Laporan Praktikum Pengenalan Pupuk

  • Uploaded by: Mirza Faturrahiim
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Pengenalan Pupuk as PDF for free.

More details

  • Words: 1,017
  • Pages: 7
Loading documents preview...
Laporan Praktikum Pengenalan Pupuk

DISUSUN OLEH :

Mirza Faturrahiim 2017610086

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2019 .

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk memperbaiki sifat – sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan pupuk adalah bahan yang diberikan pada system medium tanaman untuk memperoleh kenaikan hasil yang setinggi – tingginya (keuntungan) baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk fasenya, reaksi kimia, cara penyediaan unsur hara, kandungan senyawa, proses pembuatannya, dan jumlah unsur hara yang terkandung didalamnya. Berdasarkan bentuk fasenya, pupuk dapat digolongkan menjadi tiga golongan , yaitu : 1. Fase padat : Bentuk Kristal (ZA), granuler (SP-36), briket (Urea tablet). 2. Fase cair : WuxalTM, ammonia cair. 3. Fase gas : ammonia (NH3) Pupuk berdasarkan reaksinya dapat dibedakan menjadi pupuk masam, pupuk basa dan pupuk netral. Pupuk asam adalah pupuk yang jika ditentukan pHnya menunjukkan nilai yang rendah atau bereaksi masam, contoh pupuk ini yaitu ZA. Hal ini disebabkan karena pupuk tersebut mengandung asam Bebas, demikian pula pupuk basa maupun pupuk netral. Pupuk basa mengandung basa bebas. Berdasarkan cara pelepasan hara / penyediaan hara bahan pupuk dapat digolongkan menjadi (1) pupuk pelepas hara cepat, misalnya urea dan (2) pupuk pelepas hara perlahan. Pupuk pelepas hara perlahan dapat terjadi karena kelarutannya memang kecil, misalnya fosfat alam, atau dapat dibuat dengan penyelaputan (coating).

Pupuk berdasarkan senyawanya digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organic dan pupuk norganik. Contoh pupuk organik adalah kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, guano. Sedangkan contoh Pupuk anorganik : Urea, ZA, KCl. Berdasarkan cara pembuatannya , bahan pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk alam (misalnya pupuk kandang, pupuk fosfat alam, guano) dan pupuk buatan (pupuk yang dibuat di pabrik) misalnya : urea, ZA. Pupuk dibagi 2 golongan berdasarkan jumlah unsur hara yang terkandung didalamnya, yaitu (1) pupuk tunggal (single fertilizers) jika hanya mengandung satu unsur hara saja, contoh pupuk ini yaitu Urea, TSP, SP-36, dan (2) pupuk majemuk (compound fertilizers) jika mengandung dua atau lebih unsur hara pokok, misalnya nitrofosfat / NP (23-23-0). Pupuk yang dibuat dengan mencampur pupuk tunggal disebut sebagai pupuk campur (mixed fertilizers). B. Tujuan Mengenal berbagai jenis pupuk dan mencirikan sifat – sifat pupuk.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A.Pupuk Pupuk merupakan bahan alami atau buatan yang ditambahkan ke tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan menambah satu atau lebih hara esensial. Pupuk dibedakan menjadi 2 macam yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Maryam dkk., 2008). Lingga dan Marsono (2011) menjelaskan bahwa pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan – bahan kimia dan memiliki kandungan hara yang tinggi. Pupuk anorganik memiliki beberapa keuntungan yaitu pemberiannya dapat terukur dengan tepat, kebutuhan hara tanaman dapat terpenuhi dengan perbandingan yang tepat, dan tersedia dalam jumlah yang cukup. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik yaitu hanya memiliki unsur hara makro, pemakaian yang berlebihan dapat merusak tanah bila tidak diimbangi dengan pupuk kandang atau kompos, dan pemberian yang berlebihan dapat membuat tanaman mati (Lingga dan Marsono, 2011). Suwahyono (2011) menjelaskan bahwa pupuk organik merupakan pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari bahan organik seperti tumbuhan atau kotoran hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk menyediakan kebutuhan hara tanaman dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Yuliarti (2009) menyatakan bahwa pupuk organik mampu menggemburkan lapisan permukaan tanah, meningkatkan populasi jasat renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, serta meningkatkan kesuburan tanah. Berdasarkan bahan pembuatannya, pupuk organik memiliki beberapa jenis yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan pupuk organik lainnya. Pupuk kandang terbuat dari kotoran hewan yang bercambur dengan urin dan sisa makanan yang ada di kandang. Pupuk hijau adalah pupuk yang dibuat dari tanaman yang masih muda yang dibenamkan ke dalam tanah. Kompos merupakan

hasil akhir proses fermentasi tumpukan sampah, serasah tanaman, maupun bangkai binatang. Sedangkan pupuk organik lainnya dapat berupa nightsoil, pupuk unggas, dan pupuk bungkil (Yuliarti, 2009). B.Pengaruh Penggunaan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik Terhadap Biota Tanah Dalam peningkatan produksi pertanian, banyak petani yang menggunakan pupuk anorganik sebagai solusinya. Namun, penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu panjang memiliki dampak buruk bagi tanaman dan kondisi tanah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus - menerus dapat merusak kehidupan organisme tanah, menurunkan kesuburan dan kesehatan tanah, merusak keseimbangan ekosisten tanah, dan dapat menimbulkan peledakan serangan hama (Pristiadi, 2010). Erianto (2009) menyatakan pupuk kimia adalah zat substansi kandungan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Akan tetapi, seharusnya unsur hara yang dibutuhkan tersebut tersedia secara alami di dalam tanah melalui siklus hara tanah. Siklus hara tersebut seperti tanaman yang telah mati dimakan hewan herbivora, kotoran atau sisa tumbuhan tersebut diuraikan oleh organisme tanah seperti bakteri, jamur, mesofauna, cacing, dan lainnya. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan akan memutuskan siklus hara tanah tersebut dan dapat mematikan organisme tanah. Efek lain dari pengunaan pupuk kimia juga dapat mengurangi dan menekan pupolasi organisme tanah yang sangat bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Dalam mengatasi dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia, perlu dilakukan pengaplikasian pupuk organik. Musnamar (2003) menyatakan bahwa pupuk organic merupakan salah satu bahan yang penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Penggunaannya masih sering dikombinasikan dengan pupuk anorganik atau pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik secara terus-menerus dalam rentan waktu yang lama akan menjadikan kualitas tanah lebih baik.

BAB III METODELOGI A.Alat Dan Bahan 1. Pupuk tunggal Pupuk N (Urea, ZA), pupuk P (SP-36) dan pupuk K (KCl) 2. Pupuk majemuk Pupuk NP, NK, NPK, NPK + hara mikro. 3. Pupuk alternatiF dan pembenah tanah Batuan fosfat, kompos, pupuk kandang, pupuk hayati, zeolit. B.Cara Kerja Setiap praktikan mengamati dan mencatat kriteria pupuk baik secara langsung maupun dari brosur yang tersedia. Kriteria – kriteria yang harus diamati yaitu : 1. Sifat fisik : bentuk, ukuran butir, warna, higroskopisitas 2. Sifat kimia : rumus kimia, kadar hara, kemasaman 3. Kemasan : produsen pembuat, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa. 4. Aplikasi : Cara dan takaran penggunaan 5. Keterangan lain yang dianggap perlu Hasil pengamatan dicatat dalam table pengamatan deskriptif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil TABLE PENGAMATAN NO

Pengamatan

JENIS PUPUK

Sifat Fisik Bentuk

SP-36 Butiran Kasar 1

Ukuran Butir

Warna Higroskopisitas

Kecil-

Abu-

sedang

Abu

30%

Sifat Kimia Rumus Kimia

Kadar Hara

Sifat Fisiologis

Related Documents


More Documents from "Wendy Purwanto"