Makalah India Kuno

  • Uploaded by: nisa
  • 0
  • 0
  • January 2021
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah India Kuno as PDF for free.

More details

  • Words: 4,342
  • Pages: 23
Loading documents preview...
PERADABAN INDIA KUNO DI S U S U N OLEH : AGUNG ZULFATIR MUH.AMMAR HARIS ANNISA BERLIANI NURFAJRIANI

SMAN.2 PANGKAJENE Kata Pengantar

Assalamualikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas semua nikmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami tahu bayak kekurangan dalam penulisan makalah ini,itu dekarenakan kemampuan kami yang terbatas namun berkat kerjasama dan bantuan orang tua serta para guru yang tanpa lelah membimbing kami Juga teman-teman kami yang selalu membantu kami dalam menyelesaikan makalah yang akan membahas mengenai peradaban india kuno yang akan sangat menarik untuk dibaca. Kami berharap dengan penulisan makalah ini akan memberikan pelajaran khususnya bagi kami dan bagi para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan menambah informasi agar dapat berprestasi dimasa mendatang,dan untuk itu saya ucapkan banyak terima kasihAkhir kata. Wassalamualaikum wr. Wb

Pangkajene,30 maret 2013

penyusun

INDIA KUNO

Letak astronimis india terletak pada

8º LU-37º LU dan 68º BT-97º BT sedang letakgegrafis india

yaitu terletak di asia selatan yang berupa semenanjung,dan berbatasan dengan NEPAL,BHUTAN,DAN CHINA disebelah utara,Bangladesh, Myanmar, dan Teluk Benggala di sebelah timur. dibagian Selatan berbatasan dengan Sri Langka dan Samudera Hindia. Dan dibagian Barat berbatasan dengan Pakistan dan Laut Arab. Berdasarkan bentang alamnya india dapat dibagi menjadi 3 yaitu; A,daerah pegunungan Himalaya di utara.Di daerah ini terdiri dari pegunungan dan dataran tinggi. B.Dataran gangga ditengah.Di daerah ini adalah daerah yang subur,karena dilalui oleh sungai gangga dan sungai Brahma Putra sehingga menjadi daerah pertanian dan terpadat penduduknya. C.Semenanjung India diselatan,umumnya berupa perbukitan dan pegunungan yang disebut Plato Dekka.Disebelah barat dan timur terdapat Pegunungan Ghats barat dan timur. Sungai-sungai besar India yang dapat di jadikan transportasi antara lain S. Gangga, S. Indush, dan S. Brahma Putra. Hutan yang ada di India adalah Hutan Tropis, Hutan Musim, dan sabana dan stepa.

PERADABAN YUNANI

A. Peradaban Lembah Sungai Indus

Peradaban India berkembang di kawasan lembah Sungai Indus, yang sekarang masuk wilayah Pakistan, sebelah barat daya India. Ini diteliti oleh arkeolog asal Inggris yang bernama Sir John Marshall. Penelitianya menemukan reruntuhan 2 kota menakjubkan, yaitu Mohenjodaro dan Harrapa yang kira-kira berdiri pada tahun 3000 SM dan mengalami kehancuran pada tahun 1500 SM. Peninggalan itu memunculkan adanya Bangsa Dravida. Ciri-ciri bangsa itu : 1. Hidung pesek 2. Rambut keriting 3. Badan pendek 4. Berkulit hitam Masyarakat Mohenjodaro dan Harrapa memiliki kebudayaan yang tinggi. Hal ini terbukti

dengan adanya masyarakat yang membangun kota secara teratur, bangunan-bangunan dilengkapi dengan kuil, perumahan, pasar, dan lumbung, dan jalan besar yang lurus serta saluran pembuangan air yang terdapat di bawah tanah. 1.

Sistem Pemerintahan

Pada awalnya sebelum kota dibangun, dipegang oleh kepala suku, kemudian berkembang sehingga dipegang oleh pemerintah desa. Setelah kota terbentuk, dipegang oleh pemerintah kota. Kemungkinan kota-kota di lembah Sungai Indus berbentuk negara kota. Terbukti dengan adanya benteng yang mengelilingi kota. Benteng tersebut mempunyai arti bahwa setiap kota memiliki otonom, baik ekonomi maupun politik. Sampai sekarang, masih sulit dipastikan apakah kota-kota itu dipimpin oleh raja. Kemungkinan besar, kota-kota itu dipimpin oleh Pendeta. Berarti Pendeta berfungsi sebagai pemimpin agama juga sebagai pemimpin politik. Karena terbukti bahwa terdapat runtuhan kuil di pusat kota. Dengan hal ini, kegiatan sehari-hari masyarakat Mohenjodaro dan Harrapa tidak jauh dari kepentingan agama.

2.

Sistem Kepercayaan

Masyarakat Mohenjodaro dan Harrapa menganut kepercayaan politheisme. Dewa yang paling utama untuk disembah adalah Dewi Ibu karena terbukti bahwa patung itu dibuat dari tanah liat. Dewi Ibu merupakan perwujudan dari kesuburan. Dengan demikian, masyarakat Mohenjodaro dan Harrapa bercorak agraris. Hal lain juga dilakukakan dengan pemujaan terhadap hewan mitologi. Hewan mitologi berbentuk hewan setengah manusia dan setengah hewan, atau hewan berkepala 2. Selain itu, mereka juga menyucikan hewan. Hewan yang disucikan antara lain, ular, sapi, harimau, dan gajah. Mereka juga memuja kekuatan alam seperti api, petir, pohon besar, dan sungai besar.

3.

Sistem Perekonomian Perekonomian bersifat agraris. Selain bertani mereka juga melakukan perdagangan.

4.

Peniggalan Budaya 

Beberapa materai yang terbuat dari lempengan tanah liat dengan hiasan bermacammacam, gambar : perempuan, macan, gajah, buaya, dan badak.

  

Kalung terbuat dari emas Senjata terbuat dari logam Clay tablet bertuliskan huruf piktogram



5.

Kompleks perumahan, pasar, tempat pertemuan, lumbung, kuil dll. Sistem Tulisan

Masyrakat ini telah memiliki sistem tulisan sendiri, berupa piktogram. Tulisan itu terdapat pada material yang terbuat dari tanah liat.

6.Hasil peradaban lembah sungai Indus, antara lain :  Kota Mohenjo Daro dan Harappa dibangun berdasarkan pola kota terencana yang modern.  Terdapat bangunan besar sebagai tempat pertemuan rakyat.  Rumah-rumah dibuat dari batu bata.  Jalan-jalan dibuat lebar-lebar.  Saluran air dibuat sesuai perencanaan kota modern.  Ditemukan bekas permandian.  Ditemukan perhiasan kalung emas dan perak dihias dengan permata.  Ditemukan senjata yang terbuat dari batu dan tembaga 7.Benda kuno yang terdapat di kota Mohenjo Daro dan Harappa, antara lain:  lempeng tanah (terra cotta) yang berbentuk persegi dan bergambar binatang atau tumbuhan, seperti gajah, harimau, sapi, badak, dan pohon beringin  tembikar yang berbentuk periuk belanga dan pecah-belah semacam piring dan cangkir  alat perhiasan berupa kalung, gelang, dan ikat pinggang dari tembaga  gambar dewa yang bertanduk, patung dewi Ibu (dewi kesuburan), dan patung pujaan: dewa bumi, dewa langit, dewa bulan, dewa air, serta dewa api.

Mata pencaharian bangsa Dravida adalah bercocok tanam, yang dibuktikan dengan ditemukannya cangkul, kapak, dan patung Dewi Ibu yang dianggap lambang kesuburan. Hasil pertanian berupa gandum dan kapas. Sudah ada saluran irigasi untuk mencegah banjir serta untuk pengairan sawah-sawah rakyat. Dalam perdagangan terlihat adanya hubungan dengan Sumeria di Lembah Eufrat dan Tigris, yang diperdagangkan adalah keramik dan permata. Sudah mengenal sistim kepercayaan menyembah banyak dewa (politeisme) serta segala sesuatu yang dianggap keramat. Contohnya adalah pohon pipal dan beringin yang oleh umat Buddha dianggap pohon suci, binatang yang dipuja adalah gajah dan buaya. Tata kota, sanitasi, serta kebersihan dan kesehatan dari perencanaan kota dapat dibuktikan dengan adanya: 1) bangunan rumah dibuat tinggi berdasarkan petunjuk kesehatan, 2) bangunan rumah dibuat seragam dari batu bata, 3) bangunan tidak ada yang menjorok ke depan, dan 4) saluran air dibangun sesuai dengan syarat kesehatan. Kebudayaan Indus runtuh pada tahun 1000 SM disebabkan oleh: 1) adanya bencana banjir dari Sungai Indus (Sindhu); 2) karena diserang bangsa Arya.

B. Peradaban Lembah Sungai Gangga

Pendukung kebudayaan Gangga adalah orang-orang Arya. Mereka berasal dari sekitar Laut Kaspia yang datang memasuki India sekitar 2000 SM di daerah India Utara. Akibat kedatangan bangsa Arya, bangsa Dravida terdesak dan menyingkir ke India Selatan. Namun, tidak dapat dihindari terjadinya percampuran antara dua kebudayaan yang akhirnya melahirkan hinduisme.

Bangsa Arya menguasai daerah subur di sekitar Sungai Gangga bahkan seluruh daerah di sekitar Lembah Indus. Mereka menyebutnya sebagai daerah Arya Warta atau daerah Hindustan, artinya tanah orang Hindu. Daerahnya meliputi sekitar Sungai Gangga, Lembah Yamuna, serta Lembah Indus. Untuk membatasi adanya percampuran ras, maka diciptakanlah Kasta serta kewajiban sattie (wanita ikut suami di waktu upacara pembakaran mayat). Perkawinan antarkasta menjadi salah satu penyebab seseorang dikeluarkan dari kasta. Orang Arya berada pada kasta brahmana, ksatria, dan sedikit pada kasta waisya. a. Kasta Brahmana ialah golongan para ahli agama dan ilmu pengetahuan. Golongan ini paling dihormati dan biasanya menjadi penasihat raja. b. Kasta Waisya ialah golongan pedagang dan petani. Mereka merupakan golongan yang berusaha, mengeluarkan keringat untuk menghasilkan perbekalan yang diperlukan oleh semua golongan. c. Kasta Ksatria ialah golongan ningrat dan para prajurit. Golongan inilah yang memegang kekuasaan dan menjalankan pemerintahan. d. Kasta Sudra ialah golongan buruh kasar dan hamba sahaya.

 Agama yang berkembang di India meliputi:  Agama Hindu. Agama Hindu memuja dewa-dewa, ada tiga dewa yang paling terkemuka Dewa Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wisnu sebagai pemelihara alam, dan Dewa Syiwa sebagai perusak alam. Kitab sucinya disebut Weda.  Agama Buddha. Agama Buddha diajarkan oleh Sidarta Gautama, putra mahkota kerajaan Kapilawastu di India Utara. Sidarta Gautama memperoleh pencerahan tentang masalah kehidupan, itulah yang disebut “Bodh”, sejak itu ia disebut “Budha”, artinya orang yang memperoleh “Bodh”. Kitab sucinya Tripitaka.  Hasil kesusastraan India yang berupa wiracarita antara lain: a. Kitab Ramayana

Kitab ramayana merupakan karangan Resi Walmiki. Menceritakan kisah putra mahkota bernama Rama putra Raja Dasaratha. Karena ulah ibu tirinya, Rama harus menjalani pengembaraan ke hutan, dalam pengembaraannya itu istrinya, Dewi Sinta, diculik oleh Rahwana atau Dasamuka, raja raksasa dari negeri Alengka (Sri Lanka). Rahwana dicegat oleh Jatayu, burung garuda raksasa, tetapi dapat dikalahkan oleh Rahwana. Dewi Sinta dilarikan sampai istana Alengka. Dengan pertolongan kera Sugriwa dan Hanoman, Sri Rama dapat menyerbu Kerajaan Alengka. Dengan bantuan bala tentara kera akhirnya Rahwana dapat dikalahkan dan Dewi Sinta dapat diselamatkan. b. Kitab Mahabharata Kitab Mahabharata karangan Resi Wiyasa. Menceritakan kisah keadaan keluarga besar Bharata, yang memerintah di kerajaan Hastina. Dua keturunan itu adalah Kurawa dan Pandawa saling memperebutkan tahta kerajaan. Mula-mula keluarga pandawa menjalani hukuman dibuang ke hutan selama 12 tahun, dalam pembuangan itu keluarga Pandawa memperoleh gemblengan ilmu, sehingga kuat lahir dan batin. Akhirnya terjadi perang saudara yang hebat antara dua turunan itu di medan perang Kuruksetra. Perang tersebut terkenal sebagai perang Bratayudha, yaitu perang antara kejahatan (pihak Kurawa) dengan kebaikan (pihak Pandawa). Akhirnya, Pandawalah yang menang.

Peradaban India memiliki pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia. Kebudayan India diterima oleh penduduk kepulauan Indonesia melalui proses perdagangan. Aspek-aspek kebudayaan dari India yang diterima oleh nenek moyang bangsa Indonesia benar-benar barang baru, yang tidak mereka kenal sebelumnya, misalkan aksara Pallawa, agama Hindu dan Buddha, dan penghitungan angka tahun Saka. Melalui ketiga aspek kebudayaan dari India itulah kemudian peradaban nenek moyang bangsa Indonesia terpacu dengan pesatnya, berkembang dan menghasilkan bentuk-bentuk baru kebudayaan Indonesia kuna yang pada akhirnya pencapaian itu diakui sebagai hasil kreativitas penduduk kepulauan Indonesia sendiri. Melalui aksara Pallawa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mendokumentasikan pengalaman dalam kehidupannya. Terbitnya prasastiprasasti dari kerajaan-karajaan kuna, penggubahan karya sastra dengan berbagai judul, serta dokumentasi tertulis lainnya adalah berkat dikenalnya aksara Pallava. Bahkan di masa kemudian aksara Pallava itu kemudian “dinasionalisasikan” oleh berbagai etnis Indonesia, maka muncullah antara lain aksara Jawa Kuna, Bali Kuna, Sunda Kuna, Lampung, Batak, dan Bugis. Setelah diterimanya agama Hindu-Buddha oleh penduduk kepulauan Indonesia terutama Jawa, maka banyak aspek kebudayaan yang dihubungkan dengan kedua agama itu menjadi turut berkembang pula. Hal yang dapat diamati secara nyata terjadi dalam bidang seni arca dan seni bangun (arsitektur). Bentuk kesenian lain yang turut terpacu sehubungan dengan pesatnya kehidupan agama Hindu-Buddha dalam masyarakat adalah seni sastra. Banyak karya sastra dan susastra yang digubah dalam masa Hindu-Buddha selalu dilandasi dengan nafas keagamaan Hindu atau Buddha. Juga diuraikan perihal ajaran agama yang dianyam dengan cerita-cerita yang melibatkan para ksatrya dan kerajaankerajaan atau kehidupan pertapaan.

HASIL PERADABAN INDIA KUNO Candi Matahari di Modhera

Candi Hindu di India merupakan bangunan yang lebih memfasilitasi metafisik daripada kebutuhan fisik. Secara simbolis, candi Hindu merupakan penghubung antara dewa-dewa dan dunia manusia. Interior candi Hindu sering seperti gua: gelap; sebagai ruang masuk ke kedalaman jiwa manusia. Oleh karenanya merancang dan membangun candi Hindu bersifat sakral. Pada setiap tahapan pembangunan, para pendeta melakukan ritual mengusir pengaruh buruk yang berbahaya. Idealnya, lokasi candi dekat dengan air dan pohon-pohon, dan bahan bangunan yang digunakan batu. Budaya India menyebar kebanyakan ke Asia Tenggara, seperti ke Myanmar, Kamboja, Thailand, juga Indonesia. Semua menghasilkan versi sendiri dari bentuk arsitektural India. Demikian pula di Indonesia, candi Hindu bentuknya agak sedikit berbeda dengan candi Hindu di India.

2. Harappa Sebuah peradaban tinggi bernama Harappa pernah berada di India pada ribuan tahun yang lalu dengan lay-out kota yang sangat canggih. Kejayaan Sebuah Peradaban Munculnya peradaban Harappa lebih awal dibanding kitab Veda, saat itu bangsa Arya belum sampai India. Waktunya adalah tahun 2500 sebelum masehi, bangsa Troya mendirikan kota Harappa dan Mohenjondaro serta kota megah lainnya didaerah aliran sungai India. Tahun 1500 sebelum masehi, suku Arya baru menjejakkan kaki di bumi India Kuno. Asal mula peradaban India, berasal dari kebudayaan sungai India, mewakili dua kota peninggalan kuno yang paling penting dan paling awal dalam peradaban sungai India, yang sekarang letakny\a di kota Mohenjodaro, propinsi Sindu Pakistan dan kota Harappa dipropinsi Punjabi. Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000 hingga 3000 sebelum masehi, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km persegi. Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Hara. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 sebelum masehi, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30 hingga 40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan. Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar. Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Sistim saluran air bawah tanah yang sempurna dengan menggunakan bata membuat kehidupan kota manusia sudah berubah menjadi nyata

Puing-puing menunjukkan Harappa merupakan sebuah kota yang mempunyai rancangan bangunan disekeliling ruang lingkup tertentu, kurang lebih menggunakan bahan yang sama segalanya sangat teratur, bahwa pada tahun 3000 sebelum masehi, orang-orang membangun kota dengan skala yang sedemikian, memperlihatkan tingginya peradaban mereka. Kedua kota ini hilang pada tahun 1750 sebelum masehi, kira-kira dalam waktu 1000 tahun kebelakang, didaerah aliran sungai India tidak pernah ada lagi kota yang demikian megahnya, namun pada 500 tahun lampau, ketika bangsa Arya datang menginvasi kebudayaan Harappa sudah merosot. Sejarah peradaban India kuno lalu menampakkan suatu kondisi patah, hingga muncul kerajaan baru pada abad ke-6 sebelum masehi, peradaban kota baru jaya kembali di aliran sungai India. Perkembangan peradaban tinggi India kuno terhadap bangkit dan musnahnya budaya Harappa, telah menambah sebuah misteri pada peradaban India. 3. Arsitektur Hoysala Arsitektur Hoysal

adalah gaya bangunan yang berkembang dibawah kepemimpinan

kekaisaran Hoysala yang kini berada di Karnataka, India, antara abad ke-11 dan abad ke-14. Pengaruh Hoysala berada pada puncaknya pada abad ke-13 ketika Hoysala mendominasi daerah dataran tinggi Dekan selatan. Kuil besar dan kecil dibangun selama era ini menjadi contoh gaya arsitektur Hoysala, termasuk kuil Chennakesava di Belur, kuil Hoysaleswara di Halebidu, dan kuil Kesava di Somanathapura. Contoh ukiran Hoysala lainnya adalah pada kuil di Belavadi, Amruthapura, Hosaholalu dan Nuggehalli. Penelitian terhadap gaya arsitektur Hoysala menunjukan pengaruh Indo-Arya sementara akibat gaya India Selatan lebih jelas.Aktivitas bangunan kuil kekaisaran Hoysala yang kuat diakibatkan oleh kejadian sosial, budaya dan politik selama periode tersebut. Transformasi tradisi bangunan kuil Karnata merefleksikan tren religius yang dipopulerkan oleh filsuf Vaishnava dan Virashaiva dan juga kecakapan perkembangan militer raja Hoysala yang ingin mengungguli maharaja Chalukya Barat dalam bidang artistik. Kuil dibangun lebih dahulu sebelum kemerdekaan Hoysala pada abad ke-12 yang merefleksikan pengaruh signifikan Chalukya Barat, sementara kuil selanjutnya menahan beberapa fitur penting pada seni Chalukya, tetapi

memiliki beberapa ornamentasi dan dekorasi yang berdaya cipta, memunculkan keunikan artis Hoysala. Sekitar seratus kuil masih ada di Karnataka, kebanyakan di distrik Malnad, tempat asal Raja Hoysala.

KARYA SENI INDIA KUNO India sebagai salah satu peradaban kuno di dunia tentunya memiliki beragam jenis kesenianyang dihasilkan, berikut adalah 3 bentuk kesenian dari India: 1. Seni lukis India Seni lukis di India tidak terlalu berkembang karena yang paling menonjol adalah seni patung dan seni arsitekturnya, era Ayanta (abad 5 M) dipercaya sebagai era dimana seni lukis mengalami kemajuan yang pesat.

Setelah itu, seni lukis terus mengalami perkembangan, seni lukis india biasanya di terapkan di dinding ataupun batu hingga abad ke 18 M.

2. Seni arsitektur India Abad 20 SM-4 M bangunan di India terbuat dari kayu, namun setelahnya mulai menggunakan batu. Bangunan di India umumnya dipakai sebagai tempat pemujaan (kuil) dan juga tempat tinggal biksu. Arsitektur India mengalami masa keemasan di abad 7-11 M, yang terkenal dengan dekorasinya. Elemen penting dalam arsitektur India adalah stupa, sikhara, pagoda (meru), dan torana (gerbang), elemen ini kemudian mulai diadaptasi oleh negara-negara di Asia Timur dan Asia Tenggara. 3. Seni patung India Banyak dibuat dengan bahan logam (perunggu, dsb) serta batu, seni relief juga ikut berkembang sejalan dengan seni patung. Patung-patung dibuat untuk sarana pemujaan.

Di awal masehi, orang India mulai mengenal seni Yunani dan Romawi yang sudah lebih dulu membuat patung manusia yang detail. Sejak itu orang India pun mulai membuat patung dewa dalam figur manusia yang dipahat secara detail.

CONTOH KARYA SENI DARI PERADABAN INDIA KUNO Benteng Merah, Sintesis Karya Seni Dua Benua

Benteng Merah di India. Dinasti Mughal adalah salah satu pemerintahan Islam yang berkembang pada abad ke-17 M di daerah India. Selama pemerintahan dinasti ini, banyak peradaban yang berhasil didirikan oleh sultan yang memerintah. Selain Taj Mahal, salah satu bangunan penting peninggalan dinasti Mughal adalah Benteng Merah atau Red Fort atau Lal Qila. Benteng Merah adalah sebuah kompleks benteng abad ke-17 M yang dibangun atas perintah penguasa Dinasti Mughal ketujuh, Shah Jahan. Pada tahun 1638, Shah Jahan mulai membangun Benteng Merah, kompleks yang dia fungsikan sebagai alat pertahanan (benteng), sekaligus istana dan taman. Benteng yang kini terletak di antara bentang jalan Netaji Subhash Marg dan Mahatma Gandhi Marg di wilayah Kota Delhi, India, itu selesai dibangun tahun 1648. Sejarah mencatat, kompleks Benteng Merah ini pernah difungsikan sebagai kamp militer oleh pemerintah kolonial Inggris hingga kemerdekaan India pada 1947. Benteng ini sempat dirusak pasukan Inggris tahun 1857 dan direstorasi pada 1903. Namun kini, kompleks Benteng Merah menjadi salah satu bangunan monumen kuno terbesar dan tujuan wisata paling populer di kota tua Delhi. Pada 2007, bangunan bersejarah ini juga ditetapkan sebagai salah situs warisan dunia yang dilindungi oleh Unesco. Di dalam kompleks benteng, terdapat bangunan istana raja yang berhiaskan aneka lukisan dan ornamen kaca, paviliun, tempat ibadah, jalanan lebar, pasar, tempat tinggal istri dan selir raja, dan taman. Selain bangunan-bangunan yang terdapat di dalam kompleks Benteng Merah—yang sebagian dijadikan museum, saat ini para pengunjung juga bisa menikmati pertunjukan seni yang bertajuk ‘Sound and Light Show’ setiap malamnya. Dinamakan Benteng Merah karena dinding raksasanya bermaterialkan batu pasir merah yang melingkupi kedelapan sisinya. Dinding itu memanjang dari ujung kota Shahjanabad (ibu kota pemerintahan Mughal saat itu-Red) dengan panjang seluruhnya 2,5 kilometer dan tinggi bervariasi antara 16 meter hingga 33 meter.

PETROGLYPH

Petroglyph ini dibuat ribuan tahun lalu oleh Indian kuno di barat daya Amerika. Menurut cerita rakyat Indian, dua objek seperti diatas bertabrakan di langit dan salah satunya terjatuh di wilayah Death Valley. Beberapa orang datang dengan pesawat lain dan membutuhkan beberapa lama untuk memperbaiki pesawat yang rusak, dan peristiwa ini diamati oleh penduduk Indian setempat.

Kalender bangsa india kuno

MASUKNYA PENGARUH BUDAYA INDIA TERHADAP INDONESIA

Pada mulanya hubungan antara Indonesia dengan India dalam bentuk hubungan dagang. Hubungan ini kemudian berkembang menjadi hubungan agama dan budaya. Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia tidaklah berasal dari satu tempat atau daerah di Indonesia. Kita tidak mengetahui secara pasti agama mana yang mula-mula datang ke Indonesia. Tetapi pada masa sekitar permulaan tarikh masehi di Indonesia telah dikenal agama Hindu dan Budha. Pada mulanya agama Hindu yang berkembang dan mempunyai banyak pengikut di Indonesia. Sebenarnya agama Budha juga sudah masuk namun belum berkembang. Hal ini terbukti dari agama yang dipeluk oleh raja Mulawarman dari Kutai dan raja Purnawarman dari Tarumanegara, yakni agama Hindu. Seorang pengembara Cina bernama Fa-shien menyebutkan bahwa agama Budha di Ye-po-ti (Pulau Jawa) tidak banyak. Pada tahun 414 Masehi, Fa-shien datang ke Pulau Jawa karena perahu yang ditumpanginya dari India mengalami kerusakan. Ia kemudian tinggal menetap untuk beberapa waktu di Indonesia. Dia mempelajari kehidupan bangsa Indonesia ketika itu dan mencatatnya. Disebutkannya bahwa kehidupan pemeluk agama Hindu dan Budha telah dapat hidup berdampingan secara damai. Setelah hidup berdampingan selama berabad-abad terjadilah sinkretisme (perpaduan) antara kedua agama tersebut. Hasil sinkretisme ini kemudian menumbuhkan suatu aliran baru yang disebut SiwaBudha. Agama ini berkembang pesat pada abad ke-13 Masehi. Penganut aliran agama ini, antara lain raja Kertanegara dan Adityawarman. Meskipun unsur budaya India mempengaruhi budaya Indonesia, tetapi budaya Indonesia tidak kehilangan kepribadiannya. Dalam perkembangannya, pengaruh itu mewujudkan budaya Indonesia baru yang coraknya masih terlihat sampai sekarang.



Orang India menyebarkan kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.



Pada abad 1-5 M di Indonesia muncul pusat-pusat perdagangan terutama pada daerah yang dekat dengan jalur perdagangan tersebut. Awalnya hanya sebagai tempat persinggahan tetapi akhirnya orang Indonesia ikut dalam kegiatan perdagangan sehingga Indonesia menjadi pusat pertemuan antar para pedagang, termasuk pedagang India.



Hal ini menyebabkan masuknya pengaruh budaya India pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Terlihat dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha serta berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India seperti Kutai, Tarumanegara, dsb.



Transfer kebudayaan India merupakan tahapan terakhir dari masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM. Penyebarannya melalui proses perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan Malaka. Jalur perdagangan antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan jalur Sutera. Bukti arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan serpihan-serpihan kaca yang bertuliskan huruf Brahmi.



Kebudayan Indonesia pada zaman kuno mempunyai fungsi strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina. Hubungan perdagangan IndonesiaIndia jauh lebih awal jika dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan perdagangan Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M. Hubungan dagang tersebut

kemudian berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan. Penyebaran budaya India tersebut menyebabkan: a. Tersebarnya agama Hindu-Budha di kalangan masyarakat Indonesia b. Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan c. Dikenalnya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang menandai masuknya zaman sejarah bagi masyarakat kepulauan Indonesia d. Budaya India tersebut meninggalkan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia terutama pada seni ukir, pahat, dan tulisan. Kebudayaan India yang memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat prasejarah menjadi masyarakat sejarah. Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang: 1. Budaya Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap. Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada: Seni Bangunan Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja. Contohnya: 1. Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan. 2. Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan. 3. Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan. Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur Seni rupa, dan seni ukir. Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi. Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu. · Seni Hias Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia.

·

·

Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik. Aksara/tulisan Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah diIndonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang. Kesusastraan Setelah kebudayaan tulis seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat. Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi). Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin. Irama kakawin didasarkan pada irama dari India. Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama. Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata. Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa). Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik. Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia. Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Tokohtokoh ini tidak ditemukan di India.

2. Pemerintahan Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian. Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun. Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh. Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang yang didewakan. 3. Sosial Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri. Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan. Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong. Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)

4. Kepercayaan Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.

Related Documents

Makalah India Kuno
January 2021 1
Kitab Kuno Asif
January 2021 1
Makalah
February 2021 2
Makalah
January 2021 2
Tamadun India
January 2021 1

More Documents from "Pravina Mohan"