Laporan Salep Mata

  • Uploaded by: Nurul Mufidah
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Salep Mata as PDF for free.

More details

  • Words: 3,020
  • Pages: 13
Loading documents preview...
I.

Nama Sediaan Salep Mata Gentamisin Sulfat

II.

: GEMIF®

Kekuatan Sediaan Salep Mata Gentamisin Sulfat

III.

: 0,3%

Preformulasi Zat Aktif Gentamisin Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi V hal. 481-482) Pemerian: Serbuk, putih sampai kekuningan. Kelarutan: Larut dalam air; tidak larut dalam etanol, aseton, kloroform, eter dan benzen. pH: 3,5 – 5,5 Khasiat: Antibiotikum Sterilisasi: Filtrasi Stabilitas: Stabil pada suhu 4oC dan 25oC (Martindale 2005 ed 34, hal.217) Inkompatibilitas: Amfoterisin, sefalosporin, eritromisin, heparin, penisillin, Sodium bikarbonat dan sulfadiazin sodium. Wadah dan penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

IV.

Pengembangan Formula Salep Mata Gentamisin Sulfat Garam sulfat zat antimikroba yang dihasilkan oleh Micromonospora purpurea. Potensi tiap mg setara dengan tidak kurang dari 590 ug gentamisin, dihitung sebagai zat anhidrat. Gentamisin sulfat mengandung 31 – 34% sulfat dan tidak kurang dari 590 unit gentamisin per mg; 80.000 unit gentamisin ekivalen dengan 80 mg gentamisin. Potensi setara dengan tidak kurang dari 590 μg per mg gentamisin, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Sifat kestabilanny tahan terhadap pemanasan, dapat disterilisasi dengan autoklaf, tetapi warnanya akan berubah jadi coklat dan dapat diatasi dengan penambahan Na metabisulfit. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat (kedap udara). Simpan pada temperatur tidak lebih dari 40 0C. Semua sediaan steril, dalam proses pembuatannya menggunakan teknik aseptis (semua alat dan bahan disterilisasi terlebih dahulu sesuai dengan monografi cara sterilisasi masing-masing. Metil dan propil paraben digunakan sebagai pengawet yang bekerja menghambat pertumbuhan mikroba. Paraffin

liquidum dan vaselin album digunakan sebagai basis salep. Salep ini digunakan untuk mengatasi infeksi kuman Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus yang resisten dengan penisilin. V.

Formula Akhir Tiap 5 gram mengandung:

VI.

R/ Gentamisin Sulfat

0,3%

Metil Paraben

0,18%

Propil Paraben

0,02%

Paraffin Liquidum

0,5 gram

Vaselin Album

ad 5 gram

Prreformulasi Eksipien 1. Metil Paraben (Nipagin) (Farmakope Indonesia Edisi III hal. 378, Handbook Of Phamaceutical Exipient hal. 443) Pemerian: Serbuk hablur halus,putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih dalam 35 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Titik lebur: 125o sampai 128o pKa / pKb: 8,4 dalam suhu 22oC Bobot jenis: 1,352 g/cm3 Stabilitas: Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, mudah terurai oleh cahaya. Inkompatibilitas: Bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, Natrium alginat, minyak essensial, sorbitol dan atropin. 2. Propil Paraben (Nipasol) (Farmakope Indonesia Edisi III hal 535, Handbook Of Phamaceutical Exipient hal. 597) Pemerian: Serbuk hablur putih, tidak berbau,tidak berasa.

Kelarutan: Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dalam 3 bagian aseton P. dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan hidroksida. Titik lebur 95o dan 98O\o pKa / pKb 8,4 pada suhu 22oC Bobot jenis 1,288 g/cm3 Stabilitas: Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Inkompatibilitas: Dapat berubah warna karena adanya besi, basa lemah dan asam kuat. 3. Paraffin Liquidium (Farmakope Indonesia IV hal. 652, Handbook of Pharmaceutical Excipients hal. 445) Pemerian: Transparan, tidak berwarna, cairan kental, tidak berfluoresensi, tidak berasa dan tidak berbau ketika dingindan berbau ketika dipanaskan. Kelarutan: Praktis tidak larut etanol 95%, gliserin dan air. Larut dalam jenis minyak lemak hangat. Stabilitas: Dapat teroksidasi oleh panas dan cahaya. Sterilisasi: Panas kering menggunakan oven pada suhu 1500C selama 1 jam. Inkompatibilitas: Dengan oksidator kuat. Penyimpanan: Wadah tertutup rapat, hindari dari cahaya, kering dan sejuk. 4

Vaselin Album (Farmakope Indonesia IV hal. 822, Handbook Of Pharmaceutical Excipients hal. 331)

Pemerian: Putih atau kekuningan, massa berminyak, transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan. Kelarutan: Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin, atau panas dan dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam benzene, karbon disulfit, dalam kloroform, larut dalam heksan dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri. Konsentrasi: 10-30% Kegunaan: Emolien dan basis salep. Sterilisasi: Panas kering menggunakan oven pada suhu 1500C selama 1 jam. Stabilitas: Jika teroksidasi dapat menimbulkan warna dan bau yang tidak dikehendaki. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.

Inkompatibilitas: Merupakan bahan inert yang tidak dapat bercampur dengan banyak bahan. Wadah dan penyimpanan: di tempat tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering. VII.

Perhitungan dan Penimbangan

Salep Mata Gentamisin Sulfat 1. Gentamisin Sulfat

= 0,3% 0,3 =0,015 gram 100

Untuk 1 tube

= 5 gram ×

Untuk 10 tube

= 0 , 015 gram ×10=0,15 gram

Dilebihkan 10%

= 10 +0,15 gram=0,165 gram

2. Metil Paraben

=

0,18 gram ×10 mL=18 mg 100 mL

Untuk 10 tube

= 18 mg ×10=180 mg

Dilebihkan 10%

= 10 +180 mg=198 mg

3. Propil Paraben

=

0,02 gram ×10 mL=2 mg 100 mL

Untuk 10 tube

= 2 mg ×10=20 mg

Dilebihkan 10%

= 10 +20 mg =22mg

4. Parafin liquidum

= 0,5 gram

Untuk 10 tube

= 0 , 5 gram ×10=5 gram

Dilebihkan 10%

= 10 +5 gram=5,5 gram

5. Vaselin Album

= ad 5 gram

Untuk 10 tube

= 5 gram ×10=ad 50 gram

Dilebihkan 10%

= 10 +50 gram=55 gram

VIII.

Penentuan Metode Sterilisasi 1. Alat Alat 1. Kaca arloji 2. Gelas Kimia 3. Erlenmeyer 4. Batang pengaduk 5. Corong 6. Buret 7. Pipet tetes 8. Gelas ukur 9. Botol Tetes Mata/ Hidung 10. Neraca Analitik 11. Alumunium foil 12. Kertas saring 13. Autoklaf

Metode Sterilisasi Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab/ Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab Sterilisasi Panas Lembab Sterilisasi Panas Lembab -

2. Bahan Bahan 1. Chloramphenicol 2. Atropin Sulfat 3. Gentamisin Sulfat 4. Propilenglikol 5. Benzalkonium Klorida 6. EDTA 7. Natrium Klorida 8. Metil Paraben 9. Propil Paraben 10. Vaselin album 11. Parafin Liquiduim 12. Aqua Pro Injeksi IX.

Metode Sterilisasi Sterilisasi Sinar γ Sterilisasi Panas Lembab Sterilisasi Panas Lembab atau Sinar γ Sterilisasi Sinar γ Sterilisasi Sinar γ Sterilisasi Sinar γ Sterilisasi Sinar γ Sterilisasi Panas Lembab atau Sinar γ Sterilisasi Panas Lembab atau Sinar γ Sterilisasi Panas Kering Sterilisasi Panas Kering Sterilisasi Panas Lembab

Prosedur Pembuatan Salep Mata Gentamisin Sulfat

Timbang bahan dan sterilisasi bahan, Kemudian digerus halus gentamsisin sulfat, disisihkan. Digerus metil dan propil paraben, disisihkan. Dimasukkan sebagian vaselin album kedalam mortir, ditambahkan sedikit demi sedikit parafin liquidum gerus homogen. Dimasukkan sisa vaselin album gerus homogen. Dimasukkan gentamisin sulfat gerus homogen dengan basis.Dimasukkan metil paraben gerus homogen dengan basis. Dimasukkan propil paraben gerus

homogen dengan basis. Lalulakukan sterilisasi dengan autoklaf diatas cawan menggunkaan kain penyaring/ batis. Setelah itu dimasukkan sediaan kedalam tube steril. Diberi etiket dan label. X. XI.

Evaluasi Uji Sterilitas Inokulasi langsung ke dalam media perbenihan lalu diinkubasi pada suhu 2 sampai 25°C.

Volume tertentu spesimen ditambahkan volume tertentu media uji, diinkubasi selama tidak kurang dari 14 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual sesering mungkin sekurangkurangnya pada hari ke-3atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau hari ke-8 dan pada hari terakhir dari masa uji. Pada interval waktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, semua isi wadah akan diamat untuk menunjukkan ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan atau pertumbuhan pada permukaan. Jika tidak terjadi pertumbuhan, maka sediaan salep mata yang telah diuji memenuhi syarat. XII.

Uji Homogenitas Sediaan Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan zat yang akan diuji pada sekeping

kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. XIII.

Penetapan pH Penetapan pH dilakukan menggunakan pH meter. Bertujuan untuk mengetahui pH sediaan

sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Prinsip penetapan pH adalah pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi. Penafsiran hasil berupa pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan. XIV. XV.

Isi Minimum Penetapan Ukuran Partikel Tebarkan secara merata dalam bentuk lapisan tipis sejumlah sediaan yang mengandung

sekitar 10 ìg zat aktif. Diamati di bawah mikroskop seluruh area sampel. Disarankan untuk mengamati dengan perbesaran kecil (misal 50×) dan partikel yang berukuran lebih besar dari jumlah 25 ìm diamati. Partikel-partikel yang besar ini dapat diamati dengan perbesaran yang besar (misal 200× - 500×). Untuk setiap 10 ìg zat aktif, tidak lebih dari 20 partikel memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 25 ìm, dan tidak lebih dari 2 partikel memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 50 ìm. Dan tidak ada dari partikel-partikel ini memiliki dimensi maksimum lebih besar dari 90 ìm

XVI.

Uji Efektivitas Pengawet Bila kemasan sediaan dapat ditembus dengan menggunakan jarum suntik, maka disiapkan 5

wadah asli dari sediaan. Tetapi bila wadah tidak dapat ditembusi secara aseptic, maka pindahkan 20 ml contoh ke dalam tabung reaksi yang bertutup sebanyak 5 buah. Selanjutnya dilakukan inokulasi suspense mikroorganisme uji sebanyak 0,1 ml yang setara dengan 20 ml sediaan. Dilakukan penetapan jumlah mikroorganisme hidup pada setiap suspense inokulum. Hitung angka awal mikroorganisme per ml sediaan yang di uji dengan metode taburan atau pour plate. Dilakukan pengamatan pada hari ke 7, 14, 21, dan 28 setelah dilakukan inokulasi. XVII.

Uji Kebocoran Tube Pilih 10 tube salep mata, dengan segel khusus jika disebutkan. Bersihkan dan keringkan

baik-baik bagian luar tiap tube dengan kain penyerap. Letakkan tube pada posisi horizontal di atas lembaran kertas penyerap dalam oven dengan suhu yang diatur pada 60° + 3° selama 8 jam. Tidak boleh terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai (abaikan bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan dari tube atau dari bagian ulir tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada satu tube tetapi tidak lebih dari satu tube; ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube salep. Pengujian memenuhi syarat jika tidak ada satu pun kebocoran diamati dari 10 tube uji pertama, atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari 1 dari 30 tube yang diuji. XVIII.

Uji Partikel Logam Keluarkan sesempurna mungkin, isi 10 tube, masukkan masing-masing ke dalam cawan

petri terpisah ukuran 60 mm, alas datar, jernih dan bebas goresan. Tutup cawan, panaskan pada suhu 85° selama 2 jam, jika perlu naikkan suhu sedikit lebih tinggi sampai salep meleleh sempurna. Denagn menjaga kemungkinan terhadap massa yang meleleh, biarkan masing-masing mencapai suhu kamar dan membeku. Angkat tutup, balikkan cawan petri sehingga berada di bawah mikroskop yang sesuai untuk perbesaran 30x yan gdilengkapi dengan mikrometer pengukur dan dikalibrasi pada perbesaran yang digunakan. Selain sumber cahaya biasa, arahkan iluminator dari atas salep dengan sudut 45°. Amati partikel logam pada seluruh dasar cawan petri. Variasikan intensitas iluminator dari atas sehingga memungkinkan partikel logam dapat dikenali dari refleksi karakteristik cahaya. Hitung jumlah partikel logam yang berukuran 50 ìm atau lebih besar pada setiap dimensi : persyaratan dipenuhi jika jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan

jiak tidak lebih dari 1 tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenihu ulangi uji dengan penambahan 20 tube lagi : persayaratan dipenuhi jika jumlah partikel logam yang berukuran 50 ìm atau lebih besar pada tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan jika tidak lebih dari 3 tube masing-masing mengandung 8 partikel Evaluasi Sediaan Evaluasi Uji Sterilitas Uji homogenitas Penetapan pH Uji keocoran Uji tipe emulsi

Tube 1 Steril Homogen 6 Tidak bocor

Tube 2 Steril Homogen 6 Tidak bocor

Tube 3 Steril Homogen 6 Tidak bocor

Pemahasan Obat biasanya dipakai pada mata untuk maksud efek lokal pada pengobatan bagian permukaan mata atau pada bagian dalamnya. Karena kapasitas mata untuk menahan atau menyimpan cairan dan salep terbatas, pada umumnya obat mata diberikan dalam volume kecil. Preparat cairan sering diberikan dalam bentuk sediaan tetes dan salep dengan mengoleskan salep yang tipis pada pelupuk mata (Ansel, 2008). Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV yang dimaksud dengan salep mata adalah salep yang digunakan pada mata, sedangkan menurut BP 1993, salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai penampilan homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep mata digunakan untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dapat mengandung satu atau lebih zat aktif (kortikosteroid, antimikroba (antibakteri dan antivirus), antiinflamasi nonsteroid dan midriatik) yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai (Voight, 1994). Salep mata dapat mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi dalam basis yang sesuai. Basis yang umum digunakan adalah lanolin, vaselin, dan parafin liquidum serta dapat mengandung bahan pembantu yang cocok seperti anti oksidan, zat penstabil, dan pengawet.

Adapun sedian salep mata yang ideal adalah : Sediaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh efek terapi yang diinginkan dan sediaan ini dapat digunakan dengan nyaman oleh penderita. Salep mata yang menggunakan semakin sedikit bahan dalam pembuatannya akan memberikan keuntungan karena akan menurunkan kemungkinan interferensi dengan metode analitik dan menurunkan bahaya reaksi alergi pada pasien yang sensitif. Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar. Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata. Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan. Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril (Anief, 2000)

Dasar salep pilihan untuk salep mata harus tidak mengiritasi mata dan harus memungkinkan difusi bahan obat ke seluruh mata yang dibasahi karena sekresi cairan mata. Dasar salep mata yang digunakan juga harus bertitik lebur yang mendakati suhu tubuh. Dalam beberapa hal campuran dari petroletum dan cairan petrolatum (minyak mineral) dimanfaatkan sebagai dasar salep mata. Kadang-kadang zat yang bercampur dengan air seprti lanolin ditambahkan kedalamnya. Hal in memungkinkan air dan obat yang tidak larut dalam air bartahan selama sistem penyampaian (Ansel,1989 hal 562). Keuntungan utama suatu salep mata dibandingkan larutan untuk mata adalah waktu kontak antara obat dengan mata yang lebih lama. Sediaan salep mata umumnya dapat

memberikan bioavailabilitas lebih besar daripada sediaan larutan dalam air yang ekuivalen. Hal ini disebabkan karena waktu kontak yang lebih lama sehingga jumlah obat yang diabsorbsi lebih tinggi. Satu kekurangan bagi pengguna salep mata adalah kaburnya pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa mata (Ansel, 2008). Gentamicin adalah antibiotika golongan aminoglikosida yang digunakan secara luas terutama untuk mengobati infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, seperti Pseudomonas, Proteus, Serratia, dan Staphylococcus. Gentamicin juga digunakan untuk septikemia (keracunan darah oleh bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), meningitis (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, saluran pernafasan, saluran pencernaan, infeksi pada kulit, tulang, dan jaringan lunak. Gentamicin tidak digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, Neisseria meningitidis atau infeksi bakteri Legionella pneumophila (karena berisiko pasien akan mengalami shock dari lipid A endotoksin yang ditemukan dalam organisme bakteri gram negatif tertentu). Gentamicin juga berguna melawan Yersinia pestis dan Francisella tularensis. Salep mata dibuat untuk tujuan terapeutik dan diagnostik, dan mengandung obat seperti antimikroba (antibakteri dan antivirus), kortikosteroid, antiinflamasi nonsteroid (NSAID’S) dan midriatik. Basis salep mata seperti Simple Eye Ointmen BP1988 dapat digunakan untuk memberikan efek lubrikasi. Salep mata harus steril dan praktis bebas dari

kontaminasi partikel dan harus diperhatikan untuk memelihara stabilitas sediaan selama waktu paruhnya dan sterilitas selama pemakaian. Pada praktikum ini dibuat salah satu jenis sediaan semisolida untuk penggunaan topikal yaitu sediaan salep mata dengan bahan aktif gentamisin sulfat 0,3%. Pada praktikum ini dibuat sediaan salep mata gentamisin sulfat dengan bobot 5,5 gram di mana sediaan akan dibuat sebanyak 10 tube sehingga bobot total sediaan yang harus dibuat sebanyak 55 gram dilebihkan 100% bertujuan untuk meminimalisir jika ada zat yang tertinggal pada saat pemanasan, penimbangan, dan lain lain. Karena sangat sensitif, kesterilan dari sediaan salep mata harus benar-benar terjaga. Salep mata yang baik harus memiliki kehomogenan yang baik atau harus bebas dari partikel kasar yang dapat mengiritasi mata serta salep mata mata harus memiliki daya serap yang bagus agar dapat berpenetrasi dengan cepat pada cairan mata dan tentunya harus bebas dari mikroba. Sediaan salep mata gentamisin sulfat merupakan sediaan steril yang tidak tahan terhadap panas, sehingga tidak dapat dilakukan sterilisasi akhir terhadap sediaan ini. Dengan demikian untuk menjamin sterilitas dari sediaan salep mata gentamisin sulfat. Maka selama proses produksi harus dilakukan secara aseptis, dimana semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan saat proses pembuatan salep mata harus disterilisasi terlebih dahulu kemudian dalam pengerjaannya dijaga seminimal mungkin dari kontaminasi mikroba. Basis salep yang terdiri dari vaselin album dapat disterilisasi sekaligus dilebur dengan cara melebur basis salep dengan menggunakan oven selama 60 menit pada suhu 60ºC. pada saat memanaskan vaslin dibawahnya di alasi kain yang berfungsi untuk menyaring vaselin dari kotoran agar tidak tercampur. Seharusnya vaselin yang cocok untuk salep mata adalah vaselin falvum karena vaselin flavum tidak akan mengiritasi mata. vaselin album berasal dari vaslin flavum yang diputihkan sehingga vaslin album kurang cocok bila dipakai untuk basis salep mata karena sudah melalui beberapa

proses. Vaselin kuning adalah campuran hidrokarbon setengah padat, diperoleh dari minyak mineral. Paraffin cair dilebur dengan methyl paraben karena merupakan fase air. Profil paraben dilebur terpisah karena merupakan fase minyak. Mortir dan stamper disterilisasi dengan cara pembakaran langsung dengan alcohol 96%. Zat aktif gentamisin sulfat sendiri secara teoritis dapat disterilisasi dengan metode Sterilisasi Panas Lembab atau Sinar γ, dilakukan dengan sterilisasi panas lembab karena mudah sedangkan dengan menggunakan Sterilisasi Sinar γ hal ini tidak dapat dilakukan karena keterbatasn alat dan bahaya dari radiasi. Selain itu, tube salep sekaligus tutupnya yang akan digunakan juga perlu disterilisasi dengan cara dioven pada suhu 180ºC selama 30 menit. Metode sterilisasi ini dilakukan untuk menjamin sterilitas sediaan salep mata kloramfenikol dan mencegah kontaminasi mikroba dan pirogen. Tahap selanjutnya yaitu evaluasi sediaan, evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu evaluasi penetapan pH, uji kejernihan, dan uji kebocoran tube. Penetapan pH dilakukan menggunakan pH meter. Bertujuan untuk mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Prinsip penetapan pH adalah pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi. Penafsiran hasil berupa pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan. Dalam pengamatan evaluasi pH, hari pertama pH yang didapat yaitu 6. Kemudian evaluasi selanjutnya yaitu menguji kebocoran tube, hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sediaan salep mata yang dibuat tetap steril. Karena apabila wadah mengalami kebocoran, mikroorganisme yang berasal dari luar dapat masuk dan mempengaruhi sterilitas sediaan. Berdasarkan evaluasi yang telah kami uji pada 3 tube sediaan salep mata gentamisin sulfat tersebut sebagain besar masih dalam kondisi yang stabil dan sesuai dengan seharusnya, hal itu dapat disebabkan karena tidak ada faktor eksternal yang dapat mengganggu kestabilan sediaan tersebut.

Kesimpulan Daftar pustaka Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta : UI Press.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Related Documents

Laporan Salep Mata
January 2021 4
Laporan Salep Mata
January 2021 3
Laporan Salep Mata Kel 1
February 2021 3
Jurnal Salep Mata Dapid
January 2021 1
Salep Mata Kloramfenikol
January 2021 1

More Documents from "ayu"

Laporan Salep Mata
January 2021 3
Matriks Transpose
February 2021 1
Ppt Transplantasi Organ
January 2021 1
Asuhan Keperawatan Glaukoma
February 2021 3