Lp Asam Urat

  • Uploaded by: KaDek
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Asam Urat as PDF for free.

More details

  • Words: 5,823
  • Pages: 29
Loading documents preview...
PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA LAPORAN PENDAHULUAN PADA KELUARGA Tn. S TAHAP PERKEMBANGAN LANSIA DENGAN ASAM URAT DI DUSUN GOGIK KELURAHAN GOGIK

Disusun Oleh: I KADEK SUPARIANTO 070116b028

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadai klien (penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Menurut Duval & Logan (1996) menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mepertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari pihak anggota keluarga (Friedman,2010). Asuhan menyelesaikan

keperawatan masalah

keluarga

kesehatan

digunakan

keluarga

untuk

dengan

membantu

menggunakan

pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya. Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka. Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan

perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada keluarga Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolic (metabolic syndrom) yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol. Penimbunan Kristal monosodium urat (MSU) pada sendi dan jaringan lunak merupakan pemicu utama terjadinya keradangan atau inflamasi pada gout artritis (Nuki dan Simkin, 2006). Artritis gout adalah jenis artritis terbanyak ketiga setelah osteoarthritis dan kelompok rematik luar sendi (gangguan pada komponen penunjang sendi, peradangan, penggunaan berlebihan) (Nainggolan, 2009). Penyakit ini mengganggu kualitas hidup penderitanya. Peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) merupakan faktor utama terjadinya arthritis gout (Roddy dan Doherty, 2010). Masalah akan timbul jikaterbentuk kristal-kristal monosodium urat (MSU) pada sendisendi dan jaringan sekitarnya. Kristalkristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan artritis gout (Carter, 2006). Data NHANES III pada tahun 1988 hingga 1994 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa artritis gout menyerang lebih dari 3 juta pria dengan usia 40 tahun atau lebih, dan 1,7 juta wanita dengan usia 40 tahun atau lebih (Weaver, 2008). Sedangkan di tahun 2013 hingga 2008 penderita arthritis gout meningkat menjadi 8,3 juta penderita, dimana jumlah penderita artritis gout pada pria sebesar 6,1 juta penderita dan penderita wanita berjumlah 2,2 juta. Hal ini menunjukkan bahwa prevalensi penderita artritis gout di Amerika Serikat meningkat dalam dua dekade ini (Zhu et al, 2011). Di Indonesia belum banyak publikasi epidemiologi tentang artritis gout. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah, jumlah kasus artritis gout dari tahun ke tahun mengalami peningkatan di bandingkan dengan kasus penyakit tidak menular l ainnya. Pada tahun 2013 jumlah kasus artritis gout di Tegal sebesar 5,7% meningkat menjadi 8,7% pada tahun 2008, dari data rekam medik di RSU Kardinah selama tahun 2008 tercatat 1068 penderita baik rawat inap maupun penderita rawat jalan

yang melakukan pemeriksaan kadar asam urat 40% di antaranya menderita hiperurisemia (Purwaningsih, 2009). B. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan tiap-tiap anggota kelurga selalu berinterkasi satu sama lain (Harmoko, 2010). Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyrakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan . Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi social, peran dan tugas . dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing – masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman,2010). Menurut Friedman (2010) Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya. Pada tahapan ini keluarga bertujuan mempertahankan sensasi kesejahteraan dan kesehatan saat ini lebih banyak wanita yang mulai hidup dalam gaya hidup yang lebih sehat dengan mengontrol berat badannya, melaksanakan diet seimbang, memiliki program olahraga yang teraturdan memiliki waktu istirahata yang adekuat, yang teratur, dan memiliki waktu

istirahat yang adekuat, serta mendapatkan dan menikmati presentari karier, kerja atau presentasi kreatif lainny. Dari urian diatas menunjunjukan bahwa keluarga juga merupakan suatu istem. Sebagai sistem, keluarga mempunyai anggota yaitu: ayah,ibu, dan anak atau semua individu yang tingal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, interelasi dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistemyang terbuka sehingga dapat mempengaruhi oleh suprasistemnya. Oleh Karena itu , betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat biopsikososial spiritual.jadi sangtalah tepat jika keluarga sebagai titik sentral pelyanan keperawatan. Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan mempunyai anggota yang sehat an mewujudkan masyrakat yang sehat pula. (Andarmoyo,2010) Banyak ahli menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan sosial masyarakat. Berikut ini definisi keluarga menurut beberapa ahli dalam (Jhonson R, 2010) : a. Raisner Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dan dua orang atau lebih masing – masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek. b. Duval Menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari setiap anggota keluarga. c. Spradley dan alllender Satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas. d. Departemen Kesehatan RI

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. 2) Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3) Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masih – masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. 4) Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota. 2. Tipe atau bentuk keluarga Gambaran tentang pembagian Tipe Keluarga sangat beraneka ragam,

tergantung

pada

konteks

keilmuan

dan

orang

yang

mengelompokkan, namun secara umum pembagian Tipe Keluarga dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Pengelompokan secara Tradisional Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2 macam, yaitu : 1) Nuclear Family (Keluarga Inti) Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya. 2) Extended Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi b.

Pengelompokan secara Modern Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualism, maka tipe keluarga Modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, diantaranya : 1) Tradisional Nuclear

Adalah : Keluarga INTI (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah. 2) Niddle Age/Aging Couple Adalah : suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak

sudah

meninggalkan

rumah

karena

sekolah/menikah/meniti karier. 3) Dyadic Nuclear Adalah : suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah. 4) Single Parent Adalah : keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah. 5) Dual Carrier Adalah : Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan tanpa memiliki anak. 6) Three Generation Adalah : keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah. 7) Comunal Adalah : keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas. 8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation Adalah : keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan. 9) Composite /Keluarga Berkomposisi

Adalah : sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah. 10) Gay and Lesbian Family Adalah : keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama. (Andarmoyo,2010) 3. Peranan keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : a.

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.

b.

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

c.

Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

4. Tugas keluarga Pada dasarnya ada delapan tugas pokok keluarga, tugas pokok tersebut ialah : a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. b. Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga. c. Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing – masing. d. Sosialisasi antar anggota keluarga. e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.

f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. g. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga. 5. Struktur keluarga Struktur

sebuah

keluarga

memberikan

gambaran

tentang

bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga diantaranya adalah : a. Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. b. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. c. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri. d. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. e. Keluarga Kawin Adalah : hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

6. Fungsi keluarga menurut friedmen (2010) sebagai berikut : a.

Fungsi afektif Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu

untuk

mempersiapkan

berhubungan dengan orang lain. b.

Fungsi sosialisasi

anggota

keluarganya

dalam

Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. c.

Fungsi reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d.

Fungsi ekonomi. Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.

e.

Fungsi pemeliharaan kesehatan Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi

7. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan Menurut Friedman(2010)sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda. d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

C. Konsep Lansia 1) Definisi

Menurut Setyonegoro (1984) dalam Tamher dan Noorkasiani (2009: 2) menggolongkan bahwa yang disebut usia lanjut (geriatric age) adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi kedalam usia 70-75 tahun (young old) ; 75-78 tahun (old) ; dan lebih dari 80 tahun (very old). Lansia juga dapat diartikan sebagai individu yang memilki usia lebih dari 55 tahun, yang sudah tidak atau masih mampu untuk mencari nafkah sendiri untuk keperluannya keluarga (Mubarak dkk, 2006 : 181). 2) Pembagian lansia Ada beberapa sumber yang mengemukakan tentang pembagian lansia menurut umur, diantaranya adalah: 1) Menurut Adam dan Saith (1999) dalam Tamker dan noorkasiani (2009:2) lansia digolongkan menjadi tiga, yaitu: young old (65-74 tahun); Midle old (75-84 tahun) dan old-old (lebih dari 85 tahun). 2) Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam Mubarok, dkk (2006 : 181) lansia meliputi : 1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 – 59 tahun. 2) Usia lanjut (elderly) antara 60 – 74 tahun. 3) Usia tua (old) antara 75 – 90 tahun. 4) Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun 3) Proses menua Proses menua merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan yaitu masa – masa dewasa dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu. Pertambahan usia akan menimbulkan perubahan – perubahan pada struktur dan fisiologis dari berbagai sel atau jaringan atau organ dan sistem yang ada pada tubuh manusia. Proses ini menjadikan kemunduran fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan lambat, dan kelainan berbagai fungsi organ vital. Sedangkan kemunduran psikis terjadi peningkatan sensitifitas emosional, menurunnya gairah, bertambahnya minat terhadap diri, berkurangnya minat terhadap penampilan, meningkatnya terhadap material

dan minat kegiatan rekreasi tak berubah hanya orientasi dan subyek yang berbeda (Mubarok, dkk, 2006 : 182) 4) Teori – teori penuaan Ada beberapa teori yang menjelaskan proses penuaan, diantaranya : 1) Teori biologis Menurut Mubarak dkk (2006 : 186) ada beberapa teori biologis yaitu adalah sebagai berikut : a) Teori genetik clock. Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai didalam inti selnya suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. b) Teori error catastrophe (teori mutasi somatik) Menurut teori ini, disebabkan kesalahan yang beruntun dalam jangka waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi. c) Teori auto imune Dalam teori ini dijelaskan bahwa dalam metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Adapun jaringan tubuh tergantung yang tidak tahan terhadap zat tersbut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. d) Teori radikal bebas Radikal bebas dapat terbentuk didalam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan protein. e) Pemakaian dan rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak) f)

Teori imunologi slow virus Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

g) Teori stress

Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang bisa digunakan tubuh. h) Teori rantai silang Sel – sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastisitas, kekakuan dan hilangnya fungsi. i)

Teori program Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel – sel tersebut mati.

D. Konsep Dasar Artritis Rematoid 1. Pengertian Artritis Rematoid( Asam Urat) Asam urat adalah hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur protein yang mengandung purin. Oleh karena itu kadar asam urat didalam darah meningkat bila seseorang banyak mengkonsumsi daging atau makanan lainnya yang mengandung purin (Muttaqin Arif, 2008) Artritis gout merupakan penyakit metabolik yang sering menyerang pria dewasa dan wanita

posmenopause. Hal ini diakibatkan oleh

meningkatnya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia) dan mempunyai ciri khas berupa episode artritis gout akut dan kronis (Schumacher dan Chen, 2008). Penyakit asam urat, adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebih, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat peningkatan asupan makanan tinggi purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi.Gout ditandai dengan serangan berulang dari artritis (peradangan sendi) yang akut,kadang kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas atau (kerusakan sendi) secara kronis,dan cedera pada ginjal (Sustrani, 2013). 2. Etiologi

Faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat. a. Jenis kelamin dan umur b. Prosentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko terjadinya asam urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun) c. Berat badan d. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko hiperurisemia dan gout berkembang karena ada jaringan yang tersedia untuk omset atau kerusakan, yang menyebabkan kelebihan produksi asam urat. e. Konsumsi alkohol f. Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan hiperurisemia, karena alkohol mengganggu dengan penghapusan asam urat dari tubuh. g. Diet h. Makan makanan yang tinggi purin dapat menyebabkan atau memperburuk gout. Misalnya makanan yang tinggi purin : kacangkacangan, rempelo dll. i. Obat-Obatan Tertentu j. Sejumlah obat dapat

menempatkan orang pada risiko untuk

mengembangkan hiperurisemia dan gout. Diantaranya golongan obat jenis diuretik, salisilat, niasin, siklosporin, levodova. (Sustrani,2013) Etiologi dari artritis gout meliputi usia, jenis kelamin, riwayat medikasi, obesitas, konsumsi purin dan alkohol. Pria memiliki tingkat serum asam urat lebih tinggi daripada wanita, yang meningkatkan resiko mereka terserang arthritis gout. Perkembangan artritis gout sebelum usia 30 tahun lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Namun angka kejadian artritis gout menjadi sama antara kedua jenis kelamin setelah usia 60 tahun. Prevalensi artritis gout pada pria meningkat dengan bertambahnya usia dan mencapai puncak antara usia 75 dan 84 tahun (Weaver, 2008). 3. Tanda dan Gejala a. Stadium Arthritis Gout Akut

1) Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat. 2) Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil dan merasa lelah. 3) Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll), kelelahan fisik, stres, diuretic. 4) Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat menyebabkan kekambuhan. b. Stadium Interkritikal Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal asimptomatik. c. Stadium Arthritis Gout Menahun Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.( (Sustrani,2013) 4. Patofisiologi Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menunpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi. Hiperurecemia merupakan hasil: a. meningkatnya produksi asam urat akibat metabolisme purine abnormal b. menurunnya ekskresi asam urat c. kombinasi keduanya Gout sering menyerang wanita post menopouse usia 50 – 60 tahun. Juga dapat menyerang laki-laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun.

Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki.( Price,2006) 5. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi rasa nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya kelumpuhan. Terapi yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout (Neogi, 2011). Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi edukasi pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi obyektif penderita, dan perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2010). Pengobatan artritis gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia asiptomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan akut artritis gout diobati dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini diberikan dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut sendi (Carter, 2006). Beberapa lifestyle yang dianjurkan antara lain menurunkan berat badan, mengkonsumsi makanan sehat, olahraga, menghindari merokok, dan konsumsi air yang cukup. Modifikasi diet pada penderita obesitas diusahakan untuk mencapai indeks masa tubuh yang ideal, namun diet yang terlalu ketat dan diet tinggi protein atau rendah karbohidrat (diet atkins) sebaiknya dihindari. Pada penderita artritis gout dengan riwayat batu saluran kemih disarankan untuk mengkonsumsi 2 liter air tiap harinya dan menghindari kondisi kekurangan cairan. Untuk latihan fisik penderita artritis gout sebaiknya berupa latihan fisik yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma pada sendi (Jordan et al, 2013). Penanganan diet pada penderita artritis gout dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu avoid, limit, dan encourage. Pada penderita yang dietnya diatur dengan baik mengalami penurunan kadar urat serum yang bermakna (Khanna et all, 2010). Tujuan terapi serangan artritis gout akut adalah menghilangkan gejala, sendi yang sakit harus diistirahatkan dan terapi obat dilaksanakan secepat mungkin untuk menjamin respon yang cepat dan sempurna.

Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut, yaitu NSAID, kolkisin, kortikosteroid, dan memiliki keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk penderita tetentu tergantung pada beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yangberhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat karena adanya penyakit lain, efikasi serta resiko potensial.NSAID biasanya lebih dapat ditolerir disbanding kolkhisin dan lebih mempunyai efek yang dapat diprediksi (Depkes, 2006). Untuk penderita artritis gout yang mengalami peptic ulcers , perdarahan atau perforasi sebaiknya mengikuti standar atau guideline penggunaan NSAID. Kolkisin dapat menjadi alternatif namun memiliki efek kerja yang lebih lambat dibandingkan dengan NSAID. Kortikosteroid baik secaraoral, intraartikular, intramuskular, ataupun intravena lebih efektif diberikan pada gout monoartritis, penderita yang tidak toleran terhadap NSAID dan penderita yang mengalami refrakter terhadap pengobatan lainnya (Jordan et al, 2013). 4. Komplikasi Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis gout meliputi severe degenerative arthritis, infeksi sekunder, batu ginjal dan fraktur pada sendi. Sitokin, kemokin, protease, dan oksidan yang berperan dalam proses inflamasi akut juga berperan pada proses inflamasi kronis sehingga menyebabkan sinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang. Kristal monosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untuk mengeluarkan IL-1, merangsang sintesis nitric oxide dan matriks metaloproteinase yang nantinya menyebabkan dekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat mengaktivasi osteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkan fungsi anabolik yang nantinya berkontribusi terhadap kerusakan juxta artikular tulang (Choi et al, 2010).

Artritis gout telah lama diasosiasikan dengan peningkatan resiko terjadinya batu ginjal. Penderita denganartritis gout membentuk batu ginjal karena urin memilki pH rendah yang mendukung terjadinya asam urat yang tidak terlarut (Liebman et al, 2013). Terdapat tiga hal yang signifikan kelainan pada urin yang digambarkan pada penderita dengan uric acid nephrolithiasis

yaitu hiperurikosuria (disebabkan karena peningkatan kandungan asam urat dalam urin), rendahnya pH (yang mana menurunkan kelarutan asam urat), dan rendahnya volume urin (menyebabkan peningkatan konsentrasi asam urat pada urin) (Sakhaee dan Maalouf, 2008).

E. Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Fokus Pengkajian Pengkajian keluarga adalah suatu tahap dimana seorang perawatan mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya (Murwani, 2013). Sumber informasi dan tahapan dalam pengkajian dapat menggunakan metode : a.

Wawancara keluarga

b.

Observasi fasilitas rumah

c.

Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki.

d.

Data sekunder contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap smear, dan sebagainya.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah : a. Data Umum Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : 1) Nama kepala keluarga (KK) 2) Alamat dan telepon 3) Umur 4) Pendidikan Pendidikan atau informasi akan mempengaruhi tingkat pemahaman dan pengetahuan keluarga penderita dan penyakit maka hal ini akan bisa mencegah terjadinya komplikasi (Ngastiyah, 2010). 5) Tipe keluarga Menjelaskan tipe atau jenis keluarga serta menjelaskan kandala yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut (Murwani, 2013). 6) Tipe bangsa

7) Agama Mengkaji agama

yang dianut dan kepercayaan

yang dapat

mempengaruhi kesehatan (Murwani, 2013). 8) Status sosial ekonomi keluarga Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga (Murwani, 2013). 9) Aktivitas rekreasi keluarga Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi (Murwani, 2013). b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Menurut Murwani(2013) adalah : 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Dengan

adanya

penyakit

maka akan mempengaruhi tahap

perkembangan yang sedang dijalani oleh keluarga, dengan adanya anggota keluarga yang sakit sehingga dapat mengakibatkan gangguan dalam tugas masing-masing individu sesui dengan tahap perkembangan yang sedang dijalani (Hurlock,2010). 2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Hal ini perlu dikaji karena dengan mengatahui tahap perkembangan yang belum terpenuhi akan bisa dicarikan solusinya agar tidak memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap anggota keluarga yang sakit (Hurlock,2010). 3) Riwayat keluarga inti Untuk mengetahui apakah ada riwayat penyakit genetik pada 3 generasi yang ada pada genogram, dengan mengetahui ada tidaknya penyakit menular maka akan dapat diketahui ada atau tidaknya keluarga yang tertular (Smeltzer, 2010).

4) Riwayat keluarga sebelumnya Digunakan untuk mengetahui adanya penyakit yang serupa baik riwayat penyakit genetik atau menular pada generasi sebelumnya (Hurlock,2010). c.

Pengkajian lingkungan 1) Karateristik rumah Dalam masyarakat yang hidupnya tinggal dalam satu rumah yang sempit, dengan ventilasi udara kurang, serta tidak mendapat cahaya matahari yang cukup akan mempengaruhi kondisi kesehatan penderita dan keluarga (Hurlock,2010). 2) Karateristik tetangga dan komunitas RW Tetangga dan komunitas yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi akan membantu proses pengobatan dalam hal memberikan motivasi kepada penderita untuk menjalankan pengobatannya (Hurlock,2010). 3) Mobilitas geografis keluarga Pengkajian dilakukan untuk mengetahui kebiasaan keluarga berpindah tempat (Murwani, 2013). 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga menjadi suatu unit yang penting pada perawatan kesehatan masyarakat karena setiap individu menghabiskan sebagian besar waktunya di lingkungan keluarga (Stanhope, 2013). 5) Sistem pendukung keluarga Keluarga dapat menjadi sarana saat pemulihan atau adaptasi dari suatu penyakit tanpa menghiraukan penyebabnya (Stanhope, 2013). d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga Semakin terbuka dalam komunikasi maka akan lebih memudahkan keluarga dalam memecahkan masalah khususnya katarak yang dialami penderita. Jika komunikasinya tertutup, maka akan menyulitkan dalam pemecahan masalah yang ada dalam keluarga (Stanhope, 2013). 2) Struktur kekuatan keluarga

Hubungan keluarga yang timbal balik dapat mempengaruhi ketenangan sebuah keluarga (Hurlock,2010).

3) Struktur peran Dengan adanya katarak dapat mengganggu struktur peran yang harusnya dijalani karena penderita katarak akan mengalami kelemahan yang berakibat ketidak mampuan beraktivitas sesuai dengan perannya (Carpenito, 2006). 4) Nilai dan norma keluarga Kebiasaan akan mempengaruhi derajat kesehatan karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan kesehatan, individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung dari peerilaku manusia itu sendiri (Hurlock,2010). e. Fungsi keluarga 1) Fungsi afekif Keluarga yang mempunyai penderita penyakit kronis atau cacat akan mempengaruhi fungsi dari keluarga tersebut (Stanhope, 2013). 2) Fungsi sosial Dengan penyakit yang diderita oleh individu akan mengakibatkan proses sosial terganggu (Stanhope, 2013). f. Fungsi perawatan kesehatan Fungsi perawatan kesehatan menurut Murwani 2013 adalah 1) Kemampuan mengenal masalah kesehatan. Pengetahuan yang cukup akan penyakit asam urat akan sangat membantu dalam meminimalkan terjadinya komplikasi. 2) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat untuk penderita asam urat. Keputusan yang tepat dapat membantu penanganan yang cepat sehingga komplikasi dari asam urat dapat dicegah. 3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami asam urat.

Kejadian asam urat tidak hanya menimpa penderita, tetapi hal ini juga dapat mempengaruhi keluarga, hal ini mendorong keluarga untuk dapat merawat anggota keluarga yang sakit. 4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan yang tepat untuk kesehatan. Kemampuan keluarga untuk menciptakan

lingkungan yang sehat

mencegah terjadinya komplikasi pada asam urat terhadap anggota keluarga karena lingkungan kotor, kurang ventilasi, kurang cahaya matahari, dan tingkat kelembaban yang tinggi akan memudahkan terjadinya resiko komplikasi. 5) Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan masyarakat. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan akan menurunkan

terjadinya

komplikasi

penyakit

asam

uratyang

membutuhkan waktu yang lama. g. Fungsi reproduksi Dengan penyakit yang diderita akan menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan biologis pada masing-masing individu (Stanhope, 2013). h. Fungsi ekonomi Ekonomi yang cukup lebih sangat mendukung tercapainya derajat kesehatan khususnya tidak terjadinya keparahan akan tetapi mencapai tingkat kesembuhan ddengan dilakukan pengobatan (Hurlock,2010). i. Stress dan koping keluarga 1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang Stressor merupakan faktor yang mengakibatkan adanya masalah jika stressor

ini

berhubungan

dengan

dilakukannya

pengobatan

(Hurlock,2010). 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi Respon yang baikakan membantu dalam pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit sehingga komplikasi dapat dicegah (Smeltzeer, 2010). 3) Strategi koping yang digunakan

Semakin baik koping yang digunakan akan semakin memudahkan masalah

teratasi,

tetapi

apabila

strategi

koping

salah

akan

menimbulkan masalah yang berkelanjutan (Smeltzer, 2010). 4) Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan (Murwani, 2013). j. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pada penderita asam urat menurut Smeltzer, (2010). Lakukan pemeriksaan darah, dan pemeriksaan asam urat pada lansia yang menderita asam urat.

k. Harapan keluarga Harapan keluarga yang besar terhadap perawatan akan membantu dalam mengtasi masalah penyakit asam urat yang dialami oleh anggota keluarga, dengan harapan sembuh maka keluarga akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit yang dialami oleh anggota keluarga yang sakit (Hurlock,2010)

Konsep Keperawatan Keluarga 1. Pengkajian Pengkajian keperawatan keluarga dilakukan dengan memperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga yang meliputi: 1) Berkaitan dengan keluarga a) Data demografi dan sosiokultural b) Data lingkungan c) Struktr dan fungsi keluarga d) Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga e) Perkembangan keluarga 2) Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga a) Fisik b) Mental

c) Emosi d) Sosio e) Spiritual Adapun tujuan pengkajian menurut SuprjiNyo (2004) yang berkaitan dengan tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu : 1) Mengetahui Kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan. Hal ini yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab dan factor yang mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan terutama yang dialami anggota keluarga. 2) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang : a) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya masalah. b) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga? c) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami? d) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga? e) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung (negative) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan pada anggota keluarga? f) Apakah kelarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan? g) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga keshatan? h) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang tepat untuk melakukan tindakan dalam rangka mengatasi masalah kesehatan? 3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang : a) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami anggota keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi, kemungkinan setelahtindakan, dan cara perawatannya)

b) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu dilakuakan anggota keluarga c) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas untuk merawat anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. d) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki keluarga (anggota keluarga yang mampu dan dapat bertanggung jawab, sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, dukungan psikososial). e) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit atau membutuhkan bantuan kesehatan. 4) Untuk mengetahui kemampuan keluarga memelihara atau memodifikasi lingkungan rumah sehat yang seha, perlu dikaji tentang : a) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh keluarga disekitar lingkungan rumah. b) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan. c) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap keluarga terhadap sanitasi lingkungan yang higenis sesuai syarat kesehatan d) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit yang dapat dilakukan keluarga e) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan keluarga. 5) Untuk

mengetahui

kemampuan

keluarga

menggunakan

fasilitas

pelayanan kesehatan di masyaraka, perlu dikaji tentang: a) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas pelayanan keshatan yang dapat dijangkau keluarga. b) Pemahaman keluarga tentang keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan. c) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas keshatan melayani. d) Apakah

keluarga

mempunyai

pengalaman

yang

kurang

menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan yang melayani?

e) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan dan bila tidak dapat apakah penyebabnya?

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi, iskemia, neoplasma)

2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi 3. Perilaku kesehatan cendrung beresiko berhubungan dengan 4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya dukungan sosial

C. Intervensi Keperawatan No

Diagnosa

Tujuan (NOC)

Intervensi (NIC)

Keperawatan 1

akut Setelah

1. Nyeri

tindakan keperawatan Definisi:

berhubungan

agen selama 1x1

dengan cedera

dilakukan MenejemenNyeri Pengurangan

Minggu atau reduksi nyeri sampai

biologis kontrol nyeri (1605), pada tingkat kenyamanan

(infeksi, iskemia, dapat teratasi dengan yang dapatditerima oleh batasan karakteristik :

neoplasma) Batasan karakteristik:

1

pasien.

Mengenali nyeri Aktivitas - aktivitas

1. Ekspresi wajah terjadi

ditingkatkan 1.

nyeri (misalnya skala mata

kurang 2

nyeri komperhensif Mengambarkan

factor

bercahaya,

lakukan pengkajian

Tampak kacau, ditingkat

yang meliputi lokasi,

penyebab kan

karakteristik,

pada

onset/durasi,

gerakan

mata skala 3

frekuensi

kualitas,

berpencar

atau

intensitas

atau

tetapp

beratnya nyeri dan

Ada satu focus,

factor pencetus.

meringis 2. Mengkespresika

2.

Berikan penurunan

individu nyeri

n

perilaku

yang optimal dengan

(misalnya,

penerapan anlgesik

gelisah,

3.

merengek ,menagis

Ajarkan tehnik non farmakologi

was

Kolaborasikan pasien,

pada)

dengan

orang

terdekat

dan tim kesehatan lainya untuk

memilih

dan

mengimplementasikan tindakan penurunan nyeri nonfarmakologi,

sesuai

kebutuh 2

Defisiensi

Setelah

dilakukan (5510)

.

pengetahuan

tindakan keperawatan Kesehatan

berhubungan

selama 1x 1minggu -

dengan

kurang diharapakan

sumber

informasi. pengetahuan

Batasan

bertambah

Karakterikstik

Kreteria Hasil :

kurang pengetahuan

-

-

Pendidikan

Identifikasi

faktor

internal ekstrenal yang dapat dengan meningkatkan/menguran gi

moivasi

berprilaku

Perilaku yang sehat meningkatkatk

- tentukan pengetahuam

an

kesehatan dan gaya hidup

dipertehankan

perilaku

pada 4

individu

Pemeriksaan

-

sat

lakukan

ini

pada

demontrasi

kesehatan yang mengajarkan

-

didokumentasi

keterampilan

kan

pskiomotorik

diperhatikan

(5520)

dipertahankan

Pemelajaran

skala 4

- Mulai tindakan hanya

Resiko

jika pasien siap

Fasilitas

penyakit yang - Berikan informasi yang di

turunkan merangsang

perubahan

dipertahakna

perilaku pasien

pada 4

-Jelaskan kata-kata yang sulit dimengerti - Gunakan bahasa yang umu digunakan - Ulangi informasi yang diberikan

pengajaran

:

individu(286) -

tentukan kemampuan pasien

untuk

mempelajari informasi -

pilih material pendidikan yang sesuai

-

berikan leaflet sebagai sumber pembelajaran

3

Perilaku kesehatan Setelah cendrung beresiko

dilakukan

tindakan selama 3x kunjungan diharapkan perilaku

kesehatan

meningkat criteria hasil :

dengan

Daftar Pustaka Azizah, L.M. (2011). Keperawatan usia lanjut. Yogyakarta: Graha Ilmu. Carpenito, L.J. & Moyet. (2007). Buku saku diagnosis keperawatan. Edisi: 10. Jakarta: EGC. Dion, Y. & Betan. Y. (2013). Asuhan keperawatan keluarga konsep dan praktik. Edisi: 1. Yogyakarta: Nuha Medika. Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak. W. C. dkk. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: konsep dan aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat. Jakarata: EGC. Nanda. 2010. Nanda international diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. Ode, S. L.(2012). Asuhan keperawatan gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Potter & Perry. (2005). Buku ajar fundamental judul asli: fundamental of nursing consept prosses. Alih bahasa: devi yulianti. Monica ester. Edisi 4. Jakarta: EGC. Padila. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. Salvari, G. (2013). Asuhan keperawatan keluarga. Jakarata: Trans Info Media. Suprajitno. (2004). Asuhan keperawatan keluarga: aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

Related Documents

Lp Asam Urat
January 2021 1
Lp Asam Urat
January 2021 1
Lp Asam Urat
January 2021 3
Sap Keluarga Asam Urat
February 2021 0

More Documents from "Catherine Karundeng"