Makalah Farmasi Praktis Sunburn New

  • Uploaded by: Fitria
  • 0
  • 0
  • March 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Farmasi Praktis Sunburn New as PDF for free.

More details

  • Words: 2,825
  • Pages: 14
Loading documents preview...
MAKALAH FARMASI PRAKTIS “SWAMEDIKASI SUNBURN” Dosen Pemgampu : Prof. Dr. R.A. Oetari, SU., MM., M.Sc., Apt.

Disusun oleh : Kelompok A-14 Fitria Choirunnisa 1920374117 Gina Tazkya 1920374118

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA FAKULTAS FARMASI PROFESI APOTEKER 2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Swamedikasi (self medication) merupakan pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau menenangkan diri sebagai bentuk perilaku untuk

mengobati penyakit yang dirasakan. Pengobatan diri sendiri memiliki dasar hukum permekes No.919/MENKES/PER/X/1993 yang secara sederhana mendefinisikan swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Swamedikasi bukan berarti asal mengobati, namun pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan penyakitnya dan peran Apoteker sangat dibutuhkan. Apoteker bisa memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Beberapa komponen informasi yang diperlukan untuk swamedikasi meliputi tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat, indikasi, dosis, efek samping, dan kontra indikasi (Anonim 2010). Beberapa penyakit yang dapat dilakukan swamedikasi adalah penyakit ringan seperti nyeri, sakit kepala, cacingan, luka tergores, luka iris, cacingan, ketombe, biang keringat, diare, mual muntah, jamur, dan penyakit kulit ringan lainnya. Salah satu penyakit kulit yang sering dialami masyarakat adalah sunburn. Penyakit atau gejala ini merupakan kondisi akibat sengatan matahari. Kondisi ini akan membentuk luka bakar radiasi yang mempengaruhi jaringan hidup, seperti kulit, yang dihasilkan dari paparan radiasi ultraviolet (UV) berlebihan yang umumnya dari matahari. Gejala normal pada manusia dan hewan lain terdiri dari kulit merah atau kemerahan yang panas saat disentuh, kelelahan umum, dan pusing ringan. Pada kondisi paparan matahari yang ekstrim dan berkepanjangan, tidak hanya eritema yang yang terjadi namun faktor paparan radiasi dapat memicu berkembangnya penyakit kanker kulit (Roshini et al. 2014). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusun makalah swamedikasi untuk kasus sunburn (sengatan matahari). Di dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian isunburn, penyebab, cara mengatasi, dan tambahan pola gaya hidup untuk mencegah sunburn. Untuk memberikan gambaran swamedikasi kasus sunburn maka akan disajikan contoh dialog swamedikasi sunburn yang dialami seorang pasien.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis menyusun makalah ini dengan rumusan masalah sebagai berikut a. b. c. d. e.

Apa yang dimaksud dengan sunburn ? Apakah penyebab terjadinya sunburn ? Bagaimana terapi untuk mengatasi sunburn ? Bagaimana cara mencegah terjadinya sunburn ? Obat apa saja yang dapat digunakan untuk mengatasi sunburn ? C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk a. b. c. d. e.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan sunburn. Mengetahui penyebab terjadinya sunburn. Mengetahui terapi untuk mengatasi sunburn. Mengetahui cara mencegah terjadinya sunburn. Mengetahui obat –obat yang dapat digunakan untuk mengatasi sunburn.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sunburn Kulit terbakar karena sinar matahari (sunburn) adalah suatu kondisi kulit yang dapat dimanifestasikan dengan timbulnya merah, nyeri pada kulit yang terasa panas saat disentuh serta biasanya muncul dalam beberapa jam setelah paparan sinar ultraviolet (UV) yang terlalu banyak dari sinar matahari atau sumber buatan seperti sinar lampu (Smith 1981). Paparan sinar matahari yang intens dan berulang-ulang yang mengakibatkan kulit terbakar meningkatkan risiko kerusakan kulit lainnya dan penyakit tertentu. Ini termasuk kulit kering atau keriput, bintik-bintik gelap, bintik-bintik kasar, dan

kanker kulit, seperti melanoma. Penanganan kulit tersengat matahari dapat dilakukan dengan pengobatan rumahan. Kulit terbakar mungkin membutuhkan beberapa hari atau lebih lama untuk memudar (Smith 1981). B. Gejala Sunburn Setiap bagian tubuh yang terbuka, termasuk daun telinga, kulit kepala, dan bibir dapat terbakar oleh matahari. Bahkan area yang tertutup dapat terbakar jika, misalnya pakaian memiliki tenunan longgar yang memungkinkan sinar ultraviolet (UV) masuk. Mata yang sangat sensitif terhadap sinar UV matahari, juga bisa terbakar. Mata yang terbakar matahari mungkin terasa menyakitkan atau berpasir. Tanda dan gejala seseorang mengalami sunburn diantaranya yakni 1. Merah muda atau kemerahan 2. Kulit yang terasa hangat atau panas saat disentuh 3. Nyeri, nyeri tekan, dan gatal 4. Pembengkakan 5. Lepuh kecil berisi cairan, yang bisa pecah 6. Sakit kepala, demam, mual dan kelelahan jika kulit terbakar parah Tanda dan gejala kulit terbakar biasanya muncul dalam beberapa jam setelah paparan sinar matahari. Tetapi mungkin butuh satu hari atau lebih lama untuk mengetahui sepenuhnya sengatan matahari. Dalam beberapa hari, tubuh mungkin mulai sembuh dengan "mengupas" lapisan atas kulit yang rusak. Setelah dikupas, kulit mungkin sementara memiliki warna dan pola yang tidak teratur. Sinar matahari yang buruk mungkin membutuhkan beberapa hari atau lebih lama untuk pulih. Seseorang harus pergi ke dokter untuk kasus sunburn jika mengalami kondisi sebagai berikut 1. Meluas dan menutupi sebagian besar tubuh 2. Diiringi oleh demam tinggi, nyeri hebat, sakit kepala, kebingungan, mual atau kedinginan 3. Tidak membaik dalam beberapa hari Selain itu pasien harus menemukan perawatan medis jika melihat tanda-tanda atau gejala infeksi berupa meningkatnya rasa sakit, pembengkakan, drainase kuning (nanah) dari lepuh terbuka, serta garis-garis merah kulit. C. Penyebab

 Gambar lapisan kulit dan melanin

Sinar matahari disebabkan oleh paparan terlalu banyak sinar ultraviolet (UV). Radiasi UV adalah panjang gelombang sinar matahari dalam kisaran yang terlalu pendek untuk dilihat mata manusia. Ultraviolet A (UVA) adalah jenis radiasi matahari yang paling terkait dengan penuaan kulit (photoaging). Ultraviolet B (UVB) dikaitkan dengan sengatan matahari. Paparan kedua jenis radiasi dikaitkan dengan pengembangan kanker kulit. Sinar lampu dan tanning bed juga menghasilkan sinar UV dan dapat menyebabkan kulit terbakar. Melanin adalah pigmen gelap di lapisan luar kulit (epidermis) yang memberi warna normal pada kulit. Ketika terkena sinar UV, tubuh melindungi dirinya sendiri dengan mempercepat produksi melanin. Melanin ekstra menciptakan warna tan yang lebih gelap (Anonim 2018). Berjemur adalah cara tubuh untuk memblokir sinar UV untuk mencegah kulit terbakar dan kerusakan kulit lainnya. Namun perlindungan hanya berjalan sejauh ini. Jumlah melanin yang dihasilkan ditentukan secara genetik. Banyak orang tidak cukup memproduksi melanin untuk melindungi kulit dengan baik. Akhirnya, sinar UV menyebabkan kulit terbakar, menyebabkan rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan. Seseorang bisa terkena sengatan matahari di hari yang sejuk, berkabut, atau berawan. Sebanyak 80 persen sinar UV melewati awan.

Salju, pasir, air, dan permukaan lainnya dapat memantulkan sinar UV, membakar kulit seberat sinar matahari langsung (Anonim 2018). D. Faktor Risiko Faktor risiko untuk terbakar sinar matahari meliputi: 1. Memiliki kulit terang, mata biru, dan rambut merah atau pirang 2. Tinggal atau berlibur di suatu tempat yang cerah, hangat atau di ketinggian 3. Bekerja di luar ruangan 4. Mencampur rekreasi luar ruangan dan minum alkohol 5. Memiliki riwayat sengatan matahari 6. Secara teratur memaparkan kulit yang tidak terlindungi ke sinar UV dari sinar matahari atau sumber buatan, seperti tanning bed 7. Mengambil obat yang membuat Anda lebih mudah terbakar (obat fotosensitisasi). E. Pencegahan Sunburn Gunakan metode ini untuk mencegah kulit terbakar, bahkan pada hari yang dingin, berawan, atau berkabut. Dan ekstra hati-hati di sekitar air, salju dan pasir karena mereka memantulkan sinar matahari. Selain itu, sinar UV lebih intens di ketinggian tinggi. 1. Hindari paparan sinar matahari antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Sinar matahari paling kuat selama jam tersebut. Jika tidak bisa melakukan hal tersebut, batasi lama waktu di bawah sinar matahari. 2. Saat berada di luar, kenakan topi lebar dan pakaian yang menutupi, termasuk lengan dan kaki. Warna gelap menawarkan perlindungan lebih, seperti halnya kain tenun yang rapat. Pertimbangkan untuk menggunakan perlengkapan luar yang dirancang khusus untuk memberikan perlindungan terhadap sinar matahari. Periksa label untuk faktor perlindungan ultraviolet (UPF), yang menunjukkan seberapa efektif kain memblokir sinar matahari. Semakin tinggi nilainya semakin bagus. 3. Gunakan tabir surya dengan sering dan murah hati. Oleskan tabir surya tahan air dan lip balm dengan SPF 30 atau lebih besar dan perlindungan spektrum luas terhadap sinar UVA dan UVB. Sekitar 15 hingga 30 menit sebelum keluar rumah, oleskan tabir surya dengan murah hati pada kulit yang tidak akan dilindungi oleh pakaian.

4. Kenakan kacamata hitam saat di luar ruangan. Pilih kacamata hitam dengan perlindungan UVA dan UVB. Periksa peringkat UV pada label saat membeli kacamata baru. Lensa yang lebih gelap belum tentu lebih baik dalam menghalangi sinar UV. 5. Waspadai obat-obatan yang meningkatkan sensitivitas terhadap sinar matahari. Obat-obatan umum yang membuat lebih sensitif terhadap sinar matahari termasuk

antihistamin,

ibuprofen,

antibiotik

tertentu,

antidepresan,

antipsikotik dan beberapa obat penurun kolesterol. Konsultasikan dengan apoteker tentang efek samping obat (Anonim 2018). F. Penanganan Sunburn Setelah sengatan matahari terjadi tidak dapat banyak hal untuk membatasi kerusakan pada kulit. Tetapi hal berikut dapat mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan karena sunburn :  Gunakan obat pereda nyeri. Jika diperlukan, penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti ibuprofen atau naproxen sodium dapat membantu mengendalikan rasa sakit dan bengkak akibat terbakar sinar matahari, terutama jika Anda meminumnya segera setelah paparan sinar matahari. Beberapa jenis penghilang rasa sakit dapat diterapkan pada kulit Anda 

sebagai gel (Roshini 2014) Dinginkan kulit. Oleskan ke kulit yang terkena handuk bersih yang



dibasahi dengan air keran dingin. Atau mandi dengan air dingin. Oleskan pelembab, lotion atau gel. Lotion lidah buaya atau gel atau

 

kalamin mungkin menenangkan Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi Biarkan lepuh dan jangan memecahkan dengan kuku.Jika melepuh pecah, bersihkan dengan sabun dan air ringan. Kemudian gunakan salep



antibiotik pada luka dan tutupi dengan perban antilengket. Dalam beberapa hari, daerah yang terkena mungkin mulai mengelupas. Ini adalah cara tubuh menghilangkan lapisan atas kulit yang rusak. Saat kulit mengelupas, teruskan melembabkan kulit dengan krim atau gel lidah



buaya. Untuk terbakar sinar matahari yang parah, gunakan krim hidrokortison yang dijual bebas, yang dapat meredakan radang dan rasa tidak nyaman (Roshini 2014).



Apabila berjalan dan berdiam lama dibawah matahari. Dapat dicegah dengan cara melindungi tubuh dari sinar matahari dengan menggunakan : 1. Penutup tubuh, payung dan sebagainya (Anonim 2019). 2. Zat penyaring UV (sunscreen = tabir surya) - PABA ( p-aminobenzoat),Padimate, ester PABA (Pabanox,

Parasol) - benzofenon-oksibenzon, Rossolare krem - senyawa sinamat, oktil-metoksisinamat 3. ditambah dengan penyaring-UV fisik : - titandioksida - sengoksida - talk Dioleskan setengah jam sebelum berjemur, setelah kontak deperlu dioleskan lagi. Faktor pelindung dari suatu krem, lotion, bedak (Sun Protektif Faktor = SPF) menyatakan dayanya untuk menyaring sinar –UV dan berapa lama kirakira dapat berada dibawah sinar matahari tidak terbakar. Misalnya : Kulit memerah setelah kena matahari 30 menit. Bila menggunakan krem dengan faktor 6, maka kulit baru terbakar sinar matahari setelah 6x 30 menit = 180 menit. G. Pilihan Obat 1. Metil Prednisolon

Indikasi Terapi asma bronkial, rinitis alergi, urtikaria, ekszema, dermatitis, demam rematik akut, rheumatoid artritis, anemia hemolitik didapat, idiopatik trombositopenik

purpura

pada

orang

dewasa,

mieloblastosis,

limfogranulomatosis, kolitis ulseratif, sindroma nefrotik, penyakit kulit, lupus eritematosus, dermatomiositis. Supresi respons imun setelah transplantasi,

sebagai terapi tambahan sitostatik atau radioterapi, sebagai pengganti pada insufisiensi adrenokortikal primer dan setelah adrenalektomi. Cara Penggunaan Awal dewasa 4-80 mg/hari. Anak 0.8 - 1.1 mg/ kg berat badan. Pemeliharaan : Dewasa 4-8 mg/hari dosis ditingkatkan menjadi 16 mg/hari, anak 2-4 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 8 mg/hari. Dosis substitusi 4-8 mg/hari, dalam keadaan stres ditingkatkan menjadi 16 mg/hari. Kontra Indikasi Tukak lambung, osteoporosis, gangguan psikiatrik, amebiasis, infeksi mikosis sistemik, poliomielitis, glaukoma sudut tertutup atau terbuka dan penyakit virus. Efek Samping Moon face, obesitas, kelemahan otot, hipertensi, osteoporosis, penurunan toleransi glukosa, diabetes melitus, ulkus peptikum, gangguan respons antibodi, penghambatan pertumbuhan pada anak, katarak, trombosis, pankreatitis. Sakit kepala, vertigo. Interaksi Obat Glikosida jantung, diuretik, antidiabetik, rifampisin, fenitoin, barbiturat, asam asetilsalisilat, siklosporin, ketokonazol, troleandomisin. 2. Loratadin

Indikasi Alergi, seperti bersin-bersin, ruam kulit, pilek, hidung tersumbat, dan mata berair akibat paparan alergen (misalnya debu, bulu hewan, atau gigitan serangga). Cara Penggunaan

Untuk mengatasi reaksi alergi pada pasien dewasa, dosis loratadine yang biasanya direkomendasikan oleh dokter adalah 10 mg satu kali sehari, atau 5 mg dua kali sehari. Sedangkan pada anak-anak usia 2-5 tahun, dosisnya adalah 5 mg satu kali sehari. Kontraindikasi Hipersensitifitas Efek Samping Merasa lelah atau mengantuk Interaksi Obat Jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan tertentu, loratadine bisa menimbulkan reaksi berupa peningkatan efek samping atau justru mengurangi efektivitas obat itu sendiri. Hindari mengonsumsi loratadine dengan obatobatan yang mengandung desloratadine. Sama seperti loratadine, desloratadine merupakan obat yang bisa digunakan untuk meredakan gejala-gejala alergi. Jangan mengonsumsi alkohol selama menjalani pengobatan dengan loratadine karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko efek samping. 3. Parasol

Kandungan Octyl methoxycinnamate, Oxybenzone, Microtitanium dioxide, Methyl benzylidene camphor, Butyl methoxydibenzoylmethane. Indikasi Krim pelindung

terhadap

sinar

matahari

yang

mengandung Aloe vera

dan Vitamin E, bekerja melindungi kulit akibat pengaruh buruk sinar matahari sekaligus menjaga kelembaban kulit sehingga tetap lembut, halus dan tidak kering. Dapat dipakai sebagai alas make up yang baik. Cara Penggunaan

Sebelum bepergian keluar kena sinar matahari, oleskan krim tipis-tipis pada bagian kulit yang akan dilindungi. Pastikanlah bahwa seluruh kulit tersebut telah tertutupi dan bilamana perlu ulangi pemakaian untuk memastikan suatu perlindungan yang cukup. Hilangkan krim pada waktu malam hari dengan memakai krim/susu pembersih atau dengan sabun dan air dan pakailah kembali waktu pagi hari. Kontraindikasi Individu-individu yang diketahui peka terhadap salah satu komponen krim ini Efek Samping Interaksi Obat -

H. Dialog Swamedikasi Pada suatu hari di Apotek “Sejahtera” datang seorang wanita 22 tahun ingin membeli obat untuk penyakit kulit yang ia alami selama beberapa hari. Penyakit kulit tersebut timbul pasca pasien berlibur dan wisata ke pantai. Apoteker

: “Selamat pagi mbak, selamat datang di apotek Sejahtera.

Perkenalkan saya Fitri sebagai Apoteker di apotek ini. Apakah ada yang bisa saya bantu?

Pasien

: “Iya selamat pagi juga mbak mbak, saya kemari ingin membeli

obat” Apoteker

: “Baik, dengan mbak siapa sebelumnya? Dan kalau boleh tahu

usia mbak dan obat yang ingin dibeli untuk digunakan siapa ya?” Pasien : “Nama saya Gina mbak, usia 22 tahun dan kebetulan obatnya untuk saya gunakan sendiri.” Apoteker : “Kalau boleh saya tahu, obat yang mau dibeli untuk keperluan apa mbak?” Pasien

: “Ini mbak saya mau beli obat untuk kulit wajah saya. Beberapa

hari ini kulit saya merah dan gatal. Terkadang rasanya kering. Obat apa mbak yang bisa menyembuhkan ya?” Apoteker : “Oh seperti itu ya. Maaf sebelumnya mbak, kalau setelah saya memberikan obatnya apakah mbak bersedia meluangkan waktu untuk saya jelaskan tentang obatnya dan konseling sebentar?” Pasien : “Boleh mbak, saya juga tidak buru-buru saat ini.” Apoteker : “Bagian kulit yang merah dan sakit di sebelah mana mbak?” Pasien : “Yang sakit di wajah saya dan bagian tangan mbak (sambil menunjukkan bagian).” Apoteker : “Seberapa sakit atau gatal mbak ini kulitnya?” Pasien : “Tidak terlalu sakit tapi gatal dan kering sangat mengganggu mbak.” Apoteker Pasien

: “Apakah mbak ingat kapan sakit ini timbul?” : “Sepertinya setelah saya liburan atau wisata seminggu yang lalu.

Tapi sehari setelahnya baru muncul merah dan gatal ini.” Apoteker : “ Berapa lama sudah sakit nya mbak?” Pasien : “Sudah 3 hari ini gatal dan panas jika disentuh.” Apoteker : “Apakah ada kondisi tertentu yang membuat sakit tambah parah mbak?” Pasien

: “Iya mbak setiap kena air perih, ditambah lagi kalau keluar rumah

terus kena panas itu rasanya tambah perih juga.” Apoteker : “Iya baik mbak, sepertinya memang karena radiasi matahari jadi kulit mbak terbakar. Jadi sebentar saya ambilkan obatnya mbak.” Sesaat kemudian Apoteker membawa obat untuk pasien. Apoteker : “ Ini mbak obatnya Metilprednisolon 8 mg 2 kali sehari 1 tablet dan diminum setelah makan mbak. Saya sarankan juga untuk minum obat Loratadin ini 1 kali sehari sebelum tidur mbak. Kemudian ini untuk sunscreen

wajah bisa menggunakan Parasol dioleskan setelah wajah bersih. Penggunaan Parasol dilakukan 30 menit sebelum keluar rumah ya mbak. Pasien : “Oke mbak. Apakah ada efek samping obat atau yang lain-lain?” Apoteker : “ Untuk metilprednisolon efek samping hanya sakit kepala, dan nyeri pada perut semisal dikonsumsi dengan obat nyeri seperti aspirin, dan apabila sudah sembuh obat ini tidak perlu dihabiskan. Loratadin efek samping hanya mengantuk jadi diminum sebelum tidur saja. Sedangkan parasol efek samping hanya kulit menjadi sedikit lengket tapi bisa diatasi dengan menambah bedak pada wajah. Jangan lupa setiap malam wajah dibersihkan dengan milk cleanser. Untuk kulit lengan bisa dioleskan dengan gel aloe vera untuk menyejukkan atau minyak zaitun untuk mempercepat regenerasi kulit yang rusak.” Pasien : “ Iya mbak kalau begitu berarti cukup ini aja kan obatnya?” Apoteker : “Iya mbak ini saja sudah cukup. Apakah ada yang ingin ditanyakan lagi?” Pasien Apoteker

: “ Tidak mbak sudah cukup paham tadi>” : “Baik mbak, apa bisa diulang lagi penjelasan saya tadi unyuk

memastikan aturan pakai obat nya?” Pasien : “Jadi ada tablet Metilprednisolon 8 mg 2 kali sehari 1 tablet dan diminum setelah makan. Lalu untuk sunscreen wajah menggunakan Parasol dioleskan setelah wajah bersih. Penggunaan Parasol dilakukan 30 menit sebelum keluar rumah.” Apoteker : “Iya saya rasa mbak sudah cukup paham. Ditambah lagi mbak kalau bisa saat aktivitas diluar rumah harus menggunakan paying ataau baju pelindung ya. Harus menggunakan kosmetik dengan tambahan SPF juga ya mbak.” Pasien Apoteker

: “Oke baik mbak terimakasih sarannya.” : “Iya sama-sama ini obatnya nanti langsung bayar dikasir saja.

Cepat sembuh mbak.” Pasien : “Iya saya permisi dulu mbak.” Apoteker : “Oh iya mbak, silahkan.”

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Peran Evidence Based Practice dalam Mengoptimalkan Penggunaan Obat pada Swamedikasi. (http://www.ikatanapotekerindonesia.net/farmasikomunitas/seputarobatoba tan/1595.html. Diakses pada tanggal 5 Februari 2019. Anonim. 2018. Sunexposure. (https://medlineplus.gov/sunexposure.html. Diakses pada tanggal 5 Februari 2019. Anonim. 2018. Sunburn. https://www.aad.org/public/skin-hair-nails/injuredskin/treating-sunburn. Diakses pada tanggal 5 Februari 2019. Smith EB dan Galveston. 1981. Sunburn. JAAD 5(4) : 472. Roshini PR, ,Remya R, Meenu V, dan Parvati K. 2014. Evaluation and Management of Sunburn. IJRPC 4(2) : 342-345.

Related Documents


More Documents from "kevin andrew"

January 2021 1
Kutu Putih
January 2021 4
04 Jurnal Handy
March 2021 0
Melakukan Negosiasi
February 2021 1