Laporan Praktikum Uji Tarik

  • Uploaded by: Regina Andriani
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Uji Tarik as PDF for free.

More details

  • Words: 3,138
  • Pages: 20
Loading documents preview...
UJI TARIK

LAPORAN PRAKTIKUM TKI 238 - Praktikum Pengetahuan Material

Nama NIM Kelompok Tanggal Praktikum Asisten

: Regina Andriani : 2013-043-087 :A : 14 April 2015 : Jessica Sariana

LABORATORIUM KARAKTERISASI & REKAYASA MATERIAL PRODI TEKNIK MESIN - FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2015

UJI TARIK I. TUJUAN Menentukan kekuatan dan keuletan bahan dan komponen yang terbuat dari baja, serta memperkirakan ketangguhannya. II. TEORI DASAR Terminologi Uji Tarik diberikan bila pada sebuah spesimen diberikan beban tarik (quasi) statis secara bertahap hingga putus. Uji tarik merupakan satu dari sekian banyak uji mekanik yang paling sederhana. Dalam uji tarik dibutuhkan sebuah spesimen dengan penampang dapat berbentuk bulat (d), persegi maupun persegi panjang (a), artinya spesimen dapat berbentuk pelat atau silinder. Umumnya untuk logam dipilih bentuk silinder sebagai spesimen. Bagian tengah dari spesimen berdiameter lebih kecil dari bagian pinggir, meskipun tidak selalu demikian, seperti tertera pada Gambar 1. Untuk spesimen berbentuk lingkaran, ukuran diameter luas (D) spesimen yang digunakan ialah 19 mm dan ukuran diameter dalam (d) ialah 12,8 mm. Gauge length (L0) (yang digunakan dalam perhitungan keuletan) memiliki ukuran 50 mm, dan panjang reduction section (Lc) ialah 60 mm.

Gambar 1. Bentuk spesimen uji tarik: (a) penampang berbentuk bulat; (b)penampang berbentuk persegi panjang [2] Hubungan antara tegangan dan regangan sebagai hasil dari uji tarik secara umum digambarkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagai diagram tegangan-regangan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Diagram Tegangan-Regangan Tegangan didefinisikan sebagai gaya yang terdistribusi secara internal di dalam material, yang diukur menggunakan persamaan (1), sedangkan regangan merupakan perubahan panjang yang terjadi karena perubahan tegangan dalam proses penarikan dalam dimensi linier, seperti ditunjukkan dalam persamaan (2). Tegangan Teknis, Regangan Teknis,

σ=

P A0

ε=

∆L L0

Keterangan : F : Gaya tarik A0 : Luas penampang awal ∆L : Pertambahan panjang L0 : Panjang awal

; (N/mm2)

(1) (2)

(N) (mm2) (mm) (mm)

Pada awal penarikan, hubungan antara tegangan dengan regangan mengikuti garis lurus OA. Daerah ini disebut sebagai daerah elastis, yaitu daerah bila spesimen diberi beban akan bertambah panjang dan apabila beban dihilangkan maka spesimen akan kembali ke bentuk semula, perubahan bentuk yang terjadi tidak tetap atau dikenal sebagai deformasi

elastis. Hubungan antara tegangan dan regangan di daerah elastis dinyatakan dalam Hukum Hooke, dengan persamaan sebagai berikut: σ =E . ε

(3)

Keterangan :  : Tegangan (N/mm2)  : Regangan E : Modulus elastisitas/modulus Young Penarikan selanjutnya tidak lagi menghasilkan hubungan yang linier antara tegangan dengan regangan, garis lengkung AC, daerah ini disebut sebagai daerah plastis. Kondisi ini menyatakan bahwa apabila spesimen diberi beban akan bertambah panjang namun apabil beban dihilangkan maka spesimen tidak akan kembali ke bentuk semula, terjadi perubahan bentuk yang tetap/ permanen, atau dikenal sebagai deformasi plastis. Bila dicermati lebih lanjut, garis lengkung AC terdiri atas dua bagian yaitu AB dan BC, kedua garis lengkung tersebut memberikan deformasi plastis yang berbeda. Pada daerah lengkung AB, deformasi plastis yang terjadi homogen namun tidak demikian halnya di daerah lengkung BC, deformasi plastis yang terjadi tidak homogen. Pada saat penarikan mencapai tegangan maksimum, B, terjadi pengecilan spesimen setempat yang dikenal sebagai necking, kondisi inilah yang menyebabkan daerah BC perubahan bentuknya tidak lagi homogen. Penarikan sampai titik C akan menyebabkan spesimen putus (fracture). Melalui grafik stress-strain, disamping kekuatan tarik, u, dapat pula ditentukan kekuatan luluh (yield strength), y, dengan menggunakan metode offset-strain, regangan diatur pada nilai 0,2 % atau bahkan 0,5 % untuk kondisi tertentu. Pada saat penarikan, sebenarnya terjadi perubahann luas penampang per satuan waktu penarikan yang berbeda, oleh karena itu tegangan dan regangan yang sbeenarnya terjadi mengikuti persamaan sebagai berikut : F σT = Tegangan sebenarnya, A i ; (N/mm2) Regangan sebenarnya, Keterangan : P : Gaya tarik

ε T =ln

(4)

Li L0

(5)

(N)

Ai : Luas penampang pada setiap kondisi penarikan Li : Pertambahan panjang pada setiap kondisi penarikan L0 : Panjang awal

(mm2) (mm) (mm)

Permukaan patahan logam dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu patah ulet dan patah getas (ductile and brittle fracture). Pembagian ini didasarkan pada kemampuan logam untuk mengalami deformasi plastis. Patah ulet biasanya ditunjukkan dengan munculnya bentuk cup-cone pada patahan, yang menunjukkan terjadinya deformasi plastis secara cukup besar. Sebaliknya, pada patahan getas, retakan terjadi sagat singkat dengan diikuti deformasi plastis yang sangat sedikit.

Gambar 3. Jenis patahan spesimen : Patah ulet (Kiri) dan patah getas (Kanan) [2]

III.

PERALATAN PRAKTIKUM a. Mesin uji tarik Hung Ta HV 9501, Gambar 4. b. Mistar sorong, penggaris, penitik. c. Spesimen yang dapat terdiri dari: baja karbon, tembaga, kuningan, dan aluminium

Gambar 4. Mesin Uji Tarik Hung Ta HV 9501 IV.

PROSEDUR PERCOBAAN a. Ukur panjang spesimen dan catat pada lembar data b. Ukur panjang awal (gauge length, L0) c. Ukur diameter/ tebal spesimen d. Dokumentasikan benda uji e. Letakkan specimen pada tempatnya di mesin uji tarik, kencangkan gripper agar tidak terjadi slip. Tentukan benda uniaksial yang pertama harus diberikan dan lakukan penarikan sampai spesimen patah f. Satukan patahan dari spesimen uji dan ukur panjang aktif (L f), diameter/ tebal akhir spesimen g. Analisis permukaan patahan dari spesimen menggunakan stereo mikroskop.

Gambar 5. Geometri spesimen uji tarik dengan penampang lingkaran [1]

V. TUGAS DAN PERTANYAAN 1. Dari data yang diperoleh buatlah diagram tegangan terhadap regangan teknis (engineering), dan tentukan kekuatan logam, baik ultimate tensile strength maupun yield strength, keuletan serta perkirakanlah ketangguhannya.

Tegangan-Regangan Engineering 700 600 500

σ Eng.

400

ε Eng.

Tegangan 300 200 100 97

85

73

61

49

37

25

13

1

0 Regangan

Gambar 6. Grafik Tegangan-Regangan Engineering 

Max Force



Tensile Strength

= 76488.125 N F max 76488.125 = 122.72 Ao =

= 623.27351 N/mm2

 0.2% Y.S. = 0.2% x 623.27351 = 1.24655 Berdasarkan dari diagram tegangan terhadap regangan teknis (engineering), kekuatan logam bersifat ulet, sesuai dengan bentuk patahan yang terjadi yaitu berbentuk cup-cone. 2. Jelaskan perbedaan antara deformasi elastis dan plastis ditinjau secara mikroskopik.

Secara mikrokopis, deformasi dapat dilihat sebagai perubahan bentuk dan ukuran. Deformasi dibedakan atas deformasi elastis dan plastis. Deformasi elastis merupakan perubahan bentuk yang terjadi bila ada gaya yang berkerja, serta akan hilang bila bebannya ditiadakan (benda akan kembali kebentuk dan ukuran semula). Sedangkan deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang permanen, meskipun bebannya dihilangkan. 3. Jelaskan yang dimaksud dengan necking serta bagaimana kondisi ini dapat menyebabkan awal terjadi perbedaan antara tegangan teknis dan tegangan sebenarnya? Necking adalah penyempitan luas permukaan specimen pada saat ditarik atau pada saat perpanjangan. Necking atau distribusi tegangan pada daerah penyempitan setempat pada uji tarik menimbulkan keadaan tegang tiga sumbu pada daerah penyempitan. Daerah penyempitan setempat sebenarnya merupakan fatique halus. Fatique yang dikenai beban tarik akan menghasilkan tegangan linear yang diperlukan dengan cara membagi beban tarik aksial dengan luas penampang lintas benda uji pada daerah penyempitan terkecil, lebih tinggi, dari pada yang dibutuhkan untuk menghasilkan aliran jika tegangan tariknya sederhana. Pada umumnya necking terjadi di tengah atau titik berat spesimen. Hal ini disebabkan karena distribusi tegangan yang tidak merata pada spesimen. 4. Jelaskan apakah keuletan untuk logam yang sama akan sama apabila gauge length-nya berbeda? Keuletan untuk logam yang sama tidak akan sama jika gauge length-nya berbeda. Keuletan menggambarkan kemampuan untuk berdeformasi secara plastik tanpa menjadi patah. Keuletan dapat diukur dengan besarnya regangan plastik yang terjadi setelah batang uji putus. Keuletan biasanya dinyatakan dengan persentase perpanjangan (persentage elongation): D = (Li – Lo)/Lo x 100% Dimana Li = panjang gauge length setelah putus. Rumus di atas sudah jelas menunjukkan bahwa gauge length akan mempengaruhi keuletan logam. 5. Jelaskan bagaimana pengaruh ikatan atom terhadap modulus elastisitas logam? Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom. Gaya atom ini tidak dapat diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar dari sifat bahannya. Oleh karena itu, modulus elastisitas merupakan sifat mekanik bahan yang tidak mudah untuk diubah. Modulus elastisitas hanya dapat berubah dalam jumlah tertentu oleh perlakuan panas, atau pengerjaan dingin, atau penambahan paduan tertentu.

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan viskoelastisitas serta berikan contohnya! Viskoelastisitas adalah karakteristik mekanis gabungan antara liquid dan polimer pada temperatur yang tinggi. Contoh bahan yang termasuk viskoelastik diantaranya yaitu: produk yang semi solid, makanan, kosmetik. VI.

LEMBAR DATA, PERHITUNGAN DAN ANALISIS

VI.2 PERHITUNGAN  Max Force 

Tensile Strength



0.2% Y.S.



Elongation

= 76488.125 N F max 76488.125 = = 122.72 Ao

= 623.27351 N/mm2

= 0.2% x 623.27351 = 1.24655 ∆L 17.96 = = = 0.36 x 100% = 36% L0 50

Perhitungan Tegangan dan Regangan Engineering  Perhitungan No. 2 σ eng =

F A0

ε eng

117.7174 122.72

=

=

∆L L0

=

= 0.95924

0.29 50

N /mm2

= 0.0058

 Perhitungan No. 3 σ eng =

F A0

ε eng

196.1957 122.72

=

=

∆L L0

=

= 1.59873

0.455 50

N /mm2

= 0.0091

 Perhitungan No. 4 σ eng =

F A0

ε eng

323.3847 122.72

=

=

∆L L0

=

= 2.63514

0.6225 50

2

N /mm

= 0.01245

 Perhitungan No. 5 σ eng =

F A0

=

542.5826 122.72

= 4.42131

N /mm2

ε eng

=

∆L L0

=

0.79 50

= 0.01580

 Perhitungan No. 6 σ eng =

ε eng

F A0

=

=

918.7372 122.72 ∆L L0

=

= 7.48645

0.955 50

N /mm2

= 0.0191

Perhitungan Tegangan dan Regangan True  Perhitungan No. 2 σ true σ eng ε = (1 + eng ) = 0.95924 (1 + 0.0058) = 0.96480 N/mm2 ε true

= ln (1 +

ε eng

) = ln (1 + 0.0058) = 0.00578

 Perhitungan No. 3 σ true σ eng ε = (1 + eng ) = 1.59873 (1 + 0.0091) = 1.61327 N/mm2 ε true

= ln (1 +

ε eng

) = ln (1 + 0.0091) = 0.00906

 Perhitungan No. 4 σ true σ eng ε = (1 + eng ) = 2.63514 (1 + 0.01245) = 2.6675 N/mm2 ε true

= ln (1 +

ε eng

) = ln (1 + 0.01245) = 0.01237

 Perhitungan No. 5 σ true σ eng ε = (1 + eng ) = 4.42131 (1 + 0.01580) = 4.49116 N/mm2 ε true

= ln (1 +

ε eng

) = ln (1 + 0.01580) = 0.01568

 Perhitungan No. 6 σ true σ eng ε = (1 + eng ) = 7.48645 (1 + 0.0191) = 7.62944 N/mm2 ε true

= ln (1 +

ε eng

) = ln (1 + 0.0191) = 0.01892

Tabel 1. Perhitungan Tegangan-Regangan Engineering dan True No .

X

Y

1

0

59.53526

2

0.29

117.7174

3

0.455

196.1957

4

0.6225

323.3847

5

0.79

542.5826

6

0.955

7

1.1225

8

1.29

9

1.4775

10

1.645

11

1.81

12

1.9775

13

2.1425

14

2.31

15

2.4775

16

2.6425

17

2.81

18

2.9775

19

3.145

20 21

3.3125 3.4775

σ Eng. 0.4851 3 0.9592 4 1.5987 3 2.6351 4 4.4213 1 7.4864 5

ε Eng.

σ True

ε True

0

0.4851 3

0

0.0058

0.9648 1.6132 7 2.6679 5

0.00578

4.49116 7.6294 918.7372 0.0191 4 12.197 1464.026 11.9298 0.02245 6 17.083 17.524 2096.488 5 0.0258 3 22.892 23.568 2809.335 2 0.02955 7 28.543 29.482 3502.806 1 0.0329 1 34.212 35.450 4198.535 3 0.0362 8 40.440 4962.866 6 0.03955 42.04 46.957 5762.67 9 0.04285 48.97 53.619 56.096 6580.179 4 0.0462 7 63.662 7443.829 60.657 0.04955 6 71.447 8327.914 67.8611 0.05285 6 75.275 79.506 9237.861 9 0.0562 4 82.986 10184.06 1 0.05955 87.928 90.977 96.699 11164.73 3 0.0629 7 99.133 105.70 12165.62 2 0.06625 1 13207.02 107.61 0.06955 115.104

0.01568

0.0091 0.01245 0.0158

0.00906 0.01237

0.01892 0.0222 0.02547 0.02912 0.03237 0.03556 0.03879 0.04196 0.04516 0.04836 0.0515 0.05468 0.05784 0.061 0.06415 0.06724

9 22

3.645

23

3.81

24

3.9775

25

4.145

26

4.3125

27

4.48

28

4.645

29

4.8125

30

4.98

31

5.145

32

5.3125

33

5.48

34

5.6475

35

5.8125

36

5.98

14271.33 116.292 0.0729 125.20 15365.3 6 0.0762 134.20 16470.01 8 0.07955 143.44 17603.03 1 0.0829 152.99 18775.16 2 0.08625 162.35 19924.29 6 0.0896

124.76 9 134.74 7 144.88 4 155.33 2 166.18 7 176.90 3 188.10 7 199.51 7

0.07037 0.07344 0.07654 0.07964 0.08273 0.08581

21122.22 172.117 0.0929 0.08883 181.99 22334.96 9 0.09625 0.0919 192.14 23580.09 5 0.0996 211.283 0.09495 202.48 223.32 24849.47 9 0.1029 5 0.09794 212.95 26133.65 3 0.10625 235.58 0.10098 248.06 27435.32 223.56 0.1096 2 0.104 234.40 260.88 28766.65 9 0.11295 5 0.10701 245.45 273.98 30122.22 5 0.11625 9 0.10997 256.40 287.06 31465.55 1 0.1196 7 0.11297

Tabel 1. Perhitungan Tegangan-Regangan Engineering dan True (Lanjutan) No .

X

Y

37

6.1475

32862.86

38 39

6.315 6.48

34243.85 35700.42

40 41

6.6475 6.8125

37142.04 38628.14

σ Eng. 267.78 7 279.04 1 290.91 302.65 7 314.76

ε Eng.

σ True

300.71 2 314.28 0.1263 3 0.1296 328.611 342.89 0.13295 5 0.13625 357.65 0.12295

ε True 0.11596 0.11894 0.12186 0.12482 0.12773

42

6.98

40072.38

43

7.1475

41535.77

44

6 326.53 5

3 0.1396 0.14295

7.315

43043.03

338.46 350.74 2

45

7.48

0.1496

46

7.6475

47

7.815

48

7.9825

49

8.1475

50

8.3125

51

8.48

52

8.645

53

8.8125

54

8.9775

55

9.1425

56

9.3075

57

9.475

58

9.64

59

9.805

60 61

9.9725 10.137 5

62

10.305

63

10.47

44561.01 363.111 375.26 46052.84 8 387.61 47568.52 8 400.17 49109.9 8 412.97 50680.48 7 425.89 52265.82 5 439.26 53906.28 2 452.35 55513.09 6 465.67 57148.11 9 479.03 58787.14 5 492.37 60424.8 9 505.96 62092.02 5 519.30 63729.63 9 532.94 65403.51 9 546.64 67084.09 4 560.07 68732.38 5 573.24 70348.38 3 585.76 71885.03 5 596.59 73214.63 9

0.1463

0.15295 0.1563 0.15965 0.16295 0.16625 0.1696 0.1729 0.17625 0.17955

372.119 386.84 3 402.05 5 417.43 3 432.66 5 448.20 3 464.06 7 480.27 1

0.13068

496.7 513.76 1 530.56 8 547.75 5 565.04 5

0.15379

0.13361 0.13654 0.13941 0.14232 0.14523 0.14812 0.15096

0.15666 0.15948 0.16233 0.16513

0.18285 582.411 0.16793 0.18615 0.1895 0.1928 0.1961 0.19945 0.20275 0.2061 0.2094

600.15 617.71 8 635.70 2

0.17071

653.84 671.78 2 689.46 8 706.49 1 721.52 7

0.17907

0.17353 0.1763

0.18186 0.18461 0.18739 0.19012

66

10.637 5 10.802 5 10.967 5

67

11.135

75362.91

68

11.3

75559.19

69

11.465

75782.35

70

11.6325 75971.91

71

11.7975 76158.77

72

11.965

64 65

74225.59 74825.18 75153.2

76282.45

604.83 7 609.72 3 612.39 6 614.10 5 615.70 4 617.52 2 619.06 7 620.59 621.59 8

0.21275 0.21605 0.21935 0.2227 0.226 0.2293 0.23265 0.23595 0.2393

733.51 6 741.45 3 746.72 5 750.86 6 754.85 3 759.12 763.09 3 767.01 8 770.34 6

0.19289 0.19561 0.19832 0.20106 0.20376 0.20644 0.20917 0.21184 0.21455

Tabel 1. Perhitungan Tegangan-Regangan Engineering dan True (Lanjutan) No .

X

Y

73

12.13

76381.92

74

76457.21

76

12.295 12.462 5 12.627 5

77

12.795

76363.1

78

12.96

76236.74

79

76027.02

82

13.125 13.292 5 13.457 5 13.622 5

83

13.79

74200.05

75

80 81

76488.13 76473.34

75720.52 75309.14 74803.66

σ Eng. 622.40 8 623.02 2 623.27 4 623.15 3 622.25 5 621.22 5 619.51 6 617.01 9 613.66 6 609.54 7 604.62 9

ε Eng.

σ True

ε True

0.24925

773.40 4 776.22 3 778.62 4

0.25255

780.53

0.22518

0.2559

781.49 782.24 7 782.13 9 781.05 3 778.83 5 775.61 9 771.38 5

0.22785

0.2426 0.2459

0.2592 0.2625 0.26585 0.26915 0.27245 0.2758

0.21721 0.21986 0.22254

0.23048 0.23309 0.23574 0.23835 0.24094 0.24357

86

13.957 5 14.122 5 14.287 5

87

14.455

71461.55

88

14.62

70740.95

89

70006.9

90

14.785 14.952 5

91

15.1175 68513.23

92

15.285

67714.64

93

15.45

66941.58

94

15.615

66126.84

95

15.78 15.947 5

65299.98

63585.77

98

16.115 16.282 5

99

16.45

61750.51

100

16.62 16.787 5

60789.17

16.955 17.122 5

58805.96

17.29 17.457 5 17.627 5

56669.44

84 85

96 97

101 102 103 104 105 106

73553.41 72879.88 72179.45

69251.34

64446.24

62670.16

59809

57763.93

55564.18 54387.65

599.36 593.87 1 588.16 4 582.31 4 576.44 2

0.27915

570.46 564.30 4 558.28 9 551.78 2 545.48 2 538.84 3 532.10 5 525.14 9 518.13 7 510.67 6 503.18 2 495.34 9 487.36 2 479.18 8 470.69 7 461.77 8 452.77 2 443.18 5

0.2957

0.28245

766.67 1

0.2462 0.24877

0.34915

761.61 756.23 2 750.66 1 744.99 3 739.14 6 733.05 9 727.08 8 720.46 1 714.03 6 707.12 4 700.03 8 692.64 5 685.13 2 676.97 8 668.72 9 660.00 2 650.99 3 641.68 1 631.88 7 621.46 1 610.85 7

0.35255

599.43

0.30199

0.28575 0.2891 0.2924

0.29905 0.30235 0.3057 0.309 0.3123 0.3156 0.31895 0.3223 0.32565 0.329 0.3324 0.33575 0.3391 0.34245 0.3458

0.25134 0.25394 0.2565 0.25905 0.26163 0.26417 0.26674 0.26926 0.27178 0.27429 0.27684 0.27937 0.2819 0.28443 0.28698 0.28949 0.292 0.2945 0.29699 0.29947

433.34 6

0.3559 0.3592

107

17.795

53180.18

108

17.96

51924.29 423.112

587.57 3 575.09 4

0.30447 0.3069

Tegangan-Regangan Engineering 700 600 500

σ Eng.

400

ε Eng.

Tegangan 300 200 100 0 Regangan

Gambar 7. Grafik Tegangan-Regangan Engineering

Tegangan-Regangan True 1000 800 σ True

600 Tegangan

ε True

400 200 0 Regangan

Gambar 8. Grafik Tegangan-Regangan True VI.3 ANALISIS Dari grafik tegangan-regangan engineering dan true yang telah dipaparkan di atas, dapat dilihat bahwa garis awal masing-masing grafik tersebut mengalami kebengkokan. Hal ini dsebabkan karena pemasangan spesimen uji tarik yang

kurang kencang pada mesin uji tarik, sehingga pada pembuatan grafik manual nilai sumbu x dan sumbu y dikurangi sejumlah nilai yang mengalami kebengkokan agar memperoleh gambar grafik yang tepat. Patahan yang terjadi memiliki panjang yang tidak rata akibat pemasangan awal spesimen pada mesin yang kurang tepat. Patahan yang terbentuk pada proses uji tarik ini tergolong dalam jenis patahan ulet, karena kedua bagian patahan memiliki bentuk permukaan. Permukaan yang terbentuk adalah cup-cone, dimana salah satu bagian menghasilkan permukaan yang cekung ke dalam, sedangkan permukaan yang lainnya menghasilkan permukaan yang cembung. Dari perhitungan tegangan dan regangan yang telah dilakukan, dibuat dua grafik berbeda, yaitu grafik Tegangan-Regangan Engineering dan grafik Tegangan-Regangan

True.

Grafik

engineering

menggambarkan

kondisi

sebenarnya yang terjadi pada spesimen, dimana pada saat mencapai kondisi tertentu spesimen akan mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis, sehingga kurva yang tadinya terus memuncak sedikit demi sedikit akan mengalami penurunan. Sedangkan grafik True menggambarkan kondisi yang seharusnya terjadi. Pada grafik ini kurva terus mengalami peningkatkan, sesuai dengan kondisi yang ada, yaitu beban berbanding lurus dengan tegangan dan regangan berbanding lurus dengan pertambahan panjang. Oleh sebab itu, garis yang terbentuk pada kurva pun akan terus meningkat seiring dengan pertambahan beban dan perubahan panjang benda. VII.

SIMPULAN  Pemasangan spesimen pada mesin uji tarik dapat mempengaruhi grafik tegangan dan 

regangan. Tegangan dipengaruhi oleh gaya dan luas penampang, regangan dipengaruhi oleh

 

pertambahan panjang dan panjang awal benda. Jenis patahan yang terbentuk adalah cup and cone. Grafik engineering menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi, grafik true menggambarkan kondisi yang seharusnya terjadi.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA [1] ---------, (2000): ASM Metals Handbook Volume 8: Mechanical Testing and Evaluation, ASM International, Ohio.

[2]

Callister, W. D., (2001): Fundamentals of Material Science and Engineering,

[3]

John Willey & Sons, New York. ---------, (1991): Annual Book of ASTM Standards, Section 3: Metal Test Methods

[4] [5]

and Analytical Procedure, Philadelphia. Dieter, G. E., (1988): Mechanical Metallurgy, McGraw Hill Book Co., London. Davis, H. E., et al., (1964): The Testing and Inspection of Engineering Materials, McGraw Hill Book Co., London.

IX.

LAMPIRAN

Gambar 9. Mesin Uji Tarik

Related Documents


More Documents from "Ardy Wiranata"