Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL) DI INSTALASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT PERMATA IBU
Disusun Oleh :
Afifah Irbah
P27903114002
Aisiy Khairunnisa
P27903114003
Devy Arianti Lestari
P27903114009
Meliana Indah Harahap Nirvana Satriani
P27903114028
Nurmalia Dini Parameshvary
JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2017
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN ANALIS KESEHATAN LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN (PBL)
Laporan Praktik Belajar Lapangan ini dibuat sebagai mata kuliah dan untuk memenuhi salah satu syarat Mengikuti Ujian Akhir Program Diploma III Politeknik Kesehatan Banten Jurusan Analis Kesehatan
Tangerang, Mei 2017
Menyetujui:
Pembimbing I
Pembimbing II
M. Arief Fadillah, S.ST
M. Ridwanulloh, S.Pd
Mengetahui, Ketua Jurusan Analis Kesehatan
Nining Kurniati, S.Pd, M.Kes NIP. 195909191980032002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayahnya, sehingga laporan praktek belajar lapangan ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Laporan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi syarat dalam menyelesaikan program Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten Jurusan Analis Kesehatan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Nining Kurniati S.Pd, M,Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Banten. 2. Dr. D.T Rosalina. S, Sp.PK, M.Kes selaku kepala instalasi Laboratorium Rumah Sakit Permata Ibu yang telah memberikan izin untuk melaksanakan PKL di Rumah Sakit Permata Ibu serta bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada kami. 3. M. Arief Fadillah, S.ST dan M. Ridwanulloh, S.Pd selaku dosen pembimbing PBL dari institusi. 4. Ibu Diana Rinawati sebagai Koordinator Laboratorium Rumah Sakit Permata Ibu atas bimbingan ilmu-ilmu dan perhatian yang telah diberikan kepada kami. 5. Seluruh Staf Laboratorium dan karyawan Rumah Sakit Permata Ibu. 6. Teman-teman seperjuangan dan dosen Jurusan Analis Kesehatan Tangerang. 7. Serta semua pihak yang telah berjasa kepada penulis selama penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwasannya dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulis.
i
Akhir kata penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak khususnya bagi penulis.
Tangerang, Mei 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1
Dasar Pemikiran Pemeriksaan Praktik Belajar Lapangan ........................ 1
1.2
Dasar Hukum Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan ............................. 1
1.3
Tujuan Praktik Belajar Lapangan ............................................................. 2
1.4
Ruang Lingkup Praktik Belajar Lapangan ............................................... 2
1.5
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan .......................................................... 3
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................. 4 2.1
Sejarah, Visi, dan Misi Rumah Sakit ....................................................... 4
2.2
Struktur Organisasi, Visi dan Misi Laboratorium .................................... 5
2.3
Uraian Tugas Organisasi dan Manajerial Laboratorium .......................... 6
2.4
Sistem Mutu & K3 Laboratorium ............................................................ 8
2.5
Fasilitas Laboratorium ............................................................................ 12
2.6
Alur Pelayanan Laboratorium ................................................................ 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN 16 3.1
Kegiatan Operasional Laboratorium ...................................................... 16
3.2
Informasi Frekuensi Jumlah dan Jenis Pemeriksaan di RSU Permata Ibu
Periode Maret 2017 s/d 29 April 2017 .............................................................. 36 3.3
Informasi Jenis Pemeriksaan yang Terdapat di Laboratorium RSU
Permata Ibu ....................................................................................................... 36
iii
3.4
Pemeriksaan Cito (STAT) ...................................................................... 38
3.5
Nilai Nilai Kritis ..................................................................................... 41
3.6
Studi Kasus ............................................................................................. 43
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 49 4.1
Kesimpulan ............................................................................................. 49
4.2
Saran ....................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan .................................................... 11 Tabel 2 Penggunaan Tabung Vakum .................................................................... 24 Tabel 3 Frekuansi Jumlah dan Jenis Pemeriksaan ................................................ 36 Tabel 4 Jenis Pemeriksaan Hematologi ................................................................ 36 Tabel 5 Jenis Pemeriksaan Hemostasis ................................................................. 37 Tabel 6 Jenis Pemeriksaan Kimia Klinik .............................................................. 37 Tabel 7 Definisi STAT, ASAP, Routine, & TAT ................................................. 39 Tabel 8 Parameter Pemeriksaan CITO .................................................................. 39 Tabel 9 Nilai-Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium .......................................... 42
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Struktur Organisasi RSPI .......................................................... 5 Gambar 2 Skema Alur Pelayanan ........................................................................ 12 Gambar 3 Lokasi Pengambilan Sampel Darah Vena ........................................... 20 Gambar 4 Lokasi Pengambilan Sampel Darah kapiler ........................................ 22 Gambar 5 Lokasi Pengambilan Sampel Dara Arteri ............................................ 23 Gambar 6 Kurva Pemeriksaan Bilirubin Total yang Baik ................................... 44 Gambar 7 Kurva Pemeriksaan Bilirubin Total Pasien An. Syafiq ....................... 44 Gambar 8 Tabung Vakum EDTA ........................................................................ 46 Gambar 9 Contoh Volume Sampel Darah yang Kurang ...................................... 46 Gambar 10 Contoh Volume Sampel Darah yang Berlebih .................................. 47
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Pemikiran Pemeriksaan Praktik Belajar Lapangan
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar bagi mahasiswa Jurusan Analis Kesehatan Tangerang Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan
Banten,
dipandang
perlu
untuk
diberikan
pengetahuan dan wawasan agar memiliki penguasaan pengetahuan (Kognitif) dan keterampilan (Psikomotor) yang dapat dipraktikan secara utuh di lapangan. Untuk itu pada semester akhir sesuai dengan kurikulum Poltekkes Jurusan Analis Kesehatan, diselemggarakan kegiatan Praktik Belajar Lapangan disingkat PBL. Kegiatan PBL bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengalami dan mempraktekan serta mencoba secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada setiap tahap pendidikan, disertai dengan sikap profesional di bidang laboratorium kesehatan. Selain itu PBL juga diselenggarakan untuk menerapkan konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dengan dunia kerja. Sehingga setelah selesai mengikuti pendidikan diharapkan mahasiswa siap untuk bekerja sesuai dengan keahliannya.
1.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan
1.2.1 Kepmenkes RI No. 0844/SI/Dinkes/VIII/1986, tanggal 18 Juli 1986, tentang pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Unit Pelayanan Kesehatan. 1.2.2 PP No. 232 Tahun 2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Perguruan
Tinggi
dan
Penilaian
1
Hasil
Belajar
Mahasiswa.
2
1.2.3 Perper No. 08 Tahun 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. 1.2.4 Kurikulum D-III Analis Kesehatan
1.3 Tujuan Praktik Belajar Lapangan
1.3.1
Tujuan Umum Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengalami dan mempraktikan
serta
mencoba
secara
nyata
pengetahuan
dan
keterampilan yang diperoleh pada setiap tahap pendidikan disertai profesional sesuai dengan
profesinya. Penguasaan pengetahuan,
komunikasi dan keterampilan yang telah diperoleh atau untuk dipraktikan secara utuh. 1.3.2
Tujuan Khusus 1) Meningkatkan keterampilan mahasiswa bekerja di laboratorium kesehatan. 2) Melatih dan mengembangkan mahasiswa dalam meningkatkan : a. Sikap dan etika profesionalisme dalam memberikan pelayanan laboratorium. b. Kemampuan komunikasi dan kerja sama tim. 3) Mempelajari dan melakukan pra analitik, analitik, dan pasca analitik di laboratorium
1.4 Ruang Lingkup Praktik Belajar Lapangan
1.4.1
Tempat
1.4.2
Lahan kegiatan Praktik Belajar Lapangan adalah Instalasi Labortorium Rumah Sakit Permata Ibu.
1.4.3
Waktu
3
1.4.4
Pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan dilakukan dari tanggal 06 Maret 2017 – 29 April 2017.
1.5 Kegiatan Praktik Belajar Lapangan
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan meliputi, antara lain : 1.5.1 Merencanakan, mempersiapkan pengambilan dan penanganan sampel atau spesimen untuk pemeriksaan laboratorium. 1.5.2 Melakukan analisa atau pemeriksaan laboratorium kesehatan. 1.5.3 Melakukan kegiatan administrasi dan pelaporan laboratorium. 1.5.4 Mengoperasikan, memelihara (Maintenance) dan dapat menangani kerusakan sederhana (Troubleshooting) alat – alat laboratorium. 1.5.5 Diskusi kelompok.
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sejarah, Visi, dan Misi Rumah Sakit
2.1.1
Sejarah Rumah Sakit Permata Ibu RSU Permata Ibu ialah salah satu RS milik Perusahaan Kota Tangerang yang berupa RSU, dikelola oleh
PT. KAI MEDIKA
Negeri dan tergolong kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar semenjak 22/12/2014 dengan Nomor Surat Izin 445/KEP006/BPPMPT/RS.2012 dan Tanggal Surat Izin
11/07/2012 dari
Walikota Tangerang dengan Sifat Tetap, dan berlaku sampai 2017. Sehabis mengadakan Proses AKREDITASI RS Seluruh Indonesia dengan proses akhirnya diberikan status Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini bertempat di Jl. KH. Mas Mansyur No. 2 Kunciran Tangerang, Kota Tangerang, Indonesia. RSU milik Perusahaan Kota Tangerang ini Mempunyai Luas Tanah 3.150 dengan Luas Bangunan 3.300 2.1.2
Visi Rumah Sakit Permata Ibu Menjadi Rumah Sakit terbaik, modern, dan mampu bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan di Kota Tangerang dan sekitarnya.
2.1.3
Misi Rumah Sakit Permata Ibu 1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima. 2) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) 3) Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap. 4) Mengembangkan kebijakan berwawasan lingkungan 5) Senantiasa mengikuti perkembangan IPTEK terbaru yang berkaitan dengan Rumah Sakit.
4
5
2.2 Struktur Organisasi, Visi dan Misi Laboratorium
2.2.1
Struktur Organisasi
DIREKTUR
MANEGER MANEGER PJM PJM
KEPALA LAB
KOORDINATOR LAB
PJ ADMINISTRASI
PJ URINE & SEROLOGI
PJ KIMIA
PJ HEMATOLOGI
ANALIS
ANALIS
ANALIS
Gambar 1 Skema Struktur Organisasi RSPI 2.2.2
Visi Laboratorium Menjadi laboratorium klinik terpercaya bagi masyarakat sekitar.
2.2.3
Misi Laboratorium Menyelenggarakan pelayanan laboratorium klinik yang prima, cepat, akurat, dan terpercaya.
6
2.3 Uraian Tugas Organisasi dan Manajerial Laboratorium
2.3.1
Kepala Laboratorium Syarat menjadi Kepala Laboratorium adalah Dokter Spesialis Patologi Klinik. Tugas Pokok dari Kepala Laboratorium adalah Mengendalikan mutu pemeriksaan laboratorium. Uraian Tugas Kepala Laboratorium yaitu: 1) Pengendalian mutu pemeriksaan laboratorium a. Monitor dan mengendalikan kegiatan pemeriksaan untuk memastikan pemeriksaan dilakukan dengan benar. b. Memeriksa hasil pemeriksaan dan mengkaji mutu kerja analis, dan mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. 2) Interprestasi hasil pemeriksaan yang membutuhkan interprestasi mengkaji hasil pemeriksaan dan memberikan hasil interprestasi. 3) Peningkatan skill dan kemampuan analis laboratorium a. Menentukan Standar Pelayanan Prosedur b. Menentukan standar mutu pelayanan pemeriksaan c. Bertanggung jawab terhadap mutu hasil pemeriksaan, mutu interprestasi.
2.3.2
Koordinator Laboratorium Bertanggung jawab terhadap kelancaran dan mutu pelayanan di laboratorium klinik. Uraian Tugas Koordianator Laboratorium yaitu: 1) Terciptanya kelancaran pelayanan di laboratorium klinik dalam hal: a. Ketenagaan. b. Menjaga kondisi alat secara optimal. c. Mengendalikan pemakaian reagen, bahan pembantu dan bahan non reagen. 2) Menjaga mutu laboratorium : a. Menjalan program Quality Control Internal dan Eksternal.
7
b. Menjaga mutu hasil pemeriksaan dengan cara menjalankan pra instrumentasi dan post instrumentasi sesuai standart yang berlaku. c. Memberikan hasil laboratorium tepat waktu kepada pasien. d. Menjaga mutu hasil pemeriksaan dengan cara berkonsultasi dengan dokter penanggung jawab laboratorium untuk hasil yang dikeluarkan. 3) Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasannya a. Membuat laporan pendapatan dan pengeluaran di instalasi laboratorium. b. Membuat semua bentuk laopran laboratorium untuk kebutuhan manajemen. 2.3.3
Analis 1) Tugas
Pokok
Memberikan
pelayanan
dan
pemeriksaan
Laboratorium sesuai dengan permintaan. Uraian tugas Analis yaitu: 2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai instruksi kerja yang telah ditetapkan. 3) Mengkaji hasil pemeriksaan untuk menentukan apakah itu perlu uji pengulangan. 4) Mengkonsultasikan hasil pemeriksaan yang meragukan kepada Koordinator Laboratorium atau Kepala Laboratorium. 5) Memberitahu koordinator segera, apabila ada masalah (misalnya: kesalahan pemeriksaan, penyerahan hasil, complain, dll). 6) Mencetak hasil dan menyiapkannya untuk diserahkan kepada: pasien, bagian perawatan, dan mengarsip. 7) Jika diperlukan, membantu menyiapkan laporan bulanan (jumlah dan jenis pemeriksaan, pemakaian bahan-bahan laboratorium, dll). 8) Mematuhi semua peraturan umum yang ditetapkan oleh rumah sakit. 9) Mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
8
2.4 Sistem Mutu & K3 Laboratorium 2.4.1
Pendahuluan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan, laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan specimen, amak berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi pada petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya masyarakat . untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harusnya memahami keamanan laboratorium dan tingkatnya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaan sesuai SOP, serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar. 1) Petugas K3 Laboratorium Pengalaman kerja laboratorium pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap petugas terutama ynag berhubungan langsung dengan proses pengambilan spesiemen, bahan, reagen pemeriksaan. Untuk mengkoordinasikan,
menginformasikan,
memonitor
dan
mengevaluasi pelaksanaan keamanan laboratorium, terutama untuk laboratorium yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional keamanan laboratorium. Kepala laboraotrium adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelakasanaan K3 Laboratorium. 2) Kesehatan petugas laboratorium Pada
setiap
calon
petugas
laboratorium
harus
dilakukan
pemeriksaan kesehatan lengkap termasuk foto torax. Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium.
9
2.4.2
Tujuan K3 di Laboratorium 1) Tujuan Umum Memastikan keselamatan kerja di laboratorium. 2) Tujuan Khusus a. Memahami mempunyai
keamanan sikap
dan
laboraotrium kemampuan
dan untuk
tingkatannya, melakukan
pengamnan sehubungan dengan pekerjaan sesuai SOP, serta mengontrol bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar. b. Mengkoordinasikan,
menginformasikan,
memonitor
dan
mengevaluasi pelaksanaan laboratorium. 2.4.3
Ketentuan Keselamatan di Laboratorium 1) Adanya tanda peringatan bahan berbahaya, dilarang merokok, dilarang makan, dilarang minum. 2) Proteksi diri dengan memakai jas laboratorium, sarung tangan, mencuci tangan sebelum dan sesudah kerja. 3) Dilarang menggunakan pipet dengan mulut. 4) Ruang kerja harus selalu bersih, rapih, dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diperlukan. 5) Gunakan peralatan Biosafety yang penting: a. Alat bantu pipet untuk menghindari pemipetan dengan mulut. b. Kabinet Biosafety untuk bahan yang bersifat infeksius melalui udara. c. Transfer loops plastic (Tips) sekali pakai. d. Tabung dan botol bertutup ulir. e. Autoklaf/sterilisator untuk dekontaminasi bahan infeksius. f. Pipet pasteur plastic sekali pakai. 6) Membuang limbah sesuai dengan jenis, sifat dan tempatnya. 7) Membersihkan tempat kerja dengan desinfektan yang telah ditetapkan, sebeum dan sesudah bekerja.
10
2.4.4
Ketentuan Dekontaminasi Tumpahan Darah 1) Pelaksana adalah semua petugas yang akan melakukan tindakan pembersihan. 2) Persiapan peralatan a. Alat pelindung diri b. Larutan desinfektan c. Lap bersih d. Kertas koran e. Sarana cuci tangan 3) Cuci tangan sebelum melakukan kegiatan tersebut. 4) Pakai sarung tangan rumah tangga, masker, kacamata/pelindung wajah. 5) Serap
darah/cairan
tubuh
sebanyak-banyaknya
dengan
kertas/kotoran berkas/tissue. 6) Bersihkan
daerah
bekas
tumpahan
darah
dengan
larutan
desinfektan dengan cara menuang atau menyemprotkan permukaan yang akan didekontaminasi dan biarkan selama 5 menit. 7) Bilas dengan lap basah yang bersih hingga larutan mengering. 2.4.5
Ketentuan Penanganan Sampah Medis 1) Siapkan kantong plastik berwarna kuning untuk didistribusikan ke ruangan-ruangan pelayanan. 2) Tempatkan kantong tersebut disetiap sudut ruangan yang mudah dijangkau atau sudah ditentukan oleh masing-masing ruangan. 3) Pantau atau control keberadaan plastic tersebut setiap saat. 4) Jika sudah/hampir penuh/hampir sehari, segera ambil dan ganti dengan yang baru. 5) Ikat kuat-kuat kantong plastik yang sudah tersisa agar tidak tumpah dan tidak terjadi infeksi nosokomial. 6) Bawa kantong tersebut ke tempat pembuangan sampah ssementara (TPS) Infeksius
2.4.6
Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Tabel 1 Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan Kegiatan
Tujuan
Identifikasi
Memastikan
pasien
keselamatan dan keamanan pasien
Langkah-langkah kerja 1. Lakukan pelatihan keselamatan dan keamanan pasien 2. Pantau praktek keselamatan dan keamanan pasien. 3. Laporkan setiap insiden keselamatan
Target waktu Pelatihan saat
Tempat
Pelaksana &
pelaksanaan
peserta
Laboratorium
Seluruh staf
orientasi karyawan
laboratorium
baru dan review setiap satu bulan untuk kartawan lama.
pasien dan lakukan. 4. Evaluasi Pemakaian
Memastikan
Alat
keselamatan
Pelindung
kerja di
Diri (APD)
laboratorium
1. Lakukan pelatihan keselamatan dan keamanan kerja 2. Sediakan APD dan fasilitas untuk keselamtan kerja. 3. Pantau praktek keselamatan dan
Pelatihan saat orientasi karyawan
Laboratorium
Seluruh staf laboratorium
baru dan review setiap satu bulan untuk kartawan lama.
keamanan kerja. 4. Evaluasi
11
12
2.5 Fasilitas Laboratorium 2.5.1
Komputer dan Printer disediakan oleh RS Permata Ibu.
2.5.2
Meja, Kursi, Lemari dan Papan Pengumuman disediakan oleh RS Permata Ibu.
2.5.3
Kulkas dan AC disediakan oleh RS Permata Ibu. Centrifuge, mikroskop disediakan oleh RS Permata Ibu.
2.5.4
Hematologi analyzer, Kimia analyzer, urine analyzer, dan alat pemeriksaan Elektrolit disediakan di RS Permata Ibu sebagai fasilitas dari perusahaan yang bekerja sama dengan RS Permata Ibu.
2.5.5
Tempat pembuangan limbah infeksius dan non infeksius yang disediakan oleh RS Permata Ibu.
2.5.6
Ruang pengambilan sampel pasien yang kondusif.
2.5.7
Wastafel dan sanitasi yang baik disediakan oleh RS Permata Ibu.
2.6 Alur Pelayanan Laboratorium 2.6.1
Skema alur pelayanan laboraotrium. Formulir Permintaan Pemeriksaan
Rawat Jalan
IGD
Rawat Inap
Poly/pasien rujukan luar Pendaftaran Input jenis pemeriksaan Regis ke kasir Pemeriksaan
Pengambilan spesimen
Input hasil Cetak hasil Vallidasi hasil pemeriksaan Penyerahan hasil pemeriksaan
Gambar 2 Skema Alur Pelayanan
13
2.6.2
Alur Pelayanan Laboratorium 1) Prosedur Pasien Rawat Jalan a. Pasien datang ke laboratorium: b. Pasien sudah mendaftar terlebih dahulu di resepsionis. c. Pasien sudah membawa blanko pemeriksaan laboratorium yang sudah ada nama pasien, umur, tanggal pemeriksaan, no. Rekam Medik (RM), diagnosa pasien, nama dokter yang meminta pemeriksaan dan telah diceklis oleh dokter tersebut. d. Penjelasan
petugas
laboratorium
sebelum
melakukan
pemeriksaan: 1. Petugas menjelaskan beberapa hal yang perlu diperiksa, juga
sampel
yang diperlukan
yang sesuai
dengan
permintaan dokter pada blanko pemeriksaan tersebut. 2. Petugas memberi petunjuk bagaimana mestinya sebelum pasien diambil sampelnya : contoh pada pemeriksaan GDN, 2JPP, Cholesterol Lengkap harus puasa dahulu 10-12 jam (lebih baik puasa malam hari kemudian diperiksa pagi hari). 3. Analisa Sperma : Pasien puasa berhubungan suami istri 3-5 hari setelah hubungan terakhir, dll. 4. Petugas menjelaskan harga-harga tiap-tiap pemeriksaan dan mengisi harga tiap-tiap pemeriksaan pada blanko bukti pembayaran untuk ke kasir yang diketahui oleh pasien atau keluarga pasien. 5. Petugas menjelaskan beberapa pemeriksaan yang tidak mungkin diperiksa dengan alat yang ada sehingga perlu pemeriksaan tersebut dikirim keluar/dirujuk keluar dengan harga yang berbeda. 6. Petugas menjelaskan kapan hasil lab untuk diambil. e. Bersedia diperiksa 1. Pasien sudah mengerti dan siap diambil sampelnya.
14
2. Pasien sudah menjalankan prosedur sebelum sampling yang ditentukan sesuai permintaan pemeriksaan. f. Tidak diperiksa 1. Pasien baru sekedar menanyakan hal-hal mengenai pemeriksaan apa saja, tata cara sebelum diperiksa, hargaharga tiap-tiap pemeriksaan, dan bisa saja membuat janji dengan petugas kapan pasien akan datang untuk siap diperiksa. 2. Pasien belum diperiksa karena harus puasa terlebih dahulu untuk beberapa pemeriksaan yang dimaksud. 3. Pasien tidak bersedia diperiksa dengan alasan belum bawa uang. 4. Tidak
dilakukan
pengambilan
darah
jika
pasien
berkeberatan. 5. Tidak diperkenankan pengambilan darah secara paksa. 6. Pengambilan darah dilakukan selalu harus izin pasien itu sendiri. 2) Prosedur pasien dari rawat jalan a. Pasien mendaftar ke bagian pendaftaran/reseptionis, data pasien dimasukan ke dalam jaringan komputer. b. Resepsionis menelpon ke bagian laboratorium memberitahukan ada pasien periksa laboratorium. c. Pasien dipersilahkan ke laboratorium, petugas lab memberikan tarif sesuai dengan pemeriksaan lab yang ditulis dalam form pemeriksaan dari dokter/klinik/rs luar. d. Pasien dipersilahkan ke kasir untuk membayar. e. Kasir memasukan data ke jaringan komputer dan memberi cap lunas. f. Pasien kembali ke bagian laboratorium, untuk diambil darah oleh petugas laboratorium.
15
g. Pasien dipersilahkan duduk, dan diambil darah dibagian lengan sesuai dengan prosedur pengambilan darah pada umumnya. h. Darah diperiksa malalui mesin laboratorium sesuai prosedur yang berlaku. i. Formulir
Lembar
laboratorium
asli
disimpan
di
file
laboratorium, pasien dari perusahaan di file tersendiri/terpisah. j. Petugas mencatat data pasien, jenis pemeriksaan, hasil laboratorium, ke buku catatan laboartorium. k. Hasil yang telah keluar dari mesin laboratorium di ketik dalam komputer dan hasilnya di print, untuk perusahaan/asuransi di print 2 lembar. l. Hasil bisa ditunggu jika cito! Pada lembar asli yang putih diberikan ke pasien, dan lembar ke 2 di file. 3) Ketentuan Pasien Rawat Inap a. Formulir PPL (Permintaan Pemeriksaan Laboratorium) yang sudah diisi dokter dan diberi identitas lengkap dikirim ke laboratorium. b. Administrasi/analis laboratorium : 1. Terima formulir dari ruangan. 2. Lakukan biling di komputer. 3. Beri nomer laboratorium. c. Analis laboratorium : 1. Ke ruangan untuk mengambil darah, pada jam : 06.00, 18.00. di luar jam tersebut, bahan pemeriksaan diambil dan diantar oleh perawat ke Laboratorium. 2. Pasien diambil sampel darah. 3. Sampel diberi identitas (nama dan tanggal lahir). 4. Analis meletakkan sampel di masing-masing bagian laboratorium. 5. Analis melakukan prosedur pemeriksaan laboratorium.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN
3.1 Kegiatan Operasional Laboratorium
3.1.1 Pendaftaran Pasien 1) Pasien Rawat Jalan: a. Petugas menerima formulir laboratorium dari poliklinik, rawat jalan, dan rawat inap serta klinik atau dokter luar. b. Petugas melihat atau menyeleksi jenis pemeriksaan yang diminta untuk pasien rawat jalan. c. Bila pemeriksaan rutin bisa langsung untuk dikerjakan setelah melalui persyaratan teknis administrasi. d. Bila pemeriksaan khusus: 1. Dipersiapkan terlebih dahulu (missal : harus berpuasa) 2. Diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang dilakukan baik secara lisan maupun tulisan. 3. Dijanjikan hasil pemeriksaan selesai pada tanggal yang ditentukan
dengan
memberikan
formulir
untuk
pengambilan hasil sesuai dengan tanggal sesuai dengan hasil. 4. Pasien umum atau biaya tunai pemeriksaan langsung dimasukan untuk proses biling RS 5. Pasien jaminan perusahaan (BPJS) harus melengkapi persyaratan yang berlaku dan sudah di acc serta tanda tangan
pihak
jaminan
untuk
diberikan
pengesahan
pemeriksaan kemudian dibawa ke laboratorium untuk diproses. Apabila proses administrasi telah selesai maka pasien bisa dilakukan pemeriksaan. Untuk pasien rawat jalan harus melakukan registrasi terlebih dahulu di bagian pendaftaran.
16
17
2) Pasien Rawat Inap: Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh petugas ruangan yang telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas laboratorium. a. Pasien umum atau biaya tunai pemeriksaan langsung dimasukan untuk proses biling RS b. Pasien
jaminan
perusahaan
(BPJS)
harus
melengkapi
persyaratan yang berlaku dan sudah di acc serta tanda tangan pihak jaminan untuk diberikan pengesahan pemeriksaan kemudian dibawa kelaboratorium untuk diproses. c. Apabila proses administrasi telah selesai maka pasien bisa dilakukan pemeriksaan. Untuk pasien rawat inap petugasmedis memberikan
formulir
pemeriksaan
setelah
itu
petugas
laboratorium akan melakukan pemeriksaan yang diminta dan untuk pembayarannya akan disertakan kwitansi berikut hasil laboratorium. d. Pasien APS dapat dilayani jika klinis pemeriksaan yang akan dilakukan jelas (misalnya : seri DHF, Typhoid, Gula Darah Sewaktu, Lemak lengkap, Golongan Darah) diluar dari itu jika klinis
tidak
jelas,
maka
petugas
laboratorium
akan
mengarahkan pasien untuk diperiksa kedokter terlebih dahulu.
3.1.2 Pra Analitik 1) Persiapan Pemeriksaan Pemeriksaan dilakukan untuk pemeriksaan yang diharuskan puasa terlebih dahulu (misal : Gula Darah Puasa/ 2 jam PP, Cholesterol Lengkap, Total Lipid) Persiapan pemeriksaan yang diharuskan puasa, meliputi : a. Pasien berpuasa dari malam hari dan hanya diperbolehkan minum air putih. b. Pasien berpuasa minimal 10-12 jam.
18
c. Pada pagi keesokan harinya pasien diambil darah oleh petugas laboratorium masih dalam keadaan puasa. d. Pasien tiba di laboratorium masih dalam keadaan puasa. e. Pasien tiba di instalasi laboratoium setengah jam sebelum habis waktu puasa 12 jam. f. Apabila pasien dating dalam keadaan puasa yang ltvlah lebih dari 12 jam, maka pemeriksaan tidak bisa dilakukan. g. Apabila pasien datang dalam keadaan puaasa yang masih kurang dari 10 jam, maka pasien harus menunggu hingga minimal puasa 10 jam. 2) Persiapan Alat dan Reagen Persiapkan alat dan reagen yang akan digunakan sesuai dengan petunjuk pemakaian yang tertera, contohnya : a. Reagen yang semula disimpan di lemari es didiamkan beberapa saat pada suhu kamar sebelum digunakan. b. Mengecek
ketersediaan
reagen
didalam
alat
sebelum
digunakan. c. Mengganti reagen yang sudah lewat tanggal kadaluarsanya. d. Tempat membuang limbah dari alat-alat yang akan dipakai. e. Memasukkan
control
kedalam
alat
digunakan
untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan yang tepat dan akurat. f. Melakukan kalibrasi alat secara berkala. Peralatan: Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syaratsyarat, diantaranya : a. Bersih b. Kering c. Tidak
mengandung
bahan
bahan
kimia
yang
mampu
mengganggu hasil pemeriksaan d. Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat zat yang ada pada spesimen
19
Wadah Sampel: Wadah sampel/spesimen harus memenuhi syarat: a. Terbuat dari kaca atau plastic b. Tidak bocor c. Harus dapat ditutup dengan rapat d. Besar wadah disesuaikan dengan jumlah spesimen e. Wadah bersih dan kering f. Tidak mengandung zat zat yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan g. Untuk pemeriksaan zat dalam specimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat 3) Persiapan Pengambilan Sampel Pemeriksaan laboratorium rutin terdiri dari hematologi rutin, kimia klinik rutin, urinalisa, feses. Adapun ketentuan pelaksanaan pemeriksaan sebagai berikut : a. Mempersiapkan pasien duduk b. Membaca formulir permintaan pemeriksaan laboratorium (lihat identitas pasien, no rekam medic, pemeriksaan yang diminta dan didiagnosa pasien) c. Menginput kedalam biling rumah sakit d. Mempersiapkan peralatan sampling dan pemberian label pada tabung yang akan digunakan. e. Mempersiapkan pasien untuk pemeriksaan 1. Sikap ramah dan professional 2. Penjelasan prosedur pengambilan spesimen f. Identifikasi pasien Merupakan tahap yang paling penting sebelum melakukan pengambilan sampel dengan cara melihat data pasien, pada formulir yang meliputi : 1. Nama pasien
20
2. Tanggal lahir pasien 3. No rekam medis pasien 4. Tanggal dan jam pengambilan 5. Ruang perawatan (untuk pasien rawat inap) Data tersebut dicocokkan kembali dengan meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir. Untuk pasien rawat inap dapat dicocokkan dengan gelang pasien 4) Prosedur pengambilan sampel darah vena: a. Dipersiapkan alat alat yang akan digunakan untuk pengambilan sampel (spuit, alcohol swab, tourniquet, micropor, tabung vakum disesuaikan dengan jenis pemeriksaan) b. Pastikan identitas pasien dengan cara mengidentifikasi identitas pasien sesuaikan identitas dengan formulir pemeriksaan jika telah benar barulah dilakukan pengambilan sampel c. Cek rutan permintaan dokter untuk menentukan tes mana yang dibutuhkan d. Pilih tabung vakum yang benar dan pastikan urutannya e. Pasang tourniquet 7.5 – 10 cm diatas bagian vena yang akan ditusuk f. Minta pasien untuk mengepalkan tangan g. Lakukan palpasi pilih vena yang besar, terutama di fossa antecubital, area bebas dari lesi kulit atau luka
Gambar 3 Lokasi Pengambilan Sampel Darah Vena h. Setelah vena dipilih lepaskan tourniquet terlebih dahulu i. Desinfeksi kulit
21
Jika area penusukan kotor cuci dengan sabun dan air kemudian kerringkan dengan handuk. Gabungkan klorhesikdin glukonat 2% dalam isopropil alkohol 70% atau gunakan alcohol swab. Pastikan daerah kulit kontak dengan desinfektan setidaknya 30 detik. Biarkan selama 30 detik. Jangan sentuh area vena pungsi setelah kulit di desinfeksi. j. Keluarkan spuit dari plastic, kencangkan jarum (tutup spuit jangan
dibuka)
dan
tarik
penghisap
untuk
memeriksa
kelancarannya. k. Sebelumnya minta ke pasien untuk menarik nafas agar tidak terasa sakit pada saat penusukkan. l. Lakukan penusukkan dengan lubang jarum menghadap ke atas dengan sudut 15˚-30˚. m. Setelah didapatkan darahnya meminta pasien untuk menarik napas kembali agar tidak terasa sakit pada saat jarum dikeluarkan. n. Segera lepaskan tourniquet setelah aliran darah mengalir kespuit, biarkan pasien membuka kepalan tangannya. o. Setelah darah yang dibutuhkan cukup, lepaskan jarum dan tutup luka dengan luka dengan kapas alcohol 70% kemudian di plester. p. Masukkan darah kedalam tabung vakum dengan cara membuka indicator spuitnya, kemudian alirkan spuitnya di dinding tabung vakum, Kemudian dihomogenisasi dengan cara membolakbalikan tabung vakum kira-kira 10-12 kali secara perlahan-lahan dan merata (Tergantung pemeriksaannya) q. Setelah itu tulis identitas di tabung vakum meliputi : Nama pasien, Tanggal
lahir,
No rekam
medic, dan tanggal
penggambilan. r. Ucapkan terimakasih kepada pasien karena telah bekerjasama dengan baik dalam prosen pengambilan sampel.
22
5) Prosedur pengambilan sampel darah kapiler a. Dipersiapkan alat alat yang akan digunakan untuk pengambilan sampel (Lanset, alcohol swab, micropor,) b. Pastikan identitas pasien dengan cara mengidentifikasi identitas pasien sesuaikan identitas dengan formulir pemeriksaan jika telah benar barulah dilakukan pengambilan sampel c. Tangan letakkan diatas meja dengan posisi telapak tangan menghadap keatas d. Pilih jari yang akan ditusuk. e. Pegang jari pasien dengan ibu jari dan telunjuk, bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70% dan biarkan hingga mengering. f. Lakukan penusukkan dibagian tengah agak kesamping.
Gambar 4 Lokasi Pengambilan Sampel Darah kapiler g. Tekan bagian yang keluar darah dan buang tetesan darah pertama dengan menggunakan tissue kering h. Ambil tetesan berikutnya untuk melakukan pemeriksaan 6) Prosedur pengambilan sampel darah arteri: Pengambilan sampel darah arteri hanya boleh dilakukan oleh petugas kesehatan yang merupakan area kompetensinya dan yang telah menunjukan kemampuan setelah pelatihan formal. a. Pilihan penusukan Radialis merupakan pilihan pertama, pilihan berikutnya adalah arteri femoralis , brachialir atau dorsalis pedis
23
b. Sebelum dilakukan pengambilan darah dari arteri radialis harus dilakukan tes allen untuk menentukna apaakah arteri ulnaris dapat memberikan sirkulasi kolateral ke tangan
Gambar 5 Lokasi Pengambilan Sampel Dara Arteri c. Siapkan arterial blood gas syringe jumlah anti koagulan 0.05 mL liquid heparin (1000 IU/mL) d. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70% dan biarkan kering e. Posisi tangan hyperextended pada pergelangan, diganjal handuk gulung atau bantal f. Tusuk pada denyutan paling menonjol dengan sudut 45 – 46 ° (90° untuk arteri femoralis) g. Hisap darah secukupnya lalu cabut syringe segera tutup ujung jarum dengan penutupnya/ karet penutup lakukan homogenisasi agar darah tercampur dengan heparin h. Setelah jarum dicabut, tekan area bekas penusukan dengan kapas alcohol minimum 2 menit untuk mencegah pendaharan i. Letakkan darah yang telah diambil ke dalam wadah berisi es (atau wadah pendingin lain dengan suhu 1° - 5° C) untuk meminimalkan konsumsi oksigen oleh leukosit.
24
7) Penggunaan tabung vakum :
Tabel 2 Penggunaan Tabung Vakum Warna
Antikoagulan
Tipe Spesimen
Tutup
Kegunaan Laboratorium
Tabung Lavender
EDTA
Whole
Hematology
blood/plasma Clot Activator
Merah
Hijau Muda Lithium
Serum
Kimia
Plasma
Kimia
Plasma
Kimia : tes gula
Heparin Abu Abu
Sodium Fluoride
Biru Muda
Sodium Sitrat
darah Plasma
Haemostasis
8) Jenis spesimen darah: a. Whole blood Darahyang di peroleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan anti koagulan yang susai. Kemudian dihomogenisasi dengan cara membolak-balikan tabung vakum. (tabung merah 5 kali, ungu,hijau,abu abu 8-10 kali, biru muda 3-4 kali) b. Serum 1. Bagian cair dari darah yang membeku, yang dapat dipisahkan dari bekuan darah. 2. Darah dicentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 1015 menit. 3. Serum dipasahkan dengan pipet dan dimasukkan ke dalam tabung ependorf c. Plasma
25
1. Untuk memperoleh plasma, darah tidak boleh membeku sehingga ditambahkan antikoagulan ke dalam dara tersebut. 2. Darah segera di centrifuge setelah dicampur homogankan dengan antikoagulan, dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit. 3. Plasma diambil dengan pipet 4. Komposisi plasma sama dengan serum, kecuali terdapatnya fibrinogen didalam plasma 9) Preosedur pengambilan sampel feses a. Gunakan wadah sampel yang bermulut lebar dan bersih diusahakan tempat sampel steril, beri label pada wadah sampel berisi nama, tanggal lahir, tanggal dan jam pengambilan b. Jelaskan kepada pasien tata cara pengambilan sampel feses: 1. Pastikan sampel feses tidak menyentuh toilet dan tidak tercampur dengan urin 2. Gunakan spatula yang ada pada wadah sampel untuk menempatkan sampel pada wadahnya 3. Jelaskan pada pasien untuk mengambil feses yang terlihat mencurigakan seperti: berwarna berbeda dari seharusnya, adanya cacing, darah atau lender 4. Setelah selesai tutup rapat wadah dan tempatkan ke dalam tas plastic dan minta pasien untuk segera membawa sampel ke laboratorium c. Periksakembali identitas yang ada pada wadah sampel dan cocokkan dengan formulir pemeriksaan d. Periksa sampel untuk memastikan sampel yang diterima benar untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan sesuai parameter yang diminta dokter 10) Prosedur pengambilan sampel urin:
26
a. Gunakan wadah sampel yang bermulut lebar dan bersih diusahakan tempat sampel steril, beri label pada wadah sampel berisi nama, tanggal lahir, tanggal dan jam pengambilan b. Jelaskan tata cara pengambilan urin porsi tengah kepada pasien: 1. Pasien diminta untuk mencuci tangan terlebih dahulu 2. Minta pasien untuk membersihkan bagian organ genital sebelum mengeluarkan urin menggunkan tissue atau jika bias usahakan menggunkan kasa steril 3. Jelaskan untuk mengeluarkan urin pertama ke dalam toilet (tidak ditampung) tahan pengeluaran urin 4. Setelah itu minta pasien untuk menanpung urin kedua ke dalam wadah sampel 5. Minta pasien untuk segera membawa sapel urin ke laboratorium secepatnya setelah pengambilan sampel c. Cocokkan kembali identitas yang ada pada wadah sampel dengan formulir sebelum dilakukan pemeriksaan 11) Prosedur pengambilan sampel sputum: a. Gunakan wadah sampel yang bermulut lebar dan bersih diusahakan tempat sampel steril, beri label pada wadah sampel berisi nama, tanggal lahir, tanggal dan jam pengambilan b. Jelaskan pada pasien tata cara pengambilan sampel sputum: 1. Sampel sputum yang diambil merupakan sputum pada pagi hari (sbelum pasien sarapan) minta pasien untuk berkumur kumur dengan air sebelum mengeluarkan sputum (jangan gunakan mouthwash) 2. Mita pasien untuk mengeluarkan sputum diluar rumah atau ruangan (untuk mencegah penularan bakteri) 3. Minta pasien untuk mengambil nafas dalam dan menhannya selama 5 detik. Kemudian dikeluarkan perlhan. Selanjutnya ambil nafas dalam kembali dan minta pasien untuk batuk sampai sputum keluar
27
4. Keluarkan sputum dari mulut dan tempatkan ke dalam wadah sampel 5. minta pasien untuk segera membawa sampel ke laboratorium c. Cocokkan kembali identitas yang ada pada wadah sampel dengan formulir sebelum dilakukan pemeriksaan
3.1.3 Analitik Proses
analitik
merupakan
tahapan
analisa
atau
pamariksaan
laboratorium yang sesuai dengan rujukan dan dilakukandengan benar sesuai prosedur pemeriksaan. 1) Hematologi Hematology analyzer – Sysmex, yang memiliki beberapa parameter yaitu hemoglobin, hematocrit, eritrosit, trombosit, MCV, MCH, MCHC, jumlah leukosit (3 diff: Limfosit, Myxed) Sampel : Darah EDTA Prosedur Kerja: a. Tekan Start untuk memastikan alat dalam keadaan ready b. Masukkan ID Lab sampel c. Masukkan darah yang sudah homogeny ke dalam probe sampel d. Tekan start, di layar akan muncul aspirating yang menunjukkan bahwa sampel sedang dihisap oleh alat e. Setelah muncul tulisan analyzing pada layar alat keluarkan sampel dari probe sampel f. Hasil pemeriksaan akan muncul pada layar dan akan keluar dalam bentuk print out 2) Laju Endap Darah Pemeriksaan laju endap darah dilakukan untuk mengetahui kelainan penyakit, monitoring terapi dan perjalanan penyakit. Sampel : darah EDTA Prosedur Kerja: a. Homogenkan darah pada tabung EDTA
28
b. Masukkan darah ke dalam tabung kit westergren yang telah berisi Na sitrat hingga tanda batas kemuadian homogenkan c. Tancapkan pipet westergren ke atas tutup wadah sampel yang telah dicampur Na sitrat tekan pipet hingga mencpai tanda 0 d. Biarkan tegaklurus selama 60 menit 3) Hitung Jenis Leukosit Sample: darah EDTA Prosedur Kerja: a. Buat hapusan darah pastikan terdapat area counting b. Biarkan hapusan kering diudara c. Fiksasi sediaan dengan metanol absolut 2-5 menit (hingga methanol menguap) pastikan sediann dalam posisi tegak bagian tipis berada diatas d. Lakukan pewarnaan wright: 1. Genangi dengan wright selama 10 menit 2. Tambahkan buffer dalam jumlah yang sama biarkan selama 15 menit 3. Cuci dengan air mengalir, mula-mula lambat kemudian lebih kuat hingga bersih 4. Letakkan sediaan tegak, bagian tebal dibawah kemudian keringkan 5. Lihat di mikroskop e. Lihat dibawah mikroskop hitung jenis leukosit pada area counting hingga diperoleh 100 jenis leukosit 4) Kimia Klinik Alat: Mindray Bs-120 Sampel : serum Parameter pemeriksaan: Glukosa, Kolestrol Total, Asam Urat, HDL, LDL, Trigliserida, SGOT, SGPT, Bilirubin Total, Bilirubin Direct, Bilirubin Indirect, Kreatinin, Ureum
29
Prosedur Pemeriksaan: a. Sebelum mengoperasikan alat Mindray BS-120, periksa terlebih dahulu ketersediaan aquanides apakah sudah terisi penuh atau belum b. Periksa juga tempat limbah air alat Mindray BS-120 bila penuh kosongkna terlebih dahulu c. Tekan tombol ON yang ada disamping alat, maka alat akan langsung melakukan inizializing. Bila sudah selesai maka di layar akan muncul d. Masukkan user dan password kemudian klik OK maka layar monitor akan langsung masuk ke menu program alat Cara Kalibrasi: a. Letakkan multikalibrator dan aquabides di dalam disk yang sudah disediakan dan sudah di program tempatnya b. Klik menu calibration lalu klik calibration request dan pilih parameter yang akan dikalibrasi lalu klik ok kemudian start Cara Menjalankan Kontrol: a. Letakkan kontrol di dalam disk yang sudah disediakan dan sudah di program tempatnya b. Klik menu QC request, lalu klik parameter yang akan dikontrol lalu klik ok kemudian start di layar akan menampilkan: Start testing
Pending Test
Sampel disk Reagent disk sample c. Pilih sample disk yang dipakai dengan cara klik di sample disk lalu klik ok Cara menjalankan Sampel:
30
a. Klik menu sample request pilih sample disk ketik id lab dan nama pasien kemudian klik parameter yang akan diperiksa kemudian klik ok, maka dilayar akan menampilkan menu: Start testing
Pending Test
Sampel disk Reagent disk sample b. Dimenu sample disk pastikan sudah sesuai dengan sample disk yang dipilih kemudian klik ok Cara Mematikan Alat: a. Sebelum mematikan alat, keluarkan cuvet segmen yang sudah diakai dengan cara klik replace b. Klik replace angkat cuvete segment dan gantilah dengan cuvete segmen yang baru c. Lakukan ulang cara tersebut sampai semua cuvete segmen dikeluarkan dan diganti dengan yang baru d. Kosongkan cuvete segment yang no.1 lelu klik finish e. Matikan alat dengan cara menekan tombol off yang ada di samping alat 5) Glukosa Alat: Freestyle Optium H Sampel: Darah EDTA, Kapiler Prosedur Kerja: a. Ambil strip masukkan ke dalam alat b. Pada layar akan muncul kode yang sesuai dengan kode yang ada pada kemasan strip c. Teteskan darah pada area sampling di strip d. Hasil akan keluar pada layar 6) Elektrolit Alat : XD-683
31
Sampel : Serum, Plasma lithium Heparin Parameter : Natrium, Kalium, dan Chlorida Prosedur Kerja: Cara menyalakan alat: a. Tekan tombol on/off yang ada di belakang alat b. Setelah 1 menit, dilayar akan muncul tulisan model dan shoftware dari alat c. Alat secara otomatis melakukan pencucian elektroda kemudian MV Value, Test CAL, Testslope d. Jika alat meminta kalibrasi, tekan yes e. Apabila di alat muncul tulisan “open probe ready measure” maka alat siap digunkana untuk memeriksa sampel Cara Menjalankan Kontrol: a. Tekan no lalu tekan 4 (QC) maka alat akan otomatis melakukan kalibrasi b. Setelah dilayar muncul tulisan “Test QC 1” dan “Open probe ready measure” maka bukalah probe c. Dalam hitungan ke 9 letakkan kontrol dibawah probe, maka probe akan secara otomatis menghisap kontrol d. Hasil kontrol akan otomatis di print alat Cara Pemeriksaan Sampel: a. Masukkan identitas pasien b. Di layar akan muncul “open probe ready to measure” masukkan sampel ke dalam probe c. Setelah masukkan sampel ke dalam jarum probe akan muncul “close probe” keluarkan sampel d. Alat akan secara otomatis memeriksa sapel tersebut e. Hasil akan keluar di layar dalam bentuk print out Cara Mematikan Alat: a. Pastikan alat dalam posisi “open probe ready to measure”, setelah itu tekan tombol “off” yang ada di belakang alat
32
7) Pemeriksan Urine Lengkap Pemeriksaan urin lengkap adalh suatu tindakan mengambil sejumlah urine untuk pemeriksaan laboratorium. Tujuannya adalah mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk dianalisa. Makroskopi: Warna, Kekeruhan, dan bau Mikroskopi: Eritrosit, Leukosit, Kristal, Epitel, Bakteri, Silinder, Parasit Alat : Combostick R-300 Prosedur kerja: Stick urine a. Cek identitas pasien cocokkan dengan formulir b. Homogenkan sampel urin yang ada pada wadal penampung urin c. Pindahkan urin ke dalam wadah centrifuge urin d. Tekan tombol on/off alat yang ada pada bagian belakang alat e. Pilih menu one by one atau general lalu tekan tanda < f. Celupkan stick urine ke dalam sampel urine pastika semua parameter yang ada pada stick terpapar sample urin g. Letakkan stick pada papan pembacaan setelah itu teakan enter h. Alat akan melakukan inkubasi dan melakukan pembacaan i. Hasil akan keluar dalam bentuk print out j. Jika hasil protein urin positif lakukan duplo dengan cara manual Sedimen urine: a. Urin di centrifuge menggunakan tabung centrifuge urin b. Buang urin yang ada di bagian atas hingga tersisa endapan urin c. Endapan dihomogenkan kemudian diteteskan sebanyak 1 tetes ke atas objek glass tutup dengan dek glass d. Lihat dibawah mikroskop 8) Pemeriksaan Feses lengkap Makroskopis: Warna, Parasit, Darah dan Konsistensi Mikroskopis: Amoeba, Bakteri, Telur Cacing, Leukosit, Eritrosit, dll
33
Prosedur Kerja: Mikroskopis dan makroskopis: a. Pastikan identitas sampel sesuai dengan formulir b. Amati feses secara makroskopis c. Homogenkan sampel d. Ambil sampel letakkan pada object glass yang telah ditetesi eosine 1% e. Homogenkan feses dengan larutan eosine kemudian tutup dengan deck glass setelah itu lihat di bawah mikroskop Darah Samar (FOB): a. Ambil seujung/sedikit feses b. Masukkan ke dalam buffer yang telah disediakan di dalam kit c. Homogenkan feses dengan larutan buffer tetesi ke dalam kit d. Inkubasi selama 15 menit e. Lihat hasil dengan melihat terbentuknya garis merah pada test 9) Pemeriksaan Golongan Darah Sampel : darah EDTA, Kapiler Metode : Slide Prosedur Kerja: a. Teteskan 1 tetes sampel darah pada masing masing lingkaran yang tersedia pada slide b. Tambahkan masing masing 1 tetes antisera A, antisera B, antisera AB dan antisera RH pada masin masing lingkaran slide sesuai dengan tulisan pada lingkaran c. Homogenkan darah denagn masing masing antisera d. Lihat ada tidaknya aglutinasi e. Catat hasil pemeriksaan 10) Pemeriksaan Dengue IgG IgM Sampel: serum, plasma, whole blood Metode: Rapid Immunochromatografi Prosedur Kerja:
34
a. Letakkan komponen kit di suhu ruang sebelum digunakan b. Siapkan rapid beri identitas pasien c. Masukkan sampel sebnyak 2µL pada tanda S1 d. Tambahakan buffer sebanyak 50 µL kedalam tanda S e. Inkubasi selama 20 menit f. Hasil stelah 20 menit tidak akurat g. Hasil positif bila muncul garis pada tanda G atau M 11) Pemeriksaan HbsAg Sampel: plasma EDTA Metode: immunochromatografi Prosedur Kerja: a. Teteskan sebanyak 3 tetes sampel ke dalam sumur sampel b. Inkubasi selama 15 menit c. Hasil posiif bila muncul garis pada tanda C dan T 12) Pemeriksaan Widal Sampel : plasma EDTA Metode : Slide Prosedur Kerja: a. Pipet sampel masing masing 20 µL tetesi pada masing masing lingkaran slide b. Tambahkan masing masing 1 tetes reagent widal c. Homogenkan dan amati ada tidaknya aglutinasi d. Jika hasil menunjukkan 1/320 maka dilakukan penegnceran e. Catat hasil pemeriksaan 13) i-CHROMA hsCRP/CRP Sampel: serum, plasma Metode : Immunoassay Quantitative Prosedur Kerja: a. check isi kotak ID chip: 25 Test, 25 Tabung Deteksi Buffer, 25 Sampel Kolektor
35
b. Check dan pastikan nomor Lot ID Chip, sama dengan Test Device c. Nyalakan alat pada tombol On/Off samping kiri d. Masukkan ID Chip kedalam alat e. Tekan select f. Ambil 10 µL serum/plasma dengan sampel kolektor g. Tusuk sampel kolektor kedalam tabung deteksi buffer hingga benar benar tertutup dengan baik h. Homogenkan 10 kali atau lebih hingga tercampur sempurna i. Buang 2 tetes ke penutup tabung j. Masukkan 2 tetes kedalam cateridge k. Masukkan catridge ke dalam alat dan alat akan menghitung mundur dari menit ke 3 l. Baca hasil pada layar m. Tekan reset 2 kali, kemudian tekan In/Out n. Keluarkan ID chip dari alat o. Matikan alat pada tombol On/Off yang ada pada samping kiri alat
3.1.4
Post Analitik Proses post analitik meliputi proses pelaporan hasil dan pengarsipan hasil 1) Pelaporan Hasil a. Setelah pemeriksaan dilakukan maka petugas akan mengvalidasi hasil berupa nama, no rekam medis, tanggal lahir, umur, dokter, dan tanggal pemeriksaan. Kemudian akan autorisasi oleh dokter penanggung jawab atau analis laboratorium b. Hasil yang sudah di print out kemudian diserahkan kepada perawat ruangan untuk pasien rawat inap dan langsung diserahkan kepada pasien jika pasien rawat jalan 2) Pengarsipan Hail laboratorium
36
a. Hasil diarsipkan dengan menulis di buku hasil pemeriksaan dan dengan cara komputerisasi b. Hasil yang belum diambil disimpan di dalam amplop
3.2 Informasi Frekuensi Jumlah dan Jenis Pemeriksaan di RSU Permata Ibu Periode Maret 2017 s/d 29 April 2017
Tabel 3 Frekuansi Jumlah dan Jenis Pemeriksaan No.
Jenis Pemeriksaan
1.
Hematologi
2.
Hemostasis
3.
Kimia Klinik
4.
Imunoserologi
5.
Urine
6.
Faeces
Jumlah
Total
3.3 Informasi Jenis Pemeriksaan yang Terdapat di Laboratorium RSU Permata Ibu
3.3.1
Hematologi Tabel 4 Jenis Pemeriksaan Hematologi
No.
Jenis Pemeriksaan
1.
Darah Rutin (Hb, L, Ht, Tr)
2.
Darah Lengkap (DR, Diff, LED, Eri)
3.
Darah Lengkap MCU
4.
Hemoglobin
5.
Leukosit
37
No.
Jenis Pemeriksaan
6.
Hematokrit
7.
Trombosit
8.
Hitung Jenis Leukosit
9.
Eritrosit
10
LED
11.
MCV, MCH, MCHC
12.
Golongan Darah, RH
13.
IT Ratio
14.
Gambaran Darah Tepi
3.3.2
Hemostasis Tabel 5 Jenis Pemeriksaan Hemostasis
No.
Jenis Pemeriksaan
1.
Masa Pendarahan (BT)
2.
Masa Pembkuan (CT)
3.3.3
Kimia Klinik Tabel 6 Jenis Pemeriksaan Kimia Klinik
No. 1.
2.
Parameter Fungsi Hati
Fungsi Ginjal
Jenis Pemeriksaan
SGOT
SGPT
Bilirubin Total
Bilirubin Direct
Bilirubin Indirect
Protein Total
Ureum
Creatinin
Asam Urat
38
No. 3.
4.
5.
Parameter Lemak Darah
Karbohidrat
Elektrolit
Jenis Pemeriksaan
Cholesterol Total
HDL
LDL
Glukosa Total
Glukosa Puasa
Glukosa 2 jam PP
Natrium
Clorida
Kalium
3.4 Pemeriksaan Cito (STAT) Pemeriksaan “Cito” adalah pemeriksaan yang harus ditangani saat itu juga, karena penundaan dapat mengancam keselamatan jiwanya. Istilah “Cito” sendiri berasal dari bahasa latin yang bermakna “segera” . pasien yang dibawa kerumah sakit dalam kondisi sakit atau cedera parah, akan dimasukkan ke dalam kategori cito. Berbeda dengan di Indonesia banyak Negara yang menggunakan istilah “Stat” dibandingkan dengan istilah “cito”. Stat berasal dari kata latin “statim” yang memiliki makna yang sama dengan cito yaitu “segera”. Tindakan “cito” atau “stat” ini dilaksanakan bukan saja untuk menyelamatkan nyawa pasien yang terancam, tetapi untuk berpacu dengan dengan “golden hours”. Sebagai contoh, pasien yang tiba di rumah sakit dengan serangan stroke, maka dia hanya mempunyai “golden hours” selama enam jam untuk bisa diatasi dengan baik dan diharapkan dapat pulih kembali seperti sedia kala. Bilamana “golden hours” ini sudah terlewatkan, maka sekalipun nyawanya dapat diselamatkan, besar kemungkinan dia akan mengalami kecacatan yang permanen. Begitu halnya dengan kasus emergensi lainnya yang masing-masing mempunyai “golden hours” yang berbeda-beda.
39
Prinsipnya “cito” dan “stat” mengamanatkan pasien ditangani sesegera mungkin.
Tabel 7 Definisi STAT, ASAP, Routine, & TAT Kata Kunci STAT Test
Definisi
TAT
Hasil tes yang sangat dibutuhkan Satu jam atau kurang untuk diagnosis atau perawatan dari pasien.
Keterlambatan
bisa diterima
mengancam nyawa. ASAP (as soon as possible)
saat
sampel di
laboratorium.
Hasil tes yang dibutuhkan secepat Dua jam atau kurang mungkin untuk diagnosis atau dari perawatan pasien
saat
diterima
sampel di
laboratorium. Routine
Pemeriksaan
rutin
yang Empat
jam
sejak
diperlukan untuk diagnosis atau sampel diterima atau perawatan
.
Hasilnya
tidak sesuai jadwal untuk
diperlukan sesegera mungkin. TAT (Turn Around Time)
selanjutnya.
Selang waktu antara saat sampel diterima
oleh
laboratorium
sampai hasilnya dilaporkan.
Tabel 8 Parameter Pemeriksaan CITO No
Jenis Pemeriksaan
1
KIMIA
Parameter Acetaminophen
Glucose
Alcohol
HDL
ALT
HCG
Albumin
Homocysteine
Alk Phos
Ionized Calcium
Ammonia
Iron
Amylase
Ketones
40
No
Jenis Pemeriksaan
Parameter AST
Lactic Acid
Bili, Total and Direct
LDH
BNP
LDL
BUN
Lipase
Calcium
Lithium
Carbamazepine
Magnesium
CEA
Microalbumin
Chloride
Phenobarbital
Cholesterol
Phosphorus
Cholinesterase
Potassium
C02
PSA
Cortisol
Rheumatoid Factor
CK
Salicylate
CKMB
Sodium
Creatinine
Theophylline
CRP
Tobramycin
CSF Glucose
Total Protein
CSF TP
Transferrin
Digoxin
Triglyceride
Dilantin
Troponin-I
Drug Screen
T4
Ferritin
T3U
Fetal Fibronectin
TSH
Free T4
Uric Acid
Gentamicin
Vancomycin
GGT
Valproic (Tegretol)
2
HEMATOLOGI
APTT
Hemogram
CBC
PFA
Acid
41
No
Jenis Pemeriksaan
Parameter D-Dimer
Platelet Count
Differential
PT
FDP
Retic
Fibrinogen Fluid Cell Count 3
Direct Antigen, serum Legionella
MIKROBILOGI
group B
antigen
Flu A/B
Rapid Strep
Gram Stain
Rotavirus
Rapid HIV
RSV
urinary
3.5 Nilai Nilai Kritis Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan laboratorium yang abnormal dan mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/tindakan. Pelaporan Nilai Kritis adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas yang bertanggungjawab. Mekanisme pelaporan nilai kritis: a. Apabila hasil pasien termasuk ke dalam nilai kritis maka laboratorium harus segera menghubungi dokter pengirim terkait / Rumah Sakit /Laboratorium Perujuk. b. Sebelum menghubungi dokter pengirim, laboratorium harus menyediakan data lengkap antara lain nama pasien, alamat, nomor telepon pasien bila ada, tanggal pengumpulan spesimen, hasil pemeriksaan dan nama dokter pengirim. c. Setelah data pasien lengkap maka petugas laboratorium menghubungi dokter pengirim dan menyampaikan informasi tersebut. Jika pasien berasal dari Rumah Sakit maka petugas laboratorium segera menghubungi dokter terkait dan apabila dokter tidak berada di tempat, maka sampaikan informasi tersebut kepada perawat atau kontak person yang ditunjuk.
42
d. Petugas laboratorium harus menanyakan kembali nama pasien, nama pemeriksaan dan hasil pemeriksaan yang telah disampaikan sebelumnya untuk memastikan validitas data. e. Petugas laboratorium harus mendokumentasikan informasi yang telah disampaikan, nama dokter petugas yang menerima informasi tersebut, tanggal dan jam pemberitahuan, catat di buku pelaporan nilai kritis. Daftar nilai kritis laboratorium RSU Permata Ibu Tabel 9 Nilai-Nilai Kritis Pemeriksaan Laboratorium No
Jenis Pemeriksaan
Kurang
Lebih
Dari
Dari
Satuan
Hematologi 1
Hemoglobin
2
Leukosit
6
18
g/dl
2000
50.000
/µL (Kasus Baru)
3
Hematokrit
18
55
4
Trombosit
30.000
800.000
/ µL (Kasus Baru)
Hemostasis 5
Masa Pendarahan
15
Menit
6
Masa Protrombin
30
Detik
7
INR
3.6
8
APTT
70
Detik
9
Fibrinogen
-
Mg/dL
100 Kimia Klinik
10
Albumin
11
Ureum
12
Creatinin
13
Bilirubin Bayi
2
g/dL 100
Mg/dL
7
Mg/dL
>7 hari
≥15
Mg/dL
1 minggu – 1 bulan
≥20
Mg/dL
43
No
Jenis Pemeriksaan
14
Bilirubin Dewasa
15
Glukosa Darah (dewasa)
16
Glukosa Darah (Bayi)
17
Kurang
Lebih
Dari
Dari
Satuan
5
Mg/dL
40
400
Mg/dL
40
325
Mg/dL
CRP
150
Mg/L
18
SGOT
200
U/L
19
SGPT
200
U/L
20
Fosfat
21
Laktat
22
1
Meq/L
Anak
4.1
Meq/L
Dewasa
3.4
Mmol/dL
Troponin
Positif Elektrolit
23
Magnesium (Mg)
1
4
Meq/L
24
Chlorida
80
115
Meq/L
25
Calsium Total
6
13
Mg/dL
26
Calsium Ion
0.78
1.58
Mmol/dL
27
Natrium
120
155
Meq/L
28
Kalium
2.5
6
Meq/L
3.6 Studi Kasus 3.6.1 Pemeriksaan Bilirubin Total 1) Kegunaan Klinik Pengukuran kadar bilirubin digunakan untuk menegakan diagnosa penyakit hati, hemolytic, hematological dan kelainan metabolik yang mencakup hepatitis dan penyumbatan pada kantung empedu. Hasil dari pengukuran kadar bilirubin total dan direct dapat membantu untuk membedakan penyebab jaundice. 2) Kasus Pemeriksaan Bilirubin Total
44
Pada Pasien An. Syafiq Umar Aljazari: hasil pemeriksaan bilirubin total pada tanggal 21 Februari 2017 didapatkan hasil 9.06 mg/dl (tanpa dilakukan duplo) dengan kondisi sample sangat ikterik disertai dengan diganosa dokter jaundice sehingga hasil yang didapat merupakan rendah palsu. 3) Tindak Lanjut Pada Pasien An. Syafiq: hasil bilirubin total adalah 9.06 dengan kondisi sample sangat ikterik, sebelum dilakukan duplo dilakukan telusur terhadap : a. Hasil kontrol di hari pemeriksaan b. Kurva reaksi kontrol c. Kurva reaksi pasien d. Pengecekan expired on board reagen 4) Hasil Telusur Diketahui penyebab dari permasalahan yang terjadi berasal dari proses pra analitik dikarenakan petugas mengganti reagen 1 tanpa mengganti reagen 2 sehingga menyebabkan adanya perbedaan stabilitas reagen 1 dengan reagen 2. Perbedaan stabilitas antara reagen 1 dan 2 diakibatkan karena perbedaan waktu expired on board reagen 1 dan 2. Perbedaan stabilitas ini menyebabkan rekasi antara sampel dengan reagen 2 lemah dimana tidak menunjukkan adanyan peningkatan grafik pada kurva sebagaimana seharusnya.
Gambar 6 Kurva Pemeriksaan Bilirubin Total yang Baik
Gambar 7 Kurva Pemeriksaan Bilirubin Total Pasien An. Syafiq Umar Aljazari
45
5) Penanganan Setelah dilakukan telusur permasalahan tersebut diatasi dengan mengganti reagen 2 dan melakukan kalibrasi dan kontrol ulang sehingga didapatkan hasil kadar bilirubin total yang sebenarnya dari pasien An. Syafiq Umar Aljazari sebesar 27.50 mg/dl 6) Saran a. Penggantian reagen harus bersamaan untuk R1 dan R2 b. Dilarang menambahkan reagen lama dengan reagen baru (membuang reagen sebelumnya) c. Hasil yang dikeluarkan harus disesuaikan terlebih dahulu dengan
diagnosa
ketidaksesuaian
dan
kondisi
pasien,
jika
ditemukan
harus
segera
dikonsultasikan
kepada
koordinator lab/kepala lab/dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien tersebut.
3.6.2 Hematologi 1) Antikoagulan Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah.
Penambahan
antikoagulan
bertujuan agar darah tidak membeku, sehingga kondisi darah dapat dipertahankan walau tidak langsung diperiksa atau pemeriksaan memakan waktu yang lama. EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid) adalah antikoagulan yang paling sering digunakan dalam pemeriksaan laboratorium hematologi sebab dapat mempertahankan komponen seluler dan morfologik sel darah. EDTA memiliki beberapa jenis (Na2EDTA), (K2EDTA) dan (K3EDTA). Yang paling baik untuk digunakan diantara ketiganya adalah K3EDTA. Penggunaan antikoagulan harus sangat diperhatikan terutama perbandingan antara darah dengan antikoagulan.
46
Gambar 8 Tabung Vakum EDTA a) area bening untuk melihat kondisi sampel, b)area samping terlihat tanda batas darah, c)area depan digunakan untuk mengisi identitas pasien
2) Kasus Penggunaan Antikoagulan a. volume darah kurang 1.Hitung trombosit menurun. 2.Perubahan pada morfologi neutrofil seperti pembengkakan, hilangnya lobus neutrofil dan sel akan mengalami disintegrasi yang dapat menyebabkan penurunan jumlah leukosit. 3.Hitung jumlah eritrosit menurun dan dapat menyebabkan pengerutan dan perubahan degenerative karena EDTA bersifat hiperosmolar.
Gambar 9 Contoh Volume Sampel Darah yang Kurang
47
b. volume darah berlebih 1. Darah lebih cepat mengalami pembekuan. 2. Sel
trombosit
membengkak
kemudian
disintegrasi,
membentuk fragmen dalam ukuran yang sama dengan trombosit
sehingga
terhitung
oleh
alat
penghitung
elektronik, berakibat peningkatan palsu hitung jenis trombosit. Bila disintegrasi membentuk fragmen dalam ukuran yang berbeda dengan ukuran trombosit akan menyebabkan penurunan palsu hitung jumlah trombosit.
Gambar 10 Contoh Volume Sampel Darah yang Berlebih 3) Saran a. Sample harus memenuhi syarat, sehingga tidak menyebabkan terjadinya peningkatan atau penurunan palsu. b. Lihat tanda batas yang tertera di tabung. c. Lihat tanggal Expired Date Tabung tersebut. d. Cantumkan nama, tanggal lahir, dan tanggal pengambilan sample.
3.6.3 Urin Rutin 1) Kegunaaan Klinik Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan
48
penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. 2) Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil a. Menstruasi 1. Karena alat akan membaca eritrosit yang terdapat dalam urin sebagai blood. 2. Terjadi positif palsu pada blood
tidak jelas bahwa hasil
positif pada blood (pemeriksaan kimiawi/stik) disebabkan oleh ISK atau Non ISK. 3. Terjadi positif palsu pada protein
eritrosit yang pecah
melepaskan globin yang merupakan suatu protein sehingga pemeriksaan kimiawi/stik akan memberikan hasil positif palsu. b. Konsumsi obat obatan c. Olahraga berlebih 3) Saran Sampling ulang/pasien diminta datang setelah tidak dalam kondisi menstruasi
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan di Rumah Sakit Permata Ibu telah berjalan dengan baik terhitung mulai tanggal pada 6 Maret 2017 sampai dengan 29 April 2017. Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan seluruh staf Rumah Sakit Permata Ibu baik yang terlibat langsung maupun tidak, terutama staf dan karyawan laboratorium Rumah Sakit Permata Ibu sangat mendukung pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan. Selama kami melakukan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Rumah Sakit Permata Ibu maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Mahasiswa dapat mengamalkan atau mempraktekan sendiri seluruh pengetahuannya secara langsung sesuai dengan apa yang didapatkan dan dipelajari selama masa pendidikan dengan nyata di lahan PBL. 2) Mahasiswa dapat menerapkan “good behaviour” yaitu sikap disiplin, sopan santun, ramah tamah, jujur serta perilaku baik lainnya yang menunjang profesionalisme yang didapat dalam mata kuliah etika profesi selama masa pendidikan dikampus kepada seluruh elemen laboratorium. 3) Mahasiswa mendapatkan simulasi nyata dari lahan PBL mengenai dunia kerja yang masih awam bagi mahasiswa sehingga mahasiswa mampu mengembangkan “soft skill” secara personal dengan tim yaitu mahasiswa berkemampuan memiliki komunikasi yang baik. 4) Mahasiswa memiliki kemampuan kerja sama tim yang baik. 5) Mahasiswa menjadi mampu dan terlatih dalam menghadapi dan mengerjakan ragam sampel / bahan pemeriksaan mulai dari tahapan pra – analitik, analitik, dan pasca-analitik. 6) Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang baru yang tidak didapatkan mahasiswa selama masa pendidikan sehingga hal tersebut menambah wawasan mahasiswa dalam dunia keanalisan.
49
50
7) Mahasiswa menjadi lebih terampil dan mendapat pengalaman baru yang sangat berhaga yang belum tentu didapatkan ditempat lain.
4.2 Saran Praktik Belajar Lapangan (PBL) yang kami laksanakan 45 hari lamanya di Laboratorium Rumah Sakit Permata Ibu memberikan kami banyak pengalaman dan proses pembelajaran. Untuk itu kami memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat guna meningkatkan pelayanan mutu laboratorium Rumah Sakit Permata Ibu diantaranya : 1) Sebaiknya setiap mahasiswa memiliki pendamping / pembimbing secara personal sehingga pelaksanaan PBL lebih terarah. 2) Sebaiknya sistem labelling dibenarkan dan dilakukan kesepakatan baik dengan sesama petugas laboratorium ataupun dengan perawat dan bidan mengenai apa saja yang harus tercantum pada sampel pasien. 3) Sebaiknya kerja sama tim dan komunikasi antara petugas laboratorium lebih ditingkatkan lagi sehingga tercipta suasana kerja yang baik 4) Sebaiknya lebih ditingkatkan lagi kewaspadaan dan keselamatan kerja dengan memakai jas laboratorium, masker, sarung tangan, dalam rangka perlindungan diri bagi kesehatan petugas laboratorium. 5) Sebaiknya sistem pembuangan limbah medis dilakukan kesepakatan dengan seluruh petugas laboratorium sehingga tidak ada lagi limbah medis yang tercampur.
DAFTAR PUSTAKA
51
52