Lp Kenyamanan (nyeri)

  • Uploaded by: nanda
  • 0
  • 0
  • February 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Kenyamanan (nyeri) as PDF for free.

More details

  • Words: 1,915
  • Pages: 9
Loading documents preview...
A. Konsep Dasar Penyakit 1. DEFINISI Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan aman dan tentram (Potter & Perry. 2006) Perubahan kenyamanan adalah suatu keadaan dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan. (Potter & Perry, 2005). Gangguan rasa nyeri adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional. 2. KLASIFIKASI Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan. a. Nyeri berdasarkan tempatnya 1) Superfisial yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya kulit 2) Visceral dalam yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam 3) Refered pain yaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ atau struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri 4) Radiasi yaitu sensasi nyeri meluas dari tempat awal cedera ke bagian tubuh yang lain. b. Nyeri berdasarkan sifatnya 1) Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu – waktu atau hilang 2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. 3) Paroxysmal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali. Nyeri biasanya menetap sekitar 10 – 15 menit, lalu menghilang kemudian timbul lagi. c. Nyeri berdasarkan berat ringannya

1) Nyeri rendah yaitu nyeri dengan intensitas rendah 2) Nyeri sedang yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi 3) Nyeri berat yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan 1) Nyeri akut yaitu nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir kurang dari 6 bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas seperti luka operasi. 2) Nyeri kronis yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan dan polanya beragam. 3. EPIDEMIOLOGI Gangguan rasa nyaman biasanya menyangkut tentang ketidaknyamanan pasien terhadap rasa nyeri. Gangguan rasa nyaman dapat terjadi pada semua umur dan jenis kelamin yang berisiko tinggi terhadap gangguan rasa nyaman adalah orang dengan post operasi, post cedera, dan tumor 4. ETIOLOGI (PENYEBAB) Penyebab nyeri dapat diklasifikasikan kedalam 2 golongan yaitu penyebab yang berhubungan dengan fisik dan berhubungan dengan psikis. a. Secara fisik misalnya penyebab nyeri adalah trauma ( mekanik, thermal, kimiawi, maupun elektrik ) 1) Trauma mekanik menimbulkan nyeri karena ujung – ujung saraf bebas mengalami kerusakan akibat benturan, gesekan, ataupun luka. 2) Trauma thermal menimbulkan nyeri karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas atau dingin 3) Trauma kimiawi terjadi karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat 4) Trauma elektrik dapat menimbulkan nyeri karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri. b. Neoplasma menyebabkan nyeri karena terjadinya tekanan atau kerusakan jaringan yang mengandung reseptor nyeri dan juga jepitan atau metaphase. c. Peradangan adalah nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat pembengkakan. d. Gangguan sirkulasi dan kelainan pembuluh darah, biasanya pada pasien infark miokard dengan tanda nyeri pada dada yang khas. 5. FAKTOR PREDISPOSISI a. Makna nyeri Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Ini dikaitkan cara kita dengan latar belakang budaya individu tersebut. b. Perhatian

Tingkat

seorang

klien

memfokuskan

perhatiannya

pada

nyeri

dapat

mempengaruhi persepsi nyeri. c. Ansietas Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas. d. Pengalaman sebelumnya Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri. e. Pola koping Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri. f. Support keluarga dan social Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan. g. Nilai Agama ( Taylor dan Le Mane ) Pada beberapa agama, individu menganggap nyeri dan penderitaan sebagai cara untuk membersihkan dosa. Pemahaman ini membantu individu menghadapi nyeri dan menjadikan sebagai sumber kekuatan. Pasien dengan kepercayaan ini mungkin menolak analgetik dan metode penyembuhan lainnya; karena akan mengurangi persembahan mereka. h. Usia Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan. i. Jenis kelamin Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya ex: tidak pantas kalau laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri. j. Kultur Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.

6. PATOFISIOLOGI Stimulus nyeri mengirimkan impuls melalui serabut perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai didalam massa berwarna abu-abu di medula spinalis. Terdapat pesan nyeri yang dapat berinteraksi dengan inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau transmisi tanpa hambatan ke korteks serebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks serebral, maka otak akan menginterpretasikan kualitas nyeri dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan diri. Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, kimiawi, atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri.

7. PATHWAY Stimulus penghasil nyeri ( kimia, termal, mekanik )

Serabut saraf perifer

Medula spinalis

Korteks serebral

Persepsi dan kualitas nyeri

Gangguan rasa nyaman (nyeri akut/ kronik) 8. GEJALA KLINIS a. Vokalisasi : 1) Mengaduh

2) Menangis 3) Sesak napas 4) Mendengkur b. Ekspresi wajah 1) Meringis 2) Menggeletukan gigi 3) Mengernyitkan dahi 4) Menutup mata dan mulut dengan rapat atau membuka mata dan mulut dengan lebar. 5) Menggigit bibir c. Gerakan tubuh 1) Gelisah 2) Imobilisasi 3) Ketegangan otot 4) Peningkatan gerakan jari dan tangan 5) Gerakan melindungi bagian tubuh d. Interaksi social 1) Mengindari percakapan 2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri 3) Menghindari kontak social 4) Penurunan rentang perhatian 9. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi di area nyeri Palpasi dengan menekan secara perlahan dan sistemastik, raba daerah nyeri yang paling ringan terlebih dahulu, observasi respon klien. 10. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC/ PENUNJANG Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti : a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi b. Menggunakan skala nyeri 1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik 2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan 3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.

11. THERAPHY a. Relaksasi Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa nyerinya. b. Teknik imajinasi Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus nyeri. c. Teknik Distraksi Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual (melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran (mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan ( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu). d. Terapi dengan pemberian analgesic Pemberian obat analgesic sangat membantu dalam manajemen nyeri seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman walaupun terdapat nyeri. e. Immobilisasi Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya penyakit baru seperti decubitus. 12. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi farmakologik dan nonfarmakologik.

Terapi

farmakologik,

menggunakan

analgesik. terapi

farmakologik dilakukan dengan nafas dalam, guided imaginary, distraksi. B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. PENGKAJIAN (DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF) - Kaji adanya faktor – faktor yang menyebabkan nyeri: a. Pembedahan b. Prosedur diagnostic infasif c. Trauma (fraktur, luka bakar) d. Lamanya penekanan pada bagian tubuh karena imobilitas

non

-

e. Penyakit kronis ( kanker ) f. Gangguan akut ditandai oleh sumbatan pada aliran darah Kaji nyeri yang berhubungan dengan PQRST : a. P = Problem : pencetus nyeri Faktor – faktor yang merangsang nyeri 1) Apa yang membuat nyeri bertambah buruk? 2) Apa yang mengurangi nyeri b. Q = Quality : kualitas nyeri 1) Nyeri dirasakan seperti apa? 2) Apakah nyeri dirasakan tajam, tumpul, ditekan dengan berat, berdenyut sperti diiris, atau tercekik? c. R = Region : lokasi nyeri 1) Dimana nyeri tersebut? 2) Apakah nyeri menyebar atau menetap pada satu tempat? d. S = Squerity = intensitas nyeri 1) Apakah nyeri ringan sedang atau berat? 2) Seberapa berat nyeri yang dirasakan? e. T = Time : waktu 1) Berapa lama nyeri dirasakan? 2) Apakah nyeri terus menerus atau kadang – kadang?

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Nyeri akut b/d agen cidera fisik b. Nyeri kronis b/d cidera fisik

3. RENCANA TINDAKAN NO 1.

TUJUAN setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam,masalah nyeri teratasi dengan kriteria hasil : a. adanya penurunan intensitas nyeri b. ketidaknayaman akibat nyeri berkurang

INTERVENSI 1. Kaji nyeri 2. Ajarkan teknik relaksasi

pada

pasien. 3. Pemberian analgetik

sesuai

advise. 4. Observasi TTV

RASIONAL 1. Untuk mengetahui daerah nyeri,kualitas,k apan nyeri dirasakan, faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan. 2. Untuk mengajarkan pasien apa bila nyeri timbul. 3. Untuk mengurangi rasa nyeri. 4. Untuk mengetahui keadaan umum pasien

c. tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut 2.

Setelah dilakukan

1. Kaji

keadaan 1. Untuk mengetahui keadaan

tindakan

umum,

keperawatan

TTV serta efek-

daerah

selama 3x24jam

efek penggunaan

nyeri,kualitas,kapan nyeri

nyeri berkurang

pengobatan

dirasakan, faktor pencetus,

dengan kriteria hasil : a. tidak mengekspresika n nyeri secara verbal atau pada wajah b. tidak ada posisi tubuh yang melindungi c. tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot d. tidak kehilangan nafsu makan e. frekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan

PQRST,

jangka panjang 2. Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri 3. Ajarkan pola

nyeri yang dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara 2. Untuk mengetahui tingkat

yang adekuat 4. Kolaborasi analgesic

berat ringannya

jangka panjang

istirahat/tidur

pemberian

umum pasien, : mengetahui

obat

nyeri pasien 3. Untuk mengurangi

rasa

nyeri secara adekuat 4. Untuk mengurangi

rasa

nyeri

4. EVALUASI Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri diantaranya: a. Hilangnya perasaan nyeri b. Menurunnya intensitas nyeriadanya respon fisiologis yanga baik c. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari – hari tanpa keluhan nyeri

Related Documents

Lp Kenyamanan (nyeri)
February 2021 1
Manajemen Nyeri
January 2021 1
Nyeri Dada
March 2021 0
Penatalaksanaan Nyeri
March 2021 0
Nyeri Dada
March 2021 0

More Documents from "Pritta Taradipa"

Lp Kenyamanan (nyeri)
February 2021 1
Askep Siadh
January 2021 0
Manual Do Soroban
January 2021 1