Lp & Sp Hdr

  • Uploaded by: Mega
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp & Sp Hdr as PDF for free.

More details

  • Words: 3,803
  • Pages: 22
Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH DI RSJD Dr.AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG-JAWA TENGAH

OLEH: MEGASARI NIM : G3A014239

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017/2018

LAPORAN PENDAHULUAN HDR

A. Kasus (Masalah Utama) Gangguan konsep diri : harga diri rendah B. Proses Terjadinya Masalah 1. Pengertian Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Nita Fitria, 2009). Harga diri rendah adalah perasaan seseorang bahwa dirinya tidak diterima lingkungan dan gambaran-gambaran negatif tentang dirinya (Barry Yosep, 2009). Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri (Yoedhas, 2010). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta merasa tidak percaya pada diri sendiri. 2. Penyebab/ Etiologi Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara (Ircham, 2008): 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja dll. Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan (pemasangan kateter, pemeriksaan perianal, dll), harapan akan struktur,

bentuk

dan

fungsi

tubuh

yang

tidak

tercapai

karena

dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama. Faktor predisposisi Faktor predisposisi yang mempengaruhi harga diri rendah adalah penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak realistik. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman, dan kultur sosial yang berubah.

Faktor presipitasi a. Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau posisi b. Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan c. Peran yang tidak jelas Kurangnya pengetahuan individu tentang peran d. Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang konpleks e. Perkembangan transisi Perubahan norma dengan nilai yang tak sesuai dengan diri f. Situasi transisi peran Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu g. Transisi peran sehat-sakit Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur pengobatan dan perawatan. 3. Tanda dan Gejala: Menurut Carpenito, L.J (1998 : 352); Keliat, B.A (1994 : 20)Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker 1. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri. 2. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa 3. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri. 4. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternatif tindakan. 5. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.

4. Akibat Akibat harga diri rendah yang berkepanjangan (kronis), klien akan mengisolasi diri dari lingkungan dan akan menghindar dengan orang lain (isolasi diri). Hal yang lebih parah adalah ketika klien dengan harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan (resiko bunuh diri).

5. Penatalaksanaan 1. Psikoterapi Psikoterapi suportif individual atau kelompok sangat membantu karena berhubungan dengan praktis dengan maksud mempersiapkan klien kembali ke masyarakat, untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak mengasingkan diri karena dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas yang terdiri dari: a. Terapi aktivitas 1) Terapi seni Fokus: untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan seni 2) Terapi musik Fokus:

mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi.

Yaitu

menikmati dengan relaksasi musik yang disukai klien. 3) Terapi menari Fokus pada: ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh 4) Terapi relaksasi Belajar dan praktek relaksasi dalam kelompok Rasional: untuk koping/ perilaku maladaptif/ deskriptif, meningkatkan partisipasi dan kesenangan klien dalam kehidupan b. Terapi sosial Klien belajar bersosialisasi secara bertahap dengan perawat, klien lain, perawat lain, keluarga/kelompok/ masyarakat

c. Terapi kelompok 1) Kelompok terapeutik 2) Terapi aktivitas kelompok 2. Psikofarmaka Psikofarmaka adalah obat – obatan kimia, yaitu obat – obatan psikotropika, yang dapat mempengaruhi bagian – bagian otak tertentu dan menekan atau mengurangi atau menghilangkan gejala – gejala tertentu pada penderita. Macam –macam psikofarmaka (5): a. Golongan anti psikotik Digunakan untuk menghilangkan gejala psikotik seperti waham dan halusinasi ,penghayatan diri.Untuk obat jenis konvesional biasanya hanya mampu menghilangkan gejala psitip saja, tetapi obat jenis atipkal bisa menghilangka gejala positip dan gejala negatip. Jenisnya meliputi chlorpromazine trifluoperazine thioridazine

(promagtil,largagtil), (stelasin

(meleril),

2mg

haloperidol

5mg),

pimozide,

(haldol2mg,5mg),

perphenazine,

clozapine

fluphenazine,

(clozaril),

sulpirideh,

risperidone (persidal), quetiapine, olanzapine. b. Golongan anti cemas Obat ini memberi kasiat menghilangkan rasa cemas melalui penguatan inhibitor GABA (gama acid amino biturat). Untuk terapi-terapi seperti gangguan cemas umum, cemas karena stress, gangguan tidur, phobia, cemas dengan kondisi medik,

cemas karena tindakan medis,

gangguan kejang, hysteria. Jenisnya meliputi diazepam (valium, valisanbe, validex), chlordiazepoxide (cetabrium), alprazolam (atarax, xanax), clobazam, lorazepam (ativan), buspirone, hidroxyzine, bromazepam. c. Golongan anti depresi Untuk pengobatan gejala depresi seperti mutisme ,hipoaktif dan disforik. Disamping itu bisa untuk mengobati keadaan panik, enurises, pada anak dengan gangguan perhatian, bumilia narkolepsi dan obsesi kumpulsif. Tiga jenis obat anti depresan yaitu golongan tricyclik,selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), monoamine oksidase inhibitor.

Macam-macam anti depresan meliputi amitriptyline(trilin), imipramine, clomipramine,

fluoxentine(kalcetin),

moclobenide,

citalopram,

srtraline(fridep),

duloxetine,

venlafaxine,

amoxapine, maprotilin,

fluvoxamine, mirtazapine, paroxetine, tianeptine, mianserine. d. Golongan anti maniak untuk menghilangkan gejala manik seperti logorhoe, hiperaktive euphoria.

Macam-macam

anti

maniak

yaitu

lithium

carbonate,

carbazepine, haloperidol. 3. Psikosomatik Terapi kejang listrik adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.

C. Pohon Masalah Resiko tinggi menciderai diri orang lain dan lingkungan. (PK dan Suicide)

AKIBAT

AKIBAT

Deficit Perawatan Diri

Malas Beraktifitas

Marah dan frustasi dengan kondisi yang dialami

Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi

AKIBAT

Kesulitan komunikasi berinteraksi dengan orang lain Isolasi Diri

AKIBAT

Menarik diri dan tak mau berinteraksi sama sekali dengan orang lain

CORE

Inefektif koping individu

Harga Diri Rendah Kronis

Inefektif Koping Keluarga Penyebab

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji 1. Isolasi sosial : menarik diri Data yang perlu dikaji : a. Data Obyektif Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar, banyak diam. b. Data Subyektif Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak jelas. 2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Data yang perlu dikaji : a. Data Subyektif Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri b. Data Obyektif Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup. 3. Deficit Perawatan Diri Data yang perlu dikaji : a. Data subyektif : Klien mengatakan malas melakukan aktifitas apapun b. Data obyektif : Klien nampak kotor, bau, pakaian tidak rapi, rambut acak-acakan 4. Resiko Perilaku Kekerasan Data yang perlu dikaji : a. Data subyektif Klien mengatakan merasa jengkel dan marah dengan kondisi yang dialami sekarang b. Data obyektif ; Klien tampak melotot, mengepalkan tangan, bicara dengan nada keras

5. Resiko Bunuh Diri Data yang perlu dikaji : a. Data subyektif : Klien mengatakan sudah merasa frustasi dan putus asa dengan semua yang dialaminya, dank lien mengatakan ingin mati saja. b. Data obyektif : Klien nampak melukai dirinya sendiri, dan suka memegang benda tajam

E. Diagnosa Keperawatan 1. Harga Diri Rendah 2. Isolasi Diri 3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi 4. Deficit Perawatan Diri 5. Resiko Perilaku Kekerasan 6. Resiko Bunuh Diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH Tgl

Diagnosa Keperawatan Kerusakan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan Harga Diri Rendah

Tujuan TUK: Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap. TIK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Perencanaan Kriterian evaluasi

Kriterian Evaluasi: - Klien dapat mengungkapkan perasaanya. - Ekpresi wajah bersahabat. - Ada kontak mata. - Menunjukan rasa senang. - Mau berjabat tangan. - Mau menjawab salam. - Klien mau duduk berdampingan. - Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi.

Intervensi

1.1 bina hubungan saling percaya: - sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbal. - Perkenalkan diri dengan sopan. - Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. - Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji. - Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya. - Beri perhatian pada klien. 1.2 beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya tentang penyakit yang dideritanya. 1.3 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

Rasional

Hubungan saling percaya akan menimbulkan kepercayaan klien pada perawat sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

-

Klien mampu mempertahankan aspek yang positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

-

Kebutuhan klien terpenuhi Klien dapat melakukan aktivitas terarah

4. Klien dapat menetapkan dan merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

-

-

-

Klien mampu beraktivitas sesuai kemampuan Klien mengikuti terapi aktivitas kelompok.

1.4 Katakan pada klien bahwa ia adalah seorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri. 2.1 diskusikan kemapuan dan aspek positif yang dimiliki klien dan beri pujian/reinforcement atas kemampuan mengungkapkan perasaannya. 2.2 Saat bertemu klien, hindarkan pemberian penilaian negatif. Utamakan memberi pujian yang relatif. 3.1 diskusikan kemampuan klien yang masih dapat digunakan selama sakit. 3.2 Diskusikan juga kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan dirumah sakit dan di rumah nanti. 4.1 rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan: kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan minimal, kegiatan dengan bantuan total.

Puji akan meningkatkan harga diri klien.

Peningkatan kemampuan mendorong klien untuk mandiri.

Pelaksanaan kegiatan secara mandiri modal awal untuk meningkatkan harga diri.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.

-

Klien mampu beraktivitas sesuai kemampuan

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

-

Klien mampu melakukan apa ayang diajarkan. Klien mau memberikan dukungan.

-

4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. 4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan (sering klien takut melaksanakannya). 5.1 beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang direncanakan. 5.2 Beri pujian atas keberhasilan klien. 5.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah. 6.1 beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri rendah. 6.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat. 6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

Dengan aktifitas klien akan mengetahui kemampuanya.

Perhatian keluarga dan perhatian keluarga akan dapat membantu meningkatkan harga diri klien.

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) Masalah Utama : Harga Diri Rendah A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien a. Mengkritik diri sendiri. b. Perasaan tidak mampu. c. Pandangan hidup yang pesimis d. Penurunan produktifitas e. Penolakan terhadap kemampuan diri f. terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri g.

Berpakaian tidak rapih.

h. Selera makan kurang i. tidak berani menatap lawan bicara. j. Lebih banyak menunduk. 2. Diagnosa Perawatan: Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah B. Tindakan Keperawatan 1. Tindakan Keperawatan Pada Pasien : Tujuan : a. Melakukan pengkajian terhadap hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien (factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien) b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif. c. Klien dapat melakukan iddentifikasi terhadap kemampuan positif yang dimilikinya. Tindakan Keperawatan : a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendahpada klien

(factor

predisposisi,

factor

presipitasi,

penilaian

terhadap

stressor,sumber koping,dan mekanisme koping klien) b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif dengan cara : 1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan perasaan diri.

2) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu. 3) Eksplorasi bersama pasien lingkungan organisasi pekerjaan (kestabilan organisasi, konflik interpersonal, ancaman terhadap pekerjaan saat ini) 4) Ikutsertakan pasien dalam pemecahan masalah (mengidentifikasi tujuan yang meningkat dan mengembangkan rencana tindakan untuk memenuhi tujuan). c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan cara : 1) Bersama pasien mengidentifikasi aspek positif yang masih dimiliki oleh klien 2) Latih klien untuk bisa mengoptimalkan aspek positif yang masih dimilikinya 3) Masukkan ke dalam jadwal, kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan aspek positif yang dimilikinya

Strategi TindakanPelaksanaan SP 1 Pasien: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian ORIENTASI : “Selamat pagi, Perkenalkan nama saya ........., dari UNIMUS. Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar“. ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapatbapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih” ”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau 20 menit ?

KERJA : ”

bapak, apa saja kemampuan yang

bapakmiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat

daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapaklakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”.

“ Wah,

bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “. ” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini. ”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempattidur?Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempattidur

bapak”. Mari kita lihattempattidur

bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempattidurnya?” “Nah kalau kita mau merapihkan tempattidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !” ” bapak sudah bisa merapihkan tempattidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ” “ Coba bapaklakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapakbapak(tidak) melakukan. TERMINASI : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempattidur ? Yach, tternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempattidur, yang sudah bapakpraktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari merapihkan tempattidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00” ”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempattidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan pasien. ORIENTASI : “Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ” ”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempattidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?” ”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!” KERJA : “ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan. “Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapakambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapakbersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai… “Sekarang coba Bapak yang melakukan…”

“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya TERMINASI : ”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?” “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali setelah makan.” ”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempattidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel” ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

Latihan dapat dilanjutkan untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki akan menambah harga diri pasien.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien. a. Tujuan : 1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien 2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien 3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien 4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien b. Tindakan keperawatan : 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien 2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien 3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji 4) Pasien atas kemampuannya

5) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah 6) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah 7) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya 8) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah.

SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat ORIENTASI : “Selamat pagi !” “Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?” “Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawatBapak? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!” KERJA : “Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak” “Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihattidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus seperti itu, Bapakbisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri” “Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?” “Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti” “Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak) ” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempattidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”. ”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit” ”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Bapak” ”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring” ”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus” TERMINASI : ”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?” “Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi t dan bagaimana cara merawatnya?” “Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.” “Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada Bapak” “Jam berapa Bp/Ibu dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung kepada pasien ORIENTASI: “Selamat pagi Pak/Bu” ” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?” ”Bapak/IBu masih ingat latihan merawatkeluarga BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.” ”Waktunya 20 menit”. ”Sekarang mari kita temui Bapak” KERJA: ”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?” ”Hari ini saya datang bersama keluargaBapak. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, keluargaBapak juga ingin merawatBapak agar Bapak cepat pulih.” (kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut) ”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga Bapak/Ibu” (Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya). ”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?” ”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga) TERMINASI: “ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?” « «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawattadi kepada Bapak» « tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu » « Sampai jumpa »

SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga ORIENTASI: “Selamat pagi Pak/Bu” ”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Bapakselama di rumah” ”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor

KERJA: ”Pak/Bu ini jadwal kegiatan Bapak selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama Bapakdirawat dirumah sakittolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya” ”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Bapakterus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau bawa bapak lansung kerumah sakit” TERMINASI: ”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Bapak. Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”

REFERENSI Ircham R. Asuhan Keperawatan Jiwa. 2008. Diakses pada tanggal 25 September 2017 dari http://asuhanjiwa.blogspot.com/2008/09/harga-diri-rendah.html Fitria,Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Keliat,

Ana.

2006.

Proses

Keperawatan

Kesehatan

Jiwa.

Jakarta:

EGC.

Sundeen, Stuart. 2002. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC. Yoedhas. 2010. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Harga Diri Rendah. http:// yoedhasflyingdutchman. blogspot.com. Diakses tanggal 23 maret 2011. Yosep, Barry. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.

Related Documents

Lp & Sp Hdr
March 2021 0
Sp Hdr
January 2021 2
Sp Hdr
January 2021 2
Lp Hdr
February 2021 2
Sp 1 Hdr
February 2021 1
Lp Sp Ansietas
January 2021 1

More Documents from "Erna Cahyani"