Laporan Pendahuluan Aktivitas Dan Istirahat

  • Uploaded by: aulia
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Aktivitas Dan Istirahat as PDF for free.

More details

  • Words: 1,211
  • Pages: 7
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Aktivitas 1.1 Definisi/deskripsi kebutuhan istirahat dan aktivitas Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan. Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar (Asmadi, 2008). Aktivitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kebutuhan aktivitas (pergerakan) merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan kebutuhan dasar tidur dan saling mempengaruhi seperti istirahat. 1.2 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem pergerakan Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi dengan sistem musculoskeletal. Sistem musculoskeletal berfungsi sebagai: a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh b. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti hati, ginjal, otak dan paru-paru c. Tempat melekatnya otot dan tendon 1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem pergerakan 1.3.1 Kesehatan fisik Penyakit, cacat tubuh dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh 1.3.2 Keadaan nutrisi Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas 1.3.3 Emosi Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian sering dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas 1.3.4 Kelemahan neuromuskel dan skeletal Adanya abnormal postur seperti lordosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem pergerakan 1.4.1 Gangguan pada tulang Fisura atau yang biasa disebut retak tulang dan patah tulang 1.4.2 Gangguan pada sendi Dapat terjadi memar sendi yaitu robeknya selaput sendi 1.4.3 Gangguan pada otot Jenis-jenis gangguan pada otot meliputi kaku leher, kram/nyeri otot, dan keseleo II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Istirahat dan Aktivitas 2.1 Pengkajian 2.1.1 Riwayat keperawatan a. Riwayat penyakit sekarang Proses penyakit/cedera dapat mempengaruhi fungsi sistem tubuh/aktivitas. Seseorang yang mengalami patah tulang akan kesulitan untuk melakukan aktivitas secara bebas. Misalnya saat klien menderita penyakit tertentu sehingga klien harus selalu beristirahat ditempat tidur tetapi pada akhirnya berakibat pada kelumpuhan. b. Riwayat penyakit dahulu Gaya hidup mempengaruhi aktivitas dan istirahat tubuh. Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari. Seseorang yang kurang bergerak dan berolahraga akan mengalami kelemahan otot. . Demikian pula dengan orang yang pernah menjalani operasi, karena adanya nyeri mereka cenderung bergerak lebih lamban. c. Riwayat penyakit keluarga Apabila ada riwayat penyakit seperti jantung, stroke maka akan beresiko berpengaruh terhadap aktivitas. 2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus a. Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran klien berpengaruh terhadap aktivitas. Dengan mengkaji menggunakan Skala Koma Glasgow (GCS) dengan hasil 14-15: normal/disfungsi ringan, 11-13: disfungsi sedang, 10 atau kurang : disfungsi berat.

1) Respon membuka mata 4 : Spontan 3 : Terhadap perintah 2 : Terhadap nyeri 1 : Tidak ada respon 2) Respon verbal 5: Terorientasi 4 : Bingung 3 : Kata-kata yang tidak teratur 2 : Tidak dapat dimengerti 1 :Tidak ada 3) Respon motorik 6 : Mematuhi perintah 5 : Melokalisasi nyeri 4 : Penarikan karena nyeri 3 : Fleksi abnormal 2 : Tidak dapat dimengerti 1 : Tidak ada respon b. Postur atau bentuk tubuh 1) Skoliosis Melengkungnya tulang belakang kearah samping, mengakibatkan tubuh melengkung kearah kanan/kiri 2) Kifosis Perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga orang menjadi bongkok 3) Lordosis Kelengkungan tulang belakang kearah pinggang kearah depan sehingga kepala tertarik kearah belakang

c. Ektremitas Kaji kekuatan otot pasien dengan menggunakan skala kekuatan otot. 0 : Kontarksi otot tidak terdeteksi 1 : Kejapan yang hamper tidak terdeteksi atau bebas kontraksi denganobservasi atau palpasi 2 : Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeliminasi gravitasi 3 : Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan tahanan

4 : Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahanan 5 : Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya kelelahan otot 2.1.3 Pemeriksaan Penunjang a. Sinar – X Sinar – X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perubahan hubungan tulang b. CT Scan CT Scan menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak/cedera tendon. CT Scan digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi c. MRI (Magnetik Resonance Imaging) MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitas (mis: tumor/penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang 2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1: Deprivasi tidur (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 714) 2.2.1 Definisi Periode waktu yang lama tanpa tidur (terputusnya kesadaran relatif yang periodik dan alami secara terus-menerus 2.2.2 Batasan karakteristik a. Subjektif 1) Ansietas 2) Mengantuk disiang hari 3) Keletihan 4) Halusinasi 5) Peningkatan sensitivitas b. Objektif 1) Konfusi akut 2) Agitasi 3) Ansietas 4) Penurunan kemampuan fungsi 5) Tremor pada tangan 2.2.3 Faktor yang berhubungan a. Perubahan tahap tidur yang berhubungan dengan proses penuaan b. Demensia

c. Ketidakadekuatan aktivitas disiang hari d. Mimpi buruk Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 24) 2.2.4 Definisi Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan 2.2.5 Batasan karakteristik a. Subjektif 1) Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas 2) Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal b. Objektif 1) Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon terhadap aktivitas 2) Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia 2.2.6 Faktor yang berhubungan a. Tirah baring dan imobilitas b. Kelemahan umum c. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d. Gaya hidup kurang gerak 2.3 Perencanaan Diagnosa 1: Deprivasi tidur (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 714) 2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC Setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien akan: a. Melaporkan penurunan gejala deprivasi tidur (misalnya konfusi, ansietas, mengantuk pada siang hari, ganggan perceptual dan kelelahan) b. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat c. Mengidentifikasi faktor yang dapat menimbulkan deprivasi tidur 2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC a. Intervensi : Lakukan manajemen energi

Rasional : Penggunaan energi yang cukup dapat mengatasi atau mencegah keletihan dan mengoptimalkan fungsi b. Intervensi : Lakukan manajemen alam perasaan Rasional : Untuk menciptakan kestabilan, pemulihan peningkatkan alam perasaan Diagnosa 2: Intoleransi aktivitas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 24) 2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC Setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien mampu: a. Mengidentifikasi aktivitas atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang dapat mengakibatkan intoleransi aktivitas b. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibutuhkan dengan peningkatan normal denyut jantung, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah serta memantau pola dalam batas normal c. Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan beberapa bantuan (misalnya eliminasi dengan bantuan eliminasi ke kamar mandi) 2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC a. Intervensi : Beri anjuran dan bantuan dalam aktivitas fisik, kognitif, sosial, dan spiritual yang spesifik untuk meningkatkan rentang, frekuensi atau durasi aktivitas individu Rasional : Membantu pasien agar mudah dalam melakukan aktivitas b. Intervensi : Atur penggunaan energi untuk mengatasi atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi Rasional : Energi yang optimal dan cukup akan mempermudah dalam melakukan akivitas c. Intervensi : Lakukan terapi latihan fisik, mobilitas sendi Rasional : Gerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki fleksibilitas sendi

III. Daftar Pustaka Anonim. (2016). Konsep istirahat dan Tidur. Tersedia Repository.usu.ac.id> (Diakses 1 Nopember 2016).

dalam

Anonim. (2016). Gangguan pergerakan. Tersedia <www.pendidikanmu.com> (Diakses 1 Nopember 2016).

<

dalam

Jackson M & Jackson L. (2011). Seri Panduan Praktis Keperawatan Klinis. Jakarta: Erlangga Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta: EGC

Banjarmasin,

Maret 2017

Preseptor Akademik

Preseptor Klinik,

(…………………...)

(…….………………)

Related Documents


More Documents from "Nurvina Taurimasari"

Dops Ekg
March 2021 0
Teknik Merancang Bahan
February 2021 1
Kb 2 Kampuh.docx
February 2021 0
Dops Perawatan Diri Mandi
February 2021 1
Soal Tropmed
January 2021 0