Lp Dan Askep Molahidatidosa.docx

  • Uploaded by: Yahan Eko Pranggono
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Dan Askep Molahidatidosa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,369
  • Pages: 28
Loading documents preview...
ASUHAN KEPERAWATAN MOLAHIDATIDOSA Dosen Pembimbing : Nufi Wikhdatusa ‘Biyah

Di susun Oleh : SRI WAHYUNI AYUB (11011014)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN UNGGUL SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma villi korialis langka vaskularisasi, dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villi-villi yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus buah anggur. Jaringan trofoblas pada villi kadang-kadang berproliferasi ringan kadangkadang keras, dan mengeluarkan hormon, yakni Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa. Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembunggelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm. Molahidatidosa adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh bergandang berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna) (Mochtar, 2000). Molahidatidosa ialah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri Stroma villus korialis langka vaskularisasi dan edematous (Prawirohardjo, 1999). Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hamper seluruh vili korialisnya mengalami perubahan hirofik (Mansjoer, 1999).

1.2.Tujuan Penulisan Memberikan gambaran kepada pembaca tentang penyakit Molahidatidosa serta agar dapat diklasifikasikan asuhan keperawatan pada klien yang menderita molahidatidosa.Dan diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan molahidatidosa, kelompok akan dapat : 1. Memberikangambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan pada klien tentang penyakit molahidatidosa. 2. Memberikan gambaran tentang diagnosa keperawatan yang akan muncu jika seorang menderita molahidatidosa. 3. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan dengan molahidatidosa 4. Memberikan

gambaran

tentang

implementasi

keperawatan

dengan

molahidatidosa 5. Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan pada klien moahidatidosa

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MOLA HIDATIDOSA

A. Pengertian Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan ciri-ciri stroma villi korialis langka vaskularisasi, dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villi-villi yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus buah anggur. Jaringan trofoblas pada villi kadangkadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras, dan mengeluarkan hormon, yakni Human Chorionic Gonadotrophin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa. Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis memgalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, mola hidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter sampai 1 atau 2 cm.

B.

Etiologi

Penyebab mola hidatidosa antara lain: 

Faktor ovum

:

Ovum memang sudah patologik sehingga mati, tapi terlambat

dikeluarkan. 

Imunoselektif dan trofoblas



Keadaan sosio ekonomi yang rendah



Paritas tinggi



Kekurangan protein



Infeksi virus cytomegalo

C.

Manifestasi Klinis

Pada penderita mola dapat ditemukan beberapa gejala-gejala sebagai berikut: a.

Terdapat gejala – gejala hamil muda yang kadang – kadang lebih nyata dari kehamilan biasa dan amenore

b. Terdapat perdarahan per vaginam yang sedikit atau banyak, tidak teratur, warna tungguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak. c.

Pembesaran uterus tidak sesuai ( lebih besar ) dengan tua kehamilan seharusnya.

d. Tidak teraba bagian – bagian janin dan balotemen, juga gerakan janin serta tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.

D.

Komplikasi

Pada penderita mola yang lanjut dapat terjadi beberapa komplikasi sebagai berikut: 

Anemia



Syok



Preeklampsi atau Eklampsia



Tirotoksikosis



Infeksi sekunder.



Perforasi karena keganasan dan karena tindakan.

Menjadi ganas ( PTG ) pada kira – kira 18-20% kasus, akan menjadi mola destruens atau koriokarsinoma.

E.

Patofisiologi

WOC

Penyebab -

MOlahidatidosa

Faktor ovum (imonoselektif dan trofoblast) Keadaan sosio ekonomi yang rendah Paritas tinggi Kekurangan protein Infeki virus cytomegalo

monoselektif dan trofoblast proliferasi trofoblast villi berisi cairan jernih Tidak ada pembuluh darah pembentukan plasenta gagal Cavum uteri Jonjot chorion tumbuh berganda Tumbuh menjadi kista kecil Tidak berisi embrio

B1

B2

B3

Hb

curettage

Anemia

B4

menurunya tekanan pengisisan sirkulasi perfusi jaringan

RR

Aliran balik vena

Tensi,nadi

otak

gelembung villus

tekanan vena

Anemia

Anoksia Hipoksia

B6

perdarahan disertai Volume darah

O2

Curah jantung

B5

perlukaan Hb aliran balik vena

gangguan perfusi jaringan

Gangguan pola nafas

curettage perdarahan perdarahan

Otot lambung

GVR

jalan lair suplai O2

Resti injuri

lembab

otot Peristaltik

Kesadaran

vulva

oligouri keman masuk ke jaringan

Confouse

Resti syok hipovolemik

pervaginam

mual

gangguan pola nutrisi

lecet

Gangguan pola eliminasi

lemah

Resti infeksi

Gangguan integritas kulit Gangguan perawatan diri

F.

Pemeriksaan penunjang Untuk mengetahui secara pasti adanya molahidatidosa, maka pemeriksaan penunjang

yang dapat dilakukan yaitu : 1. Reaksi kehamilan : karena kadar HCG yang tinggi ( lebih dari 100.000 iu/l )maka uji biologik dan uji imunologik ( galli mainini dan planotest ) akan positif setelah pengenceran (titrasi): a. Galli mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa. b. Galli mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau hamil kembar. Bahkan pada mola atau koriokarsinoma, uji biologik atau imunologik cairan serebrospinal dapat menjadi positif. 2. Pemeriksaan dalam Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaan servik. Uji sonde : Sonde ( penduga rahim ) dimasukkan pelan – pelan dan hati hati ke dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan kemungkinan mola ( cara Acosta- Sison). Foto rongent abdomen : tidak terlihat tulang – tulang janin ( pada kehamilan 3-4 bulan). Arteriogram khusus pelvis Ultrasonografi : pada mola akan kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.

2. Periksa ulang ( follow-up )

Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan memakai kontrasepsi pil. Kehamilan, dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan observasi. Juga dinasehatkan untuk mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun:



Setiap minggu pada triwulan pertama



Setiap 2 minggu pada triwulan kedua.



Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya



Setiap 2 bula pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.

Setiap periksa ulang penting diperhatikan : 1). Gejala klinis : perdarahan, keadaan umum dll 2). Lakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan in spekulo : tentang keadaan servik, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista lutein bertambah kecil atau tidak dll. 3). Reaksi biologis atau imonologis air seni : a). Satu kali seminggu sampai hasil negatif b). Satu kali 2 minggu selama triwulan selanjutnya c). Satu kali sebulan dalam 6 bulan selanjutnya d). Satu kali 3 bulan selama tahun berikutnya Kalau reaksi titer tetap (+), maka harus dicurigai adanya keganasan. Keganasan masih dapat timbul setelah 3 tahun pasca terkenanya mola hidatidosa. Menurut Harahap (1970) tumor timbul 34,5 % dalam 6 minggu, : 62,1% dalam 12 minggu dan 79,4% dalam 24 minggu serta 97,2 % dalam 1 tahun setelah mola keluar.

3. Sitostatika profilaksis pada mola hidatidosa

Beberapa institut telah memberikan methotrexate ( MTX) pada penderita mola dengan tujuan sebagai profilaksis terhadap keganasan. Para ahli lain tidak setuju pemberian ini, karena disatu pihak obat ini tentu mencegah keganasan, dan dipihak lain obat ini tidak luput dari efek samping dan penyulit yang berta. Beberapa penulis menganjurkan pemberian MTX bila : a. Pengamatan lanjutan sukar dilakukan b. Apabila 4 minggu setelah evakuasi mola, uji kehamilan biasa tetap positif c. Pada high risk mola.

G.

Penatalaksanaan Terapi

1 . Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan transfusi darah. Tindakan pertama adalah melakukan manual digital untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah; barulah dengan tenang dan hati – hati evaluasi sisanya dengan kuretase.

2. Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil: 

Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan selama 12 jam.



Setelah pasang infus Dectrosa 5 % yang berisi 50 satuan oksitosin ( pitosin atau sintosinon ); cabut laminaria, kemudian setelah itu lakukan evakuasi isi kavum uteri dengan hati – hati. Pakailah cunam ovum yang agak besar atau kuret besar : ambillah dulu bagian tengah baru bagian – bagian lainnya pada kavum uteri. Pada kuretase pertama ini keluarkanlah jaringan sebanyak mungkin, tak usah terlalu bersih.



Kalau perdarahan banyak, berikan tranfusi darah dan lakukan tampon utero – vaginal selama 24 jam.

3. Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histo – patologik dalam 2 porsi: 1). Porsi 1 : yang dikeluarkan dengan cunam ovum. 2). Porsi 2 : dikeluarkan dengan kuretase.

4. Berikan obat – obatan, antibiotika, uterustonika dan perbaikan keadaan umum penderita. 5. 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke 2 untuk membersihkan sisa-sisa jaringan, dan kirim lagi hasilnya untuk pemeriksaan laboratorium.

6.

Kalau mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan, ada beberapa institut

yang melakukan

histerotomia

untuk

mengeluarkan isi rahim ( mola). 7. Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi ( high risk mola) usia lebih dari 30 tahun, paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar (mola besar) yaitu setinggi pusat atau lebih.

H . Persiapan alat-alat curretage 1. alat tenun, terdiri dari : a. baju operasi b. laken c. doek kecil d. sarung meja mayo 2. alat instrumen untuk curretage : a. speculum b. sonde : - untuk mengukur kedalaman rahim - untuk mengetahui lebarnya lubang vagina c. alat kuret d. klem jaringan e. klem dinding rahim/ uterus

f. nerbekken g. kasa steril h. handscoen steril 3. alat tambahan : a. mesin EKG b. mesin O2 dan N2O c. infus set dan cairannya d. guedel e. bethadin f. larutan NaCl 0,9% 1000 cc g. tempat sampah

I. Prosedur pembedahan 1. pre operasi a. persiapan pasien - sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan dari ruangan - puasa saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya

perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan

dengan maksimal. - Cek adanya perdarahan

- Persiapan psikologis - Mengganti baju pasien dengan baju operasi - Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai identitas - Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah ditentukan - Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien dibius dengan anesthesi narkose - Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG - Bebaskan area yang akan dikuret

b. Persiapan tim medis - baik dokter maupun perawat instrumen melakukan cuci tangan steril - memakai perlengkapan : baju operasi, masker dan handscoen steril - perawat instrumen memastikan kembali kelengkapan alat-alat yang akan digunakan dalamtindakan kuret - alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan

2. operasi a. pasien tidur dengan posisi lithotomy dalam keadaan narkose umum b. asepsi/ antisepsi daerah vagina dan sekitarnya kemudian pasang duk steril c. buka bagian labia mayora dan labia minora dengan menggunakan speculum untuk melihat kondisi bagian sebelah dalam dari alat reproduksi d. menggunakan klem jaringan dan klem utertus untuk membebaskan daerah yang akan di kuret

e. dengan sonde, ukur kadalaman uterus / dinding rahim dan lebarnya lubang vagina f. setelah itu, lakukan kuret dengan menggunakan alat kuret yang sudah disiapkan g. bersihkan bagian uterus sampai semua jaringan yang mati keluar semuanya h. setelah bersih, jaringan yang sudah dibersihkan dikirimkan ke PA i. tindakan kuret selesai, rapihkan pasien dan alat-alat yang sudah digunakan direndam dalam cairan alat disinfektan

3. post operasi a. setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan terus memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum b. setelah itu pasien dipindahkan ke recovery room c. pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.

J. Komplikasi 1. perdarahan Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. 2. cerukan di dinding rahim Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim. 3. gangguan haid

Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid. 4. infeksi Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah. 5. kanker Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.

K. Pemeriksaan sebelum curretage 1. USG (ultrasonografi) 2. Mengukur tensi dan Hb darah 3. Memeriksa sistim pernafasan 4. Mengatasi perdarahan 5. Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit

Nama mahasiswa : sri wahyuni ayub

NIM

: 11011014

Ruang

Tgl Pengkajian

: 2 september

:

rawat inap

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PERIODE POSTNATAL

I.

DATA DEMOGRAFI IDENTITAS KLIEN Nama Klien

:

Ny. Y

Umur Klien

:

25 tahun

Jenis Kelamin

:

perempuan

Status Perkawinan

Nama Umur Suami

: Tn. M : 28 tahun

Alamat

: Jl. Raya kletek

: Kawin

Pekerjaan

: swasta

Agama

:

Agama

: islam

Suku

: Jawa/indonesia Suku

Pendidikan

:

Tgl MRS

: 1 september

Post Nifas Hari Ke

:

I.Keluhan Utama

II.

IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB

islam

SMA

Hubungan dengan klien: suami klien

: Klien Mengeluh mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri pada bagian abdomen sejak 6 hari lalu.

Riwayat Persalinan Sekarang : Lama persalinan : Tipe Persalinan

: Jawa/indonesia

:

Masalah selama persalinan: BB/TB bayi -/-, AS

III. Riwayat Penyakit Dahulu : -

IV.Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan sudah mengalami perdarahan sejak 6 hari lau,saat diperiksa keadaan vulva tampak kotor dan lembab serta adanya tanda infeksi yang lain seperti kemerahan di perineum, dan keluar cairan putih kekuningan serta berbau, klien tampak lemah,membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis dan cubitan kulit kembali dalam 2 detik,mual dan muntah 2-4x/hari selama 6 hari. klien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan skala nyeri 6 dan bertambah saat melakukan gerakan secara tiba-tiba, klien tampak meringis menahan nyeri, wajah klien tampak pucat, perdarahan 500 cc, TD 100/90 mmHg, RR 26X/menit.

IV. Pemeriksaan Fisik : 1. Vital Sign : TD : 100/90 mmHg RR :120 X/Mnt Kesadaran

S : 36 OC N : 80 X/Mnt

: Compos Mentis/ Somnolen/ Delirium/ Apatis/ koma

2. Kepala dan Muka Rambut :Bersih Konjunctiva

: Anemis

Palpebra

: Tidak

Mulut

: ( - ) Caries, ( - ) Gigi Berlubang, (-) Nyeri, ( ) Stomatitis

Hyperpigmentasi: ( ) ya

( - ) tidak

3. Leher

: TAK

4. Dada Jantung

: Irama ( ) S1 S2 Tunggal, ( ) Galop, ( ) Tril, ( )murmur

Paru

:

Suara ( ) Vesikuler, ( )Whezing (

Ritme pernafasan :

) Ronchi

( ) pernafasan Biot ( ) Pernafasan Kusmaul

( ) pernafasan cheyne stoke

( ) normal

Batuk

: ( ) Ya

(

)Tidak

5. Payudara Puting Menonjol : Ya, Keadaan : Bersih Colostrum

: Keluar/ Tidak, Bendungan Asi : Tidak

Aerola Hiperpigmentasi : Tidak

6. Abdomen TFU :2 cm,

Kontraksi Uterus : Lemah

Luka Post SC : Ya / Tidak, Keadaan Luka : Nyeri : Ya 7. Genetalia Perdarahan Pervaginam : Jumlah :500 cc,Warna : merah,

Konsistensi : Berdungkul

Nyeri : Ya, Bau : Ya Flour Albus Jumlah : - cc, Warna : putih kekuningan Lochea

Bau : Ya

: TAK

Jumlah : - cc, Warna : , Konsistensi : Cair/ Berdungkul Bau : Ya/ Tidak Luka Episiotomi : Nyeri : Ya,

Jenis

Alasan

Kondisi Luka Episiotomi : Kandung Kemih : Kandung Kemih

: Lunak / Keras

Nyeri Saat Kencing

: Ya / Tidak

Pemasangan Kateter

: Ya/Tidak, Tanggal Pemasangan :

Urin : Jumlah

: cc,Warna: Bau:

8. Muskuloskeletal Postur : skoliosis / kifosis / lordosis

Kekuatan otot

:

9. Anus dan Rektum : ( ) laserasi ( ) hemorhoid V. POLA-POLA KESEHATAN 1. Pola Persepsi Kesehatan-Pemeliharaan Kesehatan Apa yang dilakukan klien jika terjadi gangguan kesehatan ( ) diobati sendiri ( ) Ke dokter ( ) RS ( ) Puskesmas

2. Pola Nutrisi

: Makan 2X/hr, diet , ( ) mual ( ) muntah

3. Pola Eliminasi BAB

: : obstipasi / konstipasi / inkontinensia : TAK

BAK

: 4 X/hr, jumlah cc/24jam bau.,- warna :-

Keluhan: inkontinensia / retensi / nocturia /anuria /disuria

4. Pola Aktifitas dan latihan Aktifitas : perlu bantuan

:-

5. Pola Istirahat dan tidur : Tidur:9 jam/hari, Gangguan Tidur : ( ) insomnia ( ) lain-lain : TAK

6. Aspek Psikososial-spiritual Pendapat Ibu tentang dirinya : ( ) masih menarik ( ) tidak menarik ( ) lain-lain

7. Pola Seksualitas - Reproduksi Apa yang diketahui tentang alat kontrasepsi : Berencana ber-KB : ( ) ya, jenis ( ) Tidak Berencana mempunyai anak lagi : ( ) ya ( ) tidak Ibu memberikan ASI eksklusif : ( ) Ya ( ) tidak

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium ;tgl- bl- tahun

ECG : -

VII. THERAPY

:-

ANALISIS DATA :

Data

Masalah

No. 1

DS :

Kemungkinan penyebab

Resti syok hipovolemik

Perdarahan akibat kerusakan jaringan intra uterus menimbulkan perdarahan dan penurunan volume cairan.

Gangguan integritas kulit

Akibat perdarahan

- Mengeluh nyeri perut bagian bawah dan perdarahan sudah 6 hari, badan lemah DS : - Perdarahan pervaginal bergumpal : 500 cc - Hb 8,9 g/dl - Kulit pucat CRT : < 3dtk,tensi 100/90 mmHg RR : 20x/menit,nadi 80x/menit 2

DS : - Mengeluh nyeri sudah 6 hari

mengakibatkan kondisi

DO :

vulva hygiene menjadi

- adanya kemerahan

berkurang dan selalu

- Vulva kotor dan lembab

lemabab, beresiko terhadap terjadinya infeksi

Gangguan rasa nyaman 3

Kerusakan jaringan yang

DS :

terjadi dapat

- Menyatakan nyeri perut bagian bawah

mengakibatkan nyeri danmengganggu kondisi

- Mengeluh perdarahan sudah 6 hari

fisikdan psikologis

DO:

klien.

- Kadang meringis menahan nyeri

LEMBAR RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NAMA PASIEN

:

Ny. Y

DIAGNOSA

UMUR

:

25 tahun

NO.REKAM MEDIS : -

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN / KRITERIA HASIL

Devisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam maka Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas

NO

1

Kriteria Hasil : -

INTERVENSI

TGL/JAM

IMPLEMENTASI

EVALUASI (SOAP)

a. Kaji kondisi status hemodinamika.

Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki

2/10/03 (09.00)

- Mengukur jumlah cairan yang keluar

S : Pasien mengatakan tidak perdarahan lagi O : KU baik,TD: 120/80,kesadara CM

karekteristik bervariasi

A : masalah teratasi b. Ukur pengeluaran harian

TTV stabil

Membran mukosa lembab Turgor kulit baik

RASIONAL

: Molahidatidosa

c. Anjurkan klien memenuhi kebutuhan cairan

Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal

Motivasi untuk memenuhi kebutuhan cairan.

(09.10)

(09.20)

Menerangkan bahaya pengeluaran cairan yang berlebihan

Melakukan penghitungan intake dan output

P: intervensi di hentikan

2.

Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan Kerusakan jaringan intrauteri

Tujuan

:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami.

a.Kaji kondisi nyeri yang dialami klien

b. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya

Kriteria hasil : Klien mengungkapkan nyeri hilang / berkurang

c. Kolaborasi pemberian analgetika

- Tampak rileks - Mampu istirahat dengan tepat

d. Lakukan pendidikan kesehatan teknik distraksi

Pengukuran nilai

2/10/03

ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun deskripsi.

(09.30)

Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

(09.40)

Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik

Adaptasi terhadap nyeri merupakan teknik yang dapat menurunkan nyeri disamping kecemasan

Mengkaji derajat nyeri

Menerangkan penyebab terjadinya nyeri

S : tidak nyeri lagi O: Ku:baik,kesadaran CM A : masalah teratasi P:intervensi di hentikan

(09.50)

Melakukan kolaborasi pemberian analgetik

(09.55)

Melakukan healt education pada pasien tentang bahaya penyakit.

3.

Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan perdarahan, kondisi vulva lembab

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Tidak terjadi infeksi dan perdarahan.

a. Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar : jumlah, warna, dan bau

Perubahan yang terjadi pada dischart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi.

b. Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan

Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar.

c. Lakukan perawatan vulva

Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.

d. Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi

Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi.

(10.00)

Mengkaji kondisi keluaran/dischart yang keluar : jimlah,warna,dan bau

S : tidak infeksi lagi O : TD : 120/80,nadi 80x/menit,Hb kembali normal 14,0 g/dl A: masalah teratasi

(10.10)

(10.20)

(10.30)

Menerangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan

Melakukan perawatan vulva Menerangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda infeksi

P: intervensi di hentikan

e. Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan.

(10.35)

DAFTAR PUSTAKA Marilynn E.Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.

Sarwono Prawirohardjo. (1999). Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Lynda Jual,2000.Diagnosa Keperawatan,EGC.Jakarta.

Related Documents


More Documents from "Ratna Dewi Cahyani"

Copywriting
January 2021 1
Uts Haccp Keripik Jamur
February 2021 5
Ecm Overwrite
February 2021 1
Bg5-type Introduction.pdf
January 2021 0