Makalah Bab 2 Investasi Pada Instrumen Ekuitas

  • Uploaded by: Ricky Tjandi
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bab 2 Investasi Pada Instrumen Ekuitas as PDF for free.

More details

  • Words: 3,432
  • Pages: 18
Loading documents preview...
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS”. Makalah ini merupakan salah satu tugas dan kewajiban bagi kelompok kami guna menyelesaikan tugas kami untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan. Dalam penyusunan makalah ini kami tidak sedikit mendapatkan hambatan. Namun dengan tekad dan kemauan yang kuat selaku mahasiswa yang bertanggung jawab, maka segala hambatan dapat teratasi. Kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi membangun kesempurnaannya. Demikianlah penyusunan makalah ini, lebih dan kurangnya kami mohon maaf. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para generasi yang akan datang.

Penyusun

1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR BAB I LATAR BELAKANG .............................................................................................4 RUMUSUAN MASALAH ......................................................................................4 TUJUAN ..................................................................................................................5 MANFAAT ..............................................................................................................5 BAB II KARAKTERISTIK INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS ......................6 SAHAM ...................................................................................................................6 KARAKTERISTIK SAHAM ..................................................................................6 PENGARUH SIGNIFIKAT.....................................................................................8 METODE AKUNTANSI ATAS INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS .8 METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR ...............................................................8 METODE EKUITAS ...............................................................................................9 METODE BIAYA DAN NILAI WAJAR .............................................................10 METODE EKUITAS .............................................................................................11 PEROLEHAN PADA PERIODE ENTERIM .......................................................11 PENURUNAN NILAI ...........................................................................................12 PERIODE LAPORAN KEUANGAN ...................................................................13 SAHAM PREFEREN ............................................................................................14 ALOKASI SELISIH ATAS BIAYA PEROLEHAN INVESTASI .......................14 PENGHENTIAN PENGAKUAN ..........................................................................15 ISU LAIN SEPUTAR METODE EKUITAS ........................................................17 NILAI TERCATAT INVESTASI NEGATIF PADA METODE EKUITAS .......17

2

TRANSAKSI HULU DAN HILIR ........................................................................17 BAB III KESIMPULAN ......................................................................................................18

3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam melakukan kombinasi bisnis terdapat 3 bentuk entitas. Salah satu bentuk entitas adalah akuisisi (stock acquisition). Akuisisi (stock acquisition) adalah kombinasi bisnis dengan membeli kepemilikan entitas yang diakuisisi. Akuisisi atas entitas lain terdapat dalam 2 bentuk yaitu akusisi aset neto dan akuisisi atas saham entitas lain. Pada makalah ini kami akan menjelaskan tentang akuisisi atas saham entitas lain. Akuisisi atas saham entitas lain sendiri merupakan pembelian suatu aset menggunakan berupa saham. Di dalam investasi pada instrumen ekuitas terdapat berbagai karakteristik-karakteristik dan metode-metode yang digunakan untuk mampu membuat penyajian dan penungkapan atas investasi pada instrumen ekuitas.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Apa saja konsep, karakteristik, dan metode atas investasi pada instrumen ekuitas? 2. Bagaimana membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan metode biaya/nilai wajar? 3. Bagaimana cara menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat netto aset dan liabilitas terindentifikasi pada metode ekuitas? 4. Bagaimana cara menganalisis isu lainnya seputar metode ekuitas dan metode biaya/nilai wajar? 5. Bagaimana membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada instrumen ekuitas?

4

1.3 TUJUAN Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1. Menguasai konsep, karakteristik, dan metode atas investasi pada instrumen ekuitas. 2. Mampu membedakan perlakuan akuntansi antara metode ekuitas dan metode biaya/nilai wajar. 3. Mampu menghitung dan mengalokasikan selisih antara biaya perolehan investasi dengan bagian investor atas nilai tercatat neto aset dan liabilitas teridentifikasi pada metode ekuitas. 4. Mampu menganalisis isu lainnya seputar metode ekuitas dan metode biaya/nilai wajar. 5. Mampu membuat penyajian dan pengungkapan atas investasi pada instrumen ekuitas.

1.4 MANFAAT Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu dapat menambah wawasan bagi pembaca dan bagi penulis makalah ini tentang investasi pada instrumen ekuitas.

5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Investasi pada Instrumen Ekuitas Berdasarkan menurut PSAK 50 tentang instrumen keuangan, bahwa Instrumen Ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Pada Perseroan Terbatas, hak residual tersebut terdapat pada saham. Investasi pada instrumen ekuitas mencerminkan kepemilikan atas saham yang diterbitkan oleh entitas lain. Pada PSAK 50 dinyatakan bahwa investasi pada instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain memenuhi definisi instrumen keuangan, yaitu aset keuangan. Pihak yang memperoleh kepemilikan saham disebut investor sedangkan pihak yang menerbitkan saham disebut investee.

2.2 Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham. Contoh Andy memiliki saham perusahaan PT. XYZ. Dengan memiliki saham PT. XYZ, maka saham tersebut adalah sebagai bukti bahwa Andy turut menyertakan modalnya terhadap saham PT. XYZ.

2.3 Karakteristik Saham Menurut Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk: 1. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 6

2. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi 3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini Hak

suara

yang

dimiliki

oleh

investor

memungkinkan

investor

memengaruhi atau mengendalikan keputusan atau keijakan pada Perseroan Terbatas. Karakteristik inilah yang membedakan dengan investasi pada instrumen utang, di mana hak investor pada instrumen utang hanya sebatas penerimaan bungan dan pengembalian pokok utang. Sedangkan hak investor atas investasi pada instrumen ekuitastidak hanya sebatas penerimaan deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi.Dampak atas hak suara inilah yang menyebabkan pengaruh investor terhadap investee menjadi berbeda-beda. Tingkat pengaruh terhadap investasi dan investee dibagi menjadi 4 sebagai tabel berikut: 0%

20%

50%

% Kepemilikan

≤ 20%

20% - 50%

≤ 50%

≥ 50%

Tingkat Pengaruh

Tidak Memiliki Pengaruh

Pengaruh Signifikan

Pengendalian Bersama

Pengendalian

Entitas Penerbit

Investee

Entitas Asosiasi

PSAK Acuan

PSAK 55

PSAK 15

Metode Akuntansi Metode Biaya/Nilai Wajar

Ventura Bersama Anak Perusahaan PSAK 66

Metode Ekuitas

PSAK 22 & 65 Metode Biaya / Nilai Wajar atau Metode Ekuitas + Konsolidasi

Berdasarkan tabel diatas tingkat pengaruh secara umum dapat dibagi menjadi 4. Konsep pengendalian bersama terjadi ketika keputusan mengenai aktivitas relevan mensyaratkan persetujuan dengan suara bulan dari seluruh pihak yang terbagi pengendalian. Jika suara bulat yang disyaratkan lebih besar dari 50%, maka memungkinkan investor dengan kepimilikan 60% tidak memiliki pengendalian melainkan pengendalian bersama.

7

2.4 Pengaruh Signifikat Pengaruh signifikat adalah kekuasaan berpatisipasi dalam keputusan kebijakan keuangan dan operasional investee, tetapi tidak mengendalikan atau mengendalikan bersama atas kebijakan tersebut. Walaupun tidak berlaku mutlak, biasanya pengaruh signifikat diperoleh jika kepemillikan investor baik secara langsung sebesar 20% hingga 50%, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan. Demikian juga sebaliknya jika kepemilikan investor baik secara langsung aau tidak langsung kurang dari 20%, maka biasanya tidak terdapat pengaruh signifikat, kecuali dapat dibuktikan sealiknya bahwa terdapat pengaruh signifikat. Pengaruh signifikat oleh investor umumnya dapat dibuktikan dengan satu atau lebih indikator berikut ini: 1. Keterwakilan dalam dewan direksi dan dewan komisaris atau organ setara di investee, 2. Partisipasi dalam proses pembuatan kebijakan, termask partisipasi dalam pengambilan keputusan tentang deviden atau distribusi lainnya, 3. Adanya tansaksi material antara entitas dengan investee, 4. Pertukaran personal manejerial, 5. Penyelidikan informasi teknis pokok. Dalam menentukan pengaruh signifikat ataupun pengendalian harus mempertimbangkan hak suara pontensial yang berasal dari waran, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lain yang mempunyai potensi untuk menambah hak suara investor atau mengurangi hak suara investor lain.

2.5 Metode Akuntansi atas Investasi pada Instrumen Ekuitas 2.5.1 Metode Biaya dan Nilai Wajar Metode biaya adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun apabila dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee

8

dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi. Secara akuntansi, metode biaya harus diterapkan oleh investor yang memiliki saham berhak suara pada perusahaan lain (investee) baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kepemilikan kurang dari 20%. Sedangkan Menurut PSAK No 16 tahun 2011, nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Dalam PSAK 55 (revisi 2014), aset keangan berupa investasi pada intrumen ekuitas diukur pada nilai wajar, sedangkan investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak diukur secara andal, dapat diukur pada pada biaya eperolehan. Pada metode biaya, investasi diakui dan diukur sebesar biaya perolehan, sehingga jika tidak terdapat penambahan atau penjualan sebagian atas investasi tersebut, maka nilai investasi tidak akan berubah dan disajikan juga sebesar biaya perolehan. Karena acuaan pengakuan, pengukuran, dan penyajian adalah biaya perolehan, maka disebut dengan metode biaya. Sementar itu, pada metode nilai wajar investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Namun, selanjutnya diukur pada nilai wajar dan disajika juga pada nilai wajar tanggal pelaporan. Oleh karena acuan pengukuran dan penyajian adalah nilai wajar, maka disebut dengan metode nilai wajar.

2.5.2 Metode Ekuitas Metode ekuitas adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor mencatat investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai pengurang akun investasi. Nilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Untuk investasi dalam perusahaan asosiasi diatur dalam PSAK No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi dalam Perusahaan Asosiasi. Metode ekuitas harus diterapkan oleh investor yang memiliki saham berhak suara pada

9

perusahaan investee baik secara langsung maupun tidak langsung dengan kepemilikan 20% atau lebih. Dengan kepemilikan 20% atau lebih, secara akuntansi investor dianggap memiliki pengaruh yang signifikan pada investee, oleh karena itu pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari investasi dalam investee karena distribusi yang diterima tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja investee. Mengingat pengaruh yang signifikan terhadap investee, investor memiliki tolok ukur atas kinerja investee, yaitu imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan tanggung jawab ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga mencakup bagiannya atas hasil usaha investee dan dengan demikian menyediakan analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.

2.6 Metode Biaya dan Nilai Wajar Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika investee mengumumkan deviden, investor mengakuinya sebagai pendapatan secara proporsional atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi dengan metode biaya hanya berubah jika ditambah, dijual, atau mengalami penurunan nilai. Sedangkan pada metode nilai wajar, perlakuan akuntansinya hampir sama dengan metode biaya, kecuali setelah pengakuan awal, investasi diukur pada nilai wajar. Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar perolehan yang juga merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat investasi disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai pada PSAK 55 (revisi 2014).

10

Investasi yang dicatat dengan metode biaya atau nilai wajar termasuk dalam instrumen keuangan yang diatur dalam PSAK 55 (revisi 2014). Ketentuan pengungkapan atas instrumen keuangan tersebut diatur dalam PSAK 60 (revisi 2014) Instrumen keuangan: Pengungkapan. Investor harus mengungkapkan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan berdasarkan klasifikasinya, rincian biaya perolehan, dan nilai wajar atas investasinya; serta pengungkapan lain yang diperlukan.

2.7 Metode Ekuitas Berdasarkan PSAK 15 (revisi 2014), investasi dengan metode ekuitas pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan. Setelah pengakuan awal, investasi diukur secara proporsional terhadap nilai ekuitas entitas asosiasi. Jika nilai ekuitas entitas asosiasi meningkat, maka investor mengakui peningkatan tersebut terhadap nilai tercatat investasinya secara proporsional atas kepemilikannya. Demikian juga sebaliknya, jika nilai ekuitas entitas asosiasi turin. Perubahan ( peningkatan atau penurunan) atas nilai ekuitas entitas asosiasi di antaranya dapat terjadi akibat: 1. Pengakuan laba atau rugi bersih entitas (meningkat atau menurun); 2. Pembagian deviden oleh entitas asosiasi(menurun); 3. Pengakuan penghasilan komprehensif lain oleh entitas asosiasi (meningkat atau menurut). Dengan demikian, investor menurunkan nilai tercatat investasinya secara proporsional karena nilai ekuitas asosiasi turun jika deviden diumumkan. Sebaliknya, nilai tercatat investasi akan meningkat secara proporsional karena ekuitas entitas asosiasi meningkat jika laba bersih diakui. Demikian juga jika entitas asosiasi mengakui penghasilan komprehensif lain yang bersifat laba (rugi), maka nilai ekuitas entitas asosiasi naik (turen) sehingga nilai tercatat investasi menjadimeningkat (turun) secara proporsional. Nilai tercatat investasi juga dapat turun akibat penurunan nilai, seperti halnya aset pada umumnya.

11

2.8 Perolehan pada Periode Interim Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interi, misal tanggal 1 April 2015, maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investeehanya diakui oleh investor A untuk periode 1 April 2015 hingga 31 Desember 2015 saja. Sedangkan pengakuan penerimaan deviden tidak dipengaruhi tanggal pero;ehan sepanjang investorA masih mmiliki hak atas deviden tersebu. Misalnya jika deviden dimumkan tanggal 1 Mei 2015 dan investor A dinyatakan berhak menerimanya maka investor A akan mengakui deviden tersebut secara proporsional atas kepemilikan. Namun apabila deviden diumumkan tanggal 1 Maret 2015, maka investor A tidak mengaui penerimaan deviden tersebur. Penerimaan atas deviden hanya mengenal proporsi kepemilikan, namun tidak mengenal proporsi waktu seperti halnya pengakuan laba bersih investee. Berdasarkan pemapasan di atas, maka perbedaan perlakuan akuntansi antara metode biaya, nilai wajar, dan ekuitas dapat dilihat sebagai berikut: Perbandingan Jurnal pada Metode Biaya, Nilai Wajar, dan Ekuitas Transaksi Perolehan Penerimaan Dividen

Metode Biaya Metode Nilai Wajar Investasi Investasi Kas Kas Kas Kas Pendapatan Dividen Pendapatan Dividen

Laba Bersih Investee

Tidak ada

Tidak ada

Rugi Bersih Investee Penghasilan Komperhensif Lain Investee Rugi Komperhensif lain Investee Penyesuaian Nilai Wajar Keuntungan Penyesuaian Nilai Wajar Kerugian

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada Tidak ada

Metode Ekuitas Investasi pada Entitas Asosiasi Kas Kas Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi pada Entitas Asosiasi Bagian Laba Entitas Asosiasi Bagian Laba Entitas Asosiasi Investasi pada Entitas Asosiasi Investasi pada Entitas Asosiasi Penghasilan Komperhensif Lain Penghasilan Komperhensif Lain Investasi pada Entitas Asosiasi

Investasi Keuntungan Selisih Nilai Wajar Kerugian Selisih Nilai Wajar Investasi

Tidak Ada Tidak Ada

2.9 Penurunan Nilai Penurunan Nilai adalah write down yaitu mengevaluasi kembali nilai buku suatu harta (surat berharga atau sekuritas, pinjaman atau aktiva Iainnya) pada saat harga pasar tersebut lebih rendah daripada nilai buku harta tersebut; surat berharga

12

yang dapat diperdagangkan harus disesuaikan nilainya dengan harga pasar yang berlaku secara harian. Setiap aset pada umumnya berpotensi mengalami penurunan nilai, termasuk ivestasi pada entitas asosiasi. Investasi pada saham merupakan instrumen keuangan sehingga investor menerapkan persyaratan dalam PSAK 55 (revisi 2014) untuk menguji apakah tedapat indikasi tambahan rugi penurunan nilai atas investasi atas pada entitas asosiasi. Karena goodwill yang mementuk bagian dari nilai tercatat investasi pada entitas asosiasi dan tidak diakui secara terpisah, maka tidak dilakukan pengujian penurunan nilai secara terpisah dengan menerapkan persyaratan pengujian penurunan nilai goodwill dalam PSAK 48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset. Sebagai gandinya,seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasrkan PSAK 48 (revisi 2009) sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan antara terpulihkan (mana yang lebih tinggi antara aset tunggal dengan membandingkan antar jumlah terpulihkan (mana lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dengan jumlah tercatatnya Namun persyaratan pengujian (indikasi) penurunan nilai tetap mengacu pada PSAK 55 (revisi 2014).

2.10 Periode Laporan Keuangan Dalam menerapkan metode ekuitas, menggunakan laporan keuangan entitas asosias yang paling akhir yang disajikan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investo. Jika tanggal pelaporan tersebut berbeda, maka dilakukan penyesuaian terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi di antara tanggal laporan keuangan entitas asosiasi dengan investor. Jika penyamaran tanggal tidak mungkin dilakukan, maka laporan keuangan dapat disusun pada tanggal yang berbeda, tetapi perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas asosiasi dengan invesor tidak boleh dari tiga bulan. Laporan keuangan investor disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama dengan entitas asosiasi untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa.

13

2.11 Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser. Saham preferen kumulatif (cumulative preffered stock) dinyatakan bahwa jika perseroan gagal membayar dividen dalam suatu tahun, maka harus dibayarkan dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang biasa, maka dividen itu disebut sebagai “passed” (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas saham preferen kumulatif merupakan dividen tertunggak. Karena tidak ada kewajiban yang terjadi sampai dewan direksi mengumumkan dividen, maka dividen tertunggak tidak dicatat sebagai kewajiban tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Saham preferen nonkumulatif jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang saham preferen dan akibatnya penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan. Jika entitas asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki pihak lain (selain investor) dan diklasifikasika sebagai ekuitas, maka investor menghitung bagiannya atas laba entitas asosiasi setelah penyesuain deviden saham preferen kumulatif, terlepas apakah deviden telah atau belum diumumkan. Jika saham preferen tersebut tidak bersifat kumulati, maka penyesuaian terhadap deviden preferen dilakukan hanya ketika deviden diumumkan.

2.12 Alokasi Selisih atas Biaya Perolehan Investasi Perlakuan akuntansi atas metode ekuitas dalam praktiknya tidaklah sederhana. Biaya perolehan investasi bisa berbeda dengan proporsi atas nilai tercatat ekuitas atau nilai wajar aset neto. PSAK 15 (revisi 2014) menyatakan bahwa pada saat perolehan investasi, setiap selisih antara biaya perolehan 14

investasi dengan entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas terindenfikasi dari investee dicatat dengan cara sebagai berikut: 1. Goodwill yang terkait dengan intitas asosiasi termasuk dalam jumlah tercatat investasi. Amortisasi goodwill tersebut tidak diperkenankan. 2. Setiap selisih lebih bagian entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi

dari

investee

terhadap

biaya

perolehan

investasi

dimasukkan sebagai penghasilan dalam menentukan bagian entitas atas laba rugi entitas asosiasi atau venture bersama pada periode investasi diperoleh. Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat, dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabiltas terindetifikasi akan bernilai negatid jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat, dan sebaliknya. Setiap alokasi harus dihitung secar proporsional terhadap presentase kepemilikan investor. Hasil alokasi tersebut diamortisasi sesuai sisa masa manfaat aset atau jatuh tempo liabilitas, kecuali masa manfaat atau jatuh tempo tidak dapat ditentukan (misalnya tanah). Jika alokasinya bernilai positif, maka amortisasinya bernilai negatif, dan sebaliknya. Amortisasi tersebut diakui oleh investor dan disesuaikan terhadap nilai investasi dan pendapatan investasi. Sesuai dengan PSAK 15 ( revisi 2014), amortisasi goodwill tidak diperkenankan.

2.13 Penghentian Pengakuan Investor

menghentikan

penggunaa

metode

ekuitas

sejak

tanggal

investasinya menjadi investasi pada entitas asosiasi (hilangnya pengaruh signifikan), yaitu ketika: 1. Investasi menjadi investasi pada anak perusahaan, maka investor mencatat investasinya sesuai dengan PSAK 22 (revisi 2010)dan PSAK 65. 2. Menjual sebagian investasinya dan sisa kepentingan dalam entitas asosiasi merupakan aset keuangan, maka investor mengukur sisa

15

kepentingan tersebut pada nilai wajar sesuai PSAK 55 (revisi 2014). Investor mengakui dalam laba rugi selisih apa pun antara: A. Nilai wajar sisa kepentingan apa pun dan hasil apa pun dari pelepasan sebagian kepentingan pada entitas asosiasi atau venture bersama; dan B. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas dihentikan. Ketika investor menghentikan penggunaan metode ekuitas, maka selurh jumlah yang sebelumnya telah diakui oleh investor dalam penghasilan komprehensif lain direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi. Jika bagian kepemilikan investor pada entitas asosiasi berkurang, tetapi investor tetap menerapkanmetode ekuitas, maka investor mereklasifikasi ke laba rugi proporsi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebelumnya dalam penghasilan komprehensif lain. Pada metode ekuitas,investasi disajikan pada nilai tercatatnya. Sedangkan bagian laba atas entitas asosiasi disajikan di laporan laba rugi dalam pos tersendiri. Pengungkapan yang disyaratkan PSAK67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain terkait investasi pada entitas asosiasi adalah untuk setiap entitas asosiasi yang material bagi entitas pelapor: 1. Nama pengaturan bersama atau entitas asosiasi; 2. Sifat hubungan entitas dengan pengaturan bersama atau entitas asosiasi; 3. Lokasi utama kegiatan usaha (dan negara tempat penderian, jika dapat diterapkan dan berbeda dari lokasi utama kegiatan usaha) pengaturan bersama atau entitas asosiasi; 4. Proporsi bagian kepentingan atau penyertaan modal yang dimiliki oleh entitas dan, jika berbeda, proporsi hak suara yang dimiliki (jika dapat diterapkan).

16

2.14 Isu Lain Seputar Metode Ekuitas 2.14.1 Nilai Tercatat Investasi Negatif pada Metode Ekuitas Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor terhadap rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian dicadangkan. Jika entitas asosiasi pada periode selanjutnya melaporkan laba, maka investor mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui (dicadangkan).

2.14.2 Transaksi Hulu dan Hilir Dalam pratiknya, banyak terjadi transaksi antara investor dengan entitas asosiasi. Transaksi tersebut dapat berupa jual-beli aset ataupun jasa yang menghasilkan keuntungan atau kerugian. Jika investor bertindak sebagai pihak penjual dan entitas asosiasi sebagai pembeli maka transaksi tersebut transaksi hulu, dan jika sebaliknya disebut antara transaksi hilir. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari transaksi hilir dan hulu antara investor lain dalam entitas asosisasi. Bagian investor atas keuntungan atau kerugian entitas asosiasiyang dihasilkan dari transaksi disebut dieliminasi.

17

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan di dalam makalh ini, dapat disimpulkan bahwa jurnalinvestasi pada dicatat oleh investor atas entitas asosisasi dapat meliputi: 1. Investasi awal saat perolehan. 2. Pengumuman dividen oleh entitas asosiasi. 3. Pengumuman laba bersih oleh entitas asosiasi. 4. Amortisasi atas selisih nilai wajar neto aset dan liabilitas teridentifikasi dari investee terhadap biaya perolehan investasi. 5. Transaksi hulu dan hilir. 6. Penurunan nilai.

18

Related Documents


More Documents from "lia ganni"