Laporan Pendahuluan Postpartum Spontan Pada Ny. P Di Ruang Cempaka Rsud Dr. Soeratno Gemolong

  • Uploaded by: Endang Purwati
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Postpartum Spontan Pada Ny. P Di Ruang Cempaka Rsud Dr. Soeratno Gemolong as PDF for free.

More details

  • Words: 2,020
  • Pages: 13
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN POSTPARTUM SPONTAN PADA Ny. P DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. SOERATNO GEMOLONG TERHADAP NY.X DI RU Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Keperawatan Maternitas

ANG POLI KEBIDANAN TO YOGYAKART

DISUSUN OLEH : Nama

: Novi Ayudya Tari

NIM

: SN181121

PROGRAM PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA SURAKARTA 2018 / 2019

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM SPONTAN

A.

Definisi Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obatobatan (prawiroharjo, 2008). Postpartus adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan ,keluarnya cairan berupa lochea dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2009). Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010). Pada masa postpartum ibu banyak mengalami kejadian yang penting, mulai dari perubahan fisik, masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Namun kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, kemungkinan timbul masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif akan dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu, sehingga masa postpartum ini sangat penting dipantau oleh bidan (Syafrudin & Fratidhini, 2009).

B.

Tanda dan Gejala 1. Tanda permulaan persalinan Pada permulaan persalinan / kata pendahuluan (Preparatory stage of labor) yang terjadi beberapa minggu sebelum terjadi persalinan, dapat terjadi tanda-tanda sebagai berikut : a. Lightening atau setting / deopping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. c. Perasaan sering kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar serviks (tanda persalinan false-false labour pains). e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim. f. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa bercampur darah (Bloody show) 2. Tanda-tanda Post partus sebagai berikut : Menurut Hafiffah ,(2011) post partus di tandai oleh : a. Sistem reproduksi 1) Uterus di tandai dengan kembalinya uterus ke kondisi normal setelah hamil 2) Keluarnya lochea, komposisi jaringan endometrial, darah dan limfe. Tahapannya: -

Rubra(merah) : 1-3 hari

-

Sanguinolenta: warna merah kekuningan , berisi darah dan lendir terjadi pada hari ke 3-7

-

Lochea serosa : berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan

-

Lochea alba: cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu pasca persalinan

-

Lochea purulenta: ini terjadi karena infeksi, keluar cairan seperti nanh berbau busuk

-

Lochiotosis: lochea tidak lancar keluarnya

3) Siklus menstruasi Siklus menstruasi akan mengalami perubahan saat ibu mulai menyusui 4) Serviks Setelah lahir servik akan mengalami edema , bentuk distensi untuk beberapa hari , struktur interna akan kembali setelah 2 minggu 5) Vagina Nampak berugae kembali pada 3 minggu 6) Perinium Akan terdapat robekan jika di lakukan episiotomi yang akan terjadi masa penyembuhan selama 2 minggu 7) Payudara Payudara akan membesar karena vaskularisasi dan engorgemen (bengkak karena peningkatan prilaktin).

C.

Adaptasi Fisiologis dan Psikologi 1. Perubahan fungsional menurut (Dewi vivian&Sunarsih,2011) a. Tanda-tanda vital Suhu mulut pada hari pertama meningkat 30oC sebagai akibat pemakaian energi saat melahirkan, dehidrasi maupun perubahan hormonik, tekanan darah stabil, penurunan sistolik 20 mmHg dapat terjadi saat ini, nadi berkisar antara 60- 70 kali per menit. b. Sistem Kordiovaskuler Cardiac output setelah persalinan meningkat karena darah sebelumnya dialirkan melalui utero plasenta dikembalikan ke sirkulasi general. Volume darah biasanya berkurang 300-400 ml selama proses persalinan spontan. Trombosit pada hari ke 5 s.d 7 post partum, pemeriksaan homans negatif. c. Sistem Reproduksi Involusi uteri terjadi setelah melahirkan tinggi fundus uteri adalah 2 jari di bawah pusat, 1-3 hari TFU 3 jari di bawah pusat, 3-7 hari TFU 1 jari di atas sympisis le bih dari 9 hari TFU tidak teraba. Macam-macam lochea berdasarkan jumlah dan warnanya:

-

Lochea rubra : 1-3 hari, berwarna merah terang, mengandung darah, mungkin ada bekuan kecil, bau amis yang khas (bau seperti hewan), keluar banyak sampai sedang

-

Lochea Sanguinolenta : 3-7 hari berwarna putih campur merah(pink) kecoklatan.

-

Lochea Serosa : 7-14 hari berwarna kekuningan.

-

Lochea Alba : setelah hari ke- 14 berwarna putih.

Macam-macam episiotomi: 1) Episiotomi mediana, merupakan insisi paling mudah diperbaiki, lebih sedikit pendarahan penyembuhan lebih baik. 2) Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan karena lebih aman. 3) Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan sukar direparasi. d. Sistem Gastro Intestinal Pengembangan defekasi secara normal lambat dalam seminggu pertama. Hal ini disebabkan karena penurunan mortilitas usus, kehilangan cairan dan ketidaknyamanan perineum. e. Sistem Muskuloskeletal Otot

dinding

abdomen

teregang

bertahap

selama

hamil,

menyebabkan hilangnya kekenyalan otot yang terlihat jelas setelah melahirkan. Dinding perut terlihat lembek dan kendor. f. Sistem Endokrin Setelah persalinan penaruh supresi esterogen dan progesteron berkurang maka timbul pengaruh lactogenik dan prolaktin merangsang air susu. Produksi ASI akan meningkat setelah 2 s.d 3 hari pasca persalinan. g. Sistem perkemihan Biasanya ibu mengalami ketidakmampuan untuk buang air kecil selama 2 hari post partum. Penimbunan cairan dalam jaringan selama berkemih dikeluarkan melalui diuresis yang biasanya dimulai dalam 12 jam setelah melahirkan.

2. Adaptasi psikologi post partum (Suherni,2009) a. Fase taking in Ibu berperilaku tergantung pada orang lain, perhatian berfokus pada diri sendiri, pasif, belum ingin kontak dengan bayinya, berlangsung 1-2. b. Fase taking hold Fokus perhatian lebih luas pada bayinya, mandiri dan inisiatif dalam perawatan bayinya, berlangsung 10 hari. c. Fase letting go Ibu memperoleh peran baru dan tanggung jawab baru, perawatan diri dan bayinya meningkat terus,menyadari bahwa dirinya terpisah dengan bayinya.

D.

Patofisiologi dan Pathway Pada kasus post partus spontan akan terjadi perubahan fisiologis dan psikologis, pada perubahan fisiologis terjadi proses involusi menyebabkan terjadi peningkatan kadar ocytosis, peningkatan kontraks uterus sehingga muncul masalah keperawatan nyeri persalinan, dan perubahan pada vagina dan perinium terjadi ruptur jaringan terjadi trauma mekanis ,personal hygine yang kurang baik ,pembuluh darah rusak menyebabkan genetalia menjadi kotor dan terjadi juga perdarahan sehingga muncul masalah keperawatan resiko infeksi . perubahan laktasi akan muncul struktur dan karakter payudara. Laktasi di pengaruhi oleh hormon estrogen dan peningkatan prolaktin, sehingga terjadi pembentukan asi, tetapi terkadang terjadi juga aliran darah dipayudara berurai dari uterus (involusi) dan retensi darah di pembuluh payudara maka akan terjadi bengkak dan penyempitan pada duktus intiverus. Sehingga asi tidak keluar dan muncul masalah keperawatan menyusui tidak efektiv. Pada perubahan psikologis

akan

muncul

taking

in

(ketergantungan),

takinghold

(ketergantungan kemandirian), leting go (kemandirian). Pada perubahan taking in pasien akan membutuhkan perlindungan dan pelayanan, ibu akan cemderung berfokus pada diri sendiri dan lemas, sehingga muncul masalah keperawatan gangguan pola tidur, taking hold pasien akan belajar mengenai perawatan diri dan ayi, akan cemderung utuh informasi karena mengalami perubahan kondisi tubuh sehingga muncul masakalh

keperawatan kurang pengetahuan. Leting go ibu akan mulai mengalami perubahan peran, sehingga akan muncul masalah keperawatan resiko perubahan peran menjadi orang tua.

Pathway Proses keluarnya hasil kosepsi melalui jalan lahir Kala IV (2 jam post partum) Setelah kala IV Adaptasi Fisiologis

Penurunan hormon

Episiotomy

Nyeri Persalinan

Esteron & progesteron

Menstimulasi hippofisis Anterior & posterior Sekresi prolaktin & oxytoxin

Adaptasi Psikologis

Komplikasi

Terputusnya kontinuitas jaringan

Jaringan masuk kuman Resiko infeksi

Sensitifitas otot Taking in

Perdarahan Volume cairan ↓

Kurang volume cairan

Pembengkakan payudara Nyeri

Ketidakcukupan produksi ASI

Motilitas dan tonus otot Konstipasi

Perub. Pola eliminasi BAB

Laktasi

Pengeluaran ASI tidak lacar

Taking hold leting go

Kelahiran

Perubahan proses keluarga

Belum pengalaman Kurang informasi

E.

Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan 1. Penatalaksanaan Medis a. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan) b. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri c. Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas. d. Hari ke- 2: mulai latihan duduk e. Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan.

F.

Komplikasi 1. Pembengkakan payudara 2. Mastitis (peradangan pada payudara) 3. Endometritis (peradangan pada endometrium) 4. Post partum blues 5. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir selama persalinan atau sesudah persalinan.

G.

Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Ibu Post Partum a. Data umum kesehatan, meliputi identitas pasien. b. Riwayat kehamilan persalinan yang lalu. c. Riwayat kehamilan saat ini. d. Riwayat genokologi. e. Data posnatal, meliputi TTV, pemeriksaan fisik. 2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a. Gangguan peregangan

rasa

nyaman

perineum;

(nyeri)

luka

berhubungan

episiotomi;

involusi

dengan uteri;

hemoroid; pembengkakan payudara b. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang berlebihan; pendarahan; diuresi; keringat berlebihan c. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir

d. Resiko gangguan proses parenting berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara merawat bayi.

3. Tujuan dan Kriteria hasil No

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria

.

Keperawatan

hasil

1.

Gangguan

Setelah

Intervensi

dilakukan Pain management

rasa nyaman tindakan keperawatan selama

berhubungan

masalah keperawatan

dengan

nyeri

peregangan

dengan kriteria hasil :

mempengaruhi nyeri,

perineum;

Pain level

seperti suhu ruangan,

luka

Pain control

pencahayaan

episiotomi;

Compont level

kebisingan

dapat

jam

pengkajian

(nyeri)

involusi

3x24

1. Lakukan

teratasi

1. Mampu

nyeri

secara

komprehensif 2. Kontrol

lingkungan

3. Ajarkan

dan

tentang

uteri;

mengontrol

therapy

hemoroid;

nyeri dengan

nonfarmakologi

pembengkak

teknik

(Teknik nafas dalam,

an payudara

nonfarmakolo

distraksi, relaksasi)

gi

4. Kolaborasi

2. Melaporkan nyeri

dokter

dengan untuk

pemberian analgetik

berkurang 3. Skala

nyeri

berkurang 4. TTV

dalam

rentang normal 2.

Defisit

Setelah

dilakukan

volume

tindakan keperawatan

cairan

selama

berhubungan

masalah keperawatan

-

Warna urine

dengan

pasien

-

BB setiap hari

pengeluaran

mendemonstrasikan

-

Status umum

yang

status cairan yang baik

berlebihan;

dapat teratasi dengan

pendarahan;

kriteria hasil :

3x24

1. Pantau -

jam

TTV setiap 4 jam

dapat

setiap 8 jam 2. Pantau : cairan masuk dan

cairan

keluar

diuresi;

Fluid

keringat

Hidrasi

berlebihan

Tidak ada manifestasi

haluaran unrine <30

dehidrasi

resolusi

ml/jam,

oedema,

haluaran

balance

setiap 8 jam 3. Beritahu dokter bila

urine

di

haus,

takikardi, gelisah, TD

atas

di

30ml/jam,

kulit

normal, urine gelap

kenyal/turgor

kulit

atau encer gelap

baik

bawah

rentang

4. Konsultasi dokter bila manifestasi kelebihan cairan terjadi

3.

Resiko

Setelah

dilakukan Wound care

infeksi

tindakan keperawatan Infection Control

berhubungan

selama

dengan

masalah keperawatan

3x24

jam Perawatan Perineum

trauma jalan resiko infeksi dapat lahir

teratasi dengan kriteria hasil :

1. Monitor vital sign dan karakteristik luka 2. Rawat luka dengan konsep steril 3. Jelaskan pada pasien

Immune Status Infection status

dan

Risk control

mengenai tanda dan

1. Pasien

bebas

dari infeksi 2. Menunjukkan kemampuan

keluarga

gejala infeksi 4. Kolaborasi pemberian antibiotic 5. Cuci tangan sebelum

untuk

dan sesudah tindakan

mencegah

keperawatan

infeksi 3. Luka

cepat

sembuh

6. Bersihkan

area

perineum

secara

teratur

4. Jumalh

7. Berikan

pembalut

leukosit dalam

yang

batas normal

menyerap cairan

5. TTV

sesuai

untuk

normal

terutama suhu 4.

Resiko

Setelah

dilakukan

gangguan

tindakan keperawatan

untuk

proses

selama

perawatn bayi secara

3x24

jam

1. Beri kesempatan ibu melakukan

parenting

masalah keperawatan

berhubungan

gangguam

dengan

parenting tidak

kurangnya

dapat teratasi dengan

pengetahuan

kriteria hasil :

proses ada

mandiri 2. Libatkan suami dalam perawatan bayi 3. Latih

perawatan

tentang cara Ibu dapat meawat bayi

secara

merawat

secara

teratur

bayi.

(memandikan, menyusui, tali pusat).

ibu

mandiri

payudara

mandiri

4. Motivasi merawat

untuk

dan

ibu

untuk

meningkatkan

intake

cairan dan diet TKTP 5. Lakukan gabung

rawat sesegera

mungkin

bila

tidak

terdapat

komplikasi

pada ibu atau bayi.

4. Evaluasi Evaluasi respon klien terhadap asuhan yang diberikan dan pencapaian hasil yang diharapkan adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Fase evaluasi perlu untuk menentukan seberapa baik rencana asuhan keperawatan tersebut berjalandan bagaimana secara proses yang terus menerus. Revisi rencana keperawatan adalah komponen penting dari fase evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo,S., (2008) Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Suherni,( 2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Bobak, Lowdermilk , Jensen.,(2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC Syafrudin dkk. (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC. Dewi, N. V &., Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. JakartaSelatan: Salemba Medika.

Related Documents


More Documents from "Ana Aulia Surahmat"