Lbm 5 Tumbang Sgd 2 Ammar

  • Uploaded by: pademot
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lbm 5 Tumbang Sgd 2 Ammar as PDF for free.

More details

  • Words: 2,096
  • Pages: 11
Loading documents preview...
I’m not pretty anymore Step 1 :  Step 2 : Aging process 1. Definisi? 2. Faktor yang mempengaruhi? 3. Teori penuaan? 4. Perubahan yang terjadi, fisiologis? 5. Fase penuaan? 6. Pencegahan? 7. Pola hidup yang disarankan bagi geriatric? 8. Psikologi pada geriatric?

Step 7 : 1. Definisi? Proses penuaan adalah : Proses yang dinamis dan kompleks yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan sel, fisiologis dan psikologis. Secara usia, penuaan diklasifikasikan olh umur kronologis (umur yg dicapai dihitung dengan menggunakan kalender) Umur biologis (usia yang ditentukan oleh kematangan jaringan) Proses penuaan terjadi sepanjang umur. Usia penuaan dibagi jadi 3 : Old : usia antara 65-74 Middle old : 75-84 Old old : 85 keatas Umur dominan yang dapat dicapai : 75 tahun

Proses penuaan adalah proses fisiologis yang akan terjadi pada semua makhluk hidup. Proses ini meliputi seluruh organ tubuh termasuk kulit yang merupakan salah satu jaringan tubuh yang secara langsung memperlihatkan terjadinya proses penuaan (Cunnningham, 2003; Yaar &Gilchrest, 2007).

 Batas usia Menurut WHO : -

Usia pertengahan (middle age)  45 -59 tahun

-

Lansia (elderly)  60 – 74 tahun

-

Usia tua (old)  75 – 90 tahun

-

Usia sangat tua(older)  > 90 tahun

 Menurut UUno 4 th 1965 pasal 1: Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari – hari dan mencari nafkah dari orang lain.  UU no 13 th 1998  tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi adalah : lansia adalah seseorang yang mencapai usia > 60 tahun http://library.usu.ac.id/modules.php?

2. Faktor yang mempengaruhi? 1. Genetik  kemampuan sel bereplikasi berbeda-beda 2. Nutrisi  jika nutrisi yg dimakan baik, akan pengaruh terhadap sel yang bereplikasi 3. Lingkungan  terpapar zat-zat yang berbahaya, ex : sinar UV 4. Stress  keseimbangan hormone mengalami gangguan 5. Orang yang biasa olahraga proses penuaan terlambat (gaya hidup) 3. Teori penuaan? a. Teori radikal bebas  metabolism aerob menggunakan O2  ROS dapat berikatan dengan protein atau lemak di membrane sel  akumulasi  perub struktur membrane sel  membrane sel lebih permeable terhadap substansi  aging Sifatnya reaktif terhadap DNA, protein, AS. Lemak. Semakin menua radikal bebas smakin banyak. Bila radikal bebas melebihi ambang batas, tubuh tdk bisa kompensasi  aging b. Glikosilasi  AGEs  menumpuk di jaringan bersama kolagen dan Hb  penurunan elastisitas pemb darah

c. DNA repair : mutasi DNA di mitokondria  vicious cycle DNA tidak bisa memperbaiki diri  aging d. Teori genetic clock : menua terprogram secara genetic. e. Rusaknya system imun tbh : adanya radikal bebas  mutasi DNA menurunkan system imun tubuh  aging f.

Sistem penawar racun : orang yg tua  metabolism menurun  menurunnya fungsi organ (hati)  ada komponen yg tidak bisa di halang tubuh  meningkatnya radikal bebas aging

 Teori genetic clock  Menurut teori ini menua telah terprograrn sec genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam nuclei (inti sel) nya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tdk diputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep "genetic clock" didukung oleh kenyataan yg menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. Sec teoritis dpt dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya utk beberapa waktu dg pengaruh2 dr luar berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dg obat2 / tindakan tertentu.  Teori mutasi somatic (teori error catastrophe)  radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur, sebaliknya menghindari terkenanya radiasi atau tercemar zat kinia yang bersifat karsinogenik atau

toksik, dapat memperpanjang umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. Menurut hipotesis tersebut, menua disebabkan oleh kesalahankesalahan yang beruntun sepanjang kehidupan setelah berlangsung dalam waktu yang cukup lama, terjadi kesalahan dalam proses transk ripsi (DNA  RNA), maupun dalam proses translasi (RNA  protein / enzim). Kesalahan tersebut akan menyebabkan terbentuknya enzim yang salah, sebagai reaksi dan kesalahan-kesalahan lain yang berkembang secara eksponensial dan akan menyebabkan terjadinya reaksi metabolisme yang salah, shg akan mengurangi fungsional sel, walaupun dalam batas2 tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan memperbaiki diri sendiri itu sifatnya terbatas pada kesalahan dalam proses transkripsi (pembentukan RNA) yg tentu akan menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim, yang dapat menimbulkan metabolit yang berbahaya. Apalagi jika terjadi pula kesalahan dalam proses translasi (pembuatan protein), maka akan terjadilah kesalahan yang makin banyak, sehingga terjadilah katastrop (Suhana, 1994, Constantinides, 1994).  Rusaknya system imun tubuh  mutasi yg berulang/ perubahan protein pascatranslasi, dpt menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imum tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989).

Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen/antibodi yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yg ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987). Dipihak lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994). Modulasi imunologik untuk mengantisipasi hal ini dapat dikerjakan, yaitu dengan antara lain : -

Restorasi imunologik dengan imun-globulin-serum (ISG), serum

hiper-imun, pemberian globulin dsb. -

Stimulasi/potensiasi imunologik dengan menggunakan:

- Bahan biologic : - hormon thymus - limfokin - interferon dsb. - Bahan sintetik misalnya : levamisol, isoprinosin dsb. Semua sel somatik akan mengalami proses menua, kecuali sel seks dan sel yang mengalami mutasi menjadi kanker. Sel-sel jaringan binatang dewasa juga dapat membagi diri dan memperbaharui diri, kecuali sel neuron, miokardium dan sel ovarium (Constantinides, 1994).  Teori menua akibat metabolisme  Pada tahun 1935, McKay et al. (terdapat dalam Goldstein, et al, 1959), memperlihatkan bahwa pengurangan "intake" kalori pada rodentia muda

akan menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Hewan yang paling terhambat pertumbuhannya dapat mencapai umur 2 x lebih panjang umur kontrolnya. Lebih jauh ternyata bahwa perpanjangan umur tersebut berasosiasi dengan tertundanya proses degenerasi. Perpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena penurunan Jumlah kalori tersebut, antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel, misalnya insulin, dan hormon pertumbuhan. Modifikasi cara hidup yang kurang bergerak menjadi lebih banyak bergerak mungkin juga dapat meningkatkan umur panjang. Hal ini menyerupai hewan yang hidup dialam bebas yang banyak bergerak dibanding dengan hewan laboratorium yang kurang bergerak dan banyak makan. Hewan dialam bebas lebih panjang umurnya daripada hewan laboratorium (Suhana, 1994).  Kerusakan akibat radikal bebas Radikal bebas (RB) dapat terbentuk dialam bebas, dan didalam tubuh jika fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan didalam rantai pernafasan didalam mitokondria (Oen, 1993). Untuk organisme aerobik, RB terutama terbentuk pada waktu respirasi (aerob) didalam mitokondria, karena 90% oksigen yang diambil tubuh, masuk kedalam mitokondria. Waktu terjadi proses respirasi tersebut oksigen dilibatkan dalam mengubah bahan bakar menjadi ATP, melalui enzim-enzim respirasi didalam mitokondria, maka radikal bebas (RB) akan dihasilkan sebagai zat antara. RB yang terbentuk tersebut adalah: superoksida (O2), radikal hidroksil (OH), dan juga peroksida hidrogen (H2O2). RB bersifat merusak, karena sangat reaktif, sehingga dapat

bereaksi dg DNA, protein, asam lemak tak jenuh, seperti dalam membrane sel, dan dengan gugus SH. Tubuh sendiri sebenarnya mempunyai kemampuan utk menangkal RB, dalam bentuk enzim seperti : - superoxide dismutase (SOD), yg berunsur Zn, Cu, dan jg Mn. Enzim ini dpt merubah superoksida mjd 2O2. - Enzim katalase yg berunsur Fe dlm bentuk haem, dpt menguraikan hydrogen peroksida mjd air dan oksigen. - Enzim glutation peroksidase, berunsur selenium (Se), jg menguraikan hydrogen peroksida mjd air. Selain itu RB jg dpt dinetralkan menggunakan senyawa non enzimatik, seperti : vit C, provitamin A, vit E. walaupun sdh ada system penangkal, namun sbgan RB tetap lolos, bahkan makin lanjut usia makin banyak RB terbentuk shg proses pengrusakan terus terjd, kerusakan organel sel makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati (Oen, 1993).

(Buku Ajar Geriatri, R. Boedhi-Darmojo, FK UI)

4. Perubahan yang terjadi, fisiologis? a. Kulit : lapisan dalam kulit berkurang, sel berkurang dan lapisn luar jadi tipis  keriput Gangguan pgmentasi kulit : proliferasi melanosit, fungsi melanosit turun  penurunan melanin tidak teratur  bercak pigmentasi b. System skeletal : tulang semakin rapuh c. Articulation :fungsi sendi nya menurun, semakin banyak gerak semakin bagus d. Muscular : SISTEM OTOT mengecil, serat otot berkurang dan diganti jaringan fibrosa, perubahan fungsi enzim e. Penurunan system saraf : penurunan kecepatan pengiriman impuls

f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r.

Respirasi : sakus alveolus mengecil, elastisitas menurun  elastisitas paru turun  dinding dada kaku Sirkulasi : elastisitas pemb darah kaku disertai adanya plak Pengelihatan : adanya degenerasi retina, lensa : kekuatan akomodasi menurun  pembiasan cahaya menurun Pendengaran : degenerasi koklea Endokrin : toleransi glukosa terganggu, peningkatan hormone paratiroid Kardiovaskular : hipertrofi atrium kiri, pengurangan pengisian ventrikel kiri Tekanan darah : peningkatan tek. Sistolik Regulasi tubuh :p enurunnya produksi keringat GIT : kontraksi kolon turun, absorbs kalsium turun Keseimbangan : meningkatnya respon ambang vestibular, kurang nya jmlh sel rambut Imun : menurunya imun, menurunnya fungsi makrofag Kognitif : intelektual berkurng, mengingat masa lalu lbh baik Hormone : pada wanita menopause Klimakterium : masa peralihan dari reproduktif ke menopause (pramenopouse) Menopause : setelah haid terakhir Senium : sesudah masa menopause, tubuh sdh bisa beradaptasi

5. Fase penuaan? Fase sub klinik : terjadi pd 25-35 tahun, dimana kemampuan fungsi tbh turun, tidak ada pengaruhnya terhadap tubuh. Transisi : 35-45 tahun, prod hormone turun , penurunan fungsi tubuh, terlihat gejal penurunan fungsi tubuh, penurunan pengelihatan , pendengaran dll. Tidak trll signifikan, kulit keriput Klinik : terjadi pd 45 tahun ke atas, penurunan hormone lbh lanjut, kemampuan tbh mengabsorbsi nutrisi turun  fungsi tubuh turun

Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang terbagi menjadi 3 fase yaitu : 1) Fase subklinik (usia 25-35 tahun) Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan

berlebihan radiasi ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar. Individu akan tampak dan merasa “normal” tanpa tanda dan gejala dari aging atau penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini dianggap usia muda dan normal. 2) Fase transisi (usia 35-45 tahun) Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya resiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas. Pada tahap ini mulai mncul gejala klinis, seperti penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putih mulai tumbuh, elastisitan dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak sel dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas mulai mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging, termasuk kanker, arthritis, kehilangan daya ingat, penyakit arteri koronaria dan diabetes. 3) Fase Klinik (usia 45 tahun keatas) Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA (dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid. Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan 70 tahun, seorang pria kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit kronis

menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem organ yang mengalami kegagalan. Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati “tahun emas” dan seringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dalam kehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat secara dramatik sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2007).

6. Pencegahan? 1. Sering mengonsumsi sayur dan buah  konsumsi vit C 2. Tidak banyak stress 3. Menjaga lingkungan 4. Bersikap positive 5. Tingkatkan spiritual 6. Hindari junk FOOD : banyak MSG  peningkatan ROS 7. Olahraga 8. Menghindari sinar matahari 7. Pola hidup yang disarankan bagi geriatric? Olahraga 3-5 kali seminggu Diet rendah lemak Mempertahankan BB Mempertahankan tek darah Tidak merokok, alkohol Mempertahankan tingkah laku positive Makanan terdiri 8. Psikologi pada geriatric? Gangguan mental organic dan non organic. 9. Perbedaan proses penuaan wanita dan laki-laki? 10. Penyakit pada geriatric ? 11. Keadaan klinis pada proses penuaan?

Step 4 : Step 7 :

Related Documents

Lbm 5 Tumbang Sgd 2 Ammar
January 2021 5
Sgd 17 Tumbang Lbm 5
January 2021 2
Lbm 2 Tumbang Sgd 14
January 2021 3
Em Lbm 4 Tumbang Sgd 2
January 2021 0
Sgd Lbm 3 Modul Tumbang
January 2021 1
Lbm 4 Tumbang Sgd 22
January 2021 5

More Documents from "verdita"

Giri Lbm 3 Tumbang
January 2021 3
Lbm 4 Tumbang
January 2021 1
Lbm 5 Tumbang Sgd 2 Ammar
January 2021 5