Makalah Hikmah Dan Peran Ibadah Akhlak Dan Muamalah

  • Uploaded by: Lianaa Anggraeni
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Hikmah Dan Peran Ibadah Akhlak Dan Muamalah as PDF for free.

More details

  • Words: 3,931
  • Pages: 25
Loading documents preview...
MAKALAH HIKMAH DAN PERAN IBADAH AKHLAK DAN MUAMALAH Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ibadah,Akhlak dan Muammalah Oleh: Liana Anggraeni (1803020014) Afifah Lis Apriliani (1803020027)

FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS PRODI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN AKADEMIK 2019-2020

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiranya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ibadah,Akhlak dan Muammalah. Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang Hikmah dan Peran Ibadah,Akhlak dan Muamalah, semoga untuk ke depannya saya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik dan menarik. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amiin

Purwokerto, 10 September 2019

Penulis

DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar BAB I I.1.Latar Belakang II.2.Rumusan Masalah III.3. Tujuan BAB II II.1. Peran dan Hikmah ibadah dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas. II.2. Peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas. II.3. Peran dan himah muammalah dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas. BAB III III.1 Saran. III.2 Kesimpulan. Daftar Pustaka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Rumusan Masalah I.2.1 Bagaimana peran dan hikmah ibadah dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas? I.2.2 Bagaimana peran dan hikmah akhlak dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas? I.2.3

Bagaimana

peran

dan

hikmah

muammalah

dalam

pembentukan

ibadah

dalam

pembentukan

akhlak

dalam

pembentukan

pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas? I.3 Tujuan I.3.1

Mengetahui

peran

dan

hikmah

pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas I.3.2.

Mengetahui

peran

dan

hikmah

pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas. I.3.3.

Mengetahui

peran

dan

hikmah

muammalah

pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas

dalam

pembentukan

BAB II ISI A. Peran dan hikmah ibadah dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas Peran Ibadah 1. Sholat untuk mencegah kejahatan dan kemungkaran.

Allah SWT dalam Surat Al-Ankabut ayat 45 menergaskan bahwa “Sesungguhnya sholat itu menghalangi dari (mengerjakan) perbuatan dan kemungkaran. Senantiasa mengingat Allah besar manfaatnya dan Allah SWT mengetahui

apa

yang

kamu

kerjakan”.

Sudah menjadi naluri dan tabiat manusia bahwa seseorang tidak akan melakukan kejahatan dan kemungkaran bila ia menyadari dengan sungguhsungguh perbuatan itu dilarang Allah SWT, merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Pasti ia menjauhi perbuatan-perbuatan tersebut karena takut melanggar peraturan Allah SWT dan khawatir akan akibat buruk yang ditimbulkannya. Jika seseorang tekun dan teratur mengerjakan sholat, menghayati hikmat, nilai-nilai dan bacaan-bacaan yang diucapkan dalam sholat tentu ia melakukan sholat dengan khusyu’ dan akan membawa pengaruh kepada jiwa dan sikap hidupnya. Semua bacaan sholat itu mempunyai pengaruh psikologis ke dalam jiwanya, meresap ke dalam hati nuraninya, dan pasti mempengaruhi sikap hidupnya. Adapun orang-orang yang mengerjakan sholat dalam tingkah lakunya (setelah selesai sholat) melakukan kejahatan dan kemungkaran, dia tidak diberi hidayah (petunjuk) dari Allah SWT dimana ikrar yang terkandung dalam bacaan sholat hanya dipermainkan saja, tidak diiringi dengan jeritan hati nurani dan permohonan ampunan semua kesalahan, dipelihara dari kesesatan dan lain-lain.

2. Puasa

itu

menciptakan

sifat

takwa.

Takwa merupakan salah satu budi pekerti yang baik, sebagaimana Surat AlBaqarah ayat 183,“Diwajibkan kepada kamu mengerjakan puasa sebagaimana telah diwajibkan kepada ummat-ummat yang terdahulu, supaya kamu menjadi orang

yang

takwa”.

Menbentuk manusia yang takwa merupakan pusat dari segala nilai-nilai kebaikan dan derajat budi pekerti yang paling tinggi. Takwa itu terkandung semua sifat-sifat dan nilai-nilai yang baik (termasuk dalam katagori budi pekerti yang mulia) seperti jujur, setia, adil, amanah, ihsan, sopan, rendah hati, pemurah, sabar, ikhlas, dan sebagainya. Dengan mengerjakan ibadah puasa, seorang muslim dan atau muslimat melatih diri untuk mengendalikan dan menguasai hawa nafsunya, tidak makan dan minum, tidak melakukan kehidupan seksual, dalam jangka waktu yang tertentu. Dia sabar dan disiplin menangkis cobaan-cobaan yang menggodanya dan merasakan penderitaan kaum yang miskin dan melarat yang senantiasa merintih karena lapar, sehingga timbullah perasaan welas asihnya dan kemudian meningkat menjadikannya seorang yang pemurah. 3. Zakat

dapat

menempa

jiwa

yang

suci

bersih.

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 103, menegaskan bahwa “Ambillah sedekah (zakat) dari sebagian harta mereka, untuk membersihkan

dan

mensucikan

(jiwa)

mereka”.

Seperti diketahui bahwa sifat dan tabiat manusia yang buruk adalah rakus dan kikir. Sifat dan tabiat manusia terhadap harta benda tidak pernah puas karena nafsu dan keinginannya. Dalam ajaran Islam, sifat dan tabiat yang demikian itu dikendalikan dan dibatasi dengan ibadah zakat dimana seorang muslim dan atau muslimah diwajibkan mengeluarkan 2,5% dari harta bendanya

(apabila mencapai nisbah) setiap tahunnya untuk diberikan kepada fakir miskin atau membantu usaha-usaha sabilillah dan sosial. Ibadah zakat inilah salah satu latihan yang tertib dalam rangka mensucikan rohani dan jiwa seorang muslim/muslimat

yang

taat/patuh

melaksanakan

ibadahnya.

Tidak terasa berat mengeluarkan sebagian kecil dari harta kekayaannya. Kecuali meningkatkan sikap budi pekerti juga mencintai manusia yang lemah, menggairahkan dan menyuburkan usaha-usaha yang bersifat kepentingan bersama dan kepada dirinya sendiri akan mengurangi sifat-sifat rakus dan kikir.

4. Haji

dapat

menghindarkan

kejahatan

dan

permusuhan.

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 197, “Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji, dia tidak boleh bercakap kotor, berlaku jahat dan bermusuhan

dalam

masa

melaksanakan

ibadah

haji

itu”.

Ayat ini mengemukakan mengenai larangan berhaji (tidak boleh bercakap kotor, berlaku jahat dan bermusuhan) sangat erat sekali hubungannya dengan pembinaan dan peningkatan budi pekerti. Setiap jama’ah haji harus berlaku disiplin mematuhi larangan tersebut dan pengendalian itu dengan sendirinya merupakan latihan budi pekerti yang harus direalisasikan dalam kehidupan selanjutnya. Demikian yang dapat dilihat hubungan sebab akibat dan kaitan antara ibadah dengan budi pekerti yang selama ini hanya sebagai isapan jempol saja (tidak perhatikan dan diaplikasikan).

Hikmah Ibadah 1. Tidak Syirik َ‫ى َخلَقَ ُه َّن ا ِْن ُك ْنت ُ ْم اِيَّاهُ تَ ْعبُد ُْون‬ ْ ‫َوا ْس ُجد ُْوا ِهللِ الَّ ِذ‬

Artinya: “ ..dan melainkan bersujudlah kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar hanya kepada Nya kamu menyembah (beribadah) [Ha Mim As Sajdah 41:38]. “

Seorang hamba yang sudah berketapan hati untuk senantiasa beribadah menyembah kepada Nya, maka ia harus meninggalkan segala bentuk syirik. Ia telah mengetahui segala sifat-sifat yang dimiliki Nya adalah lebih besar dari segala yang ada, sehingga tidak ada wujud lain yang dapat mengungguli Nya dan

dapat

dijadikan

tempat

bernaung.

2. Memiliki ketakwaan َ‫ِى َخلَقَ ُك ْم َو الَّ ِذيْنَ ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْون‬ ُ َّ‫ياَيُّ َها الن‬ ْ ‫اس ا ْعبُد ُْوا َربَّ ُك ُم الَّذ‬ Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang sebelummu supaya kamu bertakwa [Al Baqarah 2:22]. “

Ada dua hal yang melandasi manusia menjadi bertakwa, yaitu karena cinta atau karena takut. Ketakwaan yang dilandasi cinta timbul karena ibadah yang dilakukan manusia setelah merasakan kemurahan dan keindahan Allah SWT. Setelah manusia melihat kemurahan dan keindahan Nya munculah dorongan untuk beribadah kepada Nya. Sedangkan ketakwaan yang dilandasi rasa takut timbul karena manusia menjalankan ibadah dianggap sebagai suatu kewajiban bukan sebagai kebutuhan. Ketika manusia menjalankan ibadah sebagai suatu kewajiban adakalanya muncul ketidak ikhlasan, terpaksa dan ketakutan akan balasan dari pelanggaran karena tidak menjalankan kewajiban. 3. Terhindar dari kemaksiatan ...‫ان الصلوة تنهى عن الفحشاء والمنكر‬.. Artinya: “Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata [Al Ankabut 29:46].”

Ibadah memiliki daya pensucian yang kuat sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh kemaksiatan, tetapi keadaan ini hanya bisa dikuasai jika ibadah yang dilakukan berkualitas. Ibadah ibarat sebuah baju yang harus selalu dipakai

dimanapun

manusia

berada.

4. Berjiwa sosial Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan lingkungan disekitarnya, karena dia mendapat pengalaman langsung dari ibadah yang dikerjakannya. Sebagaimana ketika melakukan ibadah puasa, ia merasakan rasanya lapar yang biasa dirasakan orang-orang yang kekurangan. Sehingga mendorong hamba tersebut lebih memperhatikan orang-orang dalam kondisi ini. 5. Tidak kikir ‫سبِي ِْل ِِال َوالسَّائِ ِليْنَ َو فِى الِّ ِرقَابِج‬ َّ ‫َوات َى ْال َما َل َعلى ُحبِِّه ذَ ِوى ْالقُ ْربى َو ْاليَتمى َو ْال َمس ِكيْنَ َواب ِْن ال‬ Artinya:“Dan karena cinta kepada Nya memberikan harta benda kepada ahli kerabat, dan anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya. [Al Baqarah 2:178]. “ Harta yang dimiliki manusia pada dasarnya bukan miliknya tetapi milik Allah SWT yang seharusnya diperuntukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi karena kecintaan manusia yang begita besar terhadap keduniawian menjadikan dia lupa dan kikir akan hartanya. Berbeda dengan hamba yang mencintai Allah SWT, senantiasa dawam menafkahkan hartanya di jalan Allah SWT, ia menyadari bahwa miliknya adalah bukan haknya tetapi ia hanya memanfaatkan untuk keperluanya semata-mata sebagai bekal di akhirat yang diwujudkan dalam bentuk pengorbanan harta untuk keperluan umat.

6. Merasakan keberadaan Allah SWT َ‫َّاج ِديْن‬ ِ ‫اَلَّذِى َي َراكَ ِحيْنَ تَقُ ْو ُم َوتَقَلُّ َبكَ فِى الس‬

“Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud Ketika seorang hamba beribadah, Allah SWT benar-benar berada berada dihadapannya, maka harus dapat merasakan/melihat kehadiran Nya atau setidaknya dia tahu bahwa Allah SWT sedang memperhatikannya. 7. Meraih martabat liqa Illah .....‫َيد ُ هللاِ َف ْوقَ اَ ْي ِد ِه ْمج‬ Artinya:“Tangan Allah ada diatas tangan mereka [Al Fath 48:11].” Dengan ibadah seorang hamba meleburkan diri dalam sifat-sifat Allah SWT, menghanguskan seluruh hawa nafsunya dan lahir kembali dalam kehidupan baru yang dipenuhi ilham Ilahi. Dalam martabat ini manusia memiliki pertautan dengan Tuhan yaitu ketika manusia seolah-olah dapat melihat Tuhan dengan mata kepalanya sendiri. Sehingga segala inderanya memiliki kemampuan batin yang sangat kuat memancarkan daya tarik kehidupan suci. Dalam martabat ini Allah SWT menjadi mata manusia yang dengan itu ia melihat, menjadi lidahnya yang dengan itu ia bertutur kata, menjadi tangannya yang dengan itu ia memegang, menjadi telinganya yang dengan itu ia mendengar,

menjadi

kakinya

yang

dengan

itu

ia

melangkah.

8. Terkabul Doa-doanya ُ ‫ا ُ ِجيْبُ دَع َْوة َ الدَّاعِ اِذَا دَ َعانِال فَ ْل َي ْست َِج ْيب ُْوا ِلى َو ْاليُؤْ ِمنُ ْوا ِبى لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر‬ ‫شد ُْون‬ Artinya:“Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku. Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku supaya mereka mengikuti jalan yang benar [Al Baqarah 2:187].”

Hamba yang didengar dan dikabulkan doa-doanya hanyalah mereka yang dekat dengan Nya melalui ibadah untuk selalu menyeru kepadaNya. 9. Banyak saudara, َ ‫ص‬ ‫طبِ ْر َعلَ ْي َهاط‬ ْ ‫صلوةِ َوا‬ َّ ‫واْ ُم ْر ا َ ْهلَكَ بِال‬..... َ Ibadah selayaknya dikerjakan secara berjamaah, karena setiap individu pasti memerlukan individu yang lain dan ibadah yang dikerjakan secara berjamaah memiliki derajat yang lebih tinggi dari berbagai seginya terutama terciptanya jalinan tali silaturahim. Dampak dari ibadah tidak hanya untuk individu tetapi untuk kemajuan semua manusia, jangan pernah putus asa untuk mengajak orang lain untuk beribadah, karena ia sedang memperluas lingkungan ibadah

dan

memperpanjang

masanya.

10. Memiliki Kejujuran, ‫ض َْيت ُ ُم الصَّلواةَََ فَا ْذك ُُر ْوا هللاَ قِيَ ًما َّوقُعُ ْودًا َّوعَلى ُجنُ ْو ِب ُك ْمج‬ َ َ‫فََ اَذا ق‬ ِ ... Artinya:“Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka ingat lah kepada Allah sambil berdiri, sambil duduk dan sambil berbaring atas rusuk kamu. [An Nisa 4:104].“ Ibadah berarti berdzikir (ingat) kepada Allah SWT, hamba yang menjalankan ibadah berarti ia selalu ingat Allah SWT dan merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasinya sehingga tidak ada kesempatan untuk berbohong. ‫ِى اِلَى اْل َجنَّ ِة‬ ِّ ِ ‫ا َِّن‬... ْ ‫الصدْقَ يَ ْهدِى اِلَى اْلبِ َّر َوا َِّن اْلبِ َّر يَ ْهد‬ Artinya:“Kejujuran mengantarkan orang kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan

orang

ke

surga

[HR

11. Berhati ikhlas, ‫صيْنَ لَهُ ا ِلدِّ ْينَال ُحنَفَا َء‬ ِ ‫ َو َما ا ُ ِم ُر ْوا اِالَّ ِليَ ْعبُد ُْوا هللاَ ُم ْخ ِل‬....

Bukhari

&

Muslim].”

Artinya:“Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus. [Al Bayyinah 98:6]. " Allah SWT menilai amal ibadah hambanya dari apa yang diniatkan, lakukanlah dengan ikhlas dan berkwalitas. Jangan berlebihan karena Allah SWT tidak menyukainya. ِّ ِ ‫َهلََِ كَ ْال ُمتَن‬ ‫ قَا َل ثَالَثًا‬, َ‫َطعُ ْون‬ Artinya:“ Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah, beliau ulang hingga

tiga

kali.

[HR

Muslim].’’

12. Memiliki kedisiplinan Ibadah harus dilakukan dengan ‫ دائمون‬dawam (rutin dan teratur), ‫خاشعون‬ khusyu

(sempurna),

‫يحافظون‬

terjaga

dan

semangat.

13. Sehat jasmani dan rohani Hamba yang beribadah menjadikan gerakan shalat sebagai senamnya, puasa menjadi sarana diet yang sehat, membaca Al Qur an sebagai sarana terapi kesehatan mata dan jiwa. Insya Allah hamba yang tekun dalam ibadah dikaruniakan kesehatan.

B. Peran dan hikmah Akhlaq dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas Peran Akhlak 1.

Akhlak bertujuan membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.

Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik

ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. 2. Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh akhlak agar manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat. 3.

Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan

Seseorang yang mempelajari ilmu ini akan memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan baik dan buruk, dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baik dan perbuatan yang buruk. 4.

Ilmua akhlak atau akhlak yang mulia juga berguna dalam

mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia disegala bidang. Seseorang yang memiliki IPTEK yang maju disertai akhlak yang mulia, niscaya ilmu pengetahuaan yang Ia miliki itu akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan hidup manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki pangkat, harta, kekuasaan, namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya itu akan disalah gunakan yang akibatnya akan menimbulkan bencana dimuka bumi. 5.

Terhindar dari perbuatan buruk

Demikian juga dengan mengetahui akhlak yang buruk serta bahaya-bahaya yang akan ditimbulkan darinya, menyebabkan orang enggan untuk melakukannya dan berusaha menjauhinya. Orang yang demikian pada akhirnya akan terhindar dari berbagai perbuatan yang dapat membahyakan dirinya. 6.

Dapat membedakan baik dan buruk

Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk,

soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masingmasing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat 7. Akhlak kehidupan masyarakat menjadi makmur. Suatu masyarakat yang penduduknya berakhlak mereka akan berbuat sebaikbaiknya untuk diri dan masyarakatnya. Mereka akan bekerja dan berusaha untuk sebesar-besar kemakmuran masyarakat secara nyata.

Orang yang berakhlak belum merasa senang dan gembira jika masyarakat belum mencapai kemakmuran, sebagimana digambarkan dalam QS. Ibrahim ayat 24 : "Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik" . Maksudnya orang yang berakhlak bagaikan pohon rindang yang buahnya senantiasa memberi mamfaat kepada manusia, lantaran orang-orang yang berakhlak itu tidak pernah berkata kecuali yang baik dan tidak pernah berbuat kecuali yang baik pula.

8. Akhlak menjadikan tindak kejahatan tidak akan terjadi didalam masyarakat. Tidak pernah kita jumpai dalam sejarah manapun hingga sekarang bahwa orangorang yang berbuat jahat itu memiliki akhlak. Karena tidak ada satu pun ajaran akhlak yang mentolerir perbuatan jahat sekecil apapun. Jika sampai ada ajaran akhlak yang mengajarkan kita berbuat jahat maka yang demikian itu adalah ajaran sesat dan menyesatkan yang harus diberantas sampai tuntas.

Ajaran Islam telah secara lengkap dan sempurna mengajarkan akhlak kepada kaum muslim. Maka setiap muslim yang taat kepada Allah pasti ia memiliki akhlak yang luhur. Maka ironis sekali jika masyarakat kita yang mayoritas

muslim tetapi moralnya rusak dan hancur. Itu artinya agama Islam belum menjiwai masyarakat kita atau masyarakat kita belum menjadi muslim yang taat.

9. Akhlak akan menjadikan manusia menajadi manusia yang luhur dan terhormat, baik didunia maupun diakhirat. Dikarenakan orang yang berakhlak senantiasa menghormati orang lain betapa pun rendahnya kedudukan orang tersebut, mereka senantiasa menjadi contoh yang baik dalam setiap menjalankan aktifitas kehidupannya. Maka pantaslah jika mereka senantiasa dihormati dan diteladani orang lain karena tidak adal dalam diri mereka sifat-sifat yang tercela. Hikmah Akhlak 1.

Memajukan Rohani

Dengan mempelajari ilmu akhlak, rohani manusia menjadi terdidik dan secara otomatis menjadi kuat dalam menangkis sekian banyak godaan yang dapat menurunkan kwalitas rohani manusia. 2.

Menuntut Kepada Kebaikan

Ilmu akhlak juga mempelajari dan mendorong manusia supaya memiliki kebiasaan dan tingkah laku yang baik, sehingga dapat menjalani hidup dengan bermanfaat dan memproduksi kebaikan yang mendatangkan manfaat bagi sesama manusia. 3.

Memberi Kesempurnaan Iman

Keindahan akhlak merupakan manivestasi dari pada kesempurnaan iman, seseorang tidak dikatakan sungguh-sungguh beriman apabila akhlaknya jelek. 4.

Memperoleh Keutamaan di Akhirat

Orang-orang yang berakhlak, yang berusaha mengaplikasikan dalam kehidupannya, maka ia akan hidup dengan penuh keberkatan, damai, tenang dan di ridhoi oleh Allah, dan akan selamat hidup di akhirat.

5.

Merupakan Kebutuhan Primer Dalam Keluarga

Apabila setiap keluarga sudah dapat mengaplikasikan akhlak mulia dan selalu berada pada ajaran Allah, maka tidak diragukan lagi negara akan berdiri tegak dan jaya. 6.

Menjadi Asas Kerukunan Antar Tetangga

Dalam kehidupan bertetangga, akhlak Islam memang sangat menentukan. Seseorang yang bergaul dengan tetangga yang baik, maka ia tidak akan menyakiti hati tetangganya. Ia akan selalu berusaha untuk saling menghormti, menghargai, membantu dan berlaku sopan. Karena tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita setelah keluarga dan kita juga harus mengetahui batasbatas apa yang tidak boleh dilanggar dalam bertetangga, dan kita dapat menghormati hak-hak tetangga[3]. 7.

Mempunyai Peranan Dalam Pembinaan Remaja

Ilmu akhlak dapat menuntun kaum muda untuk selalu berbuat baik, berfikir positif, dan menggunakan waktu sebaik-baiknya. Ilmu akhlak juga dapat mempengaruhi tingkah laku pemuda agar tidak terjerumus pada perbuatan jahat dan keji, sehingga keharmonisan hidup dapat terjaga, dan masyarakat tidak akan terepotkan oleh ulah pemuda-pemudanya. 8.

Berperan Dalam Pergaulan Umum

Ilmu akhlak juga berperan dalam menjaga keharmonisan antar manusia. Ia dapat menciptakan pergaulan hidup yang damai, baik, dan serasi bila setiap anggota masyarakat dapat menerapkan akhlak terpuji kepada anggota masyarakat lainnya. 9.

Merupakan Faktor Mutlak dalam Pembangunan Suatu Negara

Akhlak dapat berperan bagi pembangunan suatu bangsa. Masyarakat yang berakhlak terpuji tidak akan mau berbuat korupsi, merampok, berjudi, memfitnah, mencaci, mengadu domba dan lain-lain. 10. Berperan Dalam Hubungan Antar Bangsa

Masyarakat yang telah berakhlak dengan baik akan membuat negara menjadi baik, dan bila semua-semua negara telah berakhlak baik, maka hubungan internasional akan baik[4].

C. Peran dan hikmah Muammalah dalam pembentukan pribadi,keluarga,dan masyarakat yang berkualitas Peran Muammalah 1. Jual beli dapat menata struktur kehidupan ekonomi masyarakat yang menghargai hak milik orang lain. 2. Penjual dan pembeli dapat memenuhi kebutuhannya atas dasar kerelaan atau suka sama suka. 3. Masing-masing pihak merasa puas, Penjual melepas barang dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang, sedangkan pembeli memberikan uang dan menerima barang dagangan dengan puas pula. Dengan demikian jual beli juga mampu mendorong untuk saling bantu antara keduanya dalam kebutuhan sehari-hari. 4.

Dapat menjauhkan diri dari memakan atau memiliki barang yang (batil).

5.

Penjual dan pembeli mendapat rahmad dari Allah SWT.

6. Menumbuhkan ketentraman dan kebahagian Hikmah Muammalah Kita dapat mengambil hikmah atau manfaat setelah melakukan Muamalah, beberapadiantaranya adalah mendapat pahala dari Allah, dapat menjaga hubungan antar manusia dan menjaga ketertiban hidup di masyarakat. 1. Mencari dan Mendapatkan Karunia Allah Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli

yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al Jumuah : 9-10). Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia harus mencari karunia Allah di muka bumi. Hal ini tentu saja bagian dari kebutuhan hidup manusia dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Untuk itu, jual beli adalah salah satu alat atau proses agar manusia 2.

Menjauhi Riba

“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan atas suatukaum memakan sesuatu, maka diharamkan pula hasil penjualannya” (HR Abu Daud dan Ahmad) Riba jelas dilarang oleh Allah SWT. Untuk itu, melakukan jual beli dapat menjauhkan diri dari riba. Tentu saja jika berjualan dan membeli tidak disandingkan dengan sistem riba juga. Dengan jual beli, tentunya ada akad dan kesepakatan. Untuk itu, tidak akan dikenai riba atau hal yang bisa mencekik hutang berlebih bagi pembeli. Sebagaimana disampaikan dalam hadist, Rasulullah SAW melaknat orang yang makan riba, yang memberi makannya, penulisnya dan dua saksinya, dan beliau bersabda : “Mereka itu sama”. (HR. Muslim) maka riba harus dijauhi dan jual beli tidak masalah dilakukan. Asal dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sesuai syariah islam.

3. Menegakkan Keadilan dan Keseimbangan dalam Ekonomi “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS An-Nisa : 29) Perniagaan atau jual beli tentunya harus dilaksanakan dengan suka sama suka. Jika ada proses jual beli yang membuat salah satu terdzalimi atau merasa tidak adil, maka perniagaan itu tidak akan terjadi, atau jikalaupun terjadi maka yang rugi juga akan kembali pada pihak tersebut. Misalnya orang yang menipu pembeli, maka pembeli yang merasa tidak adil akan tidak kembali kepada penjual tersebut. Hal ini juga sebagaimana dijelaskan dalam hadist bahwa proses jual beli akan meningkatkan keadilan dan keseimbangan ekonomi karena ada aturan bahwa barang dan harga yang dijual harus sama dan menguntungkan satu sama lain. “Emas ditukar dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama beratnya dan langsung diserahterimakan. Apabila berlainan jenis, maka juallah sesuka kalian namun harus langsung diserahterimakan/secara kontan” (HR. Muslim) 4.

Menjaga Kehalalan Rezeki

Dengan melakukan jual beli maka kita bisa menjaga kehalalan rezeki. Tentu saja bagi yang melakukan penipuan atau pelanggaran jual beli akan membuat rugi diri sendiri. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadist, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang dagangan yang memiliki cacat kepada saudaranya sesama

muslim, melainkan ia harus menjelaskan cacat itu kepadanya” (HR. Ibnu Majah) Dan bagi penjual atau pembeli yang tidak bisa menjaga kehalalan rezekinya maka sebagiamana hadist, “Barang siapa yang berlaku curang terhadap kami, maka ia bukan dari golongan kami. Perbuatan makar dan tipu daya tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban) 5.

Produktifitas dan Perputaran Ekonomi

Dengan adanya jual beli, hikmah yang didapat lagi adalah akan terjadinya produktifitas dan perputaran roda ekonomi di masyarakat. Ekonomi akan berjalan secara dinamis dan tidak dikuasai oleh satu orang saha yang mengkonsumsi barang atau jasa. Untuk itu proses jual beli yang dilakukan dengan adil dan seimbang akan membuat keberkahan rezeki bagi masyarakat. 6.

Silahturahmi dan Memperbanyak Jejaring

Selain dari hal yang disebutkan di atas, dapat diketahui pula bahwa proses jual beli dapat menambah silahturahmi dan memperbanyak jejaring kita di masyarakat. Berbagai kebutuhan akan kita beli di orang yang berbeda, untuk itu setiap transaksi jual beli kita akan mendapatkan orang-orang yang berbeda di setiap harinya. Untuk itu jejaring pun akan semakin banyak. Dengan silahturahmi dan jejaring tentunya hal tersebut dapat menambahkan keberkahan harta dan rezeki kita. Untuk itu, ummat islam harus dapat melakukan jual beli yang halal agar hikmah dan keberkahan jual beli tersebut dapat dirasakan dengan baik oleh kita. Tentu saja dengan menjauhi jual beli yang juga mengandung riba.

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al-Baqarah: 275) Untuk itu penting kiranya ummat islam dapat mempelajari dan memahami juga tentang ekonomi islam agar bertransaksi ekonomi sesuai syariah,

BAB III PENUTUP III.1. Saran III.2. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA http://zhebaulil.blogspot.com/2013/03/pengertian-dan-manfaat-mempelajari.html, diaskes

pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 21.19 WIB http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/12/pengertian-akhlak-ruang-lingkuptujuan.html, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 21.32 WIB https://www.facebook.com/notes/suprih-koesoemo/pengaruh-ibadah-padapembentukan-pribadi/117087231667509/, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 21.40WIB http://islamireligius.blogspot.com/2009/08/hikmah-ibadah.html, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 21.55 WIB https://www.academia.edu/10048018/Pengertian_Akhlaq_macammacam_Akhlaq_terpuji_dan_penerapan_Akhlaq_dalam_kehidupan_sehari-hari, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 22.00WIB http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/12/pengertian-akhlak-ruang-lingkuptujuan.html, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 22.21 WIB https://www.academia.edu/19609286/Makalah_Fiqh_Muamalah_tentang_jual_beli_d alam_islam, diaskes pada Kamis, tanggal 19 September 2019 jam 23.56 WIB

Related Documents


More Documents from "Aidil Alfian"