Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PENETAPAN KADAR LEMAK PADA SAMPEL KACANG ARBILA HUTAN (Phaseolus lunatus L.) DENGAN METODE SOXHLETASI HASIL ANALISIS BALAI PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN NUSA TENGGARA TIMUR PERIODE OKTOBER 2017
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penilaian Mata Kuliah Praktek Kerja Lapangan Pada Jurusan Biologi Fakultas Sains Dan Teknik Universitas Nusa Cendana
HERMINA ROSANA DHANE 1506050025
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
LEMBARAN PENGESAHAN
Judul : Penetapan Kadar Lemak Pada Sampel Kacang Arbila Hutan (Phaseolus lunatus L.) Dengan Metode Soxhletasi Hasil Analisis Balai Pengawasan Obat Dan Makanan Nusa Tenggara Timur Periode Oktober 2017 Nama : Hermina Rosana Dhane Nim
: 1506050025
Menyetujui Dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan
Pembimbing Lapangan
Rony S. Mauboy, S.Si., M.Si NIP. 19761002 200501 1 002
Puspa Primanita, S.Farm., S.Apt. NIP. 19870524 201402 2 003
.
Mengetahui Pembantu Dekan I Bidang Akademik Fakultas Sains dan Teknik
Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknik
Drs. Theo M. Da Cunha, M.Si NIP. 19570327 198702 1 001
Vinsensius M. Ati, S.Pt., M.Si NIP. 19570327 198702 1 001
.
Disetujui pada tanggal ........ Desember 2017
.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenaannya penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Balai Pengawasan Obat Dan Makanan Provinsi NTT dan dapat menyelesaikan laporan PKL ini dengan baik adanya. Adapun laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademik dan menggenapi Sistem Kredit Semester (KRS) pada jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana Kupang. Pelaksanaan PKL dan penulisan laporan ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri melainkan melibatkan dukungan bantuan serta bimbingan berbagai pihak yang terkait dengan praktek kerja lapangan dan penulisan laporan ini. Menyadari hal tersebut maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Bapak Dekan Fakultas Sains dan teknik beserta semua civitas Akademika yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan kegiatan PKL selama 1 bulan ini. 2. Bapak Vinsensius M. Ati selaku Ketua Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknik beserta staf yang telah banyak membantu demi kelancaran kegiatan PKL. 3. Bapak Rony S. Mauboy sebagai dosen pembimbing PKL. 4. Ibu Adriana Ninda Momo, M.Si sebagai kordinator PKL. 5. Kepala Balai Pengawasan Obat Dan Makanan Provinsi NTT beserta jajarannya. 6. Rekan-rekan PKL : Welny, Echak, Ance, Patricia, Jen, Jiji, Wahyuni, Ardis dan Mila atas kerja samanya selama 1 bulan ini. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan bantuan dan bimbingan kepada penulis selama kegiatan PKL berlangsung. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini. Kupang, Desember 2017
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i LEMBARAN PENGESAHAN ........................................................................................ ii KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2 1.3. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3 2.1. Gambaran Umum Lokasi PKL ............................................................................ 3 2.2. Kacang Arbila Hutan ........................................................................................... 5 2.3. Lemak .................................................................................................................. 6 2.4. Soxhletasi ............................................................................................................. 9 BAB II METODE PELAKSANAAN PKL ..................................................................... 12 3.1. Waktu Pelaksanaan .............................................................................................. 12 3.2. Lokasi Pelaksanaan .............................................................................................. 12 3.3. Prosedur Pelaksanaan........................................................................................... 12 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 14 4.1. Hasil ..................................................................................................................... 14 4.2. Pembahasan.......................................................................................................... 14 BAB V PENUTUP............................................................................................................. 16 5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 16 5.2. Saran .................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17 LAMPIRAN....................................................................................................................... 18
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengamatan penetapan kadar lemak ............................................................ 14 Tabel 2. Hasil perhitungan kadar lemak ............................................................................. 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Phaseolus lunatus L. ..................................................................................... 5 Gambar 2.2. Biji Phaseolus lunatus L. .............................................................................. 5 Gambar 2.3. Struktur Umum Lemak .................................................................................. 6 Gambar 2.4. Soxtherm ........................................................................................................ 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan kadar lemak ................................................................................ 18 Lampiran 2. Daftar Hadir ................................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah di mana mahasiswa difokuskan pada kegiatan langsung di lapangan yang bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis penerapan bidang keahlian dengan mempelajari suatu sistem pada perusahaan, lembaga atau instansi serta memberikan alternatif solusi atas permasalahan yang ada dan melaporkannya dalam bentuk karya ilmiah. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan melalui kerjasama antara jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana dengan berbagai instansi pemerintahan atau non pemerintahan yang memiliki aktivitas usaha yang berhubungan dengan disiplin ilmu Biologi dan terapannya. Dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, mahasiswa ditempatkan pada suatu instansi berdasarkan judul penelitian yang diajukan ke Jurusan. Sesuai dengan judul penelitian yang akan dilakukan, maka salah satu Instansi tempat PKL adalah Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Kupang. Pada instansi BPOM di kupang ini ada tiga laboratorium yang menjadi fokus kerja, yaitu Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Teranokoko. BPOM di Kupang berlokasi di Jalan R.A.KartiniKota Baru Kelurahan Kelapa Lima. Pengawasan obat dan makanan di lakukan hanya produk akhir yang ada di masyarakat, tetapi harus dilakukan sejak awal proses, mulai bahan baku, proses produksi, proses setengah jadi, produk jadi sampai produk tersebut beredar dimasyarakat.Di BPOM Kupang, mahasiswa PKL dibimbing dengan pengetahuan praktik, yaitu di Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Pangan dan Bahan Berbahaya, dan Laboratorium Teranokoko meliputi identifikasi formaldehid pada ikan, identifikasi pewarna pada margarine forvita dan blueband margarine, serta penetapan kadar lemak pada margarine forvita dan blueband margarine. Menurut (Livenia, 2013), lemak terbaik adalah lemak-lemak yang tidak jenuh, baik lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda. Jenis lemak ini bisa diperoleh dari kacang-kacangan. Dan salah satu jenis kacang yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Timor adalah kacang Arbila Hutan (Phaseolus lunatus L.). Berdasarkan alasan inilah maka perlu dilakukan pengujian penetapan kadar lemak pada kacang tersebut.
1.2. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan laporan ini adalah : 1. Untuk mengetahui uji penetapan kadar lemak dalam kacang arbila hutan secara soxhletasi. 2. Untuk mengetahui kadar lemak dalam kacang arbila hutan.
1.3. Manfaat Penulisan Manfat dari penulisan laporan ini adalah mengasah dan memperdalam kemampuan mahasiswa di bidang pangan, serta sebagai informasi bagi mahasiswa dan khalayak umum mengenai kadar lemak dalam kacang arbila hutan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profil BPOM BPOM di Kupang berlokasi di Jalan R.A. Kartini-Kota Baru, Kelurahan Kelapa Lima. Fasilitas di BPOM cukup memadai dilengkapi dengan laboratorium obat, makanan, kosmetika, dan alat kesehatan, obat tradisional, narkotik dan mikrobiologi. Unit pelaksanaan teknis lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan produk terapeutik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, keamanan pangandan bahan berbahaya. Pelaksanaan tugas tersebut berdasarkan konsep wilayah melainkan catehment area. Konsep pelaksanaan ini dijalankan dengan prinsip tindakan pengamanan yang cepat, dan akuratberdasarkan data ilmiah (scientific based decision) kegiatan berskala nasional atau lintas provinsi dengan networking nasional-internasional. Pengawasan obat dan makanan mempunyai aspek permasalahan dengan dimensi yang sangat luas. Pengawasan di lakukan hanya produk akhir yang ada di masyarakat, tetapi harus dilakukan sejak awal proses, mulai bahan baku, proses produksi, proses setengah jadi, produk jadi sampai produk tersebut beredar dimasyarakat. Oleh karena itu, pengawasan obat dan makanan dikembangkan dalam pendekatan sistem pengawasan oleh masyarakat. Pengawasan oleh masyarakat tak kala pentingnya karena masyarakat yang memutuskan untuk membeli atau mengonsumsi suatu produk. Oleh karena itu, akses informasi mengenai mutu, keamanan dan cara penggunaan produk yang rasional merupakan kunci keberhasilan dalam usaha melindungi konsumen. Secara hukum produsen bertanggung jawab pada mutu dan keamanan produk yang dihasilkan. Untuk itu produsen harus memiliki sistem pengawasan internal atau manejemen pengawasan mutu yang dapat mengontrol dan mendeteksi mutu produknya sejak awal proses sampai produk tersebut beredar di masyarakat. Penerapan cara-cara produksi yang baik atau good manufacturing practice mutlak perlu untuk mendeteksi penyimpangan mutu dari awal. Pengawasan oleh pemerintah BPOM mencakup pengaturan, standarisasi, penilaian keamanan, khasiat, mutu produk sebelum diizinkan beredar dilanjutkan dengan pemeriksaan, penyelidikan, pengawasan peredaran, pengambilan sampel dan pengujian laboratorium, informasi dan public warning yang didukung penegakan hukum. 1. Visi Dan Misi BPOM a. Visi : Obat dan makanan aman meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. b. Misi :
1) Meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis resiko untuk melindungi masyarakat. 2) Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan obat dan makanan serta memperkuat komitmen dengan pemangku kepentingan. 3) Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPOM. 2. Kedudukan, Tugas Dan Fungsi a. Kedudukan 1) Unit pelaksanaan teknis di lingkungan BPOM adalah unit pelaksanaan teknis badan pengawas obat dan makanan di bidang pengawasan obat dan makanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan dan pelaksanaan tugas secara teknis dibina oleh para deputi dan secara administrasi dibina oleh sekretaris utama BPOM. 2) Unit pelaksanaan teknis di lingkungan BPOM yang di pimpin dan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan, dalam pelaksanaan tugas secara tekun di bina oleh para deputi dan secara administrasi oleh sekretaris utama BPOM. b. Tugas Unit pelaksanaan teknis di lingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengawas produk terapeutik, narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas unit pelaksana teknis dilingkungan BPOM menyelenggarakan fungsi antara lain : 1) Penyusunan rencana dan program pengawasan obat dan makanan 2) Pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk terapeutik, naekotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya, obat tradisional,kosmetik, produk komplemen, keamanan pangan dan bahan berbahaya. 3) Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium, pengujian dan penilaian mutu produk secara mikrobiologi. 4) Pelaksanaan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh dan pemeriksaan pada sasaran produksi dan distribusi. 5) Pelaksanaan dalam penyelidikan pada kasus pelanggaran hukum. 6) Pelaksanaan sertifikasi produk, sarana produksi dan distribusi tertentu yang ditetapkan oleh kepala badan. 7) Pelaksana kegiatan layanan imformasi konsumen. 8) Evaluasi dan penyusunan laporan pengujian obat dan makanan. 9) Pelaksanaan urusan tata usaha dan kerumah tanggaan.
10) Pelaksanaan tugas lain yang ditetapkan oleh kepala badan sesuai dengan tugas bidangnya. 2.2. Kacang Arbila Hutan Phaseolus lunatus merupakan tanaman semak, menjalar, panjang 2-5 m. Batang tegak, bulat, berkayu, berambut pendek, hijau keputih-putihan. Sistem perakarannya menyebar dan berakar tunggang. Daunnya majemuk, lonjong, tersebar, tepi rata, ujungnya meruncing, berambut halus dan pertulangan menyirip dengan panjang 5-11cm, dan tangkai hijau tua panjangnya 2-2,5cm. Bunganya berbentuk tandan, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbulu halus, panjang 2-2,5 cm, hijau keputih-putihan, mahkota bentuk kupu-kupu, berambut halus, putih.benang sari panjang 2-2,5 cm, putih, putik bertangkai, panjang 2-2,5 cm, putih kekuningan. Biji Phaseolus lunatus berbentuk Polong, berisi 3-4 biji, panjang 3-5 cm, masih muda putih kehijauan setelah tua hitam atau hitam kecoklatan. Biji Bentuk ginjal, panjang ± 2 cm, lebar ± 1,5 cm, coklat muda (Etheses: 2014).
Gambar 2.1. Phaseolus lunatus L. (Sumber: Zipcode, 2015)
Gambar 2.2. Biji Phaseolus lunatus (Sumber: Sanjaya & Wiwin, 2005)
Klasifikasi kacang Arbila Hutan menurut Plantamor (2008) adalah sebagai berikut. Regnum
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Classis
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae
Genus
: Phaseolus
Species
: Phaseolus lunatus L.
2.3. Lemak Lemak adalah senyawa kimia tidak larut air yang disusun oleh unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O). Lemak bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air), untuk melarutkan lemak dibutuhkan pelarut khusus seperti eter, hexan, klorofom dan benzen. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Lemak juga termasuk pembangun dasar jaringan tubuh karena ikut berperan dalam membangun membran sel dan membran beberapa organel sel. Bobot energi yang dihasilkan lemak 2 ¼ kali lebih besar dibandingkan karbohidrat dan protein. 1 gram lemak dapat menghasilkan 9 kalori, sedangkan 1 gram karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kalori. Selama proses pencernaan lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol agar dapat diserap oleh organ pencernaan dan kemudian dibawa ke organ yang membutuhkannya (Anonim: 2016). Unsur penyusun lemak antara lain adalah Unsur Karbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O). Lemak terdiri dari 3 asam lemak dan satu gliserol. Secara umum struktur kimia lemak terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3. Struktur umum lemak (Sumber: Nafiun, 2013).
Struktur R1, R2, dan R3 dapat sama ataupun berbeda. Apabila ketiga struktur R1, R2 dan R3 sama maka disebut lemak sederhana, namun apabila berbeda maka disebut lemak campuran. Bila ditinjau berdasarkan sumber, struktur kimia dan ikatan kimianya, lemak terbagai menjadi beberapa jenis. 1. Berdasarkan Sumber Lemaknya Lemak hewani, merupakan lemak yang bersumber dari hewan. Lemak nabati, merupakan lemak yang bersumber dari tumbuhan.
Ada dua cara untuk mengambil lemak dari biji-bijian atau jaringan hewan, yaitu dengan cara pressing (penekanan) dan cara solvent extraction. 2. Berdasarkan Struktur kimianya Lemak sederhana, merupakan lemak yang disusun oleh trigliserida, yaitu tiga asam lemak dan satu gliserol. Contoh lemak ini adalah lilin dan minyak. Lemak campuran, merupakan lemak yang terdiri dari asam lemak dan gugus tambahan lain selain lemak. Contohnya adalah lipoprotein (mengandung protein) dan fosfolipid (mengandung fosfat). Lemak derivat, merupakan senyawa lemak yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid. Contohnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya dibagi lagi menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
3. Berdasarkan Ikatan Kimianya Lemak jenuh, yaitu struktur lemak dengan hidrokarbon ikatan tunggal yang berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat melekat dan dan menggumpal sehingga dapat mengganggu sistem peredaran darah. Lemak jenuh kebanyakan berasal dari hewan, seperti daging, susu murni, dll. Lemak tak jenuh, yaitu struktur lemak dengan hidrokarbon dengan satu atau lebih ikatan rangkap (ganda) yang dapat menguntungkan tubuh. Lemak tak jenuh kebanyakan berasal dari tumbuhan, contohnya lemak dari buah alpukat dan kacangkacangan. Menurut Ilmi (2012), jika ingin memilih lemak, pilihan lemak terbaik adalah lemak-lemak yang tidak jenuh, baik lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda. Jenis lemak ini, bila digunakan untuk menggantikan jenis lemak lainnya, bisa menurunkan resiko penyakit jantung dengan cara menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL dalam darah. Asam lemak omega-3, salah satu jenis lemak tidak jenuh ganda, sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Omega-3 ini terbukti bisa menurunkan risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, lemak ini juga berfungsi melawan detak jantung yang tidak normal serta membantu menurunkan tekanan darah. Untuk membantu Anda memilih makanan, berikut merupakan jenis dan sumber lemak sehat:
1. Lemak tidak jenuh tunggal. Bisa diperoleh dari olive oil, minyak kacang, canola oil, alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian. 2. Lemak tidak jenuh ganda. Bisa diperoleh dari minyak sayur, kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian. 3. Lemak berbahaya. Lemak jenuh dan lemak trans merupakan jenis lemak yang kurang sehat. Lemak ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dengan cara meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat LDL. Kolesterol yang kita peroleh dari makanan pada dasarnya tidak sama dengan lemak, tapi kolesterol ini ditemukan pada makanan hewani. Asupan kolesterol dari diet ini akan meningkatkan kadar kolesterol. Tapi, peningkatan ini tidak terlalu berpengaruh dibandingkan dengan lemak jenuh dan lemak trans. 4. Lemak jenuh.Terdapat pada produk-produk hewan (seperti daging, unggas, makanan laut, telur, produk-produk susu, serta mentega) dan minyak kelapa. 5. Lemak trans. Terdapat pada minyak sayur yang dihidrogenasi, produk-produk bakaran (seperti crackers dan kue), serta makanan yang digoreng. 6. Kolesterol dari makanan. Terdapat pada produk-produk hewan
2.4. Soxhletasi Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana ( C6H14 ) untuk sampel kering dan metanol (CH3OH ) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang digunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–ulang (continous extraction) dari sampel pelarut (Gleda: 2013) Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon ( Rene: 2011) 2.4.1. Prinsip Kerja Soxhletasi
Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas, karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan antara labu penyulingan dengan labu pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis akan dipindahkan ke dalam labu. Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung secara terus-menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara kontinyu). Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama (sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi (listrik, gas). Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas langsung berhubungan dengan labu, dimana pelarut menguap. Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh negatif terhadap bahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida). Demikian pula bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami beban panas dalam waktu lama. Meskipun cara soxhlet sering digunakan pada laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan, namun peranannya dalam pembuatan sediaan tumbuhan kecil artinya (Anonim: 2012) 2.4.2. Alat Soxhletasi Alat yang digunakan dalam proses soxhletasi adalah soxhterm. Gerhardt memperkenalkan soxtherm sebagi alat yang dapat menganalisis kadar lemak dengan waktu yang cepat. Selain itu alat ini juga dapat menggunakan kembali pelarut yang telah dipakai hingga 90% (Gerhardt: 2013).
Gambar 2.4. Soxtherm (Sumber. Gleda, 2013).
2.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Soxhletasi Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses ekstraksi. Keuntungan metode ini adalah: (1) sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang, (2) jumlah pelarut yang digunakan sedikit, (3) jumlah sampel yang diperlukan sedikit, (4) pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali. Sedangkan kelemahannya adalah: (1) tbaik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan terjadi penguraian, (2) pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah menguap.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi : Pelarut yang mudah menguap contohnya : n-heksana, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol Titik didih pelarut rendah. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar (Ina: 2011)
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 1 bulan, mulai tanggal 05 September sampai 04 Oktober 2017.
3.2. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan Propinsi NTT.
3.3. Prosedur Pelaksanaan Penetapan kadar lemak dalam Kacang Arbila Hutan dilakukan dalam beberapa tahap berikut ini. 1. Ditimbang 2 gram sampel yang telah dihaluskan dan dimasukan kedalam Erlenmeyer 250 mL. 2. Ditambahkan HCl 25% 30 mL, air 20 mL dan beberapa batu didih. 3. Erlenmeyer ditutup dengan kaca arloji dan dididihkan selama 15 menit. 4. Disaring dalam keadaan panas dan dicuci dengan air panas hingga tidak bereaksi asam lagi. 5. Dikeringkan kertas saring beserta isinya dalam oven pada suhu 100-105oC. 6. Dimasukan kertas saring berikut isinya kedalam kertas saring pembungkus. 7. Disulingkan larutan hexan menggunakan Fat Extractor System. 8. Dikeringkan ekstrak lemak dalam oven pada suhu 100-105oC. 9. Didinginkan dalam desikator dan ditimbang menggunakan neraca analitik. 10. Diulangi proses pengeringan hingga diperoleh bobot tetap/kons 11. tan. 12. Dihitung kadar lemak yang diperoleh dengan menggunakan rumus di bawah ini.
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 =
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (𝐵𝑢) × 100% 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝐵𝑏)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasarkan hasil uji penetapan kadar lemak dalam Kacang Arbila Hutan di Balai Pengawasan Obat dan Makanan Propinsi NTT, diketahui hasilnya sebagai berikut. Tabel 1. Hasil pengamatan penetapan kadar lemak Simplo
Duplo
Berat wadah kosong
4,2036 g
4,3499 g
Berat wadah + Sampel
6,2036 g
6,3499 g
Berat sampel (Bb)
2,0000 g
2,0000 g
Berat labu dan batu didih kosong (a)
145,6027 g
144,8702 g
145,6030 g
144,8705 g
145,6211 g
144,8860 g
145,6206 g
144,8858 g
0,0179 g
0,0156 g
Simplo
Duplo
0,89%
0,79%
Berat labu dan batu didih + lemak (b)
Berat lemak (Bu) Tabel 2. Hasil perhitungan kadar lemak
Kadar lemak Kadar lemak rata-rata
0,84%
4.2. Pembahasan Pengujian penetapan kadar lemak ini menggunakan sampel kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) Untuk mengetahui kadar lemak dalam sampel tersebut, dilakukan dua kali ekstraksi lemak, yaitu ekstraksi menggunakan HCl dan ekstraksi secara soxhletasi. Ekstraksi menggunakan HCl dilakukan dengan cara menambahkan HCl, air dan batu didih kedalam sampel yang telah disiapkan lalu didihkan dan disaring dalam keadaan panas hingga tidak bereaksi asam lagi. Penambahan HCl bertujuan untuk memecah lemak dalam kacang, agar lemak
dapat dibebaskan dari selulosa. Dan tentunya penambahan air bertujuan untuk melarutkan berbagai komponen lain yang terkandung didalam sampel tersebut. Sedangkan penambahan batu didih bertujuan untuk meratakan panas pada seluruh bagian larutan dan mencegah terjadinya bumping (letupan). Bumping perlu dicegah karena pada saat terjadi bumping ada kemungkinan bahwa lemak juga ikut keluar, sehingga hasil pengujian yang diperoleh menjadi kurang akurat. Penyaringan perlu dilakukan dalam keadaan panas karena dalam keadaan panas bisa dipastikan bahwa komponen lain dalam sampel selain lemak (seperti karbohidrat dan protein) larut dengan baik sehingga bisa disaring dan dipisahkan dari lemak. Namun, hasil penyaringan tersebut tidak bisa dijamin secara penuh bahwa komponen lainnya tidak ikut tersaring bersama air dan penyaringan tersebut juga tidak dapat memisahkan kulit-kulit kacang dari lemak. Maka dari itu diperlukan proses ekstraksi kedua, yaitu ekstraksi secara soxhletasi. Soxhletasi merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi kali ini adalah hexan, karena hexan merupakan pelarut lemak yang bersifat mudah menguap. Sehingga setelah tersaring bersama lemak, hexan akan menguap dan menyisakan ekstrak lemak dalam labu soxhlet. Dan selanjutnya, ekstrak lemak yang diperoleh tinggal di ukur secara gravimetri untuk memperoleh kadar lemaknya. Berdasarkan hasil penetapan kadar lemak pada sampel kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) secara soxhletasi tersebut, maka diketahui bahwa dalam 1 gram kacang terkandung sebesar 0,84% lemak. Hal ini menunjukan bahwa kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) berpotensi sebagai salah satu jenis kacang-kacangan yang berpotensi untuk membantu memenuhi kebutuhan lemak nabati masyarakat.
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji penetapan kadar lemak dalam Kacang Arbila Hutan (Phaseolus lunatus L.) dapat disimpulkan bahwa kadar lemak yang terkandung dalam kacang tersebut sebesar 0,84%.
5.2. Saran Berdasarkan hasil pengujian tersebut, penulis menyarankan kepada masyarakat untuk memanfaatkan kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) sebagai salah satu sumber lemak nabati.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. Prinsip Ekstraksi Dengan Cara Soxhletasi. Tersedia pada: http://nurfaisyah. web.id. Diakses pada tanggal 28 November 2017 Anonim. 2016. Pengertian, Fungsi, Jenis, Sifat, Macam dan Metabolisme Lemak. Tersedia pada: http://www.ilmudasar.com/2016/10/Pengertian-Fungsi-Jenis-Sifat-Macam-Metabolisme-Le mak-adalah.html Diakses pada tanggal 28 November 2017 Assegaff, Hasan D. 2015. Penetapan Kadar Lemak. Tersedia pada: https://www. academia.edu/23184356/PENETAPAN_KADAR_LEMAK Diakses pada tanggal 28 November 2017 Etheses. 2014. Morfologi Tanaman Kacang. Tersedia pada: http://etheses.uin malang.ac.id/1027/4/04520033%20Bab%202.pdf Diakses pada tanggal 28 November 2017 Gerhardt. 2013. Teknologi Analaisis Proksimat Efisien. Tersedia pada: http:// gerhardt.mediapangan.com/post/berita/13 Diakses pada tanggal 28 November 2017 Gleda, Weedhy Kha. 2013. Percobaan IV Soxhletasi. Tersedia pada: https://id. vbook.pub.com/doc/142197527/PERCOBAAN-IV-Soxhletasi-pdf Diakses pada tanggal 28 November 2017 Ina. 2011. Metode Ekstraksi. Tersedia pada: http://farmasi.unand.ac.id/RPKPS/ Metodaekstraksi Diakses pada tanggal 28 November 2017 M. L. Rene Nursaerah. 2011. Mempelajari Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Manggis dengan Berbagai Jenis Pelarut. Universitas Pasundan Press. Bandung. Plantamor. 2008. Plantamor Situs Dunia Tumbuhan. Tersedia pada: http://www. plantamor.com/index.php?plant=883 Diakses pada tanggal 28 November 2017. Sanjaya, Yayan dan Wiwin Setiawati. 2005. Keragaman Serangga Pada Tanaman Roay (Phaseolus lunatus L.). UPI Press. Bandung. Siswadi, hendri. 2015. Rencana Strategis 2015-2019. Press. Jakarta. Slamet, sudarmaji. 1999. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Erlangga. Jakarta. Ilmi. 2012. Biokimia Pangan. Tersedia pada: https://ilmi626.wordpress.com/ biokimia-pangan2/ Diakses pada tanggal 28 November 2017.
LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan Kadar Lemak Berat lemak (Bu) simplo = a − b = 145,6206 g − 145,6027 g = 0,0179 g Berat lemak (Bu) duplo = a − b = 144,8858 g − 144,8702 g = 0,0156 g Bu Bb 0,0179 g = × 100% 2,0000 g
Kadar lemak simplo =
= 0,89% Bu Bb 0,0156 g = × 100% 2,0000 g
Kadar lemak duplo =
= 0,79%
Kadar lemak rata − rata =
0,89% + 0,79% 2
= 0,84%
Lampiran 2. Daftar Hadir No.
Hari/Tanggal
Paraf