Laporan Pendahuluan Waham

  • Uploaded by: saaddilah farid
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pendahuluan Waham as PDF for free.

More details

  • Words: 1,674
  • Pages: 14
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

I.

KASUS ( MASALAH UTAMA ) A. Definisi Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien ( Keliat, 2010). Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapidipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol. (Depkes RI, 2000 dalam Fitria, 2012). Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada kaitannya degan latar belakang budaya ( Keliat, 2010).

B. Tanda dan Gejala Data Subyektif -

Data Obyektif

Klien mengatakan sebagai orang

-

Marah-marah tanpa sebab

hebat.

-

Banyak kata (logorrhoe)

Klien mengatakan memiliki

-

Menyendiri

kekuatan luar biasa

-

Sirkumtasial

-

Klien merasa sudah mati

-

Menyendiri

-

Klien merasa sakit/rusak organ

-

Mudah tersinggung

tubuh

-

Sangat waspada

-

Klien merasa diancam/diguna-guna

-

Tidak tepat menilai

-

Klien merasa curiga

-

Klien merasa orang lain menjauh

-

Klien merasa tidak ada yang mau

-

lingkungan/realitas -

Merusak

mengerti

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1

C. Klasifikasi Waham

No.

Jenis Waham

1. Waham Kebesaran

2. Waham Curiga

Pengertian

Contoh

Menyakini bahwa ia memiliki

“ saya ini pejabat di

kebesaran atau kekuasaan

departemen

khusus, di ucapkan berulang

kesehatan lho.”

kali tetapi tidak sesuai

Atau “ saya punya

kenyataan.

tambang emas”.

Meyakini bahwa ada seseorang “saya tahu. Anda atau kelompok yang berusaha ingin merugikan/mencederai dirinya, menghancurkan di ucapkan berulangkali tetapi hidup saya karena tidak sesuai kenyataan.

iri dengan kesuksesan saya.”

3. Waham Agama

Memiliki

keyakini

terhadap ”kalau

saya

mau

suatu agama secara berlebihan, masuk surga saya di ucapkan berulangkali tetapi harus menggunakan tidak sesuai kenyataan.

pakaian putih setiap hari.”

4. Waham Somatik

Meyakini bahwa tubuh atau “saya sakit kanker”. bagian tubuhnya terganggu / Setelah terserang penyakit, di ucapkan pemeriksaan berulangkali tetapi tidak sesuai laboratorium tidak kenyataan.

ditemukan tandatanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.

5. Waham Nihilistik

Meyakini bahwa dirinya sudah “Ini kan alam kubur tidak ada di dunia / meninggal, ya, semua yang ada

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

2

di ucapkan berulangkali tetapi disini adalah roh– tidak ada di dunia / meninggal, roh.” di ucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Menurut Yosep (2009), berikut klasifikasi dari waham :

D. Rentang Respon Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :

Respon adaptif

Respon maladaptif

Pikiran Logis

Distorsi Pikiran

Gangguan Isi Pikir Waham

 Persepsi akurat.

 Kadang-kadang isi pikir

 Ketidakmampuan untuk

 Emosi konsisten dengan

terganggu ilusi.  Reaksi emosional

pengalaman.  Prilaku sesuai dengan hubungan social.

berlebihan atau kurang.

mengalami emosi.  Ketidakmampuan isolasi social.

 Perilaku ganjil atau tidak lazim.

Sumber: Keliat (1999) dalam Fitria (2012)

E. Faktor Predisposisi 1. Faktor Perkembangan Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan sters dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif 2.

Faktor Sosial Budaya

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

3

Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham 3.

Faktor Psikologis Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/ bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.

4.

Faktor Biologis Waham diyakini terjadi karena adanya atropi otak pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik

5.

Faktor Genetik

F. Faktor Presipitasi 1. Faktor Sosial Budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok 2. Faktor Biokimia Dopamin, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang 3. Faktor Psikologis Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.

G. Mekanisme Koping Menurut Hernawati (2008), mekanisme koping yang biasanya digunakan sebagai berikut : 1. Regresi, berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas. 2. Proyeksi : upaya menjelaskan kerancuan persepsi. 3. Menarik diri 4. Pada keluarga : mengingkari.

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

4

II. PROSES TERJADINYA MASALAH Dalam Yosep (2009), ada 6 fase terjadinya waham yakni : 1. Fase lack of human need Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis sehingga seseorang terdorong untuk melakukan kompensasi yang salah agar keinginan untuk memenuhi kebutuhannya terpenuhi. 2. Fase lack of self esteem Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yag tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. 3. Fase control internal external Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan Proses Fikir: Waham

Isolasi Sosial: Menarik Diri STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

5

Harga Diri Rendah Kronis III. KEMUNGKINAN DATA FOKUS PENGKAJIAN Fokus pengkajian dengan kasus waham dapat dilihat dari status mental yaitu : 1. Proses pikir [ ] Sirkumstansial

[ ] Tangensial

[ ] Kehilangan asosiasi

[ ] Flight of ideas

[ ] Blocking

[ ] pengulangan bicara

2. Isi pikir [ ] Obsesi

[ ] Fobia

[ ] Hipokondria

[ ] Depersonalisasi

[ ] Ide terkait

[ ] Pikiran magis

3. Waham [ ] Agama

[ ] Somatik

[ ] Kebesaran

[ ] Curiga

[ ] Nihilistik

[ ] Sisip pikir

[ ] Siap pikir

[ ] Kontrol pikir

Sumber: Tim Keperawatan Jiwa STIKES DHB. 2018 IV. MASALAH KEPERAWATAN Adapun masalah keperawatan yang mungkin muncul menurut Fitria (2012) sebagai berikut: 1. Resiko tinggi perilaku kekerasan 2. Perubahan proses fikir: waham 3. Isolasi Sosial 4. Harga diri rendah

V. ANALISA DATA Data Data subyektif :

Masalah Gangguan proses pikir :

-

Klien mengatakan sebagai orang hebat.

-

Klien mengatakan memiliki kekuatan luar

waham

biasa

Data obyektif : STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

6

-

Banyak kata (logorrhoe)

-

Menyendiri

-

Menyendiri

-

Mudah tersinggung

-

Sangat waspada

-

Tidak tepat menilai lingkungan/realitas

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN Perubahan Proses Fikir: Waham

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

7

VII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TGL

DK

PERENCANAAN TUJUAN

KRITERIA EVALUASI

INTERVENSI

Gangguan

Pasien mampu :

Setelah.......pertemuan pasien

SP. 1 (tgl.................................)

Proses Pikir

 Berorientasi kepada

dapat memenuhi kebutuhannya

 Identifikasi kebutuhan

Waham

realitas secara

pasien

bertahap

RASIONAL  Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi

 Mampu berinteraksi

perawat dapat

dengan orang lain

merencanakan untuk

dan lingkungan

memenuhinya dan

 Menggunakan obat

lebih memperhatikan

dengan prinsip 6

kebutuhan klien

benar

tersebut sehingga klien merasa nyaman dan  Bicara konteks realita (tidak mendukung atau membantah waham pasien).

aman.  Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

8

bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.  Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya

 Dengan melatih kebutuhan klien yang belum terpenuhi klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri

 Masukan dalam jadwal harian pasien

 Dengan membuat jadwal kegiatan maka akan memudahkan pasien untuk melaksanakan kegitan hariannya.

Setelah .....pertemuan pasien

SP. 2 (......................................)

mampu:

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

9

 Menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan

 Evaluasi kegiatan yang lalu (SP. 1)

 Mampu menyebutkan serta memilih kemampuan yang dimiliki

 dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka

 Identifikasi potensi/ kemampuan yang dimiliki.

akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.

 Pilih dan latih potensi/ kemampuan yang dimiliki

 Dengan melatih potensi dalam diri klien dapat mengembangkan pola

 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

pikir  Dengan membuat jadwal kegiatan maka akan memudahkan pasien untuk

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1 0

melaksanakan kegitan hariannya Setelah .....pertemuan pasien

SP. 3 (......................................)

dapat menyebutkan kegiatan yang

 Evaluasi kegiatan yang lalu

sudah dilakukan dan mampu memilih kemampuan lain yang dimiliki

(SP.1 dan SP. 2)  Pilih kemampuan yang dapat dilakukan.

 dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya

 Pilih dan latih kemampuan lain yang dimiliki.

 Dengan melatih kemampuan yang lain yang dimiliki klien akan membantu mengalihkan pemikirannya.

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1 1

 Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

 Dengan membuat jadwal kegiatan maka akan memudahkan pasien untuk melaksanakan kegitan hariannya.

Keluarga mampu:

Setelah.....pertemuan keluarga

SP. 1 (......................................)

 Mengidenti fikasi

mampu:

 Mengidentifikasi masalah

waham pasien  Memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhannya  Mempertahankan program pengobatan pasien secara optimal

 Menjelaskan tentang

 Mengidentifikasi masalah

keluarga dalam merawat

masalah yang dialami

 Menjelaskan cara merawat

pasien.

oleh pasien dan

pasien

 Jelaskan proses terjadinya waham.  Jelaskan cara merawat

pentingnya peran keluarga untuk mendukung pasien.

pasien waham.  Latih (simulasi) cara merawat.  RTL keluarga/Jadwal merawat pasien.

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1 2

Setelah pertemuan keluarga

SP. 2 (......................................)  Evaluasi kegiatan yang lalu

mampu :  Menyebutkan kegiatan yang

(SP1).  Latih keluarga cara merawat

sesuai dilakukan  Mampu memperagakan cara

(langsung ke pasien).

 Melatih keluarga akan mempermudah keluarga dalam merawat pasien dengan gangguan waham

 RTL keluarga

merawat pasien Setelah .....pertemuan keluarga

SP. 3 (......................................)

Untuk sejauh mana

mampu :

 Evaluasi kemampuan

keluarga dapat

 Mengidentifikasi masalah dan

keluarga

mampu menjelaskan cara

 Evalusi kemampuan pasien

merawat pasien

 RTL keluarga : Follow up

mengimplementasikan apa yang telah di ajarkan.

Rujukan

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1 3

DAFTAR PUSTAKA Keliat, Budi Anna. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta : EGC. Tim Keperawatan Jiwa STIKES DHB. 2018. Panduan Praktik Profesi Ners Keperawatan Jiwa. Yosep, Iyus dan Titin Sutini. 2009. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing. Bandung : Refika Aditama Yusuf, Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika.

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG: KEPERAWATAN JIWA

1 4

Related Documents


More Documents from "Tepis Ajuice"