Laporan Praktikum Ilmu Tanah

  • Uploaded by: Afa Khoyrunnisa
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Ilmu Tanah as PDF for free.

More details

  • Words: 2,167
  • Pages: 11
Loading documents preview...
Laporan Praktikum Ilmu tanah (Struktur, Tekstur & warna Tanah) BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahanbahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses pembentukan tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya disebut genesis tanah. Tanah terdiri dari tiga komponen: padat (butir pasir, debu, liat dan bahan organik), cair (air di dalam pori tanah), dan udara (di dalam pori atau rongga tanah). Untuk mendukung pertumbuhan tanaman, ketiga komponen tersebut harus berada dalam keadaan seimbang. Bila tanah terlalu basah (hampir semua pori diisi air), maka akan kekurangan udara sehingga akar tanaman sulit bernapas. Sebaliknya, bila tanah terlalu kering (kekurangan air), walaupun cukup udara, dapat menyebabkan tanaman layu. Menurut Jenny, seorang ahli tanah Amerika pada tahun 1941 mengemukakan pendapat mengenai faktor-faktor pembentuk tanah, yaitu bahan induk, iklim, organisme, bentuk wilayah/topografi, dan waktu. Untuk meneliti sifat-sifat tanah di lapangan dan mengklasifikasikannya ke dalam suatu ordo, maka kita dapat melakukan suatu pengamatan melalui profil tanah, Dengan mengamati profil tanah, kita dapat menganalisa tekstur, struktur, konsistensi, warna tanah, bahan organik, aktivitas fauna, perakaran yang terdapat dalam tanah, dan sebagainya pada suatu wilayah.tentunya Pengamatan pada profil tanah tidak dapat dilakukan secara individual. Dikarenakan dalam suatu pengamatan, setiap orang akan berbeda dalam mengkelaskan (misal tekstur dan struktur), dibutuhkan sensitivitas/kejelian setiap orang dalam menginterpretasikan suatu sifat tanah.

1.2. Tujuan Untuk mempelajari cara klasifikasi suatu tanah pada suatu wilayah dengan cara mengamati profil tanah, yang dibagi atau dibatasi per lapisan dengan mengamati beberapa parameter diantaranya warna tanah, tekstur, struktur, konsistensi, dan lain-lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tekstur tanah Tekstur tanah adalah pembagian ukuran butir tanah. Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt), pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan demikian tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini mudah mengalami kekeringan dan kekurangan hara. Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut: - Pasir Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan. - Pasir Berlempung

Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur. - Lempung Berpasir Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur. - Lempung Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. - Lempung Berdebu Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat. - Debu Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat. - Lempung Berliat Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. - Lempung Liat Berpasir Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur. - Lempung Liat Berdebu Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat. - Liat Berpasir Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan. - Liat Berdebu

Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan. - Liat Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

2.2. Struktur tanah Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain. Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium elatif sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk agregatnya. Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur, klas struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian menjadi bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah yaitu : type lempeng ( platy ), type tiang, type gumpal ( blocky ), type remah ( crumb ), type granulair, type butir tunggal dan type pejal ( masif ). Dengan pembagian klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Untuk semua type tanah dengan ukuran kelas berbeda-beda untuk masing-masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah ( weak ) yaitu tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah sedang/cukup yaitu tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat dipecahkan, tanah kuat ( strong ) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat kuat dan cukupan (Baver, 1961 ).

2.3. Warna tanah Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan makin

dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadang kering, maka selain berwarna abu- abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral dapat menyebabkan warna lebih terang. Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: 1. Jenis mineral dan jumlahnya, 2. Kandungan bahan organik tanah, 3. Kadar air tanah dan tingkat hidratasi

Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah.

BAB III METODOLOGI

3.1. Waktu dan tempat Hari dan Tanggal

: Senin, 17 Oktober 2011

Waktu

: 08:00 s/d selesai

Tempat

: Labolatarium Fakultas Pertanian

3.2. Bahan dan alat Adapun bahan Yang digunakan adalah : -

2 gumpalan Sampel tanah yang berbeda,

-

Air aquades

Adapun Alat yang digunakan adalah ; -

Koran

-

Buku Munsell soil color chart

-

Tissue

3.3. Cara kerja Penentuan Warna tanah 1.

Dari segumpalan tanah asli, diambil agregrat tanh yang mewakili sebesar 2-3 cm diameternya.

2.

Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan dengan warna-warna yang terdapat dalam

lembaran buku munsell soil color chart. 3.

Catat satuan / kode yang terdapat dalam lembaran buku yaitu Hue dan Value.

4.

Catat warna tanah sesuai buku munsell soil color chart

Penentuan tekstur tanah 1.

Letakkan sedikit tanah diatas tangan atau diantara jari-jari tangan, basahi sedikit demi sedikit

sampai dicapai keadaan maksimun, rasakan adanya kekasaran,kelicinan, dan kelengketan. - Kekasaran. Kekasaran dapat menunjukan tingkat untuk menentukan jumlah pasir yang ada didalam tanah. - Kelicinan Kelicinan dapat menentukan tingkat jumlah-jumlah debu yang ada. - Kelengketan Kelengkatan dan plastisitas dapat menduga kandungan liat yang ada didalam tanah, bila tanah lebih kenyal maka akan lebih mudah dibentuk bola.

Penentuan struktur tanah 1.

Ambil segumpalan tanah ,

2.

Kemudian pecahkan dengan menggunakan jari tangan.

3.

Kemudian diamati bentuk struktur gumpalan berdasarkan gambar yang ada pada buku

panduan praktikum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Adapun hasil yang didapat dari praktikum kelompok kami adalah ;

Sampel

Nilai Hue &

Nilai

tanah

Value

Croma

A

7,5 YR

B

10 YR

Warna Tanah

Struktur tanah

4/4

Brown

Block Sub Angular

3/3

Dark Brown

Tekstur Tanah Lempung berliat

Blocky Sub

Lempung

Angular

berpasir

4.2. Pembahasan Pengamatan profil tanah di lapangan merupakan cara untuk menentukan sifat-sifat fisika tanah, dimana hanya dengan mengamati sifat-sifat fisika tanah kita dapat mengklasifikan tanah ke dalam suatu kelas tanah. Sifat-sifat tanah yang diamati yaitu tekstur, struktur, warna tanah. Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic, drainase. Warna tanah sangat dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang kering warnanya lebih muda dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena bahan koloid yang kehilangan air. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapat hasil : 1.

Sampel Tanah A = 7,5 YR 4/4 : Brown

2.

Sampel Tanah B = 10 YR 3/3 : Dark Brown

Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color Chart. Yaitu dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE, dan CHROMA. 1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya, 2. Value : merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukkan warna tua-muda atau hitamputih, ditulis dibelakang nilai hue. 3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis dibelakang value yang dipisahkan dengan garis miring. Contoh : brown, 10YR 3/3 chroma

Warna tanah yang terdeteksi berbeda-beda karena mencerminkan sifat tanah, sedangkan diketahui jenis tanahnya berbeda, sehingga warnanya pun pasti berbeda.

Tekstur Tanah Ada 3 macam tekstur tanah yang utama, yaitu pasir (sand), lempung (loam), dan liat (clay). Tanah dikatakan pasir bila jandungan pasirnya lebih dari 70%. Sedangkan lait apabila kandungan litany lebih dari 35%. Jika suatu fraksi bukan fraksi liat ataupun pasir, maka itu adalah fraksi debu. Penetapan tekstur tanah ada 2, yaitu : 1.

Penetapan di Laboratorium

2.

Penetapan Tekstur di Lapang

Pada praktikum kali ini kami menggunakan penetapan tekstur lapang, dan Menurut hasil praktikum, diketahui bahwa : 1.

Sampel Tanah A bertekstur lempung berliat (CL)

2.

Sampel Tanah B lempung berpasir (CS)

Hasil dari tiap-tiap Sampel berbeda karena kepekaan indra yang dimiliki tiap individu berbeda-beda.

Struktur Tanah Struktur tanah terbentuk akibat adanya penggabungan butir-butir primer tanah oleh adanya koloid tanah, humus, atau bahan kimia.Pada pengamatan struktur tanah diamati bentuk struktur, agregat tanah (ped)/ kelas struktur dan derajat struktur tanah. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1.

Sampel Tanah A : Blocky Subangular dengan ukuran halus dan derajat sedang

2.

Sampel Tanah B :

Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah warna tanah dimana warna

tanah dapat digunakan untuk ; 1.

Menaksir tingkat kesuburan

2.

Menentukan Jenis dan kadar BO

3.

Keadaan aerasi dan draenasi

4.

Tingkat perkembangan tanah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahanbahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan. Tanah bersifat dinamis, dimana tanah mengalami perkembangan setiap waktunya. Karakteristik tanah di setiap daerah tentunya berbeda dengan daerah lainnya. Tanah dapat dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimilikinya. Data yang diperlukan untuk klasifikasi tanah adalah data mengenai sifat-sifat tanah yang terbentuk sebagai akibat proses pembentukan tanah atau yang mempengaruhi proses pembentukan tanah. Pengambilan contoh tanah dilakukan untuk menentukan sifat-sifat tanah, Sifat fisik yang paling jelas dan yang paling mudah ditentukan adalah warna tanah dimana warna tanah dapat digunakan untuk ; 1.

Menaksir tingkat kesuburan

2.

Menentukan Jenis dan kadar BO

3.

Keadaan aerasi dan draenasi

4.

Tingkat perkembangan tanah

5.2. Saran Sebaiknya dalam pengamatan profil tanah harus dilakukan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam pengklasifikasian.

DAFTAR PUSTAKA

-

http://rizalm09.student.ipb.ac.id/files/2011/01/LAPORAN-PENGANTAR-ILMU-TANAH1.pdf di

akses pada hari jum’at 21 Oktober 2011 -

http://www.docstoc.com/docs/80231223/Praktikum-Dasar-Ilmu-Tanah di akses pada hari

jum’at 21 Oktober 2011 2011

http://www.vbook.pub.com/doc/22391635/WARNA-TANAH di akses pada hari Sabtu 22 Oktober

Related Documents


More Documents from "Vira Syahfitri"