Legal Memorandum

  • Uploaded by: Michalle Liony Gosal
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Legal Memorandum as PDF for free.

More details

  • Words: 2,373
  • Pages: 13
Loading documents preview...
NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

LEGAL MEMORANDUM PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PENGIRIMAN BARANG MELALUI JASA TIKI JNE

A. Kasus Posisi Dalam berbisnis online, terutama bagi yang menggunakan jasa ekspedisi seperti saya, pasti ada aja masalah. Kali ini akan saya bahas mengenai Tiki JNE. Kenapa Tiki JNE? Karena Tiki JNE sudah sangat terkenal dan begitu besar, tapi sayangnya tidak profesional. Sebenarnya masalah dengan Tiki JNE ini bukan sekali dua kali saya alami, sejak berbisnis online saya sudah berkali-kali mengalami masalah saat melakukan

pengiriman

barang.

Dari

yang

namanya

barang

terbuka/rusak/jebol dan lain-lain. Sayangnya, kebanyakan customer akan langsung menyalahkan saya selaku pengirim. Logikanya, pihak JNE tak akan mau menerima paket dalam kemasan

terbuka/rusak/jebol.

Dan

memang,

pihak

JNE

tak

mau

menerimanya. Saat diterima, kemasan harus dalam keadaan bagus. Menurut pihak ekspedisi-ekspedisi lain, termasuk JNE, kelemahan ekspedisi ada pada kurir di bandara yang menurut mereka sengaja bertindak kasar. Seperti membanting barang, menginjak dan bahkan sengaja mencuri.  Dari sini sudah mulai terlihat, bahwa pihak JNE berusaha menyalahkan pihak kurir di bandara/cargo. Sehingga pihak JNE menolak untuk bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen atas pengiriman barang melalui Jasa Tiki JNE? 2. Upaya Hukum apa yang dapat ditempuh konsumen apabila terdapat kerusakan atau kehilangan pada barang dalam pengiriman barang melalui jasa Tiki JNE?

C. Jawaban Singkat atau Sementara Dari rumusan masalah yang diajukan, jawaban singkat yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Jawaban singkat atas rumusan masalah, “Bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen atas pengiriman barang melalui Jasa Tiki JNE?”, yaitu bahwa setiap orang yang dirugikan oleh peristiwa/kelalaian, kurang hati-hati, berhak mendapatkan ganti rugi (kompensasi) atas kerugiannya itu. Tetapi untuk mendapatkan hak ganti rugi tersebut Undang-Undang membebankan pembuktian kesalahan orang lain dalam peristiwa tersebut kepada mereka yang menggugat ganti rugi. Jadi perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada konsumen terhadap pengiriman barang melalui Jasa Tiki JNE dapat berupa ganti rugi yang beban pembuktiannya dibebankan oleh konsumen itu sendiri. 2. Jawaban singkat atas rumusan masalah, “Upaya Hukum apa yang dapat ditempuh konsumen apabila terdapat kerusakan/kehilangan pada barang dalam pengiriman barang melalui jasa Tiki JNE?” yaitu bahwa konsumen

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

dapat mengajukan gugatan secara perdata mengenai ganti kerugian yang dimana selanjutnya pihak konsumen dengan pihak Tiki JNE berhak menentukan penyelesaian sengketa secara litigasi atau non litigasi.

D. Pemeriksaan Dokumen atau Bahan Hukum Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) : 1. Pasal 1365 KUHPerdata Tiap perbuatan melangggar hukum, yang menimbulkan kerugian pada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian, mengganti kerugian tersebut. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Pelindungan Konsumen : 1. Pasal 4 huruf h UU Perlindungan Konsumen Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. 2. Pasal 19 UU Perlindungan Konsumen a) Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi

barang

dan/atau

jasa

yang

dihasilkan

atau

diperdagangkan. b) Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku. c) Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi. d) Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. 3. Pasal 45 UU Perlindungan Konsumen a) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. b) Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. c) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam Undang-undang. d) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu pihak atau oleh para pihak yang bersengketa.

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

E. Analisis Hukum Perjanjian yang sah artinya perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga diakui oleh hukum. Suatu perjanjian pengiriman barang dapat dikatakan sah apabila telah memenuhi syarat-syarat perjanjian yang telah ditentukan dari beberapa ketentuan perundang-undangan yang telah dibuat secara khusus untuk mengatur penyelenggaraan pengiriman barang maupun syarat-syarat perjanjian yang telah ditentukan oleh perusahaan penyelenggara jasa pengiriman itu sendiri. Perjanjian yang sah menurut ketentuan undang-undang diatur dalam pasal 1320 KHUPdt yang menyatakan, untuk sahnya persetujuan-persetujuan diperlukan empat syarat: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan diri; 2. Cakap untuk membuat suatu perjanjian; 3. Mengenai suatu hal tertentu; 4. Suatu sebab (causa) yang halal; Perjanjian yang memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh undang-undang diakui oleh hukum, sebaliknya perjanjian yang tidak memenuhi syarat tidak diakui oleh hukum walaupun diakui oleh pihak-pihak yang membuatnya. Syarat-syarat tersebut dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu untuk syarat a dan b disebut dengan syarat subyektif, karena melekat pada diri orang yang menjadi subjek perjanjian, sedangkan untuk syarat c dan d disebut

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

dengan syarat objektif karena mengenai sesuatu yang menjadi objek perjanjian. Syarat khusus mengenai perjanjian pengiriman barang dalam PT. JNE, tetapi perjanjian didasarkan kepada aturan umum yang berlaku dalam KUHPdt. Syarat dalam perjanjian pengiriman barang pada perusahaan kurir JNE adalah dengan cara mengisi AWB (Air Waybill)/Connot, yaitu form pengisian pengiriman barang. Air Waybill yang selanjutnya akan disebut AWB merupakan dokumen penting yang nantinya akan menjadi bukti pengiriman apabila terjadi wanprestasi antara kedua belah pihak. Air Waybill harus diisi dengan nama dan alamat yang lengkap, jelas, benar dan terbaca agar barang atau dokumen yang akan dikirim bisa sampai ke tempat yang dituju. Air Waybill sendiri memiliki beberapa fungsi yang cukup penting, yaitu: 1. Berfungsi sebagai bukti pengiriman (untuk pengirim), 2. Berfungsi sebagai bukti pembayaran/ kwitansi, 3. Berfungsi sebagai arsip/file, 4. Berfungsi sebagai bukti serah terima (untuk penerima) Saat konsumen menyerahkan barang/dokumen untuk dikirim atau di transportasikan melalui JNE, para pelanggan dianggap telah menerima dan menyetujui persyaratan dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh JNE, mengenai persyaratan pengangkutan atau pengiriman yang selanjutnya disebut SSP (syarat-syarat standar pengiriman), perjanjian seperti ini disebut

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

dengan perjanjian baku. Secara sederhana, perjanjian baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Perjanjian dibuat secara sepihak oleh perusahaan yang posisinya relative lebih kuat dari konsumen; 2. Konsumen sama sekali tidak dilibatkan dalam menentukan isi perjanjian; 3. Dibuat dalam bentuk tertulis dan massal; 4. Konsumen terpaksa menerima isi perjanjian karena didorong oleh kebutuhan. Menurut perjanjian pengiriman barang, dengan dibayarnya biaya pengiriman oleh konsumen dan konsumen telah menerima bukti pengiriman yaitu Air Waybill, maka telah terjadi persetujuan kehendak antara konsumen dengan JNE. Konsumen setuju jika barang/dokumennya dikirim atau di transportasikan melalui JNE dan JNE setuju mengantarkan barang/dokumen milik konsumen sampai ketempat yang dituju. Terpenuhinya syarat subjektif disini maksudnya adalah bahwa dalam perjanjian pengiriman barang adanya persetujuan kehendak antara konsumen dengan JNE mengenai pengiriman barang adan kecakapan antara kedua belah pihak. Kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah walaupun JNE tidak menentukan batas kedewasaan seorang konsumennya, tetapi konsumen yang belum dewasa dianggap cakap melakukan perjanjian pengiriman barang karena ia dapat diwakili yang bertanggung jawab. Dalam pengiriman barang, yang penting adanya nama dan alamat yang lengkap, jelas, benar dan terbaca

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

agar barang atau dokumen yang akan dikirim bisa sampai ke tempat yang dituju dengan selamat dan tepat waktu. Sedangkan terpenuhinya syarat objektif adalah adanya prestasi yang terpenuhi dalam perjanjian pengiriman barang berupa objek perjanjian yaitu pengiriman barang dan pembayaran biaya pengiriman. Barang atau dokumen yang akan dikirim melalui JNE tidak boleh berupa barang atau dokumen yang dilarang, sehingga tujuan dari perjanjian pengiriman barang menjadi halal karena tidak bertentangan dengan isi pasal 1337 KUHPdt yang menyatakan ”suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undangundang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Berdasarkan uraian tersebut maka Tiki JNE menerangkan bahwa persetujuan kehendak yang dimaksud adalah kesepakatan antara pihak konsumen dengan JNE mengenai objek perjanjian dan syarat-syarat perjanjian. Pada saat konsumen menyerahkan barang/dokumen untuk dikirim atau di transportasikan melalui JNE, konsumen dianggap telah menerima dan menyetujui persyaratan dan ketentuan standar yang ditetapkan oleh JNE. Hak Perusahaan/JNE adalah: 1. JNE berhak memperoleh keterangan yang lengkap mengenai keadaan dan bersifat barang; 2. JNE berhak menolak permintaan pengiriman barang terlarang atau tidak sah, misalnya barang yang mudah meledak atau terbakan, obat-obatan terlarang, perhiasan, alkohol dan hewan;

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

3. JNE berhak menerima atau menagih biaya pengiriman dan biaya-biaya lain yang diperlukan dalam pengiriman barang Kewajiban Perusahaan/JNE adalah: 1. JNE berkewajiban mempersiapkan barang atau dokumen yang akan dikirim dengan baik dan rapi; 2. JNE berkewajiban mengantarkan barang atau dokumen sampai ketempat yang dituju; 3. JNE berkewajiban melindungi, menjaga keselamatan barang atau dokumen yang akan dikirim agar tidak rusak dan hilang; Hak Pengirim/konsumen adalah: 1. Pengirim barang berhak meminta atau mendapatkan tanda bukti pengiriman yang digunakan untuk penerimaan atau penyerahan barang/dokumen dari perusahaan pengiriman/JNE; 2. Pengirim barang berhak menuntut agar barang/dokumen yang akan dikirim oleh perusahaan pengiriman/JNE sampai pada penerima tepat pada waktunya; 3. Pengirim barang berhak menuntut ganti rugi jika terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang/dokumen yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian dari perusahaan pengiriman/JNE atau yang mewakilinya; Kewajiban Pengirim/konsumen adalah: 1. Pengirim barang berkewajiban membungkus barang/dokumen yang akan dikirim dengan baik;

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

2. Pengirim barang berkewajiban memberikan keterangan mengenai keadaan dan sifat barang; 3. Pengirim barang berkewajiban membayar biaya angkutan dan biaya lain yang diperlukan dalam pengiriman barang; Mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam pengiriman barang, sudah jelas diterangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan maupun perjanjian pengiriman barang yang dibuat kedua belah pihak. Setiap kesepakatan yang terjadi diantara kedua belah pihak, segala hal yang menjadi hak dan kewajiban salah satu pihakakan diimbangi dengan hak dan kewajiban bagi pihak lainnya. Apa saja yang menjadi hak bagi perusahaan akan menjadi kewajiban bagi konsumen,demikian pula sebaliknya. Hak dan kewajiban antara pihak adalah segala hal yang harus dipenuhi ataupun yang harus diterima oleh kedua belah pihak yang timbul akibat perjanjian yang telah dibuat secara sah. Tanggung jawab adalah keadaan wajib yang menanggung segala sesuatunya

bila

terjadi

apa-apa,

boleh

dituntut,

dipermasalahkan,

diperkarakan dan sebagainya. Sebagai pihak yang mengusahakan proses pengiriman barang, Tiki JNE memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan proses pengiriman dan menjaga keselamatan atas barang-barang yang akan dikirim. Apabila dalam proses pengangkutannya terjadi hal-hal di luar dugaan atau di luar kendali dari pihak pengirim yang di timbulkan selama proses penyelenggaraan pengiriman tersebut, maka JNE terikat untuk bertanggung

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

jawab atas segala kerugian dari kerugian yang timbul dalam proses penyelenggaraan pengiriman yang dilakukannya, sehingga jika pihak JNE dapat membuktikan bahwa ia tidak bersalah maka ia dapat dibebaskan dari kewajiban untuk membayar ganti kerugian yang dibebankan kepadanya, yang dimaksud tidak bersalah adalah karena hal-hal yang terjadi di luar kemampuannya, seperti karena adanya bencana alam atau dikarenakan sifat dari barang-barang yang dikirimnya. Jika dalam proses pengirimannya terjadi klaim atau tuntutan dari pihak pengirim barang yang di akibatkan oleh rusaknya atau hilangnya barangbarang milik konsumen/pengirim, pihak JNE harus bertanggung jawab kepada pihak konsumen/pengirim. Tanggung jawab dalam hal terjadi wanprestasi dalam pengiriman barang adalah bilamana terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang titipan, maka pihak JNE bertanggung jawab untuk kerugian dengan penggantian maksimum 10 (sepuluh) kali biaya pengiriman. Barang yang masuk dalam kategori bernilai tinggi, pihak JNE akan menyarankan konsumen/pengirim untuk mengansurasikannya. Untuk pengiriman barang yang diansurasikan, penggantian kerugian barang dibayar penuh sesuai dengan besarnya nominal barang yang tertera/dicantumkan dalam polis asuransi atau penggantian kerugian dibayar dengan barang yang sama. Premi asuransi dibayar sendiri oleh pengirim ketika barang yang bernilai tinggi tersebut setuju untuk diasuransikan dan dikirim melalui jasa JNE.

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

Apabila Tiki JNE dapat membuktikan secara benar dan jelas bahwa kesalahan tersebut bukan kesalahan dari Tiki JNE, melainkan akibat kelalaian dan kesalahan dari pihak pengirim barang atau karena terdapat keadaan memaksa (force majeur) yang mengakibatkan barang muatan tersebut tidak sampai di tangan pihak penerima barang, hal inilah yang membebaskan Tiki JNE dari tuntutan yang diajukan oleh pihak pengirim barang, sebagaimana yang telah diuraikan di dalam pasal 468 ayat (2) dan (3) KUHD bahwa ” Si pengangkut diwajibkan mengganti segala kerugian, yang disebabkan karena barang tersebut seluruhnya atau sebagian tidak dapat diserahkannya, atau karena terjadi kerusakan pada barang itu, kecuali apabila dibuktikannya bahwa tidak diserahkannya barang atau kerusakan tadi disebabkan oleh suatu malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah maupun dihindarkannya, atau cacat dari pada barang tersebut, atau oleh kesalahan dari si yang mengirimkannya” dan ” ia bertanggung jawab untuk perbuatan dari segala mereka, yang dipekerjakannya, dan untuk segala benda yang dipakainya dalam menyelenggarakan pengangkutan tersebut”. Dengan demikian jika prinsip tanggung jawab dari pihak pengangkut pengiriman barang dihubungkan dengan Pasal 468 ayat (2) KUHD, maka pihak

pengangkut

dianggap

bertanggung

jawab

secara

praduga

(Presumptions Liability) atas segala kerugian yang timbul dalam proses penyelenggaraan

pengangkutan,

tetapi

apabila

perusahaan

berhasil

membuktikan bahwa dia tidak bersalah, maka ia dibebaskan dari tanggung jawab. Yang dimaksud dengan ”tidak bersalah” adalah tidak melakukan

NAMA STAMBUK

: Herson Thioriks/A : 1321037

kelalaian dan telah mengambil tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian atau peristiwa yang menimbulkan kerugian itu tidak mungkin dihindari. Beban pembuktian ada pada pihak JNE dan bukan pada pihak yang dirugikan. Pihak yang dirugikan cukup menunjukkan adanya kerugian yang diderita dalam pengiriman barang yang diselenggarakan oleh JNE. F. Pendapat Hukum (Legal Opinion) 1. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi konsumen atas pengiriman barang melalui Jasa Tiki JNE?, yaitu menurut pasal 1365 KUHPerdata jo. Pasal 4 huruf h UUPK bahwa setiap orang yang dirugikan oleh peristiwa/kelalaian, kurang hati-hati, berhak mendapatkan ganti rugi (kompensasi) atas kerugiannya itu. Tetapi untuk mendapatkan hak ganti rugi tersebut Undang-Undang membebankan pembuktian kesalahan orang lain dalam peristiwa tersebut kepada mereka yang menggugat ganti rugi. Jadi perlindungan hukum yang dapat diberikan kepada konsumen terhadap pengiriman barang melalui Jasa Tiki JNE dapat berupa ganti rugi yang beban pembuktiannya dibebankan oleh konsumen itu sendiri. 2. Upaya Hukum apa yang dapat ditempuh konsumen apabila terdapat kerusakan/kehilangan pada barang dalam pengiriman barang melalui jasa Tiki JNE? yaitu menurut pasal 45 UUPK bahwa konsumen dapat mengajukan gugatan secara perdata mengenai ganti kerugian yang dimana selanjutnya pihak konsumen dengan pihak Tiki JNE berhak menentukan penyelesaian sengketa secara litigasi atau non litigasi.

Related Documents


More Documents from "Liana Winnie"

Legal Memorandum
February 2021 1
Makalah Legg Calve Perthes
February 2021 1