Loading documents preview...
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM DI RUANG INTENSIF WANITA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM
Tanggal 15 April 2019 s/d 11 Mei 2019
Oleh : Lita Wulandari, S.Kep NIM 18NS254
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS SARI MULIA BANJARMASIN 2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM DI RUANG INTENSIF WANITA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SAMBANG LIHUM
Tanggal 15 April 2019 s/d 11 Mei 2019
Oleh : Lita Wulandari, S.Kep NIM 18NS254
Banjarmasin,
2019
Mengetahui,
Preseptor Akademik,
Preseptor Klinik
…………………………
……………………….
NIK.
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS WAHAM
A. DEFINISI Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011). Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 2009). Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati & Hartono, 2010).
B. TANDA DAN GEJALA Tanda dan gejala Waham menurut Kusumawati & Hartono, (2010) yaitu : a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat) Cara
berfikir
magis
dan
primitif,
perhatian,
isi
pikir,
bentuk,
dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial). b. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi c. Fungsi emosi Afek tumpul
kurang respons emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen. d. Fungsi motorik. Imfulsif
gerakan tiba-tiba dan spontan, gerakan yang diulang-ulang, tidak
bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia. e. Fungsi sosial kesepian Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.
Tanda dan gejala pada klien dengan waham menurut Direja, (2011) yaitu: a. Terbiasa menolak makan b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri c. Ekspresi wajah sedih dan ketakutan d. Gerakan tidak terkontrol e. Mudah tersinggung f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan g. Menghindar dari orang lain h. Mendominasi pembicaraan i. Berbicara kasar j. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan C. KLASIFIKASI Klasifikasi Waham menurut Yosep, (2011) meliputi: 1. Waham Kebesaran Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak dengan kenyataan. Contoh : “ Saya ini didepartemen kesehatan loh “ atau “ saya punya tambang emas”. 2. Waham Curiga Meyakini
bahwa
ada
seseorang
atau
kelompok
berusaha
merugikan/mencederai dirinya, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai. Contoh : “ saya tahu….. seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”. 3. Waham Agama Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : “ kalau saya mau masuk surge, saya harus menggunakan pikiran putih setiap hari”. 4. Waham Somatic Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/ terserang penyakit, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh : “ saya sakit kanker” setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker. 5. Waham Nihilistis Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh : “ ini kana lam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”.
D. RENTANG RESPON Rentang respon
Adaptif
Maladaptif
a.
Pikiran logis
a.
b.
Persepsi akurat
menyimpang
c.
Emosi konsisten
illusi
b.
Halusinasi
Reaksi
c.
Kerusakan emosi
pengalaman
emosional
d.
Perilaku tidak
d.
Perilaku sosial
berlebihan dan
e.
Hubungan sosial
kurang
dengan
b.
e.
Pikiran kadang
a.
Gangguan proses pikir: Waham
sesuai e.
Perilaku tidak
Ketidakteraturan isolasi sosial
sesuai f.
Menarik diri
Rentang respons neurobiologis Waham. (Sumber : Keliat, 2009)
E. FAKTOR PREDOSPOSISI 1)
Faktor perkembangan Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan
gangguan
persepsi,
klien
menekan
perasaannya
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
sehingga
2)
Faktor sosial budaya Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham
3)
Faktor psikologis Hubungan
yang
menimbulkan
tidak
harmonis,
ansietas dan
peran
berakhir
ganda/bertentangan,
dengan
pengingkaran
dapat
terhadap
kenyataan 4)
Faktor biologis Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak ataupun pembesaran ventrikel di otak.
5)
Faktor genetik
F. FAKTOR PRESIPITASI 1. Faktor sosial budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok. 2. Faktor biokimia Dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang. 3. Faktor psikologis Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah
sehingga
klien
mengembangkan
koping
untuk
menghindari
kenyataan yang menyenangkan G. MEKANISME KOPING Menurut Yosep, (2011) perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang maladaptif meliputi : 1. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas. 2. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi 3. Menarik diri 4. Pada keluarga : mengingkari
H. PROSES TERJADINYA MASALAH Proses terjadinya waham disebabkan karena orang tersebut mengalami isolasi sosial yang akan mengakibatkaan seseorang akan mengalami waham dan apabila itu tidak cepat diatasi akan dapat mengakibatkan resiko mencederai diri/orang lain dan lingkungan (Kelliat, 2009) I. POHON MASALAH
Halusinasi
Waham
Isolasi sosial
Pohon Masalah (Direja, 2011). J. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI a. Data Mayor 1. Data Subjektif 1) Mengatakan dirinya mempunyai kekuasaan dan diucapkan beberapa kali 2) Mengatakan sesuatu agama secara berlebihan 3) Merasa curiga 4) Merasa cemburu 5) Merasa diancam diguna-guna 6) Merasa sebagai orang hebat 7) Merasa memiliki kekuatan yang luar biasa 8) Mengatakan merasa berada diluar tubuhnya 9) Merasa sudah mati
2. Data Objektif 1) Marah-marah tanpa sebab 2) Banyak kata (logorhoe) 3) Menyendiri 4) Sirkumtansial 5) inkoheren b. Data Minor 1. Data Subjektif 1) Merasa orang lain menjauh 2) Merasa tidak ada yang mau mengerti 2. Data Objektif 1) Marah-marah karena alasan sepele 2) Menyendiri K. DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA 1. Gangguan persepsi sensori halusinasi b.d konfusi akut 2. Perubahan proses piker waham b.d koping defensif 3. Isolasi sosial b.d kesulitan membina hubungan L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA 1. Tindakan keperawatan untuk pasien a. Tujuan 1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahapa 2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar 3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya 4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 dasar b. Tindakan keperawatan: a) Bina hubungan saling percaya Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah : 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi 4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien. a) Bantu orientasi realita 1) Tidak mendukung atau membantah waham pasien 2) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman 3) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari 4) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakannya 5) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas. b) Diskusikan kebutuhan psikolog/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah. c) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien. d) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimilki e) Bantu melakukan kemampuan yang dimilki f) Berdiskusi tentang obat yang diminum g) Melatih minum obat yang benar 2. Tindakan keperawatan untuk keluarga a. Tujuan : 1) Keluarga mampu meidentifikasi waham pasien 2) Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang di penuhi wahamnya. 3) Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pengobatan pasien secara optimal b. Tindakan 1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien di rumah. 2) Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien 3) Diskusikan dengan kelurga tentang: a) Cara merawat pasien waham di rumah b) Follow up dan keteraturan pengobatan
c) Lingkungan yang tepat untuk pasien. 4) Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien (nama obat,dosis,frekuensi,efek samping,akibat penghentian obat). 5) Diskusikan dengan keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi segeralatih cara merawat. 6) Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.
M. STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN DENGAN WAHAM Strategi Pelaksanaan (Pasien)
Strategi Pelaksanaan (Keluarga)
Strategi Pelaksanaan 1
Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi tanda dan gejala waham
1. Membina hubungan saling percaya
2. Bantu orientasi realita : panggil
dengan keluarga
nama, orientasi waktu, orang dan 2. Mengidentifikasi tempat/ lingkungan
menjelaskan
3. Diskusikan kebutuhan yang tidak
masalah proses
terjadinya
masalah dan obat pasien
terpenuhi 4. Bantu pasien memenuhi kebutuhan realistis 5. Masukkan
pada
jadwal
kegiatan
pemenuhan kebutuhan Strategi Pelaksanaan 2 1. Evaluasi
kegiatan
Strategi Pelaksanaan 2
pemenuhan 1. Melatih
kebutuhan pasien dan berikan pujian 2. Diskusikan kemampuan yang dimiliki 3. Latih
kemampuan
yang
dipilih,
berikan pujian
keluarga
cara
pasien 2. Diskusikan
dengan
Gejala waham
kegiatan
-
Cara merawatnya
pemenuhan dan kegiatan yang telah
-
Lingkungan keluarga
dilatih
-
Follow up dan obat
pada
jadwal
Strategi Pelaksanaan 3 1. Evaluasi
kegiatan
dilakukan pasien, dan berikan pujian 2. Jelaskan
:
obat
yang
diminum
(jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat) & tanyakan manfaat yang dirasakan pasien
Strategi Pelaksanaan 3
pemenuhan 1. Membuat
kebutuhan pasien, kegiatan yang
keluarga
tentang: -
4. Masukan
merawat
perencanaan
pulang
bersama keluarga 2. Membuat jadwal aktivitas klien saat dirumah bersama keluarga
3. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih serta obat Strategi Pelaksanaan 4 1. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih dan minum obat, beri pujian 2. Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya 3. Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih, kemudian dilatih 4. Masukan pada jadwal pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih, dan minum obat
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Suryo. 2011. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika Keliat, B. A. 2009. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Kusumawati, Farida & Hartono, Yudi. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Yosep Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama/