Laporan Pkl Sintha Tri Lestari_2

  • Uploaded by: Dhan Doank
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Pkl Sintha Tri Lestari_2 as PDF for free.

More details

  • Words: 11,895
  • Pages: 96
Loading documents preview...
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

PENGOLAHAN KOPI DI PT. TAMAN DELTA INDONESIA SEMARANG - JAWA TENGAH

OLEH SINTHA TRI LESTARI J1A 212 124

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015

PENGOLAHAN KOPI DI PT. TAMAN DELTA INDONESIA SEMARANG - JAWA TENGAH

OLEH SINTHA TRI LESTARI J1A212124

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PENGOLAHAN KOPI DI PT. TAMAN DELTA INDONESIA SEMARANG - JAWA TENGAH

OLEH SINTHA TRI LESTARI J1A212124

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelengkapan Menyelesaikan Studi Stratum Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan Dan Agroindustri Universitas Mataram

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2015

RINGKASAN

Sintha Tri Lestari. J1A212124. Pengolahan Kopi di PT. Taman Delta Indonesia, Semarang Jawa Tengah. Pembimbing : Baiq Rien Handayani, SP.,M.Si.,Ph.D. dan Novia Rahayu, S.TP,.M.Sc. PT. Taman Delta Indonesia didirikan oleh bapak Kwek Soegiarto Krisnadi yang awalnya tahun 1920 PT. TDI yang berlokasi di jalan Pandanaran No. 138 Chainetong Semarang Jawa Tengah.PT. TDI merupakan sebuah perusahaan yang berlatar belakang usaha keluarga, tahun 1970-1990 PT. TDI memproduksi kopi bubuk dengan merk “Gudang Kopi”. Pada tanggal 14 April 1995 PT. TDI berpindah di jalan Kaligawe Km 4 Kawasan Industri Terboyo Blok M 74-76 Genuk Semarang Jawa Tengah dikarenakan kondisi ruangan produksi yang lama tidak memungkinkan untuk melakukan proses produksi. Selain memasarkan produk di dalam negeri PT.TDI juga mengekspor produk kopi biji ke luar negeri seperti di negara-negara Eropa, Timur Tengah, Asia, Afrika dan Amerika. PT. TDI memproduksi kopi biji jenis kopi robusta dan arabika. Sebelum kopi biji di proses lebih lanjut terlebih dahulu dilakukan pengujian kadar air yang bertujuan untuk mengetahui kadar air pada setiap kopi biji. Standar kadar air pada kopi biji yaitu sekitar 12-13%. Produk yang dihasilkan oleh PT. TDI yaitu kopi biji (green beans), kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans). Proses pengolahan kopi biji terdiri dari beberapa tahap yaitu pengeringan, pengayakan, separator, pemolesan, sortasi, pengemasan, penyimpanan, pergudangan dan pengangkutan. Proses pengolahan pada kopi sangrai dilakukan dengan penyangraian yang dilakukan pada bahan baku yaitu kopi biji dan tahap terakhir adalah pengemasan. Sedangkan pengolahan kopi bubuk dilakukan dengan cara penyangraian, penimbangan, pencampuran, penghalusan dan pengemasan. Proses pengolahan dan pengoperasian alat di PT. Taman Delta Indonesia dilakukan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang terdapat pada ruang produksi kopi biji, kopi sangrai dan kopi bubuk. Penerapan prinsip sanitasi di PT. Taman Delta Indonesia masih belum optimal, baik pada sanitasi ruang pengolahan, lingkungan kerja dan pekerja, perusahaan sendiri belum menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) sehingga belum adanya prinsip sanitasi yang baik. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat digunakan sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tuntutan konsumen.Variasi produk olahan perusahaan PT. Taman Delta Indonesia tetap mempertahankan Original Coffee. Seperti kopi biji (green beans) kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) yang tidak diberi bahan tambahan dalam setiap produksi (kopi bubuk original). Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah teknologi tidak terlalu berkembang, bahan baku dan kondisi pasar yang jenuh, persaingan pemasaran dengan pabrikan besar.

LEMBAR PENGESAHAN : PENGOLAHAN KOPI DI PT. TAMAN DELTA

Judul

INDONESIA SEMARANG – JAWA TENGAH Nama Mahasiswa

:

SINTHA TRI LESTARI

Nomor Mahasiswa

:

J1A212124

Program Studi

:

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Fakultas

:

TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI

Telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 10 Desember 2015

Pembimbing I/penguji

Pembimbing II/penguji

Baiq Rien Handayani, SP., M.Si., Ph.D. NIP. 19681115 199403 2 013

Novia Rahayu, S.TP,.M.Sc. NIP.

Mengetahui, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Ketua

Ir. M. Abbas Zaini, MP. NIP. 19551021 198203 1 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan tepat pada waktunya. Laporan Praktek Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Praktek Kerja Lapangan di Fakultas Teknogi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. Pelaksanaan serta pembuatan laporan Praektek Kerja Lapangan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram Bapak Prof. Ir. H. Eko Basuki, M. App. Sc., Ph. D. 2. Bapak Ir. M. Abbas Zaini, MP., selaku Ketua Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. 3. Ibu Baiq Rien Handayani, SP., M.Si., Ph.D. selaku dosen pembimbing dan penguji I. 4. Ibu Novia Rahayu, S.TP., M. Sc., selaku dosen pembimbing dan penguji II. 5. Bapak Soegiarto Krisnadi selaku direktur PT. Taman Delta Indonesia dan bapak Moelyono Soesilo SE., selaku manager yang banyak membantu dan memberi kemudahan selama pelaksanaan PKL. 6.

Bapak Sudi Haryono, Ibu Mindarwati Siswoto, Mas Daniel Yesuta Sutikno, ST., dan Mba Evi Risky Amelia, S.Si selaku pembimbing lapangan dan segenap karyawan yang telah memberikan pengetahuan dan pengalamannya.

7.

Bapak, Mamak, Ibu, Mas Erick, Mas Welly, Mas Gita dan adik Nabila yang telah memberikan dukungan do’a, moril dan materi.

8.

Teman-teman kelompok PKL Muhammad Fauzi, Jalaludin Syukron, Lalu Hasyibi dan Triswinarsih Humaira yang berbagi cerita suka duka , kebersamaan dan kerjasamanya selama PKL.

9. Mas Awal beserta keluarga, Mba Tria, Pakde Beni, Bukde dan Paklek Sugi yang telah membantu mengurusi keperluan selama menjalankan PKL di Semarang. 10. Teman-teman “ITP 2012” yang selalu memberikan perhatian dan support. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya penyusunan laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram dan semua pihak yang membacanya.

Mataram, 30 Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN DEPAN HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i HALAMAN PENJELASAN......................................................................................ii LEMBAR EKSEKUTIF (RINGKASAN)...........................................................iii LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................iv KATA PENGANTAR....................................................................................................v DAFTAR ISI..................................................................................................................vii DAFTAR TABEL..........................................................................................................ix DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKL....................................................................................1 B. Maksud dan Tujuan PKL............................................................................2 C. Kegunaan PKL...............................................................................................4 D. Tempat PKL....................................................................................................5 E. Jadwal PKL.....................................................................................................5 BAB II. TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL A. Sejarah Perusahaan.....................................................................................6 B. Struktur Organisasi......................................................................................9 C. Kegiatan Umum Perusahaan..................................................................15

BAB III. PELAKSANAAN PKL A. Bidang Kerja...............................................................................................17 A.1. Persiapan dan Penerimaan Bahan Baku 17 B. Pengolahan Kopi........................................................................................22 B.1. Proses Pengolahan Kopi Biji

22

B.2. Proses Pengolahan Kopi Biji Sangrai

31

B.3. Proses Pengolahan Kopi Bubuk 33 B.4. Mesin dan Peralatan

37

B.5. Sanitasi dan Higiene

52

C. Pelaksanaan Kerja.....................................................................................65 D. Kendala yang Dihadapi...........................................................................65 E. Cara Mengatasi Kendala..........................................................................65 BAB IV. KESIMPULAN A. Kesimpulan.................................................................................................67 B. Saran..............................................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Syarat Mutu Biji Kopi Cara Kering.....................................................19 Tabel 3.2. Syarat Mutu Biji Kopi Cara Basah.......................................................19 Tabel 3.3. Penentuan Besar Nilai Cacat Biji Kopi...............................................21 Tabel 3.4. Standar Grade Mutu Kopi........................................................................31

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar II. 1. Struktur Organisasi...........................................................................11 Gambar III.1. Biji Kopi Robusta.............................................................................18 Gambar III.2. Biji Kopi Arabika..............................................................................18 Gambar III.3. Penerimaan Bahan Baku.................................................................20 Gambar III.4. Diagram Alir Proses Pengolahan Kopi Biji..............................22 Gambar III.5. Biji Kopi Kualitas EK......................................................................26 Gambar III.6. Diagram Alir Proses Produksi Kopi Biji Kualitas EK...........27 Gambar III.7. Biji Kopi Kualitas AP......................................................................29 Gambar III.8. Diagram Alir Proses Produksi Kopi Biji Kualitas AP...........29 Gambar III.9. Diagram Alir Proses Pengolahan Kopi Sangrai.......................31 Gambar III.10. Diagram Alir Proses pengolahan Kopi Bubuk.........................34 Gambar III.11. Mesin Ayakan.....................................................................................37 Gambar III.12. Mesin Poles........................................................................................38 Gambar III.13. Mesin Color Shooter........................................................................39 Gambar III.14. Timbangan Duduk............................................................................41 Gambar III.15. Mesin Ayakan Kecil.........................................................................41 Gambar III.16. Alat Congkok.....................................................................................42 Gambar III.17. Timbangan Mekanik........................................................................43 Gambar III.18. Mesin Jahit Karung..........................................................................43 Gambar III.19. Pengukur Kadar Air.........................................................................44

Gambar III.20. Mesin Roasting Listrik....................................................................45 Gambar III.21. Mesin Roasting Gas.........................................................................45 Gambar III.22. Mesin Sealer…..................................................................................46 Gambar III.23. Mesin Packing Kopi........................................................................47 Gambar III.24. Mesin Packing Vakum....................................................................47 Gambar III.25. Mesin Sealer Pedal...........................................................................48 Gambar III.26. Mesin Sealer Pabrikan.....................................................................49 Gambar III.27. Mesin Grinder 1................................................................................50 Gambar III.28. Mesin Grinder 2................................................................................50 Gambar III. 29. Mesin Expired Date........................................................................51 Gambar III. 30. Produk Kopi Biji..............................................................................62 Gambar III. 31. Produk Kopi Sangrai......................................................................63 Gambar III. 32. Produk Kopi Bubuk........................................................................64

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan PKL.............................................................................70 Lampiran 2. Surat Penerimaan PKL...............................................................................71 Lampiran 3. Surat Tugas...................................................................................................72 Lampiran 4. Jurnal Harian PKL......................................................................................73 Lampiran 5. Formulir Penilaian PKL............................................................................76 Lampiran 6. Absensi...........................................................................................................77 Lampiran 7. Sertifikat PKL..............................................................................................78 Lampiran 8. Surat Keterangan PKL..............................................................................79 Lampiran 9. Denah Pabrik................................................................................................80

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan sumber daya yang sangat melimpah di bidang pertanian. Oleh karena itu, di Indonesia telah banyak perusahaan yang bergerak di bidang pangan, khususnya dalam bidang pengembangan teknologi pangan dan agroindustri baik dalam pengolahan hasil pertanian maupun perkebunan. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan merupakan proses pendidikan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan langsung kepada masyarakat. Melalui program PKL ini mahasiswa akan berkesempatan berada dalam suatu lingkungan baru yang bersentuhan langsung dengan dunia kerja beserta orang-orang yang terlibat didalamnya terutama bagi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram. PKL dilakukan pada perusahaan-perusahaan industri yang mengolah bahan pangan baik skala kecil maupun besar, selain itu juga dapat merasakan budaya kerja suatu perusahaaan tertentu. PKL juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan untuk mengetahui teknologi yang diterapkan pada perusahaan yang mengolah hasil pertanian secara. Perusahaan yang mengolah hasil pertanian diantaranya pengolahan gula tebu, pengolahan teh, pengolahan kakao dan pengolahan kopi. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kopi yang memproduksi kopi biji (green beans), kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) di PT. Taman Delta Indonesia.

2

Di Indonesia sendiri hasil perkebunan kopi sangat banyak, sehingga hasil olahannya banyak diekspor dan diminati baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Kopi merupakan salah satu hasil perkebunan unggulan di Indonesia. Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi, yang digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum kopi hanyamemiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea robusta (Saputra, 2008). Senyawa yang terdapat pada kopi adalah senyawa kafein, yang merupakan suatu senyawa kimia yang banyak terdapat didalam minuman. Kafein merupakan alkaloid dengan rumus senyawa kimia C 8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7 trimethylxanthine, Kafein berbentuk kristal panjang, berwarna putih seperti sutra dan memiliki rasa pahit (Ridwansyah, 2002). Kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan aroma. Kadar kafein pada kopi dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan cara penyajian kopi. Menurut Saputra (2008), berdasarkan jenis pengolahannya kopi dibagi menjadi yaitu kopi bubuk dan kopi instan. Proses pengolahan kopi bubuk terdiri atas tiga tahapan yaitu: penyangraian (roasting), penggilingan (grinding) dan pengemasan yang mempunyai kandungan kafein sebesar 115 mg per 10 gram kopi. Kopi instan, terbuat dari ekstrak kopi dari proses penyangraian dan mempunyai kandungan kafein sebesar 69-98 mg, kopi sangrai masih harus melalui melalui beberapa tahapan, diantaranya: ekstraksi, drying (pengeringan) dan pengemasan.

B. Maksud dan Tujuan PKL Pelaksanaan PKL ini memiliki beberapa maksuddiantaranya adalah : 1. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan pada pabrik tempat mahasiswa melakukan kegiatan PKL.

3

2. Terbinanya mahasiswa PKL untuk merasakan dunia kerja secara langsung dalam kurun waktu yang ditentukan. 3. Mencari informasi mengenai bagaimana mendapatkan data dilapangan untuk diolah dan dikaji kemudian oleh mahasiswa peserta PKL. 4. Terciptanya keharmonisan dan kerja sama antara perusahaan dengan pihak Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri melalui mahasiswa peserta PKL. Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL ini terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu : Tujuan Umum: 1. Mempelajari dan menyesuaikan materi yang didapatkan selama proses perkuliahan dengan kondisi real yang ada dilapangan tempat mahasiswa PKL. 2. Mengetahui bagaimana proses pengolahan kopi baik kopi biji (green beans), kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) dari persiapan bahan baku sampai pada proses pengemasan. 3. Meningkatkan

wawasan,

pengetahuan,

pengalaman,

kemampuan

sera

keterampilan mahasiswa pada perusahaan tempat PKL. Tujuan Khusus: Tujuan khusus pelaksanaan PKL ini yaitu untuk mengetahui berbagai variasi produk olahan kopi di PT. Taman Delta Indonesia Semarang Jawa Tengah. C. Kegunaan PKL PKL memiliki kegunaan, baik bagi perusahaan, mahasiswa maupun bagi fakultas, diantaranya meliputi : 1. Bagi Perusahaan

4

a. Terciptanya kerja sama yang baik antara perusahaan dengan pihak Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram. b. Terealisasinya misi perusahaan sebagai wujud pertanggungjawaban perusahaan terhadap instansi terkait. 2. Bagi Mahasiswa a. Terlatihnya keterampilan mahasiswa untuk bekerja secara professional sesuai dengan bidang keahliannya. b. Terbekalnya mahasiswa peserta PKL dengan suatu proses pendidikan keahlian profesional yang terpadu secara sistematik antara program pendidikan dibangku kuliah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung secara terarah untuk mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. 3. Bagi Fakultas a. Terwujudnya kerjasama yang baik antara pihak fakultas dengan perusahaan tempat mahasiswa PKL. b. Tersedianya informasi bagi fakultas mengenai proses pengolahan di pabrik tempat mahasiswa PKL. D. Tempat PKL Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT. Taman Delta Indonesia yang 2

berada diatas lahan seluas 3.00 m dan bergerak dalam produksi kopi yaitu kopi biji (green beans), kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans). Perusahaan PT. Taman Delta Indonesia terletak di Kawasan Industri

5

Terboyo Blok M No 74-76. Kelurahan Trimulyo, Kecamatan Genuk, Semarang Jawa Tengah Indonesia. Adapun pemilihan perusahaan ini berdasarkan inisiatif mahasiswa pelaksana PKL untuk mencoba melakukan praktik kerja lapangan di perusahaan yang memproduksi kopi, untuk dapat memiliki pengembangan wawasan dan pengetahuan mengenai proses pengolahan kopi, mengetahui berbagai macam produk olahan kopi dan mengetahui jenis-jenis kopi di PT. Taman Delta Indonesia. E. Jadwal Waktu PKL Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 3 minggu terhitung mulai tanggal 27 Juli 2015 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2015. Kegiatan Praktik kerja dilaksanakan dalam 6 hari kerja yaitu setiap hari senin sampai sabtu mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB.

6

BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PKL A. Sejarah Perusahaan Sejak berdirinya padatahun 1920 perusahaan PT. Taman Delta Indonesia (TDI) yang berlokasi di jalan Pandanaran No. 138 Chainetong Semarang Jawa Tengahmerupakan sebuah perusahaan yang berlatar belakang usaha keluarga. Perusahaan ini pertama kali memproduksi dan melakukan perdagangan hasil pertanian palawija seperti jagung, merica, kedelai, pala dan rempah-rempah. Tahun 1970 PT. Taman Delta Indonesia membeli gudang industri untuk memproduksi kopi bubuk di daerah Semarang dan selanjutnya perusahaan sangat menguasai industri perdagangan di daerah Jawa Tengah dengan menggunakan merk dagang “Gudang Kopi”. Bisnis perdagangan palawija pada saat itu masih diteruskan, walaupun perusahaan juga memproduksi kopi dalam jenis kopi bubuk. Pada tahun 1988 perusahaan memutuskan untuk fokus pada produksi kopi bubuk dan memulai untuk pengolahan kopi biji. Perusahaan memutuskan untuk berhenti melakukan penjualan palawija karena mengalami penurunan dalam pemasarannya. Perusahaan mulai melakukan pengiriman (ekspor) untuk produk kopi biji secara tidak langsung, dimana perusahaan terlebih dahulu menjual ke eksportir Surabaya selanjutnya eksportir Surabaya melakukan ekspor ke negara lain. Sistem pengiriman secara tidak langsung ini dilakukan karena tahun 1990-an terdapat aturan kuota bagi pengekspor, yaitu hanya orang-orang yang memiliki izin yang dapat melakukan ekspor kopi. Pada tahun 1992 PT. Taman Delta Indonesia sudah banyak melakukan ekspor hingga mencapai peningkatan

7

penjualan dan untuk pertama kalinya, pada tahun 1993 perusahaan mulai mengekspor sendiri kopi biji secara resmi dalam wilayah Jawa Tengah dan mengekspor ke Negara Singapura, dan kegiatan ekspor ini terus berkembang. Namun, pada tahun 1994 timbul gejolak atau penurunan pada harga kopi dunia yang disebabkan oleh adanya serangan angin dingin di Brazil sehingga mengakibatkan harga kopi robusta mengalami peningkatan harga yang luar biasa yang diikuti oleh permintaan impor yang meningkat. Tahun 1995, kegiatan ekspor biji kopi tidak hanya ke Singapura, tetapi juga ke negara Jepang dan perusahaan melakukan kerjasama ekspor pada Konferensi Kopi Spesial di Jepang. Pada tahun yang sama, dengan beberapa pertimbangan diantaranya lokasi perusahaan yang tidak memungkinkan untuk proses produksi karena kondisi ruang produksi yang kecil, dan terus mengalami peningkatan permintaan pasar tinggi, maka pada tanggal 14 April tahun 1995 perusahaan membeli lokasi diwilayah kawasan industri terboyo dan berganti nama menjadi “PT. Taman Delta Indonesia” yang berlokasi di jalan Kaligawe Km 4 Kawasan Industri Terboyo Blok M 74-76 Genuk Semarang Jawa Tengah hingga saat ini perusahan berlokasi diwilayah tersebut. PT. Taman Delta Indonesia mempunyai visi dan misi, diantaranya visi PT. TDI adalah menghasilkan sebuah kopi yang berkualitas standar internasional untuk bisnis berkelanjutan jangka panjang, sedangkan misi perusahaan ini melakukan perubahan cukup cepat dan mengimbangi teknologi baru dan menilai dengan menyajikan produk terbaik Indonesia khususnya, kopi robusta Jawa dan kopi arabika serta memberikan pelayanan yang terkemuka.

8

Kepemilikan perusahaanpada tanggal 1 januari 2005 sampai saat ini sepenuhnya dipimpin oleh direktur, yaitu bapak Kwek Soegiarto Krisnadi dimana sebelumnya saham perusahaan merupakan milik bersama bapak Soegiarto dan bapak Waluyo. Kepemilikan tunggal saham bapak Soegiarto disebabkan karena pada tahun 2001 bapak Waluyo meninggal dunia, sehingga pada tahun 2004 keluarga bapak Waluyo memutuskan untuk menjual saham perusahaannya kepada bapak Soegiarto. Pasar ekspor yang dilakukan PT. Taman Delta Indonesia banyak berkembang di Negara Jepang dan mulai masuk secara resmi dipasaran Jepang dari tahun 2000-2009. Perusahaan melakukan total ekspor 60-70% ke Jepang pada tahun 2010 mulai tersebar ke negara lain dan memulai merintis produk hilir yaitu produk kopi biji sangrai hingga kembali ke kopi bubuk sampai saat ini. Perusahaan paling banyak mengekspor kopi biji yaitu sebanyak 12 kontainer sampai dengan 40 kontainer (1.220-3.000 kg/kontainer) biji kopi perbulan dan hingga tahun 2015 perusahaan mengalami peningkatan produksi dari 22-70 ton setiap tahunnya. Perusahaan mengekspor ke berbagai Negara seperti Eropa (Belanda, Italia, Spanyol, Bulgaria dan Rumania), Timur Tengah(Mesir, Iran, Israel, Dubai, Aljazair, Aljir, Irak) Asia (Malaysia, China, Korea, Philipina, Singapura, India) Afrika Selatan, Maroko, Amerika Selatan dan Australia. PT. Taman Delta Indonesia terus mengembangkan usahanya dalam bidang industri kopi baik pengolahan kopi biji (green beans), kopi biji sangrai (roasted beans) maupun kopi bubuk (ground kopi). Pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya baik ke luar negeri

9

ataupun dalam wilayah Indonesia, khususnya wilayah Jawa dan pada setiap cafe yang berada di sekitar Semarang. PT. Taman Delta Indonesia juga bergabung pada organisasi jaminan mutu dan sertifikasi yaitu UTZ sertifikat komoditi kopi dan 4C (The Common Code for the Coffee Community) untuk mengatasi masalah kopi.UTZ Certified adalah program sertifikasi dunia yang menetapkan standar untuk produksi yang bertanggung jawab pada berbagai komoditas pertanian. Komoditas yang ditangani adalah kopi, kakao dan teh. UTZ Certified memberikanjaminan terhadap produk secara profesional, jaminan sosial dan kualitas lingkungan. 4C (The Common Code for the Coffee Community) merupakan sebuah organisasi yang bertujuan meningkatkan pendapatan produsen dengan menurunkan biaya peningkatan kualitas, perbaikan jalur suplai, peningkatan persyaratan pemasaran, dan adanya akses yang lebih baik ke jalur pasar global dan merupakan sebuah lembaga persekutuan internasional para produsen, trader, industri kopi. Tujuan pembentukan asosiasi tersebut adalah untuk mencapai peningkatan kondisi yang berkelanjutan dalam kerangka dimensi sosial, lingkungan dan ekonomi terhadap budidaya, processing dan perdagangan kopi. B. Struktur Organisasi PT. Taman Delta Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi kopi dengan skala besar, sehingga karyawan atau pekerja yang terlibat didalamnya cukup banyak. Struktur organisasi di PT. TDI merupakan struktur organisasi lini atau garis yaitu suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang langsung secara vertikal dan sepenuhnya dari

1 0

kepemimpinan terhadap bawahannya, hubungan antara pimpinan dan bawahan masih bersifat langsung melalui satu garis wewenang, bentuk organisasi garis atau lini yang berwenang memimpin adalah seorang direktur, pimpinan tersebut melimpahkan kepada bagian-bagian ataupun divisi yang ada di bawahnya dalam bidang kerja tertentu dan pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksana yang ada sepanjang masih menyangkut bidang kerjanya. Berdasarkan strukturnya, organisasi PT. TDI termasuk kedalam tipe organisasi lini atau garis. Pemberian wewenang dan tanggung jawab vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hierarki yang ada.Struktur organisasi PT. TDI dapat dilihat pada gambar 2.1.

11

Gambar. II. 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Taman Delta Indonesia STRUKTUR ORGANISASI PT. TAMAN DELTA INDONESIA Direktur Kwek Soegiarto Krisnadi

General Manager Megawati Krisnadi

Manager Produksi Sudi Haryono

Manager Quality Kontrol Mindarwati Siswoto

Manager Expor Impor Anne Yuniar

Manager Pemasaran Moelyono Soesilo

Manager Keuangan Susan

Manager Penjualan

Internasional Moelyono Soesilo

Gambar 2.1. Struktur Organisasi

Accounting Manager Endang Purbolastri

Lokal Megawati Krisnadi

12

B.1. Tugas dan Fungsi Dalam suatu perusahaan aspek manajemen merupakan aspek yang penting untuk menentukan kelancaran kegiatan dalam perusahaan. membagi tugas tiaptiap kepala bagian dengan tujuan agar tugas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mahasiswa Praktik Kerja Lapangan (PKL) berada dibawah tanggung jawab Manager Produksi, Manager Quality Control dan Manager Pemasaran. Adapun tugas dan tanggung jawab yang ditangani oleh setiap bagian struktur organisasi adalah : 1. Direktur Utama Direktur utama merupakan pimpinan perusahaan yang bertugas untuk mengatur segala jenis permasalahan yang ada dalam sebuah perusahaan atau pabrik demi kemajuan usahanya. 2. General Manager General Manager merupakan manajer yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh bagian atau fungsional pada suatu perusahaan atau organisasi. General manager memimpin beberapa unit bidang fungsi pekerjaan yang mengepalai beberapa atau seluruh manager fungsional. General manager bertugas untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan serta sebagai pengendali seluruh tugas dan fungsi-fungsi dalam perusahaan. 3. Manager Produksi

12

Manager Produksi merupakan manager yang bertanggung jawab atas semua kegiatan produksi atau mencakup semua gudang yang ada di perusahaan.

13

4. Manager Quality Control Manager Quality Control merupakan manager yang bertanggung jawab dalam mengontrol atau mengecek stok bahan baku yang diterima oleh perusahaan. 5. Manager Ekspor Impor Manager ekspor impor merupakan manager yang bertanggung jawab atas kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh perusahaan. 6. Manager Pemasaran Manager Pemasaran merupakan manager yang bertanggung jawab atas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada pihak-pihak lain. 7. Manager Keuangan Manager Keuangan merupakan manager yang bertanggung atas keuangan yang ada pada perusahaan baik pengeluaran maupun pemasukan. 8. Manager Penjualan Manager Penjualan merupakan manager yang bertanggung jawab dalam penjualan internasional (luar negeri) dan lokal (dalam negeri). 9. Accounting Manager Accounting Manager merupakan manager yang bertanggung jawab dalam membuat pembukuan kantor.

B.2. Status Karyawan

1 4

Seluruh karyawan PT. Taman Delta Indonesia dibagi menjadi berbagai status tingkat pendidikan yang beragam. Status karyawan tersebut antara lain: a. Karyawan Bulanan Karyawan bulanan adalah karyawan yang mendapatkan gaji setiap bulannya dan dapat diterima tiap akhir bulan dan memperoleh tunjangan makan, yaitu makan siang setiap jam istirahat. Karyawan bulanan pada PT. Taman Delta Indonesia meliputi staff, satpam dan supir. b. Karyawan Kontrak Karyawan kontrak merupakan karyawan yang diterima oleh perusahaan berdasarkan surat perjanjian dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama, karyawan kontrak ini meliputi karyawan mingguan dan harian. Karyawan gudang juga termasuk kedalam karyawan kontrak yang terbagi menjadi karyawan borongan dan petugas kebersihan. Karyawan borongan adalah karyawan yang diterima oleh perusahaan dengan tugasnya masing-masing pada bagian maupun departemen dengan memperhatikan volume yang ada pada karyawan, borongan ini bersifat musiman yang dibutuhkan serta diperhatikan oleh perusahaan untuk melakukan produksi yaitu (para buruh) dan karyawan tugas pembersihan. Karyawan yang ada di PT. Taman Delta Indonesia memilik tingkat pendidikan yang bervariasi, mulai dari tingkat SMA sampai sarjana tergantung dari jenis pekerjaan yang dikerjakan. Karyawan tetap dari perusahaan PT. Taman Delta Indonesia berjumlah sebanyak 75 orang. Karyawan PT. Taman Delta Indonesia umumnya kebanyakan merupakan dari masyarakat sekitar perusahaan.

15

Adapun Jam kerja karyawan PT. TDI yaitu 8 jam/hari pada hari senin-jum’at dan 6 jam khusus untuk hari sabtu dengan ketentuan sebagai berikut : Senin – Jum’at : Pagi – Sore : 08.00 – 16.00 WIB Sabtu

: Pagi – Siang : 08.00 – 14.00 WIB PT. Taman Delta Indonesia memberikan fasilitas kepada karyawannya

untuk memberikan kenyamanan dalam bekerja diantaranya adalah menyediakan seragam atau pakaian kerja, menyediakan perlengkapan penunjang untuk saran kerja seperti masker, menyediakan sarana ibadah (mushola), menyediakan tempat istirahat untuk karyawan, menyediakan toilet untuk karyawan dan memberikan fasilitas seperti memberikan makan siang kepada karyawan staff. C. Kegiatan Umum Perusahaan Kegiatan umum yang dilakukan oleh PT.Taman Delta Indonesia adalah melakukan proses pengolahan kopi biji (green beans), kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk. Proses pengolahan kopi dilakukan setiap hari. Perusahaan juga melakukan pemasaran untuk kopi biji (green beans) secara ekspor (Internasional) maupun (Lokal) sedangkan untuk kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) masih dalam wilayah Indonesia. Selain itu, kegiatan yang dilakukan perusahaan juga dapat berupa mengikuti pameranpameran dengan membuka stand coffee pada acara pameran tersebut. PT. Taman Delta Indonesia juga kerap melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan kopi PTPNXI atau perkebunan kopi Banaran yang terletak didaerah Bawen Semarang Jawa Tengah. Setiap tahunnya PT. Taman Delta Indonesia melakukan binaan

1 6

petani untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun lingkungan.

1 7

BAB III PELAKSANAAN PKL A. Bidang Kerja Dalam proses pengolahan produk kopi di PT. Taman Delta Indonesia terdiri dari tiga proses pengolahan yaitu pengolahan produk kopi biji (green beans), kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans). Sebelum melalui proses pengolahan hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah : A.1. Persiapan dan Penerimaan Bahan baku (raw material) Bahan baku (raw material) yang digunakan dalam pengolahan kopi di PT. Taman Delta Indonesia menggunakan 2 jenis kopi yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Proses pengolahan kopi biji (green beans) tidak dilakukan penambahan bahan baku penunjang sehingga pengolahannya hanya dengan menggunakan bahan baku biji kopi original. Perbedaan jenis kopi robusta dan arabika dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kopi Robusta memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk bulat, warna hijau, lebih tahan terhadap hama, kadar asam yang rendah. Kopi robusta ditanam di daerah dataran dengan ketinggian 400-800 dpl, kopi robusta akan menjadi masak (merah) membutuhkan waktu 10-11 bulan dan memiliki kadar kafein yang tinggi. Gambar kopi biji robusta dapat dilihat pada gambar 3.1.

18

Gambar III. 1. Biji Kopi Robusta (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) 2. Kopi arabika memiliki ciri-ciri yaitu berbentuk gepeng memanjang, berwarna abu-abu, tidak tahan terhadap hama (mudah rusak), memiliki kadar asam yang tinggi. Kopi arabika ditanam didaerah dataran dengan ketinggian 800-1500 dpl, kopi arabika menjadi masak (merah) membutuhkan waktu 9-10 bulan dan memiliki kadar kafein yang rendah. Adapun faktor yang mempengaruhi kopi adalah iklim, tanah, tanaman tumpang sari dan ketinggian. Gambar kopi biji jenis arabika dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar III. 2. Biji Kopi Arabika (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Persiapan bahan merupakan suatu tahapan yang dilakukan sebelum proses produksi dilakukan. Bahan yang dipersiapkan disesuaikan dengan jenis produk

19

yang akan diproduksi. Seperti yang kita ketahui terdapat 2 cara dalam pengolahan biji kopi yaitu dengan cara kering dan cara basah. Tahap awal dalam proses pengolahan cara kering meliputi beberapa tahap diantaranya pengeringan, pengupasan dan sortasi. Tabel 3.1. menunjukkan syarat mutu biji kopi dengan cara kering. Tabel 3.1. Syarat Mutu Biji Kopi Cara Kering (Dry Process) Syarat Mutu Biji Kopi Cara Kering (Dry Process)

Kadar air maksimum pada biji 12% (b/b) kadar kotoran berupa ranting, batu, gumpalan tanah dan benda-benda asing lainnya 0,5% (b/b) Bebas dari hama dan serangga Bebas bau, kapang dan busuk Sedangkan proses pengolahan cara basah yaitu sortasi biji gelondong merah dan hijau dipisahkan, pengelupasan kulit buah (pulping) fermentasi kurang lebih 35 jam, dicuci untuk menghilangkan lendir, kemudian dikeringkan dan dipoles atau hulling (untuk menghilangkan kulit tanduk dan ari) dan selanjutnya disortasi bijinya. Syarat mutu biji kopi cara basah dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Syarat Mutu Biji Kopi Cara Basah (Wet Process) Syarat Mutu Biji Kopi Cara Basah (Wet Process) Kadar air maksimum pada biji 13% (b/b) Kadar kotoran maksimal 0,5% (b/b) Bebas hama dan serangga Bebas bau, kapang dan busuk Biji lolos ayakan ukuran 3 mm x 3 mm (8 mesh) dengan maksimal lolos 1% (b/b) Ukuran biji ukuran besar tidak boleh lolos ayakan ukuran 5,6 mm x 5,6 mm (3,5 mesh) dengan maksimum lolos 1% (b/b) Penerimaan bahan baku biji kopi yang digunakan dalam proses produksi berasal dari supplier tertentu yang telah biasa melakukan penyuplaian kepada PT.

2 0

Taman Delta Indonesia. Supplier PT. Taman Delta Indonesia dari berbagai daerah di Indonesia diantaranya adalah kopi robusta biasanya disupply di daerah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali dan Flores. Begitu juga dengan kopi Arabika yang biasanya di supply pada daerah Sumatera bagian utara, Jawa, Bali dan Sulawesi. Setiap daerah memiliki ciri-ciri yang berbeda pada jenis kopi yang ditanam. Pada dasarnya PT. Taman Delta Indonesia lebih sering menerima bahan baku kopi biji baik robusta maupun arabika dari supplier yang berasal dari Jawa. Jumlah kopi yang biasanya disupply perharinya mencapai 60-80 ton. Kondisi kopi biasanya masih dalam kondisi asalan yaitu masih tercampur, ukurannya tidak seragam, masih terdapat kotoran seperti batu, ranting, kulit dan lain-lain. Penerimaan bahan baku dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar III. 3. Penerimaan bahan baku (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Kopi yang datang dari supplier tersebut akan melewati serangkaian pengujian sebelum diproduksi lebih lanjut. Kopi biji (green beans) yang datang terlebih dahulu diambil sampelnya untuk dilakukan pengujian kadar air, dimana jumlah standar kadar air yang diperbolehkan antara 12-13%. Tujuan dilakukannya pengujian kadar air ini adalah untuk mengetahui berapa persen jumlah kadar air pada setiap kopi biji (green beans) yang didatangkan dari supplier kadar air

21

standar untuk biji kopi adalah sekitar 12%. Kadar air 12% merupakan kadar air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa dan tahan terhadap serangan jamur. Apabila kadar air melebihi angka tersebut, biji kopi akan mudah terserang jamur dan apabila kadar air kurang, biji kopi mudah menyerap air dari udara yang bias mengubah aroma dan rasa kopi. Selanjutnya dilakukan penimbangan pada kopi yang masuk seberat 600 gram untuk defex (hasil kopi cacat untuk menentukan harga kopi per kg). Setelah itu diayak dengan ukuran 7,5 mm, 5,5 mm dan 5 mm. Untuk hasil defex atau hasil kopi cacat hanya diambil ayakan 7,5 mm yaitu 150 gram yang diambil cacatnya seperti gelondong, hitam, hitam sebagian, coklat, pecah dan lubang satu. Penentuan besar nilai cacat biji kopi dapat dilhat pada tabel 3.1 Tabel 3.3. Penentuan Besar Nilai Cacat Biji Kopi No Jenis Cacat

Nilai Cacat

1

1 (satu) biji hitam

1 (satu)

2

1 (satu) biji hitam sebagian

½ (setengah)

3

1 (satu) biji hitam pecah

½ (setengah)

4

1 (satu) kopi glondong

1 (satu)

5

1 (satu) biji coklat ¼ (seperempat)

¼ (seperempat)

6

1 (satu) kulit kopi ukuran besar

1 (satu)

7

1 (satu) kulit kopi ukuran sedang

½ (setengah)

8

1 (satu) kulit kopi ukuran kecil

1/5 (seperlima)

9

1 (satu) biji berkulit tanduk

½ (setengah)

10

1 (satu) kulit tanduk ukuran besar

½ (setengah)

11

1 (satu) kulit tanduk ukuran sedang

1/5 (seperlima)

12

1 (satu) kulit tanduk ukuran kecil

1/10 (sepersepuluh)

22

13

1 (satu) biji pecah 1/5 (seperlima)

1/5 (seperlima)

14

1 (satu) biji muda

1/5 (seperlima)

15

1 (satu) biji berlubang satu

1/10 (sepersepuluh)

16

1 (satu) biji berlubang lebih dari satu

1/5 (seperlima)

17

1 (satu) biji bertutul-tutul

1/10 (sepersepuluh)

18

1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran besar

5 (lima)

19

1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran sedang

2 (dua)

20 1 (satu) ranting, tanah atau batu berukuran kecil 1 (satu) KETERANGAN : Jumlah nilai cacat dihitung dari contoh uji seberat 300 gram, jika satu biji kopi mempunyai lebih dari satu nilai cacat, maka penenuan nilai cacat tersebut didasarkan pada bobot nilai cacat terbesar. Sumber : PT Taman Delta Indonesia B. Pengolahan Kopi B.1. Pengolahan Kopi Biji (green beans) Proses pengolahan dan proses produksi kopi biji (green beans) di PT Taman Delta Indonesia terdiri dari beberapa tahap. Pengolahan kopi yang dilakukan oleh petani belum maksimal atau sempurna, maka diadakan pengolahan lanjutan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terutama perusahaan yang melakukan ekspor kopi. Adapun tahap proses pengolahan kopi biji (green beans) yaitu: Biji Kopi Pengeringan

Pengayakan

Pemisahan

2 3

Pemolesan

Sortasi

Pengemasan Gambar III. 4. Diagram Alir Proses Produksi Kopi Biji (green beans) 1. Pengeringan Proses pengolahan kopi biji (green beans) dimulai dari proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan untuk mengurangi jumlah kadar air yang terdapat pada biji kopi. Pengeringan yang dilakukan adalah dengan bantuan sinar matahari langsung. Pengeringan kopi biji biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari untuk mendapatkan kadar air standar sebesar 12%. 2. Pengayakan Tujuan pengayakan yaitu melakukan pemisahan volume kopi dengan berbagai ukuran small (S) dengan ukuran 5 mm, medium (M) 6 mm dan large (L) 7,5 mm. 3. Pemisahan Tahapan proses ini bertujuan untuk memisahkan biji pecah dan ringan pada kopi bji setelah dilakukan pengayakan menggunakan separator yang terdapat mesin pengayakan. 4. Pemolesan Tahapan pemolesan ini adalah untuk menghilangkan kulit ari untuk jenis kopi yang berkualitas AP. Kualitas AP (After Poles) kopi biji yang dihilangkan

2 4

kulit arinya. Tahapan pemolesan untuk kopi biji (green beans) biasanya dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen, kopi yang berkualitas AP lebih banyak dieskpor ke luar negeri karena kualiats AP merupakan kualitas kopi yang lebih unggul jika dibandingkan dengan kopi yang berkualitas EK. 5. Sortasi Tahapan sortasi dilakukan pemisahan biji gelap (hitam dan coklat) dan biji bagus dan untuk menentukan kualitas dari biji kopi yang didapatkan dari supplier. Sortasi bertujuan untuk mengelompokkan biji kopi sesuai dengan ukuran dan mutu fisiknya. Tahap ini sangat menentukan jenis dan keseragaman mutu fisik dan citarasa seduhan kopi. Sejumlah besar biji kopi mutu baik dapat rusak citarasa seduhannya oleh tercampurnya sedikit saja biji kopi mutu rendah. Sortasi berdasarkan ukuran biasanya dilakukan dengan mesin pengayak. Ayakan berupa pelat berlubang-lubang yang disusun berurutan mulai dari yang berlubang-lubang terbesar sampai terkecil. Sortasi berdasarkan mutu fisik umumnya dibagi menjadi dua tahap, yaitu sortasi berdasarkan warna dan sortasi berdasarkan cacat lainnya. Sortasi berdasarkan warna biasanya dilakukan dengan mesin pembeda warna (Sortex). Prinsip kerja mesin ini mampu memisahkan biji kopi berdasarkan daya pantul permukaan biji terhadap sinar yang dipancarkan mesin saat biji melewati detektor. Biji kopi dipisahkan menjadi dua bagian yaitu biji bermutu "baik"dan "tidak baik". 6. Pengemasan Proses pengemasan dilakukan dengan menggunakan karung yang baru dan siap untuk diekspor baik luar negeri (Internasional) maupun dalam negeri (Lokal)

2 5

ukurannya dikemas dalam karung goni (60-90kg) berlabel produksi dan disimpan dalam gudang yang bersih dan berventilasi cukup. Tumpukan karung-karung disangga di atas palet kayu dan tidak menempel di dinding gudang. Tujuan pengemasan biji kopi antara lain untuk mempertahankan mutu fisik dan citarasa, mengamankan dari serangan hama dan penyakit, memperindah kenampakan, mempermudah penanganan, pengangkutan, penghitungan jumlah, dan identifikasi. Oleh sebab itu, pengemasan merupakan tahap pengolahan yang paling kritis dan harus mendapatkan perhatian paling utama. 7. Penyimpanan dan Pergudangan Tujuan penyimpanan dan pergudangan biji kopi antara lain untuk menunggu pemasaran atau untuk tujuan pengolahan akhir. Oleh sebab itu kondisi penyimpanan dan pergudangan harus dapat mempertahankan mutu, mengamankan dari serangan hama dan penyakit, mempermudah penanganan, pengangkutan,

penghitungan

jumlah,

dan

identifikasi.

Oleh

sebab

itu, penyimpanan dan pergudangan merupakan tahap yang cukup kritis dan harus mendapatkan perhatian cukup baik. Pada pergudangan di perkebunan besar dilakukan adalah penyimpanan

dan

umumnya penyimpanan dan dua tahap. Tahap pertama

pergudangan sebelum

sortasi,

dan

kedua

adalah penyimpanan dan pergudangan siap kirim, di PT. Taman Delta Indonesia sendiri menerapkan sistem FIFO (First In First Out) yaitu barang yang pertama kali masuk harus pertama kali juga untuk keluar, barang hasil produksi di PT. Taman Delta Indonesia juga bersifat fresh roast produk yang diproduksi sesuai dengan permintaan konsumen.

26

8.

Pengangkutan Pengangkutan biji kopi bertujuan untuk memindahkan biji kopi dari suatu

tempat ke tempat lainnya. Oleh sebab itu, kondisi pengangkutan harus dapat mempertahankan mutu, mengamankan dari pemalsuan, pencurian, serangan hama dan penyakit, mempermudah penanganan, penghitungan jumlah dan identifikasi. Pengangkutan merupakan tahap yang cukup kritis dan harus mendapatkan perhatian cukup baik. Dalam proses pengolahan biji kopi (green beans) ada 2 jenis mutu atau kualitas kopi biji ekspor yang dilakukan dengan proses yang berbeda yaitu : 1. EK (Eerste Kwalitet)

Gambar III. 5. Biji Kopi Kualitas EK (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Tahapan proses pengolahan kopi biji dengan kulaitas EK adalah sebagai berikut :

2 7

Biji Kopi Asalan (Robusta) Pengayakan (Grading I)  Biji Pecah  Kulit  Ranting/Kayu  Logam dll

Pengovenan (Drying) T = 160-170˚C, Ka = 12% t = 30 menit

Pengayakan (Grading II)

Separasi/Pemisahan Ulang

Sortasi (Coloring Sortex)

Biji Kopi Siap Ekspor EK Quality Gambar III. 6. Diagram Alir Pengolahan Kopi Biji EK (Eerste Kwalitet) a. Persiapan bahan mentah Pada proses pengolahan biji kopi (green beans) kualitas EK, hal pertama yang dilakukan adalah persiapan bahan mentah (baku) digunakan kopi jenis robusta. Parameter yang dilihat pada persiapan bahan mentah ini yaitu ukuran yang tidak seragam, kelembaban, bau, benda asing seperti (batu,

28

ranting dan sebagainya) ada tidaknya jamur yang terdapat pada biji kopi, setiap parameter tersebut dilihat secara visual pada setiap kantong. b. Pemisahan dan pembersihan biji kopi Bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran dan biji yang rusak. c. Pengovenan atau Pengeringan Pengovenan atau pengeringan bertujuan untuk menurunkan kelembaban kopi hingga 12%. Proses pengovenan dilakukan dengan menggunakan mesin pengoven atau pengeringan yang dilakukan PT. Taman Delta Indonesia menggunakan sinar matahari langsung dengan bantuan terpal sebagai alas biji kopi. d. Pengayakan Biji kopi yang telah mencapai kadar air 12% dipisahkan sesuai ukurannya yaitu ukuran besar, ukuran sedang, ukuran kecil dan sangat kecil. e. Pemisahan dengan separator Untuk memisahkan biji yang tercampur dengan kopi, biji pecah, ringan atau kopi biji yang masih dalam kondisi asalan, asalan yaitu biji kopi yang masi tercampur dengan kotoran seperti ranting, abut dan sebagainya. f.

Sortasi Biji kopi dipisahkan dari biji yang hitam, belum matang, biji coklat

(kualitas rendah) dan biji kopi yang berwarna putih (kualitas baik) yang menggunakan mesin sortasi, Sortasi bertujuan untuk mengelompokkan biji kopi sesuai dengan ukuran dan mutu fisiknya. Tahap ini sangat menentukan jenis dan keseragaman mutu fisik dan citarasa kopi.

29

2. AP (After Poles)

Gambar III. 7. Biji Kopi Kualitas AP (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Tahapan proses pengolahan kopi biji dengan kulaitas EK adalah sebagai berikut : Biji Kopi (mutu grade medium/large) Sortasi (Coloring sortex)

Pemolesan (Polishing machine)

Pendinginan (Cooling) Pengecekan (Screening)

30

Pengemasan

Biji Kopi Siap Ekspor AP Quality Gambar III. 8. Diagram Alir Pengolahan Kopi Biji AP (After Poles) Dalam proses pengolahan biji kopi yang berkualitas AP tidak jauh berbeda dengan proses pengolahan biji kopi kualitas EK, namun letak perbedaannya hanya pada biji kopi kualitas AP telah melalui proses pemolesan. Proses pemolesan yang dilakukan oleh perusahaan PT. Taman Delta Indonesia dilakukan sesuai dengan permintaan konsumen. Tahapan proses pengolahan kopi biji dengan kulaitas EK adalah sebagai berikut : a. Sortasi Sortasi bertujuan untuk mengambil kulit kopi dan kotoran yang masih terdapat pada biji kopi. b. Poles Proses poles dilakukan untuk memoles biji kopi yang dapat menghasilkan biji kopi yang berkualitas, biji kopi diberi tekanan oleh udara panas oleh mesin poles yang bertujuan untuk membersihkan biji kopi dalam pipa-pipa ulir, hasil polesan pada biji sangat mempengaruhi warna dan tekstur biji kopi. Biji kopi yang telah dipoles akan lebih mengkilap nampak teksturnya, lebih halus dan cerah warnanya.

31

c. Pendinginan Proses pendinginan biji kopi yang telah dipoles kemudian didinginkan untuk dapat menurunkan suhu dari biji kopi, karena suhu yang terdapat pada mesin poles berkisar antara 70-80˚C, biji kopi masih terdapat uap setelah memalui proses pemolesan, bloweryang terdapat pada mesin poles akan meniupkan uap panas untuk memanaskan biji-biji kopi, uap tersebut mengandung air sehingga tidak dapat langsung dilakukan proses pengemasan. d.

Pengayakan Pengayakan dilakukan untuk memastikan tidak ada campuran lain

yang terdapat pada biji kopi dan menurunkan biji yang kecil atau rusak dengan menggunakan ayakan 5,5 mm dan biji kopi siap untuk diekspor. Tabel 3.4. menunjukkan standar grade mutu pada PT. TDI. Tabel 3.4. Standar grade mutu yang diterapkan PT. Taman Delta Indonesia berdasarkan SNI tahun 2008 NO Grade Nilai Cacat 1. Grade 1 (mutu satu) 0-11 2. Grade 2 (mutu dua) 12-25 3. Grade 3 (mutu tiga) 26-44 4. Grade 4A (mutu empat A) 45-60 5. Grade 4B (mutu empat B) 61-80 6. Grade 5 (mutu lima) 81-150 7. Grade 6 (mutu enam) 151-225 Sumber : PT. Taman Delta Indonesia B.2. Proses Pengolahan Kopi Biji Sangrai (roasted beans) Biji Kopi Mentah Kualitas (AP/EK)

Roasting (sangrai) T =160 dan 210˚C. t = 15 menit

32

Kopi Sangrai

Pengemasan Gambar III. 9. Diagram Alir Proses Produksi Kopi Biji Sangrai (roasted beans)

Adapun tahapan proses pengolahan kopi sangrai (roasted beans) adalah : 1. Persiapan bahan mentah Bahan mentah yang digunakan adalah biji kopi mentah, jenis kualitas AP maupun EK disesuaikan dengan permintaan konsumen. 2. Penyangraian Penyangraian pada biji kopi menggunakan prinsip pemanasan dengan adanya kontak dengan permukaan yang dipanaskan dengan bertujuan untuk mengurangi kadar air, menimbulkan perubahan warna, membentuk aroma yang khas.. Penyangraian sangat menentukan warna dan cita rasa pruduk kopi yang akan dikonsumsi, perubahan warna biji dapat dijadikan dasar untuk sistem klasifikasi sederhana. Perubahan fisik terjadi termasuk kehilangan densitas ketika pecah, karena perubahan sifat fisik dan kimia terjadi selama proses penyangraian. Penyangraian kopi di PT. Taman Delta Indonesia dilakukan untuk kapasitas 1,5 kg dan 50 kg. Proses penyangraian dilakukan dengan dengan menggunakan suhu 160˚C dan 210˚C selama 15 menit. Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan kopi sangrai dibedakan atas 3 golongan yaitu : a.

Penyangraian Ringan (Ligh Roast). Suhu yang digunakan 193 sampai 199°C, Cara ini dapat menurunkan kadar air 3-5%.

33

b.

Penyangraian Sedang (Medium Roast). Suhu yang digunakan 204°C. Cara ini dapat menurunkan kadar air 5-8%.

c.

Penyangraian Berat (Dark Roast). Suhu yang digunakan 213 sampai 221°C. Cara ini dapat menurunkan kadar air 9-14%.

3.

Pengemasan Proses selanjutnya adalah proses pengemasan kopi sangrai, kemasan yang

digunakan adalah jenis kemasan plastik dengan ukuran 1kg per kemasan plastik.Pengemasan untuk kopi biji sangrai (roasted beans) menggunakan kemasan yang berbahan plastik dan menggunakan mesin sealing pedal, mesin ini berfungsi untuk mengemas kemasan kopi biji goreng yang mempunyai berat 10 kg dan Mesin Sealer Pabrikan untuk mengemas kopi biji sangrai yang mempunyai berat 20 kg, B.3. Proses Pengolahan Kopi Bubuk (ground beans) Produk olahan kopi biji mentah menjadi kopi bubuk di PT Taman Delta Indonesia tidak diberikan penambahan bahan tambahan lain pada proses pengolahannya dan hanya bersifat original coffee. Yang membedakan hanya jenis dari kopi dan cita rasa dari masing-masing jenis kopi. Tahapan proses pengolahan kopi bubuk dapat dilihat pada gambar 3.5.

34

Biji Kopi Mentah

Penyangraian Tmasuk = 225°C Tkeluar = 220°C t = 45 menit Kopi Sangrai

Penimbangan I

Pencampuran (Produk Java blend dan Reguler blend/Coffea blending)

Grinding

Kopi Bubuk Penimbangan II

Pengemasan Gambar III. 10. Diagram Alir Proses Produksi Kopi Bubuk (ground beans) Adapun tahapan proses pengolahan kopi bubuk (ground beans) adalah : 1. Persiapan bahan baku Bahan baku yang digunakan yaitu biji kopi mentah baik kualitas AP maupun kualitas EK. Bahan mentah yang digunakan sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Penyangraian Proses penyangraian dilakukan pada suhu masuk sebesar 225˚ C dan suhu keluar 220˚ C, waktu penyangraian dibutuhkan selama 45 menit, proses penyangraian sangat menentukan cita rasa pada kopi bubuk.

3 5

3. Penimbangan I Penimbangan

dilakukan

sebelum

proses

grinding

(penghalusan),

penimbangan ini dilakukan setelah biji kopi menjadi kopi sangrai. 4. Pencampuran Tahapan pencampuran yang di PT. TDI ini dilakukan pada produk olahan kopi bubuk formulasi, yaitu produk kopi bubuk Java blend, produk kopi java blend merupakan campuran dari kopi robusta dan arabika yang menggunakan grade atau mutu kopi yang lebih bagus dibandingkan dengan campuran kopi regular blend.. Tahapan pencampuran dapat tidak dilakukan apabila jenis produk kopi bubuk yang di produksi tidak dalam bentuk formulasi atau campuran, tetapi hanya produk kopi single coffee. 5. Penghalusan (Grinding) Penggilingan (Grinding) bertujuan untuk menghaluskan tekstur, serta meningkatkan jumlah bahan yang larut dalam air ketika diseduh. Hasil dari penggilingan dipengaruhi oleh keadaan alat dan sifat kopi yang di giling. Hasil penggilingan biji kopi dibedakan menjadi : coarse (bubuk kasar), medium (bubuk sedang), fine (bubuk halus), very fine (bubuk amat halus). 6. Penimbangan II Setelah proses penghalusan, selanjutnya dilakukan penimbangan II dari kopi bubuk untuk mencapai ukuran 25 gram dan 220 gram. 7. Pengemasan Untuk kemasan kopi bubuk (ground beans) menggunakan aluminium foil. Aluminum foil digunakan agar mampu melindungi produk dari absorbsi

3 6

kelembaban atmosfir yang tidak hanya menyebabkan produk menggumpal (mengeras atau memadat) juga mempercepat penurunan (deterioration) aromadan bahan yang kedap udara (khusus untuk produk kopi luwak). Selain itu, dalam proses pengemasan kopi bubuk (ground beans) menggunakan mesin sealer, mesin ini merupakan mesin perekat antara dua sisi plastik kemasan untuk dapat melindungi produk agar tidak mudah terkontaminasi oleh debu, udara dan kotoran. Sedangkan untuk pengemasan kopi bubuk menggunakan aluminium foil. Kopi yang dikemas harus seragam tingkat mutunya. Pengemas harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mengkontaminasi mutu fisik atau mutu seduhan kopi, seperti bau minyak atau bau-bauan lainnya. Setelah melalui proses pengemasan kopi bubuk (ground beans) pengemas harus mudah dikenali dengan pemberian label perusahaan yaitu “TDI” untuk menghindari pemalsuan produk. Setelah melalui proses pengolahan pada kopi biji (green beans) kesalahankesalahan prakiraan citarasa seduhan produk kopi bubuk berdasarkan sifat fisik dapat diperkecil dengan uji seduhan (Cup test). Bagaimanapun juga, hasil olahan akhir kopi adalah berupa seduhan, sehingga uji seduhan merupakan pelengkap yang sangat penting dari semua cara uji yang telah ada. Namun uji seduhan masih belum dapat distandarisasi, untuk mengetahui kualitas kopi (green beans) yang baik sebelum di ekspor dan sebagai bahan utama dalam proses pembuatan kopi bubuk maka dilakukan testing terhadap beberapa jenis kopi, kopi biji (green beans) dibawa menuju Laboratorium pabrik dan kemudian dilakukan proses penyangraian menggunakan mesin roasting (mesin sangrai) kecil selanjutnya kopi yang telah matang dihaluskan mengunakan mesin grinder menjadi kopi bubuk

3 7

kemudian dilakukan cupping test, cupping test ini bertujuan untuk mengecek kualitas kopi yang disupply dari pengepul. Jenis kopi mempengaruhi tingkat kematangan dan susut beratnya. Jenis kopi impor paling cepat mengalami penyusutan dan cepat menghitam serta masih terdapatnya kulit ari yang sangat mempengaruhi cita rasa dari kopi tersebut setelah diseduh. Berikut adalah proses Cupping Test : 1. Biji kopi disangrai (roasting) 2. Kopi matang, kemudian didinginkan oleh udara selama 5 menit 3. Kopi sangrai dipindahkan pada wadah botol kopi untuk disimpan selama 5-7 hari sebelum di Cupping 4. Proses Cupping memerlukan beberapa gelas, pada setiap sampel dilakukan 5x pengulangan. 5. Kemudian parameter yang diuji adalah (aroma dan rasa) baik sebelum dan sesudah ditambahkan air putih B.5. Mesin dan Peralatan Proses produksi di PT. Taman Delta Indonesia pada setiap tahap proses pengolahan menggunakan mesin dan peralatan yang terbuat dari besi dan stainless stell. Terlebih pada proses produksi kopi biji (green beans) yang setiap prosesnya menggunakan mesin dan peralatan sehingga memudahkan pekerja dalam mengolah kopi biji (green beans). Adapun mesin dan peralatan yang digunakan oleh PT. Taman Delta Indonesia selama proses produksi yaitu: A. Pengolahan Biji Kopi (green beans)

38

Untuk pengolahan biji ekspor (green beans) pada pabrik PT. Taman Delta Indonesia menggunakan beberapa mesin dan peralatan untuk menunjang proses pengolahan tersebut. Adapun mesin dan peralatan yang digunakan pada proses pengolahan kopi biji (green beans) sebagai berikut : 1. Mesin Ayakan

Gambar III. 11. Mesin Ayakan Biji Kopi (green beans) (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: (5 x 4 x 7)

Kapasitas : 20 ton Daya Jumlah

: 500 Volt : 3 mesin ayakan terdiri dari 4 unit ayakan, 1 unit oven dan

3 unit

separator Bahan

: Besi dan baja

Bentuk

: Persegi

Prinsip kerja: Alat tersebut digoyangkan dengan menggunakan mesin Fungsi

: Penyortiran dengan cara pengayakan memisahkan dari empat jenis pemisahan yaitu biji pecah, biji gelondong, menir dan biji medium.

39

2. Mesin Poles

Gambar III. 12. Mesin Poles (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: a. Konveyor I ukuran (60 x 20 x 7 ) Konveyor II ukuran (10 x 30 x 7 ) b. Ulir basah c. Bak penampung poles ukuran (2 x 2) d. Mesin Poles ukuran(2 x 2 x 5) e. Pendingin ukuran (2,5 x 3 x 7) f. Ayakan ukuran (2 x 2 x 3)

Kapasitas

: Bak penampung mampu menampung sebanyak 20 ton

Daya

: 380 – 600 Volt dengan kecepatan 390 Rpm

Jumlah

: 3 set mesin poles

Bahan

: Besi baja

Bentuk

: Persegi dan persegi panjang

Prinsip Kerja

: Biji kopi diberi tekanan oleh udara panas bertujuan untuk membersihkan (Separadis) biji kopi dalam pipa-pipa ulir yang diberi aliran air.

Fungsi

: Membersihkan atau memoles biji kopi menjadi lebih halus dan cerah.

40

3. Mesin Color Shooter (sortasi)

Gambar III. 13. Mesin color shooter (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: (3 x 4 x 3)

Kapasitas

: 3 ton per/jam

Daya

: 50 Watt

Jumlah

: 3 set mesin

Bahan

: Besi

Prinsip Kerja : Biji kopi yang masuk dalam mesin akan disortir dengan spectrum khusus pada mesin untuk memisahkan biji kopi hitam dan biji putih. Fungsi

: Memisahkan biji kopi hitam (kualitas rendah) dan biji putih (kualitas baik)

41

4. Timbangan Duduk

Gambar III. 14. Timbangan Duduk (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran Kapasitas

: 60 x 40 x 15 : 150 kg

Daya

: 50 Watt

Jumlah

: 7 buah

Bahan

: Besi

Prinsip kerja : Menghitung berat secara otomatis dengan panel ditigal pada mesin. Fungsi

: Menimbang berat biji kopi selama proses pengolahan.

5. Mesin Ayakan Kecil

Gambar III. 15. Mesin Ayakan Kecil (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

42

Ukuran

: 80 x 60 x 80

Kapasitas

: 2 Kg

Daya

: 220 – 380 Volt / 390 Rpm

Jumlah

: 1 buah

Bahan

: Besi dan Kayu

Prinsip Kerja : Getaran mesin yang dihasilhkan akan menyeleksi biji kopi sesuai ukuran lubang pada tiap nampan ayakan. Fungsi

: Menyortir biji kopi berdasarkan 3 ukuran yakni besar, medium dan kecil.

6. Alat Congkok

Gambar III. 16. Alat Congkok (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran Jumlah Prinsip Kerja Fungsi

: 40 x 5 : 3 buah : Alat ditusukkan ke karung kopi untuk memeriksa kualitas kopi : Menyisihkan beberapa gram biji kopi setiap karung untuk dilakukan pemeriksaan kualitas.

43

7. Timbangan Mekanik

Gambar III. 17. Timbangan Mekanik (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: 20 x 10 x 12

Kapasitas

: 500 gram

Jumlah

: 1 buah

Bahan

: Besi

Prinsip Kerja : Membandingkan massa bahan yang akan diukur dengan anak timbangan. Fungsi

: Untuk mengukur berat sampel kopi yang sudah disortir untuk ditentukan kedalam beberapa grade.

8. Mesin Jahit Karung

Gambar III. 18. Mesin Jahit Karung (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Daya

: 220 Volt/ 11.000 Rpm

Jumlah

: 6 Buah

Bahan

: Besi

44

Prinsip Kerja : Ujung karung yang siap dikemas dimasukkan kecelah mesin jahit dan secara otomatis kail jarum dan benang pada mesin akan bergerak menutup karung. Fungsi

: Mengemas dan menutup rapat karung biji kopi.

9. Grain Moisture Meter

Gambar III. 19. Alat Pengukur Kadar Air (Grain Moisture Meter) (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: 210 x 130 x 190 mm

Kapasitas

: 500 gram

Daya

: 4 buah baterai 1,5 Volt tipe AA

Jumlah

: 1 buah

Bahan

: Plastik dan besi

Prinsip Kerja : Masukkan biji kopi yang akan diukur kadar airnya kedalam lubang atas alat dan tekan tombol moisure secara otomatis panel digital akan menunjukkan massa air dalam biji kopi. Fungsi

: Mengukur kadar air pada biji kopi untuk memastikan jumlah sampel rata-rata dan konsisten.

45

B. Pengolahan Kopi Sangrai (roasted beans) 1. Mesin Roasting Listrik

Gambar III. 20. Mesin Roasting Listrik (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran Kapasitas

: Diamater 50 cm x 50 cm, Tinggi 1,8 m : 2 Kg

Daya

: 220 Volt

Jumlah

: 1 Unit

Bahan

: Besi dan Stainless steel

Prinsip Kerja : Biji kopi dipanaskan dengan suhu terkontrol otomatis dengan teknik penyangraian berputar sehingga pemanasan merata dan terkontrol. Fungsi

: Menggoreng biji kopi.

2. Mesin Roasting Gas

Ukuran

Gambar III. 21. Mesin Roasting Gas (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) : 4 m x 1 m x 12,5 m

46

Kapasitas

: 50 Kg

Daya

: 800 Watt, 220 Volt

Bahan

: Baja dan stainless steel

Bahan bakar : LPG Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kera : Biji kopi dipanaskan dengan suhu terkontrol otomatis, sambil diputar sehingga pemanasan merata dan terkontrol. Fungsi

: Menggoreng biji kopi.

3. Mesin Sealer

Gambar III. 22. Mesin Sealer (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: 930 x 510 x 920mm

Kapasitas

: 5 Kg

Daya

: 240 Volt/50-60 Hz

Temperatur

: 0-300 C

Bahan

: Stainless steel

Jumlah

: 2 Unit

o

Prinsip Kerja : Ujung kemasan akan terekat dan tersegel secara otomatis oleh suhu panas dengan mekanisme transmisi berkecepatan cukup. Fungsi

: Perekat antara dua sisi plastik kemasan produk.

47

4. Mesin Packing Kopi

Gambar III. 23. Mesin Packing Kopi (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: Mesin (1100 x 800 x 2100)mm

Kapasitas

: 10 – 40 pack/ menit

Daya

: 220 Volt

Bahan

: Stainless Steel

Bentuk

: Persegi dan corong

Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kerja : Bubuk kopi akan terisi kedalam kemasan sachet dan tersegel secara otomatis. Fungsi

: Mengemas kopi bubuk secara otomatis.

5. Mesin Packing Vacum

Gambar III. 24. Mesin Packing Vacum (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

48

Ukuran

: Mesin ( 385 x 320 x 80 ) mm

Kapasitas

: 1- 3 produk/ menit

Daya

:-

Bahan

: Stainless Steel

Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kerja : Mengeluarkan atau menghampakan udara dalam plastik kemudian merekatkan kembali ujung kemasan dengan cara pemasan. Fungsi 6.

: Mengemas produk 1 -3 produk sekaligus. Mesin Sealer Pedal Rakit

Gambar III. 25. Mesin Sealer Pedal (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: 450 x 150 x 880 mm

Daya

: 220 – 240 Volt

Kapasitas

: 10 Kg

Jumlah

: 1 Unit

Bahan

: Besi

Prinsip Kerja : Menginjak pedal yang terhubung dengan konduktor panas sehingga pedal akan menarik bagian konduktornya lalu secara otomatis panas akan langsung diinduksikan ke lapisan plastik. Fungsi

: Untuk mengemas kemasan kopi goreng yang mempunyai berat 10 kg.

49

7. Mesin Sealer Pedal Pabrikan

Gambar III. 26. Mesin Sealer Pabrikan (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Ukuran

: 450 x 150 x 880 mm

Daya

: 220 – 24- Volt/ 50 – 60 Hz

Kapasitas

: 20 Kg

Bahan

: Besi

Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kerja : Menginduksikan panas dari filament ke lapisan teflon yang selanjutnya disalurkan ke lapisan plastik. Fungsi

: Mengemas kemasan kopi goreng yang mempunyai berat 20 kg.

50

8. Mesin Grinder

Gambar III. 27. Mesin Grinder 2 (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

Gambar III. 28. Mesin Grinder 2 (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) A. Mesin Grinder 1 Ukuran : 15 x 12 x 50 cm Daya

: 120 Volt

Kapasitas

: 2 Kg

Bahan

: Besi dan plastik

51

Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kerja : Biji kopi diletakkan diatas mesin kemudian mesin menghaluskan biji kopi menjadi kopi bubuk. Fungsi

: Untuk menggiling biji kopi menjadi kopi bubuk.

B. Mesin Grinder 2 Ukuran

: 20 x 25 x 80 cm

Daya

: 380 Volt

Kapasitas

: 4 Kg

Bahan

: Stainless steel

Jumlah

: 1 Unit

Prinsip Kerja : Biji kopi diletakkan diatas mesin kemudian mesin menghaluskan biji kopi menjadi kopi bubuk Fungsi

: Untuk menggiling biji kopi menjadi kopi bubuk.

9. Mesin expired date

Gambar III. 29. Mesin expired date (sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015) Daya

: 220 V/50 Hz 40 W o

Temperature : 0-200 C Ukuran

: 225 x 200 x 155 mm

Tipe

: Hand model

5 2

Berat Mesin : 2,5 kg Prinsip kerja : Kemasan plastik diletakkan dibawah mesin dan ditekan secara otomatis angka expired akn muncul yang sebelumnya telah ditentukan. Fungsi

: Untuk mengetahui masa expired date pada produk.

B.6. Sanitasi dan Higiene Pada dasarnya, yang membedakan antara pabrik pengolahan hasil pertanian dengan pabrik yang lainnya adalah sanitasi. Sanitasi merupakan hal utama yang harus diperhatikan pada pabrik pengolahan hasil pertanian menjadi sebuah produk pangan. Menurut Kartika (1991), sanitasi merupakan pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, bahan antara, peralatan dan pekerja guna mencegah pencemaran pada hasil olahan dan mengusahakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.Prinsip dari sanitasi yaitu sangat menekankan pada kebersihan agar tidak ditemukan cemaran fisik, kimia, maupun biologi. PT. Taman Delta Indonesia menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) yang merupakan prosedur tertulis dimana proses pembuatan pangan harus diproduksi dalam kondisi yang bersih. Prosedur SOP dibutuhkan oleh industri pangan sebagai program untukmenghasilkan produk yang aman dan memenuhi persyaratan dan peraturan Undang-Undang (UU) Pangan. Namun PT. Taman Delta Indonesia belum menerapkan sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Oleh karena itu hingga saat ini, perusahaan hanya menerapkan sistem Standard Operating Procedure (SOP). Standard Operating Procedure (SOP) merupakan suatu instruksi kerja yang terperinci dan tertulis yang harus

5 3

diikuti untuk mencapai keseragaman dalam menjalankan pekerjaan tertentu dengan berpedoman pada tujuan yang harus dicapai. Adanya SOP dapat mempermudah karyawan dalam melakukan pekerjaannya karena setiap karyawan telah memiliki tugasnya masing-masing. Sanitasi di PT. Taman Delta Indonesia meliputi, sanitasi ruang produksi, sanitasi lingkungan kerja dan sanitasi pekerja. a. Sanitasi Ruang Pengolahan Ruang pengolahan atau produksi merupakan ruang dimana seluruh aktivitas produksi dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku biji kopi, proses pengolahan baik produk kopi biji, kopi sangrai dan kopi bubuk serta pengemasan. Sehingga ruang produksi memiliki potensi besar untuk menyebabkan terjadinya kontamiansi dari pekerja maupun organisme lainnya selama pengolahan, karena semua aktivitas dilakukan di dalama ruangan tersebut. Ruang pengolahan yang terdapat pada PT. TDI memiliki sanitasi yang sudah baik karena pada setiap proses pengolahannya diberikan sekat antar ruangan dimana semua kegiatan dilakukan di dalam ruangan yang berbeda baik dari proses pengolahannya sampai dengan proses pengemasannya ruang produksi pengoalahan makanan harus memenuhi syarat higiene dan sanitasi, diantaranya konstruksi dan perlengkapan. Menurut Depkes RI (2000) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Lantai

Lantai harus dibuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak licin, tahan lama dan kedap air. Lantai harus dibuat dengan kemiringan 1-2% ke saluran pembuangan air limbah.

54

Kondisi Lantai di PT. Taman Delta Indonesia sudah didesain dengan baik sesuai dengan kondisi ruang pengolahan, ruang produksi pada pengolahan biji kopi menggunakan bahan yang terbuat dari semen hal itu disebabkan karena ruang produksi biji kopi menggunakan mesin yang berukuran besar sehingga untuk menggunakan lantai yang berbahan keramik tidak cocok. Sedangkan pada ruang produksi kopi sangrai dan kopi bubuk kondisi lantai menggunakan keramik karena pada setiap proses produksinya tidak menggunakan mesin atau alat yang berukuran besar. 2. Dinding dan langit- langit

Dinding harus dibuat kedap air sekurang-kurangnya satu meter dari lantai. Bagian dinding yang kedap air tersebut dibuat halus, rata dan berwarna terang serta dapat mudah dibersihkan. Langit- langit harus terbuat dari bahan yang bewarna terang. Kondisi dinding pada ruang produksi kopi biji, kopi sangrai dan kopi bubuk di PT. Taman Delta Indonesia menggunakan bahan yang kedap air, begitu juga dengan kondisi langit-langit ada ruang produksi pengolahan kopi biji telah menggunakan atap yang berbahan dasar seng yang kokoh sehingga mencegah terjadinya kebocoran, sedangkan pada ruang produksi kopi sangrai dan kopi bubuk langit-langit pada ruang pengolahan menggunakan plavon yang terbuat dari kayu.

5 5

3. Pintu dan jendela

Pintu dan jendela harus dibuat sedemikian rupa sehingga terhindar dari lalu lintas lalat dan serangga lainnya.dengan demikian harus diperhatikan pintu masuk dan keluar harus selalu tertutup atau pintu yang harus bisa ditutup sendiri. Kondisi pintu dan jendela pada ruang pengolahan di PT. Taman Delta Indonesia telah didesain sedemikian rupa sehingga tidak memudahkan lalat dan serangga mudah masuk, tidak ada jendela yang terdapat pada ruang produksi kopi biji yang terdapat hanya saluran ventilasi saja berbeda halnya dengan ruang produksi kopi sangrai dan kopi biji yang setiap ruangannya terdapat jendela dengan berbahan dasar kaca. 4. Ventilasi

Secara garis besar ventilasi terbagi atas dua macam yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi alam terjadi secara alamiah dan disyaratkan 10% dari luas lantai dan harusdilengkapi dengan perlindungan terhadap serangga dan tikus. Di PT. Taman Delta Indonesia sendiri menggunakan ventilasi alami pada setiap ruang pengolahan kopi biji, hal tersebut berbeda dengan ruang pengolahan kopi sangrai dan kopi bubuk yang tidak terdapat ventilasi baik alami dan buatan karena setiap ruangannya menggunakan Air Conditioner (AC). 5. Pencahayaan

Pencahayaan yang cukup diperlukan pada tempat pengolahan makanan untuk dapat melihat dengan jelas kotoran lemak yang tertimbun dan lain- lain. Kondisi pencahayaan yang ada di ruang pengolahan PT. Taman Delta Indonesia sudah memenuhi standar.

5 6

6. Penyediaan air bersih

Harus ada persediaan air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan. Minimal syarat fisik yaitu tidak bewarna, tidak berasa, tidak berbau. Penyediaan air bersih di PT. Taman Delta Indonesia menggunakan air PDAM, kondisi airnya tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau. 7. Penampungan dan pembuangan sampah

Sampah harus ditangani sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran makanan dari tempat sampah harus dipisahkan antara sampah basah dan sampah keringserta diusahakan pencegahan masuknya serangga ketempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain: terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah berkarat , mudah dibersihkan dan bagian dalam dibuat licin, serta bentuknya dibuat halus, mudah diangkan dan ditutup, kedap air terutama menampung sampah basah dan tahan terhadap benda tajam dan runcing Disamping itu sampah harus dikeluarkan dari tempat pengolahan makanan sekurang-kurangnya setiap hari. Segera setelah sampah dibuang, tempat sampah dan peralatan lain yang kontak dengan sampah harus dibersihkan. Penanganan sampah yang ada di PT. Taman Delta Indonesia dilakukan dengan cara membuangnya kedalam bak sampah yang sudah disediakan di dalam ruang pengolahan atau ruang produksi, didalam ruangan staff, dan disekitar lingkungan perusahaan. Sampah ini berasal dari daun, ranting, tisu, kertas-kertas dan sisa dari label stiker produk.

57

8. Pembuangan air limbah

Harus ada sistem pembuangan limbah yang memenuhi. syarat kesehatan. Bila tersedia saluran pembuangan air limbah di kota, maka sistem drainase dapat disambungkan dengan alur pembuangan tersebut harus didesain sedemikian rupa sehingga air limbah segera terbawa keluar gedung dan mengurangi kontak air limbah dengan lingkungan diluar sistem saluran. Jenis limbah yang dihasilkan dari pengolahan biji kopi, kopi sangrai dan kopi bubuk di PT. Taman Delta Indonesia dimanfaaatkan sebagai pakan ternak sehingga tidak ada jenis limbah atau sisa-sisa hasil produksi yang terdapat pada ruang produksi maupun ruang pengolahan. 9. Perlindungan dari serangga dan tikus

Serangga dan tikus sangat suka bersarang ataupun berkembang biak pada tempat pengolahan makanan, oleh karena itu pengendaliannya harus secara rutin karena binatang tersebut bisa sebagai pembawa penyakit dan sekaligus menimbulkan kerugian ekonomi. Karena kebisaan hidupnya, mereka dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Mereka dapat memindahkan kuman secara mekanis baik langsung kedalam makanan atau bahan makanan atau langsung mengkontaminasi peralatan pengolahan makanan dan secara biologis dengan menjadi vektor beberapa penyakit tertentu. Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan atau disebarkan antara lain demam berdarah, malaria, disentri, pes. Infeksi tikus dapat pula menimbulkan kerugian ekonomi karena mereka merusak bahan pangan dan peralatan pengolahan makanan.

5 8

Di dalam ruang pengolahan kopi biji perlindungan terhadap serangga dan tikus PT. Taman Delta Indonesia menggunakan alat ultrasonik untuk menghindari gangguan serangga dan tikus pada biji kopi yang telah dikemas menggunakan karung. b. Sanitasi Lingkungan Kerja Sanitasi lingkungan kerja di PT. Taman Delta Indonesia meliputi ruangan perkantoran, jalan, halaman, toilet, dan mushola. Sanitasi ini meliputi kebersihan lantai, dinding, dan juga sistem sirkulasi udaranya. Pada ruang perkantoran dilakukan pembersihan lantai 2 kali sehari, mulai dari mengepel lantai dan juga membersihkan kaca.Untuk ruangan staff menggunakan Air Conditioner (AC) yang bertujuan untuk mengatur suhu dan menjaga suhu agar tetap sejuk dan mengurangi adanya pencemaran seperti bau. Sedangkan untuk lantai menggunakan lantai yang berlapiskan kramik, berbeda halnya dengan ruangan produksi kopi biji (green beans) yang tidak menggunakan bahan lantai yang berlapiskan keramik atau porslein melainkan lantai dinding menggunakan bahan yang terbuat dari semen karena dalam ruang produksi kopi biji (green beans) proses pengolahan menggunakan mesin yang berukuran besar, para kuli panggul yang keluar masuk ruang proses produksi kopi biji (green beans) mengangkut stok kopi yang datang dari pengepul sehingga ruangan proses produksi kopi biji (green beans) tersebut tidak sangat cocok jika menggunakan bahan lantai yang berlapiskan keramik, ruang staff dan lingkungan kerja pada pengolahan kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) dilengkapi dengan Air Conditioner (AC), sedangkan toilet dan mushola

5 9

berlantai berlapiskan lantai keramik. Halaman sekitar PT. Taman Delta Indonesia selalu dilakukan pembersihan dan penyiraman halaman oleh petugas kebersihan. c. Sanitasi pekerja Kebersihan pekerja atau karyawan di PT. Taman Delta Indonesia penting untuk diperhatikan, terutama pekerja yang berada diruang produksi. Dalam proses pengolahan

produk

kopi

pekerja

haruslah

benar-benar

memperhatikan

kebersihannya. Pekerja merupakan salah satu sumber kontaminan yang berpotensi terhadap produk pangan yang diolah. Kontaminasi dari pekerja dapat berasal dari rambut, hidung, mulut, tangan, pakaian serta perhiasan yang dikenakan pada saat bekerja. Para pekerja dalam pengolahan kopi biji, kopi sangrai dan kopi di PT. Taman Delta Indonesia masih kurang dalam memperhatikan sanitasi, kondisi para pekerja yang tidak menggunakan sarung tangan, jarang menggunakan hairnet ataupun masker sangat perlu diperhatikan karena hal-hal tersebut dapat menimbulkan kontaminasi dari pekerja kepada produk olahan kopi yang dihasilkan. Pencegahan kontaminasi produk dari pekerja dapat dilakukan dengan beberapa cara, untuk pekerja yaitu untuk rambut sebelum memasuki ruang pengolahan wajib mengenakan penutup kepala(hairnet)yang dikenakan oleh pekerja. Untuk bagian hidung dan mulut pekerja wajib menggunakan masker dan untuk bagian tangan pekerja harus menggunakan sarung tangan.Agar pada saat melakukan proses produksi tidak terdapat mikroorganisme dan kotoran yang terdapat pada produk olahan kopi yang disebabkan karena terjadinya kontaminasi antara pekerja dengan produk olahan. Setiap pekerja hendaknya menggunakan

6 0

atribut lengkap pada saat melakukan proses produksi dan berpakaian yang sesuai yaitu menggunakan pakaian yang tertutup lengkap. Pada

saat

memasuki

Laboratorium

pabrik

telah

disediakan

jas

Laboratorium yang dikenakan sebelum memasuki Laboratorium. Dari segi pakaian para pekerja hanya menggunakan pakaian seragam yang telah diberikan oleh perusahaan, tidak ada pakaian khusus yang lengkap pada para pekerja selama proses pengolahan dilakukan. Selama proses pengolahan berlangsung pekerja diwajibkan mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki ruang produksi mencuci tangan dengan menggunakan cairan pembersih tangan yaituhand soap atau antiseptichand cleaner, para pekerja pengolahan kopi sangrai dan kopi bubuk di PT. Taman Delta Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan bahan pewangi pada saat melakukan proses produksi karena material bersifat menyerap bau hingga dikhawatirkan dapat mengkontaminasi produk. Pakaian seragam pekerja di PT. Taman Delta Indonesia dibedakan sesuai dengan tugas dan bagiannya. Bagian produksi pengolahan kopi biji (green beans) menggunakan kaos berwarna biru sedangkan bagian produksi pengolahan kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) menggunakan kaos berwarna kuning. Pembagian warna seragam bertujuan untuk mengetahui bagian dari setiap pekerja, sehingga tidak semua orang dapat mengoperasikan suatu alat atau mengolah produksi. Sistem sanitasi tidak hanya diterapkan pada karyawan di bagian produksi saja, namun untuk seluruh karyawan PT. Taman Delta Indonesia.

6 1

Berbagai Variasi Produk Olahan Kopi (Tugas Khusus) Tugas khusus penulis yang diberikan oleh dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu “Berbagai Variasi Produk Olahan Kopi di PT. Taman Delta Indonesia” Variasi produk yang terdapat pada perusahaan PT. Taman Delta Indonesia berbahan dasar kopi biji yang disupply langsung dari pengepul diolah atau diproduksi menjadi berbagai variasi olahan antara lain : 1. Kopi biji (green beans), olahan produk biji kopi ini merupakan olahan biji kopi yang bersifat original tidak ada penambahan bahan tambahan apapun dalam setiap proses pengolahannya. Berdasarkan proses pengolahannya produk kopi biji (green beans) ini terbagi menjadi dua kategori mutu kopi yaitu EK dan AP.EK, biji kopi yang diproses secara EK tidak dihilangkan kulit ari pada biji kopi tersebut kopi biji yang baru datang dari pemasok masih dalam kondisi yang tidak bagus baik dilihat dari segi ukuraannya yang tidak merata, warna dan kadar air yang tinggi. Sedangkan AP merupakan kategori mutu yang terbaik untuk kualitas ekspor, kualitas kopi AP adalah proses lanjutan dari EK yang dimana hasil biji kopi AP ini sudah dilakukan pemolesan (polishing) dan dihilangkan kulit arinya ukuran kopi biji AP seragam yaitu 5,5 mm, 6 mm dan 7,5 mm setelah dilakukan proses penyortiran. Green beans yang telah dikemas dalam karung siap untuk diekspor baik dalam negeri (Lokal) ataupun luar negeri (Internasional).

62

Gambar III. 30 Produk Kopi Biji (green beans)

Di wilayah Indonesia, PT. Taman Delta Indonesia juga ada yang menyuplai green beans ke pabrikan besar kopi dan mikro-mikro roaster seperti cafe yang mempunyai alat untuk menggoreng sendiri. 2. Kopi biji sangrai (roasted beans), biji kopi yang telah dilakukan proses EK dan AP biasanya juga diolah sebagai kopi biji sangrai (roasted beans), namun kualitas mutu kopi AP yang biasa digunakan sebagai bahan utamanya. Pada proses pengolahannya roasted beansbiji kopi yang telah dipilih berdasarkan jenisnya kemudian biji kopi dipanaskan dengan teknik penyangraian dengan pemanasan merata dan terkontrol. Selanjutnya biji kopi yang telah disangrai didiamkan agar tidak panas pada saat dilakukan pengemasan, pengemasan biji

6 3

kopi sangrai ini dikemas dengan meggunakan bahan kemasan yang berbahan plastik.

Gambar III. 31. Produk Kopi Sangrai (roasted beans) 3. Kopi bubuk (ground beans), biji kopi yang telah disangrai oleh perusahaan juga memproduksi kopi bubuk (ground beans), roasted beans kemudian dihaluskan dengan menggunakan mesin grinder, selanjutnya dilakukan proses pengemasan dengan menggunakan kemasan yang berbahan aluminium foil.. Adapun variasi ground beansyang diproduksi oleh perusahaan antara lain Indonesian coffee (Robusta dan Arabika): Java Mocha, Java Arabica, Java Blend, Kalosi Toraja, Lintong, Gayo, Banquet, Mandheling, Bali Kintamani, Wamena, Flores, Loewak dan sebagainya. Imported Arabica Coffee yaitu : Brazil Cerrado, Guatemala dan lain-lain. Single Original Coffee merupakan produk kopi yang juga terdapat pada perusahaan seperti perbedaan cita rasa kopi dari setiap daerah.

6 4

Gambar III. 32. Produk Kopi Bubuk (ground beans) Produk roasted beans dan ground beans biasanya dipasarkan di cafe, hotel dan pusat oleh-oleh sekitar pulau Jawa dan Bali. Variasi produk olahan perusahaan PT. Taman Delta Indonesia tetap mempertahankan Original Coffee. Seperti kopi biji (green beans) kopi biji sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) yang tidak diberi bahan tambahan dalam setiap produksi (kopi bubuk original). Adapun faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut adalah teknologi tidak terlalu berkembang, bahan baku dan kondisi pasar yang jenuh, persaingan pemasaran dengan pabrikan besar. Untuk kedepannya perusahaan merencanakan akan membuat variasi produk kopi yaitu semacam Drip Coffee dan Kapsul Coffee.

65

C. Pelaksanaan Kerja Praktik kerja lapangan ini dilakukan dengan metode observasi dan pengamatanlangsung proses produksipengolahan kopi dan mengetahui berbagai variasi olahan produk kopidi PT. Taman Delta Indonesia. Mulai dari persiapan bahan baku (Raw Material) sampai pada pengemasan produk. D. Kendala Yang Dihadapi Adapun kendala yang dihadapi oleh PT. Taman Delta Indonesia yaitu: a. Perusahaan belum menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). b. Sanitasi pekerja dan peralatan perlu untuk ditingkatkan pada proses produksi baik dari pengolahan green beans, roasted beans dan ground beans agar dapat lebih menghasilkan produk yang lebih higienis. E. Cara Menghadapi Kendala Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah : a. Kendala tersebut dapat diatasi dengan menerapkan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) karena tujuan dari penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dalam suatu industri pangan adalah untuk mencegah terjadinya bahaya sehingga dapat dipakai sebagai jaminan mutu pangan guna memenuhi tuntutan konsumen. b. Sanitasi pekerja, peralatan, lingkungan pabrik dan sekitar pabrik sangat perlu diperhatikan, karena merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam melakukan suatu proses pengolahan karena dengan adanya

66

sanitasi yang baik akan menyebabkan kualitas dan mutu suatu produk meningkat. Maka dari itu sanitasi harus benar-benar diterapkan dan ditingkatkan oleh perusahaan

67

BAB IV KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Taman Delta Indonesia merupakan pabrik yang memproduksi produk hasil olahan pertanian kopi dalam berbagai bentuk produk yaitu biji kopi (green beans), biji kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans). 2. Produk yang diproduksi di PT. Taman Delta Indonesia dipasarkan secara ekspor (Internasional dan Lokal) untuk jenis produk biji kopi (green beans) dan untuk jenis produk biji kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) 3. Proses pengolahan biji kopi (green beans), biji kopi sangrai (roasted beans) dan kopi bubuk (ground beans) mulai dari persiapan bahan baku hingga proses penyimpanandilakukan dengan menggunakan cara yang sederhana (manual) dan peralatan mesin. 4. Variasi atau jenis produk olahan kopi yang ada di PT. Taman Delta Indonesia yaitu Original Coffee atau Single Original Coffee.yang tidak diberi bahan tambahan dalam setiap produksi. 5. PT. Taman Delta Indonesia belum menerapkan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang dimana penerapan HACCP sendiri sangat penting dalam setiap proses pengolahan bahan pangan untuk

68

mencegah adanya bahaya dalam setiap proses pengolahan.Namun, perusahaan sendiri telah menerapkan Standard Operating Procedure (SOP) serta aspek sanitasi yang ada di PT. Taman Delta Indonesia perlu untuk ditingkatkan. B. Saran PT. Taman Delta Indonesia merupakan sebuah pabrik yang mengolah olahan dari biji kopi yang melakukan penjualan secara ekspor baik ke luar negeri (Internasional) maupun dalam negeri (Lokal). Oleh karena itu, terlepas dari saran yang bersifat teoritis, penulis menyarankan agar semua masyarakat yang ada di PT. Taman Delta Indonesia tetap untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, agar dapat menghasilkan produk olahan kopi yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.

6 9

DAFTAR PUSTAKA Anonim,

2015. Tugas Manajer Quality Control Dalam Perusahaan. www.materiakuntansi.com (diakses pada tanggal 14 Agustus 2015).

Dwitama, R., 2015. Pengertian Struktur Organisasi. http://rynaldi-dwitama. blogspot.co.id/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html (Diakses pada tanggal 5 September 2015) Eka,

2010/ Melaksanakan Prosedur Sanitasi di Tempat Kerja http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/prihastutiekawatini ngsih-spd-mpd/melaksanakan-prosedur-sanitasi-di-tempat-kerja-pkh2010.pdf (Diakses pada tanggal 9 September 2015)

Ridwansyah, 2002. Kandungan Kimiawi yang terdapat pada Kopi http://www.ridwansyah.com/10-kandungan-kimiawi-yang-terdapat-padakopi.html (diakses pada tanggal 2 September 2015) Saputra E., 2008. Penyebaran Kopi di dunia dan Sejarahnya serta Golongannya http://mlgcoffee.com/2008/09/19/definisi-kopi-dan-sejarah-penyebarangolongan-kopi-di-dunia/html (diakses pada tanggal 20 Agusutus 2015). Situmorang., 2013. Higiene dan Sanitasi. http://repository.usu.ac.id/bitstream / 123456789/ 37697/4/ Chapter%20II.pdf (Diakses pada tanggal 10 September 2015) Yulio A, 2014. Teori Organisasi Umum. http://www.aghamisme.blogspot.com (diakses pada tanggal 26Oktober 2015). Yuniasih, B., 2015. Perencanaan Ekonomi. www.ekonomiplanner.blogspot.com (diakses pada tanggal 18 Agustus 2015).

70

Lampiran 1. Surat Permohonan PKL

71

Lampiran 2. Surat Penerimaan PKL

72

Lampiran 3. Surat Tugas

73

Lampiran 4. Jurnal Harian PKL

7 4

7 5

7 6

77

Lampiran 5. Formulir Penilaian PKL

78

Lampiran 6. Absensi PKL

79

Lampiran 7. Sertifikat PKL

80

Lampiran 8. Surat Keterangan PKL

81

Lampiran 9. Denah Pabrik

8 2

Related Documents


More Documents from "putri np"