Makalah Bryophyta

  • Uploaded by: Arif Rahman
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Bryophyta as PDF for free.

More details

  • Words: 3,291
  • Pages: 17
Loading documents preview...
BRYOPHYTA / TUMBUHAN LUMUT

A. GAMBARAN UMUM

1. Pengertian umum Bryophyte, berasal dari bahasa yunani yang berarti “tumbuhan lumut“, pada umumnya lumut berwarna hijau, karena mempunyai sel – sel dengan plastid yang menghasilkan klorofil a dan b, dengan demikian lumut bersifat autotrof. Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm. Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur.

Tumbuhan lumut dengan sporofit muda dan bagian-bagian lumut 2. Ciri – Ciri Tubuh a. Sel – sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa. b. Pada semua tumbuhan yang tergolong lumut terdapat persamaan bentuk susunan gametangiumnya

(anteredium

maupun

arkegonium)

terutama

susunan

arkegoniumnya, mempunyai susunan yang khas yang sering kita jumpai pada tumbuhan paku (pteridophyta). c. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan yang berbeda-beda, jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian – bagian sebagai berikut: 1. Selapis sel kulit, beberapa sel diantaranya memanjang membentuk rizoid – rizoid epidermis. 2. Lapisan kulit dalam yang tersusun atas beberapa lapisan sel dinamakan korteks. 3. Silinder pusat terdiri dari sel-sel parenkimatik yang memanjang dan berguna untuk mengangkut air dan garam-garam mineral (makanan). Jadi pada tumbuhan lumut belum terdapat floem maupun xylem. d. Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu lapis sel. Sel–sel daun kecil , sempit panjang dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. e. Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada pertumbuhan membesar. f. Rizoid tampak seperti rambut / benang-benang , berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam-garam mineral (makanan). g. Struktur sporofit (sporogonium) tubuh lumut terdiri atas: 1. Vaginula , kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium. 2. Seta atau tangki 3. Apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dan kotak spora. 4. Kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak spora.

5. Kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora (Gembong, 2005).

B. REPRODUKSI Reproduksi lumut bergantian antara seksual dengan aseksualnya, reproduksi aseksualnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet-gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit. Ada 2 macam gametangium , yaitu sebagai berikut: 1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut, bagian yang sempit disebut leher. 2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel sel yang mandul dan didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis.

Umumnya lumut daun berumah dua (dioesious) yang berarti satu individu hanya memiliki satu jenis kelamin (sudarsono, 2005) . Jika arkegonium telah masak, sel telur siap untuk dibuahi, dan seluruh sel di dalam arkegonium melebur menjadi semacam lendir. Sel dinding yang terdapat di ujung akan terlepas dan bagian atas arkegonium akan menjadi corong. Begitu juga dinding anteridium akan pecah sehingga spermatozoid dapat

keluar. Spermatozoid dapat menuju ke sel telur jika ada air dan baru terjadi pembuahan pada musim hujan. Arkegonium menghasilkan suatu zat (gula atau protein) untuk menarik spermatozoid agar bergerak menuju ke sel telur. Gerak spermatozoid ini disebut kemotaksis. Pembuahan menghasilkan zigot yang diselubungi oleh arkegonium yang akan tumbuh dan berkembang menjadi sporogo-nium yang merupakan sporofit (Syamsiah, 2009). Di dalam kotak spora terjadi pembentukan spora melalui pembelahan meiosis sehingga dihasilkan spora yang haploid. Kotak spora berbentuk periuk dengan suatu cincin yang melingkar sepanjang tepi atasnya, disebut operkulum. Di bawah operkulum terdapat dua baris gigi peristom yang jika keadaan lembap akan menutup sehingga spora tidak dapat keluar. Jika kadar air rendah kaliptra (tudung kotak spora) dan operkulum terlepas, gigi peristom membuka (menghadap ke luar) dan spora keluar. Jika spora jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi protonema. Dari protonema tumbuh tunas-tunas yang menjadi tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut merupakan Bagan daur hidup lumut daun gametofit yang berumur panjang, sedangkan sporogonium merupakan sporofit yang berumur pendek.

C. KLASIFIKASI

Pada beberapa sumber buku menyebutkan bahwa lumut dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk. Namun, menurut Gembong (2005), klasifikasi lumut dibedakan menjadi dua kelas yaitu kelas Hepaticae (lumut hati), dan kelas Musci (lumut daun), sedangkan lumut tanduk masuk kedalam kelas lumut hati. Dari kedua kelas tersebut dibagi-bagi lagi menjadi beberap bangsa, yaitu : 1. Kelas Hepaticae (lumut hati) a. Bangsa Anthocerotales (lumut tanduk) Terdiri atas satu suku yaitu Anthocerataceae, yang mencakup : i.

Anthoceros laevis

ii.

Anthoceros fusiformis

iii.

Notothylus valvata

b. Bangsa Marchantiales Dari suku Marchantiaceae i.

Marchantia polymorpha (lumut hati)

Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hepar. Oleh sebab itu, lumut ini dinamakan lumut hati. ii.

Marchantia geminata

iii.

Reboulia hemisphaerica

c. Bangsa Jungermaniales Bangsa ini terdiri dari dua suku yaitu :  Suku Anacrogynaceae Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium, sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium. Jenis dari suku ini : i. Pellia epiphylla Talus menyerupai Marchantia, hidup di atas tanah-tanah yang basah ii. Metzgeria furcata Talus berbentuk pita yang sempit, bercabang-cabang menggarpu, hidup pada batang-batang pohon-pohonan atau di atas batu-batu cadas iii. Metzgeria conjugata iv. Blasia pusilla Talus lebar, mempunyai rusuk tengah, pada tepi talusnya mulai tampak tebentuknya alat-alat seperti daun.  Suku Acrogynaceae Arkegonium, jadi juga sporogonium, terdapat pada ujung bagian yang seperti batang atau cabangnya. Terdiri dari jenis di bawah ini yang bersifat dorsiventral : i.

Plagiochila asplenoides Banyak tumbuh di daerah tropika

ii.

Frullania tamarisci Talus terdiri atas sumbu dengan tiga baris bagian-bagian seperti daun (2 ke samping, 1 pada sisi perut). Hidup pada batang pohon-pohon atau di atas batu-batu cadas, dan warna pirang.

iii.

Haplomitriaceae Talusnya bersifat radial, mempunyai bagian seperti batang dengan 3 baris bagian-bagian serupa daun. Alat-alat kelamin terdapat di antara bagian-bagian yang seperti daun-daun letaknya pada ujung bagian yang seperti batang. Contoh :

-

Calobryum mnioides

-

Calobryum blumei

-

Haplomitrium

2. Kelas Musci (lumut daun) a. Bangsa Andreaeales Terdiri atas satu suku yaitu suku Andreaeaceae. Dari suku ini terdapat satu marga yaitu satu marga Andreaea. Dan dadi marga ini terdapat dua jenis, yaitu : - Andreaea rupestris - Andreaaea petrophila b. Bangsa Sphagnales (lumut gambut) Terdiri atas satu suku saja yaitu Spagnaceae dan satu marga saja yaitu Sphagnum. Dari marga tersebut terdapat beberapa jenis yaitu : - Sphagnum fimbriatum - Sphagnum squarrosum - Sphagnum acutifolium. c. Bangsa Bryales Contoh dari lumut jenis ini adalah Pogonatum sp. (Gembong, 2005)

D. PENJELASAN KLASIFIKASI

1. Lumut Hati

Kingdom

: Plantae

Devisi

: Hepaticophyta

Kelas

: Hepaticosida

Ordo

: Hepaticoceales

Family

: Hepaticoceae

Genus

: Hepaticopsida

Spesies

: Hepaticopsida sp

Lumut hati merupakan lumut yang mempunyai bentuk lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Namun, perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisah lumut hati ke dalam divisio baru. Lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup), secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.

Struktur lumut hati ada 3, yaitu : a. Higromorf yaitu yang mampu beradaptasi dengan tempat-tempat yang basah. b. Xeromorf yaitu terdapat pada tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, diatas tanah atau batu cadas, namun hanya sebagian kecil saja. c. Epifit yaitu struktur tubuh tumbuhan lumut yang hidup di daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika.

Diantara lumut hati ada juga yang tidak memiliki krolofil, yaitu yang tergolong marga Cryptothallus dan hidup sebagai saprofit. Protonema lumut hati kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak (Gembong, 2005).

Lumut hati diklasifikasi menjadi tiga bangsa, yaitu :

A. Bangsa Anthocerotales (lumut tanduk)

Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukkan dalam satu suku saja, yaitu suku Anthocerotaceae. Susunan lumut ini sangat rumit dibanding lumut lain. Gametofitnya mempunyai talus berupa cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar. Pada sisi bawah

talus terdapat stomata dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir seluruh terisi dengan lendir. Beberapa anteridium dan arkegonium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mulamula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pemisah melintang. Sel yang di atas terus membelah yang merupakan sporogonium. Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagian rizoid, melekat pada talus gametofitnya. Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. Jika telah masak, pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri, atas beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan klimela. Klimela ini diselubungi oleh jaringan yang kemudian akan menghasilkan spora, ruang itu disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel yang mandul yang dinamakan elatra. Berbeda denga lumut hati lainnya, masuknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut hingga bagian bawahnya. Dinding sorogonium memiiliki stoma dengan dua sel penutup, dan sel-selnya mengandung kloroplas.

B. Bangsa Marchantiales

Lumut jenis ini mempunyai susunan talus yang agak rumit. Talus seperti pita +

2 cm panjangnya, agak tebal, berdaging, bercabng-cabang

menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu jelas menonjol. Pada sisi bawah talus terdapat rizoid-rizoid yang bersifat fototrop dan dinding selnya mempunyai penebalan ke dalam yang bentuknya seperti sekat-sekat yang tidak sempurna. Permukaaan atas talus mempunyai lapisan kutikula, oleh sebab itu hampir tak mungkin dilalui oleh air. Jika dilihat dari atas, talus kelihatan berpetak-petak. Di bawah tiap-tiap petak di dalam talus terdapat suatu ruang udara, dan di tengah petak terdapat suatu liang udarayang menghubungkan ruang udara tadi dengan dunia luar. Liang udara itu berbentuk seperti tong, dan mempunyai dinding yang lebih tinggi dari permukaan talus untuk mencegah masuknya air. Dinding liang itu terdiri atas 4 cincin, masing-masing cincin terdiri atas 4 sel. Pada marga tertentu sel-sel cincin yang letaknya

paling dalam, dapat memperlihatkan gerakan menutup. Pada dasar runag udara, terdapat sel-sel yang mengandung krolopla dan merupakan jaringan asimilasi. Sel-sel lainnya, bahkan sel-sel epidermis pun mempunyai krolofil, tetapi tidak seberapa. Bagi dunia tumbuhan hal ini merupakan perkecualian, karena biasanya gametofit tidak mempunyai aparat asimilasi yang sedemikian sempurnanya.

Kapsul spora pada lumut ini mempunyai dinding-dinding yang terdiri atas selaput sel, dengan penebalan-penebalan seperti serabut. Pada ujung kapsul, dindingnya terdiri atas dua selaput sel. Ditempat itu kapsul pada waktu masak mulai robek, tutup terpecah, dan dinding berkerut membentuk gigi-gigi. Kapsul spora mula-mula masih diselubungi oleh bekas dinding arkegonium yang

ikut

terangkat

pada

perkembangan

sporogonium,

yaitu

pada

pembentnagan tangkai sporogonium. Selain dari itu, tiao kapsul juga diselubungi suatu selaput tipis yang berasal dari tagkai arkegonium. Kapsul spora Marchantiales dapat menghasilkan beberapa ratus ribu spora. Spora itu akan jatuhdi tempat yang cocok akan berkecambah menjadi protenema yang mengandeng karakteristik Marchantiales tersebut.

C. Bangsa Jungermaniales

Lumut hati kebanyakan kecil, hidup di atas tanah atau batang-batang pohon, di daeah tropika juga sebagai epifit pada daun pohon-pohonan dalam hutan. Bangsa ini meliputi + 900 jenis dan merupakan 90% dari semua Hepaticae. Bentuk-bentuk tubuh yang sederhana sangat menyerupai Marchantia, talus berbentuk pita, sempit dan bercabang menggarpu. Sebaliknya ada pula yang rusuk tengah talusnya telah memberi kesan seperti batang dengan bagian-bagian talus ke samping yang telah menyerupai daundaun. Kebanyakan Jungermaniales telah mempunyai semacam batang yangbercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsiventral. Pada bagian seperti batang itu terdapat dua baris semacam daun-daun kecil yang letaknyaagak miring. Bagian-bagian serupa daun kecil itu telah mempunyai ibu tulang, tetapi bagian yang serupa batang belum mempunyai berkas pembuluh pengangkutan. Bagia-bagian serupa daun-daun yang letaknya ke samping itu terbagi dalam helaian atas dan helaian bawah. Helaian bawah itu untuk jenis-jenis yang tumbuh di tempat-tempat yang ada kemungkinan bahaya kekurangan air, laluu berbentuk kantung dan berguna sebagai alat penyimpan air. Selain dua baris bagian-bagian serupa daun-daun yang ke samping tadi seringkali terdapat sederetan bagian-bagian semacam daun lagi yang terletak pada sisi bawah, dan dinamakan daun-daun perut atau amfigatrium. Berbeda dengan lumut hati lainnya, pada Jungermaniales tidak didapati mulut-mulut kulit.

2. Lumut Daun

Kingdom

: Plantae

Devisi

: Bryophyta

Kelas

: Bryopsida

Ordo

: Bryopceales

Family

: Bryopceae

Genus

: Bryopsida

Spesies

: Bryopsida sp

Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut inidapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batubatu cadas, pada batng-batang dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air. Pada lumut daun sering kali nampak habitus yang sangat mendekati Cormophyta dengan sumbu pokok serta daun-daun yang tersusun radier, dalam suatu spiral atau bilateral, jarang sekali daun-daunnya tersusun dalam dua baris saja. Musci dengan batang yang berbaring dengan daun-daunnya seringkali menghadap ke satu arah saja, atau tersusun dalam dua baris, sehingga daun-daun itu menjadi dorsiventral (Tjitrosoepomo, 2005). Pada musci, alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya paling atas. Daundaun itu kadang-kadang mempunyai bentuk dan susunan yang khusus yang disebut perianthium. Kemudian alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam satu kelompok itu terdaoat, baik arkegonium maupun anteridium, dan

dinamakan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya (Gembong, 2005) Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-bagian yang lebih kompleks. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau operculum. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan ujung batang yang namanya pseudopodium. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan membentuk 4 katup. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya, didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu Nematodonteae dan Arthrodonteae. Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.

a. Andreales

Bangsa ini hanya memuat satu suku, yaitu suku Andreaeaceae, dengan satu marga Andreaea. Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang. Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah masak, pecah dengan 4 katup-katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen. Contoh lumut dari bangsa ini adalah : Andreaea rupestris dan Andreaaea petrophila.

b. Sphagnales

Bangsa ini merupakan suatu bangsa yang monotipik, terdiri atas satu suku saja : Spagnaceae dan satu marga : Sphagnum yang terdiri atas beberapa jenis yang kebanyakan hidup ditempat-tempat yang berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, yang dari atas tiap-tiap tahun tampak bertambah luas, sedang bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi gambut (Tjitrosoepomo, 2005) Protonema tidak berbentuk benang, melainkan meupakan suatu badan berbentuk dau kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja. Batangnya banyak bercabang-cabang. Cabang-cabang yang muda tumbuh tegak dan membentuk rozet pada ujungnya. Daun yang tua membengkok ke bawah sampai merupakan suatu pembalut bagi batan. Cabang-cabang itu karena tanaman lumut mati dari bawah

akhirnya akan terpisah-pisah dan masing-masing merupakan tanaman yang berdiri sendiri (Gembong, 2005) Cabang-cabang batang ada yang mempunyai bentuk dan warna khusus, yaitu cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang buat dan bertangkai di ketiakketiak daunnya. Cabang betina mempunyai arkegonium pada ujungnya. Contoh contoh lumut dari bangsa ini adalah : Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum dan Sphagnum acutifolium.

c. Bryales

Sebagian lumut daun tergolong dalam bangsa ini. Pada bangsa ini kapsul sporanya telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam. Sporogoniumnya mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang dinamakan seta. Tangkai dengan kaki sporogoniumnya tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Pada ujung tangkai terdapat kapsul spora yang diselubungi oleh kaliptra. Kaliptra ini berasal dari bagian atas dinding arkegonium. ( Gembong, 2005) Khusus pada kebanyakan warga Bryales di bawah operkulum terdapat suatu organ berupa gigi-gigi yang menutupi lubang kapsul spora. Gigi-gigi ini yang dnamakan peristom. Dalam mengklasifikasikan Bryales lebih lanjut, bentuk kapsul spora peristom, operkulum, da kaliptra, merupakan tanda-tanda pengenal yang penting. Contoh lumut dari bangsa ini adalah : Pogonatum sp.

E. MANFAAT LUMUT

Setiap makhluk hidup yang diciptakan pasti mempunyai manfaat, termasuk lumut. Dengan adanya macam-macam lumut, pastinya manfaat dari lumut itu sendiri banyak, berikut ini disebutkan beberapa dari manfaat lumut : 

Lumut hati dapat digunakan sebagai obat hepatitis (infeksi pada hati)



Lumut hati jenis frullania tamarisci digunakan sebagai obat antiseptik



Lumut hati jenis Conocphalum conicum digunakan untuk mengobati luka bakar dan luka luar



Lumut daun dari bangsa lumut gambut seperti Sphagnum digunakan sebagai pembalut atau pengganti kapas



Lumut daun jenis Cratoneuron filicinum digunakan untuk menggobati sakit jantung



Lumut daun jenis Haplocaldium catillatum digunakan untuk mengobati penyakit pneumonia



Lumut daun jenis Rhodobryum giganteum digunakan sebagai obat darah tinggi dan obat bius



Lumut daun dari marga Sphagnum digunakan sebagai obat penyakit kulit dan mata



Lumut dari marga usnea digunakan untuk obat diare atau sakit perut (Gembong, 2005)

F. KERUGIAN DARI LUMUT Lumut selain mempunyai manfaat atau kelebihan, juga mempunyai kekurangan. Kekurangan yang disebabkan adanya lumut yaitu : 

Mengurangi estetika



Kompetitor bagi penyerapan nutrisi



Inang beberapa jenis penyakit



Menjadi gulma pada sistem hidroponik substrat terutama apabila tingkat ketebalannya tinggi



Tumbuh pada papan penyangga tanaman ( misal styrofoam)



Mengotori dinding



Melapukkan batu



Licin jika tumbuh di jalan DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2008). Bryophyta. http://tolweb.org/Bryophyta. Diakses pada hari 20 Maret 2012 pukul 15.15 WIB.

Anonim.

(2006).

Mosses

and

Liverworts

(Bryophyta).http://www.Google.com/Sea

rch?cache.Bryophyta. Diakses tanggal 5 April 2012.

Sudarsono, dkk. (2005). Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang : Universitas Negeri Malang.

Syamsiah. (2009). Identifikasi Jenis-Jenis Tumbuhan Lumut (Bryophyta) DiKawasan Wisata Air Terjun Takapala Malino. Jurnal Seminar Hasil Penelitian. Makasar : Universitas Negeri Makasar. Yuni, Asyrifah Sri. (2012). “Jenis Dan Distribusi Lumut Epifit Pada Berbagai Ketinggian Dan Jenis Inang Di Kawasan Objek Wisata Waduk Sermo, Kulon Progo”.Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY.

Gembong Tjitrosoepomo. (2005). Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadja Mada University Press

Related Documents

Makalah Bryophyta
March 2021 0
Makalah
February 2021 2
Makalah
January 2021 2
Makalah Jembatan
January 2021 0
Makalah Termometer
January 2021 0

More Documents from "Riansa Gfms"