LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR KONSTANTA PEGAS Nama
: Diky Taruna
NPM
: 19420027
Grup/Kelompok
: K1,K2/ R02
Dosen
: E. Desi Fatma, S.Pd, M.Si
POLITEKNIK STTT BANDUNG KIMIA TEKSTIL 2019/2020
KONSTANTA PEGAS Diky Taruna (19420027). Kimia Tekstil Politeknik STTT Bandung. e-mail :
[email protected] Phone : 082276023051
ABSTRAK Konstanta pegas merupakan suatu elemen penting yang terdapat pada pegas. Untuk mendapatkan nilai konstanta pegas, yang biasanya digunakan adalah persamaan hukum Hooke πΉ = βπΎ. βπ . Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis, menyerap kejur dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung, dan untuk menambah daya cengkeram ban terhadap permukaan jalan. Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titk kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon yang selalu konstan. Adapun hukum Newon dan hukum Hooke yang berkaitan dengan grafitasi dan konstanta pegas. Cara kerja untuk menentukan nilai percepatan grafitasi yaitu dengan mengetahui terlebih dahulu periode dan panjang tali pada bandul. Yang akan didapatkan nilai grafitasi dari rumus π =
π(2π)2 π2
. Setelah kita dapatkan nilai
grafitasi, lalu kita dapat pula mencari nilai dari konstanta pegas yang akan didapatkan dari rumus π = π
π
πππππππ
.
Berdasarkan hasil praktikum ini, kita dapat mengetahui apakah hasil nilai percepatan grafitasi pada saat eksperimen dan literatur memiliki nilai yang tidak berbeda jauh. Karena ketidaktelitian pada saat eksperimen dapat menyebabkan nilai koefisien pada hasil eksperimen menghasilkan nilai yang berbeda dengan yang ada pada buku literatur.
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan benda yang bergetar. Contohnya dari getaran senar gitar, getaran garpu tala, gataran pita suara pada saat berbicara, getaran pegas yang diberi beban, dan masih banyak lagi. Getaran dan gelombang merupakan dua hal yang saling berkaitan. Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan. Sedangkan gelombang adalah suatu getaran yang merambat, yang membawa energi selama perambatannya. Dengan kata lain, getaran merupakan penyebab adanya suatu gelombang. Pada percobaan kali ini yang akan dibahas adalah Getaran ( Konstanta Pegas. Pegas, dalam mekanika adalah sebuah perangkat yang dapat menyerap dan melepaskan energi bersama perubahan dalam bentuknya. Contoh sederhana pegas yaitu bantalan antara roda dan bodi pada sepada motor, mobil, dan sepeda. Gerak harmonik sederhana adalah suatu gerak bolak-balik benda melalui suatu titik keseimbangannya tanpa teredam. Contoh aplikasi gerak harmonik sederhana yaitu pada kasus ayunan bandul sederhana, gerak benda pada lintasan licin yang berbentuk busur lingkaran, gerak benda yang digetarkan pada pegas, dan gerak zat cair yang digerakkan naik turun pada sebuah pipa U. Pada percobaan kali ini digunakan sistem bandul dan alat percobaan pegas untuk menentukan percepatan grafitasi dan konstanta elastisitas pegas.
1.2
Tujuan 1)
Mampu menentukan percepatan grafitasi.
2)
Mampu menentukan konstanta pegas.
3)
Mempunyai kemampuan menggunakan teori ralat dalam melakukan. eksperimen.
4)
Mengerti cara penulisan ilmiah.
BAB II DASAR TEORI 2.1
Getaran Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disekitar kesetimbangan. Kesetimbangan disini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam, jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama. Getaran bebas terjadi bila sistem mekanis dimulai dengan gaya awal, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Contoh getaran seperti ini adalah memukul garpu tala dan membiarkannya bergetar, atau bandul yang ditarik dari keadaan setimbang lalu dilepaskan.
2.2
Gerak Harmonik Sederhana Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon yang selalu konstan. Gerak harmonik sederhana dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu Gerak Harmonik Sederhana Linier, misalnya penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertical dari pegas, dan Gerak Harmonik Sederhana Angular, misalnya gerak bandul/bandul fisis, osilasi ayunan torsi, dan sebagainya. Gerak harmonik pada bandul, sebuah bandul adalah massa yang digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi kesetimbangan dinamakan gaya pemulih dan panjang busur adalah kesetimbangan gayanya. Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan satu getaran. Benda dikatakan
melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut.
2.3
Hukum Hooke Suatu pegas jika diberi gaya berat dengan besar tertentu, maka secara otomatis benda tersebut mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara besar gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas adalah konsep dasar dari hukum Hooke. Bunyi hukum Hooke sebagai berikut βJika gaya tarik yang diberikan pada sebuah pegas tidak melampaui batas elastis bahan maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknyaβ.
2.4
Hukum Newton II Hukum Newton adalah hukum yang menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum gerak ini merupakan pondasi mekanika klasik yang dijabarkan dalam tiga Hukum Fisika. Hukum
Newton
II
Berbunyi:
βPercepatan
sebuah
benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanyaβ. Berdasarkan Hukum Newton II, kamu dapat memahami bahwa suatu benda akan bertambah kelajuannya jika diberikan gaya total yang arahnya sama dengan arah gerak benda. Akan tetapi, jika arah gaya total yang diberikan pada benda tersebut berlawanan dengan arah gerak benda maka gaya tersebut akan memperkecil laju benda atau bahkan menghentikannya.
Karena perubahan kelajuan atau kecepatan merupakan percepatan. Maka dapat disimpulkan bahwa gaya total yang diberikan pada benda dapat menyebabkan percepatan. Contoh penerapan hukum Newton II dapat kamu amati apabila kamu menendang sebuah bola (artinya kamu memberikan gaya kepada bola), maka bola tersebut akan bergerak dengan percepatan tertentu. Hukum Newton II dinotasikan dengan rumus:
Dimana: = gaya total yang bekerja pada benda (N) = massa benda (kg) = percepatan benda (m/s2)
2.5
Pegas
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil. Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Selama batas elastisnya belum terlampaui maka perubahan panjang pegas akan sebanding dengan gaya yang bekerja padanya, menurut hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut : πΉ = βπ. π₯ β¦ (1)
Dengan F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m) dan x adalah perubahan panjang pegas (m).
Ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah masa, maka gaya yang menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut, sehingga berlaku :ππ = ππ₯ β¦ (2)
Dengan g adalah percepatan grafitasi (m/s2). Selain dengan cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan disampingkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan periode getaran T sebagai berikut : π = 2πβ
π β¦ (3) π
Hukum hooke menyatakan hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang (x), didaerah yang ada dalam batas kelentingan pegas. F = k. βx , dengan k adalalah suatu tetapan yang disebut tetapan pegas yang nilainya berbeda untuk pegas yang berbeda. Tetapan pegas adalah gaya per satuan tambahan panjang (N/m). Persamaan gerak getaran dapat diturunkan dari dua hukum gerak, yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Jika gaya pegas adalah satusatunya gaya luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II newton.
2.6
Getaran Bebas Tanpa Peredam
Gambar-1 Sistem getaran sederhana (https://id.wikipedia.org/wiki/Getaran/ ,2016)
Pada Gambar 2.1 redaman dianggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang mempengaruhi massa. Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas F sebanding dengan panjang peregangan x dikalikan
dengan konstanta pegas k, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis: π(π·ππππ) = βππ(Pegas)=-kx...(1) Arah gaya pegas berlawanan arah dengan arah gerak partikel massa m, dengan k adalah tetapan pegas. Sesuai Hukum Kedua Newton, gaya yang ditimbulkan sebanding dengan percepatan massa: βπ = π
π
π π
π
π2 π₯
= π ππ‘ 2
...(2)
π2 π₯
ππ β ππ₯ = π ππ‘ 2 g-kx=md^2x/dt^2
...(3)
π
π π
π π
ππ + ππ = ππ
...(4)
ππ + ππ = ππmx+kx=mg
...(5)
π
π + π π = π+k/mx=g
...(6)
Untuk benda dalam keadaan setimbang, berlaku: ππ = ππx=mg
...(7)
π
π₯ = π π β π¦ = ππππππππ =g/kmβy=M_gradien Yang
merupakan
persamaan
garis
lurus
...(8) dengan
π=
πβπ΄ππππ
πππ =g/M_gradien. Untuk pegas berosilasi dengan suatu percepatan tertentu, maka: π
(π«π + π) π = π π
...(9) π
π·12 = Β±ββ π = Β±πβπ
...(10)
Jika memulai getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan diatas yang memberikan gerakan massa adalah: π
π
π(π) = π + π¨ππππβπ π + π©πππ β πβπ π π
π
π(π) = π + π¨ πππ βπ π + π© πππ βπ π π = π + π¨ πππ ππ + π© πππ ππ=g+A cos Οt+B sin Οt
...(11) ...(12)
...(!3)
π = π¨ πππ (ππ + π) = π¨ πππ (ππ
ππ + π)=A sin Οt+y=A sin (2Οft+y) ...(14) π
π
π = π
π π¨π πππ (ππ + π)=dv/dxAΟ cos (Οt+y) ...(15) π=
π
π π
π
= π¨ππ πππ (ππ + π)=dv/dt=AΟ^2 sin (Οt+y) ...(16)
Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi f. Bilangan f adalah salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi alami takredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana, didefinisikan sebagai: ππ
π = π
π ππ
π = π
ππ
π»
...(17) π
= βπΟf=2Ο/T=&k/m
π
π» = ππ
β π =1/2Ο&m/k
...(18) ...(19)
Frekuensi sudut dengan satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan, namun besaran ini biasanya diubah ke dalam frekuensi βstandarβ (satuan Hz) ketika menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui, frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas π
π
π¬ = π πππ + π πππ =1/2mv^2+1/2kx^2 ...(20) Saat posisi x sama dengan amplitudo A, maka energi kinetik = 0, sedangkan energi total adalah sama dengan energi potensial maksimumnya, yaitu: π
π¬ = π ππ¨π =1/2kA^2
...(21)
Saat posisi x = 0, maka energi kinetiknya akan maksimal, sedangkan energi potensialnya adalah nol π
π¬ = π πππππ =1/2mv_max2
...(22)
2.7
Gerakan Osilasi Bebas pada Bandul
Gerak pada bandul adalah salah satu contoh getaran selaras sederhana yang merupakan gerak bolak-balik. Suatu benda digantungkan pada seutas tali dengan panjang / kemudian benda tersebut diputar dengan sudut π. Maka persamaan gerak osilasi pada bandul adalah: π
π³ = π π(ππ + ππ + ππ ) β (πππ)
...(23)
Ditinjau dari posisi benda yang bermassa π, π, π = π πππ, βπ πππ(π½), π
...(24)
Ditinjau dari perubahan posisi terhadap perubahan waktu π
π
π
(π, π, π) =
π
π
π
(π πππ π½, βπ πππ π½, π)
...(25)
Panjang tidak mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon, sedangkan sudut π mengalami perubahan untuk setiap waktu t sekon, sehingga persamaan diatas akan menjadi: π
π
π π
π
π π
π
π
(π, π, π) = π (π, π, π) = π
π
π
π
(πππ π½, βπππ π½, π)
π
π½ π
π
π π
π½
...(26)
(πππ π½, π πππ π½, π) ...(27)
(π, π, π) = π π½ πππ π½, π π½ πππ π½, π)
...(28)
Dimasukkan persamaan diatas π
π³ = π π(ππ + ππ + ππ ) β (πππ) Persamaan Euler-Lagrange adalah:
...(29)
π
π
π³
π
π³
( ) = π
π
...(30)
π
π π
π π
π
π³
π
π³
( ) = π
π½ π
π π
π½ π
π
π
...(31)
πππ π½ = βπππ πππ π½
...(32)
π
π½ = β π πππ π½
...(33)
Untuk sudut yang kecil dapat digunakan deret Fourier, sehingga penyelesaian masalah ini adalah: π
π½+ ππ½=π
...(34)
π
π½+ ππ½=π
...(35)
π
(π«π + π ) π½ = π
...(36)
π
π
π«π,π = Β±ββ π = Β±πβ π
...(37)
Jika memulai getaran sistem dengan meregangkan bandul sejauh A kemudian
melepaskannya,
solusi
untuk
persamaan
memberikan gerakan massa adalah: π
π
π½ = π¨ππππβ π π + π©πππ β πβ π π π
π
...(38)
π½ = π¨ πππβ π π + π© πππ + β π π
...(39)
π½ = π¨ πππ ππ + π© πππ ππ
...(40)
π½ = π¨ πππ (ππ + π)
...(41)
π½ = π¨ πππ (ππ
ππ + π)
...(42)
π= π=
π
π½ π
π π
π π
π
= π¨ π πππ (ππ + π)
...(43)
= βπ¨ ππ πππ(ππ + π)
...(44)
Besar periode bandul adalah memenuhi persamaan: π
π» = ππ
βπ
...(45)
diatas
yang
BAB III METODE EKSPERIMEN Metode eksperimen akan menjabarkan bagaimana metode yang digunakan serta alat dan bahan yang akan digunakan pada eksperimen ini.
3.1
Alat dan Bahan 1.
Seperangkat Alat Percobaan Pegas
2.
Sistem Bandul
3.
Massa Beban (mi)
4.
Neraca Ohaus
5.
Stopwatch
6.
Penggaris ( alat ukur )
7.
Alat Tulis
3.2
Skema Percobaan
3.3
Langkah Kerja 1.
Menghitung panjang pegas awal sebelum diberi tambahan beban
2.
Menimbang berat beban dengan neraca ohaus
3.
Menentukan pertambahan panjang pegas setiap pertambahan massa beban (mi)
4.
Membuat kurva y-x dibuat dengan massa sebagai sumbu-x dan pertambahan panjang sebagai sumbu-y
5.
Besar konstanta pegas dapat ditentukan dari besar gradient Mg
6.
Melakukan percobaan gerak osilasi bebas pada bandul sebanyak 3x dengan panjang tali bandul dan sudut amplitudo tertentu, untuk mendapatkan besar T ( periode )
7.
Menghitung terlebih dahulu besar konstanta percepatan grafitasi g π
menggunakan persamaan : π» = ππ
βπ π=
π(ππ
)π π»π
8.
Menghitung konstanta pegas menggunakan persamaan : π π = π β π = π΄ππππ
πππ π
9.
Menentukan besar ralat konstanta pegas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Percobaan Pegas
Data Pengamatan Awal Panjang Awal Pegas ( Panjang0 )
(2.9 Β± 0.05) cm
Massa Beban Ember ( M0 )
(34.43 Β± 0.005) gram
Massa Beban 1 ( M1 )
(5.23 Β± 0.005) gram
Massa Beban 2 (M2 )
(10.37 Β± 0.005) gram
Massa Beban 3 ( M3 )
(8.98 Β± 0.005) gram
Massa Beban 4 ( M4 )
(9.89 Β± 0.005) gram
Massa Beban 5 ( M5 )
(10 Β± 0.005) gram
No. Massa
Panjang1
Beban
Pertambahan Panjang ( Panjang1 - Panjang0)
(MΒ±βM) gram
(π₯Β±βπ₯) ππ
(π₯Β±βπ₯) ππ
1
M0+M1
(39.66 Β± 0.005)
(7.6 Β± 0.05)
(4.7 Β± 0.05)
2
M0+M1+M2
(50.03 Β± 0.005)
(8.9 Β± 0.05)
(6.0 Β± 0.05)
3
M0+M1+M2+M3
(59.01 Β± 0.005)
(9.8 Β± 0.05)
(6.9 Β± 0.05)
4
M0+M1+M2+M3+M4
(68.9 Β± 0.005)
(11 Β± 0.05)
(8.1 Β± 0.05)
5
M0+M1+M2+M3+M4+M5
(78.9 Β± 0.005)
(12.2 Β± 0.05)
(9.3 Β± 0.05)
Tabel 1. Pertambahan Pegas
Pertambahan Panjang (cm)
12
y1 = 0.1682x - 2.9896 RΒ² = 0.9999
10
9.3 y = 0.1172x + 0.1127 RΒ² = 0.9991
8 6
M Gradien
8.1
M Gradien1
6.9 6
M Gradien2
4.7
4
Linear (M Gradien) Linear (M Gradien1)
y 2= 0.0663x + 3.0437 RΒ² = 0.9987
2
Linear (M Gradien2)
0 0
20
40
60
80
100
Pertambahan Massa Beban (gram)
Grafik 1. Pertambahan panjang terhadap massa
Berikut adalah perhitungan untuk mendapatkan hasil M gradien pada Grafik 1.
ππππππππ =
π¦2 β π¦1 π₯2 βπ₯1
=
9.3β4.7 ππ (78.9β39.66) ππππ
=
4.6 ππ 39.24 ππππ
= 0.1172 ππ/ππππ = 1.172 π/ππ
ππππππππ1 =
(π¦2 + βπ¦) β (π¦1 β βπ¦) (9.3 + 1 ππ) β (4.7 β 1 ππ) = π₯2 β π₯1 (78.9 β 39.66) ππππ
= =
(10.3 ππ)β(3.7 ππ) (78.9β39.66) ππππ 6.6 ππ 39.24 ππππ
= 0.1681 ππ/ππππ = 1.681 π/ππ
ππππππππ2 =
(π¦2 β βπ¦) β (π¦1 + βπ¦) (9.3 β 1 ππ) β (4.7 + 1 ππ) = π₯2 β π₯1 (78.9 β 39.66) ππππ
= =
(8.3 ππ)β(5.7 ππ) (78.9β39.66) ππππ 2.6 ππ 39.24 ππππ
= 0.0662 ππ/ππππ = 0.662 π/ππ
βπππππ
=
|πππππ1 βπππππ |+|πππππ2 βπππππ | 2
|1.681 β 1.172 | + |0.662 β 1.172| 2 | 0,509 | + | 0,51 | = 2 =
=
1.019 2
= 0,5095 π/ππ
4.2
Percobaan Bandul 1 Berikut adalah data pengamatan yang didapatkan dari percobaan bandul yang pertama dengan panjang tali ( π ) = 11,8 cm. π‘ (π€πππ‘π’ ) π (ππ’πππβ πππ‘ππππ)
π ( πππππππ ) =
No.
Jumlah Getaran ( n )
Waktu ( t )
Perioda ( T )
Perioda (T2)
1
13 getaran
10 sec
0.7692 sec
0.5916 sec2
2
14 getaran
10 sec
0.7142 sec
0.51 sec2
3
14 getaran
10 sec
0.7142 sec
0.51 sec2
β
41 getaran
30 sec
2.1976 sec
1.6116 sec2
X
14 getaran
10 sec
0.7325 sec
0.5372 sec2
Tabel 2. Data Pengamatan Percobaan Bandul 1 1)
Mengetahui π Β± βπ (pengukuran menggunakan mistar) Nilai satuan terkecil (Nst) untuk mistar adalah : 0.1 cm 1
βππ‘πππ = 2 Γ ππ π‘ 1
βππ‘πππ = 2 Γ 0.1 ππ βππ‘πππ = 0.05 ππ ππ‘πππ Β± βππ‘πππ = (11.8 ππ Β± 0.05 ππ) ππ‘πππ Β± βππ‘πππ = (0.118 π Β± 0.0005 π) 2)
Mencari Periode dan nilai ralatnya. Disini, kita menggunakan nilai ralat pengukuran berulang (π Β± βπ) 1 π Γ βT 2 β (βT)π β βπ = Γ π πβ1 βπ =
1 3 Γ 1.6116 sec 2 β (2.1976 sec)π Γ β 3 3β1
βπ =
1 4.8348 sec 2 β 4.8294sec 2 Γ β 3 2
βπ =
1 0.0054 sec 2 Γ β 3 2
1 Γ β0.0027 sec 2 3 1 βπ = Γ 0.0519 π ππ 3 βπ =
βπ = 0.0173 π ππ
Maka ( T Β±βπ) = (0.7325 sec Β± 0.0173 sec)
3)
Mencari nilai gravitasi dan nilai ralatnya (π Β± βπ) ο· π=
Nilai Gravitasi (π) π (πβ2π)
2
π Γ (2π)2 π= π2 0.118 π Γ (2 Γ 3.14)2 π= (0.7325 sec)2 0.118 π Γ (6.28)2 0.536 π ππ 2 0.118 π Γ 39.438 π= 0.536 π ππ 2 4.653 π π= 0.536 π ππ 2 π=
π = 8.680 π/π ππ 2
ο·
Nilai Ralat Gravitasi (βπ)
ππ ππ βπ | + | βπ | ππ ππ 1 2 βπ = | βπ | + | π(2π)2 3 βπ | 2 (π/2π) π βπ = |
βπ = |
1 2 0.0005| + |0.1(2 Γ 3.14)2 0.0173 | 2 (0.7325/2 Γ 3.14) (0.7325)3
βπ = |
1 2 0.0005 | + | 0.1(6.28)2 0.0173 | 2 (0.7325/6.28) 0.393
βπ = |
1 2 0.0005 | + | 0.1 Γ 39.438 0.0173 | 2 (0.1166) 0.393
βπ = |
1 7.887 0.0005 | + | 0.0339 | 0.0136 0.393
βπ = |0.036 | + | 0.347 | βπ = 0.383 π/π ππ 2
Maka (π Β± βπ) = (8.680 π/π ππ 2 Β± 0.383 π/π ππ 2 ) 4.3
Percobaan Bandul 2 Berikut adalah data pengamatan yang didapatkan dari percobaan bandul yang pertama dengan panjang tali ( π ) = 21.5 cm. π ( πππππππ ) =
No.
π‘ (π€πππ‘π’ ) π (ππ’πππβ πππ‘ππππ)
Jumlah Getaran ( n )
Waktu ( t )
Perioda ( T )
Perioda (T2)
1
10 getaran
10 sec
1 sec
1 sec2
2
11 getaran
10 sec
0.909 sec
0.826 sec2
3
10 getaran
10 sec
1 sec
1 sec2
β
31 getaran
30 sec
2.909 sec
2.826 sec2
X
10.3 getaran
10 sec
0.969 sec
0.942 sec2
Tabel 3. Data Pengamatan Percobaan Bandul 2
1)
Mengetahui π Β± βπ (pengukuran menggunakan mistar) Nilai satuan terkecil (Nst) untuk mistar adalah : 0.1 cm 1
βππ‘πππ = 2 Γ ππ π‘ 1
βππ‘πππ = 2 Γ 0.1 ππ βππ‘πππ = 0.05 ππ ππ‘πππ Β± βππ‘πππ = (21.5 ππ Β± 0.05 ππ) ππ‘πππ Β± βππ‘πππ = (0.215 π Β± 0.0005 π) 2)
Mencari Periode dan nilai ralatnya. Disini, kita menggunakan nilai ralat pengukuran berulang (π Β± βπ) βπ =
1 π Γ βT 2 β (βT)π Γ β π πβ1
βπ =
1 3 Γ 2.826 sec 2 β (2.909 sec)π Γ β 3 3β1
βπ =
1 8.478 sec 2 β 8.462 sec 2 Γ β 3 2
1 0.016 sec 2 β βπ = Γ 3 2 1 Γ β0.008 sec 2 3 1 βπ = Γ 0.089 π ππ 3 βπ =
βπ = 0.0296 π ππ
Maka ( T Β±βπ) = (0.969 sec Β± 0.0296 sec)
3)
Mencari nilai gravitasi dan nilai ralatnya (π Β± βπ) ο· π=
Nilai Gravitasi (π) π (πβ2π)
2
π Γ (2π)2 π= π2 π=
0.215 π Γ (2 Γ 3.14)2 (0.969 sec)2
0.215 π Γ (6.28)2 0.938 π ππ 2 0.215 π Γ 39.438 π= 0.938 π ππ 2 8.479 π π= 0.938 π ππ 2 π=
π = 9.039 π/π ππ 2 ο·
Nilai Ralat Gravitasi (βπ)
ππ ππ βπ | + | βπ | ππ ππ 1 2 2 βπ = | βπ + π(2π) βπ | | | (π/2π)2 π3 βπ = |
βπ = |
1 2 0.0005 | + | 0.1(2 Γ 3.14)2 0.0296 | 2 (0.969/2 Γ 3.14) (0.969)3
βπ = |
1 2 0.0005 | + | 0.1(6.28)2 0.0296 | 2 (0.969/6.28) 0.909
βπ = |
1 2 0.0005 | + | 0.1 Γ 39.438 0.0296 | 2 (0.154) 0.909
βπ = |
1 7.887 0.0005 | + | 0.0339 | 0.023 0.909
βπ = |0.021 | + | 0.294 | βπ = 0.315 π/π ππ 2
Maka (π Β± βπ) = (9.039 π/π ππ 2 Β± 0.315 π/π ππ 2 )
4.3
Konstanta Pegas Akan didapatkan 2 buah nilai Konstanta Pegas, yaitu nilai Konstanta pegas untuk percobaan bandul 1 dan nilai Konstanta Pegas untuk percobaan bandul 2. ο Konstanta Pegas 1 ( Percobaan Bandul 1 ) Mencari nilai Konstanta Pegas dan nilai ralatnya (π Β± βπ) π= π=
π ππππππππ 8.680 π/π ππ 2 1.172 π/ππ
π = 7.406 ππ/π ππ 2
βπ = (
π (ππππππππ )
2
Γ βππππππππ )
8.680 π/π ππ 2 βπ = ( Γ 0.5095 π/ππ) (1.172 π/ππ)2 4.422 π2 /π ππ 2 . ππ βπ = ( ) 1.373 π2 /ππ2 βπ = 3.22 ππ/π ππ 2
Maka (π Β± βπ) = (7.406 ππ/π ππ 2 Β± 3.22 π/π ππ 2 )
ο Konstanta Pegas 2 ( Percobaan Bandul 2 ) Mencari nilai Konstanta Pegas dan nilai ralatnya (π Β± βπ) π=
π ππππππππ
9.039 π/π ππ 2 π= 1.172 π/ππ π = 7.712 ππ/π ππ 2
βπ = (
π (ππππππππ )
2
Γ βππππππππ )
9.039 π/π ππ 2 βπ = ( Γ 0.5095 π/ππ) (1.172 π/ππ)2 4.605 π2 /π ππ 2 . ππ βπ = ( ) 1.373 π2 /ππ2 βπ = 3.353 ππ/π ππ 2
Maka (π Β± βπ) = (7.712 ππ/π ππ 2 Β± 3.353 π/π ππ 2 )
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Telah saya pelajari cara menggunakan teori ralat secara pengukuran tunggal dan pengukuran berulang dan telah saya pelajari untuk menghitung percepatan gravitasi dan elastisitas pegas ( konstanta pegas ) dari tiap tiap percobaan yang telah dilakukan. Hasil eksperimen untuk mencari ππππππππ dengan percobaan pegas memperlihatkan bahwa didapatkan ππππππππ sebesar 1.172 π/ππ dan saya menggunakan βπ¦ sebesar 1 sehingga didapatkan ππππππππ1 = 1.681 π/ππ , ππππππππ2 = 0.662 π/ππ dan βππππππππ = 0,5095 π/ππ . Untuk menentukan konstanta pegas dilakukan percobaan bandul untuk mencari percepatan grafitasi. Disini saya melakukan 2 kali percobaan bandul, untuk percobaan bandul 1 didapatkan nilai percepatan grafitasi sebesar π = 8.680 π/π ππ 2 dan ralatnya βπ = Β± 0.383 π/π ππ 2 .Maka dapat dituliskan (π Β± βπ) = (8.680 π/π ππ 2 Β± 0.383 π/π ππ 2 ) Dari hasil ini dibuktikan bahwa eksperimen ini blum sesuai dengan nilai literature, yaitu 9.8 π/π ππ 2 dan didapatkan besar konstanta pegas yang dapat dituliskan Maka (π Β± βπ) = (7.406 ππ/π ππ 2 Β± 3.22 π/π ππ 2) Sedangkan dalam percobaan bandul 2 didapatkan nilai nilai percepatan grafitasi sebesar π = 9.039 π/π ππ 2
dan ralatnya βπ =
Β± 0.315 π/π ππ 2 .Maka dapat dituliskan (π Β± βπ) = (9.039 π/π ππ 2 Β± 0.315 π/π ππ 2). Dari hasil ini dibuktikan bahwa eksperimen ini juga blum sesuai dengan nilai literature, yaitu 9.8 /π ππ 2 , namun percobaan kedua ini memiliki nilai yang lebih dekat dengan hasil literature. dan didapatkan besar konstanta pegas yang dapat dituliskan ( π Β± βπ) = (7.712 ππ/ π ππ 2 Β± 3.353 π/π ππ 2)
5.2
Saran Dapat dilakukan uji berulang untuk menentukan konstanta percepatan grafitasi dan menghitung besar konstanta pegas. Diharapkan praktikan dapat melakukan eksperimen percobaan dengan teliti sehingga didapatkan data dan hasil yang lebih akurat, dan sebisa mungkin praktikan mengurangi kesalahan dalam pembacaan skala alat ukur
DAFTAR PUSTAKA https://www.yuksinau.id/bunyi-soal-rumus-aplikasi-hukum-hooke/ https://id.wikipedia.org/wiki/Getaran/ ,2016 Putra, VGV dan Purnomosari, E, Pengantar Eksperimen Fisika (untuk SMA/S1). CV Mulia Jaya Yogyakarta. 2015 Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1 Institut Teknologi Bandung. Bandung:Tidak diterbitkan
LAMPIRAN