunakan adalah mesin las AC (arus bolak balik) yang membutuhkan arus tegangan cukup tinggi sehingga ketika menggunakan elektroda tidak boleh terlalu dekat karena dapat membuat logam menjadi bolong dan terlalu jauh karena dapat membuat hasil las yang tidak rata dan tidak rapih. Ketika melakukan pengelasan posisi harus searah dengan arah angin untuk menghindari jika terjadinya percikan api. 5.2 Saran Berdasarkan percobaan yang dilakukan praktikan dapat memberi saran: 1.

Bekerja dengan berhati-hati dan serius

2.

Menggunakan alat pelindung diri saat proses pengelasan berlangsung

3.

Sebelum menyambung alat, sebaiknya berlatih terlebih dahulu agar hasil penyambungan yang diinginkan sempurna

4.

Ketika melakukan pengelasan, harus mengikuti arah angin jangan berlawanan karena dapat membahayakan

5.

Jangan memegang langsung dengan tangan ketika plat besi baru selesai dilas

LAMPIRAN

Gambar 1. Sambungan T

Gambar 4. Sambungan Sudut

Gambar 2. Sambungan Sisi

Gambar 5. Sambungan Tumpul

Gambar 3. Sambungan Tumpang

Gambar 6. Sambungan Sisi (tampak samping)

DAFTAR PUSTAKA Kur, Tohir, 2013. Materi Las Dasar. http://tohirbukuajar.blogspot.co.id/2013/02/materi-las-dasar.html diakses pada 4 Maret 2017 Setiawan, Agus. Definisi Penglasan Menggunakan Las Mig. http://www.indotara.co.id/definisi-pengelasan-menggunakan-las-mig&id=213.html diakses pada 4 Maret 2017 Wiryosumarto dan Okumura. T, 2004. Teknologi Pengelasan Logam. Penerbit PT Pradnya Paramitha, Jakarta. https://id.wikipedia.org/wiki/Las_listrik#Pengaruh_arus_listrik_pada_hasil_las

Related Documents


More Documents from "latifatu anisa"