Lp Dan Askep Rabun Jauh.docx

  • Uploaded by: marniati wingel
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Dan Askep Rabun Jauh.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,270
  • Pages: 17
Loading documents preview...
MAKALAH LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP TEORI RABUN JAUH

DISUSUN oleh : KELOMPOK 2 IRNAWATI NONA INA MUALLIM NAOMI CH. E. MALO NURUL UMAIRAH KHAIRUDIN DESTA REPONATA KRISTANTO BANI NATALIA PEDI KALUNGA KRISTINA RA METE ENIAS HARA ATA DJAMA

2017610047 2017610066 2017610069 2017610072 2017610025 2017610052 2017610071 2017610051 2017610029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TRIBUWANA TUNGGADEWI MALANG 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR ISI Kata Pengantar ................................................................................................................ Daftar Isi ......................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................................................... B. Rumusan Masalah.................................................................................................... C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian miopi (rabun jauh) ................................................................................. B. Klasifikasi miopi...................................................................................................... C. Patofisiologi ............................................................................................................. D. Manifestasi klinik .................................................................................................... E. Etiologi (penyebab) ................................................................................................. F. Pemeriksaan penunjang ........................................................................................... G. Faktor risiko ............................................................................................................. H. Komplikasi............................................................................................................... I. Penatalaksanaan ....................................................................................................... BAB III Asuhan keperawatan kelainan refraksi (miopia) .............................................. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................................... B. Saran ......................................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata adalah alat optik yang digunakan untuk melihat yang dimiliki oleh manusia dan hewan. Mata adalah Satu-satunya alat optik yang canggih dan bukan buatan manusia. Sifat bayangan pada mata adalah nyata, terbalik, dan dapat diperkecil. Mata memiliki bagian-bagian yang sifat dan fungsinya berbeda-beda. Berikut ini adalah bagianbagian mata. Bagian-bagian Mata 1) Kornea a)

Bersifat tembus pandang (bening).

b)

Selalu dibasahi air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.

c)

Berfungsi untuk melindungi lensa mata.

2) Iris (selaput pelangi) Iris disebut dengan selaput pelangi, hal ini disebabkan karena tiap manusia dari ras yang berbeda memiliki warna iris yang berbeda pula. Ada orang yang memiliki iris berwarna hitam, cokelat, biru, dan hijau. Iris mata sendiri memiliki fungsi untuk memberi warna mata.

3) Pupil a) Pupil adalah celah lingkaran yang terdapat di tengah-tengah iris. b)

Pupil berfungsi sebagai shutter, yakni tempat jalan masuk cahaya ke dalam

rongga mata. c)

Pupil dapat melebar dan dapat juga menyempit. Melebar dan menyempitnya

pupil tergantung pada intensitas cahaya yang masuk ke mata. d) Pupil menyempit ketika cahaya terang dan membesar ketika cahaya redup.

4) Lensa mata a)

Lensa mata merupakan lensa cembung. Bedanya, kalau lensa mata bersifat lentur

sehingga dapat berubah menebal atau menipis. Kemampuan menebal dan menipisnya lensa mata disebut dengan daya akomodasi. b)

Lensa mata dapat menebal atau menipis karena adanya otot akomodasi mata.

c)

Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan bayangan supaya jatuh di retina

(bintik kuning). 5) Retina a)

Retina mata fungsinya sebagai tempat jatuhnya bayangan hasil proyeksi lensa

mata. b)

Retina terdiri atas bintik kuning yang peka terhadap cahaya karena mengandung

jutaan sel saraf dan bintik buta yang tidak peka terhadap cahaya. 6) Sel saraf Sel saraf berfungsi menangkap sinyal visual dan mengirimkannya ke saraf pusat penglihatan di otak. Ada dua macam sel saraf pada mata, yaitu sel batang dan selkerucut. Dalam mekanisme pembentukan bayangan pada mata, dikenal adanya titik dekat dan titik jauh mata. a)

Titik dekat {Punctum Proximum/PP). Titik dekat adalah jarak terdekat yang

masih dapat dilihat jelas oleh mata dengan berakomodasi maksimum. Untuk mata normal (emetrop), nilai titik dekat mata/ PP = 25 cm. b)

Titik jauh (Punctum Remotum/PR). Titik jauh adalah jarak terjauh yang dapat

dilihat jelas oleh mata tanpa berakomodasi. Untuk mata normal (emetrop), nilai titik jauh mata/PR = °° (tak terhingga).

B. RUMUSAN MASALAH 1.

Apa yang dimaksud dengan miopi (rabun jauh)?

2.

Apa saja klasifikasi dari miopi?

3.

Bagaimana patofisiologi dari miopi?

4.

Apa saja manifestasi klinik dari miopi?

5.

Apa saja etiologi (penyebab) dari miopi?

6.

Apa saja pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penderita miopi?

7.

Apa saja faktor risiko dari miopi?

8.

Apa saja komplikasi yang dapat timbul dari miopi?

9.

Bagaimana pencegahan miopi?

10.

Bagaimana penatalaksanaan miopi?

11.

Bagaimana asuhan keperawatan pada kelainan refraksi (miopia)?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: 1.

Pengertian dari miopi (rabun jauh).

2.

Klasifikasi miopi.

3.

Patofisiologi miopi.

4.

Manifestasi klinik.

5.

Etiologi (penyebab) miopi.

6.

Pemeriksaan penunjang.

7.

Faktor risiko dari miopi.

8.

Komplikasi dari miopi.

9.

Pencegahan terhadap miopi.

10.

Penatalaksanaan miopi.

11.

Asuhan keperawatan pada kelainan refraksi (miopia).

BAB II TINJAUAN TEORI LAPORAN PENDAHULUAN A. PENGERTIAN Miopi (dari bahasa Yunani: μυωπία myopia "penglihatan-dekat) atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapt terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung). Rabun jauh adalah kesalahan refraksi mata di mana bola mata terlalu mencembung dan fokus cahaya berada di depan retina mata. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk memfokuskan objek yang jauh dari mata (Kamus Kesehatan). Miopi merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina (Mansjoer, 2002). Miopi adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani “muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah “nearsightedness” (American Optometric Association, 2006). Miopia atau sering disebut sebagai rabun jauh merupakan jenis kerusakan mata yang disebabkan pertumbuhan bola mata yang terlalu panjang atau kelengkungan kornea yang terlalu cekung (Sidarta, 2007). Miopi adalah suatu kelainan refraksi di mana cahaya peralet yang memasuki mata secara keseluruhan dibawa menuju focus didepan retina. Miopia, yang umumnya disebut sebagai kabur jauh / terang dekat (Syafa, 2010).

Miopi adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk kemata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat ( tanpa akomodasi) gambaran kelainan pemokusanan cahaya didepan retina. (Yayan A.Israr, 2010). B. KLASIFIKASI 1. Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi: a. Miopi aksial Miopia aksial dalah myopia yang disebabkan oleh sumbu orbita yang lebih panjang dibandingkan panjang fokus media refrakta. Dalam hal ini, panjang fokus media refrakta adalah normal (± 22,6 mm) sedangkan panjang sumbu orbita > 22,6 mm. b. Myopia Kurvatura Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal. c. Miopi Refraksi Miopi Refraksi adalah myopia yang disebabkan oleh bertambahnya indek bias media refrakta. (Sidarta, 2008) d. Perubahan Posisi Lensa Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucoma berhubungan dengan terjadinya myopia. Miopi dikatakan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan bagi penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata. Miopi berbahaya ini dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari waktu ke waktu. Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala (retina), yang membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya. Tingkat keberhasilan pemulihan penglihatan akibat hal ini sangat tergantung pada kecepatan tindakan penanggulangannya. 2. Miopi berdasarkan berat ringan a. Miopi ringan b. Sangat ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata 0.25 s/d 1.0D c. Ringan, apabila dapat dikoreksi dengan kaca mata -1 s/d -3 D d. Miopi sedang dapat dikoreksi dengan kaca mata -3 s/d -6 D e. Miopi tinggi dapat dikoreksi dengan kaca mata -6 s/d -10 D

f. Miopi berat dapat dapat dikoreksi dengan kacamata > -10 D 3. Klasifikasi myopia secara klinis (American Optometric Association, 1997) a.

Simpel myopia: adalah myopia yang disebabkan oleh dimensi bolamata yang

terlalu panjang, atau indeks bias kornea maupun lensa kristalinaa yang terlalu tinggi. b.

Nokturnal myopia: adalah myopia yang hanya terjadi pada saat kondisi

sekeliling kurang cahaya. Sebenarnya, fokus titik jauh mata seseorang bervariasi terhadap level pencahayaan yang ada. Myopia ini dipercaya penyebabnya adalah pupil yang membuka terlalu lebar untuk memasukkan lebih banyak cahaya, sehingga menimbulkan aberasi dan menambah kondisi myopia. c.

Pseudomyopia: diakibatkan oleh rangsangan yang berlebihan terhadap

mekanisme akomodasi sehingga terjadi kekejangan pada otot – otot siliar yang memegang lensa kristalinaa. Di Indonesia, disebut dengan myopia palsu, karena memang sifat myopia ini hanya sementara sampai kekejangan akomodasinya dapat direlaksasikan. Untuk kasus ini, tidak boleh buru – buru memberikan lensa koreksi. d. Degenerative myopia: disebut juga malignant, pathological, atau progressive myopia. Biasanya merupakan myopia derajat tinggi dan tajam penglihatannya juga di bawah normal meskipun telah mendapat koreksi. Myopia jenis ini bertambah buruk dari waktu ke waktu. e.

Induced (acquired) myopia: merupakan myopia yang diakibatkan oleh

pemakaian obat – obatan, naik turunnya kadar gula darah, terjadinya sklerosis pada nukleus lensa, dan sebagainya.

4. Klasifikasi myopia berdasar umur a. Congenital (sejak lahir dan menetap pada masa anak-anak) b.

Youth-onset myopia (< 20 tahun)

c. Early adult-onset myopia (2-40 tahun) d. Late adult-onset myopia (> 40 tahun). (Sidarta, 2007)

C. PATOFISIOLOGI Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui. Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan

rekannya, tentang penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya.

Jika kekuatan yang berlawanan ini merupakan

penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada miopi. Menurut perjalanan miopi dikenal bentuk: 1.

Miopi stasioner, miopi yang menetap setelah dewasa

2.

Miopi progresif, miopi yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah

panjangnya bola mata. 3.

Miopi degenertif atau miopi maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri

disertai kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina. Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi rupture membran Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada miopi dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optik (Sidarta, 2005).

D. MANIFESTASI KLINIS Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak jauh ( anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan mudah membaca tulisan dalam sebuah buku. Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya terlalu tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen) . Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia). Apabila terdapat miopi pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut strabismus divergen (eksotropia). (Illyas,2005). Pasien dengan miopi akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk

mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi.bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esoptropia (Sidarta, 2005).

E. ETIOLOGI 1. Jarak terlalu dekat membaca buku, menonton televisi, bermain videogames, main komputer, main ponsel, dan lain-lain. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata. Pelajari jarak aman aktivitas mata kita agar selalu terjaga kenormalannya. 2. Terlalu lama beraktifitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di depan komputer, di depan layar monitor, di depan mesin, di depan berkas, dan lain-lain. Mata butuh istirahat yang teratur dan sering agar tidak terus berkontraksi yang monoton. 3. Tinggal di tempat yang sempit penuh sesak karena mata kurang berkontraksi melihat yang jauh-jauh sehingga otot mata jadi tidak normal. Atur sedemikian rupa ruang rumah kita agar kita selalu bisa melihat jarak pandang yang jauh. 4. Kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap, membaca di bawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang langsung, dan lain sebagainya. 5. Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok untuk mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti sering kelamaan memakai helm, lama memakai kacamata yang tidak sesuai dengan mata normal kita, dan sebagainya. 6. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika mata bekerja terlalu diporsir. Vitamin A, betakaroten, ekstrak billberry, alpukat, dan lain sebagainya bagus untuk mata F. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Foto fundus / retina 2. Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri 3. Pemeriksaan kwalitas retina ( E.R.G = electro retino gram) 4. USG ( ultra – sono – grafi ) bola mata dan keliling organ mata missal pada tumor,panjang bola mata , kekentalan benda kaca (vitreous)

5. Retinometri ( maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa) 6. CT scan dengan kontras / MRI. G. FAKTOR RESIKO Beberapa faktor resiko terjadinya miopi diantaranya adalah: 1.

Genetik

Sebagian besar kasus rabun jauh disebabkan oleh penurunan sifat dari orang tua. 2.

Kekurangan makanan bergizi pada masapertumbuhan hingga usia 12 tahun.

3.

Kebiasaan buruk, misalnya kebiasaan melihat jarak dekat secara terus menerus

seperti membaca, melihat media visual (televisi, komputer, gadget) dalam jarak dekat, membaca sambil tiduran, dan membaca ditempat yang kurang cahaya (remang). H. KOMPLIKASI Komplikasi lain dari miopia sering terdapat pada miopia tinggi berupa ablasio retina, perdarahan vitreous, katarak, perdarahan koroid dan juling esotropia atau juling ke dalam biasanya mengakibatkan mata berkonvergensi terus-menerus. Bila terdapat juling ke luar mungkin fungsi satu mata telah berkurang atau terdapat ambliopia. I. PENCEGAHAN 1.

Pencegahan miopia salah satunya dengan cara tidak membaca dalam keadaan

gelap dan menonton TV dengan jarak yang dekat. 2. 3.

Memegang alat tulis dengan benar. Lakukan istirahat tiap 30 menit setelah melakukan kegiatan membaca atau

melihat TV. 4.

Batasi jam membaca dan aturlah jarak baca yang tepat (30 centimeter).

5.

Gunakanlah penerangan yang cukup.

6.

Jika memungkinkan memungkinkan untuk anak-anak diberikan kursi yang bisa

diatur tingginya sehingga jarak bacanya selalu 30 cm.

J. PENATALAKSANAAN 1. Terapi Non-Farmakologi a.

Kacamata

Pada pasien miopi ini diperlukan lensa kaca mata baca tambahan atau lensa eddisi untuk membaca dekat yang berkuatan tetentu. Pengobatan pasien dengan dengan miopi adalah memberikan kaca mata sferis negative terkecil yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal 33cm. Bila pasien dikoreksi dengan – 3.0 D

memberika tajam penglihatan 6/6, dan demikian memberikan istirahat mata dengan baik sesudah dikoreksi (Ilyas, 2003). b.

Lensa Kontak

Pengobatan biasanya ditolong dengan kacamata rangkap dan harus melakukan terapi dengan cara menggunakan lensa eddisi untuk membaca dekat. Untuk jarak baca 33 cm, bila jarak berubah maka pemberian lensa juga berubah. Pada umur 40 tahun lensa masih dapat mengembang, tetapi sangat menurun. Pada umur 60 tahun, lensa menjadi sclerosic semua. Jadi pemberian lensa addisi tergantung pada pada jarak baca dan umur pederita. Bifokus adalah kacamata yang digunakan untuk mengatasi presbiopia. Kacamata ini memeliki 2 lensa, yaitu untuk membaca dipasang dibawah dan untuk melihat jarak jauh dipasang diatas. Jika pelihat jarak jauh masih baik, bisa digunakan kacamata untuk baca yang dijual bebas. c.

Bedah Keratorefraktif

Bedah keratorefraktif mencakup serangkai metode untuk mengubah kelengkungan permukaan anterior bola mata diantaranya adalah keratomi radial, keratomileusis keratofikia, epiakerarfikia. d. Terapi dengan menggunakan laser dengan atau operasi lasik mata. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopi dengan menggunakan laser. e.

Photorefractive Keratotomy (PRK)

Terapi ini menggunakan konsep yang sama dengan penggantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. f.

Operasi orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata

Orang-orang dengan miopi rendah akan lebih baik jika menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan jaringan kornea mata menggunakan bahanbahan plastik yang ditanamkan kedalam kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak. 2. Penatalaksanaan farmakologi Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak digunakan ada penderita myopia

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

1.

Pengkajian

a.

Keluhan Utama

Klien mengatakan pandangannya kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat. 1) Riwayat Penyakit sekarang Klien datang ke RS dengan keluhan pandangan kabur pada jarak jauh dan jelas pada jarak dekat, klien mengatakan padangan kabur setiap saat. 2) Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan, sebelumnya belum pernah mengalami hal seperti ini. 3) Riwayat Penyakit keluarga Klien mengatakan ibu klien mengalami hal yang sama seperti yang dialami klien. 4) Riwayat Kebiasaan Klien mengatakan sering membaca buku dengan jarak yang sangat dekat dan dalam keadaan tidak terlalu terang.

2.

Diagnosa Keperawatan

a.

Perubahan sensori-persepsi (visual) yang berhubungan dengan perubahan kemampuan

memfokuskan sinar pada retina. b.

Gangguan rasa nyaman (pusing) yang berhubungan dengan usaha pemfokusan mata.

3.

Intervensi dan Implementasi

a.

Koreksi mata miopi dengan memakai lensa minus atau negatif ukuran teringan yang

sesuai Tujuan: untuk mengurangi kekuatan daya pembiasan di dalam mata. b.

Anjurkan agar klien cukup istirahat dan tidak melakukan aktifitas membaca terus

menerus. Tujuan: Mengurangi kelelahan mata sehingga pusing berkurang. 4.

Pemeriksaan Diagnostik

Kartu snellen mesin telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan): mungkin terganggu dengan kerusakan kornea lensa aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi atau penyakit syaraf atau penglihatan keretina atau jalan optik.

a.

Alat :

1) Kartu Snellen. 2) Bingkai percobaan. 3) Sebuah set lensa coba.

b. Teknik: 1) Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter. 2) Pada mata dipasang bingkai percobaan. 3) Satu mata ditutup. 4) Minta penderita untuk membaca kartu Snellen mulai huruf terbesar sampai pada huruf terkecil yang masih bisa terbaca. 5) Lensa negatif terkecil dipasang pada tempatnya dan jika tajam penglihatan menjadi lebih baik ditambah kekuatannya perlahan-lahan hingga dapat membaca huruf yang paling terkecil dari kartu Snellen tersebut. 6) Lakukan kembali pada mata yang sebelahnya.

5.

Evaluasi

Subjektif : klien mengatakan bisa melihat jelas dengan memakai lensa negatif skala 0,50. Objektif : Klien membaca buku dengan jarak yang pas (30 cm)

BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Rabun jauh adalah kesalahan refraksi mata di mana bola mata terlalu mencembung dan fokus cahaya berada di depan retina mata. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk memfokuskan objek yang jauh dari mata (Kamus Kesehatan). Miopi merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat jatuh diretina (Mansjoer, 2002). Miopi adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan retina, ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh di depan retina, tanpa akomodasi. Miopia berasal dari bahasa Yunani “muopia” yang memiliki arti menutup mata. Miopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya adalah “nearsightedness” (American Optometric Association, 2006).

B. SARAN Menjaga kondisi mata kita agar tetap dalam keadaan yang sehat, sering makan buah dan sayuran segar terutama yang mengandug vitamin A. Jika sudah terlanjur, maka sebaiknya segera periksakan dan obati agar tidak menjadi semakin parah

DAFTAR PUSTAKA http://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-miopia.html. Diakses tanggal 4 Desember 2013. http://kamuskesehatan.com/arti/rabun-jauh/. Diakses tanggal 4 Desember 2013. http://www.diwarta.com/pengertian-bagian-bagian-mata-beserta-penjelasannya/. Diakses tanggal 4 Desember 2013. Ilyas, Sidarta. Dasar-Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2000. Istiqomah, Indriana N. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 2005. http://www.tipsehat.indoinfo.web.id/2012/11/02/penyebab-mata-menjadi-rabunjauhmiopimyopia-mata-minus/. Diakses tanggal 4 Desember 2013.

Related Documents


More Documents from "Ratna Dewi Cahyani"

Elementary Surveying
February 2021 0