Learning Journal_kesiapsiagaan Bela Negara_shafira Nur Oktaviani Putri_absen 35

  • Uploaded by: Shafira Hartono
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Learning Journal_kesiapsiagaan Bela Negara_shafira Nur Oktaviani Putri_absen 35 as PDF for free.

More details

  • Words: 933
  • Pages: 3
Loading documents preview...
LEARNING JOURNAL Program Pelatihan

: Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan

: XII

Nama Mata Pelajaran

: Kesiapsiagaan Bela Negara

Nama Peserta

: Shafira Nur Oktaviani Putri, S.Par

Nomor Daftar Hadir

: 35

Lembaga Penyelenggara Pelatihan

: BPSDM Pemerintah Prov. Kalimantan Timur

A. Pokok Pikiran (Hari Pertama, Senin, 22 Februari 2021)

1. Nilai dari suatu bela negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin

2. 3.

4.

5. 6. 7.

bahwa Pancasila merupakan ideologi negara, rela berkorban dan memiliki kemampuan awal dalam bela negara. Yang harus terlibat dalam suatu bela negara adalah seluruh komponen warga negara Indonesia yang dimotori oleh pemuda. Bangsa Indonesia dapat dikatakan menjadi bangsa yang pancasilais jika kuat dalam pendidikan nilai-nilai ideologi Pancasila, diperkuat dengan penguasa, pengusaha dan segenap elemen bangsa. Penguatan kepribadian kita sebagai seorang warga negara yang baik adalah beriman, kepribadian cerah, cerdas dan berwawasan luas serta penampilan yang sehat jasmani dan rohani. Beberapa sifat yang harus di miliki oleh seorang pemimpin adalah jujur, ulet, setia, disiplin, bijaksana, inisiatif, rendah hati, menjadi tauladan dan dapat di percaya. Indikator kepemimpinan yaitu, bawahan mau percaya, hormat, taat dalam melaksanakan tugas dan dapat menciptakan iklim kondisi satuan yang kondusif bagi pencapaian tupoksi. 7 masalah mendasar yang perlu di benahi yaitu :

a. b. c. d. e. f. g.

Penegakan hukum Peraturan hukum yang tumpeng tindih Buruknya koordinasi baik di dalam lembaga sendiri maupun antar lembaga negara Kualitas penduduk yang masih menjadi persoalan dari berbagai aspek Kuantitas penduduk yang meliputi masalah pemerataan tidak kunjung memadai Pengelolaan SDA yang belum optimal Desain pengelolaan anggaran belanja negara yang belum memperlihatkan aspek berkelanjutan.

8. Sistem Pertahanan Semesta di bagi menjadi 2 yaitu : 1. Pertahanan militer/kekuatan bersenjata 2. Kekuatan non-bersenjata/militer 9. Negara layaknya seperti mahkluk hidup, mula-mula ia tidak ada lalu berkembang dan mati, jadi agar tetap hidup kita harus membelanya, melindungi dari segala macam bentuk tantangan, hambatan, gangguan, dan ancaman.

10. Komponen Pertahanan Negara yaitu 1. TNI – (Latsarmil/kombatan) 2. Komp. Cadangan – (Latsarmil/kombatan) 3. Kom. Pendukung – (Latsar/non kombatan) seperti Garda Bangsa/Para militer, TA/Profesi, Industri strategis, SDA/B & Sarprasnas, dan semua warga negara (Hari Kedua, Selasa 23 Februari 2021)

1. PENGERTIAN DAN TUJUAN a. Pengertian : TUS (Tata Upacara Sipil) merupakan bagian dari pembinaan mental fisik, disiplin yang mencerminkan kepribadian yang harus dilaksanakan dengan semangat, hikmat, tertib dan seragam. b. Tujuan : diharapkan para peserta LPJ mengerti, memahami dan menguasai sehingga diharapkan mampu menjadi pejabat upacara atau penyelenggara upacara. Pejabat Upacara dan Tugas Pokok :  Paup/Ketua Panitia : Bertanggung jawab terlaksananya upacara dengan tertib dan hikmat, menyiapkan dan menyusun tata upacara, menyiapakan sarana prasarana upacara, menyiapkan petugas upacara, koordinasi dengan pimpinan upacara, tanggung jawab terhadap baik atau buruknya pelaksanaan upacara.  Danup/pimpinan upacara : Memeriksa lapangan dari pimpinan peserta upacara, memimpin penghormatan kepada Pembina upacara, laporan upacara siap, memimpin penghormatan kepada bendera, membubarkan barisan.  Irup/Pembina upacara : Memahami dan menguasai urutan upacara, menerima kesiapan upacara dari ketua panitia, menerima penghormatan, mengheningkan cipta, teks Pancasila, membacakan amanat, menerima laporan upacara selesai.

2. BENTUK DAN URUTAN UPACARA a) Bentuk : Segaris & leter “U” b) Urutan : 

Acara persiapan



Acara pendahuluan



Acara pokok



Acara penutup



Acara tambahan

3. PERLAKUAN TERHADAP BENDERA KEBANGSAAN Dasar hukum :

a. Pasal 35 UUD 1945 bendera kebangsaan dan tanda kehormatan RI serta lambang persatuan bangsa dengan sebutan sang merah putih b. Peraturan pemerintah No.40 Th 1958 (LBN 1958 – 1968) tentang peraturan bendera kebangsaan Perlakuan dan penggunaan :

a. Harus selaras dengan kedudukannya sebagai lambang kedaulatan dan kehormatan bangsa dengan ketentuan sebagai berikut:

   

Hanya dikibarkan pada waktu siang hari, saat matahari terbit sampai matahari terbenam (6-6). Dikibarkan setiap hari dirumah pejabat yang mempunyai tanggung jawab wilayah (taman makam pahlawan, gedung markas kesatrian). Dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung (hari pahlawan, G30S/PKI, rekan kerja meninggal karena melaksanakan tugas) dikabarkan paling lama 3 hari. Untuk menutupi peti jenazah warna merah di kiri, warna putih di kanan pundak jenazah Dipasang diatas standard dalam ruangan rapat, pertemuan dan ruang kerja pejabat, pemasangan selalu disebelah kanan tempat kerja berdirinya pimpinan.

4. PENGIBAR BENDERA Pengibaran bendera terdiri dari 3 orang, masing-masing bertugas:

1. Anggota yang ditengah memberi aba-aba mengenai giat yang dilakukan oleh ke 3 anggota tersebut, juga sebagai pembawa bendera yang diletakan diatas kedua tangannya, kedua lengan bagian atas sampai ke siku merapat kebadan dan lengan bagian bawah direntangkan lurus ke depan.

2. Anggota yang berada di sebelah kanannya bertugas untuk mengikat bendera ke tali penggerak dan memegang tali sedemikian rupa sehingga bendera tidak menyentuh tanah.

3. Anggota yang di sebelah kirinya bertugas sebagai penggerak bendera. 4. Setelah bendera direntangkan (sudah siap), anggota yang di tengah melaporkan sebagai berikut “Bendera Siap”.

5. Selanjutnya pimpinan upacara memberi aba-aba: “kepada sang merah putih hormat gerak” (diiringi lagu Indonesia Raya).

6. Setelah bendera sampai dipuncak/lagu Indonesia Raya selesai, maka pimpinan upacara memberi aba-aba: “Tegak Gerak”.

7. Anggota yang di sebelah kiri mengikat tali ke tiang bendera, kemudian setelah selesai pengerek/pengibar mundur 2 langkah segaris dengan pembawa bendera, selanjutnya yang berada ditengah memimpin aba-aba, kepada sang merah putih hormat gerak.

B. Penerapan Penerapan yang dapat saya lakukan di tempat kerja saya setelah belajar materi kesiapsiagaan bela negara ini yaitu :

1. Dapat memberikan contoh kepada siswa dalam melaksanakan upacara bendera dan memberikan instruksi sesuai dengan peraturan pelaksanaan upacara bendera

2. Dapat mengajarkan kepada siswa saya untuk mengamalkan ideologi pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa.

3. Mengajarkan siswa dan siswi saya agar dapat hidup bermasyarakat dengan selalu bergotong royong, dan saling membantu kesesama. 4. Lebih aktif dalam kegiatan kegiatan yang bersifat bela negara

5. Mempelajari lebih banyak terkait komponen komponen bela negara baik yang sesuai tupoksi saya maupun diluar tupoksi.

Related Documents


More Documents from "Sri Maharaja Sanggrama Wijaya"